Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK : VIII
SUHAIDA
: NIM.20166524084
: NIM.20166524091
TAHUN 2016/2017
Daftar isi ...................................................................................................................
i
Kata Pengantar ........................................................................................................
ii
BAB I ........................................................................................................................
1
Pendahuluan ............................................................................................................
1
A.Latar Belakang ......................................................................................................
1
B.Rumusan Masalah ................................................................................................
2
C.Tujuan Penulisan...................................................................................................
2
BAB II........................................................................................................................
3
A.Landasan teori.......................................................................................................
3
B.Promosi Kesehatan ..............................................................................................
4
Visi dari Misis Kesehatan .........................................................................................
5
Misi dari Misi Kesehatan....................................................................................
6
1.Advokad...................................................................................................
6
2.Menjembatani..........................................................................................
6
Aspek Penting dalam Kesehatan.......................................................................
6
C.PHBS ( Perilaku Hidup Bersih dan Sehat )...........................................................
6
1.1.Tujuan PHBS..................................................................................................
6
1.2.Tatanan PHBS................................................................................................
7
1.Sepuluh Indikator PHBS di Tatanan Rumah tangga...............................
7
2.Indikator PHBS di Tatanan Sekolah.........................................................
7
3.Indikator PHBS di Tatanan Tempat Kerja................................................
7
4.Indikator PHBS di Tatanan Tempat Umum..............................................
8
5.Indikator PHBS di Tatanan Fasilitas Kesehatan......................................
8
D.PHBS ditatanan Pelayanan Kesehatan................................................................
8
E.Perlunya Pembinaan Pembinaan PHBS di Tatanan Pelayanan Kesehatan.........
9
PHBS di Institusi Kesehatan.................................................................................
9
Latar Belakang
Berdasarkan sifatnya perilaku dapat dibagi menjadi dua yaitu perilaku baik
dan perilaku buruk. Seseorang dikatakan melakukan perbuatan baik, apabila
tindakan yang dilakukan sesuai dengan tata nilai yang dianut oleh kelompok
masyarakat dimana ia berada. Demikian sebaliknya, seseorang dikatakan
melakukan perbuatan buruk apabila tindakannya tidak sesuai dengan nilai
dan pandangan masyarakat yang bersangkutan. Tolak ukur perilaku yang
baik dan buruk ini pun dinilai dari norma-norma yang berlaku dimasyarakat.
Baik itu norma agama, hukum, kesopanan, kesusilaan dan norma-norma
lainnya.
Dalam kesehatan hubungan perilaku sangatlah erat sekali. Banyak hal yang
tanpa kita sadari dari perilaku yang kecil dapat menimbulkan efek kesehatan
yang besar bagi seseorang. Salah satu contohnya adalah berupa pesan
kesehatan yang sedang maraknya digerakkan oleh promotor kesehatan
tentang cuci tangan sebelum melakukan aktifitas, kita semua tahu bahwa
mencuci tangan merupakan hal yang sederhana, tapi dari hal kecil tersebut
kita bisa melakukan revolusi kesehatan ke arah yang lebih baik. Sungguh
besar efek perilaku tersebut bagi kesehatan, begitu pula dengan kesehatan
yang baik akan tercermin apabila seseorang tersebut melakukan perilaku
yang baik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Konsep Perilaku
2.1.1. Definisi Perilaku
Tim ahli WHO (1984), menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang itu
berperilaku ada empat alasan pokok, yaitu :
Apabila seseorang itu penting bagi kita, maka apapun yang ia katakan dan
lakukan cenderung untuk kita contoh. Orang inilah yang dianggap kelompok
referensi seperti : guru, kepala suku dan lain-lain.
Sumber-sumber daya
Kebudayaan
Dari uraian tersebut diatas dapat dilihat bahwa, alasan seseorang itu
berperilaku. Oleh karena itu, perilaku yang sama diantara beberapa orang
dapat berbeda-beda penyebab atau latar belakangnya.
2.1.2. Perkembangan Manusia, Bakat, Dan Proses Belajar
Kita melihat bahwa perilaku seseorang bisa berbeda dengan orang lain.
Orang mempunyai ciri perilaku lamban, cekatan dan sebagainya. Situasi
seseorang juga mempengaruhi perilaku. Pengalaman seseorang dalam
perkembangan jiwanya juga mempengaruhi perilaku seseorang. Untuk itu
kita perlu mempelajari perkembangan yang dialami seseorang, bakat dan
proses belajar (Irchan Machfoedz, 2005).
Perkembangan
Perkembangan fisik
Perkembangan motorik
Fungsi motorik bayi dan anak-anak balita berbeda dengan mereka yang
sudah dewasa. Bayi sangat tergantung pada orang yang mengasuhnya,
demikian anak-anak namun kualitas ketergantungan sangat berbeda, karena
anak balita sudah dapat belajar untuk mandiri.
Perkembangan emosional
Karena perkembangan emosi maka perilaku bayi, anak balita dan orang
dewasa tentu juga berbeda. Demikian pula mereka yang dalam pengalaman
hidupnya serba berkecukupan dan manja akan berbeda perilakunya dengan
mereka yang serba kekurangan dan harus mencukupi keperluannya sendiri
Perkembangan kepribadian
Kepribadian adalah sesuatu yang terdapat pada setiap orang yang dapat
membedakan ciri orang satu dengan lainnya. Perkembangan kepribadian
juga dapat menentukan bentuk perilaku seseorang.
Perkembangan mental
Bakat
Proses belajar
Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan yang
tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :
Tahu (know), tahu diartikan sebagai recall (memanggil) memori yang telah
ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Misalnya: Untuk mengetahui
atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan pertanyaanpertanyaan, misalnya: apa tanda-tanda anak kurang gizi.
Memahami (comprehension), memahami suatu objek bukan sekedar tahu
terhadap objek tersebut, tetapi harus dapat menginterpretasikan secara
benar tentang objek yang diketahui. Misalnya, orang yang memahami
pemberantasan penyakit demam berdarah, bukan hanya sekedar
mnyebutkan 3M (mengubur, menutup dan menguras), tetapi harus dapat
menjelaskan mengapa harus menutup, mengubur, dan menguras.
Aplikasi (application), aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi
sebenarnya. Misalnya, seseorang yang telah paham tentang proses
perencanaan, ia harus dapat membuat perencanaan program kesehatan di
tempat ia bekerja atau dimana saja.
Analisis (analysis), analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di
dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Seseorang dapat membedakan atau memisahkan, mengelompokkan,
membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek tersebut.
Misalnya, dapat membedakan antara nyamuk Aeds Agepty dengan nyamuk
biasa.
Sintesis (synthesis), sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada. Misalnya,
dapat membuat atau meringkas dengan kata-kata atau kalimat sendiri
tentang hal-hal yang telah dibaca atau didengar, dapat membuat kesimpulan
tentang artikel yang telah dibaca.
Evaluasi (evaluation), evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Misalnya, seseornag dapat menilai manfaat ikut keluarga berencana, d
Sikap (Attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor
pendapat dan emosi yang bersangkutan, sikap ini terdiri dari berbagai
tindakan yaitu:
Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini dapat dibedakan menjadi
dua perilaku, yaitu :
bahkan dapat dikatakan tidak terbatas. Fokus teori skinner ini adalah pada
respons atau jenis perilaku yang kedua ini.
2.3.
Pembentukan Perilaku
Perilaku manusia sebagian besar ialah perilaku yang dibentuk dan dapat
dipelajari. Berikut ini adalah cara terbentuknya perilaku seseoarang (Walgio,
2003):
Perilaku Kesehatan
Perilaku ini menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita
penyakit dan atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini dimulai dari
mengobati sendiri (self treatment) sampai mencari pengobatan keluar negeri.
Perilaku hidup sehat dalah perilaku yang berkaitan dengan upaya atau
kegiatan
seseorang
untuk
mempertahankan
dan
meningkatkan
kesehatannya. Perilaku ini mencakup antara lain:
Olah raga teratur, juga mencakup kualitas dan kuantitas dalam arti
frekuensi dan waktu yang digunakan untuk olahraga.
Tidak merokok, yang merupakan kebiasan jelek yang mengakibatkan
berbagai macam penyakit.
Tidak minum-minuman keras dan narkoba.
Istirahat yang cukup. Dengan meningkatkannya kebutuhan hidup akibat
tuntutan untuk penyesuaian dengan lingkungan modern, mengharuskan
orang untuk bekerja keras dan berlebihan, sehingga waktu beristirahat
berkurang. Hal ini juga membahayakan kesehatan
Mengendalikan stress. Stres akan terjadi pada siapa saja, dan akibatnya
bermacam-macam bagi kesehatan. Terlebih sebagai akibat dari tuntutan
hidup yang keras. Stress tidak dapat kita hindari, yang penting dijaga agar
stress tidak menyebabkan gangguan kesehatan dengan cara berpikir yang
positif dan mengendalikannya dengan baik.
Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan, yaitu tindakan
atau perilaku seseorang agar dapat terhindar dari berbagai macam penyakit
dan masalah kesehatan termasuk perilaku untuk meningkatkan kesehatan.
Didiamkan saja (no action), artinya sakit tersebut diabaikan, dan tetap
menjalankan kegiatan sehari-hari.
Mengambil tindakan dengan melakukan pengobatan sendiri (self treatment
atau self medication). Pengobatan sendiri ini ada 2 cara, yakni : cara
tradisional (kerokan, minum jamu, obat gosok dan sebagainya), dan cara
modern, misalnya minum obat yang dibeli dari warung, toko obat atau apotek.
Strategi manipulasi
Strategi persuasi
Strategi fasilitasi
Apabila perilaku yang dilakukan sudah berubah atau sesuai dengan prinsip
kesehatan, namun kesehatan tidak juga meningkat, maka harus ditelususri
kembali mengenai hubungan antara perilaku yang sudah berubah dengan
Berperilaku sehat bukan hanya menguntungkan untuk diri sendiri tetapi juga
orang lain, begitu pula efek negatifnya, juga berdampak bagi orang lain.
Contohnya ketika seseorang merokok, selain berbahaya untuk diri sendiri,
asap rokok juga dapat mengganggu orang yang berada disekitar perokok
tersebut. Bahkan efek yang ditimbulkan tak kalah berbahaya dari perokok
aktif. Oleh karena itu kita harus menerapkan perilaku sehat dalam kehidupan
kita.
Daftar Pustaka
_____.
Diakses
pada
tanggal
12
September
2014.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38761/4/Chapter%20II.pdf
Iklan