You are on page 1of 9

RANGKUMAN KASUS

Pasien wanita umur 21 tahun datang ke IGD RSUD Temanggung


dengan keluhan bengkak dan nyeri pada rahang bawah. Bengkak di rasa
sejak 2 hari yang lalu .pasien riwayat gigi berlubang, awalnya bengkak
hanya di sisi daerah gigi berlubang, dalam 2 hari bengkak cepat membesar.
Bengkak terasa hangat. Pasien sulit membuka mulut, dan nyeri tekan pada
bengkak.bengkak sebesar 4 x 7 cm. Pasien tidak demam, mual, muntah,
batuk, dan pilek.

Pasien dilakukan operasi insisi dan drainase pada abses mandibula,


pada anestesi pasien tidak dapat di likukan general anestesi pada entubasi.
Pasien dilakukan trakeostomi untuk dilakukan anestesi.

PERASAAN TERHADAP PENGALAMAN

1. Apakah yang di maksud trakeostomi, indikasi dan komplikasi dari


treakeostomi?

ANALISIS

Trakeostomi adalah suatu tindakan operasi dengan membuat lubang


pada dinding trakea bagian anterior melalui leher dan memasang kanulaa
pada lubang tadi sehingga uadara luar dapat berhubungan dengan udara
paru-paru.

Indikasi Trakeostomi

a. Obstruksi mekanis jalan udara pernafasan bagian atas yang


dapat disebabkan oleh:

i. Tumor pada laring, trakea, faring, esofagus


ii. Kelainan kongenital seperti atresia koana bilateral,
laringeal web atau kiste, stenosis trakea bagian atas,
anomali trakea esofagus.

iii. Trauma pada laring dan trakea baik dari dalam


maupun dari luar.

iv. Infeksi seperti laringotrakeobronkitis akut, difteri,


angina ludwig.

v. Paralise bilateral plika vokalis.

vi. Penyebab-penyebab lain obstruksi glotis, misalnya:


angioneurotik udema.

b. Obstruksi jalan nafas karena akumulasi sekret dalam paru-


paru

serta ventilasi yang tidak efektif dan reflek batuk yang tidak
adekuat pada:

i. Pasca operasi thorak dan abdomen

ii. Bronkopnemoni

iii. Aspirasi isi lambung

iv. Luka bakar pada muka, leher, saluran nafas

v. Keadaan koma.

c. Hipoventilasi paru-paru, dapat terjadi dalam keadaan


hipoventilasi intoksikasi obat-obatan, fraktur kosta,
emfisema, paralisis dinding dada, bronkitis kronis, atelektase,
bronkiektase dan asma.

d. Hipoventilasi kelainan saraf pusat seperti ensefalitis, kelainan


kardiovaskuler, poliomielitis, tetanus, eklamsi, trauma kepala
dan dada yang masif, emboli udara lemak, stroke, sindrom
Guillian Barre.

Kontra indikasi trakeostomi

Tidak ada kontraindikasi yang absolut untuk melakukan


trakeostomi kecuali kelainan penjendalan darah seperti pada hemofilia,
disinipun trakeostomi dapat dilakukan apabila faktor AHg sudah
diperbaiki.

Komplikasi

komplikasi trakeostomi menjadi 2 macam, yaitu komplikasi


sewaktu operasi dan pasca operasi.

Komplikasi pada 24 jam pasca operasi

Perdarahan

Perdarahan biasanya terjadi waktu operasi. Darah dapat


masuk ke dalam trakea lewat celah antara pinggir stoma dan
kanula. Keadaan ini sangt berbahaya dan harus diambil
tindakan, yaitu:

Suction darah dalam trakea dan bronkus

Pasang cuffed tube pada distal stoma

Cari sumber perdarahan dan kalau perlu dibuka


kembali luka operasi

Emfisema sukutam

Biasanya tidak masalah dan jarang memerlukan terapi, tetapi


dapat meluas sampai ke dada dan punggung. Harus waspada
kemungkinan terjadinya pneumomediastinum atau
pneumothorak.

Pneumomediastinum, dapat terjadi dengan 2 cara:

i. Udara masuk melalui luka operasi pada waktu


ekspirasi, terutama kalau ada obstruksi berat.

ii. Biasanya udara masuk melalui luka ke dalam


jaringan longgar dalam leher pada waktu
inspirasi.Keadaan ini bila penderita batuk yang
memaksa udara masuk ke dalam jaringan longgar
pada leher dan masuk mediastinum.

Fistula trakeoesofageal

Dapat terjadi pada waktu membuat lubang stoma, yang


pisaunya menembus dinding posterior sampai esofagus
sehingga dapat terjadi fistula. Menghindarinya yaitu dengan
hati-hati waktu mengiris dengan perlindungan ET atau
bronkoskopi.

Parese n. laringeus rekuren

Terjadi bila tindakan terlalu dalam , misalnya sampai antara


trakea dan esofagus, dimana saraf tersebut lewat.

Aspirasi

Pemasangan kanula menyebabkan sukar menelan, sehingga


makanan dapat teraspirasi paru. Hal ini dapat diatasi dengan
pemasangan cuff yang ini akan memperberat disfagia.
Tindakan : posturl drainase, bronkoskopi, terapi terhadap
radang /infeksi.

Malposisi tube

Merupakan sering terjadi, faktor penyebabnya yaitu:

i. Trakeostoma terlalu rendah

ii. Banyak batuk

iii. Kanula tertarik alat penghubung dengan respirator

iv. Kanula tertarik oleh penderita

Komplikasi setelah 24 jam operasi

Perdarahan

delayed hemorrhagie sering terjadi karena erosi pembuluh


darah besar karena tekanan dari ujung kanula. Terbentuknya
jaringan granulasi sebagai usaha perbaikan ulkus dapat
menyebabkan perdarahan. Perdarahan pada 4-5 hari pasca
operasi biasanya merupakan erosi pembuluh darah besar,
yang paling sering a. inominata, a. karotis komunis, a.
tiroidea superior dan inferior dan arkus aorta.

Stenosis trakea

Terjadi akibat trauma langsung/nekrose pada dinding trakea


oleh ujung kanula atau cuffed tube. Stenosis subglotis
terjadinya pada cincin trakea 1.

Fistula trakeoesofageal

Terjadi biasanya karena tekanan cuffed yang berlebihan, ujung


tube malposisi, dinding trakea rapuh kemudian terjadi erosi
dinding posterior trakea dan esofagus anterior , sehingga terjadi
fiatula yang menyebabkan aspirasi .

Infeksi

Terjadi akibat kurangnya kelembaban dan kurang steril suction,


dan merupakan predesposisi endotrakheitia dan pnemonia.

Kanula terlepas/perubahan posisi

Penyebabnya antara lain trakeostomi terlalu rendah, kanula tak di


linea mediana, banyak batuk, kanula tertarik oleh penderita.
Usaha penanganan : segera eksplorasi luka, tepi luka insisi dan
otot-otot disisihkan ke lateral untuk menemukan stoma,
masukkan kanula.

Obstruksi kanula dan trakea

Disebabkan oleh krusta/sekret yang kental, malposisi kanula,


ujung kanula terlalu panjang dan granuloma. Pencegahanya
diberi tetesan garan fisiologis, hisap lendir, pemakaian kanula
yang tepat ukuran, inner kanula diberihkan sesering mungkin

EVALUASI

Identitas :

Nama : Ny L
Umur : 21 th
Alamat : Kedu
Masuk RS : 28 januari 2016

Pemeriksaan Fisik :

Keadaan Umum : compos mentis,


Vital sign :
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 88xpm
t: 36.6 C
RR : 20xpm

Status Lokalis

Telinga

Bagian telinga Dextra Sinistra


Aurikula :
Deformitas (-) (-)
Hiperemis (-) (-)
Edema
(-) (-)
Daerah Preaurikula :
Deformitas (-) (-)
Hiperemis (-) (-)
Edema
(-) (-)
Nyeri tekan
(-) (-)

MAE
Serumen (-) (-)
Edema (-) (-)
Hiperemis
(-) (-)
Otore
(-) (-)
Membran timpani
Warna Putih seperti Putih seperti
Perforasi mutiara mutiara

Hidung
Pemeriksaan luar : inspeksi hidung : asimetris (-), deformitas (-)
Palpasi : palpasi sinus : nyeri tekan (-)

Rinoskopi Anterior Dextra Sinistra


mukosa Edema (-) Edema (-)
hiperemis (+) hiperemis (+)
Septum
Deviasi (-) (-)
Deformitas (-) (-)
hematoma (-) (-)
Konka media & inferior
Hipertrofi (-) (-)
Hiperemis (-) (-)
Meatus Media &
(-) (-)
inferior
(-) (-)
Sekret Serous
polip

Tenggorokan

Uvula : letak ditengah


Palatum durum & palatum mole : hiperemis, massa (-)
Mukosa faring : hiperemis (-), edema (-), massa (-), granul (-)
Tonsil : T1-T1

Kepala : Cpp (-/-) , nyeri tekan wajah (-)


Leher : terdapat edema pada submandibula
Ukuran 4 x7 cm
Nyeri tekan (+)
Teraba hangat
Teraba kenyal
Mobile (-)
Hiperemis (-)
Batas tegas

Thorax : Pulmo Suara dasar vesikuler (+/+) suara tambahan (-/-),


Cor Bunyi jantung I-II reguler
Abdomen : BU (+), NT (-)
Ekstremitas : dalam batas normal

Hasil Laboratorium

Hb : 12, 5 mg/dl
Angka Leukosit : 16,1 103 /UL
Angka Eritrosit : 4,55 106/UL
Angka Trombosit : 215 103/UL
Ureum : 37,3 mg/dl
Kreatinin :1,01
DAFTAR PUSTAKA

Maisel,R.H. 1989 Tracheostomy. In: Adams,G.L., Boises, L.C., Higler,P.A.


6thed . Bois fundamentals of otolaryngology: Atextbook of Ear, Nose and
Throat deseasea. W.B. Sounders Company. Philadephia: 490-502.

Pracy,R. 1979. intubation of the larinx, laryngotomy and tracheostomy. In:


Ballantyne,J.,Groves,J., 5th ed scott-Browns Diseases of thjEar,Nose and
Throat. Butterworths. London. 567 582.

Pracy,R.,Siegler,J., Stel, P.M. 1989. Pelajaran ringkas telinga, hidung dan


tenggorok. Terjemahan oleh Roeri,A.,dkk judul asli: A short Text book Ear,
Nose and Throat. PT Gramedia. Jakarta.

You might also like