Praktikum ini mengenai ekstraksi minyak kemiri dengan n-heksana yang ini
merupakan jenis ekstraksi padat-cair. Ekstraksi padat cair adalah proses
pemisahan cairan (solut) dari padatan dengan bantuan pelarut (solvent). Dalam praktikum ini akan dilakukan proses ekstraksi minyak kemiri menggunakan metode soxhlet. Bahan yang akan diekstraksi adalah biji kemiri dengan menggunakan solvent n-heksana sehingga didapat hasil ekstraksi solute berupa minyak kemiri. Selain n-heksana, pelarut lain juga dapat digunakan seperti etanol, aseton, benzena, dan lain-lain. Tahap persiapan dalam ekstraksi soxhlet biji kemiri adalah menghaluskan biji kemiri. Dengan menghaluskan biji kemiri maka luas permukaan kontak antara padatan dan solvent menjadi besar sehingga proses ekstraksi akan lebih optimal. Selanjutnya menyiapkan pelarut. Pelarut yang digunakan n-heksana yang berdasarkan dari literatur merupakan pelarut yang menghasilkan rendemen paling besar daripada pelarut yang lain yaitu sekitar 74,5%. Sampel dibungkus dengan kertas saring sebelum dimasukan ke tabung soxhlet agar sampel tidak jatuh ke labu bagian bawah ketika proses ekstraksi berlangsung. Prinsip operasi ini yaitu solvent dipanaskan hingga menguap (titik didih n- heksana 67,8oC) menggunakan penangas dengan kondisi operasi ini diatur 70 oC berdasarkan titik didih solvent, adapun tidak dilakukan diatas 70 oC dikhawatirkan dapat merusak struktur sampel ataupun over pressure yang bisa mengakibatkan pecahnya soxhlet. Solvent akan menguap sampai ke kondensor dan akan terkondensasi dengan media pendingin air sehingga solvent akan masuk ke tabung soxhlet dan mengekstrak sampel. Ekstrak dan solvent akan turun ke labu bagian bawah. Proses ekstraksi ini dilakukan sampai dua kali siklus. Setelah proses ekstraksi selesai dilanjutkan dengan proses distilasi untuk memisahkan solvent dengan ekstrak berupa minyak kemiri. Pada operasi ini juga dilakukan pada 70oC sehingga solvent akan menguap dan terpisah dengan minyak kemiri. Hasil dari praktikum ini didapat ekstrak minyak kemiri sebesar 5,55 gram dari biji kemiri 10,92 gram. Maka rendemen yang didapat sebesar 50,82%. Hasil ini masih jauh lebih kecil daripada literatur yaitu 74,5%. Adapun faktor yang mempengaruhi adalah yaitu sebagai berikut. a. Ukuran partikel Ukuran partikel yang lebih kecil akan memperbesar luas permukaan kontak antara sampel dengan pelarut, sehingga akan memperbesar laju perpindahan massa, selain itu juga akan memperkecil jarak difusi. Tetapi partikel yang sangat halus juga dikhawatirkan ikut ke dalam campuran solut dan solvent. Jadi harus ada range tertentu untuk ukuran partikel disesuaikan dengan medium filternya, dalam hal ini dalah ukuran pori-pori kertas saring. b. Suhu operasi Umumnya kelarutan suatu solut yang akan di ekstrak akan bertambah jika suhunya juga semakin tinggi dan akan memperbesar difusi sehingga naiknya suhu akan menaikkan kecepatan ekstraksi. Tetapi suhu tidak boleh terlalu tinggi karena akan menyebabkan sampel ataupun alat menjadi rusak. c. Siklus ekstraksi Siklus berpengaruh terhadap jumlah solut yang dapat diekstrak. Semakin banyak siklus ekstraksi maka solut yang terekstrak akan semakin banyak hingga solut terekstrak semua dari padatan.