Professional Documents
Culture Documents
Skripsi
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan
Oleh :
WARSITI
NIM. ST13080
i
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
WARSITI
NIM. ST13080
Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep Happy Indri Hapsari, S.Kep., Ns., M.Kep
NIK. 201279102 NIK. 201284113
Penguji,
ii
SURAT PERNYATAAN
Surakarta,
Warsiti
NIM ST 13080
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat tersusun laporan penelitian ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW,
beserta para keluarga, sahabat dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.
berkat bimbingan dan bantuan dari banyak pihak. Ucapan terima kasih yang tidak
1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
2. Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi
kepada penulis.
kepada penulis.
iv
6. Drg. Gani Suharto Sp.KG selaku Direktur RSUD Kabupaten Sukoharjo
yang telah memberikan ijin belajar untuk menempuh studi lanjut S-1
melakukan penelitian.
dukungan.
11. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan penelitian ini yang
Semoga segala dukungan, doa dan bantuan yang telah diberikan kepada
bahwa proposal penelitian ini masih sangat jauh dari sempurna. Penulis berharap
kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan proposal ini. Terima kasih.
Penulis
v
DAFTAR ISI
Abstrak ............................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
vi
BAB III METODE PENELITIAN
BAB V PEMBAHASAN
BAB VI PENUTUP
Daftar Pustaka
Daftar Lampiran
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2015
Warsiti
Abstrak
xi
BACHELOR PROGRAM IN NURSING SCIENCE
KUSUMA HUSADA HEALTH SCIENCE COLLEGE OF SURAKARTA
2015
Warsiti
Abstract
xii
BAB I
PENDAHULUAN
dan Sehat.
mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat baru mencapai 38,7 %. Oleh
1
2
pada tahun 2014. Sedangkan untuk propinsi Jawa Tengah pada tahun 2013
rumah tangga yang sudah berperilaku hidup bersih dan sehat adalah 76,77 %.
Untuk wilayah kabupaten Sukoharjo dari 113.436 rumah tangga yang dipantau
ternyata yang sudah berperilaku hidup bersih dan sehat adalah 105.222 atau
Indonesia tahun 2009 menyajikan data bahwa baru 64,41% sarana yang telah
tangan dengan sabun. Mencuci tangan dengan sabun adalah cara yang sangat
pembawa perubahan.
3
Kemenkes (2007) ada 5 langkah yaitu : (1) Basahi tangan seluruhnya dengan
air mengalir, (2) Gosok sabun ke telapak tangan, punggung tangan dan sela
selajari, (3) Bersihkan bagian bawah kuku kuku, (4) Bilas tangan dengan air
Langkah cuci tangan tersebut sangat mudah dan hanya memerlukan waktu
kuman yang menempel di telapak tangan kita. Menurut WHO (2009) mencuci
tangan dengan sabun non antimikroba (sabun biasa) selama 15 detik dapat
mengurangi jumlah bakteri 0,6 1,1 log 10, sedangkan mencuci tangan
dengan sabun selama 30 detik dapat mengurangi kuman 1,8 2,8 log 10.
bahwa ada perbedaan jumlah angka kuman antara mencuci tangan dengan air
mengalir, sabun, hand sanitizier dan tanpa cuci tangan. Kelompok kontrol
adalah kelompok yang tidak melakukan cuci tangan dimana ditemukan angka
manfaat mencuci tangan dengan memakai sabun dalam hal menurunkan angka
4
kejadian suatu penyakit juga sangat efektif. Kejadian diare dapat diturunkan
yang ingin mengetahui hubungan antara jenis kelamin dengan tahap mencuci
terdiri dari 38 mahasiswa laki laki dan 58 mahasiswa perempuan, pada tahap
pengujian data untuk skor tahap cuci tangan kelompok perempuan dan
dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rerata skor tahap cuci tangan
yang bermakna antara kelompok perempuan dan laki laki, dimana skor tahap
orang tua memiliki peran motivasi sedang pada anak agar melakukan cuci
responden (20 orang tua siswa), dan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
(Quintero Lopez dkk, 2009) dari 2042 siswa yang berasal dari 25 sekolah
5
sekitar 33,6 % dari sampel melaporkan selalu mencuci tangan dengan sabun
dan air bersih sebelum makan dan setelah dari toilet (buang air besar).
berdasarkan wawancara dari guru dan beberapa siswa dapat diketahui bahwa
sehat yaitu siswa dilarang jajan sembarangan tetapi pihak sekolah sudah
sekolah terdapat beberapa kran air yang dapat digunakan untuk mencuci
tangan.
tahap renovasi sehingga belum tersedia kran atau wastafel untuk mencuci
tangan. Menurut para guru, murid murid selalu diingatkan untuk mencuci
tangan mereka sebelum makan dengan menggunakan sabun dan air mengalir.
Sebagian besar para murid sudah terbiasa untuk mencuci tangan mereka
sebelum makan, tetapi belum banyak yang mencuci tangan dengan sabun.
punggung tangan dan jarijari, (3) membasuh tangan dengan air mengalir, (4)
penelitian ini adalah Bagaimana gambaran cuci tangan pakai sabun (CTPS)
1. Untuk mengetahui gambaran cara cuci tangan pakai sabun pada siswa MI
Muhammadiyah Godog.
Muhammadiyah Godog.
7
3. Untuk mengetahui bahaya jika tidak cuci tangan pakai sabun sebelum
gambaran cuci tangan pakai sabun pada anak sekolah dasar atau yang
sederajat.
luas.
BAB II
TINJAUAN TEORI
indikatornya meliputi :
8
9
makan buah dan sayur tiap hari, tidak merokok di dalam rumah dan
lain lain.
pendidikan tidak hanya tertuju bagi siswa, tetapi ditujukan juga bagi
guru, para staf tata usaha, satpam dan semua komponen yang terlibat
kesehatan (rumah sakit, puskesmas, klinik dan lain lain) antara lain
(Kemenkes, 2013):
a. Pemberdayaan
pendidikan.
b. Bina Suasana
c. Advokasi
berikut :
secara mekanis melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan
tangan.
13
Kedua tangan kita selalu terlibat dalam setiap aktifitas kita. Tangan
kita. Ada beberapa aktifitas kita yang mengharuskan kita untuk melakukan
Dalam program PHBS waktu yang tepat untuk mencuci tangan adalah
e. Setelah bermain/berolahraga
Beberapa waktu tersebut perlu kita biasakan kepada anak sekolah agar
perawat, analis, apoteker, rekam medis dan semua komponen yang ada
bakteri yang berada di tangan dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu
normal terdapat bakteri aerob kurang lebih 1.000.000 unit koloni CFU
(colony forming units) /cm2 di ketiak, 4 x 10.000 CFU/cm2 pada perut dan
total jumlah bakteri pada tangannya berkisar antara 3,9 x 10.000 sampai
menggunakan air bersih dan sabun. Tangan yang bersih akan mencegah
selama 15 detik dapat mengurangi jumlah bakteri 0,6 1,1 log 10,
tidak mendapat perlakuan cuci tangan memiliki jumlah kuman sekitar 32,5
pada tangan kita kemudian kita bilas dengan air, tetapi cuci tangan pakai
ini adalah gambar mencuci tangan pakai sabun dengan 5 langkah standar
depkes.
11 langkah yaitu :
3. Gosok punggung dan sela - sela jari tangan kiri dengan tangan kanan
dan sebaliknya
6. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan
lakukan sebaliknya
benar kering
2.3. Sabun
dibuat secara kimia melalui reaksi saponifikasi atau disebut juga reaksi
penyabunan. Dalam proses ini asam lemak akan terhidrolisa oleh basa
20
campuran dari beberapa garam natrium dengan asam stearat, palmitat dan
diciptakan sabun dari berbagai macam bahan yang ada di sekitar kita.
sebagai bahan pembuat sabun mandi cair. Bahan yang digunakan pada
meliputi alkohol 96%, H2SO4 20%, KOH 0,1%, HCl 0,1%, fenoftalein
dan akuades.
a. Alkohol
kuman sebanyak 3,5 log 10, sedangkan cuci tangan dengan alkohol
kelembabannya.
b. Klorhexidine
gram negatif, bakteri berspora, virus dan jamur. Iodine dan iodophors
d. Triklosan
sekolah dasar, karena pada prinsipnya sekolah MI adalah sekolah dasar yang
sekolah, biasanya anak baru bisa diterima di SD bila ia sudah mencapai usia
sekitar 7 tahun. Kriteria umur ini sebetulnya mencakup kriteria lain yang juga
kelompok lain, yaitu anak tidak boleh masih tergantung pada ibunya,
teman sebaya.
dengan tangan kanan melalui atas kepala, atau kalau anak kidal maka
tangan kiri harus dapat mencapai telinga kanan melalui kepala. Inilah
mulai bergaul dengan teman teman sebaya, mempunyai guru guru yang
Anak sangat mematuhi perintah dari guru guru mereka, berusaha selalu
mengerjakan tugas tugas yang diberikan oleh guru dengan baik. Usia 6 12
tahun di kenal juga dengan masa peralihan dari kanak kanak awal ke masa
kesehatan mereka.
dalam stadium operasional konkret (umur 7-11 tahun). Pada stadium ini
ditandai dengan desentrasi yang besar, yaitu anak sudah mampu untuk
memperhatikan lebih dari satu dimensi sekaligus dan juga untuk mencoba
menghubungkan dimensi dimensi ini satu sama lain. Anak sekarang juga
untuk melakukan aktifitas logis tertentu tetapi hanya dalam situasi yang
(misalnya masalah klasifikasi) secara verbal, yaitu tanpa adanya bahan atau
benda yang nyata maka ia belum mampu menyelesaikan masalah ini dengan
baik.
perkembangan yang seharusnya dicapai oleh anak usia sekolah dasar, yaitu :
berbagai permainan.
sebaya mereka.
3. Membina sikap hidup yang sehat terhadap diri sendiri, sebagai individu
sehari-hari
menyangkut sosial.
berhitung
bersekolah, maka anak telah mampu belajar di sekolah. Anak dapat belajar
masyarakat luas ada pembagian tugas, seperti tugas orang tua, guru,
PHBS
1. Tatanan Rumah Tangga
2. Tatanan Institusi Pendidikan
3. Tatanan Tempat Umum
4. Tatanan Tempat Kerja
5. Tatanan Fasilitas Kesehatan
(Kemenkes, 2013)
CTPS
5 Langkah CTPS
METODE PENELITIAN
yang terjadi tentang cara mencuci tangan pada siswa sekolah dasar atau yang
tentang keadaan yang sebenarnya dari obyek yang akan diteliti. Jenis
bentuk kata kata, kalimat atau gambar yang memiliki arti lebih dari sekedar
angka atau frekuensi. Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan
kunci sehingga peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas.
berarti ilmu tentang gejala gejala atau apa saja yang nampak (Polit & Beck,
31
32
pengalaman dan hakekat dari yang kita alami (Polit & Beck, 2006).
terhadap pandangan dari tiap tiap orang terhadap fenomena tertentu. Dalam
saja dari informan, tetapi juga berupaya untuk mengalami fenomena yang
potret kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya di
lapangan penelitian.
bertambah.
yang benar.
masyarakat sekitar.
dan juga observasi ke lapangan mulai bulan Januari 2015 sebagai studi
pendahuluan. Penelitian ini akan penulis lakukan pada saat siswa sedang
jam istirahat hingga siswa masuk ke kelas untuk memulai pelajaran lagi.
34
3.3.1. Populasi
dikenai sasaran generalisasi dari sampel yang akan diambil dalam suatu
Godog. Sekolah tersebut memiliki siswa yang terdiri dari 160 siswa.
3.3.2. Sampel
peserta, biasanya kurang lebih sekitar 10 peserta (Polit & Beck, 2006)
dengan sabun.
from newly sampled units, thus redundancy is the primary criterion (jika
diakhiri ketika sudah tidak ada lagi informasi baru yang berasal dari unit
kepada taraf redundancy (datanya telah jenuh, ditambah sampel lagi tidak
penelitian adalah peneliti itu sendiri. Dalam hal ini peneliti juga perlu
2. Instrumen Penunjang
Dalam hal ini adalah alat alat yang dibutuhkan peneliti untuk
a. Pedoman Wawancara
tidak melebar.
b. Lembar Observasi
tidak maksimal, atau mungkin juga mereka berebut kran untuk cuci
d. Voice Recorder
e. Alat Tulis
sarana penunjangnya.
f. Kamera
antara lain :
1. Wawancara
wawancara.
39
adalah :
pertanyaan terbuka.
dahulu.
5). Hindarkan kesan yang terburu buru, tidak sabar dan sinis.
acting.
jawaban.
2. Observasi (Pengamatan)
datanya (Sugiyono, 2009). Dalam hal ini peneliti tidak akan terlibat
peneliti telah tahu hal hal apa saja yang akan diamati (Sugiyono,
2009).
penelitian ini adalah metode Colaizzi (Polit & Beck, 2006). Adapun langkah
langkahnya meliputi :
Hal ini dapat dilakukan 3-4 kali untuk memperoleh sumber dari
kata kunci yang sejenis. Peneliti sangat berhati-hati agar tidak membuat
1. Credibility
subyek penelitian. Dalam hal ini peneliti memberikan data yang telah
a. Triangulasi Sumber
b. Triangulasi Teknik
c. Triangulasi Waktu
2. Transferability
3. Dependebility
4. Confirmability
lapangan, tabel pengkatagorian tema awal dan tabel analisis tema pada
1. Informed Consent
(Hidayat, 2007).
2. Anonimity
merupakan suatu pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode
3. Confidentiality
dijaga oleh peneliti. Data hanya akan disajikan atau dilaporkan dalam
2005)
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Godog yang berkaitan dengan cara mereka melakukan cuci tangan pakai sabun.
Hasil dari wawancara dan observasi terhadap partisipan dan tempat penelitian
partisipan secara umum dan khusus serta karakteristik atau gambaran mengenai
tersebut.
beberapa kriteria yang peneliti tetapkan. Kriteria umum partisipan yang diambil
pada penelitian ini adalah : siswa yang telah berumur minimal 11 tahun, siswa
yang melakukan cuci tangan terutama yang mencuci tangan dengan sabun dan
kebanyakan berasal dari wilayah sekitar madrasah, meskipun ada juga siswa yang
berasal dari luar desa Godog. Pada tahun ajaran 2014/2015 jumlah siswa di MI
Muhammadiyah Godog berjumlah sekitar 160 siswa. Jumlah tersebut terdiri dari
47
48
kelas 5 dan 20 siswa kelas 6. Jumlah siswa perempuan adalah 79 siswa dan siswa
Kegiatan pembelajaran siswa dimulai pukul 07.00 WIB dan setiap kelas
serta memakai baju lengan panjang dan rok panjang. Siswa laki laki wajib
Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, Propinsi Jawa Tengah. Luas tanah sekitar 515
Kepala Madrasah adalah Bapak HN, SpdI. Jumlah tenaga guru yang
pesantren. Di halaman bangunan tersebut terdapat 4 kran air sebagai sarana untuk
cuci tangan dan terdapat 4 kamar mandi dan toilet yang sedang dilakukan
renovasi. Kran yang digunakan para siswa untuk cuci tangan terawat dengan baik,
49
airnyapun juga mengalir dengan lancar. Di sebelah kran terdapat botol sabun cair
untuk cuci tangan para siswa dan guru. Di MI Muhammadiyah Godog juga
partisipan dari guru sebagai narasumber pendukung. Guru yang peneliti ambil
tersebut adalah Bapak M, SE. Beliau selaku guru olahraga dan penanggung jawab
Godog. Dalam wawancara yang peneliti lakukan terhadap beliau, para siswa di
memakai sabun sebelum makan dan setelah melakukan berbagai aktifitas. Bapak
juga ada penyuluhan kesehatan dari bidan puskesmas setempat dan para
mahasiswa yang KKN di desa Godog tentang cara melakukan cuci tangan.
wawancara dengan partisipan satu per satu. Karakteristik dari para partisipan
tersebut adalah :
1. Partisipan 1
Nama MN, jenis kelamin laki laki. Tempat dan tanggal lahir di
tangan dengan memakai sabun dan air bersih yang mengalir, selalu
melakukan cuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan, setelah
bermain di tempat berdebu, setelah buang air besar dan kecil. Semua
rumah.
makan, setelah berolahraga dan setelah buang air besar ataupun buang air
kecil.
2. Partisipan 2
orang tuanya.
tangan dengan memakai sabun dan air bersih, selalu melakukan cuci
51
rumah.
yang selalu dilakukan oleh partisipan 2 yaitu selalu cuci tangan sebelum
3. Partisipan 3
Nama NA, jenis kelamin laki laki. Tempat dan tanggal lahir
Tulakan Rt 3/7 Godog Polokarto Sukoharjo. Ciri ciri fisik dari partisipan
3 berkulit sawo matang, TB 145 cm, BB 45 kg, rambut hitam dan lurus. Ia
tangan dengan memakai sabun dan air bersih, selalu melakukan cuci
setelah bermain bola, setelah memancing setelah berolah raga dan setelah
berolahraga, setelah bermain, setelah buang air besar dan kecil serta setiap
4. Partisipan 4
tangan dengan memakai sabun dan air, selalu melakukan cuci tangan
dengan sabun sebelum makan, sesudah makan, sehabis buang air brsar,
tangan pakai sabun yaitu selalu melakukan cuci tangan pakai sabun
dengan air mengalir pada waktu sebelum makan, setelah makan, setelah
5. Guru
pendukung). Data dari guru akan peneliti gunakan sebagai data penguat
(data pendukung) atas berbagai hal yang disampaikan para siswa yang
menjadi partisipan.
sekunder yaitu Bpk M, jenis kelamin laki laki. Tempat dan tanggal lahir
53
memegang benda yang kotor, setelah buang air besar dan kecil dan setelah
mencontohkan pada para siswa agar selalu mencuci tangan pakai sabun
yang kotor.
dan sub tema dari penelitian yang peneliti lakukan. Hasil wawancara tersebut
menghasilkan tema gambaran (langkah) cuci tangan pakai sabun pada siswa MI
Muhammadiyah Godog, tema waktu cuci tangan pakai sabun selain waktu
sebelum makan pada siswa MI Muhammadiyah Godog dan tema bahaya jika
sebelum makan.
54
sub tema sebagai berikut, yaitu : 1). Membasahi tangan dengan air mengalir 2).
Memakai sabun 3). Menggosok sabun ke telapak tangan dan punggung tangan 4).
Menggosok sela jari 5). Membersihkan kuku 6). Membilas dengan air 7).
air mengalir).
dengan air mengalir sudah dilakukan dengan benar. Mereka selalu membasahi
tangan mereka terlebih dahulu dengan air yang mengalir sebelum mencuci tangan
dengan sabun. Menurut keterangan dari guru para siswa selalu membasahi tangan
Sebelum melakukan cuci tangan pakai sabun tangan terlebih dahulu harus
kita basahi dengan air bersih yang mengalir karena dengan air yang bersih dan
berikut.
mengalir kemudian menuangkan sabun ke tangan mereka. Hal itu juga sesuai
dengan yang disampaikan Bapak M selaku guru olahraga. Pihak madrasah selalu
berusaha menyediakan sabun untuk cuci tangan para siswa. Sabun yang
terkontaminasi dengan tangan siswa yang sudah terkena kuman dan dapat
digunakan lagi oleh siswa yang lainnya. Sabun mengandung zat kimia yang dapat
membersihkan kotoran dan juga minyak. Sabun yang beredar dipasaran sekarang
Beikut ini ungkapan para partisipan yang terkait dengan sub tema 3
...telapak tangan bagian dalam dan luar diusap usap dengan sabun...
(partisipan 3)
...usapkan ke kedua tangan dengan sabun, bagian luar telapak tangan juga
digosok... (partisipan 4)
oleh para siswa diikuti dengan menggosok punggung tangan. Durasi waktu saat
tangan, tetapi oleh Bapak M tidak diterangkan berapa kali harus menggosok tiap
kuman saat kita memegang benda yang kotor ataupun saat kita bersin. Punggung
tangan juga mempunyai area yang luas sehingga banyak kemungkinan sebagai
tempat kuman saat kita menyeka keringat maupun tersentuh oleh benda yang
kotor.
Ungkapan partisipan yang terkait dengan sub tema 4 (menggosok sela jari)
menggosok sela jari mereka. Sela jari juga perlu digosok karena di area tersebut
juga sebagai tempat kuman bersembunyi. Sebagian orang yang tidak rutin
melakukan cuci tangan, sela jari kadang masih terlewatkan saat mereka mencuci
tangan.
57
membersihkan kuku mereka dengan cara memutar semua ujung jari ke telapak
tangan yang satunya. Partisipan 3 dengan cara mengusap kuku dan ujung jari
telunjuk sampai dengan ujung jari kelingking dengan jari jempolnya, kemudian
membersihkan kuku dan ujung jari jempol dengan jari yang lain. Waktu yang
kuku juga perlu dibersihkan karena kuku yang kotor juga sebagai tempat kuman
bersarang. Pendapat Bapak M tersebut memang benar, karena kuku dan ujung jari
merupakan area yang paling sering digunakan untuk menyentuh berbagai macam
benda, baik itu benda bersih maupun benda yang terkena kotoran.
dengan cara menggosokkan tangan mereka di bawah air yang mengalir. Durasi
mereka dalam membilas adalah sekitar 8 detik. Bapak M mengajarkan pada siswa
agar membilas dengan bersih, tentunya dengan memakai air yang mengalir.
Air yang digunakan untuk mencuci tangan dan membilasnya adalah air
yang bersih dan mengalir sehingga mampu membersihkan sisa sabun dan kotoran
dengan maksimal.
Sub tema yang terakhir dari tema langkah (tahapan) mencuci tangan pakai
...pakai handuk atau tisu bersih. Kalau tidak ada tangan kita kipat kipatkan
(partisipan 2)
(partisipan 4)
Kebetulan pada saat dilakukan observasi di samping kran belum tersedia handuk
agar kering, ada juga yang mengibaskan tangan disamping kran agar air tidak
Menurut Bapak guru, untuk penyediaan handuk dan tisu kadang masih
terkendala dengan dana sehingga cara mengeringkan tangan yang sudah bersih
ataupun tisu, karena jika handuk yang digunakan sudah kotor justru akan
membuat tangan kita kotor lagi karena kuman yang ada di handuk akan berpindah
ke tangan kita yang sudah bersih. Cara menganginkan tangan agar kering jauh
Tema kedua yang peneliti temukan saat wawancara dan observasi adalah
waktu cuci tangan pakai sabun selain waktu sebelum makan pada siswa MI
berikut, yaitu : 1). Setelah bermain 2). Setelah memancing 3). Setelah memegang
ternak 4). Setelah memegang benda yang kotor 5). Sebelum tidur 6). Setelah
makan 7). Setelah BAB dan BAK 8). Setelah berolahraga 9). Sesudah
membersihkan rumah
Berikut ini adalah ungkapan partisipan yang terkait dengan sub tema
setelah bermain.
yang penting bagi anak. Karena dengan bermain mereka dapat melatih otot
60
mereka, dapat bersosialisasi dan masih banyak manfaat lagi dari bermain. Harus
kita sadari bahwa saat bermain anak banyak terpapar kuman melalui tangannya,
sehingga lebih baik kita selalu membiasakan mereka untuk selalu cuci tangan
satu hobi yang bagus, tetapi perlu disadari bahwa setiap kita memasang umpan,
menangkap ikan dan menyiapkan alat untuk memancing, maka tangan kita sangat
memegang ternak.
perlu untuk mencuci tangan pakai sabun setelah memegang hewan piaraan
mereka. Hewan piaraan baik itu unggas maupun binatang lain biasanya suka
...setiap tangan terkena kotoran dari benda yang kita pegang... (partisipan 2)
mereka selalu melakukan cuci tangan. Benda yang terlihat bersih belum tentu
Berikut ini adalah ungkapan partisipan yang berkaitan dengan sub tema
sebelum tidur.
terlebih dahulu. Hal tersebut tidak ada salahnya karena sebelum tidur kadang
anak masih suka beraktifitas. Tidur pada saat kondisi tubuh dan tangan yang
bersih perlu dibiasakan sejak kecil, karena saat tidur proses metabolisme dan
selesai makan tangan kita kemungkinan terkena sisa makanan maupun terkena
makan.
Ungkapan berikut ini berkaitan dengan sub tema setelah BAB dan BAK.
mencuci tangan meskipun dengan bahasa yang berbeda. BAB dan BAK adalah
kegiatan tubuh untuk mengeluarkan produk sisa dari makanan ataupun minuman
yang kita konsumsi. Dalam produk sisa tersebut ada kemungkinan terdapat kuman
ataupun cacing yang ada dalam produk sisa, sehingga kita harus selalu mencuci
tangan kita pakai sabun setelah BAB dan BAK agar tidak ada kuman yang
menempel di tangan.
63
biasanya juga menggunakan media / alat yang kotor, sebagai contoh pasir untuk
lompat jauh, bola dan sebagainya. Maka sangat tepat jika setelah olahraga anak
Sub tema yang terakhir dari tema waktu cuci tangan pakai sabun selain
waktu sebelum makan adalah setelah membersihkan rumah. Berikut ini ungkapan
Debu, minyak dan kotoran lain yang menempel pada perkakas rumah akan dengan
Tema ketiga yang peneliti temukan saat wawancara dan observasi terhadap
cuci tangan pakai sabun sebelum makan. Sub tema yang peneliti dapatkan yaitu
sakit perut. Berikut ungkapan partisipan yang terkait dengan sub tema tersebut.
sabun adalah bisa sakit perut. Hal itu dapat dibenarkan karena kuman yang
menempel di tangan tidak dapat hilang dengan maksimal jika kita cuci tangan
tanpa pakai sabun, apalagi tanpa cuci tangan. Efek dari sakit perut mungkin tidak
langsung terjadi pada saat itu juga, tetapi bisa timbul setelah beberapa jam
dari kebiasaan tidak cuci tangan pakai sabun sesuai dengan tingkat pemahaman
mereka, tetapi yang terpenting adalah mereka mengetahui bahwa kebiasaan buruk
PEMBAHASAN
hasil dari penelitian yang peneliti peroleh dengan landasan teori yang peneliti
gunakan. Hasil yang didapat dari membandingkan antara hasil penelitian dan
landasan teori yang digunakan tidak harus sama, mungkin hasil yang didapat
sesuai teori, mungkin juga hasil yang didapatkan berbeda dengan teori. Berikut
didapatkan.
5.1. Gambaran cara cuci tangan pakai sabun pada siswa MI Muhammadiyah
Godog Polokarto
Hasil dari observasi dan wawancara terhadap partisipan pada tema ini
tangan dengan air bersih yang mengalir. Air yang mereka gunakan tidak
berasa, tidak berbau dan tidak berwarna. Suhu air tersebut tidak peneliti
ukur dengan detail tetapi saat peneliti gunakan untuk mencuci tangan
terasa sejuk di tangan. Syarat air bersih secara kimia dan mikrobiologi
65
66
tidak peneliti lakukan pemeriksaan, tetapi dari ungkapan Bapak guru air
yang digunakan adalah air dari program Penyediaan Air Minum dan
setempat. Air tersebut dialirkan melalui kran yang tersedia dan bersumber
pakai sabun adalah basahi tangan seluruhnya dengan air mengalir. Air
yang digunakan harus yang bersih dan mengalir. Air yang bersih harus
berasa, tidak berwarna serta suhu air antara 0 3. Secara kimiawi tidak
air yang mengalir akan mampu melarutkan kotoran dan sisa sabun yang
kita gunakan. Apabila air yang kita gunakan pada saat cuci tangan adalah
air yang menggenang maka sisa sabun dan kotoran yang ada di tangan
bahwa untuk sub tema membasahi tangan dengan air mengalir antara teori
Sub tema yang kedua adalah memakai sabun. Hasil dari observasi
memakai sabun. Sabun yang mereka gunakan adalah sabun cair. Sabun
tersebut disediakan oleh pihak madrasah untuk fasilitas siswa saat mencuci
tangan siswa yang sudah terkena kotoran dan dapat digunakan lagi oleh
ke telapak, punggung tangan dan sela jari. Sabun yang digunakan pada
program PHBS adalah sabun batang / padat (sesuai dengan gambar 2.1).
untuk mandi. Sabun adalah produk detergen yang berbahan dasar dari
kuman antara mencuci tangan dengan sabun dan tanpa sabun adalah 3,50
(2007) adalah menggosok telapak tangan, punggung tangan dan sela jari.
tangan dan sela jari adalah dalam satu rangkaian, sedangkan dalam hasil
satu dengan menggosok telapak tangan, punggung tangan dan sela jari.
pengguna yang banyak kurang efektif karena sabun tersebut dapat terkena
kotoran dari satu anak kemudian berpindah ke anak yang lain. Hal ini
sabun padat lama dan sabun padat baru. Jumlah angka kuman pada sabun
triklosan padat baru adalah 14,48% sedangkan sabun triklosan padat lama
tangan dan menggosok sela jari. Menurut WHO (2009), jumlah bakteri
69
dengan sabun biasa (non anti mikroba) selama 15 detik dapat mengurangi
jumlah bakteri 0,6 1,1 log 10, sedangkan mencuci tangan dengan sabun
selama 30 detik dapat mengurangi bakteri pada tangan kita sebanyak 1,8
menggosok sabun ke telapak tangan, punggung tangan dan sela jari secara
teori adalah satu rangkaian dan dalam setiap satu rangkaian (langkah)
waktu rerata 7 detik, sehingga secara teori mampu membunuh kuman yang
langkah kedua, dimana telapak tangan dan juga punggung tangan menjadi
5.1.5 Kuku
Sub tema yang ke lima adalah kuku. Kuku merupakan area tempat
(memutar) ujung jari mereka ke telapak tangan yang lain dan ada juga
yang melakukan dengan cara mengusap kuku dan ujung jari telunjuk
membersihkan kuku dan ujung jari jempol dengan jari yang lain. Waktu
kuku adalah 4 detik. Kesehatan kuku harus selalu kita jaga, diantaranya
membersihkan kuku ada sebagian partisipan yang sesuai teori dan ada
Sub tema yang ke enam adalah membilas dengan air. Air yang
digunakan tentunya air yang bersih dan mengalir agar kotoran yang
detik.
empat yaitu bilas tangan dengan air mengalir, sedangkan menurut WHO
tangan dengan sabun. Membilas tangan dengan air mengalir adalah dengan
menggosok tangan kita yang masih terdapat sabun di bawah air yang
mengalir. Tujuan dari membilas adalah agar kuman dan sisa sabun tidak
koloni kuman di telapak tangan, tetapi cara mencuci tangan dan frekuensi
di telapak tangan.
sedangkan dari teori, lama waktu mencuci tangan tidak menunjukkan ada
adalah dengan dianginkan karena pada saat itu handuk yang biasa untuk
cuci tangan pakai sabun adalah dengan memakai handuk bersih, tisu
bersih, tisu ataupun dapat dengan cara menganginkan tangan. Tangan kita
yang sudah bersih harus dikeringkan dengan cara yang benar agar tangan
kita tidak terkontaminasi lagi dengan kotoran maupun kuman yaitu dengan
memakai handuk bersih ataupun tisu. Selain itu, cara yang lain adalah
lama karena menunggu proses penguapan air yang ada di tangan. Menurut
WHO (2009) tangan yang basah dapat menjadi media untuk kuman
(2011) langkah ini adalah urutan kelima, sedangkan menurut WHO (2009)
urutan ketujuh.
5.2. Waktu cuci tangan pakai sabun pada siswa MI Muhammadiyah Godog
Polokarto
tetapi peneliti juga ingin mengetahui menurut para siswa kapan saja kita
Beberapa sub tema yang didapat dari tema waktu mencuci tangan
macam, tetapi yang pasti saat anak sedang bermain tidak akan terlepas
dengan benda ataupun hal yang berhubungan dengan kotor dan kuman,
tanah. Tanah yang kering dan hangat (panas) banyak mengandung bakteri
2005).
daftar waktu yang tepat untuk cuci tangan pakai sabun dalam program
76
PHBS, sehingga perbandingan antara hasil penelitian dan teori untuk sub
memancing kita harus cuci tangan pakai sabun. Partisipan yang lain tidak
dari mereka.
yang tepat untuk cuci tangan tidak disebutkan secara jelas bahwa setelah
(2011) banyak jamur dan bakteri yang dapat menyerang ikan diantaranya
nila di Danau Tondano terinfeksi oleh bakteri Aeromonas sp. Hal tersebut
kita dengan sabun agar bakteri maupun jamur yang berada pada ikan tidak
(2011) dan hasil wawancara sangat berbeda, hal tersebut mungkin tidak
tangan kita pakai sabun agar bakteri yang ada pada ikan tidak berpindah
ke tubuh kita.
Menurut mereka sangat perlu untuk mencuci tangan pakai sabun setelah
kambing dan unggas. Binatang ternak selain membawa manfaat bagi kita,
juga dapat menimbulkan bahaya bagi kita jika tidak hati hati dalam
merupakan salah satu waktu yang tepat bagi kita untuk mencuci tangan
dengan sabun.
menyentuh unggas atau hewan diwajibkan bagi kita untuk mencuci tangan
kotor. Benda yang kotor banyak mengandung kuman dan debu. Barang
yang ada di rumah jika tidak sering dibersihkan akan banyak terdapat
anak setelah memegang benda yang kotor harus segera mencuci tangan
setelah memegang benda yang kotor kita harus mencuci tangan pakai
sabun, tetapi di situ disebutkan bahwa setelah memegang uang kita harus
mencuci tangan kita pakai sabun. Uang yang secara kasat mata (secara
selama 24 jam.
apalagi benda yang kotor pasti lebih banyak kuman yang berada
didalamnya, sehingga sub tema setelah memegang benda kotor perlu cuci
dilakukan.
partisipan mencuci tangan mereka sebelum tidur. Hal tersebut dapat juga
untuk kita cuci tangan pakai sabun. Menurut Setiawan (2014) orang tua
80
mempunyai peran untuk memotivasi anak agar cuci tangan pakai sabun
tangan pakai sabun tidak disebutkan dalam teori, tetapi dari hasil
terhadap mereka.
selalu mencuci tangan pakai sabun setelah mereka makan. Hal tersebut
Sub tema ini termasuk dalam waktu yang tepat untuk kita cuci
tangan pakai sabun (Kemenkes RI, 2011). Makanan yang kita makan
kebusukan pada makanan. Makanan yang busuk akan menjadi media yang
baik bagi kuman untuk berkembang, sehingga kita harus mencuci tangan
kita setelah makan agar tidak ada sisa makanan yang tertinggal pada
tangan kita.
Perbandingan antara teori dan hasil penelitian pada sub tema ini
maupun disekolah.
Sub tema yang ke tujuh adalah setelah BAB dan BAK. Hasil
mencuci tangan mereka pakai sabun setelah mereka BAB dan BAK.
Buang air besar dan buang air kecil merupakan kegiatan tubuh
untuk mengeluarkan sisa makanan dan minuman yang tidak dapat dicerna
lagi. Dalam tinja maupun air kencing kemungkinan terdapat kuman, telur
cacing maupun zat zat kimia yang lain. Dalam saluran perkemihan
Quintero Lopez (2009) sekitar 33,6% dari sampel yang ditelitinya selalu
melaporkan cuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum makan dan
sekolah di Bogota, Kolombia. Sub tema ini juga termasuk dalam waktu
yang tepat untuk cuci tangan pakai sabun menurut Kemenkes RI (2011).
ini adalah sama (sesuai). Kebiasaan ini harus terus kita terapkan terhadap
didukung oleh pernyataan Bapak guru bahwa para siswa selalu dibiasakan
aktifitas yang bertujuan agar badan kita tetap sehat. Olahraga renang
sangat baik untuk membantu pertumbuhan otot dan tulang, tetapi kita
tema setelah berolahraga harus cuci tangan pakai sabun adalah sesuai.
kotoran ataupun debu yang menempel pada rumah kita maupun pada
pada rumah susun sebanyak 43,75%. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri
diwajibkan untuk cuci tangan pakai sabun, hal tersebut disebabkan tidak
untuk sub tema tersebut ada perbedaan. Pada teori tidak disebutkan
cuci tangan pakai sabun, tetapi dalam hasil wawancara ada 2 partisipan
(2011) masih ada beberapa waktu yang diwajibkan untuk mencuci tangan
mulut atau mata, setelah memegang sarana umum, sebelum masuk kelas
dan sebelum masuk kantin. Secara teori ada 13 waktu yang diharuskan
bagi kita untuk mencuci tangan pakai sabun menurut Kemenkes RI (2011).
Waktu tersebut ada yang dilakukan sebelum melakukan aktifitas dan ada
5.3. Bahaya jika tidak cuci tangan pakai sabun sebelum makan
Sub tema yang peneliti temukan untuk tema di atas adalah sakit
menurut mereka akibat kebiasaan tidak cuci tangan sebelum makan adalah
sakit perut. Hal itu juga didukung saat wawancara dengan Bapak guru
yang menyebutkan bahwa bahaya jika tidak cuci tangan sebelum makan
cuci tangan pakai sabun dan tangan yang tidak mendapat perlakuan cuci
tangan, jelas sekali perbedaan angka kuman yang terdapat dalam tangan
tangan kita. Kuman yang ada di tangan kita bermacam jenisnya. Penyakit
yang bisa di cegah dengan cuci tangan pakai sabun antara lain diare, ISPA,
2004). Bakteri tersebut dapat menempel di tangan kita dan akan masuk ke
dalam tubuh jika kita tidak cuci tangan sebelum makan sehingga akan
dengan frekuensi lebih dari 3 kali. Menurut Knight (2010), angka kejadian
menurun dari 4,96 % menjadi 3,98 % per 10.000 pasien setelah diterapkan
kebiasaan cuci tangan dengan berbahan dasar alkohol pada sebuah institusi
rumah sakit, sedangkan menurut Awalia (2013) angka kejadian diare dapat
kesesuaian makna bahwa jika tidak mencuci tangan sebelum makan akan
PENUTUP
6.1. Simpulan
tangan dan punggung tangan 4) Sela jari 5) Kuku 6) Membilas dengan air
mempunyai kebiasaan untuk cuci tangan pakai sabun selain waktu sebelum
6.1.3 Bahaya dari kebiasaan tidak cuci tangan pakai sabun sebelum makan
menurut para siswa yang menjadi partisipan adalah bisa menimbulkan sakit
perut.
87
88
6.2. Saran
sabun pada siswa agar kebiasaan yang sudah baik dapat membentuk
perilaku yang baik hingga mereka dewasa. Sarana dan prasarana yang ada
perlu ditingkatkan kelengkapannya (handuk, tisu dan sabun cair isi ulang)
terlaksana.
tangan pakai sabun, beberapa waktu yang diharuskan untuk cuci tangan
pakai sabun serta sekilas bahaya jika kita tidak cuci tangan pakai sabun
sebelum kita makan. Peneliti mengharapkan ada peneliti lain yang meneliti
tentang manfaat cuci tangan pakai sabun secara mendetail agar masyarakat
pakai sabun sejak kecil. Perawat sebagai salah satu komponen dibidang
pakai sabun.
DAFTAR PUSTAKA
Afiyanti, Y, Dr, SKp, MN. & Rachmawati, N, SKp, MSc. (2014). Metodologi
Penelitian Kualitatif dalam Riset Keperawatan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Alwalia. (2013). Manfaat dan Pentingnya Cuci Tangan Pakai Sabun. diakses 10
Desember 2014. http://www.radarbanten.com/read/berita.
Angelakis, Azhar, Bibi. Et all. (2014) Paper Money and Coins as Potential
Vectors ofTransmissible Disease. Journal Future Microbiology. 9.2, 61-
249. Di akses pada tanggal 30 Juli 2015, dari
http://www.search.proquest.com
Dinas Kesehatan Jawa Tengah. (2014). Profil Kesehatan Propinsi Jawa Tengah
Tahun 2013. Semarang: Dinkes Jateng.
FKUI. (2005). Peta Kuman dan Pilihan Antimikroba. Jakarta: Gaya Baru.
Hidayat, A. (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Surabaya:
Salemba Medika.
Kementerian Kesehatan RI. (2011). Menuju Masyarakat Sehat yang Mandiri dan
Berkeadilan. Jakarta: Kemenkes RI.
Nugroho, E & Sulhi, M. (2011). Sukses Budidaya Gurami di Lahan Sempit dan
Hemat Air. Jakarta: Penebar Swadaya.
Polit, F.D & Beck, T. (2006). Essentials Of Nursing Research Methods: Appraisal
and Utilization. Philadelpia: Lippincot Williams and Wilkins.
Putri, R & Asfawi, S. (2014). Hubungan Kebiasaan Cuci Tangan Dengan Sabun
Dan Air Dengan Jumlah Koloni Kuman Pada Telapak Tangan Perawat Di
Ruang Rawat Inap RSUD Kota Semarang 2014. Di akses pada tanggal 24
Juli 2015, dari http://eprints.dinus.ac.id/id/eprint/7948
Setiawan, I. (2014). Peran Orang Tua Dalam Memativasi Anak Mencuci Tangan
Dengan Benar Dan Memakai Sabun Pada Anak Usia Pra Sekolah Di TK
Aisyiyah Blimbing Kabupaten Sukoharjo. Skripsi. Stikes Kusuma Husada.
Surakarta.
Sutanto, D. (2011). Studi Jumlah Angka Kuman Dalam Air Kolam Renang Di
Waterboom Tiara Park Jepara Jawa Tengah. Di akses pada tanggal 30 Juli
2015, dari http://www.core.ac.uk
Tranggono, R, Dr, SpKK & Latifah, F, Dra, Apt. (2014). Kosmetologi. Jakarta:
Sagung Seto.
Wawan, A. & M, Dewi. (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan Sikap dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
Wijana, Soemarjo & Hanawi. (2009). Studi Pembuatan sabun Mandi Cair dari
Daur Ulang Minyak Goreng Bekas (Kajian Pengaruh Lama Pengadukan dan
Rasio Air : Sabun Terhadap Kualitas). Jurnal Teknologi Pertanian. 10.1,
54-61. Diakses pada tanggal 24 Juli 2015, dari http://www.jtp.ub.ac.id
Wulandari, E. (2013). Faktor Yang Berhubungan Dengan Keberadaan
Streptococcus Di Udara Pada Rumah Susun Kelurahan Bandarharjo Kota
Semarang Tahun 2013. Unnes Journal of Public Health. Diakses pada
tanggal 24 Juli 2014, dari http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph
Zein, Sagala & Ginting. (2004). Diare Akut Disebabkan Bakteri. Diakses pada
tanggal 24 Juli 2015, dari http://library.usu.ac.id.