You are on page 1of 14

BAB I

Ilustrasi Kasus
No. Registrasi Forensik

:123 / SK II / II /2013

No. Registrasi RSCM

: 0417A 0213

Hari/Tanggal Pemeriksaan

: PL : 03 Februari 2013 pukul 00.35 WIB


: PD : 03 Februari 2013 pukul 01.30 WIB

Identitas Korban
Nama

: Solihin

Jenis kelamin

: Laki-laki

Umur

: 48 tahun

Bangsa

: Indonesia

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Supir

Alamat

: Ds Surodadi, Gringsang RT/RW 07/03 kelurahan Surodadi Jawa


Tengah

Riwayat
Mayat diterima di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo tanggal 03 Februari 2013,
23.20 pukul WIB, pada surat permintaan visum dijelaskan bahwa korban meninggal dunia
diduga akibat luka tusuk pada lengan kanan dan rusuk kanan. Namun tidak ditemukan senjata
atau benda lain apapun.

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT NASIONAL


CIPTOMANGUNKUSUMO
Jalan Diponegoro no 71 Jakarta 10430 Kotak Pos 1086
Telp. 3918301,31930808 (Hunting), Fax 3148991

Nomor

: 123 / SK II / II /2013

Jakarta, 3 Februari 2013

Hal

: Hasil Pemeriksaan Terhadap Tn. S

Lampiran

: ---------------------------------------------------------------------------------------------

PRO JUSTISIA
VISUM ET REPERTUM
Yang bertanda tangan di bawah ini, dr. Samuel Amosilo Kesek, dokter umum pada
Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia - Rumah Sakit Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo di Jakarta, atas
permintaan tertulis dari Kepolisian SEK. Koja dengan surat nomor 13/VER/II/2013/Sekja
tanggal 03-02-2013, maka pada tanggal tiga Februari dua ribu tiga belas, pukul dua puluh tiga
lewat dua puluh lima menit Waktu Indonesia Barat, bertempat di Ruang bedah mayat
Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia - Rumah Sakit Dr. CiptoMangunkusumo, telah melakukan pemeriksaan bedah
jenazah dengan keterangan sebagai berikut: ----------------------------------------------------------Nama

: Tn. S ------------------------------------------------------------------

Jenis kelamin

: Laki- laki --------------------------------------------------------------

Umur

: 48 tahun ----------------------------------------------------------------

Kewarganegaraan

: Indonesia --------------------------------------------------------------

Pekerjaan
:
--------------------------------------------------------------------

Supir

Agama

: Islam -------------------------------------------------------------------

Alamat

: Ds Surodadi, Gringsang RT/RW 07/03 kelurahan Surodadi


Jawa Tengah ------------------------------------------------------------

Mayat telah diidentifikasi tanpa label. -----------------------------------------------------------------Hasil


----------------------------------------------------------------------------------------

Pemeriksaan

I. Pemeriksaan Luar:----------------------------------------------------------------------------------1. Bungkus mayat:-----------------------------------------------------------------------------------a) Dua buah helai kain berbahan katun, masing-masing berwarna hijau muda pada
bagian tepi terdapat renda-renda dan berwarna putih pada bagian tepi bertuliskan
RSUD Koja warna hijau. --------------------------------------------------------------------

2. Tidak ada perhiasan pada mayat ---------------------------------------------------------------3. Pakaian mayat :-----------------------------------------------------------------------------------Satu buah celana..............
Lanjutan Visum Et Repertum Nomor 123/SK II/II/2013
Halaman ke 2 dari 5 halaman

a) Satu buah celana dalam berbahan jaring berwarna cokelat. Pada bagian
pinggang terdapat tulisan Crocodile berwarna putih. Merk Crocodile
ukuran S. Tampak berlumuran darah. ------------------------------------------------4. Tidak ada pakaian pada mayat -----------------------------------------------------------------5. Tidak ada benda disamping mayat ------------------------------------------------------------6. Kaku mayat terdapat pada seluruh tubuh dan mudah dilawan. Lebam mayat tidak
didapatkan. ----------------------------------------------------------------------------------------7. Mayat adalah seorang laki-laki, bangsa Indonesia, berumur empat puluh delapan
tahun, kulit sawo matang, gizi sedang, panjang tubuh seratus lima puluh enam
sentimeter, berat tubuh lima puluh tiga kilogram, zakar disunat.--------------------------8. Identitas khusus pada tungkai bawah kanan sisi dalam tampak jaringan parut
berwarna putih dengan daerah mencekung seluas duabelas kali tujuh sentimeter. -----9. Rambut berwarna hitam, tumbuhnya lurus, panjang delapan sentimeter ; alis mata
berwarna hitam, tumbuhnya sedang, panjang nol koma lima sentimeter ; bulu mata
berwarna hitam, tumbuhnya lentik, panjang satu sentimeter, kumis berwarna hitam
tumbuhnya sedang panjang nol koma tiga milimeter, jenggot berwarna hitam beruban
tumbuhnya sedang panjang nol koma satu milimeter----------------------------------------10. Mata kanan terbuka sebesar empat milimeter, mata kiri terbuka sebesar empat
milimeter, selaput bening mata kanan dan kiri jernih, teleng mata kanan dan kiri
berwarna hitam berbentuk bulat berukuran lima milimeter, warna tirai kedua mata
cokelat tua, selaput bola mata kanan dan kiri berwarna putih pucat, selaput kelopak
mata kanan dan kiri tampak putih pucat.------------------------------------------------------11. Hidung sedang dan tidak ditemukan kelainan bentuk; kedua telinga berbentuk oval
dan tidak ditemukan kelainan bentuk ; Mulut terbuka lima milimeter, lidah tidak
terjulur dan tidak tergigit.------------------------------------------------------------------------12. Gigi geligi berjumlah tiga puluh, gigi kiri bawah nomor enam dan tujuh tidak
didapatkan. ----------------------------------------------------------------------------------------13. Dari lubang mulut, lubang hidung, lubang telinga kanan, telinga kiri, kemaluan, dan
pelepas keluar tidak ditemukan apa-apa.------------------------------------------------------14. Luka-luka:-----------------------------------------------------------------------------------------a) Pada lengan atas kanan sisi luar enam belas sentimeter di bawah puncak bahu
terdapat luka terbuka dari bawah depan ke atas belakang yang sudah dijahit
dengan benang berwarna hitamsebanyak delapan simpul berbentuk garis
melengkung sepanjang tujuh sentimeter, setelah dibuka tampak tepi rata
dengan dua sudut lancip pada sisi depan dan satu sudut tumpul pada sisi
belakang, tidak dijumpai jembatan jaringan. Luka tersebut menembus hingga
ke lengan atas kanan sisi dalam tigabelas sentimeter di bawah puncak bahu
berupa luka terbuka sepanjang dua koma lima sentimeter dari bawah depan ke
atas belakang yang telah dijahit menggunakan benang berwarna hitam
sebanyak tiga simpul, ketika jahitan dibuka tampak tepi luka rata memilikidua

sudut lancip pada sisi atas belakang dan satu sudut tumpul pada sisi bawah
depan, luka tersebut membentuk sudut tiga puluh derajat terhadap lengan atas.
b) Pada dada kanan dua puluh tiga sentimeter garis pertengahan depandan tujuh
sentimeter di bawah ketiak seratus sembilan belas sentimeter di atas lutut
Terdapat luka terbuka............
Lanjutan Visum Et Repertum Nomor 123/SK II/II/2013
Halaman ke 3 dari 5 halaman

terdapat luka terbuka dari depan ke belakang yang sudah dijahit dengan
benang berwarna hitam sebanyak lima simpul berbentuk garis melengkung
sepanjang enam sentimeter, setelah dibuka tampak tepi rata dengan satu sudut
tajam pada arah depan dan satu sudut tumpul pada arah belakang. Bagian
dalam luka dijahit dengan benang berwarna hitam dengan tiga simpul. Dasar
rongga dada. -----------------------------------------------------------------------------15. Patah tulang:---------------------------------------------------------------------------------------a) Tidak tampak dan tidak teraba adanya patah tulang. ----------------------------------16. Lain lain -----------------------------------------------------------------------------------------a) Pada bagian rahang bawah sampai kepala, kedua pergelangan tangan, kedua
pergelangan kaki terikat kain kasa. Pada dada kanan terdapat luka yang ditutupi
oleh kain kasa dan plester berwarna cokelat. Pada pergelangan tangan kanan dan
kiri terdapat luka berbentuk titik yang ditutupi oleh kain kasa dan plester berwarna
cokelat.----------------------------------------------------------------------------------------b) Pada dada kanan teraba derik udara. ------------------------------------------------------c) Darah diambil sebanyak tiga mililiter, pada pencampuran darah dengan serum
anti-A darah darah tidak menggumpal, dengan serum anti-B darah tidak
menggumpal (golongan darah O) --------------------------------------------------------d) Urin terambil sebanyak tiga mililiter. ---------------------------------------------------II. Pemeriksaan Dalam (Bedah Jenazah) ----------------------------------------------------------17. Jaringan lemak bawah kulit berwarna: kuning, daerah dada setebal empat milimeter
dan daerah perut sepuluh sentimeter. Otot-otot berwarna merah, cukup tebal. Sekat
rongga badan kanan setinggi sela iga tiga, kiri setinggi sela iga empat. Tulang dada:
utuh. Dalam rongga dada kanan terdapat darah dan bekuan darah sebanyak tujuh ratus
mililiter, sebelah kiri terdapat sedikit cairan berwarna kuning jernih, kandung jantung
tampak tiga jari diantara kedua paru, berisi sedikit cairan encer kuning jernih. ---------18. Pada jaringan ikat bawah kulit daerah leher tidak terdapat resapan darah. Otot leher:
berwarna merah kecokelatan. ------------------------------------------------------------------19. Selaput dinding perut berwarna kelabu mengkilat. Otot dinding perut berwarna merah
kecoklatan, cukup tebal. Dalam rongga perut tidak terdapat cairan atau darah. ---------20. Lidah berwarna kelabu, penampang terlihat coklat pucat. Tulang lidah, rawan gondok
da rawan cincin utuh. Kelenjar gondok berwarna cokelat kemerahan, perabaan kenyal
padat, penampang berwarna cokelat pucat, berat empat belas gram. Kelenjar
kacangan: Tidak ditemukan. Kerongkongan berisi lendir warna cokelat kental,
selaput lendir warna kelabu tampak pelebaran pembuluh darah. Batang tenggorok
berisi lendir berwarna cokelat dan bekuan darah, selaput lendir berwarna kelabu. -----21. Jantung sebesar satu kali tinju kanan mayat, berwarna coklat, perabaan kenyal padat.
Ukuran lingkaran kutub serambi kanan sebelas sentimeter, kiri sembilan sentimeter,
pembuluh nadi paru enam sentimeter dan batang nadi enam koma lima sentimeter.
Tebal otot bilik kanan tiga milimeter dan kiri sepuluh milimeter. Pembuluh nadi

jantung tidak menebal tidak tersumbat. Sekat jantung berwarna coklat merata, berat
dua ratus enam puluh lima gram. --------------------------------------------------------------22. Paru kanan terdiri atas tiga baga, berwarna ungu kehitaman pada permukaan terdapat
bintik-bintik berwarna hitam, perabaan kenyal padat, penampang berwarna merah
keunguan. Pada pemijatan keluar darah dan busa halus, berat paru kanan seratus
Sembilan puluh delapan................
Lanjutan Visum Et Repertum Nomor 123/SK II/II/2013
Halaman ke 4 dari 5 halaman

sembilan puluh delapan gram. Pada permukaan paru kanan baga bawah tiga
sentimeter di atas dasar paru tampak terpotong dengan tepi rata sepanjang dua
sentimeter. ----------------------------------------------------------------------------------------Paru kiri terdiri atas dua baga, berwarna cokelat keunguan pada seluruh permukaan
terdapat bintik berwarna hitam, perabaan kenyal spons, penampang berwarna cokelat
kemerahan. Pada pemijatan keluar darah dan busa halus, berat paru kiri seratus tiga
puluh sembilan gram. Pada sela antar baga terdapat pelebaran pembuluh darah. -------23. Limpa berwarna ungu kehitaman, permukaan keriput, perabaan kenyal padat,
penampang berwarna ungu kehitaman, gambaran limpa jelas dan pada pengikisan
jaringan terikut, berat seratus lima puluh dua gram. --------------------------------------24. Hati berwarna coklat, permukaan licin, tepi tajam, perabaan kenyal, penampang
berwarna coklat, gambaran hati jelas, berat delapan ratus lima puluh gram. ------------25. Kelenjar empedu berisi cairan encer berwarna coklat kehijauan, selaput lendir seperti
beludru, saluran empedu tidak tersumbat. ----------------------------------------------------26. Kelenjar liur perut berwarna kuning kecoklatan, permukaan berbaga-baga, perabaan
kenyal padat, penampang berwarna coklat pucat, gambaran kelenjar tampak pelebaran
pembuluh darah pada seluruh penampang, berat delapan puluh empat gram. -----------27. Lambung berisi sisa makanan setengah tercerna berupa nasi sayur, selaput lendir
kelabu, lambung tampak menggembung seperti balon. Usus dua belas jari berisi
lendir kental berwarna kuning kehijauan, selaput lendir kelabu. Usus halus: berisi
lendir warna coklat, selaput lendir kelabu. Usus besar: berisi lendir berwarna coklat,
selaput lendir kelabu. -------------------------------------------------------------------------28. Kelenjar anak ginjal kanan berbentuk seperti trapesium, warna kuning kecoklatan,
penampang berlapis, berat sepuluh gram. Kelenjar anak ginjal kiri berbentuk seperti
bulan sabit, warna kuning kecoklatan, penampang berlapis, berat delapan gram. ------29. Ginjal kanan simpai lemak tebal, simpai ginjal mudah dilepas, permukaan ginjal licin,
warna coklat keunguan, penampang berwarna coklat keunguan, gambaran ginjal jelas,
piala ginjal berisi cairan dengan diameter lima milimeter. Saluran kemih tidak
tersumbat dan tampak pelebaran pembuluh darah. Perabaan kenyal, berat delapan
puluh enam gram. Ginjal kiri simpai lemak tebal, simpai ginjal mudah dilepas.
Permukaan ginjal licin, warna coklat keunguan, penampang berwarna coklat
keunguan. Gambaran ginjal jelas, piala ginjal berisi cairan dengan diameter lima
milimeter, saluran kemih tidak tersumbat dan tampak pelebaran pembuluh darah.
Berat delapan puluh lima gram. ----------------------------------------------------------------30. Kandung kemih kosong, selaput lendir kelabu dan terdapat pelebaran pembuluh
darah. ----------------------------------------------------------------------------------------------31. Indung telur kiri : Tidak ada. -------------------------------------------------------------------Indung telur kanan : Tidak ada. ----------------------------------------------------------------Rahim : Tidak ada. --------------------------------------------------------------------------------

32. Kulit kepala bagian dalam tidak terdapat resapan darah. -----------------------------------Tulang tengkorak : utuh -------------------------------------------------------------------------Selaput keras otak : utuh ------------------------------------------------------------------------Selaput lunak otak : utuh ------------------------------------------------------------------------Otak besar utuh. Pada permukaan terdapat pelebaran pembuluh darah. Penampang
perbatasan antara daerah abu-abu dan putih jelas. -------------------------------------------Otak kecil....................
Lanjutan Visum Et Repertum Nomor 123/SK II/II/2013
Halaman ke 4 dari 5 halaman

Otak kecil : utuh. Pada permukaan terdapat pelebaran pembuluh darah, kedua otak
kecil sama tinggi tidak menekan ke batang otak. Penampang batas antara daerah putih
abu-abu jelas. -------------------------------------------------------------------------------------Batang otak : utuh. Pada permukaan tampak pelebaran pembuluh darah penampang
putih. -----------------------------------------------------------------------------------------------Bilik otak : kosong. ------------------------------------------------------------------------------Berat otak seribu tiga ratus gram. -------------------------------------------------------------33. Saluran luka : sesuai dengan Pemeriksaan Luar nomor 2, berturut-turut menembus
kulit, otot, sela iga keenam memotong sebagian iga keenam dengan tepi rata tiga belas
sentimeter dari garis pertengahan belakang, mengenai permukaan depan baga bawah
paru kanan. Pada permukaan belakang baga bawah paru kanan luka mengarah dari
atas belakang kanan ke bawah depan kiri dengan kedalaman luka sembilan belas
sentimeter.-----------------------------------------------------------------------------------------34. Pemeriksaan Laboratorium. --------------------------------------------------------------------Toksikologi : N/A------------------------------------------------------------------------------Histologi forensik : ----------------------------------------------------------------------------a) Jantung -------------------------------------------------------------------------------------b) Paru -----------------------------------------------------------------------------------------c) Ginjal ----------------------------------------------------------------------------------------d) Hati ------------------------------------------------------------------------------------------e) Limpa ---------------------------------------------------------------------------------------f) Kelenjar liur perut--------------------------------------------------------------------------g) Lambung ------------------------------------------------------------------------------------h) Otak -----------------------------------------------------------------------------------------Lain-lain : telah dilakukan uji pneumothorax dengan hasil positif. ---------------------III.

Kesimpulan -------------------------------------------------------------------------------------------Pada pemeriksaan mayat laki-laki berusia sekitar empat puluh delapan tahun ini,
ditemukan luka-luka terbuka pada lengan atas kanan dan dada kanan akibat kekerasan
tajam dengan senjata bermata satu. Penyebab kematian adalah kekerasan tajam pada
dada yang merobek paru dan menimbulkan perdarahan. ---------------------------------------Demikianlah visum et repertum ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan
menggunakan keilmuan sebaik- baiknya, dengan mengingat sumpah sesuai Kitab
Undang- Undang Hukum Acara Pidana ----------------------------------------------------------Dokter tersebut diatas,

Samuel Amosilo Santoso Kesek


112011216

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Prosedur Medikolegal
Penyidik berwenang untuk meminta keterangan ahli berupa Visum et Repertum
melalui surat permintaan visum (SPV) dalam proses penegakan hukum pada suatu kasus yang
merupakan suatu tindak pidana.
Pemeriksaan mayat ini sudah sesuai dengan prosedur medikolegal yaitu dengan
adanya permintaan dari penyidik dalam hal ini AKP Pademangan atas nama Kepala Polri
Resor Metropolitan Jakarta Utara kepada Kepala Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo atas
mayat yang merupakan korban yang diduga akibat pembunuhan (sesuai dengan pasal 2 PP
No.27 tahun 1983 dan pasal 133 KUHAP ayat 1). Permintaan dilakukan secara tertulis dan
disebutkan untuk pemeriksaan autopsi (sesuai dengan pasal 133 KUHAP ayat 2). Mayat
dikirim

diberi label yang memuat identitas mayat sehingga ini sesuai dengan pasal 133

KUHAP ayat 3.
Beberapa komponen yang diajukan oleh penyidik untuk surat permintaan visum
adalah kop surat kepolisian tempat permintaan visum itu dibuat, tujuan surat permintaan itu,
identitas korban pada kasus ini mayat, keterangan yang didapat saat ditemukannya mayat,
jenis pemeriksaan yang diminta dan jabatan polisi yang meminta dibuatkannya.
Sebelum dilakukan autopsi, pihak penyidik bersama dengan bagian forensik RSCM
telah meminta persetujuan dari pihak keluarga akan hal ini. Persetujuan diberikan oleh
keluarga secara tertulis. Hal ini sesuai dengan pasal 134 KUHAP ayat (1) yang berbunyi
Dalam hal sangat diperlukan di mana untuk keperluan pembuktian bedah mayat tidak
mungkin lagi dihindari, penyidik wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada keluarga
korban.

Luka Akibat Kekerasan Tajam


Benda-benda yang memiliki sisi tajam memberikan gambaran luka yaitu, bentuk luka
dengan dinding dan tepi luka yang rata. Berbentuk garis, tidak terdapat jembatan jaringan,
dan dasar luka berbentuk garis atau titik. Luka lecet atau memar biasanya tidak terlihat pada
kulit sekitar luka akibat kekerasan tajam, kecuali terdapat benturan pada kulit yang
diakibatkan gagang.
Gambaran luka yang diakibatkan benda tajam memberikan gambaran yang berbeda
sesuai dengan perlakuannya, seperti luka bacok, luka iris dan luka tusuk. Pada luka tusuk
gambaran sudut luka dapat memperkirakan benda penyebabnya, apakah bermata satu atau
dua. Apabila gambaran kedua sudut luka terlihat lancip, disebabkan benda tajam bermata dua.
Sedangkan salah satu gambaran sudut luka terlihat lancip dan sudut lainnya terlihat tumpul,
disebabkan benda tajam bermata satu.
Kulit di sekitar luka akibat kekerasan tajam biasanya tidka menunjukan adanya luka
lecet atau luka memar, kecuali bila gagang turu membentur kulit. Pada luka tusuk, panjang
luka biasanya tidak mencerminkan lebar benda tajam penyebabnya, demikian pula dengan
saluran lukanya tidak menunjukan panjang benda tajam tersebut. Hal ini disebabkan oleh
faktor elastisitas jaringan dan gerakan korban.
Pembunuhan yang dilakukan dengan benda tajam, biasanya dijumpai tanda-tanda
yang menunjukan luka akibat perkelahian. Bila didapatkan kondisi tanpa adanya luka akibat
perkelahian, biasanya terdapat di daerah fatal dan dapat tunggal. Luka tangkis umumnya
ditemukan pada telapak tangan dan punggung tangan, punggung lengan bawah, jari-jari
tangan dan tungkai.

Tanda Kematian
Perubahan yang terjadi setelah kematian yang merupakan tanda pasti kematian
dimana dapat memperkirakan waktu kematiannya. Tanda pasti kematian tersebut antara lain :
1. Lebam Mayat (Livor mortis)
Terjadi akibat adanya gaya gravitasi yang menyebabkan eritrosit akan menempati
tempat terendah, mengisi vena dan venula membentuk bercak berwarna merah ungu pada

bagian bawah tubuh, kecuali pada bagian tubuh yang tertekan alas keras. Darah tetap cair
karena adanya aktivitas fibrinolisin yang berasal dari endotel pembuluh darah.
Lebam mayat biasanya mulai tampak 20-30 menit paska mati dan menjadi lengkap
dan menetap setelah 8-12 jam. Sebelum waktu ini lebam mayat masih hilang pada
penekanan dan dapat berpindah jika posisi mayat dirubah. Menetapnya lebam mayat
disebabkan oleh bertimbunnya sel-sel darah merah dalam jumlah cukup banyak sehingga
sulit berpindah lagi. Selain itu kekakuan otot-otot dinding pembuluh darah ikut
mempersulit perpindahan tersebut.
Lebam mayat dapat digunakan untuk tanda pasti kematian, memperkirakan sebab
kematian, misalnya lebam berwarna merah terang pada keracunan CO dan CN, warna
kecoklatan pada keracunan aniline, nitrit dan sulfanol, mengetahui perubahan posisi dan
memperkirakan saat kematian.
Mengingat pada lebam mayat darah terdapat di dalam pembuluh darah, maka
keadaan ini digunakan untuk membedakannya dengan resapan darah akibat trauma
(ekstravasasi). Bila pada daerah tersebut dilakukan irisan dan kemudian disiram dengan
air, maka warna merah darah akan hilang atau pudar pada lebam mayat, sedangkan pada
resapan darah tidak menghilang.
2. Kaku Mayat (Rigor mortis)
Kelenturan otot setelah kematian masih dipertahankan karena masih adanya
metabolism tingkat seluler masih berjalan berupa pemecahan cadangan glikogen otot
yang menghasilkan energi. Energi tersebut digunakan untuk mengubah ADP menjadi
ATP. Selama masih terdapat ATP maka serabut aktin dan miosin tetap lentur. Bila
cadangan glikogen otot habis, maka energi tidak terbentuk lagi, aktin dan miosin
menggumpal dan otot menjadi kaku.
Kaku mayat dibuktikan dengan memeriksa persendian. Kaku mayat mulai tampak
kira-kira 2 jam setelah mati klinis, dimulai dari bagian luar tubuh (otot-otot kecil) ke arah
dalam (sentripetal). Setelah mati klinis 12 jam kaku mayat menjadi lengkap, dan
dipertahankan selama 12 jam dan kemudian menghilang dalam urutan yang sama.
Faktor-faktor yang mempercepat terjadinya kaku mayat adalah aktifitas fisik
sebelum mati, suhu tubuh yang tinggi, bentuk tubuh kurus dengan otot-otot kecil dan
suhu lingkungan tinggi.

Terdapat kekakuan pada mayat yang menyerupai kaku mayat, antara lain :
a. Cadaveric spasm
b. Heat stiffening
c. Cold stiffening
3. Penurunan Suhu Tubuh (algor mortis)
Penurunan suhu tubuh terjadi karena proses pemindahan panas dari suatu benda ke
benda yang lebih dingin, melalui cara radiasi, konduksi, evaporasi dan konveksi.
4. Pembusukan (decomposition putrefaction)
Pembusukan adalah proses degradasi jaringan yang terjadi akibat autolisis dan
kerja bakteri. Autolisis adalah perlunakan dan pencairan jaringan yang terjadi dalam
keadaan steril. Autolisis timbul akibat kerja digestif oleh enzim yang dilepaskan sel
pascamati dan hanya dapat dicegah dengan pembekuan jaringan.
Pembusukan pertama kali tampak kira-kira 24 jam pasca mati berupa warna
kehijauan pada perut kanan bawah, yaitu daerah sekum yang isinya lebih cair dan penuh
dengan bakteri serta terletak dekat dinding perut, 24 jam setelah mati.
5. Adiposera
Terbentuknya bahan berwarna keputihan, lunak atau berminyak, berbau tengik
yang terjadi di dalam jaringan lunak tubuh pasca mati. Dulu disebut sebagai saponifikasi,
tetapi istilah adiposera lebih disukai karena menunjukan sifat-sifat diantara lemak dan
lilin.
6. Mummifikasi
Adalah proses penguapan cairan atau dehidrasi jaringan yang cukup cepat sehingga
terjadi pengeringan jaringan yang selanjutnya dapat menghentikan pembusukan. Jaringan
berubah menjadi keras dan kering, berwarna gelap, berkeriput dan tidak membusuk
karena kuman tidak dapat berkembang pada lingkungan yang kering.

BAB III
PEMBAHASAN KHUSUS
Surat Permintaan Visum
Pada mayat ini surat permintaan visum sudah sesuai dengan pasal 133 ayat 2 yaitu secara
tertulis. Surat ini terdiri dari ;
1. Institusi pengirim

: POLSEK Koja

2. Tujuan surat

: Bagian Forensik Rumah Sakit Ciptomangunkusumo

3. Identitas

: Nama, umur, jenis kelami, warganegara dan alamat.

4. Dugaan sebab kematian

: Pembunuhan

5. Permintaan penyidik

: Pemeriksaan luar dan dalam

6. Jabatan pengirim

: Aiptu. Atas nama Kapolsek Koja

Luka-luka dan mekanisme kematian


Pada mayat ini ditemukan tanda-tanda Tanatologis berupa lebam mayat tidak
ditemukan. Kaku mayat terdapat pada seluruh tubuh dan mudah dilawan. Berdasarkan hal
tersebut dapat disimpulkan bahwa korban ini telah mati dalam jangka waktu antara 8-12 jam
sebelum pemeriksaan dilakukan.
Pada korban ditemukan pada lengan atas kanan sisi luar 16 cm dari puncak bahu
terdapat luka terbuka dari bawah depan ke atas belakang yang sudah dijahit dengan benang
berwarna hitam sebanyak 8 simpul berbentuk garis melengkung sepanjang 7cm, setelah
dibuka tampak tepi rata dengan dua sudut lancip pada sisi depan dan satu sudut tumpul pada
sisi belakang, tidak dijumpai jembatan jaringan. Luka tersebut menembus hingga ke lengan
atas kanan sisi dalam 13 cm di bawah puncak bahu berupa luka terbuka sepanjang 2,5 cm
dari bawah depan ke atas belakang yang telah dijahit menggunakan benang berwarna hitam
sebanyak 3 simpul, ketika jahitan dibuka tampak tepi luka rata memiliki dua sudut lancip
pada sisi atas belakang dan satu sudut tumpul pada sisi bawah depan, luka tersebut
membentuk sudut 30 derajat terhadap lengan atas. Pada dada kanan 23 cm garis pertengahan
depan dan 7 cm di bawah ketiak 119 cm di atas lutut terdapat luka terbuka dari depan ke
belakang yang sudah dijahit dengan benang berwarna hitam sebanyak 5 simpul berbentuk
garis melengkung sepanjang 6 cm, setelah dibuka tampak tepi rata dengan satu sudut tajam

pada arah depan dan satu sudut tumpul pada arah belakang. Bagian dalam luka dijahit dengan
benang berwarna hitam dengan 3 simpul. Dasar rongga dada. Pada dada kanan teraba derik
udara. Pada permukaan paru kanan baga bawah 3 cm di atas dasar paru tampak terpotomg
dengan tepi rata sepanjang 2cm.
Cara mati korban ini adalah tidak wajar yaitu akibat pembunuhan. Sebab mati berupa
kekerasan tajam pada dada sisi kanan depan yang menyebabkan terpotongnya paru kanan
baga bawah sehingga menimbulkan perdarahan hebat di rongga dada tersebut menimbulkan
terisinya rongga dada dengan darah sehingga menggangu fungsinya dan syok yang akhirnya
menimbulkan kematian. Syok akibat perdarahan pada kasus ini terlihat dari organ dalam
dimana ditemukan pelebaran pembuluh darah.
Berdasarkan pasal 338 KUHP maka pelaku pembunuhan pada orang tersebut dapat
dikenai pidana penjara paling lama lima belas tahun. Bila pembunuhan ini direncanakan
maka hukuman akan lebih berat, sesuai dengan pasal 340 KUHP, yaitu pidana penjara seumur
hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun.

DAFTAR PUSAKA
1. Budiyanto A, et al. Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi pertama, cetakan kedua. Jakarta :
Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1997.
2. Peraturan Perundang-undangan Bidang Kedokteran. Edisi pertama, cetakan kedua.
Jakarta : Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
1994.
3. Staf Pengajar Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Teknik Autopsi Forensik. Edisi pertama

You might also like