Professional Documents
Culture Documents
1. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
1. Tujuan
2. TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
3. Patofisiologi
Darah itu sendiri bisa merupakan bahan yang merusak dan bila terjadi
hemolise, darah mengiritasi pembuluh darah, meninges, dan otak. Darah dan
bahan vasoaktif yang dilepas mendorong spasmus arteri, yang berakibat
menurunkan perfusi cerebral. Spasmus arteri atau vasospasmus biasanya
terjadi 4 sampai 10 hari setelah perdarahan dan menyebabkan konstriksi
arteri otak. Vasospasmus merupakan komplikasi yang serius , bisa berakibat
terjadinya penurunan focal neurologis, iscemi otak dan infark.
2. Fotofobia
4. Hilang kesadaran
5. Kejang-kejang
6. Gangguan respiratori
7. Shock
5. Pemeriksaan penunjang
1. Angiografi
2. Ct scanning
3. Lumbal pungsi
4. MRI
5. Thorax photo
6. Laboratorium
7. EKG
7. Penatalaksanaan Medik
3. Anticonvulsant.
8. Prognosis
9. Pengkajian
1. Data subyektif meliputi :
1. Kekuatan motorik
4. Status respirasi
5. Kejang
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Wendra (1999). Petunjuk Praktis Rehabilitasi Penderita Stroke, Bagian Neurologi
FKUI /RSCM,UCB Pharma Indonesia, Jakarta.
Carpenito, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8, EGC,
Jakarta.
Carpenito Linda Juall. (1995). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan, EGC,
Jakarta.
Depkes RI. (1996). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Persarafan. Diknakes, Jakarta.
Doenges, M.E.,Moorhouse M.F.,Geissler A.C. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan,
Edisi 3, EGC, Jakarta.
http://masajats.blogspot.com/2009/07/askep-intracerebral-hematoma.html
Intracerebral Hemorrhage
DEFINISI
Intracerebral hemorrhage adalah pendarahan di dalam otak.
Intracerebral hemorrhage biasanya diakibatkan dari tekanan darah tinggi kronis.
Gejala awal seringkali sakit kepala hebat.
Diagnosa didasarkan pada gejala dan hasil penelitian fisik dan tes imaging.
Pengobatan bisa termasuk vitamin K, transfusi, dan, jarang, operasi untuk
mengangkat darah yang terkumpul.
PENYEBAB
Intracerebral hemorrhage sangat sering terjadi ketika tekanan darah tinggi kronis
melemahkan arteri kecil, menyebabkannya menjadi pecah. Penggunaan kokain dan
ampetamin bisa menyebabkan tekanan darah yang sangat tinggi dan pendarahan untuk
sementara waktu. Pada beberapa orang yang tua, protein tidak normal disebut amyloid
yang menumpuk pada arteri otak. Penumpukan ini (disebut amyloid angiopathy)
melemahkan arteri dan bisa menyebabkan pendarahan.
GEJALA
Intracerebral hemorrhage mulai dengan tiba-tiba. Dalam sekitar setengah orang, hal itu
diawali dengan sakit kepala berat, seringkali selama aktifitas. Meskipun begitu, pada
orang tua, sakit kepala kemungkinan ringan atau tidak ada. Dugaan gejala terbentuknya
disfungsi otak dan menjadi memburuk sebagaimana peluasan pendarahaan.
Beberapa gejala, seperti lemah, lumpuh, kehilangan perasa, dan mati rasa, seringkali
mempengaruhi hanya salah satu bagian tubuh. orang kemungkinan tidak bisa berbicara
atau menjadi pusing. Penglihatan kemungkinan terganggu atau hilang. Mata bisa di ujung
perintah yang berbeda atau menjadi lumpuh. Pupil bisa menjadi tidak normal besar atau
kecil. Mual, muntah, serangan, dan kehilangan kesadaran adalah biasa dan bisa terjadi di
dalam hitungan detik sampai menit.
DIAGNOSA
Dokter bisa seringkali mendiagnosa intracerebral hemorrhage berdasarkan gejala-gejala
dan hasil pemeriksaan fisik. Meskipun begitu, computed tomography (CT) atau Magnetic
resonance imaging (MRI) juga dilakukan. Kedua tes bisa membantu dokter membedakan
stroke yang mengeluarkan darah dari stroke ischemic. Tes tersebut bisa juga
menunjukkan seberapa jaringan otak yang telah rusak dan apakah tekanan meningkat
pada daerah otak. Kadar gula darah diukur karena kadar gula darah yang rendah bisa
menyebabkan gejala yang serupa pada mereka yang terkena stroke.
PENGOBATAN
Pendarahan intracerebral lebih mungkin menjadi fatal dibandingkan stroke ischemic.
Pendarahan tersebut biasanya besar dan catastrophic, khususnya pada orang yang
mengalami tekanan darah tinggi yang kronis. Lebih dari setengah orang yang mengalami
pendarahan besar meninggal dalam beberapa hari. Mereka yang bertahan hidup biasanya
kembali sadar dan beberapa fungsi otak bersamaan dengan waktu. Meskipun begitu,
kebanyakan tidak sembuh seluruhnya fungsi otak yang hilang.