Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelainan irama jantung dibagi atas dua kelompok besar yaitu irama jantung
yang terlalu lambat (bradiaritmia) dan irama jantung yang terlalu cepat (takiaritmia). Bradiaritmia terjadi karena gagalnya pembentukan impuls di nodal
SA dan konduksi listrik yang tidak normal ke ventrikel. jenis gangguan bradiaritmia, sedangakan mekanisme
yang mendasari
taki-aritmia adalah
penghantaran
9. Mengetahui komplikasi dari aritmia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Sistem Konduksi Jantung
Dibawah kondisi normal alat fungsi pacu jantung (pace maker) dilakukan
oleh nodus sinoatrial (Nodus SA) yang terletak pada perbatasan atrium kanan dan
vena cava superior. Nodus SA kira-kira berukuran panjang 1,5 cm dengan lebar
2-3 mm dan disuplai oleh areri nodus sinus yang bercabang dari arteri koronaria
kanan (60%) atau arteri koronaria sirkumfleks kiri (40%). Jika implus sudah
keluar dari nodus SA dan jaringan perinodus, implus akan berjalan sepanjang
atrium hingga mencapai nodus atrioventrikuler (nodus AV). Suplai darah dari
nodus AV diturunkan dari arteri koronari posterior desenden (90%). Nodus AV
terletak pada basis septum intertatrium tepat diatas annulus trikuspidalis dan
anterior
terhadap
sinus
koronari.
Property
elektrofisiologis
nodus
AV
3. Fase Repolarisasi
Sekali suatu sel berdepolarisasi maka tidak akan berdepolarisasi
kembali hingga aliran ionik kembali pulih selama depolarisasi. Proses
mulai kembalinya ion-ion ketempat semula seperti saat sebelum
depolarisasi disebut repolarisasi. Fase repolarisasi ini ditunjukkan oleh
fase 1-3 kurva potensial aksi. Karena depolarisasi berikutnya tidak
dapat terjadi hingga repolarisasi,rentang waktu sejak akhir fase0 hingga
akhir fase 3 disebut sebagai periode refrakter. Fase 2 dimediasi oleh
terbukanya kanal lambat kalsium, yang akan menyebabkan ion kalsium
yang bermuatan positif masuk kedalam sel.
4. Fase Istirahat
Pada hampir semua sel jantung, fase istirahat (rentang waktu antara
2 potensial aksi sebagai fase 4) merupakan fase dimana tak ada
perpindahan ion di membran sel. Namun pada sel-sel pacemaker tetap
terjadi perpindahan ion melewati membran sel pada fase 4 ini dan
secara bertahapmencapai
ambang
potensial, kemudian
kembali
5
(sel-sel
pacemaker
akan
terpacu
lebih
cepat),
Serabut AV node, jika tidak mendapat rangsangan dari SA node dan otot atrium,
maka AV node mengeluarkan impuls sendiri dengan kecepatan intrinsik 40-60
kali/menit, dan serabut Purkinje mengeluarkan impuls dengan kecepatan 15-40
kali per menit. Kecepatan ini berbeda dengan kecepatan normal SA node sebesar
70-80 kali per menit. SA node mengatur denyut jantung dan memegang peranan
utama sebagai pengatur rangsangan karena kecepatan impuls beriramanya lebih
besar daripada bagian jantung lainya. Oleh karena itu, dikatakan bahwa SA node
merupakan pemacu jantung normal.
Perubahan irama jantung dapat terlihat melalui gambaran EKG. Irama jantung
normal pada orang dewasa sehat ditandai gelombang P selalu diikuti gelombang
QRS dengan frekuensi sekitar 60-100 denyut per menit. Bila denyut jantung
melebihi 100 denyut permeiy, keadaan ini disebut takikardia. Takikardia fisiologis
dapat disebabkan oleh keadaan seperti ansietas, stress nyeri atau demam.
Sebaliknya, bila denyut jantung kurang dari 60 denyut per menit maka keadaan
tersebut dinamakan bradikardia. Gelombang PQRST bentuk dan amplitudonya
harus memenuhi syarat normal. Interbak juga harus normal baik interval PR,QRS,
segmen ST, VATc. Apabila tidak memenuhi kriteria tersebut maka jantung
dikatakan mengalami aritmia. Aritmia dibagia menjadi dua yaitu
a) Gangguan pembentukan impuls
b) Gangguan penghantaran impuls
c.
10
disritmia
supraventrikuler.
Kompleks
QRS
11
sehingga
membuat
beberapa
bagian
dari
ventrikel
12
Peningkatan
otomatisasi
normal
pada
serabut-serabut
13
14
Mekanisme aritmogenik
Gangguan
pembentukan implus
Gangguan konduksi
implus
Reentry
Aktivitas pemicu
Otomatisasi abnormal
2.7 Manifestasi Klinis Aritmia Gangguan Penghantaran
Ada beberapa tanda dan gejala Aritmia, yaitu
a. Perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak teratur;
defisit nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun;
Delayed
kulit pucat, sianosis,Early
berkeringat; edema; haluaran
urin menurun bila curah
afterepolarization
afterdepolarization
2.8
Pengobatan
Obat Antiaritmia
Sekarang banyak dikembangkan berbagai obat yang dipergunakan dalam
pengobatan aritmia karena obat-obat ini memperlambat hantaran dalam
sistem penghantar dan miokardium. Hal ini menekan aktivitas ektopik dan
mengurangi kesenjangan antara jakur masuk normal dan jalur masu kembali
sehingga masuk kembali tiak terjadi. Beberapa penghambat daluran Na+
(obat antiaritmia kelas I) yang lain menghambat reseptor adrenergik atau
yang lain mengurangi aktivitas adernergik dalam jantung (obat kelas II),
memeperpanjang periode refaraktor otot jantung (obat kelas III), atau
menghambat saluran Ca2+(obat kelas IV). Namun, sekarang jelas bahwa
beberapa pasien tersebut dapat menjadi proaritmia, bukan aritmia yaitu
obat-obatan tersebut juga dapat menyebabkan aritmi. Oleh sebab itu secara
meningkat diganti dengan ablasi kateter frekuensi radio untuk pengobatan
aritmia.
Banyak obat kelas IV juga berguna dalam pengobatan angina pectoris dan
infark miokardiun karena menghambat kontraksi otot polos pembuluh
darah, menghasilkan vasodilatasi dan menurunkan afterload pada jantung
dengan menurunkan tekanan darah .
Adenosin, suatu zat alamiah dengan reseptornya sendiri,dapat
memperlambat hantaran sampul AV
dan mengganggu aritmia
supraventrikular bila bolus disuntikan intravena. Adenosin bekerja dengan
menghasilkan arus kalium yang keluar dalam atrium dan jaringan simpul
yang tidak terjadi pada jaringan ventrikel dan tampak karena aktivasi
reseptor adenosine A1
2.9
Pemeriksaan penunjang
a) EKG
: menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan
konduksi.
Menyatakan
tipe/sumber
disritmia
dan
efek
ketidakseimbangan elektrolit dan obat jantung.
b) Monitor Holter : Gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan
untuk menentukan dimana disritmia disebabkan oleh gejala khusus
bila pasien aktif (di rumah/kerja). Juga dapat digunakan untuk
mengevaluasi fungsi pacu jantung/efek obat antidisritmia.
c) Foto dada : Dapat menunjukkanpembesaran bayangan jantung
sehubungan dengan disfungsi ventrikel atau katup
16
17
2.10Komplikasi
Komplikasi aritmia tetentu dapat meningkatkan risiko mengembangkan
kondisi seperti :
1. Stroke
Ketika jantung tidak dapat memompa darah secara efektif, yang
dapat menyebabkan darah melambat. Hal ini dapat menyebabkan
gumpalan darah terbentuk. Jika bekuan darah terbawa, dapat
melakukan perjalanan ke dan menghalangi arteri otak sehingga
menyebabkan stroke. Ini dapat merusak sebagian sebagian otak dan
menyebabkan kematian.
BAB 4
18
PENUTUP
1.1
Kesimpulan
Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung
19
BIBLIOGRAFI
Muttaqin,Arif.2009.Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskular.Jakarta:Salemba Medika
Hudak,Carolyn M.1997.Keperawatan Kritis:Pendekatan Holistik.Jakarta:EGC
Syamsudin.2011.Buku
Ajar
Farmakoterapi
Kardiovaskular
dan
Renal.Jakarta:Salemba Medika
20