You are on page 1of 12

2016

RSPAD GATOT SOEBROTO

Gladies Jane Ratu

[ALGORITMA TERAPI]
UNTUK PNEUMONIA (CAP, VAP DAN HAP), SEPSIS, STROKE, VERTIGO, HIPERTENSI, KANKER
PAYUDARA, DIABETES MELLITUS TIPE 2
ALGORITMA PNEUMONIA

a. Pengertian HCAP, CAP dan VAP


Menurut Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003: Pneumonia
nosokomial (HAP) adalah pneumonia yang terjadi setelah pasien 48 jam dirawat
di rumah sakit dan disingkirkan semua infeksi yang terjadi sebelum masuk
rumah sakit sedangkan Ventilator associated pneumonia (VAP) adalah
pneumonia yang terjadi lebih dari 48 jam setelah pemasangan intubasi
endotrakeal. CAP (Community Acquired Pneumonia) merupakan pneumonia
yang diperoleh dari hubungan sosial biasa (yaitu, dalam masyarakat).
Algoritma yang diberikan untuk HAP dan VAP antara lain seperti berikut
menurut Intermountain Health, 2016:
Sedangkan untuk CAP, terapi yang diberikan adalah :

https://intermountainhealthcare.org/ext/Dcmnt?ncid=520102603
b. Pengobatan untuk Anak (menurut WHO, 2014)
ALGORITMA SEPSIS

Menurut Sepsis Management National Clinical Guideline tahun 2016, algoritma


terapi yang diberikan berupa:
ALGORITMA STROKE

Menurut PERDOSSI melalui Standar Pelayanan Medik, terapi yang diberikan untuk
stroke adalah sebagai berikut:

STROKE

PENDARAHAN PENDARAHAN
ISKEMIK /INFARK
SUBARAKHNOID INTRASEREBRAL

- antiplatelet (aspirin, -antivasospasme


tiklopidin, klopidogrel, (nimodipin) konservatif dan
dipiridamol, cilostazoll) operatif
-neuroprotektan
- trombolitik
-antikoagulan (heparin,
LMWH, heparinoid,
- neuroprotektan
Terapi Komplikasi
- Antiedema : larutan Manitol 20%
- Antibiotika, Antidepresan, Antikonvulsan
: atas indikasi
-Anti trombosis vena dalam dan emboli
paru.
ALGORITMA VERTIGO

Menurut PERDOSSI dalam Standar Pelayanan Medik Neurologi, algoritma terapi untuk
vertigo adalah sebagai berikut:

Vertigo

terapi kausal
terapi (sesuai dengan
terapi
simpatomatik rehabilitasi
penyebabnya)

terapi simpatomatik vertigo


terapi simtomatik
- ca-entry blocker {flunarisin otonom misalnya
(sibelium) 3x5-10 mg/ hari} muntah
- antihistamin (cinnarizine 3x25 (metoklorpramid
mg/hari, dimenhidrinat 3x50 3x10mg/hari)
mg/hari)
- histaminik (betahistin 3x8mg)
- fenotiazine (klorpromazine
3x25mg /hari)
- benzodiazepine (3x2-5mg/hari)
- antiepileptik (carbamezepine
3x200 mg /hari, fenitoin
3x100mg/hari)
- campuran dari obat diatas
ALGORITMA HIPERTENSI

Menurut Indonesian Heart Association tahun 2015, terapi yang diberikan


sebagai berikut:

Tekanan darah 140/90, dewasa >18 tahun, usia > 80 tahun, tekanan darah
150/90 atau 140/90 jika beresiko tinggi (diabetes, penyakit ginjal).

Mulai perubahan gaya hidup,


(turunkan berat badan, kurangi garam diet dan alkohol, stop merokok)

Terapi medikamentosa Mulai terapi medikamentosa


(pertimbangkan untuk tunda pada pasien (Pada semua pasien)
stage 1 tidak terkomplikasi)*

Stage 2 Kasus Khusus


Stage 1 160/100
140-159/90-99
Penyakit ginjal
Semua Pasien Diabetes
Usia < 60 tahun Usia 60 tahun Penyakit Koroner
Riwayat troke
ACE-i atau ARB CCB atau Thiazide Mulai dengan dua
Gagal jantung
obat
Jika perlu, Jika perlu,
ditambahkan ditambahkan CCB atau Thiazide *pada pasien stage
+ 1 tanpa resko kardi-
CCB atau Thiazide ACE-I atau ARB ACE-I atau ARB ovaskular lainnya
atau temuan ab-
Jika perlu.. Jika perlu..
Jika perlu.. normal, beberapa
bulan manajemen
gaya hidup tanpa
CCB+Thiazide + ACE-I (atau ARB)
CCB+Thiazide + ACE-I (atau ARB) obat

Jika perlu, tambah obat lain misalnya Spironolactone, agen kerja sentral; B-blocker

Jika perlu, rujuk ke spesialis hipertensi


ALGORITMA KANKER PAYUDARA

Menurut Komite Nasional Penanggulangan Kanker tahun 2015 dalam Panduan Nasional Penanganan Kanker Payudara, adapun terapi
yang diberikan yaitu:
ALGORITMA DIABETES MELLITUS tipe 2

Menurut Perkumpulan Endrokinologi Indonesia tahun 2015 terapi untuk diabetes Mellitus tipe 2 adalah sebagai berikut:

You might also like