Professional Documents
Culture Documents
dengan bronkospasme atau resistensi saluran napas yang tinggi, namun bukti terbaru
menunjukkan bahwa karena tidak ditempatkan di trakea, penggunaan laryngeal mask
airway dikaitkan dengan kurang bronkospasme daripada trakeal tube. Meskipun jelas
bukan definitif airway seperti intubasi trakea, laryngeal mask airway telah terbukti
sangat bermanfaat sebagai ukuran untuk menyelamatkan jiwa pada pasien dengan
kesulitan saluran udara (orang-orang yang tidak dapat ventilasi atau diintubasi) karena
kemudahan insersi dan tingkat keberhasilan yang relatif tinggi (95% sampai 99%).
Telah digunakan sebagai saluran untuk stilet intubasi (karet elastis bougie), stylet jet
ventilasi, FOB fleksibel, atau berdiameter kecil (6,0-mm) trakeal tube. Beberapa
laryngeal mask airway yang tersedia yang sudah dimodifikasi untuk memfasilitasi
penempatan trakeal tube yang lebih besar, dengan atau tanpa menggunakan FOB.
Insersi dapat dilakukan dengan anestesi topikal dan blok saraf laring superior
bilateral, jika jalan nafas harus diamankan saat pasien terjaga.
Tabel 1. Keberhasilan insersi dari laryngeal mask airway tergantung pada beberapa panduan
Tabel 2. Variasi masker laring dengan volume cuff yang berbeda dengan berbagai ukuran pasien
Nyeri tenggorokan adalah efek samping yang sering terjadi akibat penguunaan
supraglotic airway devices. Cidera atau luka pada lidah, hipoglosus dan saraf laring
yang sering dilaporkan. Pengecekan ukuran alat, menghindari hiperinflasi dan
gerakan rahang selama penempatan mungkin dapat mengurangi kemungkinan cedera
tersebut.
Tabel 3. Keuntungan dan kerugian dari laryngeal mask airway dibandingkan face mask ventilation atau
trakeal intubation.
Gambar 2. Combitube
Gambar3.KingLaryngealTube