You are on page 1of 306

Mekanika Tanah

untukTanah EndaPan dan Residu

Laurence D. Wesley

Penerbit ANDI Yogyakarta

I
I
,./
Mekonikq Tonoh, unluk Tonoh Endopon don Residu
Judul Asli: Fundomenrols of soil Mechqnics for sedimenrory ond
By : Lourence D. lggiCuol soils
Wesley
Diteriemohkon oleh: Dr. Lourence D. Wesley
Dr. lr. Sotyowon Pronyolo ,\ i i '' 11(
Editor : Dwi Probontini
i"'-;.;,. P*r ru'-r,111

Setting : Rendrosto l"u f t tt*lPtn


T]::
Duio rlilr a
Cover
Desoin : Bowo
Korektor lSPtc
: Amondo
{ri'gta
Authorized tronslotion from the English edition published by John Wiley & Sons,
inc.
Hoboken, New Jersey.
Publishing simultoneously, in Conodo. Copyrighr O2Ol O.

All Rights Reserved. No port of this book moy be reproduced or tronsmitted in ony
form or by ony meons, electronic or mechonicor, or rronsmitted incruding photo-
copying, recording or by ony informotion storoge retrievor sysrem, withour written Penghargaan
permission from the Publisher. t
Edisi Bohoso lndonesio diterbitkon oleh penerbit ANDI , copyright @ 2012.

Hok cipto dilindungi undong-undong. Dilorong memperbonyok otou memindohkon


sebogion otou seluruh isi buku ini dolom bentuk opopun, boik secoro elektronis Saya berhutang budi pada banyak orang yang menjadi Suru' Pembimbing
moupun mekonis, rermosuk memfotocopy, merekom otou dengon sistem penyimponon Mekanika
loinnyo, tonpo izin teriulis dori Penerbit dan rekan-rekan kerja sejak pertama kali saya diperkenalkan pada
f'anah sekitar 50 tahun yang lalu' Tidak mungkin saya mengucaPkan
Perpuslokoon Nosionol: Kotolog dolqm Terbilon (KDT) terima kasih kepada semuanya, tetapi khususnya saya ingin menyebutkan
Wesley, Lourence D. nama-nama berikut:
Mekonikq Tonoh, untuk Tonoh Endopon don Residu/Lourence D. Wesley, Profesor Peter Taylor, dari Auckland Universi V, yang memperkenalkan
Diteriemohkon Oleh r Dr. Lourence D. Wesley & Dr. lr. Sotyowon pronyoto; juga menjadi
MekanikaTanah pada saya dalam kuliah program sarjana dan
- Ed. l. - Yogyokorto:ANDI,
pembimbing tesis saya untuk gelar Master of Engineering' ProfessorTaylor
2t 20 t9 18 l7 t6 15 t4 t3 t2
xxvi * 582 hlm.; l6 x 23 Cm. adalah seorang guru yang berbakat'
Judul osli : Fundomentols of Soil Mechonics for Sedimentory ond Residuol
soils Zacharizs, 1r. Soedarmanto, dan Ir' Soelastri dari Lembaga
Ir.
to 9 8 7 6 5 4 3 2 t)cnyelidikan Masalah Tanah dan Jalan (sekarang Puslitbang Jalan)
-979-
ISBN:978 29 - 2639- O
l. JUDUL r(
rli Bandung. Mereka adalah rekan kerja mauPun teman yang baik'
tahun yang
ll. Soil Mechonics l)cngalaman saya selama delapan tahun di lembaga itu adalah
Tanah' khususnya
. ptl ing memengaruhi pengertian saya tentang Mekanika
'l
Wesley, Lourence D.
2. Pronyoto, Sotyowon termasuk
pcrilaku tanah residu. saya berterima kasih pada mereka semua,
lagi'
DDC'21:624. 151.36
tcknisitlan pctugas pada lcmbaga tersebut'Juga kepada seorang teman
Indonesia'
Stlr. I Lrctliir)n()' y:rrrg banyak rnetnbanttr saya bcla.iar bahasa
IV MEKANIKA TANAH Peucnnnceeru v
Bpk' Moeljono Purbo Hadiwidjoyo, seorang pakar dalam bidang ini. saya menghargai
geologi universitas tersebut selama tujuh tahun belakangan
teknik pada Pusat Geologi di Bandung, dan Bpk. dengan pembicaraan-
Junus Dai, seorang penerimaan yang hangat dan bantuan yang diberikan'
pakar ilmu tanah pada Pusat penelitian Tanah di Bogor Ketika filsafat, selama "coffee brealc'
saya mulai pembicrraan baikyang bersifat teknis maupun
bertugas, mereka banyak membantu saya mengerti keadaan
geologi dan dan makan siang.
tanah di Indonesia S'T' dari
Ir. steve P. Limasalle, Ir. Ratna K. Gunawan, dan Meliani,
Russell Bullen, dari central Laboratories di wellington, Satyawan Pranjoto
New zealand. PT Dacoral Engineering International ,Jal<afiadan Dr'
dan pegawai lain di New Zealand Ministry ofworks. saya bekerja
selama yang banyak membantu menerjemahkan buku
ini' Bantuan
dari Auckland,
tiga tahun di laboratorium tersebut.
tersebut sangat saYa hargai.
Profesor Alan Bishop (alm), profesor peter vaughan (alm), anak-
dan dosen Akhirnya, banyak terima kasih pada istri tersayang'Bztbaru'dan
lain di Imperial college, London. Saya berajar banyak pengetahuan selama masa
anak, khususnya Kay, atas pengertian dan dukungannya
Mckanika Tanah di tempat ini, khususnya daram pembicaraan
dengan "pensiun" s^y^y^ngdipakai untuk menulis buku ini'
kcdua profesor tersebut.
Alan Pickens, Don Taylor,Terry Kayes dan semua pegawai perusahaan
krrrrstrltan Tonkin dan Taylor di Auckrand, New zearand,
tempat saya
lrckcr-i:r sclama sebelas tahun. Saya sangat menghargai
pengalaman waktu
itrr 1rird. bcrbagai proyek geoteknik di New zeaJand. dan Asia
tnggara,
tcnnusrrk Indonesia.
I)rrfcs.r Michael Pender, Dr. Tam Larkin, dan Dr.
John st George,
rckan sayir di bagian geoteknik di university of Auckland,
tempat saya
mcngajar sclama 18 tahun, terutama Michael pender yang
mendorong saya
pindah dari dunia konsultan ke dunia pendidikan, sehingga dapat
meneliti
dan memperdalam pengertian saya tentang MekanikaThnah.Terima
kasih
juga pada Michael Pender danJohn st George yang
membaca buku ini dan
memberi komentar yang berguna.
Michael Dobie, Manajer wilayah Asia pasifik dari Tensar International,
yang memberi banyakl keahlian dan pengalamannya dalam bidang
dinding penahan yang mengunakan perkuatan tanah pada waktu
berbagai
kunjungan saya ke Jakarta.
Profesor-profesor Ramon verdugo, claudio Foncea, Ricardo
Moffat
and Lenart Gonzalez, dari kelompok geoteknik Departemen
Teknik
sipil, university of chile, di Santiago. saya menjadi profesor tamu
pada
vt MEKANIKA TANAH

Kata Pengantar

l}ukuinipadaawalnyaditulisdenganjudulsoilMechanicsforGeotechnical
lingineers..Darijudulininampakjelaskepadasiapabukuiniditujukan,yaitu
insinyur geoteknik, termasukmahasiswa yang akan menjadi ahli geoteknik'
insinyur geoteknik muda'
rlan siapa saja yang mengajar atau membimbing
kekhususan
N"-rr. judul ini diubah menjadi judul yang sekarang agar
isinya menjadi lebih jelas'
-tirjuan menghasilkan buku yang menerangkan
Pertama saya adalah
dan tanah endapan' Sudah lama saya
sccAra seimbang perilaku tanah residu
karena banyak lulusan
l,crpcndapat bahwa buku semacam ini diperlukan
llitlangTcknikSipildaribanyakuniversitasdiseluruhduniayangtidak
nrr,ngcnal istilah tanah residu , apalagi
mempelajari sifat-sifatnya' Inilah
universitas tersebut berada di atas
yiu1{ umtrmnya terjadi, meskipun lokasi
penjuru'
.l:ur tlikclilingi olch tanah residu pada segala
seharusnya sudah memiliki
Sctirtp lttltrsan tlalarn bidang Tcknik Sipil
karena
pctrgcrliltrt tlrtsitr tcntatlg sif'lt tiurlh rcsidu' pcrtama-tama
kcrrrrrrrgkirr:rrr lrt.s:rr ilrt.rt:krr llanti bcrttrgas llatlir Proyck di dacrah tanah
titlak
It.sirlrr,.lrrrr kr.tlrrir ktrrcrrir tcrrl:rp:tl silirt klrtrsrrs p:rrllt t:trrrtlt resirlrr yang
viii MEKANTKA TANAH
Krrn Prucnrutnn lx
terdapat pada tanah endapan. Ada beberapa
sifat tertentu tanah residu T[juan kedua saya adalah lebih menekankan konsep-konsep serta
yang kurang sesuai dengan konsep dasar
Mekanika Thnah yang disusun prinsip-prinsip daripada cara analisis. Pengalaman saya ketika mengajar
berdasarkan perilaku tanah endapan. pemakaian
konsep ini pada tanah rrrahasiswa Teknik Sipil atau membimbing insinyur muda yang sudah
residu dapat menghasirkan pengertian
dan kesimpuran tentang perilaku lrckerja, adalah bahwa mereka lebih suka mempelajari cara analisisnya
tanah yang salah. sebuah contoh penting
adalah pemakaian konsep riwayat rlrrripada memahami konsep dan prinsip. Dibanding ahli struktur, lebih
tegangan (stress history) dan grafik e{og(p)
pada tanah residu. Konsep bcrbahaya jika ahli geoteknik tidak benar-benar menguasai konsep.
tiwayat tegangan serta istilah normal/y-consolidated
dan or.,er-consolidated Mcmentingkan cara daripada konsep dapat menimbulkan pendekatan
sama sekali tidak berlaku pada tanah
residu asli. prrda desain/perancangan yang bersifat hanya mematuhi prosedur atau
Namun demikian, saya tidak berpendapat
bahwa perbedaan antara lrccloman (hand-book) ataupun pemakaian resep (recipe). Pendekatan
tanah residu dan tanah endapan begitu
besar sehingga perilaku tanah scrnacam ini mungkin kurang menjadi persoalan pada perancangan
residu tidak dapat dimasukkan pada
perajaran biasa tentang perilaku tanah. struktur, tetapi sangat tidak memuaskan dalam bidang geoteknik karena
Konsep-konsep seperti prinsip tegangan
efektif kriteria keruntuhan Mohr- thpat menghasilkan perancangan atau penyelesaian yang keliru. Kondisi
coulomb, tetap berlaku pada tanah residu
sama seperti pada tanah endapan. t:rr.rirh permukaan jarang mempunyai keadaan yang teratur atau seragam
Sifat penting dari perilaku tanah residu
dapat disisipkan pada bagian inti schingga dapat dipakai cara teoretis seperti pada perencanaan struktur
pelajaran Mekanika Tanah biasa. oleh
karena itu, di daram buku ini tidak gcdung.
ada bab atau bagian khusus mengenai
tanah residu. penjelasan tentang ini masih sama seperti tujuan hampir 40
tanah residu dimasukkan bilamana perlu,
\uan penulisan buku saya
yaitu bira ada sifat khusus yang t:rhun yang lalu, yaitu ketika saya menulis buku "Mekanika Tanah" yang
berbeda dengan sifat tanah endapan.
Harapan saya adalah buku ini dapat tlitcrbitkan pertama kali tahun 7973.Di dalam prakata buku itu ditulis:
menjadi dorongan agar sifat tanah residu
menjadi bagian dari pelajaran "Oleb karena itu, tujuan utama dari buku ini adalah memperkenalkan
Mekanika Tanah biasa.
kepada pembma prinsip'prinsip Mekanika Tanab. Buku ini (MehaniLa
Perlu juga saya jelaskan bahwa pandangan
banyak pihak yang Thnab) sama sekali tidak dimaksudkan sebagai suatu buku pedoman
mengatakan bahwa sifat tanafr residu
dan tanah endapan sangat berbeda ("handbook") di rnana terdapat cara-cara serta ?eraturan-?eraturan yang
adalah agak keliru. Grafik e terhadap
log(p) yang disebutk"rr lrdi, adarah dapat dituruti begitu saja tanpa rnengerti dasar atau latar belakangnya."
suatu contoh' Karena pengalaman saya
padatanah residu, saya sudah lama Sesuai dengan tujuan-tujuan di atas,yang paling diutamakan dalam buku
menganjurkan agar dipergunakan skara linier (bukan
skala logaritmis) irri adalah sifat tanah asli. Sedapat mungkin, saya tidak memakai konsep
apabila menggambar hasil uji odometer.
untuk tanah endapan, professor rcorctis ataupun konsep empiris, khususnya yang berasal dari penelitian
Janbu dari Norzoegian (Jniversity of science and rbchn)hgy,
bahkan prrtlir tanalr tidak asli. Pcrilaku tanah diterangkan sedapat mungkin dengan
sudah lebih lama menganjurkan penggunaan
skala linier. Alrrr, untuk rrrt'rnrrkiri hasil uji pada contoh tanah asli.
menggunakan skala linier hampir sama
pentingnya pada tanah endapan Scrrrrtllrirrya srtylt ;lcrltr rncllrpcrsclnbahkan buku ini kepada seseorang,
sepertijuga pada tanah residu.
or:rrrg it.rr rrtllrl:rlr l)rolcssor Nilrnrrr Jitrrl'rtr, yirrrg tclah cliscbutkan di atas.
hr.thur lr('l'ny:tt:liln hclirtrr yirrrg bcrikrrt (.f :rnlrrr, 19911) rlrcrrcgltskar.r itplt yang
.rr.l:tlr lrttttit l,r'lirtrr kcrrrrrk:rkrrrr:
X MEKANIKA TANAH Klrn Prrucnurnn xl

"Saya sangat beran melihat segala usaha-usaba penelitian pada tanah lernpung
Indonesia asli. Kami mohon maafjika di antara istilah yang dipakai pada
tidak asli (remoulded) yang masib berlangsung di berbagai negara sedunia.Jika
terjemahan buku ini masih ada yang dianggap kurang tePat atau masih
maksud penelitian ini untuk penerapan praktis, jelaslab baltzaa ini adalah terdapat kekurangan-kekurangan.
pembuangan uan& yang ?ercuma." buku aslinya.
Jumlah bab pada buku ini ditambah satu dari pada
("It is sery surprising, to say tbe least, to obserzte all tbe eforts still rnade Bab tambahan ini adalah Bab t7, sifat-sifit Thnah di Pulau Jatua, yang
internationally in studying rernoulded clays. If the airn of sucb research is
menjelaskan secara singkat keadaan tanah di Pulau Jawa yang dimulai
qractical application, it is obviously a total tlaste of money".)
dengan golongan-golongan geologinya. Bab ini berdasarkan pengalaman
penulis selama bertugas sebagai insinyur geoteknik di Indonesia.
"...saya tak babis pikir mengapa profesi geoteknik sedunia masih menggunakan
grafk e-log(p) itu yang tidak ganjil, dan rnemakai parameter Cc yang tidak
lengkap atau berguna, yang nilainya ditentukan pada garis yang dibuat di luar
da ta- da ta h as i I p engukuran... "
( "--- it remains a mystery uhy the international profession still uses the
atokward e-logp plots, and the incomplete and useless cofficient Cc which is not
eoen determinedfrom tbe measured data, butfrom a constructed line outside tbe
measurements ---")

Kedua pandangan tersebut sangat penting bagi tanah endapan. Bahkan


lebih penting lagi bagi tanah residu, dan mudah-mudahan saya cukup
memperhatikannya dalam penulisan buku,ini.

Catatan khusus tentang buku dalam bahasa Indonesia ini


Penerjemahan dilakukan sebagai suatu usaha kelompok (team effort),
yaitu saya dan kawan-kawan di Jakarta, khususnya Ir. Steve P. Limasalle,
Ir. Ratna K. Gunawan, dan Meliani, ST dari PT Dacoral Engineering
International, dibantu oleh Dr. Satyawan Pranyoto di Auckland. Kami
bersama-sama berusaha menggunakan bahasa Indonesia yang baik untuk
menjelaskan konsep-konsep sejelas mungkin. Istilah yang dipakai sedapat
mungkin mengikuti kebiasaan dalam buku dan karangan mekanika tanah
lain. Apabila ada pilihan antara istilah bahasa Indonesia asli dan istilah yang
berasal dari bahasa Inggris atau bahasa Belanda umumnya dipilih bahasa
xii MEKANTKA TANAH

DAFTAR lSI

I)ENGHARGAAN.- III
KATA PENGANTAR -. VII
DAFTAR ISI -- XIII
I}AB 1 PEMBENTUKANTANAH, KOMPOSISI' DAN
KONSEP DASAR -- 1
1.1. CaraPrlapukan,Tanah Endapan, danTanah Residu -- 1

1".2 Mineral Lempung -- 4


1.3 PengaruhTopografi pada Proses Pelapukan -- 7
1.4 Faktor-faktor yang Menentukan SifatTanah Endapan dan
Tanah Residu -- 7
1.5 Tanah yangTidakAsli:Tanah yang DibentukUlang -- 12
ITAI} 2 DEFINISI DASARDAN HUBI.JNGAN
ANTAREASE -- 15
2.1 Komponen-komponenTanah -- 15
2.2 I lubungnn Antarfase -- 16
2..] Contolt l)cttggttttaan ]Iuhungan Antarfase -- L9
j.4 l'",,gtrktrrrrrt Sifirt l)rtsar'['rurirlt -- 25
2 4.1 llt'r:rt Srttttrttt'litrrllr 2\
XIV MEKANIKA TANAH Dnnnn lst xv

2.4.2Kadar At -- 25 4.2.2KasusB:Tanah dengan Permeabilitas Rendah -- 63


2.4.3Berat Satuan Butiran dan BeratJenis -- 26 4.2.3 Kasus C: Lempung dengan Permeabilitas Menengah
BAB 3 UJI INDEKS DASAR, KI/.SIFIKASI, DAN dan Permeabilitas Tinggi -- 65
DESKRIPSITANAH -- 31 4.3 Rembesan Air danTekanan Air Pori pada Lereng
3.1 Umum -- 31 Bukit -- 67
3.1.1 Kerikil dan Pasir -- 32 4.4 ArtiMuka AirTanah (Permukaan Preatik) -- 68
3.7.2Lempung-- 32 4.5 Tegangan Horizontal di Dalam Tmah -- 69
3.1.3 Lanat -- 32 4.6 Contoh Soal -- 73
3.2Besarun Butir dan Pengaruhnya Terhadap Sifat 4.6.1 Contoh Soal I -- 73
Tanah -- 33 4.6.2 Contoh Soal 2 -- 76
3.2.1 Pengukuran Besarnya Butiran -- 34 IIA[] 5 TEGANGAN DI DALAMTANAHAKIBAT
3.3 Plastisitas dan Batas Atterberg -- 36 PEMBEBANAN -- 79
3.3.1 Penentuan Batas Atterberg -- 36 5.1 Umum -- 79
3.4Indeks Kecairan Lempung dan Kepadatan Relatif 5.2 Teori Elastis untukTegangan-tegangan -- 80
Pasir -- 40 I}AI} 6 PRINSIPTEGANGAN EFEKTIF -- 91
3.5 Kepekaan,Thixotropi, dan Aktivitas pada Lempung -- 43 6.1 Prinsip Dasar -- 9L
3.6 Sistem Klasifikasi -- 44 6.2 Tegangan y^ng Berlaku, Perilaku Tanah Terdrainasi dan
3.6.1Unified Soil Classification System (USCS) -- 45 Tanah TidakTerdtainasi -- 94
3.6.2 Catatan Tambahan Mengenai Klasifikasi -- 48 6.3 Perubahan Tekanan Air Pori pada Keadaan Tanah Tidak
3.6.3 Deskripsi tentang Sifat Tanah Asli -- 50 Terdrainasi -- 96
3.7 Klasifikasi Thnah Residu -- 53 6.4 Contoh Praktis dari Prinsip Tegangan Efektif -- 99
3.7.1Baitan Asal -- 53 6.4.1 Keadaan Tegangan pada Elemen Thnah di Bawah
3.7.2 Kegonaan Sistem yang Telah Ada -- 54 Permukaan yang Terendam (Dasar Danau atau Dasar
3.7.3 Klasifikasi Profil Pelapukan -- 55 Laut) -- 99
3.7.4 Pentinanya Mineralogi dan Struktur Tanah -- 56 6.4.2 GayaPenahan Geser pada Bendungan Beton -- 100
BAB 4 TEGANGAN DANTEKANANAIR PORI DI 6.4.3 Pengaruh Hujan Terhadap Kemantapan Lereng -- 101
DALAMTANAH -- 59 6.4.4 Penurunan Tanah Akibat Muka AirTanah
4.'l"Tegangan Vertikal di Dalam Tanah -- 59 l)ittrrtrnkan -- 103
4.2Tel<anan Air Pori di Atas Muka Air Tanah dan pengaruh IIA I} 7 I'IiIIMI.]ARIT,ITAS DAN REMBF]SAN AIR DI
Musim -- 61 I)AI,NMTANAtI -- 105
4.2.1 Kasus A: Tanah Berbutir Kasar -* 53 7.1[lrrrtrrtr 105
xvr MEKANIKA TANAH DnnRn lst

7.2Tekanan, Tinggi Energi, dan Tinggi Energi Total -- 106 I}AB 8 PEMAMPATAN, KONSOLIDASI, DAN
7.3 Hukum Darcy -- 109 PENURI.JNAN -- I47
7.3.L Catatan Mengenai Hukum Darcy -- 109 8.1 KonseP Dasar -- 747
7.3.2 Catatan Mengenai Kecepatan Rembesan -- 110 8.2 P erl<faan Penurunan B erdasarkan Teori Elastisitas
-- 148
8.2. 1 Perilaku Terdrainasi dan Tak Terdrainasi --
7.4 Pengukuran Koefisien Rembesan -- 111 150

7.5 Persamaan l]mum untuk Rembesan Air di Dalam 8.2.2 Keterbatasan Teori Elastisitas -- 15 1
Tanah -- 113 g.3 Perkiraan Penurunan Berdasarkan Konsolidasi 1-D -- 157
8.4 Penurunan Seketika dan Penurunan Konsolidasi --
7.6 Keadaan Aliran Tetap, Persamaan Laplace, dan Jaringan 153
Aliran -- 116 8.4.1 Penurunan Seketika dan Penurunan Konsolidasi pada
7.6.7 Jaingan Aliran: Kegunaan dan Cara Menggambarnya Pasir -- 153
__ 118 8.4.2Pemttunan Seketika dan Penurunan Konsolidasi pada
7.6.2 Keadaan Batas Jaringan Aliran -- L2O LemPung -- 754
7.6.3 Cara Menggambarkan Jaringan Aliran -- L27 8.5 Perilaku Konsolidasi Lempung dan Lanau -- 158
7.6.4 Syarat Dasar dan Cara Menggambar SketsaJaringan 8.5.1 Uji Odometer -- 158
Aliran -- 722 8.5.2 Besaran Konsolidasi -- 160
7 .6.5 Penggtnaan Jaringan Aliran untuk Tujuan S.5.3PerilakuKonsolidasidanKecepatanKonsolidasi.-t75
Praktis -- 723 U.6 Perkiraan Penurunan dari Hasil Uji Odometer
-- 191
7.7 Grudien Hidrolik Kritis -- 126 8.6.1 Penurunan Fondasi Gedung -'197
7.7.7 Pasir Hisap -- 727 8.6.2 Penurunan lJrugan pada Lempung Lunak
'- t97
7.7.2 Contoh Soal -- I28 8.7 Ketidakpastian Perkiraan Penurunan Berdasarkan uji
7.8 Jaringan Aliran Tak Terkekang dan perkiraan Odometer -- 205
Formulasinya -- 130 8.7. 1 Interpretasi Grafik Angka Pori Terhadap Tegangan dan
7.9 Penggunaan Lapisan Saringan dalam Perencanaan Gangguan ContohTanah -- 205
Bangunan Hidrolik -- t32 8.7.2 Anggapan-anggapan Mengenai Keadaan Tegangan Air
7.L0 Aliran Vertikal Melalui Lapisan Tunggal dan Lapisan Pori -- 208
Banyak -- 134 U.7.3 Deformasi Horizontal -- 209
7.7'J, Catatan Tentang Ilmu Air Thnah dan Mekanika Air t1.7.4 tlrugan yang Tl-rrun Sampai di Bawah Muka
Air
Tanah -- 1.37 'l'tnah -- 209
7.12 Aliran ke dalam Galian, Selokan, dan Sumuran --'J.39 t|.7.5 'ttori Konsolitlasi'l'crzaghi pada Tanah Non-
lirricr - 209
l'1.7.(r l't'rrgirrrrlr Kcktrr:trrg:rrl l)ltt:r -- 211
xviii MEKANIKA TANAH Dlnnn lst xix

- - 25 6
8.8 Penurunan yang Diizinkan pada Gedung __ 271" Parameter Tegangan Efektif untuk Tujuan Praktis
8.8.1 PenurunanTotal -- 2lt 9.4 Perilaku Kekuatan Geser Pasit -- 257
8.8.2 Perbedaan penurunan Antara Gedung dan Thnah 9.5 Kekuatan Sisa LemPung -- 259
Sekitarnya -- 2L2 9.5.1 Pengukuran Kekuatan Sisa -- 263
8.8.3 Perbedaan penurunan pada Gedung __ 2I2 9.6 Konsep TaPakTegangan -- 264
8.9 Aliran Radial dan Korom pasir untuk Mempercepat 9.7 Parameter Tekanan Air Pori, A dan B -- 266
Konsolidasi -- 21,4 9.8 Kekuatan Geser dan Perilaku Deformasi Lempung
-'268
8.9.1 Teori untuk perancangan Kolom pasir __ 275 9.8.1 Perilaku Lempung yang Dibentuk Ulang
-'269
8.10 Penurunan Fondasi pada Tanah pasir __ 2lZ 9.8.2 Perilaku Lempung Endapan Asli -- 277
8.10.1 Cara Schmertman -- 2L7 9.8.3 PerilakuTanah Residu -- 279
8.70.2 Cara Burland dan Burbidge __ 279 9.8.4 Kriteria Keruntuhan dan Penentuan Besarnya
c'd"n
8.10.3 Contoh Soal -- 222 ot --284
BAB 9 KEKUATAN GESERTANAH-- 231 9.9 Nilai Biasa Parameter Kekuatan Efektif pada Lempung
9.1 Konsep-konsep Dasar -- 231 dan Lanau -- 286
9.1.1 Rumus IJmum untuk Kekuatan Geser Tanah __ 232 9.10 Kekuatan Geser Tak Terdrainasi pada Tanah
Asli dan
9.1.2 Kekuaran GeserTakTerdrainasi (s.) __ 233 Tanah yang Dibentuk Ulang -- 290
9.1.3 Hubungan Antara Kekuatan tgangan Efektif dan 9.10.1 Lempung Endapan Terkonsolidasi Normal
-- 290
Kekuatan Tak Terdrai nasi -_ 234 g.h}.2Tanah yang Dibentuk Ulang -- 292
9.2 Pengukuran Kekuatan Geser -- 231 9.10.3 Tanah Residu -- 293
9.2.7Uji Geser Langsung (Uji Kotak Geser) __ 23g 9.1 1 Pengukuran Kekuatan Geser Tanah Tak
9.2.2 UiiTiiaksial __ 240 Terdrainasi -- 294
9.2.3 Llngkaran Tegangan Mohr __ 242 9.11.1 Uji Tekan TakTerkekarry -- 294
9.2.4 Pengg,tnaan Lingkaran Mohr untuk Menggambarkan g-77.2 Uji Baling-biling -- 294
Hasil uji Tiiaksial __ 245
IIAI} 10 PENYELIDIKAN DI LAPANGAN, PENGUJIAN
9.2.5 Perlaku Tanah pada uji Konsoridasi trdrainasi dan I,APAN GAN, DAN KO RELASI- KO RELASI
Taktrdrainasi -- 24g I'ARAMETER _- 299
9.2.6 Koreksi Luas pada Uji Tiiaksial _- 250 10.1 l)cndahuluan -- 299
9.2.7 Kriteria Keruntuhan Menurut Tegangan Utama __ 251 10.2 l)cngcboran -- 300
9.2.8 Penentuan Sudut Bidang Keruntuhan __ 252 10'2.1 l'engcborirn Mcnggunakan BorTangan -- 300
9.2.9 Contoh perhitungan Hasil Uji Tiiaksial __ 1(1.2-21)cttgcbor:ttl tlcngart Mcsin -- 301
253 .
9.3 Pemanfaatan Kekuatan Geser Tidak rerdrainasi lnti'li:rtrs nlctlcrtrs Mcrlakai Tabung
dan 10.2..1 l)crrgrttlrbilrtrr
XX MEMNIKA IANAH Dlmn ls xxi

Terbuka (Single Tube Core Barrel) _* 303 17.5.2 Bahasan tentang Deformasi dan Kemantapan -- 342
70'2.4 Pengeboran Memutar Memakai "core Barrer"
-- 303 IIAB 12 DAYA DUKUNG DAN PERENCANAAN
10.2.5 Pengeboran Cucian __ 304
FONDASI-.343
70.2.6 Pengeboran Tumbuk __ 305
12.1. DayaDukung Tanah -- 343
10.3 Pengambilan contoh ranah Asli dengan
Memakai 72.7.L Daya Dukung dengan MemakaiTegangan
Thbung -- 305 Efektif -- 347
10.4 Contoh-contoh Bongkah __ 30g
72.1.2 Daya Dukung dengan Memakai Tegangan Total
10.5 Sumur Percobaan (Test pits) __ 309 (Keadaan Tak Terdrainast) -- 347
10.6 Pengujian Setemp Lt -- 3Og
72.7.3 Beban Eksentrik dan Miring -- 348
10.6.1 Kesulitan dan Kekurangan pada pengeboran
dan t2.2Fondtsi Dangkal pada Lempung -- 349
Pengambilan Contoh Tanah Asli __ 309 12.2.7 Penggunaan Kekuatan Geser Tak Terdrainasi -- 350
70.6.2 Pengujian SpT (Cara Dinamis) __ 310
I2.2.2Pemanfaatan Faktor Keamanan -- 351
10.6.3 Uji Sondir (Dutch Cone penerration Test, 12.2.3 Daya Dukung dan Penurunan pada Perencan?an
cPT) __ 374
-- 352
Fondasi Dangkal
70.6.4 Pengujian Baling_baling __ 319
72.2.4 Contoh Perhitungan -- 353
10.7 Korelasi Antara Hasil Uji setempar dengan sifat-sifat 12.3 Fondasi Dangkal pada Pasir -- 356
T[nah Lain -- 327 t2.3.LPenggunaanTeori Daya Dukung -- 356
1.0.7.1Korerasi Antara Nilai N dari uji spr dlngan Nilai t2.3.2Cara Empiris untuk Perencanaan Fondasi di Atas
Konis (qu) dari Uji CpT __ 322 Pasir -- 357
10.7.2 Kekuatan Geser Tak trdrainasi Lempu
ng __ 323 12.4 FondasiTiang -- 358
10.7.3 Kepadatan Relatif pasir __ 325
72.4.1Konsep Dasar danJenisTiang -- 358
70.7.4 Modulus young pada pasir _- 326
12.4.2 Daya Dukung Tiang-Persamaan Dasar dan Cara
BAB 1 KONSEP KEMANTAPAN DAN MEKANISME
1
MenentukannYa'- 362
KERUNTUHAN -- 331 1'2.4.3 Daya DukungTiang pada Lempung-- 364
11.1 Konsep-konsep Dasar -- 331 12.4.4 Daya DukungTiang pada Pasir -- 367
'1,7.2
Kemantapan Lereng -- 334
12.4.5 Perilaku KelompokTiang Fondasi -'369
1.7.3 Daya Dukung -- 336 DINDING
IIA IT I 3,I-IIKANAN TANAH DAN
11.4 Dinding Penahan Tanah -_ 339
llliNAt{AN -- 395
11.5 Pertimbangan Selanjutnya __ 341
l,l.l Crtrt Arralisis Baji Coulomb -- 395
11.5.1 Faktor Keamanan, Faktor Beban, dan Faktor
Reduksi |..l.2,l.cklrrrenl)iitrn,.I.ekarrirnAktilTekananPasif,dan
Kekuatan -_ 347 I )t:firrrrtirsi yarrg'lLrkrrit -- 402
xxii MEMNTKATANAH
DnnRn lst xxiii

Waktu
13.3 Tekanan Tanah Rankine -- 403 14.4 KemantaPan Lereng Lempung dalam Jangka
13.4 Pengaruh Gesekan Antara Dinding dan Tanah __ 407 Pendek dan Panjang-- 479
13.5 Koefisien Tekanan Tanah -- 409 74.4.7 Lereng Akibat Penggalian -' 479
13.6 Analisis Berdasarkan Tegangan Total -- 40g L4-4.2Pembuatan Tanggul di Atas Tanah Lunak
-- 485
14.5 Analisis Kemantapan BendunganTanah --
13.7 Ketinggian Maksimum pada Tebing vertikal yang Tidak 490

74.5-tTekanan Air Pori pada Akhir Pembangunat --


490
Tertahan -- 409
74.5.2Tekanan Air Pori Ketika Waduk Penuh Air
(Keadaan
13.8 Faktor Pelaksanaan pembangunan yang Memengaruhi
Tekanan Tanah pada Dinding penaha n -- 471 RembesanTetaP) -- 494
73.9 Galian dengan Penyangga (propped Trencbes) -- 474 74.5.3 Tekanan Air Pori Ketika Muka Air Dalam Waduk
13.10 Contoh Perhitungan (perancangan) Dinding Diturunkan Secara CePat -'495
Penahan -- 41.6 14.6 Pengaruh Iklim dan Cuaca pada Kemantapan
13.11 DindingTirrap (sheet pire) danDinding serupa -- 424 Lereng -- 496
13.11.1 Turap Kantilever dan Turap yang Memakai 14.7 Analisis Kemantapan Lereng Menggunakan Bidang
Sangga -- 424 GeserTidak Berbentuk Busur Lingkaran -- 503
13.72 Dinding Penahan yang Memakai perkuatan I}AB 15 PEKERJAANTANAH DAN PEMADATAN
Thnah -- 435 TANAH -- 511
73.72.7 Konsep dan perilaku Umum __ 435 15.1 Pendahuluan -- 511
73.12.2Jenis-jenis Bahan perkuatan __ 437 15.2 Perilaku Pemadatan Tanah --
512
1-5"3 Pengawasan dan Pengontrolan Pemadatan
-- 5L9
13.12.3 Cara-cara Perancangan -- 439
BAB 14 KEMANTAPAN LERENG -- 461 75.31Cara Biasa untuk Mengontrol Pemadatan -- 519
14.1 Pendahuluan -- 461 75.3.2 Cara Lain Pengontrolan Pemadatan Berdasarkan
14.2 Analisis dengan Menggunakan Bidang Kekuatan Geser Tak Terdrainasi dan Kadar
Gelincir
Berbentuk Busur Lingkaran -- 463 Udara -- 520
74.2.1 Analisis Lingkaran Gelincir dengan Menggunakan 15.4 Kesulitan-kesulitan yang Dialami pada Pemadatan

tgangan Total -- 466 Lempung -- 525


14.2.2 Analisis Lingkaran Gelincir dengan Menggunakan 15.4.1 Lempung dengan Kadar Air Asli Jauh Lebih Tinggi
tgangan Efektif -- 468 dari Kadar Air OPtimum -- 525
15.4.2'l'anah yang Menjadi Lunak Akibat Pemadatan
-- 526
14.2.3 Contoh Perhitungan dengan Memakai Cara
Tanah Tidak Plastis _- 526
Bishop -- 47t 1 5..5 l)crrradatan Pasir, Ke rikil, dan

14.2.4 Cara Bishop untuk Lereng yang Terendam Air __ 474


14.3 Analisis Kemantapan LerengTakTerhingga -- 426
XXIV MEKANIKA TANAH
DAFTAR lst x)
BAB I6JENrSTANAH KHUSUS __
531
77.6 Tanah Merah (Lempung yang Banyak Mengandung
16.1 Pendahuluan -- 531
'l.6.2TanahTidak Halloysite) -- 571
Jenuh -- 532 17.6.L Hasil Pengujian Laboratorium -- 577
76.2.7 trjadinya Thnah TidakJenuh __ 532
17.7 Lempung Abu Vulkanis -- 576
16.2.2 Pengukuran Derajat Kejenuhan __ 533
77.7.7 Hasil Pengujian Laboratorium -- 577
76.2.3 Mekanika Tanah pada Tanah Tidak
Jenuh __ 535
1.6.3Tanahyang Mengembang -- 543
16.3.7 Mekanisme Terjadinya Sifat Tanah yang
Mengembang -- 544
16.3.2 Perkiraan Besarnya tkanan Mengembang dan
Besarnya Volume pengemban gan __ 546
76.3.3 Perkiraan Besarnya pengembangan pada Keadaan
Praktis -- 551
1,6.4Tanah yang Mengalami Keruntuhan Mendadak __
553
BAB t7 SrEAT-STEATTANAH DI PULAUJAWA __ 55s
17.1 Pendahuluan -- 559
1,7.2 Golonsan Tanah Berdasarkan Asal Geologis __
SS9
77.2.L Golongan 1{anah yang Berasal dari Formasi
Endapan Lama -_ 567
77 .2.2 Golongan 2-Ianah Endapan Lunak
yang Muda -_ S6L
77.2.3 Golongan 3:Tanah yang Berasal dari Gunung
Api
(Tanah Residu) -- 562
17.3 Pengxuh Topografr padasifat-sifat Tanah __
564
17.4Pengtjian Indeks dan Klasifikasi __ 565
t7.4.1Kadar Air Asli (atau Angka pori) _- 565
77.4.2 Ukuran Butir -- 566
17.4.3 Batas-batas Atterberg __ 566
77.5 Tanah Hasil Pelapukan pada Formasi Endapan Lama
(Golongan 1) -- 568
17.5.1Hasil Pengujian Laboratorium __ 56g
xxvt MEKANIKA TANAH

BAB 1

PEMBENTUKAN TANAH, KOMPOSISI, DAN


KONSEP DASAR

1.1 CARA PELAPUKAN, TANAH ENDAPAN, DAN


TANAH RESIDU
I stilah "tanah"dalam bidang mekanika tanah dimaksudkan untuk mencakup
s('rnua bahan dari tanah lempung sampai kerakal; jadi semua endapan alam
y,rrrg bersangkutan dengan teknik sipil kecuali batuan. Batuan menjadi
rlrnu tersendiri, yaitu mekanika batuan.
'lanah dibentuk oleh pelapukan fisika dan kimiawi pada batuan.
I'clapukanfisikaterdiri atas duajenis.Jenis pertama adalahpenghancuran-
,lischabkan terutama oleh pembasahan dan pengeringan terus-menerus
,rtiurl)un pengaruh salju dan es. Jenis kedua adalah pengikisan, akibat air,
,rrrgin, ataupun sungai es (glacier). Proses ini menghasilkan butir yang kecil
,,.rrnJrai yang besar, namun komposisinya masih tetap sama dengan batuan

,rs:r!ny:r. Butir lanau dan pasir biasanya terdiri atas satu jenis mineral saja.
lltrrir lebih kasar terdiri atas beberapa jenis mineral, seperti halnya pada
lr.rrrurn asalnya. Perlu dimengerti bahwa pelapukan fisika tidak pernah
rrrcrrghirsilkan tanal'r bcrsifat lempung sekalipun ukurannya sama kecilnya
,k'rr1',;rrr liutir lcnrpung. Unttrk mcnghasilkan lempung, harus ada juga

1,,'lrrprrkittr kirrrirrwi.
PEMBENTUKAN TANAH, KOMPOSISI, DAN KONSEP DASAR
MEKANIKA TANAH

IANAH RESIDU:
Pelapukankimiawi adalah proses yang lebih rumit daripada pelapukan lIr:,rl pelapukan fisika serta
ktrrawi pada batu bawahan.
fisika. Pelapukan kimiawi memerlukan air serta oksigen dan karbon
dioksida. Proses kimiawi ini mengubah mineral yang terkandung dalam Erosi hasil hu.ian langsung serta aliran

batuan menjadi jenis mineral lain yang sangat berbeda sifatnya. Mineral
baru ini disebut mineral lempung (clay minerals). Jenis mineral ini yang
Pengangkutan oleh Pengendapan lagi di dalam I

danau atau laut


terkenal adalah kaolinite, illite dan montmorillonite. Mineral ini masih
termasuk bahan yang disebut kristalin, dan besarnya umumnya lebih kecil
dari 0,002 mm. Mineral lempung inilah yang menghasilkan sifat lempung
yang khusus, yaitu kohesi serta plastisitas.
Jenis mineral lempung yang dihasilkan pada suatu keadaan tertentu TANAH ENDAPAN

bergantung pada batuan asal dan lingkungan pelapukan. Faktor-faktor ix?:L*ti$:t [T;,1:l' "'"n
tinggi dari muka laut
penting adalah iklim, topografi, dan nilai ph dari air yang merembes Gambar 1.'l Cara pembentukan tanah
dalam tanah. Misalnya, kaolinite dibentuk dari mineral feldspar akibat air
dan karbon dioksida. Kwarsa adalah mineral yang paling tahan terhadap ',, tr'l.rlr tcr-iuli pengendapan, tanah ini masih mengalami perubahan
pelapukan, sehingga tanah yang berasal dari granit biasanya mengandung rr l,rrrlrtrryu rrkibat dua faktor berikut:
banyak butir kasar yang terdiri atas kwarsa, (tercampur dengan butir lain | '1,'lirrrr:rn dari bahan tanah di atasnya; ini menyebabkan pemampatan
yang lebih halus). Pelapukan kimiawi paling keras pada iklim panas dan
',,'lrirr1,,gl tiu-rah menjadi lebih padat dan lebih kuat.
basah. Pada iklim semacam ini pelapukan dapat berlangsung sampai sangat -' l','r rrlrrrlurn kimia yang berlangsung perlahan-lahan pada jangka waktu
dalam. Di Indonesia pelapukan masih berlangsung sampai sedalam puluhan l,rrrr,r. Al<ibat perubahan ini, tanah menjadi lebih kuat. Pengaruh ini
meter. Cara pelapukan sebetulnya kurang penting diketahui dengan telitii' , I r..r' I r r r t 1,r',,r g" rdsan (b arde ning) atau penuaa n (aging).
yang penting adalah sifat tanah yang dihasilkan oleh proses pelapukan.
Selain pelapukan fisika dan kimiawi, ada faktor lain yang terlibat dalam
:\ir r'.nrl' rrrcrcrrrbcs di dalam tanah juga memengaruhi proses ini.
cara pembentukan tanah. Faktor terpenting adalah pengangkutan butir *,,
,rrr,l,rrry;r :rir ini rncngandungjenis bahan kimia (larutan) tertenturbahan
tanah dan kemudian pengendapannya di lain tempat seperti laut atau
rrrr rf runl,lurr rrrcrr.iu<li birhan pelekat antara butir tanah. Lama-kelamaan
danau. Proses ini diperlihatkan pada Gambar 1.1. Tanah yang terbentuk
l.rlrtrrr rrrr rl:rp:rt rrrcrrycbirbkan tanah menjadi batu. Batu pasir atau "shale"
langsung akibat pelapukan kimiawi disebut tanah residu (residual soil).
tr llrr s111111,1,'t11,;11y
Iroscs ini.
Tanah ini tetap pada tempat pembentukannya di atas batuan asalnya.
!,rr,,rlr ,'rrtl:rprrrr ini rltprt mcngalami kenaikan akibat gaya tektonik
Hujan menyebabkan erosi dan tanah diangkut melalui sungai sampai ur rli tlarrtt, jttrh dari tempat asalnya di dalam laut
llrr1,1,,r t.rrr:rlr irri tcrrlrrpirt
mencapai laut atau danau. Di sini terjadi pengendapan lapisan demi lapisan
.l,rrr rl,ur.rr Sctrlrrlr rlinrrikkarr tlcngan cant ini, I)r()scs erosi diulangi lagi
pada dasar laut atau danau. Proses ini dapat bedangsung selama ribuirn
,l,ri, l, t, li,tl.rtr l,tn;tlt Pttn nt('tttttlltl.
atau jutaan tahun. Thnah ini disebut tanah endapan (sedimentary sail) atatr
tanah yang terangkut (transported soil).
4 naTKANIKATANAH PEMBENTUKAN TANAH, KOMPOSISI, DAN KONSEP DASAR 5

1.2 MINERAL LEMPUNG Struktur khusus ini berarti butir lempung sangat berbeda dengan butir
Mineral lempung merupakan suatu golongan butir tertentu yang l,'rsir atau kerikil. Butir pasir dan kerikil terdiri atas bahan yang tetap
I.,'r'rrs dan "matl",yaitu selalu kaku dengan sifat yang tidak berubah (inert).
menghasilkan sifat khusus pada tanah yang mengandung mineral lempung.
l,;rirr halnya pada butir lempung; istilah "aktif" (active) dipakai untuk
Jenis mineral lempung yang paling terkenal adalah kaolinite, illite, dan
montmorillonite. Struktur mineral ini disebut kristalin, yaitu molekulnya r,','nggambarkan sifatnya. Butir ini dapat mengembang atau menyusut
tersusun sehingga merupakan "kesatuari' dengan bentuk tertentu (seperti ,rkihrrt air masuk atau keluar. Lfmumnya, makin besar sifat aktivitas makin

lapisan). Ada dua kesatuan khusus, yaitu "silica tetrahedrori'dan "alumina l,rrrtrk sifat tekniknya. Montmorillonite memiliki sifat aktivitas tinggi;
octahedron". Kesatuan ini tersusun sehingga merupakan butir sangat kecil rllitc rnemiliki sifat akivitas sedang, dan kaolinite memiliki sifat aktivitas
dengan bentuk seperti piring ("p1ate-like"). Bentuknya diperlihatkan secara r,'rrrl:th. Lempung yang mengandung montmorillonite memiliki sifat
skematis pada Gambx L.2. trlirrik yang buruk, khususnya sering menyebabkan kerusakan pada fondasi
p,.'t t ng akibat pengembangan dan penyusutan. Sebaliknya, lempung yang
Struktur butir kaolinite terdiri atas satu lapisan silika tetrahedran dan I r

satu lapisan alumina oktahedron. Antara lapisan-lapisan ini terdapat ikatan rrr,'rrgirndung kaolinite jarang menyebabkan kesulitan karena aktivitasnya
,,,rng:rt rendah.
agak kuat disebabkan oleh hidrogen. Butir illite terdiri atas satu lapisan
alumina antar^ dua lapisan silika. Kesatuan baru ini diikat satu sama Wrlaupun "aktivitas" tinggi berarti sifat teknik yang buruk, masih ada
1.,';q111111n yang memerlukan tanah dengan "aktivitas" tinggi. Misalnya,
lain dengan ikatan potassium. Ikatan semacam ini kurang kuat. Struktur
montmorillonite tidak jauh berbeda dengan struktur illite, tetapi ikatan l,.rrrHtrntrn untuk menahan air seperti bendungan tanah, memerlukan tanah

lapisan berbeda, yaitu terdiri atas air serta "exchangeable cations". ,|,'ngun permeabilitas yang rendah. Apalagi, seandainya terdapat pada
^rfta;ra ,l,rt'r';rlr yang kena gempa bumi, diperlukan tanah yang plastis agar dapat
Lapisan alumina
,/ Lagisan silica rrrcrruhan deformasi akibat gerakan tanah.
,/ _\-/
Sclain ketiga jenis mineral lempung yang biasa ini, ada dua jenis lagi
r,rrrg scring terdapat pada lempungyangberasal dari bahan vulkanis. Nama
r,'rrrt'nrl ini
adalah halloysite dan allophane/immogolite. Walaupun
--
(a) kaolinite rrrrrup:rkan jenis tersendiri, allophone dan immogolite biasanya terdapat
(b) illite
-
(c) montmorillonite 1,,'r,lrrrnpingan. Mineral ini terbentuk akibat pelapukan pada abu vulkanis,
-
-vuuu
- l'.rrtrr lr:rhun yang dikeluarkan oleh peletusan gunung api, khususnya letusan

0e
AlloBhane, berbentuk "bola' ",rrrrh'sitit'". Abu ini terdiri atas butir sebesar lanau dan pasir halus.
g r/ (spheres)
lI'rlrrinirn <lcngan batuan biasa, ataupun bahan vulkanis biasa, butir abu
rrrlli;rrris rrgak luar biasa, yairu strukturnya tidak kristal. Jadi strukturnya
,.r'pt'r ti "volt':rnit' glass", crlntohnya butu yang dinamakan "obsidian'. Karena
lmmogolite, berbentuk
(d) halloysite
benang ( thread) trl,rli kristal prrtla l'rrtuirn irsalnya, pclaiukrri, menghasilkan
rrrlrr strrrktrrr

(e) allophane dan immogolite ,,,rrr,'r,rl iiri rlcrrgrrrr sil:rt.yrrrrg lrrar lliirsir, yirinr hitl/o.ytil(,clrul allphane/
Gambar 1.2 Gambar skematis mineral lempung
6 UTKANIKA TANAH PEMBENTUKAN TANAH, KOMPOSISI, DAN KONSEP DASAR 7

immogolite. Bentuk mineral ini diperlihatkan pada Gambar 1.2. Ukuran 1 3 PENGARUH TOPOGRAFI PADA PROSES
butirnya sangat kecil dibandingkan dengan ketiga mineral terkenal yang PELAPUKAN
'll,1xrgrafi juga menjadi faktor penting yang memengaruhi cara pelapukan,
diuraikan di atas. Lagi pula strukturnya kurang teratur, artinya masih ada
lilrrrsusnya pada daerah tropis. Pada daerah perbukitan atau pegunungan, air
susunan kristalin tetapi agak kurang kuat. Gambar skematis pada Gambar
t;rrrrrh dapat mengalir ke bawah dengan lancar. Keadaan ini menghasilkan
1.3 berdasarkan pada electron micrograph menurut Wada (1989). Sifat
r rr ir rcrrtl lempung dengan sifat teknis yang baik, yaitu mengan d:ung haolinite
geoteknik pada lempung yang mengandung allophone terdapat pada tulisan
.rttrr illite. Pada daerah vulkanis, mungkin allopbone dan balloysite yang
Wesley (2002).
,lrlrcrttttk.
Halloysite berbentuk silinder atau gulungan seperti pada gambar. t)aerah berbukit-bukit
drainasi baik
Allophane berbentuk bola sedangkan immogolite berbentuk benang yang 'rembesan vertikal
- ienis tanah dengan
Daerah datar dan rendah
menyelip-selip antara bola allopbazs. {Jkuran butir allophone dan irnmogolite sifat geoteknik baik
- drainasi kurang baik
- rembesan vertikal hampir tidak ada
sangat kecil dibandingkan dengan mineral lempung biasa. Ukuran butir - jenis tanah dengan sifat
geoteknik buruk
kaolinite, illite dan montmorillonite umumnya kurang dari 0,002 mm (2
microns), sedangkan bola allophone serrbu kali lebih kecil. Baik halloysite ,v
maupun allophane/immogolite menunjukkan aktivitas yang tinggi. Sifat I )a{rrah dengan drainasi baik

lempung yang terdiri atas allophaney'irnmogolite sangat luar biasa; kadar air Daerah dengar

asli dan batas Atterberg sangat tinggi (seperti diterangkan pada Bab 3). Gambar 1.3 Pengaruh topografi pada pelapukan dan sifat tanah

Walaupun demikian, sifat geoteknik masih baik.


l':r.la dacrah yang datar, ai tanah tidak lagi dapat mengalir keluar
,l,.rr11rrrr lrrncar. Akibatnya proses pelapukan menjadi sangat berlainan dan
Pelapukan abu urlkanis di negara tropis dianggap mengikuti urutan berikut:
r,,rrr..r'rrl lcmpung yang terbentuk biasanya montmorillonite atau sejenisnya.
ash + allophane/immogolite +halloysite*kaolinite + sesqui-oxides ---> laterite It1 , r,,r's ini umumnya terdapat pada daerah yang iklimnya bermusim kering

,l.rrr lrirsuh. Lcmpung yang dibentuk di tempat ini diperkirakan bersifat


Padaiklim dingin,proses pelapukan mungkin tidakberlangsung sampai I'rrrrrl<. ()lch ahli tanah, lempung semacam ini dinamakanvertisols karena
menghasilkan laterite. Pada pelapukan dari kaolinite sampai sesgui-oxides, ,r,l,r ;,,crirkirn butir tanah dan air tanah pada jumsan vertikal. Tanah ini juga
kadar silika berkurang akibat pelarutan dalam air tanah. ttapi, kadar ,lrrr;urrrrkrrrr lcrnpung hitam atau black cotton soils. Sifat geoteknik tanah ini
senyawa aluminium dan besi dinaikkan. Pada jangka waktu lama, senyawa unrnnnya tidak baik.
ini menjadi bahan pelekat antarbutir sehingga menghasilkan bahan yang
dinamakan laterite. Laterite bersifat seperti kerikil atau kerikil berpasir. 1 4 FAKTOR.FAKTOR YANG MENENTUKAN SIFAT
TANAH ENDAPAN DAN TANAH RESIDIJ
lrr,lrrl lrrrkrr ini rnrrngkin mcmberi kesan bahwa tanah endapan dan tanah
r, ,.r,lrr rrrt.rupakarr golrngirrt tcrpisah clengan sifat yang berbeda. Memang
,r,l,r lx.rlrcrl;tiul ilnlitril kctltra golrrlrgatr tcrscllut, natntln ada llersamaannya
MEKANIKA TANAH
PEMBENTUKAN TANAH, KOMPOSISI, DAN KONSEP DASAR 9

juga. Sebagian besar prinsip dasar mekanika tanah berlaku pada kedua
l{iwrryat tegangan sudah lama dianggap sebagai faktor dasar yang
golongan. Misalnya prinsip tegangan efektif (Bab 4), hukum rembesan air
rr r. I I r(. r)garuhi kelakuan tanah endapan. Walaupun demikian, pengalaman
dalam tanah (Bab 7), dan hukum kekuatan geser Mohr-Coulomb (Bab
,l,rrr 1rt'nelitian pada z mafl sekarang menunjukkan bahwa faktor lain,
9) tetap berlaku pada kedua golongan tersebut. Konsep kemantapan yang (aging), memiliki pengaruh
1,r'rli pengerasan (bardening) dan penuaan
,,,
menentukan daya dukung, tekanan tanah, dan kemantapan lereng (Bab
r.lrl', sruna penting dengan riwayat tegangan. Faktor ini berarti struktur
11 sampai 14) juga berlaku pada setiap jenis tanah. Walaupun demikian,
t l r r I :r
1
rrr t jug a pada tanah endapan dan pengaruhnya perlu diperhatikan.
masih tetap ada perbedaan kelakuan yang penting. Perbedaan ini berasal
dari cara pembentukan kedua golongan tanah tersebut. Oleh karena itu,
BAHAN ASAL (Batu biasanYa)
cara ini akan diterangkan lebih lanjut.
Tanah residu terbentuk langsung dari batu asalnya, sehingga umumnya *
ada hubungan erat antara sifat tanah dan jenis batu asalnya. Pada tanah
'Y
Pelaoukan kimia serta fisika

Erosi dapat mengurangi tekanan di atas


endapan tidak ada hubungan sifatnya dan batu asalnya. Pada tanah
^ntara
residu terdapat apayang disebut "struktur", yaitu butirnya teratur ataupun Erosiserta r"rnr#J
terikat satu sama lain sehingga membentuk "kerangka" tanah. Akibat p"ng"noup"t kembali
TANAH RESIDU
adanya struktur ini, sifat tanah menjadi berbeda dengan sifat seandainya
+
tidak ada "struktur", yaitu butirnya merupakan kumpulan butir lepas saja. IANAH ENDAPAN BARU - lunak, terkonsolidasi biasa
Setelah pengendapan, tanah endapan dapat mengalami perubahan
lagi. Khususnya, tanah ini mengalami pemampatan atau konsolidasi +
Pembebanan dari berat sendiri, menyebabkan pemampatan (konsolidasi)
(consolidation) akibat tekanan dari lapisan-lapisan yang kemudian
mengendap di atasnya, sehingga menjadi lebih keras. Pada keadaan tertentu
terjadi uplftyaiukenaikan akibat gaya tektonik. Setelah kenaikan ini,proses
,+ Y
Erosi dapat mengurangi tekanan diatas tanah

l'r'rrrtrrl;rhan kimia dan fisika selanjutnya, misalnya konsolidasi sekunder,


.r,rrrlrrtirsi, pengerasan, "leaching" yang mana dapat menghasilkan sifat
erosi mulai berjalan lagr, yang mengurangi tekanan pada tanah. Apabila scperti konsolidasi berlebihan, kepekaan (sensitivity)
ini terjadi, tanah akan mengembang sedikit. Tanah endapan yang belum +
pernah mengalami pengurangan tekanan di atasnya disebut terkonsolidasi TANAH ENDAPAN LAMA - keras, terkonsolidasi berlebihan
normal (normally consolidated), sedangkan tanah yang pernah mengalami Gnmbar 1.4 Faktor pembentukan yang menentukan sifat tanah endapan dan tanah residu
konsolidasi akibat tekanan yang lebih tinggi daripada tekanan yang berlaku
pada masa sekarang disebut terkonsolidasilebih (overconsolidated).lJrutan
(',rrrr pt'nrbcrrtukan kcdua jenis tanah ini agak rumit. Walaupun
tegangan yang berlaku pada tanah sejak pembentukan disebut riwalytt
,1, rrrrliirrr,:rrl:r rltut f:rkt,tr pcnting yang menjadikan tanah endapan lebih
tegangan (stras bistory). Gambar 1.4 memperlihatkan proses-proses
ti r,rtur ,l;rrr st,t':tgrtttt tllrrillirtlir tanth rcsicil.r. Faktor-faktor tersebut adalah
pembentukan yang berlaku pada kedua golongan.
., l,.tt,,,tt lrt'r'ilirrl :
10 11
MEKANIKA TANAH PEMBENTUKAN TANAH, KOMPOSISI, DAN KONSEP DASAR

(a) Proses erosi, pengangkutan, dan pengendapan membuat tanah menjadi VPori Pelaoukan fisika dan kimia
mengubah Jenls oanan, oan
golongan-golongan tertentu. Butir yang kasar diendapkan pada satu II Il--- menambah besarnYa Pori
tempat dan butir yang halus di lain tempat. Ini menghasilkan lapisan-
lapisan yang seragam.
II
lt
I-J
=^-^^

Batu asal Tanah residu


(b) Riwayat tegangan menjadi faktor penting yang menentukan kelakuan (hampir tidak ada pori) (mengandung banyak
lubang pori)
tanah endapan. Atas dasar riwayat tegangan, tanah endapan dibagi (a) Tanah residu

dalam dua golongan seperti telah diterangkan, yaitu tanah yang


Tekanan
terkonsolidasi normal dan tanah yang terkonsolidasi kelebihan. Keadaan ketika
Pada pengendapan, tekanan
pengendapan
Kedua faktor ini tidak terdapat pada tanah residu. Ini berarti tanah ini _i! diatas tanah sangat rendah,
(Titik A)
ol ? sehingga tanah sangat lunak
tidak dapat dibagi dalam beberapa golongan. :1" dengan pori besar
9l o
Ada baiknya dimengerti bahwa pengaruh dari proses pembentukan pada 't> Pengendapan terus menambah I
!- tekanan diatas tanah, sehingga
sifat kedua golongan ini saling bertentangan, seperti diperlihatkan pada E +
o mengalami pemamPatan. Dengan
Gambar 1.5. Pelapukan pada batu mengurangi kepadatan batu sehingga o sendirinya, pori mengurang, dan
6 I
kekuatan menaik. Y
kekuatan turun. Pada batuan tetap tidak ada pori sama sekali, sedangkan o
c
I ritik c
pada tanah, volume pori sering cukup besar dibandingkan volume butir. " *l
\rt-----':
Kenaikan tektonik serta
Ada jenis tanah dengan volume butir kurang dari2}o/ovolume total.Istilah erosi dapat mengurangi
tekanan, sehingga tanah |..ffi| Keadaanakhirnya
angka pori dipakai untuk menyatakan volume pori. Definisi angka pori mengembang. Lewatnya waktu I Balan I (Titik B dan c)
bisa beriring dengan kenaikan
adalah perbandingan volume pori terhadap volume butir. kekuatan tanah
(b) Tanah endaPan
Tanah endapan mengalami pemampatan akibat berat tanah sendiri,
Gambar 1.5 PengaruJr cara pembentukan pada kepadatan tanah endapan dan tanah residu
sehingga volume pori menurun dan tanah menjadi lebih keras. Pengaruh
tekanan pada volume pori diperlihatkan pada Gambar 1.5(a). Angka pori
terus menurun akibat kenaikan tekanan, tetapi bisa naik lagi seandainya l,crbedaan utama aflterra tanah residu dan tanah endapan adalah sebagai

tekanan menurun. Ircrikut:


l. 'lanah residu umumnya kurang seragam dibandingkan dengan tanah
endapan. walaupun demikian masih ada tanah residu yang hampir
scragam. Tanah merah adalah contoh tanah yang mendekati seragam

[iasa, yang banyak memengaruhi sifatnya. Mineral ini tidak terdaPat


pixlit titnah endapan.
I Atlrr .icnis trnirh cndapan yang tidak particulate, artinya tidak terdiri
ltrrs [trtir tcrscltliri. Wirlirrrptrn ke:lihatan sct>lah-olah terdiri atas butir,
12 MEKANIKA TANAH PEMBENTUKAN TANAH, KOMPOSISI, DAN KONSEP DASAR 13

proses
apabila terganggu atau dibentuk ulang, butir ini hancur dan menjadi irri termasuk tanah yang dibentuk di laboratorium dengan memakai
dipadatkan'
kumpulan butir yang jauh lebih kecil. l,cngendapan dan tanah yang
4. Riwayat tegangan tidak memengaruhi kelakuan tanah residu. Pada masa ini, ada istilah lain yang sering dipakai
juga pada golongan ini'

5. Pengertian mengenai kelakuan yang berasal dari penelitian pada tanah yrr i tu destructured, tanah dihapuskan akibat pembentukan
^rtily^struktur tetapi maksudnya
endapan tidak berlaku pada tanah residu. Misalnya, penggunaan grafik rrl:tng. Arti destructuredhampir sama dengan remoulded,
pemampatan yang memakai skala logaritmis dapat menimbulkan salah ,r.lrrlah struktur dihapuskan tetapi butir sendiri masih utuh.Istllohremoulded
mengerti. segala sifat yang berhubungan dengan keadaan aslinya
dihapuskan
lx'rarti
6. struktur
Korelasi empiris berdasarkan pada sifat tanah endapan mungkin tidak ,,,rrrra sekali. Pada tanah resiilu, pembentukan ulang dapat merusak
berlaku pada tanah residu. rrrunun mungkin pula menghancurkan butirnya'
(anah
7. Keadaan tegangan air pori di atas muka air tanah (Bab 4) menjadi Sifat tanah yang dibentuk ulang (baik itu tanah endapan atau
faktor penting untuk memahami kelakuan tanah residu. Keadaan dan r..sidu) tidak lagi bergaatung pada struktur.Jadi, berbeda dari
tarah aslinya'
.lrrrrrh
kelakuan tanah yang paling penting dalam perencanaan projek paling yang dipadatkan merupakan pengecualian dari hal ini karena Proses
tidak
sering terdapat di atas muka air tanah. pcrnirdatan dapat menghasilkan struktur, walaupun pengaruhnya
l,,.srrr. Permeabilitas tanah yang dipadatkan bisa lebih tinggi
pzda arah
roda besi'
Ilmu mekanika tanah berkembang di negara Inggris, Eropa lJtara, lrorizontal daripada arah vertikal, akibat cara pemadatan dengan
arah
dan Amerika lJtara, berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tanah Mrrngkin pula bahwa tanah ini lebih kaku pada arah vertikal daripada
yang terdapat di negara tersebut. Tanah ini semata-mata tanah endapan; lroriz.ontal.
hampir tidak ada tanah residu di negeri itu. oleh karena itu, kuliah di
universitas dan buku mekanika tanah yang ada jarang menyebutkan tanah DAFTAR PUSTAKA
S' B' Weed
residu, biarpun memberi keterangan tentang kelakuannya. Ini mungkin W,rtla, K., 1989. Allophane and Imogolite' In J' B' Dixon and
tidak menjadi soal seandainya kelakuan tanah residu sama dengan tanah (eds), Chap ter 21 of Minerals in Soit Enrtironments (2y Edition)'
endapan. Namun tidak demikian.Tanah residu meliputi daerah dunia yang SSSA Book Series No. 1, pp' 1051-1087'
of
sama besarnya dengan tanah endapan dan kelakuannya tidak sama dengan Wcslcy, L. D., 2003. Geotechnical characterization and behaviour
and
tanah endapan. Buku ini berusaha memberikan perhatian yang seimbang allophane clays. Proc. Internationat workshop on cbaracterisation
December
pada tanah residu dan tanah endapan. Engineering Properties of Natural Soik' Yol' 2, Singapore'
2002. Leiden: A. A. Balkema, pp'7379-7399'
1.5 TANAH YANG TIDAK ASLI: TANAH YANG
DIBENTUK ULANG
Selain kedua golongan utama tanah asli ini, ada golongan ketiga, yaitu
tanah yang tidak asli atauyang disebut tanah dibentuk ulang (remoulded
soil).Perilaku tanah jenis ini tidak lagi sama seperti pada keadaan aslinya
dan ttmtrmnya kurang pcnting dibanclingkrrn clengrtrr tlrn:rlr rrsli. (lrl,,rrl,:rrr
14 MEKANIKA TANAH

BAB 2

I]EFINISI DASAR DAN HUBUNGAN


ANTARFASE

7 1 KOMPONEN-KOMPONEN TANAH
I r,l;rk scperti bahan baja atau beton, tanah merupakan bahan yang memiliki
qrf.rl yrr1{ tidak seragam. Umumnya tanah terdiri atas dua macam bahan.
AL,ur tctapi, tidak jarang ditemukan tanah terdiri atas tiga macam bahan.
ll,rlr;rrr bahan komponen tanah ini disebut "fase", dan tanah disebut bahan
,lrr,r l:rsc atau tiga fase. Ketiga fase ini adalah butiran tanah (padat), air,
,l,rrr rrrl:rrrr.Adakecenderunganpadabutirantanahuntuksalingterkaitdan
rrrlrrrlrt'rrtuk apa yang dinamakan kerangka tanah, seperti tedihat pada
( i,rrrrlrur 2.1.
l\lt'rrurhami dan merumuskan perilaku tanah terutama meliputi
1,, rrr.rlr:rrruln mengenai peran dari semua fase serta antarfase, tenrtama

l,,rrl,,rrrrrlr tckanan terhadap tanah tersebut. Sebagian besar tanah yang


,lrr.rrrrrkirrr olch ahli geoteknik hanya mengandung air pada rongga pori.
l,rrr.rlr scpcrti itrr discbut tanah jenuh. Tanah yang juga mengandung
rr,l.rr.r rlisclrrrt tanah tak jenuh atau tanah jenuh sebagian. Buku ini
,rL,rrr rrrcrrrbrrlrrrs tunah .icnuh, tcrutamlr lcmpung, dan jenis tanah lain
r,rrrp', ,lrrrrrggirp tirrrirh icrrrrh.'lt'rrlrprrt siltu l)cnl{c('ttaliun, yaitu ttrnrh yang
,ltp,r,l.rtkrrn, y:ulH nlcnHirrrrlrrrrg scrlikit trtllrit, st:kitur 5(Xr s:trttp:ri rlcrtg:ttt
l(lrhr rl;ur volrrurc lol;rl.
I}IILIK I
.Srdru tlrrpll_{I}ih ur I
I
16
drn (,r*rripro I
17
MEKANIKA TANAH DEIINISI DASAR DAN HUBUNGAN ANTARFASE
!)rapiru6f Jl rr* i i,nrlry

&
O
6{ O
N =- r- R--
6tF-r-O
6' \O
^6 ^
I
O
O
I ts-q
, oC) I U
lNC.lNeO
I I I
d,
I
O
(..l
Pori mengandung air dan/atau udara Y\o\oco(0c.l ^
cB hX.{(} I

ca ii * N N 6J O JO
Gambar 2.1 Kerangka tanah -

2.2 HUBUNGAN ANTARFASE d(!cd

Ada berbagai definisi dan istilah yang digunakan untuk menjelaskan sifat ..\\aaq
EE
)J

H
F
.o-6v-!E F a
Fod \
d
dan perbandingan ketiga fase pembentuk tanah. Gambar 2.2 menunjukkan cn d
ccELtriitrtrtr'"
< 4 i
L-!\-<stsr\\-_./-yJ -hE E
i
=

ketiga fase yang "disatukari' dengan tujuan mempermudah keterkaitan (t boE EZ


a .:a to jJ J .o
o\ )4 bo E J
EoEFF
I boF F F
F \o
6\ \o
o\
hubungan di antara fase-fase tersebut.
->
Istilah-istilah yang digunakan untuk mendefinisikan massa, berat dan \.o-
_d
volume dari masing-masing fase dan keterkaitan antarfase terdapat pada k
d
Tabel2-1. Pada tabel ini juga terdapat satuan yang biasa digunakan. Pada
C!

beberapa parameter ini juga terdapat nilai maksimum yang mungkin s


'E !uaC
diperoleh, bergantung pada cara definisi yang dipakai untuk parameter E
Fcglls = :E E
tersebut. Misalnya, porositas memiliki nilai antara 0 sampai dengan 1.
E
X g i
Io: E
e 5o bE
-o
f;
Y
'E
O
I
r I E F 9 E io.r q Q
q..r

E
Parameter lain, angka pori, tidak memiliki batasan nilai. Derajat kejenuhan oI.:=h=$itroi
rV-:

hanya dapat bernilai dari 0 sampai 100o/o. : ? Qc? 7 = >


=,, =
v\ h E trr-.ts =7
ct
Ada satu parameter lagi yang sebaiknya diterangkan di sini, yaitu berat :i q=s<i.tsr=,9?.=E<r- X _! !ds.b t t H
? 6- i 'E,, o. P. cd
Y 5 ll 'e ^--o
-
D o..r o,
.-:- = o ^ =

s E*e=.u\ Ei,,E:"xEtEsE:.Es
=
= ^" "o
satuan di bawah air (submerged unit ueigbt). Definisi parameter ini adalah
.d
o
li
d
fr
^l = y - T* dimana yt adalah berat satuan tanah terendam (subrnerged).Jadi,
berat satuan terendam adalah berat efektif pada tanah di bawah muka
c G
d SE gSSYSY gYSYs9YSsSs9>"
air tanah. Berat satuan ini memperhitungkan tegangan mengapung yang tr
t
berasal dari air. _t)
) E
-tr a o_ o_ >] o_ !, q)

(c
'r7
Udara

*-
r
7- is aa=-EE
C!r:e
.;o.-
oo

---rAir-- lut- ,E cq !r=


u-ac
a)
t o
,!,

tr
c:lC-Oq)ld
9 c I c .z* d H
CL(!dco.lat!

I
.q
EA=dHdsq3
.i ,.--d,r;.-,c8.=.cuB
E 3" E E- ET, g
Butir .n

i
a-,
4
(\ F
il-r,t)Aurqoqrq

I
Gambar 2.2 Ketiga fase tanah secara skematis "t '.,/- d i t m I a.( d o
Fr
18 MEKANIKA TANAH DEFINISI DASAR DAN HUBUNCAN ANTARFASE 19

Tiga dari parameter tersebut bisa langsung didapat dari hasil Dengan memakai gambar ini kita bisa mendapatkan keterkaitan antara
pengukuran, yaitu berat satuan, kadar air, dan berat jenis. Sedangkan berat kadar air, berat jenis, angka pori, dan derajat kejenuhan seperti di bawah
satuan kering, angka pori, derajat kejenuhan, dan parameter-parameter ini:
lainnya dapat dihitung dari ketiga parameter di atas. Massa air = = (volume air)p* = (eS,)p- sehingga usG, = eS,.
7,)G"p*
Beberapa hubungan dasar antara parameter-parameter di atas dapat l(cpadatan total dapat pula dirumuskan sebagai:
ditentukan dengan mudah. Sebagai contoh, hubungan antara kepadatan
kering dengan kepadatan total, atau antara berat satuan kering dengan G" (1+ ur)
berat satuan, dapat ditulis sebagai berikut: P =- u;P-
tlrrn berat satuan tanah dirumuskan sebagai:
M = M, *M * = M, + u:M" (karena tts= M * I M,)
G" (1 + tlr)
\J =-:-\l
: M.(l+ul) ' 1+e tu
l(rrdar udara terkait dengan angka pori, kadar air, dan berat jenis sebagai
Dengan demikian, M l(l+ ta)dan W, =W l(l+ w).
M, = lrt'rikut:
Jika kita membagi keduanya dengan volume total, V, kita akan
memperoleh: ur- e-eS- e-uG,
l+e l+e
pa = p l(l + w)dan Yo -Y l(l+ z)
Hubungan lain dapat diperoleh secara sederhana dengan memakai gambar
2 3 CONTOH PENGGUNAAN HUBUNGAN
skematis seperti pada Gambar 2.2, tetapi dengan bentuk yang sedikit ANTARFASE
berbeda. Bentuk ini diperlihatkan pada Gambar 2.3. Volume butiran
Contoh 1
diambil satu (dengan satuan apa pun), sehingga volume pori menjadi
I llsil pengukuran yang diperoleh dari contoh tanah lempung jenuh adalah
sebesar e, angka pori. Nilai berat dan volume lain dapat ditulis langsung ,,r'lr:tgai berikut:
dengan memakai definisi padaTabel 2.1.
Ketinggian = 80 mm = 8,0 cm
Volume Massa
l)irrmeter = 63 mm = 6,3 cm

e
tt,-.,
+
Udara

--- Air-- -
T-I llcrat = 425,0 gram
lJcrat setelah dikeringkan = 275,2 gram
+
1"', J=l^tn,.l, 'li:ntrrkan berat satuan tanah, kadar air, angka pori, dan beratjenis.
Butir

F,1 V,rlrr.rc crrrtrh = y =ft


(63)'
4
xtl = 249.379mm3 = 249,4 cm3
Gambar 2.3 Ketiga fase tanah secara skematik, dengan mengambil volume butiran sebagai
kesatuan
MEKANIKA IANAH ANTARFASE 21
DEFINISI DASAR DAN HUBUNCAN

Contoh 2
Kepadatan total = = 7,7O4gramlcm3 = tJntuk mengetahui sifat-sifat dari tanah lempung yang telah dipadatkan,
#:-=1.704x10-'gramlmm3
7704kg/m3 permukaan tanah digali dan volume lubang tersebut telah dihitung, yaitu
dan berat satuan tanah = 7704 x 9,81 N/m3 = 7704 x 9,81/1000 kN/ 0,30 m3. Tanah galian tersebut langsung ditimbang dan memiliki berat
m3 =L6,72 kN/m3 506,3 kg. Tanah tersebut kemudian diletakkan ke dalam oven untuk
Berat air = 425 - 275,2 = 149,8 gram tlikeringkan, berat kering 386,2 kg. Berat jenis telah diukur, yaiat 2,69.
'ltntukan: berat satuan, berat satuan kering, kadar air, angka pori, derajat
sehingga kadar air menjadi =H=0,544=54,4% kcjenuhan, dan kadar udara.
l(ita akan menggunakan tabel dan mengisikan angka yang telah diketahui
Volume air = 149,8 x 1 cm3 = 749,8 cm3 = volume rongga (karena (tlitunjukkan dengan cetak tebal) dan dari sini menentukan nilai-nilai yang
jenuh) bclum diketahui.
Volume butiran = 249,4 - 749,8 = 99,6 cm3
Massa (ks) Volume (m3)
0 0,0363
o pori
Aneka L = 'X''9
99,6
=,,too Udara
Air r20,1 0,L201
Butiran ?86,2 o,1436
Kepadatan butiran = = 2.7 6 gram/ cm3 Total 506,? 0,30
#
sehingga berat jenis = 2,76 gram/cm3 / L,00 gramlcm3 = 2,76 Massa air = 506,3 - 386,2 = 120,1 kg

Volume 2i1 =,1?9rl = 0,1201m3 (karena 1 m3 air = 1000 kg air)


Untuk mempermudah perhitungan, dapat pula dibuat sebuah tabel yang
memuat nilai-nilai yang telah diketahui dan yang ingin dicari. Nilai-nilai
yang telah diketahui ditulis dalam cetak tebal. Dari tabel tersebut, kita Kepadatan butiran = 2,69 x 1000 = 2690 kg/*'
386'2
dapat secara mudah mengisikan nilai yang belum diketahui seperti yang Volume butiran - 2690
= 0.1436 m3
ditunjukkan dalam hitungan di atas. Begitu massa dan volume masing-
masing komponen ditetapkan, maka mudah untuk menghitung parameter-
Sehingga volume udara = 0,30 - (0,7201 + 0,7436) = 0,0363 m3
parameter lain yang ingin diketahui.
Vrlume pori = 0,0363 + 0,7207 = 0,1564 m3
Mlka, kita dapat menghitung parameter-parameter sebagai berikut.
Massa (gram) Volume (cm3)
Udara 0 0 Kclr:r<latiur tanah = = 7687,7 kg/m3
Air l4g,g
]ii1itsZ"-,t
149,8
Butiran 275,2 99,6
llt'rr:rt srrtr'rrr l6t4'7 '7't)'8 lkN/,rr' = 16,56 kN/r,:t
Total 425,0 294,4 I(XX)
23
22 MEKANIKA TANAH
DEFINISI DASAR DAN HUBUNCAN ANTARFASE

47'5 o/o):
Keadaan tanah pada sumber (kadar ak =

Kadar 2; = 1?o'l = 0,310 :3t,tyo


386,2
tfd*" g 0
Angka pori = ,rqil#rq,, = r.o8e Air 5,O9 0,519
Butiran 12'26 0,481

Derajat kejenuhan = =76,8%


##i=0,768
W -17 '35 = l2"26kN
o-of 63
o.l2l = r2.ryo Berat butira, W,= _) 1,415
Kadar udara =
-r ro
= tf +

Berat air = 77,35 - 72,26 = 5,09 kN'


Contoh 3
Sebuah tanggul dibangun dengan menggunakan tanah lempung yang 5,09
Volume air (= volume Pori) = = 0,519m3
berasal dari surnber yang dekat.Tanah tersebut adalah lempung yang jenuh 9,81

air dengan berat satuan 17,35 kN/m3, dan kadar airnya 47,50/0. Setelah
Volume butiran = 1,00 - 0,519 = 0,481 m3
digali, tanah tersebut diangkut dan ditambahkan dengan air sebelum
dipadatkan di tanggul tersebut. Volume tanggul adalah 75.000 m3, dengan
Keadaan tanah pada tanggul (kadar a\r = 48'4Vo):
berat satuan kering = 10,40 kN/m3 dan kadar ak = 48,5o/o.

Tentukan:
(a) Beratjenis dari tanah tersebut.
(b) Volume air (dalam liter) yang harus ditambahkan ke setiap m3 Air 5.044 0,514
Butiran 10.400 0,408
tanah urugan supaya tanah tersebut dapat mencapai kadar air
Total 15,444 LOA
yang diinginkan untuk pemadatan.
(c) Kadar udara pada tanah yang telah dipadatkan.
Berat air = 10,40 x 0,485 = 5,044 kN
(d) Volume tanah yang harus digali dari sumber.
Berat total = 5,044 + 10,40 = 15,444 kN

Ada beberapa car^ melakukan perhitungan yang perlu untuk mendapat s.044
m3
volumeair=
penyelesaian soal ini. Cara yang kita pakai di sini adalah menghitung ffi=0,514
sifat lengkap pada tanah asli (pada sumber) dan tanah setelah dipadatkan. f0'1.
Vrltr.rc butiran = = 0,408 m3
Dengan keterangan ini kita mendapat penyelesaian yang dicari. 25.4e

Vrhrrtrc tttlrrrir = 1,00 - (0,514 + 0,408) = 0,078 m3


24 MEKANIKA TANAH DEFINISI DASAR DAN HUBUNCAN ANTARFASE 25

Kini kita dapat menjawab pertanyaan di atas: 2.4 PENGUKURAN SIFAT DASAR TANAH
(a) Beratjenis dari tanah tersebut. 2.4.1 Berat Satuan Tanah
1]'26
Berat satuan butiran = = 25,49kN/m3
0,487
Nilai berat satuan tanah bisa diperoleh di lapangan atau di laboratorium.
Sehinggaberatjenis =T#= 2,60
('aranya sederhana, yaitu menentukan berat pada volume yang diketahui'
(b) ry'olume air tiap m3 yang
harus ditambahkan untuk menaikkan kadar
Cara Laboratorium Untuk menentukan berat satuan tanah di laboratorium,
air dari 41,5o/o menjadi 48,5o/o.
,libutuhkan contoh tanah asli (tak terganggu). Maksud dari contoh tanah
setiap m3 tanah dari daerah asalnya mengandun g 12,26 kN butiran
rusli adalah contoh yang diambil dari bawah tanah yang
masih memiliki
dan 5,09 kN air. Berat air yang dibutuhkan tiap m3 adalah 12,26 x
sifat aslinya. Pengambilan contoh asli mungkin pada tanah lempung' tetapi
0,485 = 5,95 kN.
ritlak pada pasir atau kerikil. setelah mendapatkan contoh tanah asli,
juga
Sehingga, airyangharus ditambahkan tiap m3 = 5,95
- 5,09 = 0,g6 kN t.ontoh tersebut ditimbang untuk mendapatkan beratnya, volumenya
= 0,86 x 1o0o N = 860 N = -o kg= 87,7 kg. ,lirrkur. Perbanding an altvraberat dengan volume akan menghasilkan
nilai
9,81 "
l,t'rrtt satuan tanah.
Volume air per m3 = B7,7liter, karena 1 liter air beratnya 1 kg.
(c) Pori udara dari tanah yang dipadatkan = 0,07g m3 = 7,go/o. Cara Lapangan Carayang paling sederhana adalah dengan menggunakan
(d) Volume tanah yang harus digali dari tempat lain. t rrlrung contoh agar volume rrya dapatdihitung
dengan mudah' Berat satuan

rurrah juga dapat ditentukan dengan mengambil contoh tanah


pada lubang
Perhitungan ini mungkin menjadi perhitungan yang paling sulit dan
membingungkan. Kuncinya adalah pemahaman bahwa selama pekerjaan 1,rrng dibuat dengan ukuran tertentu agar volumenya dapat dihitung'
tanah (yaitu selama penggalian, pengangkutan, dan pemadatan), tidak ada l(crnudian, contoh tanah tersebut ditimbang. Berat satuan tanah dapat
butiran yang hilang. sebagian air mungkin akan hilang akibat penguapan ,lilritung dengan membandingkan berat dan volume contoh tanah tersebut'
atau dapat ditambahkan bila perlu. Juga, dalam keadaan aslinya, tanah
tidak mengandung udara (yaitu jenuh), sedangkan setelah dipadatkan akan 2.4.2 Kadar Air
mengandung udara.Jadi, air dan udara dalam tanah dapat berubah, tetapi l(,rtlar air diperoleh dengan cara menimbang contoh tanah sebelum dan
,,..srrtlirh dikeringkan di oven pada suhu antafa 105-110"C. Biasanya, tanah
butirannya akan tetap. oleh karena itu, kita perlu fokus pada butiran untuk
menentukan perubahan volume yang terjadi. ,lil<cringkan dalam oven selama 24 iam.
Pada sumber asalnya,l m3 tanah mengandung 12,26 kN dan setelah llcrat tanah basah dan wadah = W,
dipadatkan hanya mengandung 10,40 kN.Ini berarti tanah adalah dalam llcrat tanah kering danwadah = Wz
keadaan lebih padat semula dan volume nya akan lebih kecil pada sumber. llcrtt tir = Wr- W,

oleh karena itu, volume 1


m3 tanah yang dipadatkan adalah sebesar lJcrlt waclrtl) = W,
70,40/72,26 = 0,848 m3 pada asalnya (sumber). - W;- W,
llt'r'rrl lrrrtir:rti trnltlt
Jadi, volume yang lrarus
cligali adalah 75.000 0,848 = 63.600 m3. l(rrrl:rr :rirrr, (W, W,) / (W, l'Y,)
"
26 MEKANIKA TANAH DEFINISI DASAR DAN HUBUNCAN ANTARFASE 27

2.4.3 Berat Satuan Butiran dan Berat Jenis Perlu diperhatikan ketika mengisi piknometer dengan tanah dan air
Untuk memperoleh nilai beratjenis, dibutuhkan tempat khusus yang disebut unruk menjamin agar tidak ada udara yang masuk ke dalam butiran tanah.
piknometer. Keunggulan piknometer adalah volumenya dapat diukur Diperlukan alat penyedot khusus untuk membuat vacuum pada piknometer.
dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Pengujian tersebut digambarkan l)engukuran-pengukuran tersebut dipengaruhi oleh suhu udara, karena
pada Gambar 2.4 dengan langkah-langkah sebagai berikut:
itulah proses pengukuran harus memperhatikan suhu udara'
1. Piknometer ditimbang dalam keadaan kosong (ZZ,).
2. contoh tanah dimasukkan ke dalam piknometer, kemudian ditimbang
Latihan Soal
kembzh,(Wr).
L Sebuah conroh tanah lempung jenuh berbentuk silinder dengan
3. Piknometer (yang masih berisi tanah) diisi dengan air dan kemudian
diameter 38 mm, panjang 76 mm, dan berat 154 gram' Setelah
ditimbang(W,).
dikeringkan dalam oven, beratnya menjadi 107 gram. untuk tanah
4. Piknometer kosong kemudian diisi dengan air dan kemudian ditimbang
tersebut, tentukan:
(Wo).
(a) Kadar air (43,7o/o\
Berat tanah = Wr- W,
(b) Berat satuan (1,79 gram/cm3)
Berat air ketika piknometer penuh dengan air = Wo- [U,
(c) Berat satuan kering (l,24grtmlcm3)
Berat air ketika piknometer berisi air dan tanah = Wr- W,
(d) Porositas (0,55)
Berat air tanpa tanah = (Wo- l,l/1) - (W3- Wr) (e) Angka pori (1,2)
Volume air dalam tanah = (Wo-W')-(W, - wr) (f Berat jenis (2,73)
p
",,

(kedap air)
Berat satuan butiran = !{"' '":"h (rr, -ry,)p_
.t. sebuah contoh pasir kering oven terdapat di dalam silinder
Volume tanah (w4 -ty)-(w3-w) dengan berat satoar, 1700 kg/m3 dan berat jenis 2,8' Tentukan angka
wr-w, porinya. (0,647')
Beratjenis ditentukan = e =*= (1,y4-n)-(w3 -I,y')
Contoh pasir tersebut ditambahkan dengan air sampai derajat
kejenuhan menjadi 600/0. Tentukan kadar airnya' (l3r9o/ol
Kemudian, air terus ditambahkan sampai pasir tersebut jenuh.
'l-enrukan berat satuan dan kadar airnya.

d.B
(2093 kglm3,23,1o/o)

I
'li.rrttrkan bcrat satuan dan berat satuan kering dari tanah yang angka

(a) Botol saja (b) Botol + tanah kering (c) Botol + tanah +air lrrrrinya 1,15 tlan bcrat.ienis 2,67 dengan memakai anggaPan berikut:
(d) Botol + air
Berat = W, Berat = W, Bsrat = W, Berat = W. (u)' 'lirrrrrh tcrscbttt jcrttrh (17,43 kN/m3r12,18 kN/m3)
Gambar 2.4 Cara untuk menentukan berat jenis
( lr ) t )cr;r jrrt kr:.it'rrrrltitrrr ryl (rfl(Xr (l 5,7 S kN/m'r, I 2,1 I kN/m3)
28 ANTARFASE 29
MEKANIKA TANAH DEFINISI DASAR DAN HUBUNCAN

4. Pada suatu proyek pembuatan urugan, sebuah contoh tanah yang (b) Banyaknya truk yang dibutuhkan untuk mengangkut tanah
dipadatkan diambil dengan menggunakan tabung contoh. Pengukuran tersebut (13,933)
dari contoh tanah tersebut adalah sebagai berikut: (c) Volume galian pada sumber (a3'082 m3)
Panjang: 72 cm (120 mm) (d) Volume air (dalam liter) yang harus ditambahkan pada setiap truk,
Diameter: 10 cm (100 mm)
dengan mengabaika n adanya penguapan (349liter)
Berat contoh tanah: 1688 gram
Berat setelah dioven: 7285,6 gram
rr. sifat-sifat tanah yang dipadatkan akan diselidiki dengan menggali
Berat jenis:2,71 berat
sebuah lubang dan mengukur volume lubang serta menimbang
Tentukan hal-hal di bawah ini:
tanah yang digali. Data-datanya adalah sebagai berikut:
(a) Berat satuan tanah (77,6 kN/m3 , = 7,79 g/cm3)
Volume lubang: 0,027 m3
(b) Berat satuan kering (13,4 kN/m3,= 7,32 g/cm3)
l]erat tanah saat digali: 46,41kg
(c) Kadar ak (31,30/o)
Ilerat tanah setelah dikeringkan: 34,01 kg
(d) Angka pori (0.99) Ilerat jenis: 2,70
(e) Derajat kejenuhan (860/o) tlntuk tanah ini, tentukan:
(f) Kadar udara (7o/o)
(a) Berat satuan (16,9 kN/m3)
5. Untuk membuat jalan raya diperlukan tanggul dengan volume 50.000 (b) Berat satuan kering (12,4 kl"l/m3)

m3. Tanah yang akan dipakai pada tanggul ini diambil dari sumber tCi frarr air (36,50/o\
yang dekat. Data-data dari tanah dalam keadaan aslinya pada sumber (d) Angka pori (1,000)
ini adalah sebagai berikut: (c) Derajat ktjenuhan (98o/o)
Berat satuan: 7940,3 kg/m3 ( l) Kadar udara (7,4o/o)
Kadar air: 29,5o/o
Berat jenis:2,69 i 'liur:rh digali dari suatu sumber untuk membangun tanggul dengan
Tanah tersebut digali dan diangkut dengan menggunakan truk dengan v,rlume 60.000 m3. Tanah tersebut adalah jenuh dengan berat satuan
muatan penuh, sebesar 6 ton (6000 kg) tanah setiap kali angkut.Tanah sclresar 16,2 kN/m3 dan kadar air 62,Lo/o. setelah dikeringkan dan
tersebut kemudian dihamparkan dan disiram dengan air hingga tlipirtlirtkan, berat satuan kering adalah 13,3 kN/m3 dan kadar air
kadar airnya menjadi 38,00/0. Tanah tersebut diaduk dan dipadatkan i.l,()(%.'I'entukan:
dengan menggunakan mesin gilas kaki domba (sheepfoot roller) hingga ( rr ) lle rat satuan tanah tersebut (2177)
mendapatkan berat satuan kering sebesar 1291 kg/ m3. Tentukan: (lr) V.ltrrnc galian pada sumber (79.84913m3)
(a) Berat satuan kering, angka pori dan derajat kejenuhan dari tanah (c ) llcrirt (tlrrlrurr kg) air y:rng perlu dihilangkan dengan mengeringkan
asli pada tempat asalnya (sumber) ( 7,, = 1498 kg/m3,e = 0,79.5, S. rrttt:tlt girlirrrr 1,cr trtrr (l(XX) kg) (ln5 kg)
= 10070)
30 MEKANIKA TANAH

8. Tanah dengan kadar air 56,50/o dan diperoleh berat jenis 2,72 setelah BAB 3
dipadatkan dengan kadar udara sebesar 9010. Tentukan berat satuan
kering dan berat satuan tanah terseb.rt. (Tu = 9r5 kN/m3 T = 1419 kI.{/
m3)

UJI INDEKS DASAR, KLASIFIKASI, DAN


DESKRIPSI TANAH

:I 1 UMUM
Srl:rt-sifat tanah yang diukur pada ilmu mekanika tanah dapat dibagi
rrr.rr.iadi dua golongan. Golongan pertama adalah sifat yang memberikan

;.',,rnrbaran secara garis besar tentang perilaku tanah. Sifat yang dijelaskan
;
l;r llab 2 termasuk golongan ini.
Nilai berat satuan ,kadar air, berat jenis,
',r,
,l,rrr scbagainya merupakan keterangan yang berguna, walaupun tidak
,lr1'rq[ai secara langsung pada perenczn an atau perancangan. Golongan
[c,lrra adalah sifat yang diperlukan untuk perancangan, seperti kekuatan,
k,,rrrprcsibilitas, permeabilitas, dan sebagainya. Dalam bab ini, kita akan
rrrcrr.f clnskan tentang sifat lain la$yangtermasuk dalam golongan pertama.
I Intuk maksud geoteknik, tanah biasanya dibagi menjadi dua golongan,
r'.rrtrr tanah berbutir kasar dan tanah berbutir halus. Masing-masing
H,,l,,rr,{irn dibagi lagi menjadi dua jenis, seperti diperlihatkan pada Gambar
I l. 'lhnah bcrbutir kasar terdiri atas kerikil danlatau pasir dan biasanya
rlrr,r'lrrrl b:rhan granuhr atiru tanah tidak hcrkohcsi. Trnah berbutir halus
t.rrlrri rlrtri lartrtrr rlittt/atutr lcrrrJrtrrrg tlarr scring discbut tanah bcrkohesi.
32 MEKANIKATANAH
UJI INDEKS DASA& KLASIFIKASI, DAN DESKRIPSI TANAH 33

rrrenunjukkan kecenderungan lanau untuk menjadi cair ketika digetarkan,


3.1.1 Kerikil dan Pasir
dan ukuran ,lrrn dilatansi merupakan kecenderungan untuk mengalami penambahan
Kelompok ini terdiri atas pecahan batu-batuan dengan bentuk
volume ketika berubah bentuk.
yang beraneka ragam. Butiran kerikil biasanya terdiri atas pecahan-pecahan
Penggunaan istilah kerikil, pasir, lanau, dan lempung pada mekanika
batu, tetapi kadang-kadang juga terdiri atas mineral-mineral tunggal.
l:rnah pada dasarnya sama dengan penggunaan sehari-hari.
Butiran pasir biasanya terdiri atas mineral tunggal, biasanya hararsa. Pada
beberapa keadaan, pasir hanya terdiri atas butiran-butiran yang
seukuran,
besarnya 3.2 BESARAN BUTIR DAN PENGARUHNYA
sehingga disebut pasir seragam. Ada kalanya terdapat bahan yang
TERHADAP SIFAT TANAH
terdiri atas ukuran batu-batuan hingga pasir dan disebut tanah bergradasi
Scrlikit banyak, sifat-sifat tanah selalu bergantung pada ukuran butirannya,
baik.
',r'lringga masuk akal jika ukuran butiran dipergunakan sebagai dasar
lillsifikasi tanah. Batas-batas ukuran butiran untuk setiap kelompok,
TANAH BERBUTTR KASAR TANAH BERBUTIR HALUS
atau tanah tidak berkohesi atau tanah berkohesi rcr lihat pada Gambar 3.L. Pada tanah berbutir kasar, ternyata perilaku

Pasir
Lanau Lempung t.rrurh berhubungan erat dengan ukuran butiran dan dengan demikian
Kerikil
Kasar lSedangl Halus rrlirrrrrn butiran menjadi syarat utamayang digunakan untuk menilai dan
t0 2 0.6 o.2 0.06 0.002
Ukuran butir (mm) rrrcrrgklasifikasi tanah tersebut. Pada tanah berbutir halus, ternyata tidak
Gambar 3.1 Golongan tanah utama dengan batas ukuran butirnya ,r,lrr lirgi hubungan secara langsung antalra perilaku tanah dengan ukuran
l,rrtiran. Ini karena sifatnya dipengaruhi oleh komposisi maupun ukuran
l,rrtirrrnnya. Oleh karena itu, telah ditemukan cara lain untuk menilai dan
,, ,,'r rsklasifikasi tanah tersebut, yaitu uji batas-batas Atterberg. Uji ini dapat
3.1.2 Lempung
gukur sifat plastisitas tanah tersebut.
Lempung terdiri atas butiran yang sangat kecil dan memiliki sifat kohesi
rr r,' rr

kohesi Srrngat penting untuk mengerti perbedaan istilah "lempung"dan "kadar


dan plastisitas. Sifat ini tidak ditemukan pada pasir dan kerikil. Sifat
l, rrrprrng" atau "lanau" dan "kadar lanau". Lempung adalah istilah yang
berarti butiran-butirannya saling menempel, sedangkan plastisitas adalah
,lr1,rrrr:rkan pada tanah berbutir halus yang bersifat kohesi, plastis, dan tidak
sifat yang memungkinkan tanah dapat berubah bentuk tanpa mengubah
,,,,'r,grrndung sejumlah bahan kasar yang dapat terlihat. Kadar lempung
volume dan tidak menyebabkan retak atau pecah'
.r,l,rlrrlr bagian (menurut perbandingan berat) dengan ukuran butiran lebih
1,,, rl tl:rri 0,002 mm. Lanau adalah istilah yang digunakan seperti istilah
l,'s111,11119 tlan kadar lanau adalah bagian (menurut perbandingan berat)
3.1.3 Lanau
r.urt,, l)cnrkrrrarl ilntara 0,002 mm sampai 0,06 mm. Boleh jadi ada tanah
Lanau adalah bahan yang meruPakan peralihzfi ^rrtata. lempung dan pasir'
r.rrr1,, rcrrliri scrrrirtirjrrnta ntas butir dengan ukuran kurang dari 0,002 mm
Lanau bersifat kurang plastis dibanding lempung (tanau "asli" sebenarnya
r' t,rl)r li(1.:lk bel'pcril:rktr scpcrti lonpung, yaitu tidak termasuk golongan
tidak memiliki sifat plastis). La-t^fru memiliki permeabilitas yang lebih
l, rrr;rurr1,, lirrrt.nrr silrltnyrl st.pt:rti lrrrrrrrr. Scbrrgirrrr bcsrrr lonprrng hirnylr
tinggi. Lanau juga menunjukkan sifat{sifat khusus, yuru quick behavior
rrrrlrlii r,t'liit:rl r;trrrplri li:rtl:rr lcrrrprrrrg.
dan dilatansi yang tidak ditemukan pada lempung' Qrick behavior rrr, IS{Xr 5O(Zr
UJI INDEKS DASAR, KLASIFIKASI, DAN DESKRIPSI TANAH
34 MEKANIKA TANAH

Pada umumnya tanah terdiri atas berbagai butir dengan ukuran yang
rrrcrniliki lubang ukuran 0,06 mm, sehingga hanya dapat dipakai sampai

berbeda-beda, dan tidak selalu jatuh pada salah satu golongan tertentu
lr,rtrrs antara pasir dengan lanau. Penentuan ukuran butiran dari lanau
di atas. Untuk menggambarkan ukuran butiran pada ,l.rrr lempung biasanya dilakukan dengan memakai proses pengendapan.
yang diterangkan
tanah, digunakan grafik pembagian ukuran butiran, seperti pada Gambar
K,,rrsep dan langkah{angkah dari caraini adalah sebagai berikut:
3.2. Grafik tersebut menunjukkan kadar (dalam persentase) yang lebih I Cara ini menggunakan Hukum Stokes, yang menghubungkan
halus dari ukuran tertentu. .kccepatan mengendap dari butiran-butiran dengan diameter dan
Ada jenis tanah yang terdiri atas butiran dengan berbagai macam ukuran,
viskositas dari cairan tersebut.

dari kerikil kasar dan pasir hingga lanau dan lempung. Tanah ini disebut
.' 'iirnah dengan berat tertentu dicampurkan dengan air dalam tabung
gclas untuk membentuk suspensi yang seragam, kemudian dibiarkan
tanahbergradasibaik. Tanah lain yang terdiri atas bahan dengan ukuran
yang hampir sama disebut tanah bergradasi seragam. Golongan ketiga,
lrcrdiri sehingga butirannya dapat turun dan mengendap. Butiran
jarang ditemukan, terbentuk dari bahan dengan berbagai ukuran, tetapi lxrling besar mengendap pertama dan butiran paling kecil mengendap
tcrakhir.
ada ukuran tertentu yang hilang. Golongan ini disebut tanah bergradasi
celah, terkadang disebut juga tanahbergradasiburuk. Contoh dari ke tiga
t llcrat jenis campuran air dan tanah (suspensi) bergantung kepada
konsentrasi butiran yang terkandung di dalamnya, sehingga dengan
golongan tersebut terdapat pada Gambar 3.2-
( ;u'a mengukur berat jenis suspensi, banyaknya butiran yangada dalam
Pasir Kerikil Batu
( rrnpuran dapat dihitung.
Lempung I Lanau
llcrat je+is dari suspensi dapat ditentukan dengan dua cara, baik
o rncnggunakan hidrometer maupun dengan menggunakan pipet
f
6
-c
,lt'n14rrn mengambil contoh kecil dari suspensi tersebut.
E
o
l)rrri Hukum Stokes dan berat jenis dari suspensi, butiran yang
a
(U
l,r'rrrkuran lebih kecil dari ukuran tertentu dapat ditentukan setiap
co
o 1,,'rrgukuran dilakukan. Dengan keterangan ini grafik ukuran butiran
o
(L .,t'lrcrti pada Gambar 3.2 dapat dibuat untuk tanah berbutir halus.

A,l:r sciumlah penentuan kira-kira dalam cara ini. Khususnya, butiran


-o'oo1 o'ol
0
10 lu( l, rrrprrrrg t'cnderung berbentuk gepeng daripada bulat, jadi kecepatan
3*l.,rr" butir (rlm) 1,, rr1,r'r111111111nnya tidak akan sesuai dengan anggapan yang dipakai dalam
Gambar 3'2 Grafik pembagian ukuran butiran (gradasi)
I'r rlrtrurgrn. Akan tptapi, apabila pengukuran pembagian ukuran butir
,lrl,rkrrk;rn lxrtlrr tiurlh yang berbutir halus dan kasar, kurva ukuran butiran
3.2.1 Pengukuran Besarnya Butiran ,l,lr l,.rlrrrrr lrt'rlrrrtir ktsrrr (rlipcrolch <lcngan cara iryakan) berkaitan erat
Penentuan ukuran butiran dari tanah berbutir kasar dapat dilakukan ,1, rr|',.rrr krrrv:r rLrri bulruu bcrhrrtir hultrs (tlipcr<llch rlcngutt carit cndapan).
tlcngtn rncnggunakan ayakan. Ayakan terkecil yang terdapat di pasaran
36 UJI INDEKS DASAR, KLASIFIKASI, DAN DESKRIPSI TANAH 37
MEKANIKA TANAH

l',r I r:rpan pengujiannya adalah sebagai berikut:


3.3 PLASTISITAS DAN BATAS ATTERBERG 'lhnah dicampur dengan air hingga menjadi pasta dengan kadar air
|
Sifat istimewa dari lempung adalah plastisitas, sehingga cara pengujian
yrrng sedikit lebih kering dibanding batas cair.
yang mengukur sifat ini merupakan petunjuk yang berguna tentang 'lhnah diletakkan
.' di cawan dan diratakan dengan menggunakan
perilaku tanah tersebut. Uji yang digunakan selama bertahun-tahun pada
spatula.
mekanika tanah adalah batas Atterberg, yang menjadi petunjuk berharga
I)rrda tanah tersebut dibuat galur dengan menggunakan aTat yang
untuk sifat lempung atau lanau. Nilai batas Atterberg adalah kadar air 'rnemiliki
bentuk dan ukuran tertentu.Tanah tersebut akan menjadi
pada batas keadaan plastis tanah, seperti diperlihatkan pada Gambar 3.3.
rlua bagian yang dipisahkan oleh galur yang lebarnya 2 mm pada
Gambar ini menunjukkan tahapan yang dilalui lempung apabila kadar air
b:rgian tengahnya.
berubah, termasuk tahap plastis.
l'cgangannya diputar; setiap putaran membuat cawan naik setinggi
Jika pada awalnya kadar air rendah,yaitu dalam keadaan kering,lempung
I cm sebelum cawan tersebut jatuh. Akibatnya, kedua bagian tanah
tersebut adalah keras dan memiliki sifat seperti benda padat. Jika kadar
tcrsebut akan mendekat dan lama-lama akan menutup galur tersebut.
airnyabertambah,lempung akan menjadi lebih lunak dan memasuki tahap
llunyaknya putaran dihitung hingga tapak tqgsebut bertaut padajarak
yang disebut semiplastis. Dengan terus menambah kadar aitnya,lempung
st:panjang 13 mm, dan contoh tanah diambil untuk menentukan kadar
akan bertambah lunak sampai menjadi plastis. Pada tahapan plastis,
:rirnya.
lempung dapat mengalami perubahan bentuk tanpa terjadi retak atau pecah,
dan tanpa mengubah volumenya.Jika kadar airnya terus ditambah, maka
lempung tersebut akan menjadi sangat lunak sehingga lebih berupa cair L*:,?,ir."
daripada benda plastis. Kadar air yang menjadi batas dari tahap-tahap ini
dinamakan batas susut, batas plastis, dan batas cair, seperti ditunjukkan
pada Gambar 3.3. Batas yang paling penting adalah batas plastis (plastic a
o"'ii:lix1""toj"n- I
cawan

lirnit/ PL) dan batas cair (liquid timit/ LL), yang dikenal
Atterberg.
Batas
cair
sebagai batas

S/
\
Batas ir

Gambar 3.3 Tahapan tanah padat, plastis, dan cair dan batas-batasnya \
3.3.1 Penentuan Batas Atterberg t 1o 40 so 60
l,.r"iipuriirn
Batas cair (LL) ditentukan dengan menggunakan peralatan yang agak
"rrrrclr", tlig:rrnbrrrkrrn prrdlr Gambirr 3.4. Alat terscbut tercliri ilt:ls ('llwrllt y:rnl{ Gambar 3.4 Peralatan uji batas cair dan grafik hasil uji ini

rl:rrrgli,rl 1,rrrr1,. lris:r rlirrrrglirrl rl:rrr rlii:rttrlrklttt rlt'ttgrttt III('lttttl:ll lx't'.rrrt',lllllvrl.


38 MEKANIKATANAH UJI INDEKS DASAR, KLASIFIKASI, DAN DESKRIPSI TANAH 39

Batas cair adalah kadar air apabila galur bertaut sepanjang 13 mm ll'nentuan batas Atterberg perlu memperhatikan hal-hal berikut:
dengan 25 putaran. Tidak praktis untuk mencari kadar air yang dengan I Uji batas Atterberg biasanya hanya dilakukan pada bahan dengan
25 kali putaran tepat, galur sepanjang 13 mm bertaut. Oleh karena itu, ukuran butiran lebih kecil dari0,425 mm (425 pm).
pengujian dilakukan pada beberapa contoh yang kadar airnya berbcda, Sebaiknya uji batas Atterberg dilakukan tanpa pengeringan tanah
dengan tujuan mendapat dua titik di atas dan di bawah batas cair. Dengan sebelumnya karena pengeringan dapat mengubah sifat tanah tersebut.
demikian dapat dibuat grafik kadar air terhadap banyaknya pukulan seperti . Pada tanah tertentu yang mengandung mineral lempung halloysite
terlihat pada Gambar 3.4. Dari grafik ini dapat dibaca kadar air pada 25 dan/atau allophone, kemungkinan akan mengalami perubahan tetap
pukulan, yaitu batas cair. ketika kering udara atau kering oven. Lempung dengan kadar allophone
Batas plastis ditetapkan sebagai kadar air dimana tanah dapat digulung yang tinggi dapat berubah dari lempung yang plastis menjadi pasir
hingga berdiameter minimum 3 mm tanpa retak. Gulungan yang memiliki kelanauan tidak plastis ketika dikeringkan dalam oven.
diameter lebih kecil dari 3 mm akan menyebabkan gulungan tanah tersebut
pecah. Pada kadar air ytng lebih tinggi, dapat dibuat gulungan tanah Ada parameter ketiga yang ditentukan dari batas cair dan batas plastis,
dengan diameter yang lebih kecil, dan pada kadar air yang lebih rendah, r,:ritu indeks plastis (Plastisity Index, PI). Parameter ini adalah jangkauan
gulungan tersebut akan pecah sebelum mencapai diameter 3 mm. l.;rrlur air dimana tanah bersifat plastis, yaitu PI = (LL - PL).Berdasarkan
Tahapan pengujiannya adalah sebagai berikut; l,.rr:rs Atterberg, Casagrande (1948) mengembangkan sebuah diagram
l. Tanah disiapkan dengan kadar air yang diduga sedikit lebih basah yaitu diagram plastisitas, seperti terlihat pada Gambar
r';rrrg terkenal,
daripada batas plastis. I 5" l)iagrqm plastisitas berfungsi untuk membagi tanah berbutir halus ke
2. Contoh kecil tanah ini digulung di atas kaca dengan menggunakan ,l;rl:rrn kelompok dengan sifat teknis yang serupa. Pada diagram plastisitas,
tangan atau jari untuk membentuk gulungan dengan diameter sekecil ,rr,lcks plastis diplot terhadap batas cair, seperti pada Gambar 3.5. Pada
mungkin. ,llrgram ini terdapat garis yang membagi tanah menjadi dua macam, yaitu
3. Jika diameter gulungan tersebut menjadi lebih kecil dari 3 mm, tanah t,rrr:rh bersifat lernpung dan tanah bersifat lanau; garis ini dinamakan garis
tersebut lebih basah daripada batas plastis' ,\. ('rrsagrande menentukan garis A dengan melakukan uji batas Atterberg
4. Gulungan tersebut dikumpulkan kembali dan dibentuk seperti sebuah ;,;rr [:r tnnah yang berbeda-beda, dan sekaligus memeriksa sifatnya.
bola dan kemudian digulung kembali. Setiap kali diguiul;'- tanah akan I)cngan memakai hasil uji ini, Casagrande membuat garis yang
kehilangan uap air, sehingga pada akhirnya akan pecah pada 3 mm. rrrcrrrisahkan dua macam tanah berbutir halus, yaitu lanau dan lempung.
Ketika itu terjadi, gulungan tanah diletakkan di sebuah wadah dan Ilcrrlrrsirrkan diagram ini, Casagrande mengembangkan sistem klasifikasi
ditutup untuk mencegah terjadinya penguapan. rrrruk t:rnah berbutir halus yang akan dibahas pada Bagian 3.5. Selain itu,
5. Langkah ini dilanjutkan hingga kumpulan gulunqan dalam wadah ( ';r,rrlirrntlc.irrga menggunakan garis vertikal pada LL = 50 untuk membagi
menjadi cukup berat. l,'rrrprrng tlrrn lrrntu rnen.iitdi dua kelompok dengan LL tinggi dan dengan
6. Kadar air tanah ini ditentukan, yang merupakan batas plastis. l,l, rt'rrrl:rlr, st'perti tcrlihrrt l,rrrllt Oarnbar 3.-5.
UJI INDEKS DASAR, KLASIFIKASI, DAN DESKRIPSI TANAH 4'I
40 MEKANIKA TANAH

v,rng menunjukkan kaitan kadar air dengan batas plastis dan batas cair.
Tanahdengan Tanah dengan lrrrleks kecairan ditentukan dari hubungan di bawah ini, dan diperlihatkan
LLrendah ! t-t- tinggi
1,,rtla Gambar 3.6.

aD-PL w-PL
LI=
@

6
o
LL_ PL PI
a
v
o
!
E ,lirnana ru = kadar air alami dari tanah.

c Keadaan tidak padal


o
Batas cair D
o
Gambar 3.5 Diagram Plastisitas
o--
xo
Y lndeks kepadatan

Terlepas dari apakah digunakan untuk klasifikasi tanah atau tidak,


g-
=
o)
= Kepadatan relatif
o- = :!eL-:I-
B.* - .in
diagram plastisitas merupakan petunjuk sifat tanah berbutir halus yang o
O,l
ol
ol-
sangat berguna. Nilai batas Atterberg sendiri kurang dapat dipercaya (l.)
a
sebagai petunjuk sifat tanah, namun menjadi sangat berguna apabila o
dimasukkan pada diagram plastisitas. Tanah yang berada di atas garis A o)
c-
(!
umumnya memiliki sifat teknik yang buruk. Tanah tersebut kemungkinan f,

memiliki kompresibilitas yang tinggi dan kekuatan geser yang rendah, serta ,:
perilaku menyusut atau mengembang. Sedangkan tanah di bawah garis A, o
E.
Keadaan padat
memiliki sifat yang sebaliknya, yaitu merupakan bahan dengan sifat teknik
(E
Y
LEMPUNG PASIR
yang baik. Letak tanah pada diagram plastisitas merupakan petunjuk yang
Gambar 3.6 lndeks kecairan lempung dan kepadatan relatif (indeks kepadatan) pasir
baik untuk sifat intrinsic dari tanah tersebut. futi sifat intrinsic adalah sifat
yang berasal dari ukuran dan komposisi butirnya-jadi tidak mencakup
Ad.r indeks yang agak serupa yang digunakan pada pasir. Indeks ini
sifat pada keadaan aslinya di lapangan.
,lrsclxrt kepadatan relatif (D,) atau indeks kepadatan (Ir) yang ditentukan
,L'ngittr rumus:
3.4 INDEKS KECAIRAN ]-EMPUNG DAN KEPADATAN
RELATIF PASIR
Selain untuk menunjukkan sifat hakikat tanah, batas Atterberg, saat ^*-
D,(= Io) =
dibandingkan dengan kadar air asli dari tanah, dapat memberikan 8-o* - *in
keterangan yang berguna mengenai keadaan aslinya di clalrrrrr tanah.
Paramerer yang digunakan adalah indeks kecairan (Liquilitv ltt,l,"t" l,l),
42 MEKANIKATANAH UJI INDEKS DASAR, KLASIFIKASI, DAN DESKRIPSI TANAH 43

masing-masing adalah angka pori dari pasir dalam ,,,.,rndainya terganggu ataupun dipadatkan. Penggalian dan pemadatan
mu dan e-.-
dimana e--.. mrn

keadaan paling berongga (kurang padat) dan paling padat, dan e adalah t.rnrrh semacam ini akan menghancurkan strukturnya dan melemahkan
angka pori asli dari pasir. r;rnah tersebut. Kehilangan kekuatan akibat gangguan atau pembentukan

Kepadatan relatifjuga diperlihatkan pada Gambar 3.6. Nilai kepadatan rrlrrrrg ini disebut kepekaan (sensitiait) dan akan dijelaskan pada bagian
,.r'l:rniutnya.
relatif nol atau satu (100o/o) masing-masing menunjukkan keadaan tanah
paling tidak padat dan paling padat. Ada uji standar untuk mengukur
kea.daan kepadatan tersebut. Keadaan pasir paling padat ditentukan dengan :}.5 KEPEKAAN, THIXOTROPI, DAN AKTIVITAS PADA
tidak padat ditentukan LEMPUNG
proses penggetaran, sementara keadaan paling
dengan menuangkan pasir ke dalam wadah dengan menggunakan cara
I )r'linisi kepekaan lempung (S) adalah:
yang akan menghasilkan keadaan yang paling berongga.
Meskipun tujuan indeks kecairan dan indeks kepadatan hampir serupa,
kekuatan geser(takterdrainasi)tanah asli
cara mendefinisikannya berbeda.Indeks kecairan pada lempung diukur dari
kckuatan geser (tak terdrainasi) setelah dibentuk ulang, pada kadar air yang sama
keadaan padat hingga keadaan tidak padat, sedangkan indelcs kepadatan
pada pasir diukur dari keadaan tidak padat hingga keadaan padat. l(ita belum menjelaskan kekuatan geser tanah; pada tahap ini cukup
Istilah indeks kecairan agak membingungkan dan membutuhkan ,lrkr.ruhui bahwa kekuatan geser tak terdrainasi adalah pengukuran yang
penjelasan lebih lanjut. Indeks kecairan hanya berlaku untuk tanah yang h('(l('rhana dari kuat geser tanah. Besarnya kepekaan lempung umumnya

dibentuk ulang (tanah tidak asli). Pada batas plastisnL (Ll= 0) tanah nntirrrr 1 sampai 4, tetapi sering juga ditemukan yang bernilai lebih dari
yang dibentuk ulang bersifat "padat", sementara pada batas cw/LL (LI .l Atla banyak tanah dengan kekuatan geser tak terdrainasi sebesar 100
= 1) tanah tersebut memang "c^ir". Pada tanah asli, masalahnya tidak I l':r, tctapi mungkin juga indeks kecairan sebesar 1. Ketika tanah semacam
demikian. Tidak jarang terdapat lempung asli dengan LI lebih dari satu rrl tlilrcntuk ulang, kekuatan geser turun sampai sekecil 2lcPq sehingga
(yaitu kadar air melebihi batas cairll.I.), namun masih merupakan tanah kr'1,r'klannya menjadi 50. Ada jenis lempung, khususny^yung ditemukan
keras. Hal ini sering terjadi pada tanah residu, dimana Proses pelapukan ,lr N,,rwcgia, dengan kepekaan lebih dari 100, dan disebut quickclay.
dapat menghasilkan struktur yang kuat, berpori besar yang mengandung
'thixotropi adalah istilah yang berarti kecenderungan lempung untuk
air. Tentu, apabila diganggu atau dibentuk ulang, tanah ini menjadi sangat lr,.rrrl,croleh kekuatannya kembali setelah hilang akibat dibentuk ulang'
lunak atau menjadi cair. J,rr,rrrg sckali ada tanah yang memperoleh kembali semua kekuatan aslinya.
,,r,l,r kcbrnyakan tanah hanya sedikit kekuatan yang kembali. Tbixotropy
LI lebih tepat dianggap sebagai pengukuran kepadatan
Pada tanah asli, f

tanah daripada sifat kecairannya. Pada PL, tanah adalah dalam keadaan l,rrk,rrr sil'rrt yang penting dari lempung karena kecil pengaruhnya dalam
padat, sebaliknya pada LL, tanah adalah dalam keadaan kuat, walaupun 1'r.rktik.
tidak padat. Meskipun artinya istilah LI agak kurang tepat, nilai LI masih Srllr l:rirr clari lempung yang tidak kalah penting, disebut aktivitas,
menjadi parameteryang sangat berguna pada tanah asli. Misalnya, lempung , l,' r rp,,r r r rlcfirrisi schagai berikut.
asli yang keras dengan LI lebih dari 1 akan mengalami kehilangan kekuatan
44 MEKANIKA TANAH TANAH 45
UJI INDEKS DASAR, KLASIFIKASI, DAN DESKRIPSI

Deskripsi, memberikan keterangan tentang sifat tanah pada keadaan


lndeks plastisitas atau Padat
Aktivitas = aslinya, yaitu apakah tanah itu lunak atau keras, berongga
Kadar lempung
dan sifat lain.
Sistem klasifikasi, yang digunakan dalam mekanika tanah, seperti
uscs
Ini adalah petunjuk plastisitas dari butiran berukuran lempung. Nilai
(unified soil classification system), berdasarkan terutama pada
aktivitas kurang dari 0,75 dianggap rendah, di antara 0,75 sampai 1,25 tentang
. tanah itu sendiri, yaitu pada sifat "hakikatnya". Keterangan
normal, dan di atas 1,25 menunjukkan aktivitas yang tinggi. Ada hubungan
keadaan aslinya disebutkan secara sepintas saja pada USCS'
erat antara jenis mineral lempung dan aktivitasnya. Kaolinite, halloysite
Sistern deskripsi yang digunakan untuk membuat rekaman pengeboran'
dan allophone beraktivitas rendah, illite beraktivitas sedang atau normal,
lubang uji, dan sebagainya, merupakan sistem yang menerangkan
sedangkan montmorillonite (atau slnectite) beraktivitas tinggi'
dengan tepat keadaan aslinya tanah tersebut'

3.6 SISTEM KLASIFIKASI


I lntuk menjamin bahwa keterangannya lengkap dan tepat' sebaiknya
Untuk melakukan perencanaan, ahli geoteknik mengumpulkan keterangan
Terlebih
kltsifikasi dan deskripsi dianggap sebagai dua langkah terpisah-
sebanyak mungkin mengenai sifat tanah yang mereka hadapi. Keterangan
,l;rhulu, kita akan membahas klasifikasi tanah'
ini dapat berasal dari berbagai sumber. Ada keterangan berasal dari
penyelidikan tanah setempat, tenrtama pengeboran dan catatan mengenai
bahan apa y ng terdapat selama proses pengeboran. Ada juga keterangan
3.6.1 Unified Soil Classification System (USCS)
Sistem klasifikasi yang umum digunakan di dunia adalahunified soil
yang berasal dari deskipsi yang dibuat oleh staf laboratorium ketika
classification System (USCS) atau sistem klasifikasi kesatuan. Sistem ini
membuka dan memeriksa contoh tanah di laboratorium, dan ada juga
,likcmbangkan oleh Casagrande ketika Perang Dunia II' terutama
untuk
yang berasal dari hasil uji laboratorium. Sangat diharapkan agar setiap
terbang
rliqtrnakan dalam'penilaian tanah untuk pembangunan lapangan
orang terlibat dalam proses ini menggunakan istilah-istilah yang sama (CH'
(('irsagrande,1948). Sistem ini menggunakan lambang kelompok
artinyadalam menjelaskan jenis atau sifat tanah. Hanya dengan cara inilah
juga tanpa simbol
( ;W pada masing-masing jenis, tetapi dapat dipakai
dll.)
keterangan dapat disampaikan secara terPercaya dari satu orang ke orang
kckrmpok. Proses dan dasar klasifikasi menggunakan uscs diperlihatkan
lain. Untuk tujuan tersebut, sudah ada cara klasifikasi dan deskripsi yang
g',rrlrr Gambar 3.7.
sistematis. Istilah klasifikasi dan deskripsi digunakan dengan agak bebas
dalam mekanika tanah. Untuk mencegah kesalah-pahaman, sebaiknya
istilah dipergunakan dengan arti sebagai berikut:

Klasifikasi, memberikan nama pada tanah menurut sifat "hakikat"nya


(intrinsic properties),yaitu komposisi dan sifat tanah sendiri, tanpa
memperhatikan keadaan aslinya di lapangan.
UJI INDEKS DASA& KLASIFIKASI, DAN DESKRIPSI TANAH 47
46 MEKANIKA TANAH
'l anah Berbutir Kasar Tanah berbutir kasar dibagi menjadi pasir, kerikil
I BAHAN-I
lrcrdasarkan distribusi ukuran butirannya seperti pada Gambar 3.1.

*^ l'cnaksiran komponen utama dibuat dan nama diberikan, sebagai contoh:


klsq
Fr
TANAH BERBUTIR HALUS
Kcrikil berpasir-bahan yang sebagian besar terdiri
r r r c

lr:rrus diberikan. Keterangan ini meliputi:


atas
ngandung pasir. S elain penamaan pa;da tanah, keterangan
kerikil tetapi juga
de skripsi j uga

(rr) Ukuran butiran maksimum


(b) Gradasi, /aitu, apakah bahan tersebut bergradasi baik, bergradasi
+
ILEMFffiGI I LANAU I I PASR I IfiKrLl I BAru I buruk, atau seragam
(t') Bentuk butiran-tajam, bulat, dll.
Gambar 3.7 Klasifikasi tanah menurut USCS
(rl) Kekerasan butiran
(t') Kadar butiran halus, dan apakah butiran halus tersebut termasuk lanau
Kaidah pembedaannya adalah besaran butiran tanah, sehingga langkah
atau lempung.
pertama adalah menempatkan tanah pada kelompok tanah berbutir kasar
(l) Warna
atau halus. Tanah yang memiliki ukuran butiran lebih kecil dari 0,06 mm
(1) Mineral yang dominan atau jenis batuan (ika diperlukan)
sebanyak lebih dari 500/o termasuk dalam kelompok tanah berbutir halus,
sedangkan tanahyang memiliki ukuran butiran lebih kecil dari 0,06 mm
I ISCS menggunakan huruf di bawah ini untuk tanah berbutir kasar:
sebanyak kurang dari 50%o termasuk dalam kelompok tanah berbutir kasar.
S( srrnd)-pasir, G(gravel)-kerikil, W(well)-bergradasi baik, P(poor)-
Butiran berukuran 0,06 mm adalah ukuran butiran terkecil yang dapat
diukur menggunakan ayakan dan juga merupakan butiran terkecil yang bergradasi buruk.

dapat dilihat menggunakan mata telanjang. Masing-masing kelompok


'lhnrh BerbutirHalus Tanah diperiksa apakah termasuk jenis lanau atau
kemudian dibagi lagi, tetapi dasar dari kelompok ini berbeda, tergantung
tanah tersebut termasuk kelompok tanah berbutir kasar atau tanah berbutir l,'rrrlrrrng. Untuk membedakan secara visualantaralanau dan lempung, cara

halus. Karena sifat tanah berbutir kasar bergantung terutama pada ukuran t.rllril< adalah dengan uji dilatansi. Tanah lunak (cukup basah sehingga

butirnya, dan semata-mata atas dasar inilah maka sifat tanah dibagi lr,rrrrpir lcnsket) diletakkan pada telapak tangan dan digoyangkan atau
menjadi dua kelompok, yaitu kerikil dan pasir. Pada tanah berbutir halus, ,lr1,r't:rrkrrn sccara horizontal. Jika tanah tersebut termasuk lanau, maka
ukuran butir tidak lagi dipergunakan untuk klasifikasi karena perilakunya ,rrr :rk:rn rnuncul di permukaan dan akan hilang jika diremas. Selama
bergantung baik pada jenis mineralnya maupun ukuran butirnya. Oleh pr'1ry11t'trrrrln, tlrnah tcrsebut cenderung runtuh dan air muncul ke

karena itu, pembagian menjadi dua kelompok, yaitu lanau dan lempung, 1','rrrrrrkrrrrrr. l'rrdl lcrnpung, kelakuan ini tidak ditemukan. Pembagian
1,,' ,l:rlrrrn lrrnatr irturr lcrnpung rnungkin juga dibuat berdasarkan batas
didasarkan prtila sifrrt perilaku tanrrh tersebut atau dari batirs Attcrberq.
r\ttt'rl,r'r14 sc1rcrti tlipcrlilrirtkan p:rtlrt ()arnbrrr 3.5.
Penjelasan tttttttk rtt:tsitrg-rnasirtg kcLrlrrp,rl< rrtlrrllrh scbrrgai hcrikrrt.
48 MEKANIKA TANAH UJI INDEKS DASA& KLASIFIKASI, DAN DESKRIPSI TANAH 49

Nama yang sesuai diberikan untuk menjelaskan tanah tersebut, berubab dengan kadar sir yang rendah sampai yang tinggi tanpa
contohnya sebagai berikut: mengalami retak. Juga tidak menunjukkan ?erubahan oolurne. Selain itu,
Lempung kepasiran-tanah yang perilakunya terutama lempung, tetapi juga tidak terlihat adanya perilaku dilatansi dan kecenderangan mencair
juga mengandung Pasir Untuk menilai plastisitas tanah di lapangan, sebaiknya dilakukan
Lempung kelanauan yang perilakunya terutama lempung, tetapi
-tanah uji dilatansi (telah dijelaskan di atas) pada berbagai kadar air untuk
juga memperlihatkan kecenderungan perilaku lanau' mengecek perilaku plastisnya. Pengaruh pengeringan pada tanah juga
menj adi petunjuk baik tentang plastisitas. Lempung yang plastisitasnya
Selain penanlaan pada tanah, keterangan deskripsijuga harus diberikan' tinggi menjadi seperti batuan keras ketika dikeringkan, sedangkan
umumnya mencakup hal-hal di bawah ini: lempung yang plastisitasnya rendah bisa dihancurkan dengan tangan.
(a) Plastisitas-rendah, sedang, atau tinggi (lihat catatan di bawah) Pada umumnya, PI merupakan petunjuk plastisitas yang lebih baik
(b) Kandungan tanah berbutir kasar, kadar pasir atau kerikil daripada LL, namun PI dan LL harus diperiksa secara bersama-sama
(c) Warna dengan memakai diagram plastisitas. Tanah yang memiliki nilai LL
(d) Asal usul geologinya (ika dibutuhkan) yang tinggi (di atas 50) yang terletak di atas garis A, termasuk bahan
sangat plastis. Akan tetapi, tanah dengan nilai LL yang sama yang
uscs menggunakan huruf di bawah ini untuk tanah berbutir halus: terletak di bawah garis A, pada umumnya bukan tanah yang sangat
C(c1ay)-1empung, M(si1t)-1anau, H(high)-batas cair tinggi, L(low)- plastis.
batas cair rendah Perlu ditegaskan arti huruf H dan L pada sistem klasifikasi
USCS. Versi Inggris dari USCS menggunakan huruf H dan L untuk
3.6.2 Catatan Tambahan Mengenai Klasifikasi tanah dengan plastisitas tinggi dan rendah. Penggunaan ini kurang
1. Klasifikasi Lapangan dan Laboratorium tepat kecuali tanah tersebut sudah jelas adalah lempung. I-Imumnya,
Klasifikasi bisa didasarkan pada pemeriksaan visual (penglihatan (khususnya pada lanau), hurufL dan H seharusnya hanya digunakan
dengan mata telanjang) maupun uji laboratorium. Pada praktiknya, untuk LL yang rendah dan LL yang tinggi karena lanau tidak mungkin
kebanyakan klasifikasi dilakukan secara visual di lapangan, tetapi berplastisitas tinggi. Kalau plastisitasnya tinggi, berarti tanah itu adalah
jika uji laboratorium tersedia, maka klasifikasi dapat dilakukan di lcmpung, bukan lanau.
laboratorium. Gradasi: Kerikil dan pasir seharusnya dijelaskan sebagai bergradasi
2. Plastisitas: Seperti diterapkan di atas, sifat lempung atau lanau baik (yaitu ukuran butiran dibagi rata dari yang paling besar hingga
yang paling penting adalah plastisitas, sehingga dalam deskripsi atau yrrng paling kecil) atau bergradasi buruk (lawannya), menurut grafik
klasifikasi tanah berbutir halus diperlukan petunjuk mengenai sifat pcrnbrrgian ukuran butirannya. Tanah bergradasi buruk lebih lanjut
plastisitasnya. Istilah "plastisitas tinggi" dapat menimbulkan salah tlib:rgi rncnircli bergradasi seragam (yairu sebagian besar butiran
pengertian dalam mekanika tanah. Penjelasan di bawah ini kiranya l,t'rrr.krrr:rrr s,rrrur) rlun bergrarlasi cclah (yaitu ada butir dengan ukuran
dapat menghindarkan kesalahan tersebut' r('rt('lrtu y:rrrg tirlrrk lttl:t sltttlt scklrli).
'litnrth til'tt,qrtn flostitilttt tinqqi *luhh lunult .yung hnlu*ttl'rt tLtlrtl
MEKANIKA TANAH UJI INDEKS DASAR, KLASIFIKASI, DAN DESKRIPSI TANAH 51

4. T[nah Gambut dan Organik: Istilah gambut digunakan pada tanah Istilah lepas, sedang, padat dan lain-lain digunakan unruk menjelaskan sifat
yang mengandung hampir 700o/o zat organik. Tanah ini secara umum ini.
dapat diketahui dari wujudnya; akan terlihat seperti benang-benang
Thbel 3.1 Korelasi indeks kepadatan (dari kepadatan relatif)
(berserat) akibat pelapukan daun dan cabang pohon. Tanah yang zt
Istilah Indeks Kepadatan Nilai SPT"If' Mhi CPT
organiknya tidak mendekati 100%o tetapi kadar zat organlknya tinggi (D.) (pukulan/300mm) (MPa)
disebut lempung organik. Jika bahan organik berbentuk serat, maka
Sangat padat >85 >50 >20
adanya zat organik iangsung dapat diketahui. Tetapi jika tak berserat, Padat 65-85 30-50 L2-24
maka akan lebih sulit untuk mengetahui. Warna tanah dengan adanya Sedang .25 - 65 10-30 4-t2
zat organlkbiasanya lebih gelap. Istilah berserat dan tak berserat dapat
Lepas L5 -35 4-70 \,6-4
Sangat lepas <15 <4 0-1,6
digunakan untuk menggambarkan jenis zat organTk.
5. Warna: Warna umumnya bukan sifat yang penting karena tidak ada
Untuk klasifikasi visual, dapat diberikan penilaian sederhana derrgan
hubungan tetap warna dengan sifat teknik. Bagaimanapun
^ntare- r nenggunakan istilah berikut:
juga, warna bisa saja signifikan karena menunjukkan perubahan bahan
l,epas: dapat diangkat dengan tangan atau dengan sekop.
walaupun tidak selalu begitu (yaitu warna dapat berubah, namun sifat
l':rdat: memerlukan alat untuk mengangkat, baik dalam bentuk gumpalan
teknis tanah masih tetap).
ataupun bukan.
6. Perkecualian: Ada jenis tanah yang perilakunya tidak sesuai dengan
sistem klasifikasi, sehingga tidak dapat diberikan klasifikasi yang tepat.
'I anah Berbutir Halus.
Contohnya adalah tanah berasal dari debu vulkanis, terutama yang Sifat yang paling penting pada tanah berbutir halus
.r,l;rlnh kekuatannya atau konsistensinya. Tabel 3.2 merupakan panduan
mengandung allophone. Tanah tersebut berada di bawah garis-A pada
r.tilah yang digunakan untuk menunjukkan hal tersebut, bersama dengan
diagram plastisitas, tetapi perilakunya tidak menunjukkan sifat lanau.
,,rl:rt petunjuknya.
Tanah ini tidak menunjukkan perilaku "quick" atau dilatansi yang
terkait dengan lanau. Kcpekaan tanah berbutir halus perlu dinilai, yairu kehilangan kekuatan
v;rrrg terjadi ketika tanah tersebut dibentuk ulang. Untuk semua jenis tanah,
3.6.3 Deskripsi tentang Sifat Tanah Asli ;r11,:r sangat berguna mencatat ciri-ciri struktur yang penting seperti ada
trrlrrknyir retakan.
Cara klasifikasi di atas hanya menjelaskan sifat bahan itu sendiri; tidak
termasuk keterangan mengenai keadaan asli bahan di dalam tanah. Bagian
ini akan menguraikan keterangan dan cara penjelasannya.

Tanah Berbutir Kasar Sifat yang paling penting pada tanah berbutir kasar
adalah kepadatan relati{, jadi sifat ini
seharusnya menjadi petunitrk utama
dalam menjelaskan keadaan aslinya seperti dipe rlihatkan patla ( l:rrrrbrrr 3.6.
UJI INDEKS DASAR, KLASIFIKASI, DAN DESKRIPSI TANAH 53

52 MEKANIKATANAH
Lanau, kelempungan: mengandung sedikit gambut, plastisitas rendah,
d
Tabell,2Panduan untuk kuat geser tak terdrainasi kepekaan sedang, kaku, abu-abu muda.
Istilah Ciri-ciri
Kuat GeserTak Pasir, kelanauan: mengandung kerikil, pasir dari yang kasar sampai halus,
Terdrainasi
(kPa) sekitar 200lo kerikil berukuran maksimum 15 mm, plastisitas rendah,

Sangat Lunak Mudah keluar di antarajari ketika diremas padat, abu-abu (alluvial).
<12
di antarajari ketika diremas
t2 -25 Lunak -O"p",keluar
Sulit
Seperti sudah diterangkan, klasifikasi seharusnya dilakukan dengan dua
Ji."f."" masuk oleh ibu jari dengan sedikit
25-50 Agak kaku
usaha
jari
langkah yang berbeda. Pertama, menentukan komposisi bahan itu sendiri
Kaku Daoat ditekan masuk dengan tekanan ibu
50 - 100 (klasifikasi), dan kedua adalah menjelaskan keadaan asli pada tempat asalnya
100 - 200 Sangat kaku Droar ditekan masuk dengan kuku ibujari
200 - 500 Keras Suiit dit"krn masuk dengan kuku ibujari (deskripsi). Namun urut-urutan deskripsi lain juga diperbolehkan. Ada
kalanya hanya klasifikasi saja yang diperlukan, misalnya pada pengambilan
sebaiknya dicatat dengan urutan dari sumber tanah (borro* ?it). Pada keadaan semacam ini,
Deskripsi lengkap mengenai tanah asli t'<>ntoh tanah

berikut: kcterangan tentang sifat aslinya tidak penting (terkecuali kadar air).
dengan komponen kedua
1. Nama tanah terdiri atas komponen utama,
sebagai kata sifatnYa.
3.7 KLASIFIKASI TANAH RESIDU
llcrbagai usaha telah dibuat selama bertahun-tahun untuk mengembangkan
2. Keterangan lain tentang komposisi, meliputi:
o Keberadaan komPonen ketiga atau zat asing sistem klasifikasi khusus untuk tanah residu. Usaha ini timbul karena
atau dilatansi ldanya sifat khusus pada tanah residu. Namun, tidak ada satupun dari
o Untuk tanah berbutir halus, Penilaian plastisitas'
gradasi yaitu sistem ini yang dapat diterima ataupun dipergunakan secara umum. Hal
o Untuk tanah berbutir kasarl petunjuk tentang
baik atau buruk, ukuran butiran maksimum'
dll' ini tidak mengherankan karena jenis dan sifat tanah residu sangat berbeda-
bergradasi
meliputi: lrcda, sehingga tidak mungkin ada suatu sistem yang dapat mencakup
J^ Keterangan mengenai keadaan asli setemPat'
(kepadatan relatif)' scrnua jenis tanah residu. Akan lebih bermanfaat bila kita memahami
Untuk tanah berbutir kasar: kepadatan tanah
(konsistensi) dan kepekaan' sccirralebih luas tentang sifat-sifat tanah residu dan faktor-faktor yang
Untuk tanah berbutir halus: kekuatan
lapisan' dll' pcrlu diperhatikan dalam penilaiannya. Ringkasan di bawah ini diharapkan
4. Ciri-ciri struktur, yaitu retak, bidang lunak antara
tlrtpat menjelaskannya.
5. Warna
6. Keterangan lain seperti asal usul geologis
3.7.1 Batuan Asal
It'rrgctahuan mengenaibatuan asal dari tanah residu akan selalu bermanfaat,
Gontoh Klasifikasi
tetapi mengandung sedikit w:rlrrrrpun tidak ada hubungan yang pasti asal dan sifat tanah
Pasir: halus hingga sedang, hampir seragam ^ntarabatuan
1':rrrg bcrrrsal dari batuan tersebut. Lingkungan tempat pelapukannya ikut
kerang, kepadatan sedang, abu-abu tua'
kaku hingga kaktr, irbtr-abu l,t'r'pcrrg:rrrrlr llada sifat tanirlt ylrng tcrbentuk.
Lempung: berplastisitas tinggi, seragam, agak
trlit.
54 MEKANIKA TANAH
UJI INDEKS DASAR, KLASIFIKASI, DAN DESKRIPSI TANAH 55

Kelompok ketiga adalah tanah dari debu vulkanik, yang umumnya


3.7.2 Kegunaan Sistem yang Telah Ada
halus, yaitu diagram rr.rengandung banyak mineral allophone (bersama dengan imogollite).
Keistimewaan utama dari USCS untuk tanah berbutir )erilaku tanah ini sangat luarbiasa. Sifat tekniknya umumnyabaikmeskipun
sifat intrinsik dari tanah I
plastisitas, masih menjadi petunjuk yang baik bagi
A umumnyabersifat kadar air dan batas Atterberg-nya sangat tinggi. Seperti telah diterangkan,
residuberbutirhalus.Tan^hy"'g tt'l"takdibawah garis
garis A memiliki rneskipun terletak di bawah garis A, tanah itu tidak menunjukkan sifat
teknik yang baik, sedangkan tanah yang terletak di atas
tempat ketiga kelompok ltnau.
sifat teknikyang jelek. Cr-bu' 3'8 menunjukkan
adalah kelompoktanah
tanah residu pada diagram plastisitas'Yang pertama
(ditemukan di negara 3.7.3 Klasifikasi Profil Pelapukan
yang terkenal dengan nama tanah "black cotton"
dalam l,ittle (1969) mengusulkan sebuah sistem untuk klasifikasi tingkat
tugir. India), namun juga disebut "lempung hitam" atau "vertisols"'
isilah ilmu tanah.Tanah lempung ini kaya akan mineral
montmorillonite' l,clapukan profil tanaVbatuan. Sistem ini diperlihatkan pada Gambar
dan menyusut yang 1.9. Profil tersebut terdiri atas enam lapisan, yang berkisar antara batuan
dan merupakan sumber dari masalah mengembang
l<cras asli hingga bahan tanah. Little menyatakan bahwa sistem klasifikasi
menjadi sumber kerusakan pada fondasi bangunan'
(tanah merah)' biasanya vrrng diusulkan untuk mencakup sisa hasil pelapukan pada batuan
Kelompok kedua adalah lempung tropis merah
merupakan lempung "igneous", khususnya granit, di daerah dengan iklim tropis lembab.
terbentuk dari mineral halloysite. Kelompok tanah ini Jadi,
tinggi' tidak dimaksudkan untuk tanah residu secara keseluruhan. Sistem Little
yang ideal untuk tujuan pembangunan karena kekuatannya
juga ritlak berlaku pada batu yang lain, sistem ini hanya berlaku untuk granit.
Lrlpresibilitas rendah, dan potensi untuk mengembang/menlusut
Misalnya pelapukan pada basalt atau andesit akan sangat berbeda, yaitu
,..rdrh.Iri sudah diketahui oleh pembaca di Indonesia karena pengalaman
sangat cocok untuk lrrpisan peralihan dari batu sampai tanah sangat tipis dan tidak mungkin
mereka dengan tanah ini' Tanah ini juga biasanya
pekerjaan u*gm karena kadar air aslinya cenderung
dekat dengan batas . l,rpat dibagi menjadi .Til#::l*
dari posisinya pada
ptu,ti,,,yu (walaupun hal ini tidak dapat disimpulkan
ii^g.r* Batas plastis umumnya dekat pada kadar air optimum'
plastisitas)'

O -) Batu, pelapukan
(> v total

Le:-__-_----r::rr'

plastisitas
Gambar 3.8 Tiga kelompok tanah residu pada diagram Gambar 3.9 Klasrfikasr profrl pelapukan (dari Little, 1969)
56 MEKANIKA TANAH
UJI INDEKS DASAR, KLASIFIKASI, DAN DESKRIPSI TANAH 57

(santlstone) juga cukup terlihat dengan mata telaniang, seperti lapisan-lapisan, retak, pori,
Pelapukan batuan sedimen sePerti batu pasir
lapisan y^ng
berbeda dengan pelapukan batuan igneous' Susunan batuan yang belum mengalami pelapukan.

dihasilkan dari pelapukan bahan ini lebih mencerminkan


sifat dari masing- Struktur rnikro atau struktur yang tak-terlibal.' termasuk ikatan antar
daripada mencerminkan tingkat pelapukannya'
Dari butiran, kelompok butiran, dll.
masing bahan asalnya
Little sangat bermanfaat sesuai
penj.laran ini jelas kiranya bahwa sistem
tu;rrrrrrryr, yaitu pada batuan igneous, namun
mungkin tidak berlaku pada DAFTAR PUSTAKA
jenis batuan lain. ( 'rtsagrande,A.,1948. Classification and Identification of Soils. Transactions,

ASCE,Vol. 113, PP. 901-930.


3.7.4 Pentingnya Mineralogi dan Struktur Tanah Little, A. L.,7969.The engineering classification of residual tropical soils.
Duahalyangmemberikansifatkhususpadatanahresiduadalahkandungan Proceedings, Speciatty Session on Engineering Properties of Lateritic
mineraldanstrukturnya.Meskipuntelahdijeiaskandiatasbahwatidak soils. Seventh International conference on soil Mechanics and
berlaku pada seluruh
mungkin menemukan sistem klasifikasi yang akan Foundation Engineering, Mexico Ciry pp. 1-10.
sistem klasifikasi
jenis tanah residu, penulis pernah mencoba membuat Wcsley, L.D., 1988. Engineering classification of residual soils' Proceedings
berdasarkan dua sifat ini (Wesley, 1988; dan
Wesley dan Irfan' 1997)' 2,d International Conference Geomecbanics in Tropical Soik, Singapore,
Bagaimanapun,sisteminitidakdimaksudkanmenjadisistemklasifikasi pp.73-84.
jenis tanah
yang tetap atau kaku. Tlrjuannya hanyalah mengelompokkan Wt.sley, L. D. & Irfan, T. Y., 7997 .'Ihe classification of residual soils. In G.
residu yang mempunyai sifat hampir sama' Sistem ini juga bukan untuk E. Blight (ed.), chapter 2 of Mechanics of Residual soik. Rotterdam:
bersama dengan sistem
menggantikan USCS, dan seharusnya digunakan A. A. Balkema.
utama dari
USCS.Di bawah ini adalah ringkasan mengenai pokok-pokok
sistem tersebut.
mineral'
(a) Tiga kelompok utama yang dibuat, berdasarkan kandungan
seperti di bawah ini:
kandungan mineral
Kelompok A: Tanah tanpa Pengaruh kuat dari
lempung yang biasa'
Kelompok B: Tanah yang dipengaruhi mineral
oleh mineral lempung
Kelompok C: Tanah yang sangat dipengaruhi
yang ditemukan hanya pada tanah residu'
Kelompok ini dibagi
halloysite
lagi menjadi sub-kelompok allophone' sub-kelompok
dan sub-kelompok sesquioxide (laterite)
(b)Subdivisidarikelompokinidibuatlagiberdasarkanstrukturtanah,
di bawah ini:
yang dianggap terdiri atas dua macam seperti
semtlrt y:rrrg tl:rPltt
Slrtrklttr makro atou slruktur yang rerlihal.' termasuk
58 MEKANIKA TANAH

BAB 4

TEGANGAN DAN TEKANAN AIR PORI D!


DALAM TANAH

4.1 TEGANGAN VERTIKAL DI DALAM TANAH


lika kita mengebor ke dalam tanah, kita akan menemukan bahwa pada
.'rrutu kedalaman tertentu tanah akan menjadi lebih basah dan air akan
rrrrrlrri mengalir ke dalam lubang.Jika lubang tersebut dibiarkan, ketinggian
,rir rrkan naik dan menjadi tetap. Kedalaman ini disebut muka air tanah,
,,r'1rt'rti diperlihatkan pada Gambar 4.1.

Kita dapat menentukan keadaan tegangan di tanah pada elemen yang


li,',lrrlamannya D.l{ttaambil berat satuan tanah sebesar y dan nilainya sama
,lr lxrwah atau di atas muka air. Ini adalah keadaan biasa pada lempung
,r.,,rlkrrrr iklimnya "sedang" (temperate), tetapi mungkin akan bedainan jika
rk lr r kcring atau jika tanah tersebut berupa lanau atau pasir.
rr

'li'gangan vertikal adalah sebesar c,= ^lD dimana o, = tegangan vertikal

t,t,rl prrtlir tanah, disebut tegangan total karena merupakan hasil dari berat
,,,'lrrr rrh brhan di atasnya.

Krt;r irrg:r <lapat rncttcntukan tcgangan yang lain pada kedalaman D;


rrrr ,r,l,rlulr tckltttirn pirrllt :tir ylttrg lt:rk:ttttltrrtg dalitm p<lri tanah. Tekanan
rrrr rlrrr.lrrrt tcklrrurrr lrir pori. Itori irri srrlirtg llcrlrrtlrttttgrttt scltirrgga pada
DALAMTANAH 61
TECANCAN DANTEKANANAIRPORI DI
60 MEKANIKA TANAH
pada keadaan apa saja, yang harus diperhatikan adalah keadaan tegangan
keadaan tersebut tekanan air pori adalah hidrostatik terhadap muka air efektif, khususnya perubahan pada tegangan ini. Hal ini akan dijelaskan
tanah, sehingga nilainya adalah: secara mendalam pada Bab 6.
u=y - H*) diman u = tekanan air pori dan
-(D
I -adalah
berat satuan air. 4,2TEKANAN AIR PORI DIATAS MUKAAIR TANAH
DAN PENGARUH MUSIM
Muka tanah
,Lubang bor
r' Walaupun mungkin tekanan air pori di atas muka air tanah adalah nol, ini
bukanlah keadaan biasa. Pada tanah berbutir halus, rongBa (pori) saling
berhubungan dan berfungsi seperti pipa yang sangat halus. Oleh karena
irrr, air tertahan di dalam tanah akibat gy" kapiler atilr gaya tarik pada
lrcrmukaan air (surface tension forces). Pada tanah berbutir halus, yang
scluruh ukuran lempung lebih kecil dari 0,002 mm, ukuran rongga efektif
lrrnya sekitar 2oo/o, yaitu 0,0004 mm. Menurut teori, ketinggian kapiler
1lada bahan ini sekitar 75
m. Oleh karena gaya kapiler inilah tanah berbutir
lrrtlus masih jenuh air di atas muka air tanah. Air tidak dapat mengalir
Gambar 4,1 Muka air tanah dan keadaan tegangan dalam tanah
licluar dari tanah ini akibat gaya berat (graaity) saja. Lempung biasanya
lr:rnya menjadi tidak jenuh akibat penguapan pada permukaan tanah. Pada
Perbedaan antara kedua tegangan ini disebut tegangan efektif, yaitu: t,rnah berbutir kasar, seperti kerikil dan pasir kasar, air dapat mengalir
6'=6,-u=yD-y*(D-H_) licluar akibat gaya berat saja.
dimana o' adalah tegangan efektifvertikal. Pengukuran di lapangan menunjukkan bahwa banyak lempung adalah
Hubungan antara tegangan total, tekanan air pori, dan tegangan efektif i..rruh penuh sampai beberapa meter, malahan puluhan meter
di atas muka
berlaku secara umum di dalam tanah, tidak hanya pada arah vertikal, dan .rir ranah. Hanyapada kedalaman satu atau dua meter di bawah permukaan
ditulis sebagai: l:rrrah, kejenuhan tanah tersebut berkurang.Turunnya derajat kejenuhan ini
o':o-r.,r (4.1) rr.r.jtdi bukan karena air mengalir ke bawah, melainkan akibat penguaPan
1,:rrl:rpermukaan. Tentu pada tanah berbutir kasar keadaan akan lain, dan
Persamaan 4.l adalahpersamaan yang paling Penting dalam mekanika r;rrrrrh ini dapat menjadi tidak jenuh sampai kedalaman puluhan meter.
'l','l<:rrrtn air
tanah karena menyatakan konsep yang dikenal sebagai prinsip tegangan pori, keadaan kejenuhan, dan hubungannya dengan muka air
efektif (principal of ffictiae stress), yang akan dibahas lebih lanjut pada r.rrr:rlr, dipcrlihatkan pada Gambar 4.2.Tel<anan air pori terlihat adalah
Bab 6. Menurut prinsip ini, perilaku tanah hanya dipengaruhi oleh hidrostatik atau keseimbangan, nilainya negatif di atas muka
,l,rlrr rrr kcrrdairn

tegangan efektif, bukan oleh tegangan total. Deformasi, pemamPatan, atau .rrr l:rrrrlr tlan positif di bawahnya. Pada keadaan ini tidak ada rembesan.

perubahan kekuatan hanya terjadi apabila ada perubahan tegirngitrt t'li'ktif, Kc,lrrl,rntrtrt tarlth titllk .icnuh dipengaruhi oleh ukuran butiran tanah
hrrkal pcnrhahan tcgtngan total. llntuk mcmperkirakart pcrilrrkrt t:ttt:tlr tr.rrt.lrrrl .l;rrr kc:rrl;yrrr iklirrr. l':ttl:t rlltcrtth tlctrgiln iklim basah, kedalaman
62 MEKANIKA TANAH
TECANCAN DAN TEKANAN AIR PORI DI DALAM TANAH 63
lapisan tak jenuh pada lempung tidak mungkin lebih dari satu atau dua
4.2.1 Kasus A: Tanah Berbutir Kasar
meter di bawah permukaan, sedangkan pada iklim kering kedalamannya
l(usus ini yang paling sederhana dan diperlihatkan pada Gambar 4.3. pasir
dapat mencapai 10 meter.
(:rtrru kerikil) berlaku sebagai "wadulc', dimana air akan mengalir
masuk
.,t'l:trna cuaca basah, menyebabkan ketinggian air naik, dan dimana air
Tekanan air pori
Muka tanah ,rk:rn hilang akibat penguapan selama cuaca kering yang disertai dengan

pada tanah
|('nrrrunan muka air tanah. Di bawah muka air, tanah dalam keadaan
(lempung)
1,'rrrrh dan tekanan air pori yang hidrostatik. Di atas muka air, tanah dalam
.E l.t':rtlaan tak jenuh dan tekanan air pori mendekati nol. Tentu ada pula
o
o
o
I,.':rtlrran dimana muka air tanah lebih dipengaruhi oleh kedekatannya
c
G
c ,1,'rrg;rn sungai daripada oleh pengaruh cuaca.
o Batas keienuhan penuh
F
pada tanah berbutir kasar

v: TEKANAN AIR PORI


N"S.:,il_l positif-
TEKANAN AIR PORI
Negatif . Positif
'6
co
6o
gE
6, lall
r',,r!ru,rl)irr pada muka tanah
il' I I I
Air masuk Dada muka tanah
?
,,
",,,y"l'lt)kan ajr mengalir ke atas
I dan mengalir ke bawah
tr [[lka
t+++
tanah
-T--.- V l+ + + lMuraairtanah
g=-T_ lr
I Perubahantinggi I\
muka airtanah
Gambar 4.2 Hubungan antara tekanan air pori, keadaan jenuh dengan muka air tanah I ;\

Tegangan air pori di atas muka air tanah umumnya kurang diperhatikan
dalam mekanika tanah, mungkin karena kurang penting bagi tanah II )NNN MUSIM KERING
^I
pr!n(lrirpan KEADAAN MUSIM HUJAN
pada muka tanah
endapan. Akan tetapi, pada tanah residu, tegangan air pori di atas muka - ada sumber air pada muka tanah
(lantbar 4.3 Pengaruh musim pada muka air tanah
dan tekanan air pori: tanah berbutir kasar
air menjadi lebih penting karena dua alasan. Pertama, muka air tanah
seringkali letaknya dalam, dan daerah yang menjadi perhatian utama ahli
geoteknik adalah di atas muka air. Kedua, rembesan yang lebih tinggi pada 'l ,' 2 Kasus B: Tanah dengan Permeabilitas Rendah
lirrl,rlirr lcr.pung dengan rembesan rendah terbalik dengan perilaku
tanah residu berarti perubahan pada tegangan air pori dapat menjadi besar
dan mengendalikan perilaku tanah tersebut. Oleh karena alasan inilah
l', l'r rr ir k:rsrrr. Karena koefisien rembesannya yang rendah maka pengaruh
ilr';rn,ilrnvl tidak dalam dan mungkin tidak mencapai muka air, seperti
tekanan air pori di atas muka air dan pengaruh dari iklim akan dijelaskan
secara teliti pada bagian berikut. pltll (lambar 4.4.
,li1', s lll1;s1l<:rrr
l.rrnrr ('uil(.rr l<crirrg, rir rrkirn hilang akibat penguapan pada
",
l,, , r,ul,.r.ur, rrrt'rrvclr:rl,krul t(.Lliuluiul rrir pori rncnf:rrli lcbih negatif dan
,,, ,,,, q11',.11i1 rrrt.rrrrju lrt.r'rrrrtli:t;rn.'l':rrrlrlr rn(.nylrsut tlltrt tlltcrlrlr y:rrrg tlt.kat
TECANCAN DAN TEKANAN AIR PORI DI DALAM TANAH 65
64 MEKANIKA TANAH
4-2.3 Kasus C: Lempung dengan Permeabilitas Menengah
pada permukaan menjadi tak jenuh. Selama cuaca basah, tekanan pori
dan Permeabilitas Tinggi
pada permukaan menjadi nol, dan air akan masuk ke tanah dan merembes
l(irsus ini adalah di antara dua kasus di atas, dan diperlihatkan pada
ke bawah. Tanah tersebut perlahan-lahan akan menyerap air dan akan ( )irmbar 4.5. Pengaruh musim sekarang lebih dalam, mungkin lebih dalam
mengembang. Keadaan seimbang pada Gambar 4.4 adalah keadaan
.lrrripada muka air tanah, seperti terlihat pada gambar. Tekanan air pori
sementara yang dapat diduga berlangsung secara singkat ketika mengalami
l<:rdang-kadang dapat menjadi hidrostatik terhadap muka air tanah rata-
perubahan musim. Kebanyakan lempung endapan yang terkonsolidasi rrrta, tetapi ini hanya akan terjadi pada sementara waktu, terutama
bedebihan, seperti lempung London, termasuk dalam kasus B' ^ntar?
rnusim basah dan kering. Pada waktu lain, tekanan air pori tidak akan
lrirlrostatik, walaupun berada di bawah atau di atas muka air tanah. Istilah
TEKANAN AIR PORI
"1lradien hidrolik'pada gambar belum dijelaskan dan dapat diabaikan pada
Negatif Positif
<-l+ ',rr;rt ini. Gradien ini memengaruhi arah dan kecepatan rembesan dan akan
,liiclaskan lengkap pada Bab 7.

/y
1'
Musim tering /) Umumnya, akan terjadi perubahan terus-menerus pada tekanan air pori
,l,rrr kedalaman muka air tanah. Pada musim kering, air akan hilang akibat
Batas perubahan/ \.". p('nguapan sehingga tekanan air pori menjadi negatif dan muka air tanah
nr('nrrrun. Sebaliknya pada musim hujan, air akan masuk tanah sehingga
Batas pengaruh musim tck:rrrirn air pori naik dan muka air tanah ikut naik.
Zone tekanan Pori

Keadaan tekanan air Pori


,/ negatif
TEKANAN AIR PORI
keseimbangan (hydrostatic) I Neoatif Positif
d-t---------------->
Mrnrr kering: gradien hidrolis huian: gradien hidrolis
Muka air tanah (tetaP) ,_1 lo illirs air mengalirke ke bawah- air mengalirke bawah

Muka air tanah


egs'ggi?lY
Muka air tanah rata-rata fe"ruurt rn tinssi
mura air tanatr

Muka air tanah pada musim kering J


Gambar 4.4 Pengaruh musim pada muka air tanah dan tekanan air pori:
lemPung dengan rembesan rendah
Batas pengaruh musim

Keadaan hidrostatis
(keseimbangan)

(lmrblr 4.5 Pengaruh musim pada muka air dan tekanan air pori: lempung dengan rembesan
sedang hingga tinggi
66 MEKANIKATANAH TEGANCAN DAN TEKANAI! AIR PORI DI DALAM TANAH 67

Faktor-faktor penting pada Kasus B dan C (lempung) adalah sebagai .-"--+


Waktu

berikut: I
I
(,)

(a) Terdapat batas kedalaman yang dipengaruhi oleh musiman.


I

I
Y
c
'=
ID r'-t\ l1
(b) Parameter tanah yang memengaruhi adalah koefisien rembesan (i) dan
$I C
E
,6
--r-t-.'
ti

i\
(! a
'3 c
koefisien pemampatan (*) tanah, atau dalam bentuk kombinasinya, c = .o)
E
'6 I
c@
koefisien konsolidasi, c,. Parameter ini akan dijelaskan secara lengkap 5 + \ pl,rurn",,-p] ;rubahan E
I
o-
pada Bab 8.
I
I
I
/ ,"kr"un, ir pori (5
I
I
I
o
(c) tkanan air pori tidak selalu hidrostatik di bawah (atau di atas) muka vo
!
air tanah, kecuali pada keadaanurata-rati'. I
I .E
I
o
o-
L
I '6
Perilaku tanah yang diperlihatkan pada Gambar 4.4'dm 4.5 adalah
I

I c(E
secara teoretis, berdasarkan sifat rembesan dan konsolidasi yang dibahas ii c(E
lz
-o
nanti pada Bab 7 dan 8. Namun perilaku ini juga terdapat di lapangan
I
I F
Batas perubahan musim
menurut pengukuran pada beberapa temPat, seperti Kenny dan Lau
(1984), Urciuoli (1998), dan Pun dan Urciuoli (2008). Pun dan Urciuoli
Tekanan air pori tetap
(2008) menggunakan piezometer pada tiga kedalaman yang berbeda
di daerah Italia dan tegangan air pori diukur selama 10 tahun. Hasilnya Gambar 4.6 Pengaruh musim pada tekanan air pori makin dalam makin kecil.
menunjukkan pengaruh musiman semakin menurun dengan kedalaman (Disadur dari Pun dan Urci6li, 2008).

seperti ditunjukkan pada Gambar 4.6.


Perilaku ini sama dengan yang digambarkan di atas pada Gambar.4,S, 4 :I REMBESAN AIR DAN TEXNNNN AIR PORI PADA
tetapi dengan bentuk grafik yang berbeda. Perilaku pada Gamb ar 4.6 tidak LERENG BUKIT
berhubungan dengan kedalaman muka air'tanah. Muka air tanah dapit ',,rrrp;ri tli sini, kita hanya meninjau permukaan tanah yang datar dengan
berada di bawah batas perubahan musiman atau dapat berubah-ubah drHl,,.rpirn tidak ada rembesan air pada arah horizontal. Keadaan paling
dalam daerah perubahan musiman. ununr sr:bcnarnya tidak demikian. Permukaan tanah akan miring dengan
rrr,rl.,r :rir tanah yang juga miring. Hal ini berarti air akan terus merembes

;',r, l,r .r r :r l r " kc bawah". Gambar 4. 7 menggambarkan keadaan lereng lempung


1,rlp'. ;r'rurh. I)alam keadaan seperti ini, dimana rembesan terjadi pada arah
lr"r/,lntirl,.itrga pada bangunan yang dibuat manusia seperti bendungan,
Itttl,rlr pt'r'rrrtrklan preatik seringkali digunakan untuk menunjukkan muka
*tr t,rrr,rlr. Artirryir sama, yaitu garis dengan tegangan air pori nol.
68 MEKANIKA TANAH TECANCAN DAN TEKANAN AIR PORI DI DALAM TANAH 69

Air masuk ke bagian atas lereng dari dua sumber: satu dari air hujan (c) Muka air tanah adalah garis dimana tekanan air pori bernilai nol dan
yang turun langsung pada permukaan lereng, dan yang lain adalah menjadi batas antara nilai tekanan air pori yang negatif dan positif.
rembesan dari daerah sekitarnya. Air rembesan kemudian muncul kembali (rl1 Oleh karena itu muka air tanah bukan merupakan suatu diskontinuitas
pada bagian lereng yang lebih rendah dan pada dasar lereng, terus mengalir di atas dan di bawah muka air
pada pola rembesan. Rembesan terjadi
ke sungai yang biasa terdapat di lembah. Panah titik-titik padaGambar 4.7 tanah berdasarkan hukum mekanika tanah yang sama. Hukum ini
menunjukkan pola rembesan di dalam lereng. Secara garis besar, bentuk akan dijelaskan lebih lanjut pada Bab 7.
pola rembesan ini benar, namun kurang tepat dekat dengan permukaan (t') Jika tanah terdiri atas bahan berbutir kasar, seperti pasir atau kerikil,
tanah. Pada lapisan yang dekat permukaan tanah, alirannya akan naik keadaannya sangat berbeda; air dapat mengalir dari pasir dengan lancar
turun, bergantung pada cuaca (atau musim). schingga muka air tanah akan menjadi batas atas dari daerah rembesan.
,.nl\d ---__----->
(l) Untuk memahami keadaan rembesan pada lereng ataupun tanah datar,
,.r,s:1lg-
o":-flqy tidak cukup dengan hanya mengukur kedalaman muka air tanah.
'l'ckanan pori juga perlu diukur, yang dilakukan pada tempat yang
l,crbeda selama jangka waktu yang lama untuk mendapatkan gambaran
vlng lengkap.

:';"'^
"-. "
Pr:'f*u'-":.'" 4 5 TEGANGAN HORIZONTAL DI DALAM TANAH
.,t"t" .
lr,r,lrrrrg-kadang pada bidang geoteknik kita perlu mengetahui besarnya
"-g
\$.s##lir rr'l,.url{un horizontal dalam tanah. Penggalian yang dalam atau penggalian
r, ri,wor)l{an merupakan contoh keadaan ini. Nilai tegangan horizontal
1,, r1,;11v111ng pada banyak faktor dan tidak ada cara yang sederhana untuk

r r('nl,('tirhui nilai tegangan horizontal pada suatu keadaan tertentu.


Gambar 4.7 Rembesan pada lereng yang berasal dari air hujan di atas lereng dari daerah
li'1i.rrrg:rn ini dipengaruhi oleh jenis tanah, proses pembentukannya, dan
sekitarnYa
r rrv,rl,;ll tcgirngannya.
l lrrlrrrngan antara tegangan horizontal dan tegangan vertikal pada
4.4 ARTI MUKAAIR TANAH (PERMUKAAN PREATIK)
t rrr.rlr rrrrrrrrnnya dinyatakan dengan K,yang disebut koefisien tekanan
Berikut ini hal-hal yang harus diperhatikan untuk memahami dengan jelas
t,rrnh ;radt keadaan diam, yaitu:
keadaan dan pengaruh muka air tanah (atau permukaan preatik):
(a) Muka air tanah bukan sebuah batas antara tanah jenuh air dengan

tanah takjenuh. K,t =9i (4.2)


or,,
(b) Muka air tanah bukan batas antara daerah yang mengalami rembesan
dan daerah yang tidak mengalami rembesan.
70 MEKANIKA TANAH
TECANGAN DAN TEKANAN AIR PORI DI DALAM TANAH 71

Istilah "diam" atau "keadaan "berarti tanah tersebut tertahan dalam arah Rasio Poisson pada tanah umumnya berkisar arrta;ra 0,2 sampai 0,4,
yrrng memberikan nilai K"darr0,25 hingga 0,67. Penelitian pada pasir dan
horizontal sehingga tidak terjadi deformasi horizontal. Namun, istilah K
digunakan ju ga padakeadaan dimana tegangan horizontal disebabkan oleh Ir:rnpung terkonsolidasi normal menghasilkan hubungan K" dan
^ntzt^
faktor-faktor khusus, seperti pergerakan tektonik. Dalam hal ini, mungkin rrulut gesekan $' sebagai berikut:
terjadi deformasi horizontal.
A (4.4)
=1 - sin 0' dimana $' adalah sudut gesekan

b ll'rr.felasan mengenai sudut gesekan $' diberikan pada Bab 9'


=
tz Ada keadaan dimana tanah mengalami pengurangan tegangan di
(l)
o ,rtrrsr)ya akibat gerakan tektonik, diikuti oleh erosi. Dalam hal ini tanah
E rrrt.rr.iadi terkonsolidasi berlebihan, seperti dijelaskan pada Bab 1. Selama
c
o x'r rgurangan tegangan vertikal, tanah tidak elastis dan penurunan tegangan
N
.E I

o llrriz.ontal tidak lagi sebanding dengan penurunan tegangan vertikal.


-c
C r\rv:rlnya penurunan tegangan horizontal lebih kecil daripada Penurunan
(5
(,,
C
(! rr'1,;q1,*rn vertikal, seperti ditunjukkan oleh garis pengurangan tegangan
CD
(]ambar 4.8. Selanjutnya, tegangan horizontal menjadi sama dengan
P l,,r.lrr
I r' 1, ;q 1l*,,r, vertikal, lalu melebihi tegangan vertikal.

Tegangan vertikal efektif (o"' ) l'ltla tanah residu, keadaannya berbeda dan sukar diperkirakan. Sampai

Gambar 4.8 Hubungan antara tegangan efektif horizontal dan vertikal ketika tanah dibebani pada
,., h;rr':rrrg sedikit sekali keterangan tentang nilai K,padatanah residu. Pada
keadaan K" (tidak ada deformasi horizontal) unuun nya, proses pelapukan yang membentuk tanah residu disertai dengan
l r.lrrl;rrrgan bahan serta penurunan kekakuan dan kekuatan bahan. Karena
Hubungan antar^tegangan horizontal dan vertikal padakeadaan K"ini lr,rl rrri, ada alasan untuk berpendapat bahwa tegangan horizontal akan
:rr li kecil dibandingkan dengan tegangan vertikal'
diperlihatkan pada Gambar 4.8. Jika tegangan vertikal bertambah, maka rr r,' r
i
r

tegangan horizontaljuga bertambah. Hubungannya antara keduanya adalah V;rrrgfian dan Kwan (1984) mempergunakan analisis secara teoretis

linier, dan nlla\ K"pada keadaan ini biasanya berkisar antar^ 0,3 sampai 0,5. rrrrtrrk rrrcneliti pengaruh pelapukan terhadap tegangan horizontal.
Hal ini sesuai dengan perkiraan teori elastis, yaitu bahwa hubungan antaLra h,,,rrrrprrlrrnnya adalah bahwa tegangan horizontal pada batuan asalnya
K dan rasio Poisson adalah: "r nnrl;r s('l{crir menurun akibat proses
pelapukan dan nilai K mendekati
nrl,rr rncrrrrrtrt teori elastik, yaitu nilai pada Persamaan 4.3. Karena nilai
K = '' dimana u'adalah rasio Poisson (4.3) r,r..r,, l'rrissorr llirtlt tanah residu umumnya agak kecil, nllai K,juga akan
" l-D' 1,, rl
72 TECANGAN DAN TEKANAN AIR PORI DI DALAM TANAH
73
MEKANIKA TANAH

Keadaan pada tanah residu yang berasal dari batu pasir atau shale atau
clay-stone akan terjadi sebaliknya. Pada bahan semacam ini, mungkin proses
pelapukan melepaskan mineral lempung yang aktifyain suka mengembang
(expansive).Dengan demikian ada kemungkinan bahwa tegangan h orrzontal
ataupun tegangan tarik (tension)
akan naik akibat pelapukan. Gambar 4.9 memperlihatkan perubahan nilai
parameter K terhadap waktu disebabkan oleh proses pembentukan dan
Daerah tegangan horizontal tinggi
pelapukan yang berbeda-beda. - menahan tanah pada lereng

Gambar 4.10 Pengaruh topografi terhadap tegangan horizontal dalam tanah


G
E?
EO
Rb Kembali pada Gambar 4.7 dan tegangan pada elemen tanah pada
EE kcdalaman D,kitadapat menghitung tegangan horizontal seperti di bawah
b9
-L
o)- rni:
gs Tegangan vertikal total: c"= TD
th b"tv.?sl.Tg.q9qyls'P".7
-c,)
6a
o)_ Tekanan air pori: u = Y*(D - H)
EE ""'it"-
\___ Tanah residu sehingga 6,' = C,- u=TD-Y-(D- H-)
asar
q6
{io ____!_ |
Tegangan efektif horizontal or' = Ko o,'
o=
o_=
-0)
zf -{-egs:+,+g-EgEg"r'- dan tegangan horizontal total o, = o o' + u
v-o (4.s)
yaitu o, = (o6o' + tt
.6Tahap kenaikan tektonik dan
(tanah endapan) pengurangan beban akibat erosi
(tanah endaPan) 4 6 CONTOH SOAL
waktu---|
Gambar 4.9 Kemungkinan perubahan K" Pada tanah sedimen dan residu 4.6.1 Contoh Soal 1
( irrrnbar 4.11 menunjukkan lapisan pasir yang berada di atas lapisan
Ada faktor lain lagi yang memengaruhi nilai K,,yaitu topografi seperti l,'rrrpung, di bawah batuan yang ditemukan. Berat unit bahan terdapat pada

diperlihatkan pada Gambar 4.10. Tanah pada lereng bukit cenderung ;,,,.rrrrbar. Perhatikan bahwa berat unit
pasir di atas muka air tanah lebih kecil

bergerak ke bawah sehingga tegangan pada bagian atas lereng berkurang. ,l;rripada berat unit pasir di bawah muka air tanah. Hal ini dikarenakan
Pada dasar lembah, tanah menahan kecenderungan berg;er'ak sehingga 1,.r,1:r bahan berbutir kasar seperti
pasir, beberapa air keluar dari rongga

tegangan horizontal di sini menjadi lebih besar. ,r,l:rr.:r di atas muka air. Pasir yang berada di atas muka air menjadi tak

;,.rrrrh.'l'cntukan tegangan total, tekanan pori, dan tegangan efektif arah


r,r'r t ikirl rlan horizontal dari profil tanah tersebut.
DALAMTANAH 75
74 MEKANIKA TANAH TEGANGAN DANTEKANANAIRPORI DI

Muka tanah Kita harus memperhatikan bahwa n\lai K" pada lempung dan pasir
bcrbeda-beda, sehingga terdapat diskontinuitas dalam tegan8an horizontal
Pasir y=18,2kN/m'
K" = 0,35 rrntara pasir dan lempung. Oleh karena itu, kita juga harus menentukan

Muka air tanah


tcgangan horizontal pada lempung sePerti pada pasir'
Tegangan efektif horizontal Pada lempung = 0,48 x 80,6 = 38,7 kPa
Tegangan total horizontal pada lempung = 38,7 + 29,4 = 68,1 kPa
Pasir y=21,5kN/m'
l(. = 0'3s
l(ita dapat melanjutkan cara ini untukkedalaman 8,$ m dan menyelesaikan
perhitungan tersebut kita susun ke
Pt:rhitungan. untuk mempermudah,
,lrrlam tabel di bawah ini:
Lempung T= 16,4 kN/m3 Kedataman(m) Tegangantotal Tekananpori Teganganefektif Tegmganefektif
Tegangan total
K" = 0,48 (kP") (kPa) ho (e) horizontal (kPa)
vertikal (kPa) vertikal 19"t4
I \'rrnrrkaan 0000 0

45,5 o 45,5 L5,9 t5,9

Gambar 4.11 Keadaan tanah untuk Contoh Soal (pada pasir) 110,0 29,4 80,6 28,2 57,6
' ",',
,,', (peda lempung) 110,0 29'4 80,6 38,7 58,1

l{,,, L59,2 100,4 48,2 t07,o


Perubahan tegangan dalam setiap unit tanah adalah hr iadi kita cukup
l',' rrggambaran secara lengkap ditampilkan pada Gamb a: 4'12'
menentukan nilai-nilainya pada kedalaman temPat 1,,',di perubahan,
dalam kasus ini adalah 2,5 m;5,5 m dan 8,5 m.

Pada 2,5 m.:


Pasir y=18,2 kN/m3
Tegangan total vertikal , o = 2,5 x 18,2 = 45,5 kPa
Teganganporiu=0 Muka air tanah
t%-
Tegangan efektif vertikal = 45,5 kPa
Paiir 1= 21,5 kN/m'
Tegangan efektif horizontal = 0,35 x 45,4 = 15,9 kPa
Tegangan total horizontal = 15,9 + 0 = 15,9 kPa
'. #,uu*
Pada 5,5 m:
Tegangan total vertikal,o = 2,5 x78,2 + 3 x21,5 = 110,0 kPa
Tegangan pori u = 3 x 9,8 = 29,4 l<Pa
Tegangan efektif vertikal = 110,0 -
29,4 = 80,6 kPa
pada contoh
Gambar 4.12 Tegangan pada seluruh lapisan tanah yang dianalisis
1

Tegangan efektif horizontal pada pasir = 0,35 x 80,6 = 28,2kl>t


Tegangan total horiz.t>ntal pada pasir = 28,2 + 29,4 = 57,6 kl)rr
TECANGAN DAN TEKANAN AIR PORI DI DALAM TANAH 77
76 MEKANIKA TANAH

DAFTAR PUSTAKA
4.6.2 Contoh Soal 2
dasar danau atau Kenny, T. C. and Lau, K. c.,1984. Temporal changes of groundwater
Gambar 4.13 menunjukkan permukaan yang ada di bawah
pfessure in a natural slope of non fissured clay. Canadian Geotechnical
sungai. Ketinggian afu hanya 1 m, tetapi jika terjadi banjir'
ketinggiannya
Journal,Yol. 27,No. 1, PP. 738-146.
menjadi 3 m.Tentukan tegangan total vertikal dan tegangan efektifvertikal
Irun, w. K. and urciuoli, G., 2008. Soil nailing and subsurface drainage
pada titik P dan selama puncak banjir'
for slope stabilisation. Proceedings Tenth International Syrnposium on
Muka air akhir Landslides and Engineered Slopes.Vol. 1, pp'85-725'
I Irciuoli, G., 1998. Pore pressures in unstable slopes constituted by fissured
clay shales. Second International Syrnposiurn on the Geotecbnics of Hard
Soits-Soft Rocfu, Rotterdam: A. A. Balkema 1777-7185 '
'Yol'2,pp'
Muka air semula Vrrughan, P. R. and Kwan, c.w., 1984. weathering, structure and in situ
J-----
l in residual solls. Geotechnigue,Yol.34, No' 7, pp' 43-59 '
-LT t"* stress

LATIHAN SOAL

.P
l. Lapisan pasir yang merupakan perluasan dari permukaar tanah
rnemiliki kedalaman yang tidak tetap. Muka air tanah terletak pada
Gambar4'l3Perkiraanteganganyangberadadibawahdasarsungaiataudanau
kcdalaman 2,5 m. Pengambilan air tanah dari daerah sekitarnya
rncnyebabkan kedalaman muka air tanah menjadi 5 m. Hitunglah
Mula-mula: pada kedalaman 8 m.
|crubahan tegangan efektif vertikal lapisan pasir
Tegangan total (vertikal) = 1 x 9'8 + 3 x 20'5 = 77'3 lrPa
Asumsikan berat unit pasir 18 kN/m3 di atas muka air tanah, dan 21
Tekanan Pori = 4x9,8 = 39,2
kN/m3 di bawah muka air tanah. (4o,'= 17,0 kN/m3)
Tegangan efektif (vertikal) = 32,11<Pz
Selama banjir:
Tegangan total = 4x9,8 + 3 x20,5 = 100,7 kPa
.' l'rofil tanah, dari permukaan ke bawah, terdiri atas:
(ir) 4 rn lempung, berat unit = 16 kN/m3 (di atas dan di bawah mrtka
Tekanan Pori = 7 x9,8 = 68,6
ruir tanah), K"-- 0,5
Tegangan efektif = 32,11&a'
1lr) 8 rrr Pasir, berat unit = 21 kN/m3, K"= 0,3
Kita lihat dari perhitungan ini bahwa meskipun terdapat penambahan
tegangan total yang besar pada titik P, tidak ada perubahan
pada tegangan (t ) llrrttr:rrr kcras clari 8 m.
Nlrrl<:r rrir t:trrlth llltcla kctlrrlarr.ran 2 m.
efektif.
78 MEKANIKA TANAH

Hitunglah: BAB 5
(a) Tegangan vertikal total, tekanan pori, dan tegangan vertikal efektif
dari lapisan tersebut.
(b) Tegangan horizontal efektif dan tegangan horizontal total dari
lapisan tersebut.
Gambarlah masing-masing satu grafik yang mengilustrasikan jawaban
Anda.
(Jawaban: tegangan dalam kPa)
Kedalaman (m) o u o-' or' oL
0 0 -19,6 19,6 9,8 -9,8

2 32 0 32 76 16 TEGANGAN DI DALAM TANAH AKIBAT


4 (lempung) 64 L9,6 44,4 )', ') 41,8 PEMBEBANAN
4 (pasir) 64 19,6 44,4 13,3 32,9
t2 2]Z 98,1 t33,9 40,2 r38,3

5 1 UMUM
hini kita akan mempelajari tegangan di dalam tanah yang timbul akibat
1','rrrbebanan, khususnya dari gedung atau bangunan lain pada permukaan
t.rnrrlr. Bangunan tersebut seringkali didukung oleh fondasi pada
l,.r'rrrukaan, yang umum dikenal sebagai fondasi langsung atau fondasi
,l,rngkal. Umumnya kita perlu mengetahui tegangan akibat pembuatan
l,,rrtl:rsi agar kita dapat memperkirakan penurunan fondasi tersebut.
(
iambar 5.1 menunjukkan fondasi dangkal. Beban pada fondasi
r',,'rrirrrbulkan tegangan pada permukaan tanah. Tegangan ini "menyebar"
,lr rt'tiap kedalaman, atau jarak dari fondasi, sehingga terjadi penurunan
rr'1,.11,*.,., seiring dengan kedalaman. Untuk memperkirakan penurunan

l',r.l,r Pcrmukaan tanah, kita harus mengetahui penambahan tegangan


1r.r,l,r sctiap kedalaman. Nilai ini diterapkan pada Persamaan 5.1 pada
u, r.rrrgkaian lapisan tipis, untuk memberikan pemampatannya. Prosedur

rrrr .rk:rn rlibahas sccara lengkap pada Bab 8. Pada bab ini kita hanya
rrrlrrrpcrlrrrtikan pcrubah,ln tcgiurgan di dalam tanah akibat beban pada
1,,' r rr rrrk:t:ttt rlctrgurr bcrrnltt'ltttt tttrt('llrt) llcnttrk.
TECANCAN DI DALAM TANAH AKIBAT PEMBEBANAN 81
80 MEKANIKA TANAH

gambar pola tegangan dalam tanah akibat beban terpusat karena pola yang
sama terdapat juga pada fondasi berbentuk lain. Kita akan menentukan
tambahan tegangan vertikal akibat beban terPusat pada permukaan, pada
kedalaman z = 7,2,dan 3 m, dan pada jari-jarr r = 0, 1, dan2 m. Besarnya
beban terpusat diambil 100 kN. Analisis tersebut ditampilkan pada Tabel
5.1 dan diperlihatkan pada Gambar 5.3.

,"K^,{,,"{} \ melebar
sehingga -7^0"''io"'' makin kecil
Tegangan dari beban terpusat
,/ 8
6
\ 4
Gambar 5.1 Tegangan dalam tanah di bawah fondasi pada permukaan
2
o)
5.2 TEORI ELASTIS UNTUK TEGANGAN-TEGANGAN o
(o 0.1
Untuk menghitung penambahan tegangan, umumnya dipergunakan teori (o
)< I
a
elastis. Penyelesaian yang paling sederhana adalah untuk beban terpusat, 6
I
yang ditemukan oleh Boussinesq pada tahun 1885. Perhitungan tegangan C
4
a
vertikal o, diperoleh dengan menggunakan Persamaan di bawah ini: o
O)
c
q)
2
()
(s.1)
""=9.lt*[#rrI"1 (o
tr
1.01
8
dimana 6
z adalah kedalaman di bawah permukaan, r adalahjarak horizontal
4
(radial) dari garis kerja gaya
Q adalah besarnya beban terpusat. 2
Rumus di atas dapat ditulis sebagai o,= Io(Qlz') di^ nu -f adalah
faktor pengaruh dan merupakan fungsi dari r/2. 0 001
Nilai { ditunjukkan secara grafis pada Gambar 5.2, diikuti oleh grafik r
z
untuk bentuk fondasi lainnya. Grafik ini memberikan cara sederhana Gambar 5.2 Distribusi tegangan dalam tanah akibat beban terpusat pada permukaan
untuk menentukan kenaikan tegangan pada titik mana saja di dalam
tanah akibat beban terpusat pada permukaan. Walaupun pada prirktiknya
bcburr tcrscbtrt hrrkan bcban tcrpusilt, niln)un bergtrna trtttttk ttt<'trtlrt'rikrttt
82 TECANCANDIDALAMTANAHAKIBATPEMBEBANAN 83
MEKANIKA TANAH

Tabel 5.1 Tegangan di dalam tanah akibat beban terpusat pada permukaan Grafik untuk pembebanan garis dapat dipergunakan pada fondasi di
tanah sekeliling bangunan, yang umumnya sangat panjang dan sempit.
r=o r=1m r=2m
z rlz 6 rlz o rlz o .r- Penyelesaian dari teori elastis pada Gambar 5.6 adalah untuk titik di
1m 0 47,7 1,0 8'M 2,0 o,85 bawah salah satu sudut fondasi segi-empat. Penyelesaian mengunakan
2m 0 ,.l,9 o,5 6,gJ 1,0 2,ll parameter m dan n dimana n = B/z dan n = L/z,dimana B dar, L (dapat
3m 0 5.31 0,333 4,lO 0,667 2,lO
ditukar) adalah panjang dan lebar fondasi, z adalah kedalaman. Untuk
menemukan tegangan pada titik lain di dalam atau di luar daerah
(-Jari-jari Jari-iari (r)--=*
pembebanan, diperlukan analisis gabungan, sePerti diperlihatkan pada
(r)
2m 2m
contoh berikut.
Teoanoan verlikal
laigsrlng di bawah beban
o
(L k=0) Tegangan dari beban linear
-E 8
E'3 6
b.s
>o
4

.lL
Ao
-d
oq **
EE
P 2
u/l-?
- i.-i-rl
O)
o 0.1
\
-i:;il:;i,fsfi[i:"'l (!
(o 8
"v.
o. digambarkan vertikal pada z = 1,2, dan 3n o. digambarkan horizontal pada r = 't,2, dan 3m a 6

Gambar 5.3 Pola tegangan di bawah beban terpusat pada bidang horizontal dan vertikal
IE 4
a
o
o)
C 2
q)
Penyelesaian dari teori elastis untuk beban terbagi nta, pada fondasi o_
o
berbentuk garis,lingkaran, dan segi-empat ditunjukkan pada Gambat 5.3, \L
(! 0.01
LL
5.4, dan 5.5. Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan. 8
6
1. Tegangan di bawah pusat fondasi lingkaran dapat juga dihitung
4
menggunakan rumus:

o-=o[,-l----t ^]"'l
"'-'l' |r+1n l')'J l
62)
2

0.001
dimana ft = jari-jari daerah pembebanan dan z = kedalaman.
01x23
z
Grmbrr 5.4 Togangan dnlnm lanah akibat pombebanan pada garis lurus
84 TECANCAN DI DALAM TANAH AKIBAT PEMBEBANAN 85
MEKANIKATANAH

Pada titik yang terdapat di luar daerah pembebanan, seperti titik P pada
Gambar 5.7 memperlihatkan fondasi segi-empat pada
permukaan
Gambar 5.7(b), cara penyelesaian menjadi sedikit lebih rumit. Daerah
tanah. Kita perlu menentukan tegangan di bawah titik
P pada dua temPat'
yang lain di luarnya' pembebanan masih tetap adalah ABCD dan titik pada permukaan tepat
yang satu ,a*n di dalam daerah segi-empat itu dan
untuk menentukan tegangan di bawah titik di dalam luas fondasi, di atas titik P adalah titik O. Untuk mengatasi keadaan ini, dibuat daerah
membagi seluruh daerah baru, termasuk daerah asli dan memperluas daerah hingga ke titik O, seperti
sebagaimana terlihat prdu G,*bar S'7(a),kita
di atas pada gambar. Daerah baru ini dibagi menjadi tiga bagian baru yang lebih
empat bagian yang lebih kecil, semuanya dengan satu sudut
-..rpai kecil. Kini kita dapat menentukan tegangan pada titik Pyangberasal dari
titikyang ditanyakan, seperti ditunjukkan pada gambar'
menyelesaikan tiap setiap daerah dengan satu sudut di atas titik P. Untuk mendapat tegangan
Bagian ini diberi nomor 1 sampai 4. Kemudian kita
pada tiap bagian' yang berasal dari fondasi itu sendiri, perlu dipakai cara penjumlahan dan
bagiarisecara terpisah satu per satu' Nilai L danB berbeda
dan l)cngurangan sebagai berikut:
Cara ini memberikan tambahan tegangan pada masing-masingbagian'
tegangan total'
dengan menjumlahkannya kita memperoleh penambahan 6zpco= 6oact- 6ouer* 6ocoa* 6ocrp
dari seluruh area'
yaitu o, = 01 * 02 + 03 + o, dimana o, adalah tegangan
d^r, or'.u*iaioiadalah tegangan-tegangan dari keempat bagian' bagian
,lirnana IABCD sampai co"ro adalah tegangan-tegangan daerah ABCD
1 sampai bagian 4.
s:rrnpai OGAF.

Tegangan dari fondasi bundar


dengan tekanan seragam

0.8
o,
o 0.7
G
o
lz
o
:E
fL
(0
o)
C
o
o
L
o
lz
(E
TL

r)01 2 :t 4 t; a 01 2 3 4 6 81.0 2 3 4 6 8 10

O f -L 2 3 35 Nrlrtr n -L/z
R Gambar 5.6 Toganqarr dalam tanah di bawah fondasi segi-empal
lingkaron
Gambar 5.5 Togangan dalam tanah di bawah fondasi
87
TEGANGAN DI DALAM TANAH AKIBAT PEMBEBANAN
86 MEKANIKATANAH
Tangkibulat
Mengurangi daerah )HBF dan OGDE dari seluruh ^fea. akan Dia. = 10m
mengakibatkan area OGAF dlkurangi dua kali; oleh karena itu area OGAF
harus dijumlahkan kembali.
Penyelesaian yang diberikan pada Gambar 5.3 sampai Gambar 5.6
didasarkan pada teori elastis dan tekanan yang merata pada daerah

pembebanan. Bahan juga dianggap homogen dan dalam.Ini berarti fondasi


tersebut adalah fleksibel. Pada praktiknya, tidaklah demikian. Kebanyakan
fondasi gedung terbuat dari beton bertulang sehingga merupakan fondasi
yang kaku. Meski demikian, Penggunaan grafik masih menghasilkan
perkiraan yang cukup tePat untuk kepentingan geoteknik'
seperti telah diterangkan pada contoh di atas (Gambar 5.7), fondasi
dengan bentuk yang sederhana masih dapat diselesaikan dengan membagi
Batu keras o
daerah tersebut menjadi beberapa daerah segi-empat yang kecil' ,"n"nn"n r"ri[5 t*r"l
Gambar 5,8 Tegangan-tegangan dalam tanah akibat berat tanah sendiri ditambah beban fondasi

l'r'rrggunaan grafik pada Gambar 5.2 sampai 5.6 di atas memberikan


{"::-H
--g-- r.rrnbirhan tegangan akibat pembuatan fondasi pada permukaan tanah.
Luas total = A.- li'1,,rrngan total pada tanah akan menjadi penjumlahan dari tegangan
.rw,rl rlari berat tanah itu sendiri ditambah dengan tegangan tambahan
,l.rrr bcban fondasi. Keadaan ini diperlihatkan pada Gambar 5.8, yang
dibebani (b) Titik di luar daerah yang dibebani
,,,,.rrrrrr,jrrkkan sebuah tanki berbentuk lingkaran dengan diameter 10 m di
(a) Titik di dalam daerah yang dibebani

Gambar 5.7 Cara untuk menghitung tegangan di bawah titik di dalam dan di luar daerah
lempung setebal 15 m. Di bawah lempung ini terdapat batuan
,rt.r,, l:rpisan
pembebanan
!,'r.rs.'li:gangan total awal meningkat secara linier terhadap kedalaman.
l,'pq,rngirn tambahan, ditentukan menggunakan grafik pada Gambar 5'5,
,,,rrrr,r tlcrrgirn tekanan yang digunakan (100 kPa) pada permukaan, dan

tr-nr,, rncllcrus menurun seiring dengan kedalaman, walaupun tidak ada


lr,rl'r rrrglttt linicr.
88 MEKANIKA TANAH TECANGAN DI DALAM TANAH AKIBAT PEMBEBANAN 89

Bandingkan penambahan tegangan vertikal o, dalam tanah di


bawah
DAFTAR PUSTAKA .)^

Boussinesq, J.,7885.Application des Potentiels a L'Etude de L'Eguitibre et du pusat daerah pembebanan lingkaran (intensitas q,
jai-iari a) dengan
membuat
M ouv e m ent de s S o lides E las tiq ues, Paris: Gauthier-Villars. yang di bawah beban terPusat Q = ndq' Selesaikan dengan
goiL o lq vs z/a. (Dengan kata lain, selidiki perbedaan tegangan di
bawahpermukaanketikabebantersebutadalahbebanterPusatatau
kedua
Latihan Soal tegangan di atas area lingkaran.) Tentukan nilai darr z,/a dimana

1. ,.grrrgr., berselisih 570. Apabila ntlai z/a lebih besar dati 5o/o mal<a
Gambar 5.9 menunjukkan daerah segi-empat 40 m x 60 m dengan
tekanan 50 kPa di atas permukaan tanah. Daerah tersebut terdiri atas fondasi lingkaran dapat dianggaP sebagai beban terpusat dengan
lempung keras dengan kedalaman 20 m, di bawahnya terdapat lapisan kesalahan yang sedikit sekali. (z/a=+ 5')

batuan keras. Menggunakan teori elastis, tentukan penambahan


tegangan vertikal pada kedalaman 15 m di bawah titlk A, B, dan C, t. (a) Pada daerah dimana terdapat lempung (y = 18 kN/m3) sampai
yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini. (A:43,0 kPa, B: 12125 kedalaman 40 m, dilakukan penggalian, berbentuk bujur sangkar
kPa, C:0,4kPa) 30m x 30m dan kedalaman 1 m' Hitunglah perubahan tegangan
vertikal 10 m di bawah tanah asli pada titik (i) di bawah sudut, dan
(il) di bawah Pusat. (Sudut 4,5 kPa, Pusat 15,1kPa)
(b) Tangki minyak berbentuk lingkaran, diameter 28 m' dengan
berat total 180 MN akan dibangun pada bagian tengah daerah
penggalian. Tentukan penambahan tegangan vertikal pada
titik
yang sama, dan tentukan tegangan vertikal alfiir'
(Dianggap
Gambar 5.9 Tegangan dari area pembebanan (Soal 1) bahwa tegangan dari tangki adalah seragam)' (Akhir o,: Sudut
197,4 l<P qPusat 41 0 kPa)
2. Empat buah massa yang dapat dianggap sebagai beban terpusat,
masing-masing 50 ton, memberlkan gayavertikal pada keempat sudut
dari bujur sangkar 10 m x 10 m pada permukaan tanah. Tentukan
fenambahan tegangan vertikal pada kedalamanT m dan 14 m:
(a) Di bawah salah satu beban
(b) Di bawah pusat bujur sangkar

Kedalaman 7m 14nl.
Di bawah beban 5,42kPa 2,27 kPa
Di bawah pusat buiur sangkar 3,30 kPa 2,7Oklr:t
90 MEMNIKATANAH

BAB 6

PRINSIP TEGANGAN EFEKTIF

6.1 PRINSIP DASAR


l,ucla Bab 4 kita telah memperkenalkan konsep dasar dari tegangan
efektif
,l,rn hubungannya dengan tegangan total dan tekanan air pori, seperti
,lilrerikan oleh Persam aan 4.! (untuk tanah jenuh) yaitu or = o - u dimana
t.r, adalah tegangan efektif, o adalah tegangan total, dan u adalah tekanan
.rir 1lori.
tlnruk memahami dasar teoretis dari mmus ini, tinjau "bidang" Y-Y di
,l:rlrrm tanah jenuh, seperti pada Gamb at 6.!.Bidang tersebut dipilih untuk
rrrclcwati rongga dan titik kontak antarbutiran, dan tidak melewati butiran
r;rrurh iru sendiri. Walaupun Y-Ydigambarkan seperti garis lengkung pada
( llrrrbar 6.1, sebenarnya tidaklah demikian. Pada tanah berbutir halus,

tcrurarna lempung, ukuran butiran sangat kecil sehingga tidak-lurusnya


I'r.l:rng Y-Y dapat diabaikan.
'ltgangan vertikal total yang bekerja pada bidang = o
'l'ckarran air pori tanah = u
Parda

.fikrr girya vcrtikal rata-ratir dari tekanan antara butir adalah P, dzn
lrr,r, krrrrtak rxta,rilta irpturil [trtiran (pada bidang datar Y-Y 'ddalah A,
92 MEKANIKA TANAH PRINSIPTEGANCAN EFEKTIF 93

maka tegangan per satuan luas yang bekerja pada kerangka tanah adalah terjadi perubahan volume yang sangat kecil' Oleh karena itu' tegangan
,A/P, dimana n/ = banyaknya titik kontak antar-butiran per satuan luas. yang menyebabkan pemampatan pada kerangka tanah adalah
bagian (P -
Tegangan total per satuan luas diberikan oleh o = NP + u(l - N,4) karena uA).Dengan demikian:
luas berlakunya tekanan pori = (1- N4. o.,:(p_uA)N
NP adalah tegangan per satuan luas yang bekerja pada kerangka tanah, :NP-uNA
dan NA adalah jumlah titik kontak antar-butiran per satuan luas = a. __t
:6 -AU
Dengan demikian kita dapat menuliskan:
rlimana Nadalah banyaknya kontak per satuan luas'
o=o/+u(1 -a) P-uA
sehingga
o'=(o-:u)+ua (6.1)

Jadi tegangan efektif tidak tepat sama dengan (o - z), namun bergantung (a)keadaanteganganSebetulnya(b)keadaantegangandianggapterdiridariduabagian
pada nilai a, luas kontak. Umumnya nilai a kurang dan 0,5o/o, sehingga Gambar 6.2 Tegangan pada butiran tanah (menurut Bishop' 1964)
persamaan o'= (o - u) mentpakan perkiraanyangsangat tepat.

Memasukkan nilai o'dalam Persamaan 6'1 di atas memperoleh:

o.'= (o - u) + ua- au

Jadi
(6.2)
-Y 6t --6-u

menunjukkan bahwa walaupun tegangan antar-butiran


Arralisis ini
lrcrgrtntung pada nilai luas kontak, a, perubahan volume tanah selama
Gambar 6.1 Tegangan total dan efektif pada tanah ,lclirrmasi hanya bergantung pada selisih (o - o)'Jika pemampatanpada
iran tanah itu sendiri diperhitungkan, maka akan terdapat penambahan
I rr r I

Namun, dapat ditunjukkan bahwa deformasi kerangka tanah tidak ',.urllrrt kecil pada perubahan volume' Analisis mengenai hubungan zntara
bergantung pada luas a. Tinjau lagi tegangan antara. dua butir, seperti r('l,rurl{1tn efektif dengan kuat geser tanah juga menunjukkan bahwa
luas
terlihat pada Gambar 6.2. Keadaan tegangan yang sebenarnya ditunjukkan l'r.rsrrrrr:rrrn 4.1 adalahperkiraan yang bergantung pada perbandingan
pada Gambar 6.2(a); tegangan ini dapat dianggap terdiri atas dua bagian [orrt:r[ rrltirpr butiran terhadap luas total. Pada keadaan umum, kekuatan
seperti pada Gambar 6.2(b).Tekanan air pori, u,yangbekerja pada seluruh .,r'r' tlipcrrgrrrtrhi hanya olch selisih (o - '),yaitu oleh Persamaan 4'1'
1i,
butiran tidak akan menyebabkan pemampatan pada butirirn rl:rrr rlt.rrgun Arrgg:rl):ttt tlrttt b:tl:ts lr;ttlts Pitda Pcrsllmiuln tegangan efiktif 6 = 6'- u

tlcrttikirtn titlltk :trllt l)crniulll)irtrur llutllr kcrangkl tlnrrh, w:rllrrrprrrr nrrnry,11i1l .r, l.rl;rl r sclr;tg:ri lrcril<rtl :
MEKANIKA TANAH PRINSIPTECANCAN EFEKTIF 95

a. Untuk menghitung perubahan volume, Persamaan ini tepat benar, tepi, daerah pembebanan akan menyebabkan terutama tegangan geser.
asal kompresibilitas butiran tanah sangat kecil dibandingkan dengan Penting diketahui bahwa tegangan normal dapat ditahan oleh tanah atau
kompresibilitas kerangka tanah' :rir pori, ataupun keduanya.Tegangan geser hanya dapat ditahan oleh tanah

b. Untuk menghitung perubahan kekuatan geser, persamaan ini juga itu sendiri, bukan oleh air pori.
benar asal luas kontak antar-butir sangat kecil dibandingkan dengan
luas penampang total.

Pertimbangan-pertimbangan ini
semata-mata hanya teoretis, dan
pada praktiknya geoteknik dapat diabaikan. KonseP tegangan efektifdan
persamaan o'= (o - u) adalahprinsip yang paling mendasar dari mekanika
tanah. Prinsip teganganefektif (untuk tanah jenuh) dapat diringkas sebagai
berikut:
Pada pinggir dihasilkan Beban luas terutama menghasilkan
o umumnya, tegurrgarl pada tanah terdiri atas dua komponen- baik tegangan normal tegangan normal di bawahnya
maupun tegangan geser
tegangan total dan tekanan air pori. Selisih antara keduanya
Gambar 6.3 Tegangan dalam tanah akibat beban permukaan yang terjadi
disebut tegangan efekti{ dan ini merupakan tegangan yang benar-
benar bekerj a ptda"kerangka" tanah, yaitu susunan butiran padat
llagaimana tanah menahan pembebanan di atastya, bergantung pada
dari tanah.
;r'rris tanah dan kecepatan penambahan beban. Jika rembesan tanah
. Tanah hanya akan dipengaruhi oleh tegangan efekti{, bukan r.rst'lrut rendah dan beban diberikan secara cepat, tegangan y^ng terjadi
tegangan total. Tanah hanya akan mengalami perubahan volume li,rr r <litahan baik oleh tanah maupun oleh air pori.
.r
Ini berarti pembebanan
atau perubahan kekuatan jika terjadi perubahan tegangan efektif. ,,,,'rrvcbabkan perubahan tegangan air pori di dalam tanah. Keadaan ini
Perubahan tegangan total dengan sendirinya sama sekali tidak ,r,l,rl;rlrperilaku tidakterdrainrsi(undrained behaaior), yang berarti selama
memengaruhi tanah.
l','r, rlrcbanan tidak terjadi gerakan air di dalam tanah, dan kadar air tersebut
r.t.rP. llirik tegangan air pori maupun ketinggian muka air tanah berubah
TANAH
- - TEGANGAN YANG BERLAKU, PERILAKU
6.2 '., l.rrrr Pembebanan tidak terdrainasi. Sejalan dengan waktu, tegangan air
TERDRAINASI DAN TANAH TIDAK TERDRAINASI
|,., r r vr r )l{ clisebabkan oleh pembdbanan akan mengalir keluar dan tegangan
Keadaan yang paling umum dalam bidang geoteknik yang memberikan
,rrr l'.ri rlan muka air akan kembali ke keadaan keseimbangan sebelum
tegangan pada tanah adalah pembuatan sebuah fondasi gedung atau
l,, rrrlrt'lr;rn:ln. Tanah tersebut akan mengalami penurunan volume. proses
urugan, seperti diperlihatkan pada Gambar 6.3. Pembebanan semacam
,,,, ,lrr'rrrrirk:r. konsolidasi dan akan dijelaskan secara lengkap pada Bab g.
ini memberikan tegangan normal arah vertikal pada permukaan tanah. I )i l:rirr Pihrrk,.jika rembesan t,nah tinggi, seperti pasir, tegangan pori
Di bawah pusat daerah pembebanan yang luas ini akan menyebabkan
r,rrrl' rrrrrlrrrl rrkibrrt Pt.rrrhclr:rrr ;rklrrr rrrcngalir dcngan ccpat sciring dengan
terutama tegangan normal vcrtikal dan horizontal, sedangkan p:rtl:t brrgian
l', r t,rrrrlr:rlrrrr lrchirrr. Kcir.lir;rrr ini :rrlrrlrrlr pcrilaku tcrdrainasi Qlruinc/
PRINSIPTECANCAN EFEKTIF 97
96 MEKANIKATANAH
dimana a,L adalahperubahan tebal lapisan tanah setebal Lyangmengalami
behaoior).Pada keadaan ini, hampir
tidak ada perubrrhan pada muka air
penambahan tegangan vertikal Ao'. Parameter m, adalah
koefisien
atau tekanan air pori di dalam tanah'
pemampatan satu arah, yaitu parameter yang menghubungkan tegangan
Istilah terdrainasi dan tidak terdrainasi digunakan secara umum
clengan regangan. oleh karena itu, parameter ini mirip dengan modulus
tidak mengarah pada ada atau tidak
dalam mekanika tanah' Istilah tersebut Young untuk bahan lain.
adanyadrainasi, walaupun drainasi
dapat memengaruhi apakah perilaku
Tekanan yang berlaku
pada silinder = A6
tanahterdrainasiatautidakterdrainasi.Istilahtersebuthanyauntuk Tegangan normal = Ao
air dalam tanah'
menunjukkan ada atau tidaknya pergerakan
Silinder
TEKANAN ryF PORI PAD-A mengandung air
" " PERUBAHAN
6.3
kEADAAN iANAH TIDAK TERDRATNASI
pengekang' dimana drainasi tidak
Ketika tanah jenuh mengalami tegangan
tertahan oleh air pori dan tanah
diperbolehkan, besarnya tegangan yang
sendiribergantungpud,ko.presibilitasrelatifnya.Perhatikanelemen
6'4(a)'Tegansan total Ao diberikan
tanah yang diperlihatkan pada Gambar (a) Tanah jenuh air yang mengalami tegangan (b) Pereamaan silinder dan piston
Kompresibilitas tanah dan air
nomal pada setiap jurusan_
pada tanah dalam keadaan tak terdrainasi' Gambar 6.4 Respons tegangan pori terhadap beban yang berlaku dan analogi piston
menurut Persamaan ini adalah:

LV (6.3) l(it:r akan memperhatikan elemen tanah pada Gambar 6.ab).volumenya


Tanah: = m.,Lo'
V ,lirrrrggap [/, dan porositas z. Akibat pemberian tegangan total sebesar

A.
AV (6.4) Atr, tegangan efektif dan tegangan air pori masing-masing mengalami
.t\lr: uLU
v l,r'r rrlrahan sebeser Lct dan A,u.
-=m
I'crubahan volume kerangka tanah adalah LV = m, V Lcl
dimana Z = volume l'crubahan volume air pori adalah L,V= m_nV A,u
dari tanah dan
m,=koefrsien pemampatan (kompresibilitas)
kompresibilitas dari air
m
- = koefisien Nrl:ri AZpada kedua persamaan ini harus sama karena tidak ada air yang
66' = Perubahan
tegangan efektif
lrrl.rrrg, sehingga:
[2 = Perubahan tekanan air Pori
namun umumnya tegangan dan
Persamaan 6.3 berlaku pada tiga arah' A6'= nfl- Lu,d,andari o, = o -u
pemamPatanpadatanahterbataspadaarahvertikalsehinggapersamaannya frr,

menjadi:
lr rt.r irrgrr rrrcngetahui bahwa Ao'= Ao - A,u,dengan demikian
ol', ((,.5)
=,,,oo'
98 MEKANIKA TANAH
PRINSIPTEGANGAN EFEKTIF 99

akan mengalir k-il:.,a" dari silinder dan perilakunya menjadi "terdrainasi".


Ao-Au=r*-Lu Ketika proses dra,'r.,si terjadi, sebagian beban dipindahkan dari air ke
mv
pegas, serupa dengan konsolidasi tanah.Jika pipa tersebut besar dan beban

(l
sehingga
diberikan perlahan-lahan, air akan keluar dari silinder dan beban akan

m=l
l*n!-
1 llo=,B.Aodimana ,=hl (66,
langsung ditahan oleh pegas. Keadaan ini menjadi perilaku "terdrainasi".
Perilaku tanah tidak harus perilaku terdrainasi sepenuhnya atau tidak
terdrainasi sepenuhnya; perilakunya mungkin berada di antara kedua
t *') |
keadaan ini. Jika tidak terdapat perubahan tegangan air pori sebagai hasil
dari pembebanan maka perilaku tersebut "terdrainasi sepenuhnya" dan jika
Karena kompresibilitas air dapat diabaikan dibandingkan dengan
tidak ada pergerakan air tanah selama pembebanan maka perilaku tersebut
kompresibilitas tanah, nilai B hampir satu pada semua jenis tanah. Nilainya
"tidak terdrainasi". Banyak keadaan terdapat di antara kedua keadaan ini
berkisar antara 0,995 dan 0,9999 (masing-masing untuk pasir dan lempung
t-lan dapat disebut "terdrainasi sebagian" (partially drained).
lunak). Pada keadaan praktis,perubahan tegangan air pori akibat perubahan
tegangan pengekang pada lempung jenuh adalah:
6.4 CONTOH PRAKTIS DARI PRINSIP TEGANGAN
EFEKTIF
A,u= La (6.7)
6.4.1 Keadaan Tegangan pada Elemen Tanah di Bawah
Permukaan yang Terendam (Dasar Danau atau Dasar
Dapat pula ditunjukkan bahwa Persamaan 6'7 j't'gaberlaku untuk keadaan
Laut)
dimana tegangan vertikal meningkat pada tanah jenuh yang hanya dapat
mengalami pemampatan pada arah vertikal.
I(eadaan tegangan tanah yang berada di bawah permukaan tanah yang
Perilaku tanah selama pembebanan tidak terdranasi atau terdrainasi
tcrendam ditunjukkan pada Gambar 6.5.
dapat dianggap serupa dengan piston yang didukung oleh pegas dalam
silinder yang terisi penuh dengan air, seperti ditunjukkan pada Gambar
6.4(b). Asalkan keran pada pipa saluran keluar dari silinder tertutup, tidak
akan terjadi pergerakan piston ketika diberikan beban. Beban pada piston
dilawan sepenuhnya oleh air dalam silinder, yang kompresibilitasnya
mendekati nol dibandingkan dengan pegas. Keadaan ini adalah perilaku
Berat volume tanah =.y
"tidak terdrainasi". Tegangan air meningkat dengan nilai yang sama
dengan tekanan akibat pembebanan yang terjadi Ao. Jika keran terbuka
,Elemenlanah
ketika beban diberikan, perilakunya mungkin masih tidak terdrainasi, --E:=
Gamll r, 5. r regangan pada elc;nen tanah di bawah permukaan yang terendam
paling tidak unruk waktu yang singkat, khususnya jika pipa salurrttt kcluar
sangat kccil dan hchan diherikan sccara tiba-tiba. Sejalan dengntt wrtl<trt, air
PRINSIPTECANCAN EFEKTIF 101
1OO MEKANIKA TANAH
Dengan demikian, gaya perlawanannya = (W - @ p dimana p adalah
yD
Total tegangan vertikal pada elemen' o = * H *
y +
koefisien gesekan antara beton dan lapisan fondasi. Faktor keamanan
Tekanan air pori pada element u =
y-(H-+ D)
terhadap bahaya geser adalah:
Tegangan efektif o'=o-ll
=T-H-+yD-l*(H-+ D)
, _(W -U)p _(W -U)tanQ'
,PP
= (Y- Y.) D
sepenuhnya terlepas dari
Ternyata dalam keadaan ini tegangan efektif "Sudut geser" yang disimbolkan 0', biasanya digunakan dalam mekanika
kedalaman air; jadi tegangan efektif pada
pasir tetaP sama meskipun
tanah untuk menunjukkan bagian yang bersifat gesekan dari kekuatan
ketinggian air tidak
terendam di bawah ri, i.* atau 1 km. Meningkatkan geser tanah; oleh karena itu tan 0'menggantikan koefisien gesekan p.Hal
akan berpengaruh sama sekali pada pasir' ini dibahas secara lengkap pada Bab 9.

6.4.2Gaya Penahan Geser pada Bendungan Beton 6.4.3 Pengaruh Hujan Terhadap Kemantapan Lereng
yang ditunjukkan pada Gambar
Perhatikan kemantapan bendungan beton Pada banyak tempat di dunia ini, tanah longsor dipicu oleh hujan deras.
(P) pada
6.6. Tekanan air pada waduk menimbulkan g^ya horizontal Sebab terjadi demikian bukan karena hujan menambah beratnya tanah.
cenderung bergeser secara
bendungan, sehingga bagian dasar bendungan Banyak lereng, yang kelongsorannya dipicu oleh hujan, terdiri atas lempung
antara bendungan dengan
horizontal. Gaya ini dilawan oleh gesekan yangjenuh sepanjang tahun, dan hujan hampir tidak berpengaruh terhadap
fondasinya. lrerat satuan atau kadar air tanah. Sebab yang sebenarnya adalah pengaruh
Perlawananterhadappergeserantidakdapatditentukansecarasederhana hujan terhadap tegangan air pori dan tegangan efektifpada lereng. Lereng
koefisien gesek antara dasar
dari berat (rr4 bendungan dikalikan dengan
lcnis ini ditunjukkan pada Gambar 6.7. Garis melingkaryangditunjukkan
bendungandanbahanfondasi.Padakeadaaniniumumnyaakanterjadi ,rdalah bidang yang mungkin menjadi bidang kelongsoran. Pengalaman
rembesan di bawah bendungan sehingga
menimbulkan tekanan air pori
rrrenunjukkan bahwa banyak kelongsoran terjadi pada permukaan yang
Tekanan air pori akan
pada permukaan bendungan dan bahan fondasi' I rcntuknya mendekati bentuk lingkaran.
atas (t/) pada dasar bendungan' dan berat
efektif
menyebabka n gay^ke
dari bendungan menjadi W- U'

Tanah dasar - air dapat

Gambar 6.6 Kemantapan bendungan beton


102 MEKANIKA TANAH
PRINSIPTECANCAN EFEKTIF 103

I 6.4.4 Penurunan Tanah Akibat Muka Air Tanah Diturunkan


Perhatikan keadaan yang diperlihatkan pada Gambar 6.8. Lapisan pasir
terdapat di atas lapisan lempung yang agak lunak. Akibat penggalian selokan
I di keliling tempat ini, muka air tanah diturunkan dari kedalaman awal 1 m
--EEgg,ilgl6gegut" menjadi kedalaman 3 m. Oleh karena itu, tegangan air pori ikut menurun
dan tegangan efektif naik, dan karena itu akan terjadi pemampatan pada
lapisan lempung dan muka tanah akan turun. Kompresibilitas lapisan pasir
sangat rendah dan dapat diabaikan.
P
Gambar 6.7 Pengaruh muka air pada kemantapan lereng

Kita akan meninjau pengaruh perubahan ketinggian muka air terhadap


kekuatan geser elemen tanah pada bidang melingkar ini, yaitu elemen
tanah pada titik P. Muka air tanah semula ditunjukkan pada gambar yang
(tidak mengalami pemampatan)
dianggap tempat r^ta-rata pada keadaan cuaca "biasa". Sebagai akibat
hujan yang berkepanjangan, muka air tanah meningkat menjadi muka air
tanah akhir seperti ditunjukkan pada gambar. Pada keadaan ini perkiraan
tegangan pada titik P adalah sebagai berikut: LemPung Y= 16 kN/m'
Tegangan total = yD dimana y adalah berat satuan tanah
m,=2x10-'kPa''
Tekanan air pori semula s = y-H dim nayuadalah berat satuan air
Tegangan efektif semula = TD - y- H
Gambar 6.8 Penurunan tanah akibat menurunkan muka air
Tekanan air pori akhir u = y-(H + LIl)
tgangan efektif akhir = yD - *(H + LI7)
T

Perubahan tegangan efektif = -y-A,H Llntuk menghitung penurunan pada permukaan tanah kita dapat
,r rcnggunakan Persamaan 5.1, yaitu:

Tidak terdapat perubahan yang berarti pada tegangan total, jadi


AL
perubahan pada tegangan efektif sama dengan perubahan pada tekanan m Lo'
air pori. Karena kekuatan geser tanah sebagian bersifat gesekan yang --LV
bergantung pada tegangan efektif normal pada bidang geser, penumnan <limana: LL adalah perubahan ketebalan lapisan dengan tebal, L
pada tegangan efektif ini mengurangi kekuatan geser tanah. Penurunan ini rr,, = siftt tanah yang demikian disebut koefisien pemampatan (1 - D),
mungkin akan menyebabkan kelongsoran. :rtrrtr korrtprcsibilitas.
,\o' pt'rtrlr:rlr:rn tcgiu)Hllrl ctcktif vcrtikal
104 MEKANIKATANAH
BAB 7
kita harus
Untuk menggunakan persamaan ini pada lapisan lctttpttng'
olch penurunan
rnenghitung perubahan tegangan efektif yang disebabkan
karcna tegangan
muka air. Perhitungan ini hanya perlu di tengah lapisarr
akan seragam pada seluruh lapisan seperti tabel di bawrth
ini'

Setelah menurunkan
muka air
4 xZl + t,5 xL6 = 108 kPa 108 kPa
4,5 x9,81 = 44,lkPa 2,5 x9,81 = 24,5 kPa
L08-44,r=6 to8 - 24,5 = 8),5 kPa
Tesansan vertikal efektif
PERMEABILITAS DAN REMBESAN AIR DI
Jadi perubahan tegangan
efektif adalah 83,5 - 63'9 = 19'6 kPa DALAM TANAH
Menggunakan persamaan di atas memberikan nilai AI = 3000 x (2 x

10-3) x 19,6 = 118 mm.


Kita perlu memperhatikan hal-hal di bawah ini:
. pada keadaan ini, tanah ddak mengalami perubah an tegangan akibat 7.1 UMUM
Scperti telah dijelaskan, tanah terdiri atas butiran-butiran dengan rongga
pembebanan dari luar'
vung saling berhubungan di antara butiran tersebut. Oleh karena itu tanah
Tidak ada beban pada permukaan tanah'
tegangan air pori' rrrcmiliki sifat permeabilitas, yaitu air dapat mengalir atau merembes
o Perubahan tegangan efektifsama dengan perubahan
tetapi tegangan rrrclalui butiran, walaupun dengan kecepatan yang sangat lambat pada
walaupun berbanding terbalik' Tekanan pori menurun
i<'rris tanah berbutir halus (lempung dan lanau). Permeabilitas dan sifat
efektif meningkat.
rcrnbesan tanah mendapat perhatian dari ahli geoteknik karena berbagai
. Secara sederhana, kita menggunakan berat satuan yang sama untuk
:rl:rsan, meliputi:
berat satuan di
pasir di atas dan di bawah muka air' Pada praktiknya
eyengdi bagian bawah'
l. Kecepatan rembesandi dalam tanah. Hal ini menjadi faktor Penting
atas muka air kemungkinan lebih kecil daripad
pada perencanaan bangunan penahan air, terutama bendungan,
karena sebagian air dapat mengalir keluar dari pasir'
tanggul, dan kanal.
Itcmbesan air dalam tanah berpengaruh terhadap kemantapan.
DAFTAR PUSTAKA Kcirdaan rembesan selalu memengaruhi tekanan air pori, yang akan
rncrr)cngaruhi tegangan efektif dan kekuatan geser tanah tersebut.
1964. Soil Properties,Imperial College MSc(Eng)
course
Bishop, A.W., Kcnrantapan yang dimaksud adalah kemantapan lereng, baik lereng
lecture notes. ,rlrrrrr rrraupun lcrcng tltnggtrl btratan,juga kemantapan penggalian yang
.lul:ttn.
107
106 MEKANIKA TANAH
PERMEABILITAS DAN REMBESAN AIR DI DALAM TANAH

3. Kecepatan pengangkutan bila terdapat bahan yang bersifat "polusi"


50
yaitu bahan kimia dalam rembesan air tanah. Hal ini pcrlu mendapat bp= tingg\ energi elevasi + tinggi energi tekanan = 1,5 ' 9,8- 1,5 + 5,10
perhatian dalam rangka melindungi lingkungan' = 6,60 m

7.}TEKANAN, TINGGI ENERGI, DAN TINGGI ENERGI


TOTAL
Perhatikan Gambar 7.1,yang menunjukkan Penampang melintang pada
tanah yang alami. Bayangkan bahwa pada titik A dan B telah ditanam
alat (disebut piezometer) untuk mengukur tekanan air pori pada kedua
titik tersebut. Nilai yang diperoleh diperlihatkan pada gambar. Sekarang
pikirkan secara cermat, untuk sesaat, apakah air akan cenderung mengalir
darititlk4 ke titik B atau sebaliknya? TitrkA lebih tinggi daripada titik Tekanan air pori
(u) = 20 kPa
B sehingga mungkin air akan mengalir dari A ke B. Di sisi lain, tegangan
pada titik B lebih tinggi daripada tekanan pada tittkA sehingga mungkin
akan mengalir dari B ke A.
ini kita harus menentukan perbedaan
untuk menjawab pertanyaan
tinggi energi tot^l (total head) antara kedua titik. Tinggi energi total
r------ Datum
pada Gambar 7.1 Apakah air akan merembes dari titik A ke titik B atau sebaliknya?
hanya dapat dinyatakan terhadaP suatu ketinggian tertentu, yaitu suatu
datum. Berapapun ketinggian datum boleh dipakai; kita akan mengambil
Jadi tinggi energi total pada titik B lebih tinggi daripada titukA,dengan
garis x-Y Tinggi energi total pada titik mana saja adalah
sebagai datum.
I'crbedaan tinggi energi sebesar 1,06 m. Dengan demikian, air akan
jumlah dari tinggi energi elevasi dan tinggi energi tekanan, yaitu:
rrrcrcmbes (mengalir) dari .B ke r4. Rembesan terjadi akibat dari perbedaan
trnggi energi total, bukan karena perbedaan tekanan. Analisis mengenai

h=!arL-h"+ho (7.7) l,crilirku rembesan harus mempergunakan tinggi energi total atau perbedaan
t irrggi energi, dan bukan tekanan atau perbedaan tekanan. Konsep ini sama

di dalam pipa pada mekanika fluida.


,l<'rrgirn konsep aliran air
dimanay adalah tinggi energi elevasi (elettation bead = b),u adilah tekanan Untuk memahami konsep tinggi energi total secara lebih mendalam,
air pori dan u/y* adalah tinggi energi tekanan (pressure bead = hr)' ,,clr:riknya kita selalu memperhatikan keadaan fisik di lapangan, dalam hal
Pada Gambar 7.1 (menggunakan datum x-Y), tinggi energi padaA dan
rrn st';rcrti pada Gambar 7.2. Selain piezometer yangditanam dalam tanah
B adalah: '.('lx'rti parla Garnbar 7.1, kita juga dapat memasang pipa vertikal yang
h,q= tinggi energi elevasi + tinggi energi tekanan = 3,5 *fr= 3,5 + 2,04
utunll)yrr tcrlctak pada titikz{ dan B. Dengan pipa ini kita dapat mengukur
= 5,54 m Ir't rr11111i:rrr lir rncrtingkitt rli rl:rlrrrrr pipa. Cara ini akan langsung memberikan
108 MEKANIKA TANAH PERMEABILITAS DAN REMBESAN AIR DI DALAM TANAH 109

tekanan
pengukuran tinggi energi total, sehingga kita dapat mcnghitung 7.3 HUKUM DARCY
air pori jika kita ingin mengetahuinya' Piezometer scmacam ini disebut Hukum Darcy menyatakan bahwa kecepatan rembesan dalam tanah
stand-pipe piezometer (piezometer pipa), dan sering digunakan pada bidang
sebanding dengan gradien hidrolik dan dituliskan sebagai:
geoteknik. (7.2)
?=kiA
Ketinggian air padapiezometer pipa merupakan pengukuran langsung dimana q = kecepatan aliran
tinggi energi total, dan perbedaan tinggi energi ant^tatttikA dan B terlihat i = gradien hidrolik
dengan jelas. A = luas penampang aliran
Kita dapat memperhatikan bahwa definisi strack (1989) untuk tinggi k= s\fatfisik tanah yang disebut koefisien rembesan atau koefisien
energi total (pada bukunya disebut hydraulic head) pada titik
P tertentu
permeabilitas. Juga disebut konduktivitas hidrolik. Arti ketiga
di dalam tanah adalah"ketinggian air meningkat lada pipa terbuka dengan istilah ini sama.
air
ujung bawabnya pada titik P', .Walaupun buku Strack tentang mekanika
tanah bersifat teoretis dan matematis, definisi yang digunakan untuk
tinggi
()radien hidrolik adalah perbandingan perubahan tinggi energi terhadap
energi total bersifat fisika sederhana.
jrtrak, yaitu
.Lh
t-
L
tlirnana L,h adalah perubahan tinggi energi dan L adalah jarak tempat
pcrubahan tersebut terjadi.
l,rrcla Gamb ar 7.2 gradien hidrolik antara titik B dan .A adalah 7,06/ 6 =

0,1 8. Hukum Darcy juga dapat dituliskan sebagai berikut:


v: ki (7.3)
tlirrr'.rna o merupakan kecepatan aliran atau kecepatan Darcy'

7.3.1 Catatan Mengenai Hukum Darcy


I llukum Darcy hanya berlaku untuk aliran yang lancar. Hal ini
rncrupakan kasus yang bi4sal akan tetapi, pada kerikil kasar akan timbul

perbedaan tinggi energi


I
)c rputaran aliran (turb u Ie n t f ou).
Gambar 7.2 Gambaran fisik mengenai tinggi energi total dan
t(ocfisicn rembesan akan tetap apabila suhu juga tetap. Biasanya
Yang dihitung dari Gambar
7'1
rrilrtirryit clianggap berlaku pada tanah dengan suhu 20"C'
t Nilli /., tcnrtumir bcrgirrrtung pada ukuran butiran tanah walaupun
li,,r n posisi btttirrttt .lrrglr I rrcrrl iliki pcngirruh kuat'
PERMEABILITAS DAN REMBESAN AIR DI DALAM TANAH 111
110 MEKANIKA TANAH
TabelT.tNilai biasa dari koefisien rembesan
7.3.2 Catatan Mengenai Kecepatan Rembesan Bahan Koefisien rembesan Uraian
Kecepatan pada hukum Darcy, yaitu a = ki,bukan kecepatan yang benar (m/detik)
pada air yang mengalir melalui tanah. Kecepatan ini disebut kecepatan Kerikil > 0,01 Dapat dikeringkan dengan
aliran atau kecepatan Darcy-jika dikalikan dengan luas penampang Pasir kasar 10-2 sampai 10-3 pemompaan, yaitu, air akan keluar
dari tanah akan memberikan kecepatan aliran g ffota rate) dalam satuan dari rongga karena gravitasi.
Pasir sedang 10-3 sampai 10-a
volume/waktu,yaitu ? = vA. Pasir halus l-0-5 sampai 10-6
Kecepatan rembesan yang sebenarnya berbeda dengan kecepatan Darcy Lanau 10-6 sampai 10-7 Air tidak dapat mengalir keluar
karena bagian dari luas penampang terisi bahan padat, yaitu butiran tanah. Lempung kelanauan 10-7 sampai L0-e dari rongga karena gravitasi.

Jika luas efektif potongan melintang dimana air dapat merembes diberi Lempung 10-8 sampai 10-11 Hampir tidak dapat dirembes air.
simbolA,,maka kecepatan rembesan dapat dinyatakan sebagai berikut:
7.4 PENGUKURAN KOEFISIEN REMBESAN
?=vaA=a'A' Pada Gambar 7.3, contoh tanah berbentuk silinder dipasang di dalam
silinder Perspex. Ada bejana atas dan bejana bawah yang dihubungkan pada
dimana a,
adalah kecepatan Darcy dan tt, adalah kecepatan yang contoh sehingga air mengalir dari yang atas ke yang bawah. Ada juga dua
sebenarnya. Dengan demikian tabung manometer yang berhubungan dengan sisi silinder untuk mengukur
tinggi energi air pada titik ini. Uji tersebut dilakukan dengan mengukur
v,A v, vJ kecepatan mengalir pada waktu tertentu serta mencatat ketinggian air pada
'' a., A,/ n kedua tabung manometer.
/A
Kita mengetahui bahwa:
dimana n adalah porositas.
Jika porositas bernilai antara 0,3 sampai 0,6 (nilai biasa pada tanah) ? = kecePatan aliran = V/t
rlimana V adalah volume ar yang ditampung selama waktu l.
maka kecepatan rembesan yang sebenarnya menjadi 2 atau 3 kali lebih
trga
besar daripada kecepatan Darcy. .f

o=kiA=
,L *L,q
Penjelasan lebih lanjut mengenai kecepatan aliran v, dan v,
Schingga koefisien rembesan
Apabila kita ingin mengetahui banyaknya air yang mengalir, kita harus
memakai kecepatan Darcy v, sedangkan apabila kita ingin mengetahuiwaktu
L_
VL
(7.4)
yang diperlukan untuk bahan polusi pada air mencapai tempat tertentu, kita thA
harus memakai kecepatan yang sebenarnya, v,.

Koefisien rembesan: rentang nilainya sangat luas, seperti dituniukkan pada


Thbcl 7.1. I)rtlrr turrah crrdapar.r dirn tirnrrh yang clipaclatkatr, rt'tttlrt'srrtt prttlrt

rrrrrlr lrorizt,rrtrrl st.rirrgkrrli lclrilr lrcsltr tlltrip:ttlrt rt'tttbcs:ttt itt';tlr vt t Irli.rl.


112 MEKANIKA TANAH
PERMEABILITAS DAN REMBESAN AIR DI DALAM TANAH 113

Cara ini cocok dipakai pada bahan yang rembesannya tinggi. Untuk
lempung dengan rembesan rendah, kecepatan aliran mungkin menjadi
ini tidak dapat dilaksanakan. Untuk tanah
sangat lambat sehingga cara
yang demikian dapat dipakai alat falling head permeameter, yang tidak
dibahas di sini.

7.5 PERSAMAAN UMUM UNTUK REMBESAN AIR DI


DALAM TANAH
Kita bisa memperoleh persamaan umum yang mengatur cara rembesan
dalam tanah dengan meninjau aliran yang masuk dan keluar dari elemen
tanah, seperti ditunjukkan pada Gambar 7.4. Kita akan membatasi analisis
aliran ini pada dua arah. Panjang elemen dx dan tingginya dy, dengan
satuan lebar (tegak lurus terhadap halaman). Kita akan meninjau kasus
umum, ter:masuk kemungkinan perubahan terhadap waktu, meskipun
Gambar 7.3 Aliran melalui contoh tanah dalam permeameter kebanyakan keadaan pada ilmu teknik sipil tidak memperhitungkan
perubahan semacam ini. Keadaan dimana tidak ada perubahan terhadap

Kita dapat memperhatikan hal-hal berikut mengenai Gambar 7.3. waktu disebut keadaan tetrp (steady state) dan yang berubah terhadap
o waktu disebut keadaan tidak tetap (transient state).
Jika garis A-B digunakan sebagai datum, tinggi energi total pada
Titik X = h, dan tinggi energi total pada Tirik Y = hz. Pada kedua
kasus, tinggi energi total terdiri atas dua bagian, yaitu tinggi energi Aliran yang masuk ke elemen = v,dy + v udx

elevasi ditambah dengan tinggi energi tekanan. Aliran teladi karena


perbedaan tinggi energi enterekedua titik. *----;; ,-;:";-ra
o Tabung manometer digunakan karena mungkin ada energi yang akan
hilang dalam pipa sambungen antarabejanadan tabung contoh.
\
\
v*y4!a*\ t ,.
ull^-l-::;::f
$'1"
d{o- "'iPjl'"*
l"*
\
-lrrr-r'
o --ig^ ",.r,.,r,rrl
Jika kita anggap tidak ada energi yang hilang pada pipa ini, energi pada
awal rembesan (pada dasar contoh tanah) adalah H, dan pada akhir A
I
daerah rembesan (pada bagian aras contoh tanah) adalah Hr. Energi
lv,
akan hilang terus-menerus secara linier, sepanjang daerah rembesan.
Gambar 7.4 Aliran melalui elemen tanah
114 MEKANTKA TANAH PERMEABILITAS DAN REMBESAN AIR DI DALAM TANAH 115

Aliran yang keluar dari elemen ( Z) elemen tersebut.


Bentuk diferensial terhadap waktu ini dapat ditulis sebagai berikut:

{"* **)**["***1* dv
---'.-=-m do' dxdy- Q'7)
Aliran bersih keluar dari elemen = aliran keluar - aliran masuk
dt "dt
(Tanda negatif penting karena volume berkurang ketika tegangan efektif
=?.* ay ar=l%.%1*
0x dy+!-a*
o, (7.s) bertambah.)
Ay l0* ) Pada kebanyakan keadaan rembesan yang dihadapi ahli geoteknik,
Menurut Hukum Darcy, Persamaan 7.3,pada bahan isotropik tegangan vertikal total ditentukan oleh kedalaman sehingga nilainya tetap.
Oleh karena itu, nilai Ao pada persamaan untuk perubahan tegangan
.ah.
v -k-danv
.ah cfektif Ao' = Ao - A,u,adalah nol, sehingga: Ao' = Lu.Karena u = y* h,l<tta
'dxY dy memperoleh:
Substitusi persamaan ini pada Persamaan 7.5 memberikan aliran yang Ao, : y_ Ah
keluar dari elemen:

=lr#.0#)**= rl#.#)**
Substitusi persamaan ini pada Persamaan 7.7 mendapatkan:

dv=m y
ah
(7.8)
Pada tanah jenuh, nilai ini harus sama dengan kecepatan perubahan volume -dt dt
-dhalv
pada elemen tanah, sehingga kita mendapat: I)imana 6V / 6t adalah kecepatan perubahan volume dan harus bernilai
dv t,rrna dengan Persamaan 7.6.Dengan demikian kita memperoleh:

dt =t**t!fa*
a, (7.6)
L0*' Ay') -#)**
,,,, r,,,L r*d, =
dimana dV adalah volume elemen. {#
Kita bisa memperoleh persamaan kedua untuk kecepatan perubahan l( it rr mengetahui bahwa u = \ sehingga
*/
volume dengan memakai kecepatan perubahan tegangan efektif. Perubahan
volume berhubungan dengan perubahan tegangan efektif menurut a'?h a2h (7.9)
persamaan di bawah ini (dari Bab 6): r)r' dV" =ru-ah
=--=*--= kdt
AV l'r:rsrtrnaan 7.9 merupakan persamaan yang penting dan kita akan
= m.Lo' btrku ini untuk memperoleh persamaan pada
V rr r,' r rggrrnltkannyir rlirlarn
l\(':r(l:lrl rctttbcsittt tctrrp, kcrrlrrurr rcmbesan tidak tetap, juga proses
dinrana rz,, adahh kocfisicn pcmampatan dan o' adalah tcl{:lngirn t'li'ktif.
1.,,t r:,r,lirl:rsi{.l:rltrrrr t irrrrtl r ( rcr r,:r r r r:t :l r r koIlsolitlusi'l i'rz,rrghi).
l)irri sirri kil:r rl:rp:rl lrtcttttlis: AV . n, Ao' ixly krtrt'tt;t r/xrlyrrrl.rl,rlr v,,lttttrt'
1
PERMEABILITAS DAN REMBESAN AIR DI DALAM TANAH 117
116 MEKANIKA TANAH
sama, seperti garis M-P-N. Garis ini disebut garis ekipotensial, yaitu garis
7.6 KEADAAN ALIRAN TETAP, PERSAMAAN yang menghubungkan titik-titik dengan nilai tinggi energi total yang sama-
LAPLACE, DAN JARINGAN ALIRAN
Jumlah garis ini juga tidak terhi rlgg ; tiga di antaranya diperlihatkan dalam
Pada keadaan aliran tetap, tidak terjadi perubahan terhadap waktu, dan
gambar. Perpotongan garis-garis ini menghasilkan segmen-segmen yang
aliran yang masuk dan keluar dari elemen adalah sama. Oleh karena itu,
bentuknya mendekati segi-empat.
bagian sebelah kanan pada Persamaan 7.9 bernilai nol, dan persamaan
tersebut menjadi Turap baja ("sheet pile")

a2h a'zh (7.10)


dx' dy'
-*-=U
Persamaan ini terkenal sebagai persamaan Laplace untuk rembesan
pada dua arah. Persamaan ini juga berlaku pada aliran Panas atau aliran
listrik melalui konduktor dua arah. Penyelesaian Persamaan Laplace
menghasilkan dua parameter, yaitu $ dan ry; kurva $, = konstan tegak lurus

terhadap lintasan kurva y, = konstan. /\ V r

i \ G\
Untuk memahami arti fisik dari kedua parameter ini, kita akan
secara
memeriksa keadaan rembesan di bawah dinding turap seperti diperlihatkan
;*___{i
pada Gamb ar 7 .5. Dinding turap adalah jenis tiang baia yang dimasukkan
di dalam tanah sehingga merupakan dinding yang tidak dapat dilalui air. Batu keras (tidak dapat dirembes air)

Gambar 7.5 Rembesan yang terjadi di bawah dinding turap: garis aliran dan garis ekipotensial
Dinding turap ini menahan air sehingga permukaan air di sebelah hulu akan
lebih tinggi dari permukaan air di sebelah hilir. Oleh karena itu, air akan
mengalir melalui tanah di bawah dinding. Air akan masuk pada permukaan l'irrggi energi total pada P (dengan datum DE) = tinggi energi elevasi +
tanah AB dan keluar lagi pada permukaan BC. Air yans masuk pada titik ,F tirrggi energi tekanan
akan mengikuti jalan yang teratur dan tetap, yaitu F-G- H. Air yang masuk h"* ho: h"+ uolT*
pada titik lain juga akan mengikuti jalan yang teratur dan tetap. Jalan ini
disebut garis aliran. Banyaknya garis ini tak terhingga walaupun hanyatiga llcsarnya tinggi energi elevasi dan tinggi energi tekanan bervariasi
garis yang diperlihatkan pada Gambar 7.5. M-P-N tetapi besar tinggi energi totalnya tetaP sama.
,,r'1r;rrr.irtng garis

Ketika aliran berlangsung, tinggi energi akan hilang sepanjang garis l)t'rrgln demikian kita mendapat dua jenis" garis (yang berbentuk
aliran. Kita dapat menentukan tinggi energi pada titik mana saja. Sebagai Lrrr v:r) yaitu garis ekipotensial dan garis aliran. Garis-garis tersebut saling
contoh kita periksa titik P dengan memasang piezometer pipa, dan n r('nr( )t()ni{ sccara tegaklurus dan membentuksebuahpolagarisyangdisebut
mencatat ketinggian permukaan air di dalamnya. Kita dapat mcnggrrnakan iirringun aliran. (laris ini ldrtlah garis yang diperoleh dari penyelesaian
pipa vertikal lagi untuk menentukan garis dengan tinggi t:rrcrgi tot:rl yrrrrg l
)('r ,,;u n;lil l l l ,rrpllrcc, grr ris r[ kott sl ittt rrtlalah garis ckipotcnsial, dan garis y
PERMEABILITAS DAN REMBESAN AIR DI DALAM TANAH {19
118 MEKANIKATANAH

masalah rembesan dalam tanah


Tinjau dua segmen "segi-empat" atau "elemen" dan memberikannya ukuran
= konstan adalah garis aliran' Pemecahan
jaringan aliran' yang digunakan seperti pada gambar. Nradalahiumlah saluran aliran dan N, adalah jumlah
pada umumnya memerlukan penentuan
diketahui' misalnya kecepatan penurunan energi (selisih tinggi energi total antar garis ekipotensial).
kemudian untuk menentukan
^Pay^ngingin
bangunan' Tinggi energi yang hilang dari awal hingga akhir jaringan aliran = h.Ting$
aliran, tekanan air pori, atau gaya angkat di bawah
energi yang hilang antara dua ekipotensial adalah L,h = h/N"'

7.6.1 Jaringan Aliran: Kegunaan dan Cara Menggambarnya


Penerapan hukum Darcy pada elemen pertama memberikan:
garis-garis yang jumlahnya tidak terhingga-
Jaringan aliran terdiri atas
untuk tujuan praktis kita harus memilih beberapa garis
saja' Supaya
Gradien hidrolik i =
Lhh
sederhana, sebaiknYa kita: a N"a
(a) Memilih garis aliran supaya rembesan antaranya selalu sama'
(b) Memilih garis ekipotensial supaya perbedaan tinggi energi (penurunan
q=kiA=k+b=+L
N"a N" a
energi) antaLtan1^ selalu sama'

l)emikian pula pada elemen kedua:

(lradien hidrolik .Lh h d^,


m N"fl
Muka air

Bendungan
beton Q=kiA=kJ-r=*n
N"m N" m
l,crhatikanlan bahwa pada contoh ini dan semua contoh selanjutnya, kita
:rnggap satuan lebar (yaitu pada arah tegaklurus terhadap arah aliran). Karena
iurggapan yang dibuat semula (besarnya aliran antara setiap garis aliran
,,rrrra), nilai g seharusnya sama. Dengan demikian, untuk memenuhi
ini
syrrrat bahwaalirandi antara garis aliran adalah sama dan kehilangan tinggi
t.rrcrgi lntara setiap garis ekipotensial adalah sama, perbandingan zfltata
Gambar 7'6 Jaringan aliran yang sederhana
l<'lxrr dan panjang dari setiap "segi-empat" harus sama, yaitu:

perhatikanlah j aringan aliran yang ditunj ukkan pad a G ambar 7 .6. Dianggap am
bahwakitasudahmenentukanjaringanaliransedemikianrupasehingga
syarat (a) dan (b) di atas terpenuhi'
120 MEKANIKA TANAH
PERMEABILITAS DAN REMBESAN AIR DI DALAM MNAH 121

Supaya sederhana kita mengambil nilai perbandingan ini sebesar 1,


l. Permukaan antara tanah dan air, A-B: Sepanjang garis AB tinggi
sehingga setiap "segi-empat" kemudian menjadi "bujur sangkar". Dengan
energi total tetap sama dan ditentukan oleh ketinggian air pada
demikian aliran pada satu saluran (saluran z) menjadi
reservoar. Garis semacam itu adalah garis ekipotensial.
2. Permukaan tidak berpermeabilitas B-C: Tidak ada air yang dapat
q'= KH melewati garis ini, atau berasal dari batas ini. Oleh karena itu, garis ini
N.
sama dengan (merupakan) garis aliran.
dan aliran total merupakan jumlah nilai dari setiap saluran.
3" Permukaan rembesan C'D: ini, air meresap keluar dari
Pada garis
tanah dan melewati C-D, jadi tidak merupakan garis aliran. Tinggi
Aliran totd,q=Q,Nr=kH\
Nn
(7.t1)
energi total sepanjang permukaan ini bervariasi karena tinggi energi
tekanan tetap (= 0), sedangkan tinggi energi elevasi tidak tetap. Oleh
karena itu, permukaan ini bukan garis ekipotensial ataupun garis aliran.
7.6.2 Keadaan Batas Jaringan Aliran 4. Garis rembesan (permukaan preatik atau permukaanbebts) D-Az
Untuk memahami jaringan aliran dan menggambarkan jaringan aliran Permukaan atas daerah aliran dikenal sebagai garis rembesan atau
yang sederhana dengan tafigan,sangat penting untuk mengetahui keadaan-
permukaan preatik. Sebagai batas atas daerah rembesan, tidak ada
keadaan batas pada daerah rembesan. Keadaan ini akan diterangkan
aliran yang dapat melewatinya. sehingga garis ini adalah garis aliran.
dengan mempertimbangkan bendungan tanah yang dibangun di atas
batuan tak berpermeabilitas. Bendungan ini, yang dianggap terdiri atas 7.6.3 Cara Menggambarkan Jaringan Aliran
tanah yang seragam, diperlihatkan pada Gambar 7.7. Rembesan semacam Ititda zaman dahulu, banyak cara digunakan untuk menentukan jaringan
ini disebut aliran tak terkekang karena tidak ada batas atas yang pasti. :rliran, seperti yang terdapat pada daftar di bawah ini. Adanya komputer
Rembesan seperti yang diperlihatkan pada Gambar 7.5 dan 7.6 disebut ini berarti hampir semua cara ini digantikan dengan
pecla saat sekarang
aliran terkekang karena batas atas dari daerah rembesan dikekang oleh ( irra numerikal, yang memakai komputer. Bagaimanapun juga, sangat
dasar bangunan di atasnya. Ada empat keadaan batas yang berbeda, seperti
l,crmanfaat jika kita memahami jaringan aliran sampai dapat menggambar
diperlihatkan pada Gambar 7.7,yaiw garis AB, BC, CD, dan DA.
irrringan aliran yang sederhana dengan menggunakan tangan.

t. Mathematical Closed Form: Cara ini hanya dapat dipakai pada


kcadaan batas yang sangat sederhana. Cara ini menggunakan teori
vuriabel kompleks.
)
Models: Model hidrolik yang terdiri atas pask dalam tangki kaca
Lapisan dasar (tidak dapat dirembes air) tlirpat digunakan-potongan melintang dari daerah rembesan yang
Gambar 7.7 Keadaan batas pada jaringan aliran (untuk tanah berbutir kasar) st'bcnarnyu rlapitt rliutrrr.
l'llcctrical Anrrkrgy: s:rrrl irri .farang tliguntkan sejak ditemukan
kornputcr.
PERMEABILITAS DAN REMBESAN AIR DI DALAM TANAH 123
122 MEKANIKATANAH

Ini adalah curz- yang digunakan pada progam (c) Coba membayangkan bagaimana air akan cenderung mengalir melalui
4. Cara Numerikal:
tanah.
komputer.
5. Hand sketching: Cara ini sangat baik dan mudah dipergunakan untuk
(d) Gambarkan dua atau tiga garis aliran sebagai percobaan untuk
keadaan yang mengenai jenis tanah yang isotropik dan seragam' membentuk sejumlah saluran aliran; perlu diingat bahwa makin
cekung kurva aliran, semakin dekat garis aliran. Biasanya sebaiknya
7.6.4 Syarat Dasar dan cara Menggambar sketsa Jaringan menggambarkan tiga garis aliran sehingga membentuk emPat saluran
aliran.
Aliran
(c) Gambarkan garis ekipotensial. Mulailah dari salah satu ujung daerah
Syarat-syarat dasar yang harus dipenuhi oleh jaringan aliran adalah sebagai
berikut: rembesan, dan maju garis demi garis melalui jaringan. Ingat bahwa

1. Garis ekipotensial dan garis aliran harus saling memotong secara tegak garis ekipotensial harus memotong garis aliran tegak lurus' Jumlah
lurus. penurunan energi (selisih tinggi energi total antar masing-masing garis
2. Pada aliran tak terkekang, ketinggian antara titik-titik dimana ekipotensial) umumnya bukan berupa angka bulat'
garis ekipotensial memotong Permukaan preatik (atau permukaan (l) Tinjau kembali jaringan aliran dan perbaiki bila diperlukan. Pada
rembesan) harus sama. Hal ini diperlihatkan pada Gambar 7.7;
jarak jaringan tak terkekang, sebaiknya diperiksa bahwa jarak AD (lihat
Aft harus sama sepanjang permukaan preatik dan permukaan rembesan Gambar 7.7) tetap sama.
karena tekanan air pori,juga tinggi energi tegangan, bernilai nol pada
permukaan ini. Sehingga, ketinggiannya menentukan tinggi energi 7.6.5 Penggunaan Jaringan Aliran untuk Tujuan Praktis
elevasi (= tinggi enelgi total) pada setiap ekipotensial yang memotong ('ontoh soal: Gambar 7.8 menunjukkan sketsa jaringan aliran pada

garis-garis ini. r.' rnbesan di bawah bendungan beton. Tentukan:


(;r) Kecepatan aliran di bawah bendungan.
Jaringan aliran yang cukup tepat dapat digambar
tanpa kesulitan 1lr; "lekanan air pori padatrtikA dan B.
pada banyak keadaan asalkan tanahnya seragam dan isotropik' Untuk (c ) Jangka waktu untuk air mengalir dari titik C padaawal.daerah rembesan

melakukannya sangat penting bagi kita untuk memahami syarat-syarat tlan tampak pada permukaan hilir.
dasar dari jaringan aliran dan juga mempergunakan cxayangteratur
untuk f rl) (lradien hidrolik pada permukaan hilir dari bendungan. Gradien ini
menggambarnya. Berikut ini "peraturan-Peraturari' yang harus diikuti sirngat penting sebagaimana diterangkan pada Bagian 7 '7 nantl
dalam menggambar jaringan aliran.
(a) Gunakan skala sedemikian rupa sehingga semua garis akan mulai dan
l)t.rrg;rr.r menggrnakan jaringan aliran ini kita mendapat penyelesaian

berakhir dalam gambar. '.r'lrrtg:ti bcrikut:


(b) Menentukan keadaan batas, sehingga jelas yang mana yang mcrtrpakan (rr) llrrtrrk rrrcncrrtrrkurr kt:ccPatrrn aliran kita dapat menggunakan
garis ckipotcnsial dan garis aliran, dan yang menjadi pcrttttrk:r:rrr bcbrts l't'rslttttiuttt
ittlltt g:lris prcittik.
PERMEABILITAS DAN REMBESAN AIR DI DALAM TANAH 125

124 MEKANIKATANAH
Kemudian pada titik A, jumlah penurunan tinggi energi dari awal
jaringan aliran = 3,6 (perkiraan) sehingga tinggi energi total yang
N"
-:
7.ll:Q=kH 1\n hilang sampai titik tersebut = 3,6 x 1 m = 3,6 m'
Tinggi energi pada permulaznixingan aliran terhadap tit\kl adalah:
dimana k = 5 x10-s m/detik, F/ = 12 m,Nr= 4,dan N"= !2,menghasilkan t2 + 4 + 11 = 27 m sehingga tinggi energi padatrtrkA (terhadap,0
adalah 27 - 3,6 (kira-kira) = 23,4 m (perhatikan bahwa ini adalah
?=2x10-am3ldetik'
Perhatikan bahwa N, dan Ne adalah jumlah saluran
aliran dan jumlah ketinggian air akan meningkat dalam pipa piezometer yang dipasang
energi antara garis ekipotensial, BUKAN jumlah garis
aliran
?enurunan padatitlk,4).
atau jumlah garis ekiPotensial. Tekanan air pori pada titlkA adalah 23,4 x 9,8 = 229,3l<Pa'
Demikian pula tekanan air pori pada titik B = 9,8(12+4+6 - 9,3x1) =

9,8x12,7 = !24,5lif,a.
(c) Untuk menentukan waktu tempuh air untuk mengalir dari titik C
sehingga muncul pada permukaan hilir, Pertama kita menentukan
tapakyang akan dilalui air dengan membuat sketsa garis aliran dimulai
pada titik c. Garis ini mengikuti pola garis aliran lain dan keluar pada
titik D. sekarang kita dapat menghitung kecepatan rata-fat^ sepanjang
garis aliran ini.
Panjang garis CD = 49 m (dengan menggunakan skala pada gambar)
Kehilangan tinggi energi sepanjang CD = 72 m
Gradien hidrolik rat^-rata sepanjang CD = 12/49 = 0,24
Kecepatan Darcy sepanjang CD = vo= ki =5 x 10-s x 0,24 m/det =

1,2 x \0-s m/det.


Kecepatan aliran yang sebenarnya sepanjang CD = v/n = !,2 x \0's /
0,3=4x10-smldet.
Gambar 7.8 Jaringan aliran untuk contoh soal
Sehingga waktu tempuh dari c ke D = Jarak /kecepatan = 49/4 x l}-s

kita detik = l4,2hari.


(b) Untuk menentukan tekanan air pori pada titik mana saja' pertama (rl) Untuk menentukan gradien hidrolik pada permukaan hilir, kita
setiap garis
menghitung penumnan tinggi energi yang hilang ^rltura
dapat mengukur jarak arfiztra garis ekipotensial yang terakhir. Seperti
ekipotensial dan menggunakannya untuk menghitung
tinggi energi
diperlihatkan pada gambar, jarak ini adalah 1,3 m. Kehilangan tinggi
yang hilang dari awal jaringan aliran hingga titik yang
diinginkan'
crrcrgi paclrr.iarak yang sama adalah 1 m sehingga gradien hidrolik =
setiap ckipotcnsial
Pada keadaan ini tinggi energi yang hilang Tntara ,,, 1',t,77
I /1 ,3 .

atlrtlrrh I I/N,= 12 m/72 = 1 m


126 MEKANTKATANAH
PERMEABILITAS DAN REMBESAN AIR DI DALAM TANAH 127
7.7 GRADIEN H!DROLIK KRITIS Pada keadaan ini tegangan efektif menjadi nol, tidak ada lagi pada pasir
Ada keadaan alami dan banyak keadaan teknik terkait dengan bangunan tegangan yang mengikat untuk menjaga kemantapannya dan keseluruhan
hidrolik dimana air merembes ke atas menuju permukaan tanah, seperti
pasir akan "terangkat" dan menjadi cairan. Gradien hidrolik ketika hal ini
telah diperlihatkan pada Gambar 7.8. Gambar 7.9 menunjukkan keadaan
terjadi disebut gradien hidrolik kritis i.
dimana air merembes ke atas menuju permukaan tanah. Karena air mengalir
Dari persamaan di atas kita memperoleh
ke atas, tinggi energi di daiam tanah di bawah permukaan tanah harus lebih
besar daripada pada permukaan tanah. Hal ini berarti jika kita memasang h
D-Yy,,
1

pipa ukur (piezometer) pada kedalaman D, ketinggian air akan naik sampai
lebih tinggi daripada permukaan tanah; kita akan menyebutnya sebagai h.
Kita akan meninjau kemantapan tanah di atas kedalaman D. Ada gaya
Sekarang 1 adalah gradien hidrolik, sehingga
angkat yang berasal dari rembesan air. Kita dapat memeriksa pengaruh ini
dengan menghitung tegangan pada bidang A-8.
i =L-1
lu (7.72)
Muka air di dalam l(arena ]y. hidrolikkritis umumnya mendekati
,pada rpasi rl<tra-t<tra2,gradien
s:rtu. Gradien hidrolik dimana air merembes keluar pada permukaan tanah
s:rngat penting dalam penggalian di bawah air tanah yang ditahan dengan
Muka tanah
rlinding turap atau dinding penahan lain. Air akan merembes ke atas pada
,lrrsirr galian. Dan, jika gradien hidrolik terlalu tinggi akan menyebabkan
Rembesan naik ke atas lit'rr"rntuhan pada dasar galian dengan akibat yang dahsyat.
AA
II
Pasir kelanluan, /.7.1 Pasir Hisap

A -+--
tr
berat volume = y

-L--I
li'rtlapat banyak keadaan alami dimana air mengalir ke atas melalui
l.rpisun pasir. Jika gradien melampaui nilai kritis maka pasir "bergolak",
grcr istiwa ini dikenal dengan pasir hisap (guick sand).Novel dan film sering
Gambar 7.9 Rembesan air ke atas dan gradien hidrolik kritis
',,,'rrggumbarkan adegan dimana seseorang terhisap ke dalam pasir hisap
r r r rcnl4hilang sama sekali (sebagai contoh buku Lorna Doone dan
, l.r r
Jamaica
Tegangan vertikal total (ke bawah) = yD /,rr). l(rrrena berat satuan pasir tercampur air (pasir hisap) hampir sama
Tekanan ke atas akibat rembesan air = y-(D + b) = tekanan air pori ,1,'111,;s11
P:rsir lepas (mendekati 2) sedangkan berat satuan orang mendekati
Ketidakmantapan akan terjadi apabila nilai ini sama, yaitu ketika I, p,rlirrg tlrrlurn scscorang akan terhisap dalam pasir tersebut adalah sampai
yD=y,,,(D+/t). l,nrll,:urLl. .f :rrli, ccritrr tcutiurg ()rrlng yirng menghilang lenyap pada pasir
PERMEABILITAS DAN REMBESAN AIR DI DALAM TANAH 129
128 MEKANIKATANAH

semacam ini adalah ciptaan saja- temPatnya adalah pada novel dan film
saja, bukan pada keadaan alam yang sebenarnya'

7.7.2 Contoh Soal Tanah: 1= 19 kN/m"


air yang
Kita akan menyelidiki rembesan pada galian di bawah muka k = 6 x10-? m/sec

sisi galian. Sheet pile


menggunakan dinding tu rap (sheet piles) untuk menahan
untuk menjadi
merupakan lembaran baja khusus yang saling menyambung
rembesan. Gambar 7'10 memperlihatkan setengah
dari galian
penghalang
yurrg ,i."tris di dalam danau atau sungai yang dangkal' Kedalaman air
adalah 2 m. Tanah tersebut adalah pasir seragam' di bawahnya terdapat
dimasukkan hingga
batuan keras. Panjang dinding turap adalah 20 m yang
menentukan:
kedalaman 17 m di bawah dasar danau' Kita akan
(a)Gradienhidrolikpadadasargaliandanfaktorkeamananterhadap
keruntuhan gaYa angkat. ' Lapisan batuan yang tidak berpermeabilitas

(b) Kecepatan aliran ke dalam galian' Gambar 7.10 Galian dengan dinding turap (sheetpr/e) yang digunakan pada contoh soal

(c) Tinggi energi dan tekanan air pori pada titik P'
Karena galiannya
Langkah pertama adalah menggambar jaringan aliran' (a) Gradien hidrolik pada dasar galian:
digambarkan' Garis
simetris, hanya setengah dari jaringan aliran yang perlu Kehilangan tinggi energi total = L2 m
tengah menjadi garis pemba gi antata dua jaringan
aliran yang simetris
Jumlah penurunan energi ("galur") antarl- ekipotensial = 12
dan dapat dianggap sebagai penghalang yang tidak dapat dilalui air' yaitu Kehilangan tinggi energi antara ekipotensial = 72/72 = 1,0 m
bidang teknik
garis aliran. Pada kebanyakan keadaan rembesan dalam Kita harus menentukan jarak paling pendek pada "kotak" y ng
menggunakan angka
sipil, empat saluran aliran adalah baik, dan kita akan terbentuk pada dasar galian. Karena aliran yang memasuki dasar galian
tersebut di sini. Gambar 7.10 menunjukkan sketsa tangan dari jaringan
hampir vertikal, keempat "kotak" di sini hampir sama dengan ukuran
aliran,yangakankitagunakanuntukmenentukanhaltersebutdiatas' sisinya 1,5 m.
Gradien hidrolik keluar menjadi t/L,S = 0,67.
l)ari Persam aan 7 .12 di atas, gradien hidrolik kritis = 19 / 9,8 - 7 = 0,9 4.
Iiaktor keamanan terhadap keruntuhan adalah perbandingan zntara
grir<licn hidrolik kritis dengan gradien yang ada. Dengan demikian
lrrktrrr kcamanan = 0,94/0,67 = 7,4.
PERMEABILITAS DAN REMBESAN AIR DI DALAM IANAH 131
130 MEKANIKATANAH
Terdapat dua cara untuk menentukan tekanan air pori pada jaringan aliran
Pada keadaan semacam ini, faktor keamanan
yang biasanya diperlukan
memenuhi syarat' tak terkekang, yaitu:
paling sedikit 2 atau2,5;iadinilai di atas kurang
(a) Menggunakan c rayang telah dijelaskan di atas untuk jaringan aliran
(b) Kecepatan aliran ke dalam galian:
x x 4/12 terkekang.
Dari Persam aan 7 .lO,kecepatan aliran = 12 x 6 10-7
(b) Menggunakan titik potong dari garis ekipotensial melalui P dengan
= 2,4 x10-6 m3ldetik/m sepanjang galian'
total per meter permukaan preatik. Titik potong ini secara langsung memberikan
Angka ini hanya satu sisi galian sehingga aliran
tinggi energi total sepanjang garis itu. Dengan demikian tekanan air
sepanjang galian = 4,8 x 10{ m3ldetik'
pori pada P diperoleh dari uo = y
- b.
(c) Tekanan Pori Pada titik P'
pada jaringan
Kita dapat menghitung dari ujung hulu atau ujung hilir
hulu sampai titik P Penjelasan tentang rembesan tak terkekang pada Gambar 1.11, dan
aliran. Kita akan menggunakan hulu' Dari ujung
ini jumlah Penurunan energi = 2,7 (bra-k'til'
scbelumnya pada Gambar 7.7, mengikuti penerapan biasa pada mekanika

Kehilangan tinggi energi sampai pada titik P menjadi


2'7 m'dan tinggi trrnah. Bagaimanapun juga, cara biasa ini tidak sepenuhnya tepat dan
2'7 = 16'3 m' sehingga rrrclanggar penjelasan yang dibuat pada Bab 4, yairu bahwa permukaan
energi tegangan pada titik P adalah 17 2 -
+
prcatik pada tanah berbutir halus bukan batas atas dari daerah rembesan.
tekanan air pori = 76,3 x 9,8 = 759,7 l<Pa'
( iaris preatik cuma merupakan garis tekanan air pori yang bernilai nol.
. - JARINGAN ALIRAN TAKTERKEKANG DAN
7.8 llcndungan seragam, seperti pada Gambar 7.!1, hanya dapat dibangun
PENrcIRAAN FORMULASINYA ,l:rri tanah berbutir halus (biasanya lempung), jadi rembesan air pasti
GambarT.llmenunjukkanjaringanaliranuntukrembesantakterkekang ,rkrrn terjadi di atas permukaan preatik. Jaringan aliran pada Gambar
Pada bendungan ini juga '/ 12 memperlihatkan hal ini. Gambar atas menunjukkan keadaan
pada bendungan dibuat dari tanah yang seragam.
lapisan drainasi
,"rprr"rrg lapisan drainasi pada ujung hilirnya' Tujuan p:ulu tanah berbutir kasar (pasir atau kerikil); dalam hal ini permukaan
keluar pada permukaan
tersebut adalah mencegah adanyz rembesan yang 1,r,'rrtik merupakan batas atas dari daerah rembesan. Gambar bawah
menyebabkan tanah
lereng hilir bendungan. Rembesan demikian dapat rr,,'rrrperlihatkan keadaan pada lempung; dalam hal ini permukaan tanggul
kelongsoran'
menjadi lunak sehingga terjadi erosi, bahkan mungkin ,n.'rrrpakan batas atas dari daerah rembesan. Garis preatik adalah garis
t.lirrrrrn air pori sama dengan nol.

yang tar oapat diiembes air Lapisah dralnaso.untuk


air Yang morombes

dongan lapirnn rlrrrrnasi


Gambar 7.11 Aliran tak terkekang pada bendungan homogen
MEKANIKA TANAH PERMEABILITAS DAN REMBESAN AIR DI DALAM TANAH 133

- benar pada pasir dan kerikil


(a) Jaringan aliran digambar menurut kebiasaan

(b) Jaringan aliran yang benar pada lempung ' termasuk rembesan di atas muka preatik

GambarT.l2Pengaruhanggapankeadaanbataspadabentukjaringanalirandanpermukaan
Preatik
0.05 0.1 D,u SD,u 1 5Ds5 10
Ukuran butir (mm)
bentuk jaringan
Terlihat dari gambar ini bahwa jenis tanah memengaruhi Gambar 7.13 Kriteria saringan yang berlaku untuk bahan berbutir kasar
pada garis preatik' Ini berarti
aliran namun hampir tidak ada pengaruhnya
ada pengaruh terhadap volume aliran,
tetapi hampir tidak ada pengaruh Kurva gradasi pada bahan saringan ditentukan dengan memakai nilai D,,
pada kemantapan. lereng bendungan' ,lan D* dari bahan yangtertahan (tanah asal). Untuk mencegah terjadinya
crosi butiran dari tanah yangtert^h^n, D* pada tanah saringan tidak boleh
.PEFiENCNT'INNNLAPISAN SARINGAN
DALAM
' - PENGGUNAAN
7.9
BANGUNAN HIDROLIK
lcbih dari 5 kali D85 dari tanah asal. Dengan menggunakan syarat ini, titik
,/ ditentukan dari titik /. Ini merupakan syarat yang paling penting. Sebagai
Apabilarembesankeluardaritanahberbutirhaluskebahanyanglebih lrrrnbahan, untuk menjamin bahwa tanah saringan memiliki rembesan
k".^r,."brgaicontohlapisandrainasipadaGamb*r7'!tdan7'L2'butiran vlng lebih tinggi dari tanah asal, D* harus lebih besar dari 5 kali D* tanah
dan terangkut melalui bahan
tanah dapat terkikis dari bahan yang halus .rsrrlnya. Dengan menggunakan syarat ini, titik r ditentukan dari titlk a.
"pipa" dalam bahan berbutir halus
kasar. Erosi datam ini dapat membentuk lr,ritcria tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:
mengakibatkan bencana'
yang mungkin menjadi semakin besar sampai
yang disebut lapisan 5Drsrrta D,rr3 5 Drr,,,
Untuk mencegah hal ini, perlu dipergunakan lapisan
memberikan batas pada
saringan @lter tayers). Sudah ada kriteria yang
tanah halus dari mana air ,lirrr:rrrr 1),r1,1 dr.r Drr,,, adalah ukuran 75o/o dan 85o/o pada tanah asal, dan
ukuran butiran dari bahan saringan terhadap
paling sederhana' / ), ,,,, :rrlrrlrrh ukuran 15%o dari bahan saringan. Kurva gradasi yang diizinkan
mengalir. Gambar 7.13 memperlihatkan kriteria yang
l',r,l,r l,rrlrrrrr sirrirtgitrr rlitcrrtrrkrttt tlcngan mcnggambar kurva melalui titik
yang cligunakan untuk bahan berbutir kasar'
, ,l,rrr,/tl.'rt11:ttr lrt'tttttl< yun1,, trritilr rlcrrg:tn kttrv:t gntrlrtsi rl:rri t:rn:rh irsal.
PERMEABILITAS DAN REMBESAN AIR DI DALAM TANAH 135
134 MEKANIKA TANAH

Kriteria di atas ditemukan sangat baik untuk bahan tidak berkohesi


yang seragam. Kriteria tersebut tidak dapat digunakan pada tanah berbutir
halus, terutama lempung, karena hasilnya tidak diterapkan pada tanah ini.
Namun, ternyata untuk lempung dengan plastisitas sedang sampai tinggi,
kecenderungan tanah untuk mengalami erosi terbatas oleh sifat kohesinya,
dan tanah saringan dapat lebih kasar daripada kriteria yang disarankan
di Untuk tanah dengan gradasi yang luas, juga pada tanah dengan
atas. Gambar 7.14 Rembesan melalui lapisan lempung tunggal

gradasi celah, kriteria di atas tidak berlaku sehingga harus dipakai kriteria
lain. Sherard dan Dunnigan (1989) serta Foster dan Fell (2001) telah Tinggi energi pada permukaan atas lempung terhadap P = h; /sehingga
mengusulkan kriteria untuk tanah sejenis ini- tinggi energi pada P adalah nilai ini dikurangi kehilangan tinggi energi
antara permukaan dan titik P,yaitu Aft. Dengan demikian,
7.10 ALIRAN VERTIKAL MELALUI LAPISAN TUNGGAL
DAN LAPISAN BANYAK tinggi energi pada titik P = (h, - il -l " -!)h:(hz-a1+!n
t
Gambar 7.14 menunjukkan lapisan lempung tunggal dimana air merembes \1)
ke bawah disebabkan oleh perbedaan tinggi energi pada lapisan atas dan Gambar 7.15 menunjukkan rembesan melalui tiga lapisan lempung
bawah. Kita ingin mengetahui tekanan air pori pada titik P. Pada keadaan
rlcngan ketebalan dan rembesan yang berbeda. Rembesan mulai pada
semacam ini penting dipahami bahwa gradien hidrolik diberikan oleh:
lrcrmukaan tanah pada Lapisan 1, yang direndam dalam air dengan
kcdalaman ft-. Rembesan keluar lagi pada permukaan bawah Lapisan 3.
. h,-h, h
t-
TT l)i sini terdapat lapisan pasir dengan rembesan tinggi. Tinggi air pada
1ri1ra ini adalah h, di atas permukaan lapisan
yang dipasang dalam lapisan
Persamaan merupakan perbedaan tinggi energi dlbagi dengan jarak,
ini irri, seperti diperlihatkan pada gambar. Mungkin kita ingin menentukan
bukan perbedaan tekanan air pori. Tinggi energi menghilang secara linier licccpatan rembesan secara keseluruhan atau menentukan tinggi energi dan
seiring dengan rembesan melalui lapisan. Kehilangan tinggi energi A'h da.ri r('Hangan air pori pada beberapa titik di dalam lapisan.
lapisan atas hingga titik P menurut persamaan berikut adalah:

Lh .h
T-d T
sehingga

*=(?),
136 MEKANIKA TANAH PFRMEABILITAS DAN REMBESAN AIR DI DALAM TANAH 137

dimana g adalah kecepatan aliran per unit area'


-
r(E Oleh karena itu, tiap kehilangan tinggi energi adalah
IY
IE
t>
v:
l6 ,\kr) \
Lh, =rE
l=
t:
Yr energi total yang hilang, sehingga:
th Jumlahnya harus sama dengan tinggi
lc
l6
Layer 3, permeabilitas = k. la
*eE
o
,=,>l?lu*,=#) (7.13)

tr
a aaa aa
aaa
aaa
dan kehilangan energi melalui setiap lapisan adalah

Gambar 7.15 Rembesan vertikal melalui lapisan lempung


Lh
a,.n =L-+-
_
_,
(7.14)

Tinggi energi yang hilang ad'alah h dan tetjadi pada jarak T, + T, + 7., ,[l )
tetapi kita tidak mengetahui kehilangan tinggi energi atau gradien hidrolik T
parameter *erupakan hambatan terhadap aliran pada setiap lapisan,
pada setiap lapisan. Bagaimanapun kita mengetahui bahwa kecepatan aliran f
rlan Persamaan"7.74 menyatakan bahwa kehilangan energi melalui suatu
Darcy pada setiap lapisan harus sama, karena alitanyang keluar dari satu
lapisan tertentu adalah proporsional dengan resistansi lapisan tersebut.
lapisan harus sama dengan aliran yang masuk ke lapisan berikutnya. Kalau
kita ambil kecepatan aliran ini sebesar g,kita dapat menghitung kehilangan
7.11 CATATAN TENTANG ILMU AIR TANAH DAN
tinggi energi pada setiap lapisan menurut g ini. Jumlah nilai kehilangan
MEKANIKAAIR TANAH
tinggi energi ini harus sebesar fr.
l,ada masa ini ahli goteknik menjadi lebih terlibat dalam disiplin ilmu
air
Kehilangan energi pada Lapisan !,2, dan 3 masing-masing diambil
r:rnah karena masalah lingkungan, terutama air tanah yang terkontaminasi'
sebesar Lhl, Lh2,dan Lhr.
llrrgian teoretis dari ilmu airtanah disebutgra undtuatermecbanics(mel(3lnika
Gradien hidrolik adalah
air tanah). Disiplin ini menyangkut hukum dasar yang sama dengan
i,: Lh,l T,
lrrrl<rrm yang digunakan pada mekanika tanah, seperti telah dijelaskan
di
dimana n adalahlapisan ke-n. rrrirs. Bagaimanapun, ada perbedaan pada aspek penting, termasuk
hal-hal

,li l.l:rwah ini:


Kecepatan aliran adalah: I Anggapan dasar pada mekanika air tanah adalah bahwa permukaan
prcttik merupirkan batas atas dari daerah rembesan' Hal ini
q=kiA =r(+)=(y h, rrrt:nyirrrtkirrr b:rhwlt bithart tcrsebut berbutir kasar, seperti pasir atau
PERMEABILITAS DAN REMBESAN AIR DI DALAM TANAH 13'9
138 MEKANIKATANAH

tanah disebabkan oleh perbedaan tekanan pori yang dipengaruhi ser :rf'.t
kerikil. Mungkin anggapan ini sesuai jika fokus dari disiplin ini adalah
langsung oleh kompresibilitasnya.
penggunaan air tanah untuk keperluan manusia.
Juga, menurut definisi
2. Dianggap pula bahwa permukaan preatik relatif datar, sehingga garis
ekipotensial dapat dianggap vertikal. Dengan demikian gradien
hidrottk adalah kemiringan permukaan Preatik. Ini dikenal sebagai
t, =L
b
(7. tr,t

anggapan Dupuit. air tak


Kini kita dapat mengingatkan kembali persamaan rembesan
3. Seringkali aliran tidak tetap, dan persamaannya menggunakan
tetap, yaitu Persamaan 7.9.Dengan memakai hubungan di atas Persamaan
parameter-parameter yang berbeda dari yang digunakan dalam bidang
ini menjadi:
geoteknik.
Mekanika air tanah biasanya menggunakan parameter di bawah ini: a2h a'h mv ah sa,
S,= specif.c storage = voltme air yang dilepaskan Per satuan volume dari dx''dz' k dt Tdt
-L-=----:::--=--
tanah per satuan perubahan tinggi energi.
Yaitu
,S = storativitas = volume air yang dilepaskan per satuan luas per satuan
perubahan tinggi energi = S, / dimana b = tebd' daerah rembesan' a'h azh s ah (7.17)
/ = permitivitas = kb dimana k adalth koefisien rembesan (atau ;,,'ar' Tdt
konduktivitas hidrolik-istilah yang dipakai pada mekanika air tanah)
Persamaan merupakan persamaan umum yang digunakan pada
ini
dan b adalah tebal daerah rembesan.
tlisiplin mekanika air tanah, dan ada banyak program komputer yang
Untuk tanah jenuh, volume air per satuan volume dari tanah harus sama
,lapat dipakai untuk mencari penyelesaian persamaan ini. Hubungan pada
dengan perubahan volume tanah, sehingga kita dapat menulis:
l)crsamaan 7.15 berlaku pada tanah jenuh. Pada tanah tak jenuh, udara
,lilpat masuk ke dalam tanah dan perubahan volume tanah menjadi lebih
v ' tlt=Lu
{.!=s"
Y-
karena 4=T-h
liccil dari volume air yangmengalir keluar. Dalam hal ini Persamaan 7.15
AV ritlak lagi berlaku. Juga, jika daerah tersebut sangat dalam, tegangan yang
Kita juga mengetahui bahwa = 4,. Ao,)7:n!, Lu (karena pada
V r i .ggi mungkin berarti bahwa kompresibilitas air
harus juga diperhitungkan
keadaan ini A,u = -Ao')
,l:rlam analisis.
sehingga (abaikan perbedaan tanda)

m =-t-=-
ss (7.1s) 7.12 ALIRAN KE DALAM' GALIAN, SEq9KAN, DAN
I...
' y* by- SUMURAN
ll.rs:rrnrran untuk rembesan yang tetap ke ddarntdelokan (atau galian
Jadi ada hubungan langsung ^nt^ra koefisien pemampatan ,l..rrgrrn sisi vcrtikai), dan ke dalam sumur lingkaran dapat diperoleh dengan
S. dan S pada
(komprcsibilitas) m,, pada mekanika tanah dan parametcr I)trpuit yang telah dijelaskan di atas' Menurut
,,,,'rrggrrrt:tkirn iln!{,{rrl):trr
ntcklnika air tan:rh, karcna patla t:tnirh jcnuh volurnc :tir yrrrlg k,'ltrrrr tlrrri .ilrl,l,,ul);Ul irri girris r.kiP,rtt.rrsi:rl a<lalirh vcrtikal, dan graclien hidr',uk
PERMEABILITAS DAN REMBESAN AIR DI DALAM
TANAH 141
14O MEKANIMTANAH

adalah kemiringan permukaan preatik. Anggapan ini berlaku untuk n - h,' h.'
aliran yang mendekati aliran horizontal di atas lapisan dasar yang tidak
+\d,-d,)=-?
kz
berpermeabilitas, seperti ditunjukkan pada Gambar 7.16.Lapisan dasar ini menjadi
umumnya digunakan sebagai datum untuk Penentuan tinggi energi'
k (hr' -hr') (7.18)
Pinggir selokan atau Sumuran bulat

sisi saja, persamaannya menjadi


Pada rembesan ke dalam selokan dari satu

k (hr' - ho') (7.1e)


q=
2d,
7'16(b)' kecePatan rembesan
Pada rembesan tiga arah, seperti pada Gambar
menuju sumur adalah: q=kiA=t
(a) Alir:rT dua arah (2-D) ke selokan (b) Aiiran trga arah (3-D) ke sumuran lingkaran
ffnrn
atau galian terbuka sumur dengan iar\-iari r-
Kemudian kita menggabungkannya lagi antara
Gambar 7rJ6 Aliran rembesan ke ,laieirl selokan (atau gair3ir'l dan sumur lin,lkaran
dan jari-jari R.

Pada aliran dua arah seperti pada Gambar 7.1.6(a), kecepatan rentbrsan q dr
rata-ratr per satuan lebar pada titik manapun dimana tinggi energi = h ?nkr =hdh
dapat ditulis sebagai: sehingga
I
no
r,

o=kiA=fLl, q i d'='l tat


clx 2Trk!,,,, i-
menjadi
dimana k adalahkoefisien rellrbesan dan r adalah ordinat horizontal.

n- mI-nit
. Kita dapat menggabungkannya titik seperti padajarrkd.dtn n k (H2 (7.20)
^rltaradua
d, dari tepi penggalian.
ru
ldx=h dh
gunanya
k Pertanyaan y^18 mungkin akan ditanyakan adalah: ^p^
Sehingga I)crsirmrtan 7.18 sampai 7 '20? Jawabannya
adalah bahwa memang
ini agak terbatas karena beberapa hal' Pertama'
dt

1!,,*
hl

= 1,,' * l)cnggunaan persltmiran


.lrrstr gcotttctrirryir sillll{:lt scderhana' Selokan' galian'
atau sumur harus
rlan .lirrrtsttl<klttr srttrtprti l'lf it;111 tl:tslr yltng di'anggap
tidak berpermeabilitas'
142 MEKANIKATANAH PERMEABILMS DAN REMBESAN AIR DI DALAM TANAH 143

Kedua, ada anggapan juga bahwa sumber air terdapat pada tempat yang (d) Tentukan waktu yang diperlukan untuk bahan polusi mengalir
terpisah, jauh dari selokan atau sumur. Ketiga, persamaan tersebut hanya dari titik P keluar pada permukaan hilir (8,4jam).
untuk aliran tetap.
Persamaan tersebut dapat digunakan untuk menghitung kecepatan Muka air di hulu

aliran jika koefisien rembesan dan ketinggian permukaan preatik diketahui


pada dua tempat. Sebagai alternatif, kecepatan aliran dapat diukur dan
koefisien rembesan dapat dihitung.

DAFTAR PUSTAKA
Foster, M. and Fell, R., 2001. Assessing embankment dam filters that
do not satisfy design criteria. ASCE Journal of Geotecbnical and
Geoenvironmental Engine ering,Yol. 127, No 5, pp. 398-407' Lempung kepasiran
Y = 19 kN/m'
k=2x10-'m/sec
n = 0,35
sherard, J. L. and Dunningan, L. P., 1989. critical filters for impervious
soils. -,{JCE Journal of Geotechnical Engineering,Yol.l15, No 7, pp'
927-947. Skala (m)

Gambar 7.17 Resapan pada bendungan (untuk Soal 1 )

Strack, O. D. L.,7989. Groundwater Mechanics. Englewood Cliffs, New


Jersey: Prentice Hall. l Air merembes ke atas melewati lapisan lempung berpasir yang dalam
hingga ke permukaan. Berat satuan lempung berpasir adalah 17,6
Latihan Soal kN/m3, dan koefisien rembesannya 5 x 10'6 m/detik. Piezometer pipa

1. Gambar 7.17 menunjukkan bendungan beton yang dibangun di atas vertikal yang ditanam pada pasir sampai kedalaman 7 m, menunjukkan

lapisan lempung berpasir. Gambarkan jaringan aliran dan gunakan kenaikan ketinggian air menjadi 3,5 m di atas permukaan tanah.
untuk: I{itunglah:
(a) tntukan rumus untuk kecepatan rembesan dengan menjelaskan (a) Gradien hidrolik pada lapisan lempung berpasir (0,5).
langkah-langkahnya. (b) Tegangan total dan tegangan vertikal efektif pada kedalaman 5m

(b) Tentukan tekanan air pori pada titik A dan B. Juga tentukan di dalam lapisan lempung berpasir (88,0 kPa; 14,5 kPa).
ketinggian air (di atas ketinggian air pada hilir), pada pipa (c) Tinggi maksimum dimana air akan naik dalam pipa vertikal
piezometer di titik C (103,5 l<Pa;47,8 kPa; 1,69 m). scbelum terjadi keruntuhan angkat (5,57 m).

(c) Tentgkan faktor keamanan terhad:rp kcruntuhln "rrplili" patla (tl) I(cccpatAn rt:rrrlrcsrrn pcr m2 (2,5x10'6 m3ldetik/m2).

lrcrtrtttkit;ttr lrilir (1,54).


PERMEABILITAS DAN REMBESAN AIR DI DALAM TANAH 145
144 MEKANIKA TANAH
Turao baia
sebagai tempat -........--...----..
3. Suatu tempat bekas penggalian pasir akan digunakan ./ Muka tanah
merata dan lebar'
pembuangan sampah. Lantaipenggalian ini adalah Mul@ir_Eleh_ _
T-
1,5m
Penggalian hanya dilakukan sampai muka air'
Lapisan lempung dengan

koefisienrembesanrendahakanlangsungdiletakkandiataspasir Muka air v Lapisan pasir bersih


10m y = 22,3 kN/m'
untukmenghalangirembesanairdarisampah(leacbate)keairtanah.
10-8 m/detik' tetapi
Koefisien rembesan lapisan lempung ini adalah
membuat
jumlah yang tersedia sangat terbatas, hanya cukup untuk
tempat lain dengan
lapisan setebal 0,5 m. Juga tersedia lempung dari
koefi.sien rembesan0,8 x 10-7 m/detik; lempung ini bisa dipakai untuk Lapisan kerikil kasar (permeabilitas tinggi)

membuatlapisantambahanseteballm.Kedalamanairleachatediatas Gambar 7.'18 Galian dengan sheet pile (untuk Soal 4)

lapisan lemPung 0,1 m'Tentukan:


rembesan pada lapisan setebal hanya 0'5 m yang
terdiri Tentukan ketinggian air dalam penggalian ketika terjadi ketidakstabilan
(a) Kecepatan
(1'2 x 10-8 m3/detiVm2) akibat "gaya angkat". Berat satuan pasir 22,3 kN/m3. Anggap bahwa
atas lempung dengan rembesan rendah
(lapisan
(b) Kecepatan rembesan jika menggunakan dua lapisan pemompaan air tidak memengaruhi ketinggian muka air tanah di luar
rembesan rendah panggalian atau tekanan air pori pada lapisan kerikil (1,67 m).
ganda) yang terdiri atas 0,5 m lempung dengan
dan 1 m lempung dengan rembesan tinggi di atasnya' Catatan: ini
adalab keadaan kemantapan yang sederhana-tidak
(2,5 6 x10-8 m3ldetik/m2)' membutuhkan konstruksi jaringan aliran.
(c)Tekananairporipadabataskedualapisantersebut(7'61<Pa,\'
Gambar 7.19 menunjukkan sebuah telagayang dangkal (1 m) dimana

4. Gambar 7.18 menunjukkan dinding turap baja


yang menahan tekanan air merembes secara vertikal melewati dua lapis lempung menuju
tanah dan menghindarkan rembesan air, sehingga
galian dapat dilakukan lapisan pasir. Koefisien rembesan lapisan pasir ini sangat tinggi dan

di dalamnya. Galian dilakukan di bawah air' hingga


permukaan tanah piezometer dengan pipa vertikal (tabung ukur) yang ditanam pada
di dalam penggalian menjadi 7 m di bawah permukaan tanah
asli' lapisan pasir menunjukkan tinggi energi 1 m di atas permukaan pasir.
ketinggian air di
Pemompaan kemudian dimulai untuk mengurangi
dalam Penggalian.
146 MEKANIKA TANAH

BAB 8

Lapisan 1 k=8x 10-'m/sec


Y = 15,0 kN/m3

Lapisan 2 k=2x10'' m/sec


Y = 17,5 kN/m3
PEMAMPATAN, KONSOLI DASI, DAN
Pasir (Permeabilitas tinggi)
PENURUNAN
Gambar 7.19 Keadaan rembesan vertikal pada Soal 5

Tentukan kecepatan rembesan dari telaga, serta tegangan total, tekanan


air pori, dan tegangan efektif pada batas dari kedua lapis lempung(Q= 8.1 KONSEP DASAR
3 17 6 m3 / detiV m2 ; c = 47 13 W q u = 22 17 kPa, o' = 24 16 kP a'). Seperti terlihat pada Gambar 8.1, jika tanah dibebani oleh berat bangunan
atau tanggul, maka tanah itu mengalami pemampatan dan bangunan di
atasnya akan ikut turun. Proses yang sama terjadi jika muka air tanah
diturunkan, misalnya akibat pemasangan sistem drainasi atau memompa
eir dari sumur.
Kebanyakan deformasi yang terjadi disebabkan oleh air yang didesak
kcluar dari tanah, sehingga menyebabkan butiran tanah saling mendekat.
l)cmampatan butiran tanah itu sendiri sangat kecil dibandingkan dengan
pada Gambar 8.2'
l)cngurangan rongga di antannya. Hal ini ditunjukkan
Proses pembebanan tanah yang menyebabkan air mengalir keluar dan
rliiringi dengan pengurangan volume tanah disebut konsolidasi. Istilah
irri lrcrbeda dengan istilah pemadatan (cornpaction)tfaittt Proses mekanis
yrrrrg digunakan untuk menjadikan tanah lebih padat. Pemadatan tidak
nrt.rrycb:rbk:rn pcngaliran air dari tanah; hal ini diterangkan secara lengkap

1,:rrlrr Il:rb 15. Korrs,,litllsi rttcrttpakan proses


yang terjadi pada lempung
.l:rrr lrrrr:rrr y:rrrg.lcrrrrlr irir. I):r,l:t p:tsir rliut kcrikil, pcngaliran air clari pori
148 MEKANIMTANAH PEMAMPATAN, KONSOLIDASI, DAN PENURUNAS {49

terjadi hampir seketika tanah dibebani, dan umumnya tidak dinamakan untuk memperkirakan penurunan fondasi pada permukaan bahan yang
konsolidasi. Ada bermacam-macam cara y^ng dapat digunakan untuk elastis, seperti terlihat pada Gambar 8.3. Seperti pada penyelesaian elastis
memperkirakan penurunan akibat beban bangunan. Hal ini dijelaskan pada pada Bab 5, penyelesaian ini didasarkan pada anggapan bahwa "tanah"terdiri
bagian di bawah ini. Supaya jelas, istilah yang dipergunakan dalam buku atas bahan elastis yang seragam dengan kedalaman yang tak terhingga.
ini adalah: pemampata n (c o mpr es s i o n) ; kompr esibilitas, sifat pemampatan
(cornpressibilily); konsolidasi (consolidation); dan pemadatan (compaction).

Ketinggian semula pz Gambar 8.3 Pemecahan teori elastis untuk fondasi lingkaran yang fleksibel dan yang kaku

K"]@-
Untuk fondasi lingkaran yang fleksibel dengan beban yang sama,
(a) Pembangunan gedung (b) Pembangunan Tanggul (c) Pengurangan muka air tanah
penurunan maksimum terjadi pada bagian pusatnya menurut persamaan:
Gambar 8.1 Keadaan dimana perubahan tegangan menyebabkan penurunan permukaan tanah
v2)
5 = or(l-
,E (8.1)
"Kerangka" tanah - volume butir
tidak berubah tetapi butir diperas
sehingga menjadi lebih Padat
Untuk fondasi lingkaran yang kaku:

O _x oO(l-v')
4, E (8.2)

tlimana D = diameter
E = modulus Young dari tanah
Y = angka Poisson dari tanah
Pori yang mengandung air
Fondasi yang bersifat fleksibel memberi tekanan yang merata, jika
v:lit[#tl#:?"n'
ritlrrk fleksibel maka tekanannya tidak akan merata. Pada fondasi fleksibel
Gambar 8.2 Perubahan volume yang disebabkan oleh kenaikan tegangan vertikal pada tanah
l)cnrrrunannya tidak seragam; nilai maksimum terdapat pada
bagian
Icrrg:th, dan minimum pada bagian tepi. Pada fondasi yang kaku, tegangan
8.2 PERKIR/MN PENURUNAN BERDASARKAN
TEORI ELASTISITAS ,lrrri firndasi tidak merata, nilai minimum terdapat di tengah dan nilai
lkihat rrr:rlcsirrrrrrn di brrgi:rn tcpi. Tangki penyimpanan untuk air atau minyak
Penyelesaian teori elastis unruk menentukan tegangan dalartr t:rrrrrh
lrt.[r:r1 rli atasnyrr tclirh tlibltlurs pirtla Rab 5. Ada.ltrga pcttyclt'';ri;rrr s('rtll):l untutnrry:l irklrrr lrt'r'l,t.ril;rlcrr sr.b:rgrri f<lndasi yang fleksibel, scdangkan
150 MEKANTKA TANAH PEMAMPATAN, KONSOLIDASI, DAN PENURUNAN 151

fondasi dari beton bertulang untuk bangunan akan berperilaku sebagai 8.2.2 Keterbatasan Teori Elastisitas
fondasi yang kaku. Rumus teori elastis di atas dalam praktiknya tidak digunakan secara luas

Pada umumnya, tanah tidak elastis; walaupun demikian, pemakaian teori karena alasan-alasan di bawah ini:
elastis masih dapat memberikan hasil yang cukup tepat untuk keperluan (a) Tanah tidak elastis, yaitu kurva tegangan terhadap regangan tidak
geoteknik. Jika kita menggunakan rumus di atas (Persamaan 8.1 & 8.2) linier. Lagi pula, penurunan akibat pembebanan tidak kembali menjadi
maka modulus Young dan rasio Poisson dari tanah harus diketahui. nol apabila beban dikurangi kembali.
(b) Pengukuran nilai modulus Young dan angka Poisson cukup sulit,
8.2.1 Perilaku Terdrainasi dan Tak Terdrainasi khususnya pada nilai terdrainasi.
Dalam penggunaan teori elastis, perilaku terdrainasi dan tak terdrainasi (c) Tanah umumnya tidak seragam; umumnya terdiri atas beberapa lapisan
harus dipertimbangkan, karena kekakuan tanah tidak sama pada kedua yang berbeda dengan sifat yang berlainan'
trdapat dua pasang parameter elastis, satu pasang untuk
keadaan.
pembebanan tak terdrainasi (E dan u) dan satu pasang lagi untuk 8.3 PERKIRAAN PENURUNAN BERDASARKAN
pembebanan terdrainasi (E' dan v'). Pada tanah jenuh penuh, pembebanan KONSOLIDASI 1-D
tak terdrainasi berlangsung tanpa ada perubahan volume, yangberarti v = Karena adanya kesulitan dengan memakai teori elastis, penaksiran
0,5. penurunan sering mempergunakan perilaku satu-arah (one dirnensional,
Pada tanah dengan permeabilitas rendah (lempung dengan plastisitas 1-D). Deng vn cara ini, dianggap bahwa tidak ada deformasi pada jurusan
tinggi), mungkin tidak ada konsolidasi yang berarti selama pembangunan horizontal akibat pembebanan vertikal. Pada keadaan ini, pemampatan
dan pembebanan fondasi. Dengan demikian, pembebanan adalah tak tanah dinyatakan dengan memakai parameter 1-D sebagai pengganti
l)rrrameter elastis. Parameter 1-D yang
terdrainasi, dan penggunaan nilai E dan v pada Persamaan 8.1 atat 8.2 biasa dipakai adalah koefisien
akan memberikan penurunan seketika (immediate settlement). Kita juga l)crnampata n, rnN, sePerti telah diterangkan pada Bab 6' Definisi nt',adalah
dapat menggunakan nilai terdrainasi untuk memperoleh penurunan jangka rrrenurut Persamaan 6.5, adalah
panjang. Penurunan seketika seringkali disebut "penurunan elastis", dan
AL
penurunan jangka panjang disebut penurunan konsolidasi. Lo'
Menurut teori elastis: L =m'
Menurut teori elastis, parameter m,terkait dengan parameter elastis E'
,, _2(l+v') a
U (8.3)
,l,ur v' sebagai berikut:
-)

Karena v .
0,5, E' akan lebih kecil dari E; oleh karena itu penurunan
akibat pembebanan terdrainasi akan lebih besar daripada penurunan akibat *,=+(,5) (8.4)
pembebanan tak terdrainasi.
153
152 MEKANIKA TANAH
PEMAM PATAN, KONSOLIDASI, DAN PENU RU NAN

Tabel 8.1 Perhitungan Penurunan


Baik sifat tanah maupun peningkatan tegangan yang disebabkan oleh
Lapisan- Ketebalan Kedalaman Rlz Io Ao' AL (mm)
beban fondasi umumnya berubah terhadap kedalaman. oleh karena itu, (kPa)
sub lapisan L (m) bagian tengah
maka perlu membagi profil tanah menjadi beberapa lapisan yang lebih kecil lapisan-sub z (m)
(lapisan-sub) dan pemampatan pada masing-masing lapisan dihitung satu 1 1 O'5 4 0,986 98,6 19,7

per satu secara terpisah. Contoh cara ini ditunjukkan pada Gambar 8.4. 2 I \,5 1,33 0,839 83,9 L6,7

Supaya sederhana tanah dianggap seragam dengan nTlai m,= 2 10+ kPa-1. ) 2 3'O o,67 o,427 42,7 17,l
' 0,40 0,200 20,O 8r0
Sebuah tangki bundar memberikan tekanan 100 kPa pada muka 4 2 5ro

tanah. Untuk menghitung penurunan, lapisan tanah dibagi menjadi 5 4 8,0 O,25 0,087 8r7 712

4 t2 o,167 0,040 4,O 3'2


tujuh lapisan-sub. Persamaan 5.2, atau Gambar 5.5 (Bab 5) digunakan 6
7 4 12 o,125 o,o23 2'3 1r8
untuk menghitung kenaikan tegangan pada masing-masing lapisan-sub.
Selanjutnya, Persamaan 6.5 dipergunakan untuk menghitung pemamparan Jumlah: 73,4 mm
pada setiap lapisan-sub.Jumlah nilai-nilai tersebut memberikan penurunan
di tengah tangki. Perhitungan tersebut terdapat pada Tabel 8.1. Kita juga dapat menghitung Penurunan dengan menggunakan teori
elastis. Dengan mengambil angka Poisson sebesar 0,25, Persamaan 8.4

Tangki bundar
memberikan E = 4,167 kPa. Dari Persamaan 8.1 kita mendapatkan AZ
Tekanan = 100kPa Tegangan vertikal (kPa) = 90 mm.
Jadi teori elastis memberikan nilai sekitar 200lo
lebih tinggi dari analisis
1-D. Penyebabnya adalah karena tidak ada deformasi horizontal pada cara
E 1-D, tetapi ada pada teori elastis. Perkiraan ini adalah untuk penurunan
c
terdrainasi (yaitu penurunan konsolidasi atau penurunan jangka panjang).
o
E
.g
6
!
Y
o Di bawah ini akan dibahas secara rinci soal Penurunan seketika dan
hubungannya dengan penurunan jangka panjang.

8.4 PENURUNAN SEKETIKA DAN PENURUNAN


KONSOLIDASI
Gambar 8.4 Perhitungan penurunan menggunakan lapisan-sub dan pemampatan 1-D

g.4.1 Penurunan seketika dan Penurunan Konsolidasi pada


Pasir
l'crrncirbilitas pasir begitu tinggi sehingga tekanan pori yang dihasilkan
,rl<:rrr rrrclghilang sckctikir pada saat beban diberikan. Dengan kata lain,

lit.rr.liurrr ini :rtlrrllrlr kt':ttllt:ttl tcrdrainasi. Pengecualian dari keadaan


154 MEKANIKA TANAH PEMAMPATAN, KONSOLIDASI, DAN PENURUNAS 155

terdrainasi adalah gaya atau beban dari gempa'bumi, yang tidak dibahas Kasus 3: Terdrainasi sebagian. Keadaan ini berada di antara kedua kasus

dalam buku ini. Penurunan seketika merupakan bagian utama dari di atas dan mungkin merupakan kasus yang paling umum. sebagian
penurunan, walaupun mungkin masih adayang berjalan perlahan-lahan, penurunan konsolidasi terjadi ketika pembebanan dilakukan dan
yaitu penurunan jangka panjang. Penurunan jangka panjang ini biasanya sebagian lagi akan berlanjut dengan beban total yang konstan'
kecil dibandingkan dengan penurunan seketika.
Penurunan seketika danjangka panjang bergantungjuga pada kecepatan Kita dapat menggunakan teori elastis dan parameter elastis tak
pembebanan. Jika beban diberikan secara perlahan-lahan, maka sebagian terdrainasi dari tanah untuk memperkirakan penurunan seketika yang
besar penurunan ikut terjadi pada waktu yang sama. Karena itu penurunan terjadi pada Kasus 1. Kita juga dapat menggunakan Parameter elastis
jangka panjang akan lebih kecil.Jika beban diberikan secara cepat, keadaan tegangan efektif (terdrainasi) cara 1-D yang dijelaskan pada Bagian
^tav
akan sebaliknya. Kita dapat perhatikan bahwa pembangunan sebuah g.3, untuk memperkirakan penurunan konsolidasi yang terjadi pada Kasus
ge{ung umumnya membutuhkan waktu beberapa bulan atau bahkan 2. Penurunan terdrainasi ini tentu akan lebih besar daripada nilai tak
beberapa tahun, sehingga kecepatan pembebanan relatif lama. Ini berarti terdrainasi.
penurunan sekitika akan besar dan penurunanjangka panjang akan relatif Gambar 8.5(a) secara konsep menggambarkan penurunan dan deformasi
kecil. Sebaliknya, tangki penyimpanan bahan cair dapat dibangun secara yang terjadi pada Kasus 1 dan 2 di atas. Garis penuh menunjukkan
cepat dan dapat diisi dalam waktu beberapajam (atau beberapa hari) saja, deformasi tak terdrainasi yang merupakan sebagian dari Kasus 1. Terlihat
sehingga kecepatan pembebanannya tinggi. Ini berarti penurunan seketika bahwa selain penurunan pada fondasi, juga terjadi kenaikan muka tanah di
akan relatif kecil dan penurunan jangka panjang lebih besar. sekelilingnya dan deformasi horizontal di bawah tepi kiri/kanan fondasi.
Hal ini karena tidak terjadi perubahan volume. Deformasi tak terdrainasi
8.4.2 Penurunan Seketika dan Penurunan Konsolidasi pada ini akan diikuti oleh deformasi konsolidasi-
Lempung Garis putus-putus yang pertama menunjukkan deformasi terdrainasi
Pada lempung, keadaannya berbeda dari pasir, dan lebih rumit. Pembebanan (atau deformasi konsolidasi) dari Kasus 2. Kini deformasi horizontal
dan perilaku tanah dapat terjadi menurut salah satu dari ketiga cara di berkurang dan hampir tidak ada kenaikan muka tanah. Hal ini karena
bawah ini: terjadi perubahan volume akibat konsolidasi.
dari Kasus 1 setelah
Kasus 1: Tak terdrainasi sepenuhnya selama pembebanan; sesudah itu Jika tanah bersifat elastis sempurna, penurunan total
diikuti oleh proses konsolidasi yang perlahan-lahan. Ini terjadi pada konsolidasi selesai akan sama dengan Kasus 2 karena tegangan akhir akan
tanah dengan permeabilitas rendah dan pembebanan cePat. s,rma besar. Namun, karena tanah tidak elastis, penurunan akhir dari Kasus
Kasus 2: Terdrainasi sepenuhnya. Kasusini terjadi jika permeabilitas tanah I lebih besar daripada Kasus 2, seperti diperlihatkan oleh garis putus-putus
relatif tinggi dan pembebanan dilakukan secara perlahan-lahan. yirng kedua pada Gambar 8.5(a).
Penurunan konsolidasi seluruhnya akan berlangsung ketika terjadi [)ada praktiknya, pembebanan fondasi mungkin di antara kasus tak
pembebanan. rt.rrlrrrirrirsi scpcntrhnyir (Kasus 1) dan terdrainasi sepenuhnya (Kasus 3),
,,r'ltirrgg:r l)('tttlrlltllltt tolltl rtkrtlt lcbih bcsar daripadir penurunan akibat
PENURUNAN
157
PEMAMPATAN, KONSOLIDASI, DAN
156 MEKANIKA TANAH
Tekanan seragam Pada
pembebanan terdrainasi (Kasus 2),tetapi
lebih kecil daripada penurunan fondasi fleksibel

akibat pembebanan tak terdrainasi disertai


konsolidasi (Kasus 1)' Gambar
beban menurut ketiga
8.5(b) menggambarkan grafik penumnan terhadap Penurunan segera akibat
tak terdrainasi disertai oembebanan tak terdrainasi
kasus di atas. Kurva a-br-c, untuk pembebanan imenggunakan Parameter
tak .
terdrainasi sepenuhnya' Kurva terdrainasi) TaPak tegangan a-D
konsolidasi. Kurva u-.3 .,,,tok pembebanan Penurunan total akibat
pembebanan terdrainasi
a-b,-c,untukpembebananterdrainasisebagiandisertaidengankonsolidasi. Penurunan total akibat
(menggunakan Parameter
deformasi akhir bergantung Dembebanan tak terdrainasi
Rpu yurrg dinyatakan di sini adalah bahwa tegangan efektiO TaPak disusul dengan konsolidasi'
tegangan dan bukan hanya pada tegangan
akhir tegangan a-c Tapak tegangan a-b-c
pada rangkaian tahapan
saja. Rangkaian tahapan ini disebut tapak
tegangan (stress patb) dan
Bab 9' Lingkaran tegangan
dijelaskan dengan teliti pada bagian 9'6 dari (a)Pola deformasi
untuk
dari Mohr, juga dijelaskan pada Bab 9, dan tapak tegangan efektif Beban fondasi
/akhir
sesuatu elemen tanah pada kasus di atas
ditunjukkan pada Gambar
Pembebanan tak terdrainasi

8.5(c). Pada pembebanan terdrainasi, tanah


mengikuti tapak tegangan 'disusul dengan konsolidasi

b,
a-c,danpadapembebanantakterdrainasimengikutitapaktegzngana-b.
b-c' Pada umumnya' tapak
Selama konsolidasi berjalan mengikuti tapak Titik c., c, dan c, semuanya untuk
tegangan Yang sama, Yaitu titikc

tegangan yang lebih dekat pada garis


keruntuhan Mohr-Coulomb' berarti Pembebanan pada diagram taPak tegangan ol
terdrainasi sebagian bawah ini

deformusinyaakanlebihbesar.Halinikarenakekakuantanahmenurun
ketikamendekatikeruntuhan.olehkarenaitu,deformasilebihbesarpada r(b)Penurunan vs grafik beban

tegangan a-b-c datiPada a-c'

o
o
o
c
o
o
c
G
o
o
F

(c) Lingkaran Mohr dan tapak tegangan efektif

panlang serta deformasi pada lempung


Gambar 8.5 Penurunan seketika dan iangka
158 MEKANIKATANAH
PEMAMPATAN, KONSOLIDASI, DAN PENURUNAl 159

Kebanyakan perkiraan Penurunan fondasi pada tanah lempung tli atas dan di bawah contoh supaya air dapat mengalir dari tanah ketika

berdasarkan perilaku satu-arah, meskipun secara teoretis hal ini akan


diberikan tekanan vertikal. Contoh dan cincin tersebut kemudian dipasang

membuat perkiraan penurunan yang kurang besar' Pada praktiknya, hal rlalam odometer seperti terlihat pada gambar.

ini masih dianggap wajar karena gangguan pada contoh tanah dapat Serangkaian tekanan vertikal kemudian diberikan pada contoh
t:rnah menggunakan beban dan sistem tuas yang merupakan bagian dari
menghasilkan perkiraan penurunan yang berlebihan. Skempton dan
Bjerrum (1957) mengusulkan cara untuk memperkirakan penurunan total l,crlengkapan odometer. Pada setiap kenaikan tekanan, penurunan vertikal
tlibaca pada selang waktu tertentu sampai pergerakannya berhenti; beban
dengan menjumlahkan penurunan seketika dan penurunan konsolidasi.
Penurunan konsolidasi ini dikoreksi untuk
memperhitungkan tekanan trunbahan berikutnya kemudian diberikan. Dari pengukuran
tersebut
,l:rpat dibuat grafik pemampatan terhadap waktu dan grafik pemampatan
air pori yang sebenarnya terjadi selama pembebanan tak terdrainasi. Cara
tt'rhadap tegangan. Setelah tekanan mencapai tegangan efektif vertikal
ini mungkin sesuai pada tanah endapan, tetapi tidak berlaku pada tanah
residu. Pada keadaan biasa, umumnya cukup tepat untuk menghitung r',tng berlaku pada contoh di lapangan, air ditambahkan pada odometer
rrrrtuk menjamin tidak ada air yang hilang dari contoh akibat penguapan.
penurunan dengan menggunakan parameter tegangan efektif satu arah,
tanpa berusaha untuk membaginya menjadi komponen Penurunan seketika
dan penurunan konsolidasi. Selain parameter linier m,, jtga ada parameter
satu dimensi berdasarkan skala logaritmis untuk tegangan, yang akan kita
Batu berpori
bahas pada bagian di bawah ini.

8.5 PERILAKU KONSOLIDASI LEMPUNG DAN LANAU


Penurunan dari bangun an atautanggul pada lempung dengan permeabilitas
rendah mungkin akan terjadi selama beberapa tahun,bahkan puluhan tahun.
Baik besarnya maupun kecepatan pemampatan perlu diperhatikan oleh
ahli geoteknik. Terdapat perbedaan yang luas pada perilaku Pemampatan
lempung, bergantung pada komposisi dan strukturnya. Sebagai titik
awal untuk memahami perilaku ini, kita akan membahas hasil dari uji
pemampatan di laboratorium pada beberapa jenis tanah.

8.5.1 Uji Odometer


Alat yang digunakan untuk mengukur besaran dan kecepatan penurunan
disebut odometer, seperti diperlihatkan pada Gambar 8.6. Contoh tanah
Waktu
asli dipotong supaya masuk suatu "cincin"dengan ukuran tcrl('llltt, biasar,ya Gambar 8.6 Uli odomolor untuk mengukur perilaku konsolidasi
tli sckitrrr cliarnctcr B0 r-nm dan kctcbalan 20 mm. llirlrr lrt't1',,ri tliprrsrrrrg
PEMAMPATAN, KONSOLIDASI, DAN PENURUNAS 161
160 MEKANIKA TANAH

Jelas dari Gambar 8.7 bahwa tanah tidak berperilaku secara elastis.
8.5.2 Besaran Konsolidasi Grafik angka pori terhadap tekanan bukan garis lurus, dan apabila tekanan
pada
Tanah Endapan Kita dapat menyelidiki perilaku Pemampatan dikurangi, angka pori tidak kembali pada nilai semula'Tanah menjadi lebih
odometer pada contoh yang
tanah endapan dengan melakukan uji kaku akibat peningkatan tekanan. Apabila tekanan dikurangi dan ditambah
Proses alami pembentukan
disiapkan seruPa d*g"' keadaan alami' kembali, kurva tersebut tidak lurus, melainkan berbentuk lengkungan yang
lempung endapan t"lr-h di;"l'skan pada
Bab 1' yaitu pengendapan di
tertutup.Tidak mungkin dengan perilaku ini kita mendapat parameter yang
aiq disertai tekanan dari lapisan di atasnya'
Untuk maksud ini' kita linier
bawah sederhana untuk menyatakan sifat pemampatan dari tanah. Parameter
kadar air yang sangat tinggi' yaitu
dapat menyiapkan contoh tanah dengan m, jelas tidak tetap, melainkan bervariasi baik dengan tingkat tegangan
mendekati atau melebihi batas cairnya'
Contoh ini kemudian diberikan maupun rangkaian penambahannya.
sampai tidak ada pergerakan Data pada Gambar 8.7 digambar lagi pada Gambar 8.8 dengan
beban secara bertahap' Setiap beban dibiarkan
lagi. Grafik yang diperoleh ditunjukkan pada Gambat
8'7 ' menggunakan skala logaritmis pada tegangan. Caru ini menghasilkan
Dalampengujianinijugadiselidikiperilakuselamabebandikurangi grafik dengan bentuk"baru",yaitu garis konsolidasi asli menjadi garis lurus
perlahan-lahan sampai titik D dan dan garis pengurangan dan pembebanan kembali juga mendekati garis
dan dibebani kembali. Beban ditambah
lurus. Oleh karena kelakuan ini, skala logaritmis umum dipakai untuk
kemudiandikurangisampaititikc,kemudiandibebanikembaliketitik/
rnenggambarkan hasil uji odometer. Tidak ada alasan teoretis Penggunaan
danberlanjutketitik,.Btb"'tersebutkemudiandikurangilagisampai
t'rrra ini, dan tidak setltua tanah menghasilkan garis konsolidasi selurus garis
tercapaititik/dandibebanikembaliketitikS.Jelasbahwagansa-b-e
pada Ci"rmbar l:i.8. Namun, mcman{r benar bahwa skala logaritmis sering
diperolehapabilatanahdibebanipertamakali.Garisinidikenalsebagai rrrc:rrshasilkan qrafik yang mirip dengan Gambar 8.8, sehingga menjadi
tine). Lpablla tekanan dikurangi'
garis konsolidasi asli (virgin consolidation licbiasriau uutuk memakai skala logarittrris untuk mengambarkan hasil
misalnyadarititik}ketitikc,dankemudianditambahkembaliketitik rrii odometer. Kita akan melihat nanti bahwa cara ini tidak selalu sesuai,
(titik b) dan menggabungkan
d,kurvrini hampir kembali ke tempat tadi khususnya pada tanah residu.
kembali pada garis konsolidasi asli'
2.5

2,0
'c
o
q
o
o,
c
<1,5

Tekanan vertikal (kPa)


dari keadaan ltrtrirk Gambar 8.8 K,rrrrolirlur;r krrnprtn0, menggunakan skala logaritmis unluk tekanan
Gambar 8.7 Konsolidasi lempung, dimulai
162
PEMAMPATAN, KONSOLIDASI, DAN PENURUNAN 163
MEKANIKA TANAH

n
Garis konsolidasi asli,
v_- -t-q
o.
Iog , (8.6)
oo

Nilai dari C, dan C sangat mudah ditentukan dengan mengambil


perubahan angka pori di atas satu log putaran, karena angka penyebut
dalam Persamaan 8.5 dan 8.6 menjadi satu.
Dianggap bahwa terdapat perubahan kemiringan yang tajam antara garis
pembebanan kembali, seperti d-c atan g-f dengan garis konsolidasi asli a-f,
Jika tanah pada keadaan aslinya mengalami konsolidasi sampai tegangan
o. dan kemudian mengalami pengurangan tegangan (dari penghilangan
beban di atasnya) menjadi crmaka dianggap bahwa tanah akan mengikuti
tapak d-c-fketika dibebani kembali akibat pembuatan fondasi atau urugan
GambarS.gGambaran..ideal,'perilakupemampatandaritanahendapan
di atasnya.
sudah menjadi ini hanyalah sebuah idealisasi, berdasarkan
Gambaran (atau "model")
Akibat perilaku yang diperlihatkan pada Gambar 8'8'
lempung perilaku pada tanah tidak asli yang mulai dari keadaan sangat lunlk.
kebiasaan untuk "menyempurnakati' perilaku Pemampatan
konsolidasi asli maupun Ternyata dari penelitian dan pengalaman bahwa banyak tanah tidak sesuai
seperti ditunjukkan pada Gamb ar 8.9. Baik garis
lurus' dengan "model" pada gambar ini. Kekurangan-kekuran gan pada model ini,
gr.i, p.rrgrrrangan beban dan pembebanan kembali dianggap garis
ilntara lain, adalah:
bari grafik ini diperoleh dua parameter PemamPatan' yaitu C, dan
C"
(a) Banyak tanah asli mengalami perkerasan secara alami disebabkan oleh
P^r"r*t., C, adalah kemiringan garis konsolidasi asli' yang dianggap
perkembangan ikatan antara. butiran ata:u z t kimia lainnya. Hal ini
linier pada grafik logaritmis. Parameter ini disebut indeks
pemampatan
berarti grafik konsolidasi tanah ini mungkin tidak lagi berhubungan
dan ditentukan dengan:
dengan grafik konsolidasi asli yang dihasilkan ketika tanah dibentuk
semula dengan proses pengendapan.
(8.s) (b) Garis konsolidasi asli mungkin tidak linier; dalam hal ini nilai C tidak
tetap.

(log di sini menunjukkan logaritma dengan bilangan pokok


10) (r:) Garis pengembangan dan pembebanan kembali tidak serupa, dan
P"rr-.,", C, adalah kemiringan dari garis Pengurangan dan scringkali tidak sejajar satu sama lain sehingga C, juga tidak tetap.
penambahan kembali tekanan. Garis ini dianggap
linier dan sejajar saru l'crilaku semacam ini terlihat pada Gambar 8.8.
I.,lgrn lainnya, terlepas dari tingkat tegangan' Indeks ini discbut indeks (rl) Ilclrrrrr tcntu rrtlrr pcrrrblhirn kemiringan yang nyata ketika garis
rnuri, dltn clitcnnrkan dengan: Itt'rrrlrt'brtttitrt konlrrrli l)('r'lcnlu rlcrrgan garis krlnsolidasi asli. Gambar
PEMAMPATAN, KONSOLIDASI, DAN PENURUNAS 165
164 MEKANIKATANAH
Tanah ini terkonsolidasi normal menurut sejarah geologisnya,yaitu tanah
garis pembebanan kembali
8.8 memperlihatkan hal tersebut; ketika tersebut tidak pernah mengalami tegangan efektif vertikal lebih besar dari
garis konsolidasi asli' kemiringannya
hampir sama
fgbertemu dengan nilaiyang ada sekarang, yaitu sekitar 95 kPa. Gambar 8.10(a) menunjukkan
asli' perubahan yang tajam pada kemiringan dari grafik konsolidasi di sekitar
dengan kemiringan garis konsolidasi
200 kPa.Jadi nilai ini adalah tekanan prakonsolidasi,yang lebih dua kali
(atau
Dengan demikian kita mendapat dua koefisien yang berbeda dari tegangan setempat. Dengan demikian perbandingan terkonsolidasi
perilaku satu dimensi berlebihan (OCR) tanah ini adalah sekitar 2.
b"b.rrp, koefisien) untuk menyatakan Pemampatan
sederhana adalah Parameter Garis linier pada Gambar 8.10(b) menegaskan gambar yang diberikan
prdr l"*p,rng.Yang Pertama dan yang paling
logaritmis C" dan Parameter oleh grafik logaritmis. Tanah pada awalnya berperilaku seperti bahan
irn *,, d^r, y"rrg kedua adalah parameter
", mana yang akan digunakan dalam kaku, tetapi mengalami perubahan yang tqam, /aitu menjadi lunak,
p"r".rgrrrrrya C. Pemilihan parameter
mempertimbangkan perkiraan pada tekanan antara 100 dan 200 kPa. Perilaku ini adalah biasa pada
p*r.,,r. akan mlnjadi lebih jelas ketika kita
penurunan selanjutnYa' tanah yang dianggap terkonsolidasi normal menurut sejarah geologisnya.
Kenyataannya, terdapat sedikit sekali tanah yang benar berperilaku
Terkonsolidasi seperti bahan terkonsolidasi normal. Seperti dijelaskan pada Bab 1, tanah
Tanah Terkonsolidasi Normal, Tanah
endapan, setelah pembentukannya, mengalami proses selanjutnya yang
Berlebihan,danTekananPra-konsolidasiJikatanahendapan
tegangan akibat pembebanan mengubah komposisi kimianya, dan sifatnya berubah seiring dengan waktu.
asli, setelah pembentukan, telah mengalami
o-" d.,g"n titik r (o')pada Gambar 8'9' dan tidak Perubahan ini mungkin mengembangkan ikatan yang lemah antarbutiran
;;G, pada
mengalami pengurangan tegzfigufi' maka tanah itu disebut tanah sehingga tanah menjadi lebih kaku dan keras.Tanah tersebut mungkin juga
tanah di atasnya telah mengalami proses pelarutan, yang mengubah sifatnya. Pengaruh proses
terkonsolidt.i ,ror-J' Akan tetapi' jika sebagian
menjadi titik pengerasan dan pelarutan ini mungkin lebih penting dibandingkan dengan
i.,|.,;'ikib^t af.hujan (atau es) dan tegangan dikurangi
berlebihan' Tanah riwayat tegangan.
d (a'),maka tanah ini disebut tanah terkonsolidasi
yangzdapadatitikSjugaakanterkonsolidasiberlebihan.Tegangan
Perbandingan (rasio)
pada titik c dan/disJ,rt Lun"r, prakonsolidasi.
tekanan efektif yang ada (o'/o'")
attaratekanan prakonsolidasi dengan
disebutperb4ndinganterkonsolidasiberlebihln(ooerconsolidationratio,
perbandingan terkonsolidasi
OCR).Tanah yang ada pada titikg memiliki
yang ada pada titlk d'
berlebihan lebih tinggi daripada tanah
tanah
Sekarang kit" ,L" memeriksa perilaku dari beberapa contoh
"model" yang digambarkan pada
endapan asli dan menilai sejauh mana
Gambar 8.7 berlaku pada tanah asli' Gambar 8'10 menunjukkan hasil
normirl", yrtrrg digambar
uii odometer biasa pri^ l.*prrng "terkonsolidasi
rttctrggtt ttit[<irrr sk:tla logtritntis dtn
skirla li nicr'
166 PEMAMPATAN, KONSOLIDASI, DAN PENURUNAS 167
MEKANIKA TANAH

Tegangan vertikal Tegangan prakonsolidasi Oleh karena hal-hal di atas, istilah tegangan leleh vertikal (vertikal
efektif = 95 kPa, = 200 kPa
yield stress) lebih baik daripada istilah tekanan prakonsolidasi- Istilah
tersebut sekarang makin sering digunakan. Tegangan leleh vertikal ini
dapat disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk trwzyvt tegangan, tetapi
faktor ini dibatasi pada tanah endapan. Ada satu hal penting lagi yang
diperlihatkan pada Gambar S.10(a) yaitu garis pengembangan tidak sejajar
'tr
o
o dengan garis pembebanan semula. Garis pembebanan semula hampir
horizontal, sementara garis pengembangan merupakan garis miring.
(E
I
o)
C4
Sekarang kita akan meninjau tanah terkonsolidasi berlebihan. Hasil
yang umum dari uji odometer pada tanah semacam ini ditunjukkan pada
Gambar 8.11, dengan menggunakan skala logaritmis dan linier. Terlihat
bahwa tidak ada tegangan prakonsolidasi atau tegangan leleh yang jelas,
seperti halnya pada tanah terkonsolidasi normal (Gambar 8.10). Menurut
Tekanan (kPa)
(a) Grafik logaritmis perilaku yang telah dijelaskan, seperti pada Gambar 8.8, grafik logaritmis
vertikal efektif = 95 kPa mungkin menunjukkan tekanan prakonsolidasi, atau tekanan leleh, sekitar
Iegangan
i ,T"g"ng"n prakonsolidasi = 200 kPa
1000 kPa. Bagaimanapun juga, sebagian besar dari kurva pembebanan
terdiri atas busur lingkaran dan apabila kurva digambar kembali dengan
menggunakan skala linier, tidak lagi menunjukkan tegangan leleh. Tanah
tersebut mengalami peningkatan kekakuan secara terus-menerus sejalan

'tr
tlengan kenaikan tegangan. Sebaiknya perhatikan pula dari Gambar 8.11(a)
o
o
(5
lxrhwa garis pengurangan beban tidak sejajar dengan garis pembebanan
lz
o) scmula.
c,

Tekanan (kPa)
(b) Grafik linear
normal
Gambar 8.10 Hasil uii odometer dari lempung terkonsolidasi
PEMAMPATAN, KONSOLIDASI, DAN PENURUNAS 169
168 MEKANIKA TANAH
pada tanah
beban dan kurva pembebanan kembali tidak sejajar' Juga
tidak terlihat tekanan prakonsolidasi (atau
terkonsolidasi berlebihan,
tegangan leleh vertikal) yang jelas.

Perlu ditekankan bahwa perilaku pada Gambar 8'10 dan 8'11 tidak
meliputi semua tanah endapan. Perilaku yang ditemukan pada
tanah
pada Gambar
endapan lain tidak dapat dibahas di sini. Kiranya perilaku
Tekanan (kPa) g.10 dan 8.11 cukup untuk menggambarkan perbedaan-perbedaan paling
(a) Graflk logaritmis (menurut Lancellotta, 1993) (idealisation)
penting Lntar^ tanah asli dengan "tanah PenyemPurnaari'
pada Gambar 8.9.

Tanah Residu seperti dijelaskan pada Bab 1, pembentukan tanah residu

tidak melibatkan proses pengendapan dan konsolidasi yang merupakan


proses penting pada pembentukan tanah endapan' Oleh
karena itu'tidakada

alasan untuk menyangka bahwa perilaku pemamPatannya


mengikuti tanah
sehingga tidak
endapan. Pada tanah residu tidak ada garis konsolidasi asli,
(b) Grafik linear ada alasan logis untuk menggambarkan hasil uji odometer menggunakan
Gambar 8.11 Hasil uji odometer pada lempung terkonsolidasi
berlebihan (Lancellota, 1993) ini muncul dari perilaku tanah lunak
skala logaritmis. Penggunaan skala
yang digambarkan pada Gambar 8'8; perilaku ini tidak ada
hubungan

sama sekali dengan tanah residu. Meski demikian, skala


logaritmis terus
Hal-hal penting dari uji odometer pada tanah endapan asli adalah
perilaku
sebagai berikut:
digunakan secara luas pada tanah residu dengan anggaPan bahwa
tanah residu sama dengan tanah endapan' Anggapan ini kurang sesuai'
(a) Perilakunya hanya "kira-kira" sama dengan yang digambarkan pada
normal seperti diperlihatkan pada bagian di bawah ini'
Gambar 8.8 dan 8.9. Perilaku dari tanah terkonsolidasi
Gambar8.l2menunjukkanhasildariujiodometerpadaemPatjenis
miripdengankurvac-d-epadaGambarS'8,dantanahterkonsolidasi
dengan
c<)ntoh tanah residu asli. Pada Gambar 8.72(a) hasil digambar
berlebihan miriP dengan kurvafg'
skala
ctra biasa, sedangkan pada Gambar 8'12(b) digambar menggunakan
(b) Perilaku dari tanah terkonsolidasi normal berlainan karena tekanan
linier, dan regangan (persentase) sebagai Pengganti angka pori'
Penggunaan
"prakonsolidasi" yang terlihat dalam grafik tidak berimpit dengan
nilai
rcgangan mempermudah membandingkan sifat pemampatan
dari keempat
sebenarnya yang diketahui dari sejarah geologisnya'
scPe rti yrlng it'rris tanrth tersebut.
(c) Gambaran perilaku tanah endapan yang "disempurnrrkrrrl"
<littrrljtrkkirn llltlrt ()arnllar 8'(') mcrttllltkltrl llcrkirrtrrrt li:rt'rl
tl:trr 'lclrts

rirlrrl< lrcrlrrl<tr 1,,rrlrr lx'lx.rrr|:r lrrlitor'. l(lrttstrsrryrt krttr"t 1','rr1'tll;rrlll;lll


PENURUNAS 171
PEMAMPATAN, KONSOLIDASI, DAN
MEKANIKA TANAH

<lari det'rt vulkanis' Contoh-


Tekanan (kPa) dan yang terakhir adalah lempung yang berasal
100 400 1000 telah mencapai
contoh ini benar bersifat lempung, yaitu proses peltpukan
10
2
cf)
F--F keadaan dimana bahan asalnya hampir tidak
tertinggal' Dua dari keempat
c(E --O-*\
lain' karena itu
!
\.- jenis contoh tanah tersebut jauh lebih lunak daripada yang
".1
r--.
\ (o skala vertikal yang digunakan pada gambar
tidak sama untuk semua contoh
-c.
O{ :- i(
0)
membandingkan bentuk dari
3,0c tanah. Tirjuan utama dari gambar ini adalah
o
o \-\ o
besaran
\ masing-masing grafik pemamPatan, bukan membandingkan

s
=,
o- o
o o
o_
(E \ o
pemampatan.
.Y
o, !..-.. -____{I = GrafikpadaGambarS.l2(a)denganskalalogaritmismemberikan
c s
<1 ,0 E--,-lli'-"-. -G-

...-..
2,0
kesan seolah-olah perilaku tanah ini sama dengan
yang telah diterangkan
ll\- -: '\''.. berbentuk cembung dan
ll l-{
-{ pada tanah endapan. Grafik tersebut semuanya
l.gatuanpasir(a) + atau
2. Batuan pasir (b)
-..l...-
3.Lempung merah trgpis +
t..rtrk ry, mungkin menunjukkan adanya tegangan "prakonsolidasi"
Bagaimanapun' grafik
tegangan leleh pada bagian yang paling lengkung'
4 Debu vulkanik
,t -+-
0,5
pada Gambar 8.12(b) menunjukkan bahwa
tegangan prakonsolidasi
(a) Grafik logaritmis linler
yaitu Contoh
Tekanan (kPa) ("tu., t.g"ngan leleh) hanya terdapat pada satu contoh tanah'
1000 2000
4.Tegangan leleh pada contoh ini adalah antzrra 300
dan 400 kPa' Ketiga
(o l.Batuanpasir(a) + 1l tegangan leleh sama
o 2. Batuan pasir (b)
-..*..-
o
3 contoh tanah yang lain tidak menunjukkan adanya
o 3.Lempung merah trgpis 4 o, kekakuan yang
sekali. Sebaliknya, contoh ini menunjukkan peningkatan
4.Debu vulkanik
-+- 3
oo)
o Pada tegangan
C
o
0) terus-menerus seiring dengan peningkatan tegangan'
o =
s yang tinggi semua contoh menunjukkan Penurunan--klmPresibilitas
s
(u
(o
o
E
(u
E
o
(L
\"-I a--...
"-___:_-]T:: ,*':.:).1:=.= .ii:::==o
--
o
o
o
J
N
o
o,
5
A
tcrus-menerus. Jelas dari Gambar 8'12 bahwa hanya
rnemberikan gambar sifat pemamPatan yang dapat
grafik linierlah yang
dipercaya'

(b) Grafik linear


Gambar 8.12 Hasil uji odometer pada empat jenis tanah residu

Keempat contoh tanah diambil dari jenis tanah residu yang biasa.
contoh 7 dan 2 adalah lempung yanp; bcrasal dari pelapukan hattran pasir,
('ontoh 3 .rdalah lcmpung mcrah tropis yang berasal dari birlrrur vrtlkartis,
PENURUNAI 173
172 MEKANIKA TANAH PEMAMPATAN, KONSOLIDASI, DAN

Tekanan (kPa)
0 250 500 pasirdanlempungyangberasaldaridebuvulkanikdapatmenunjukkan
ketiga jenis perilaku ini, walaupun contoh
diambil dari formasi yang sama'
yang berwarna merah
B.rJrrrrkun pengalaman penulis, lempung tropis
tanpa adanya tegangan
menunjukkan perilaku Pemampatan yang seragam'
leleh.
MaknadariGambarS.l3tidakterbataspadatanahresidu.Tanah
perilaku seperti grafik paling
o
c endapan terkonsolidasi normal menunjukkan
o berlebihan mendekati
lcontoh 4), sementara tanah terkonsolidasi
o
E
o
atas
E
Io kurva tengah (contoh 1 dan 3)'
Tanah yang sangat terkonsolidasi
(Contoh 2)'Pada Gambar
berlebihan bersifat seperti grafik paling bawah
8.14 diperlihatkan keiiga macam perilaku
pemampatan tanah yang terdapat
maupun tanah residu'
pada semua lenis tanah asli, baik tanah endapan
1. Batudnpasir (a) *-
2. Batudn pasir (b) -"*"-
3. fempirng merihiro-pis .# tanah yang lebih
4, Debu wlkanik .-+- Gambar 8.14 memberikan gambaran sifat pemamPatan
sesuai, khususnya pada jangkauan tegangan
untuk keperluan Perencanaan
Gambar 8.13 Perilaku pemampatan pada tegangan di bawah 750 kPa
gambar biasa yang ditunjukkan pada Gambar
8'9'
fondasi, daripada

untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai perilaku pada Tekanan
tingkat tegangan yang rendah yang berlaku pada perenca;nzun fondasi,
Gambar 8.12(b) digambar lagi sampai tegangan sebesar 750 kPa. Hasilnya
\-'i-..- -,';;ififfii*fl
terlihat pada Gambar 8.13.Ini menunjukkan jangkauan perilaku yang
umumnya terdapat pada tanah residu. Banyak tanah residu, ketika digambar
-\r$r' * r'i
, *^,! r." r
menggunakan skala linier, menunjukkan perilaku yang mendekati linier, i3fri
sedikitnya pada rentang teganganyang rendah. Hal ini berlaku pada Contoh
1 dan 3.Ada tanah residu lain yang menunjukkan tegangan leleh yang jelas,
seperti Contoh 4. Ada yang lain lagtytng perlahan-lahan r' ^njadi lebih
kaku melewati seluruh rentang tegangan, seperti Contoh 2.
Ketiga jenis perilaku tersebut terdapat secara umum pada tanah residu.
Kadang-kadang ketiga jenis ditemukan pada lapisan tanah yang asal
umum untuk tanah residu dan tanah endapan
geologisnya sama. Dengan demikian tidak ada hubungan yang jelas antata Gambar 8.14 Perilaku pemampatan tanah secara

jenis tanah dan perilaku pemampatan. Jangan dianggap bahwa perilak-u


pembebanan pada
dalam Gambar 8.12 dan 8.13 akan selalu ditemukan dalarn .it'nis t:rnah Sungut pt'rrtirrl', I<it:t ttrctrgcrti bthwa pengaruh
yang tcrclrnttrm pada girmbar ini. Trnrrh rcsidu ytrng llcrirsitl rlrtti lrrrttritn I ru r:tlr :rsli lrt'rsi I ;rt, lt t,t tI t'tt ;rttt, st'lllt1-1lti llcrikrrt:
175
174 MEKANIKA TANAH
PEMAMPATAN, KONSOLIDASI, DAN PENURUNAN

1. Butiran tanah dimampatkan bersama-sama. Ini akan membuat tanah


6 : m,HLo' (8.7)
menjadi lebih keras dan dapat meningkatkan "kekakuannya".
dimana .EI = ketebalan lapisan, $ = pemampatan, dan Ao'= kenaikan
2. Struktur tanah akan rusak atau hancur. Ini akan membuat tanah tegangan.
menjadi lebih lunak dan menyebabkan pengurangan "kekakuannya".
(b) Menggunakan parameter logaritmis C:
Definisi parameter ini adalah
Bentuk dari kurva pemampatan bergantung pada akibat manayang lebih
L,e
besar.Tanah tidak terstruktur yang padat akan mempedihatkan pengerasan c,=
, o',-
log
(Persamaan 8.5).
terhadap regangan dan tanah yang sangat terstruktur yang "tidak padat" " o'n
akan mempedihatkan perlemahan terhadap regangan, dengan tegangan
leleh yang terang. Sehingga kita dapat menulis
Manfaat dari grafik linier dibandingkan grafik logaritmis adalah sebagai
berikut:
(a) Memberikan gambaran yang sebenarnya mengenai sifat pemampatan
6
LJ
ll
Le
lt^
t'T eo
- l+C'e"ton4
" o'n
tanah. Khususnya, grafik tersebut menghindari kesan bahwa perilaku
dan dengan demikian
pemampatan dari semua tanah adalah seragam.
r'
(b) Grafik linier menentukan ada atau tidaknya tegangan leleh (atau 5= -c'_ 11bg4 (8.8)
tegangan prakonsolidasi). l+e. oo

(c) Parameter pemampatan,tnvdapat dihitung secara langsung dari grafik.


(d) Memungkinkan adanya perbandingan sifat pemampatan dari tanah 8.5.3 Perilaku Konsolidasi dan Kecepatan Konsolidasi
yang berbeda-beda. Scla.in besarnya penurunan, ahli geoteknik juga perlu mengetahui apakah

l)('nurunan akan terjadi secara cepat atau akan berlanjut selama sekian
Dari sudut pandang penulis, untuk tanah asli (tak terganggu), grafik t:rlrun. Berlainan dengan pasir, dimana pemampatan terjadi pada saat beban
linier jelas lebih baik daripada grafik logaritmis, kecuali untuk tanah ,lilrcrikan, pemampatan lempung terjadi perlahan-lahan dengan hasil
terkonsolidasi normal yang lunak. l,:rlrwa penurunan fondasi bangunan mungkin berlanjut untuk waktu yang
uji odometer untuk perkiraan penurunan dijelaskan
Penggunaan hasil l,rrrr:r setelah selesainya pembangunan. Ada dua alasan mengapa penurunan
pada Bab 8.4. Pada tahap ini kita hanya akan mendapatkan rumus ,l:rprrt rnemakan waktu yang sangat lama, yaitu:
(persamaan) yang digunakan dalam perhitungan penurunan, sebagai I Al:tsan pertama dan paling berpengaruh adalah bahwa kecepatan
berikut: pcrnlmpatan bergantung langsung pada kecepatan air mengalir dari
(a) Menggunakan parameter linier m, t ururh. Kctika tcgirnglrn diberikan pada tanah, seperti pada uji odometer,

Dalirrn hal ini nlrrus tcrsebut .iclas rlari rlefinisi rir,, sr.Pr.r.ti P1r1l1p
:rt:ur tlt'rrglttt pt"tttlrtt:tt:ttt lirnthsi bangunirn, akibatnya adalah kenaikan
l1'rsrrrrrlrun (r. 5, sclringgrr kitlr rl;rplf rrrt'rrtrlisk:rrr: r(.l,,rurlllrn irir Porr rlll;rrrr trrn:rlr sclrirtggu lir lrklrrr nttrlai rncngalir kcltrar
177
PEMAMPATAN, KONSOLIDASI, DAN PENURUNAN
MEKANIKA TANAH

rendah' Tekanan yang berlaku = o

Illlll
proses
dari tanah. Pada tanah dengan permeabilitas yang
yang kecepatannya
konsolidasi ini menjadi sangat lambat' Pemampatan t.l.l.t.l.tototol.t
dikendalikanolehkehilanganairporidisebutkonsolidasiprimeratau
pemampatan primer (primary consolidation)'
2. Alasan kedua, yang terlepas dari soal
kecepatan berapa air dapat

mengalir dari tanah, adalah struktur tanah tidak


memungkinkan
Bahkan jika air
p"rrru-pu,un terjadi seketika pada saat tanah dibebani'
singkat' masih akan ada
dupat k luur dari tanah dalam waktu sangat
karena itu' pemampatan
sebagian pemampatan yang tertunda' Oleh
air pori hilang
mungkin akan berlangsung terus walauPun tegangan
sekunder
seluruhnya.Pemampatan semacam ini disebut konsolidasi Gambar 8.15 Konsolidasi satu arah (1-D) pada lapisan tanah

atau Pem,rmPatan sekunder (s econdary conso lidation)'


Persamaan tersebut dapat diperoleh dengan menyelidiki elemen tanah

TeoriTerzaghitentangKonsolidasisafuArah(SatuDimensi) yang mengalami konsolidasi, seperti diperlihatkan pada Gambar 8.15.


Persamaanyangmenentukankecepatankonsolidasitelahdidapatkanoleh Elemen tanah tersebut berada pada ketinggian z di atas dasar lapisan.
di bawah ini : Tebalnya sebesar dz denganluas satu satuan. Batas atas dan bawah lapisan
Ter zaghiberdasarkan anggap an- anggapan
(a) Pemampatan tanah dan aliran air pori hanya terjadi dalam arah
vertikal tersebut berperilaku sebagai permukaan dengan pengaliran air secara
17t't lancar. Tegangan vertikal dari luar, o, diberikan pada tanah, menyebabkan
(b) Tanah bersifat seragam; khususnya nilai koefisien Pemampatztr'
penambahan tegangan air pori yaflg rnerilta pada semua elemen di dalam
seragam dan tetaP.
butiran tanah atau tanah. Air akan mulai mengalir ke atas dan ke bawah menuju ke permukaan
(c) Tidak ada perubahan volume yang terjadi pada
dengan drainasi lancar. menyebabkan tegangan air pori menurun,
Ini
(d) Tanah jenuh air sePenuhnYa
dengan nilainya seperti ditunjukkan pada Gambar 8.15 sebelah kanan.
(e) Hukum DarcY berlaku
yang Karena konsolidasi sedang bedangsung, kecepatan air keluar dari elemen
(0 Tegangan total dan efektif selalu sama pada bidang horizontal
tersebut tidak sama dengan kecepatan air yang masuk'
manapun.
Keadaan ini merupakan keadaan khusus dari kasus rembesan air yang
urnum, seperti dijelaskan dalam Bagian 7.5 dariBab 7,yang menghasilkan
l'crsamaan 7.9,yaitu:

a2 h a'h m,y - dh
Ar2 3v2 k
--l--
dt
PEMAMPATAN, KONSOTIDASI, DAN PENURUNAN
178 MEKANIKATANAH

(b) Volume air yang keluar dari tanah, bergantung pada kompresibilitas
Meskipun tidak disebutkan dengan jelas, anggapanTerzaghi juga berlaku
tanah, yaitu parametet m,.
pada persamaan ini, kecuali (a) dan (f) di atas. Dalam keadaan sekarang
(1-D) dimana tidak ada perubah an ap?' pun pada ordinat hotizontaT (x), x
dapat dihilangkan dan kita mendapatkan persamaan berikut: Dengan demikian c, merupakan fungsi dari k dan m,. Nilai c, akan
berkurang jika i berkurang atau m,bertambah; nilai cvyang rendah berarti
a'h m;{ *ah (8.e) konsolidasi yang perlahan. Selama proses konsolidasi pada tanah tertentu,
dy' k dt
nllai kdan rn,,brasanya menurun sehingga c,, mungkin tetap. Pada umumnya,
Karena u = \.b,kita dapat mengganti b dengan u dalam persamaan ini' bertambahnya plastisitas tanah berarti berkurangnya daya rembesan dan
Dalam praktiknya,lebih umum menggunakan z daripaday sebagai ordinat bertambahnya kompresibilitas, sehingga nilai r, berkurang secara cePat
vertikal pada konsolidasi satu arah. dengan bertambahnya indeks plastisitas.
Dengan demikian persamaan tersebut diubah menjadi: Penyelesaian persamaan Terzaghi bergantung pada keadaan tegangan
air pori awal dan syarat batasnya. Kita hanya akan meninjau keadaan awal
du k d'u (8.10) yang paling sederhana, yaitu tegangan air pori kelebiban seragam (u = u,)
dt m,y,,, dz' pada seluruh lapisan. Syarat batas mungkin drainasi satu arah (ke atas saja)
k atau dua arah (ke atas dan ke bawah), seperti ditunjukkan pada Gambar
Hubungan;];dapat digantikan dengan koefisien tunggal, disebut
8.15.
koefi sien konsolidasi, c,, yaitu
Tekanan air pori

+
uv (8.11) I
I

m ^l I
I

I
I
I
I
(1-
Persamaan tersebut kemudian menjadi persamaan konsolidasi satu arah
D) Terzaghi:

Ou d'u (8.12)
i^-ii
dt "" dzz
Gambar 8.16 Keadaan pada batas lapisan dan panjang tapak drainasi
Tekanan air pori u selama konsolidasi adalah fungsi dari sifat tanah,
waktu, dan ketinggian di dalam lapisan tanah. Kecepatan konsolidasi llntuk menyederhanakan penyelesaian persamaan Terzaghi, lebih
bergantung pada: lrrrik rlipcrgunakan panjang maksimum tapak drainasi, d, daripada
(a) Kecepatan air dapat mengalir keluar dari tanah, yaitu nil'.ri koefisian
tt.lrrrlnyl lapisan. Apabilrr kctltra batas (atas dan bawah) memperbolehkan
rcmhcstn [. .rit rtrt.rrglrlir tlcng:ttt l:tttcrtr, rtr:rktr nilei r/ rncniatli separuh tcbal lapisan'
.,...lrr1g,klrrr rrprrlril:t s;rtrr lr;rt;r,. l('rtlrtlrl) tt'rlt:trlrrgr pcrrgtrlirlrrr ltir, tttrtk:t rrilrri r/
181
PEMAMPATAN, KONSOLIDASI, DAN PENURUNAN

180 MEKANIKATANAH
penumnan Pada waktu t
cara ini' penyelesaian yang sama
u=
adalah sama dengan tebal lapisan' Dengan p"""-*, t"trt (ketika konsolidasi selesai)
dapatditerapkanpadakeduakasusitu.Penyelesaiantersebutdapatditulis:
Permukaan terdrainasi
,= rIr,.,,#I ^1.0
U-- 0,9 0,8\ 0,7

dengan bentuk rangkaian matematis,

atau u =fu,,z,T
dimanaTdisebutfaktorwaktu,tidakberdimensi'yaitu

ct (8.13)
T =':=
d'
u pada Persamaan di atas
Perhatikan bahwa tekanan air pori sebesar
tekanan yang disebabkan
merupakan tekanan air pori kelebihan' yaitu
olehpembebananpadatanah.Tekananiniadalahkelebihandaritekanan GambarS.lTHubungantekananairporidenganfaktorwakturdankedalamanpadalapisantanah
keseimbangan air pori tanah semula' Tekanan
air pori akan kembali
berikut:
padatekanankeseimbangansemulasetelahkonsolidasiselesai.Tekanan l{ubungan antar& U dan Tdiperkirakan oleh persamaan
keseimbangan ini adalah tekanan hidrostatis'
Penyelesaian persamaan Tetzaghitelah
disiapkan dalam bentuk grafik' (8.14)
IJ < 5o/o: U' =*,
Gambar 8'\7'tkanan air
Grafik untuk tekanan air pori diberikan pada
dimana u" adalah s (8.1s)
pori dinyatakan sebagai u/',, y^ng tidak berdimensi' U > 500/o: LJ =l ---i" --r^'
juga kedalaman dinyatakan
,.grrrgr., air pori k l.bih"' semula; demikian
batas tak
,Jrgri z/d, juga tidak berdimensi, dimana z adalahjarak dari Hubungan antara (l dan Tditunjukkan pada Gambar
B'18' Perhatikan
grafik waktu t y^ng
terdrainasisampaielemendandadalahjarakdartbatasterdrainasikebatas lrrrlrwa pada jenis tanah dan syarat batas tertentu'
Waktu t dinyatakan waktu 7'
tak terdrainasi (panjang tapak drainasi maksimum)' scbcnarnya akan berbentuk sama dengan faktor
menggunakan faktor waktu Z, tidak berdimensi'
hanya memperhatikan
Pada perhitungan penurunan umumnya kita
kecepatan penurunan terhudap waktu' Ini
berarti tekanan air pori (zr)
yang
,".,diri tidak diperhatikan. Oleh karena itu' ada penyelesaian ltrga
U' dengarl f :rkt0r w'rkttr 7'
rncnghrrbtrngkirn <lcrirlat k<lnsoliclirsi ratit-rat"r'
I )t'lirrisi {/ :rtl:rlrrlr:
PEMAMPATAN, KONSOLIDASI, DAN PENURUNAN 183

/ Faktor wa[tu T tidak terhingga tidak dikendalikan oleh kehilangan tekanan air pori,
0 dan disebut konsolidasi sekunder. Konsolidasi sekunder terjadi di bawah
) o,z tegangan efektifkonstan karena tidak lagi ada perubahan tekanan air pori.
'6
o
I o.+
o
c /Faklor -akh, T
o
I0.6
(E
'6'
OoA
o--
1,0

Gambar 8.18 Hubungan antara derajat konsolidasi U dan faktor waktu f =


'6
0,4
o
E
E o,o
Terlihat bahwa kecepatan konsolidasi terus menurun seiring dengan
6
waktu dan menjadi asimtotik terhadap gr-is U = 1,0. Secara teoretis, e', o.e
o
o
lamanya waktu sampai konsolidasi mencapai 10070 adalah tak terhingga.
Apabila U digambar terhadap akar faktor waktu T, grafik menjadi linier Konsolidasi sekunder

sampai nilai Usekitar O,6.Perilaku ini digunakan untuk menentukan nilai


koefisien konsolidasi c,darr hasil uji odometer. Gambar 8.19 Perbandingan hasil uji odometer dengan ramalan teori konsolidasi

Perbandingan Perilaku Tanah yang Sebenarnya dengan Teori Penentuan Koefisien Konsolidasi (c) dari Hasil Uii Odometer
Konsolidasi Carayangpaling umum digunakan untuk menentukan c, dari uji odometer
Pada kebanyakan tanah, perilaku yang diperoleh dari uji odometer adalah caruTaylor (1948),dan dikenal sebagai cara akar waktu. Pembacaan
mendekati ramalan teori konsolidasi, terkecuali satu hal yang penting. Hal pe mampatan yang diambil ketika masing-masing beban ditambahkan pada
ini diperlihatkan pada Gambar 8.19. tufi odometer digambar sebagai grafik pemampatan terhadap akar waktu.
Hal ini menunjukkan bahwa kurva hasil uji laboratorium mengikuti 'lujuannya adalah:
kurva teoretis sampai konsolidasi mendekati selesai. Pada titik ini kurva l. Untuk menampilkan apakah perilaku tanah tersebut sesuai dengan
tersebut menyimpang dari kurva teoretis, dan terus menjauh. Berdasarkan teori konsolidasi.
teori, konsolidasi akan berhenti pada U = 1,0. Akan tetapi, pada praktiknya ). lJntuk menentukan koefisien konsolidasi (c,).
konsolidasi tanah terus berlangsung walaupun kecepatannya terus- Selang waktu yang biasa dipakai untuk pembacaan, dan nilai al<arnya,
menerus berkurang, seperti terlihat pada grafik. Perilaku konsolidasi yang ,lirrrnjukkan pada Tabel 8.2. Pembacaan dapat dilanjutkan ke nilai-nilai
mengikuti teori berarti bahwa kecepatannya ditentukan oleh kecepatan yur rg lcbih tinggi
.iika Jrerlu, bergantung pada jenis tanah.
berkurangnya tekanan air pori; ini merupakan konsolidasi primcr scperti
diicl.rskan di atts, scrncntilra kons<llidasi yang tcrus tcriirrli sclrtttt:t w:tkttt
184 PEMAMPATAN, KONSOLIDASI, DAN PENURUNAN t85
MEKANIKA TANAH

rro' Garis
Tabel 8.2 Selang waktu untuk pembacaan pada uji odometer Cara grafik yang sederhana dipakai untuk menentukan nilai
Waktu 2,4 9,6 2r,6 18,4 1 2,25 4 9 t6 25 36 oA digambar melewati titik yang terletak pada garis lurus. Garis ini
tidak perlu memotong sumbu vertikal pada ujungnya karena
(detik) (detik) (detik) (detik) (men) (men) (men) (men) (men) (men) (men)
mungkin
1,5 2 ) 4 5 6
Penurunan
kelelahan dari alatnya dan tersumbatnya batu yang berpori'
Akar o,2 o,4 0r5 0r8 1

waktu
bagian dari perilaku
awal ini diabaikan karena dianggap tidak merupakan
sedemikian rupa
t/min I tanah. Garis lurus yang kedua, OB kemudian digambar
012 'trkt, 67
345 9 10 arrtrra OB dengan
sehingga ordinat horizon til' b = 7 ,!5 a' Titik perpotongan
8 11

Penurunan semula
garis laboratorium memberikan nilai f[' Dengan
demikian nilai /ro juga
900/o adalah 0,848
diketahui. Nilai faktor waktu, ?n, pada derajat konsolidasi
(lihat Gambar 8.18), sehingga menggunakan Persamaan 8'13' kita dapat
menulis:

cutso (8.16)
.e0 I :-

dz

dan

-
T" d' 0.848 d2 (8.17)
' -%=
tnn tro
Gambar 8.20 Cara akar waktu untuk menentukan tno dan koefisien konsolidasi (c,) dari uji odometer
(d adalahsetengah dari ketebalan contoh tanah dalam
uji odometer)'

Cara akar waktu diperlihatkan pada Gambar 8.20' Sebelum

menggunakan cara ini,sebaiknya periksalah bentuk grafik untuk mengetahui


Dengan cara ini, nilai c,, dapat ditentukan pada setiap pembebanan'
masih ada
apakah contoh tanah berperilaku sesuai dengan teori konsolidasi atau [Imumnya, nilai tersebut tidak banyak berbeda' Namun'
tidak.Jika ada bagian yang lurus, paling sedikit pada empat titik, ini berarti
ttnah yang perilakunya berlainan karena bergantung pada strukturnya'
Scandainya meningkatnya tegangan menghancurkan struktur tanah, nilai
tanah memang mengikuti teori, dan cara akar waktu dapat dimanfaatkan.
r, ntungkin sangat berkurang seiring dengan kenaikan tegangan'
Untuk menentukan c, kita harus menggunakan bagian dari grafik tersebut
Satuanc|,umumnyacm2/detik,tetapim2/tahunadalahSatuanyanglebih
yang sesuai dengan teori (yaitu bagian konsolidasi primer). umumnya
dipakai. Nilai c, meliputi rentang yang sangat luas'
grafik mengikuti teori hingga 90o/o darr konsolidasi primer; jadi nilai ini, Pr:rktis dan makin sering
r(.rurruna karena koefisien rembesan pada tanah asli
juga meliputi rentang
(rr), ditentukan dari grafik dan digunakan untuk menghitung koefisien
y:rrrg ltras (lihat Bnb 7.3 dari Bab 7). Panduan untuk nilai-nilai c,pada
konsolidasi.
l,r'rlr:rg:ri .jcnis trrrrllr .lirrrrritrkkan dalam Tabel 8'3'
-
186
MEKANIKA IANAH

Tabel 8.3 Nilai-nilai pEMAMpATAN, KoNSoLlDASl, DAN PENURUNAru 187


koefisien konsolidasi
pemampatan dalam persen, bukan penurunan langsung (bentuk grafik
Lanau dan t.-p""g ;;;;;1";t
Ko"G"i
"r,
Kor,.olilJdf til) tetap sama).
Tidak ada dari ketiga grafik ini yang menunjukkan bagian lurus sesuai
dengan teori konsolidasi. Penyebabnya adalah karena tanah ini kehilangan
10-a hingga l[-2 tekanan air pori secara cepat, sehingga bentuk kurva tersebut tidak lagi
Persamaan g.16 ditentukan oleh proses pengaliran tekanan air pori. Bentuk grafik tersebut
d,apat juga diruliskan
dengan menunjukkan tekanan air pori telah hilang sepenuhnya sebelum pembacaan

,=Td' pertama. Pada pencatatan dengan tangan, tidak mungkin membaca pada
c selang waktu lebih pendek daripada nilai pada Tabel 8.3. Bagaimanapun,
(8.18)
jelas dari bentuk kurva bahwa pembacaan penurunan yang terus-menerus
Hd ini berarti bahwa
pada tanah dan
mencapai derajat r tidak akan menghasilkan bentuk yang berbeda.
I dasi'
tap ak drai n a, (krr.:':'
i
o,li
J:il;:t :;::I #t: ::*u
e b a., di rr;'
.ffi ./fien
kon s ori da si,*;; ;^ ;: tT ?;ff::;.,::"ilffi
ffi#.TJ [,;ffi;*1ffi ,'
;*i*ffi
-engarir dari tanah bertambah
0246
.-o-
-& -
llrrr
volcanic ash soil
Weathered sandstone claY
+ Tropical red claY
Uji odometer tidak
selalu *.rgi;riil.u., I
seperti pada Gamb grafikdenganbagianvanglurus l.
ar B.2L.DaIam
hal ini nilai r, tidak E lr
c(E
Mengapa n, ,* ,",,r:";,:::::,:
^1l1ni dapat ditentukan.
64 h
o
tril:fu ;i;fu:;ffi,ff ::1il;*#:ilt'*ffi *:
E
(E
E
o)
(L
\\
\1
Perilaku Tanah Residu
--" dan
Yq't Kekuri
\
neruritttsdn Uji odometer
Menenfukan c untuk \\
Tanah residu u*u- r mempunyai
rermelbirilas lebih tinggi
-
tanah endaprr,,
r.hr.,l daripada

ff J:i#r#:F_,..:,1T::ffiil'[:T*4:i:h:lT*#
'"
grafik akar waktu
odometer biasa'
Gamb ar 8.21,
Gambar 8.21 Grafik akar waktu dari tiga jenis tanah residu

,."* -.*r;r*",
Untuk *.-,;;;";I1i::ffi:1ffi dari tiga;.,,, ,,,.n rcsidu
contoh, skala vcrtik:rl
l)crilaku ini bcrarti trlir batas tertinggi pada nilai koefisien konsolidasi
adalah yrrrrg tlrtpat tlitrkrrr ,l;rl,rrrr rrii konsolidasi biasa. Dengan perhitungan
..r'.lt.rlurrur tt:rtl:tpitt l,irlrw.r rlcttl':ttt crlntoh tarrah sctcblrl 20 mm, batas ini
PEMAMPATAN, KONSOLIDASI, DAN PENURUNAS 189
188 MEKANIKA TANAH

Kecepatan Konsolidasi pada Fondasi Dangkal di Atas Lapisan


adalah sebesar 0,1 m2/hari (= 36,5 m2ltahun = 0,012 cmzldetik). Pembacaan
yang diambil pada menit pertama hanya akan terletak pada garis yang lurus
Tanah Dalam Teori konsolidasi Terzaghi tidak berlaku pada fondasi
dengan ukuran biasa di atas permukaan lapisan tanah dalam karena baik
jika nilai r, < 0,1 m2lhari.Ternyata padaTabel 8.3 nilai c"padabanyak tanah
penurunan maupun pengaliran air pori tidak terbatas pada arah vertikal.
lebih besar dari 0,1 m2/harl Pada tanah semacam ini, untuk menentukan
Tetzaghi dan
besarnya c, perlu digunakan cara pengukuran yang berbeda, seperti uji Jadi syarat satu arah (1-D) tidak lagi berlaku. Keadaan
keadaan sebenarnya di bawah fondasi dangkal diperlihatkan pada Gambar
disipasi tekanan air pori dalam alat triaksial.
8.22.
Bentuk grafik seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 8.21 umumnya
terdapat pada tanah residu, tetapi ada kalanya terdapat juga pada tanah Beban yang lebarnya terbatas
endapan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami secara jelas
penyebabnya. Faktor-faktor penting tersebut adalah sebagai berikut:
(a) Jika uji odometer tidakmenghasilkan grafikpemampatan linier terhadap
akar waktu, arttnya kecepatan pemampatan tidak dikendalikan oleh
Batas tertentu
kecepatan air mengalir dari tanah. Dalam hal ini, koefisien konsolidasi Pemampatan dan aliran air 3D
I

lebih besar daripada nilai batas yang telah dijelaskan di atas.


(b) Menurut konsep dalam Gambar 8.19, hampir semua pemampatan Keadaan Terzaghi Yang terkenal
dengan adanya PenYelesaian
sebenarnya adalah pemampatan sekunder karena berlangsung
dengan tegangan efektif yang tetap. Oleh karena itu, kurva tersebut
mencerminkan perilaku creep darilempung tersebut pada uji odometer.
Batas yang.lauh dan mungkin tidak tertentu
(c) Bentukgrafik ini bukanlah sifat tanah semata-mata karena bergantung
juga pada panjang tapak drainasi pada uji odometer. Jika tanah dalam ^::i;;",:;3:;:,f:,?i:::;',::iJ:'
Gambar 8.22 Konsolidasi Tezaghi 1-D, dan keadaan biasa di bawah fondasi
Gambar 8.21 diuji dalam odometer dengan ketebalan contoh tanah
yang lebih besar (misalnya 1 m, bukan 20 mm), maka grafik akar waktu
hampir pasti menunjukkan bagian linier sesuai dengan teori, diikuti Pada fondasi lingkaran atau Persegi, pengaliran air boleh terjadi pada
t iga arah (3-D), sedangkan pada fondasi jalur, pengaliran
air terbatas pada
oleh bagian konsolidasi sekunder. Dalam hal ini pemampatan sekunder
akan kembali menjadi kecil dibandingkan dengan pemampatan primer. .lrli arah (2-D). Analisis keadaan fondasi ini jauh lebih rumit daripada
Iirrstrs satu arah. Penyelesaian teoretis yang tepat tidak tersedia, tetapi
(d) Pada keadaan di lapangan, lapisan tanah umumnya tebal sehingga
l)rrvis drrn Poulos (1972) telah dapat menyelesaikannya menggunakan cara
panjang tapak drainasi mungkin 100 atau 1Q00 kali lebih panjang
rrrrrncrik clan program komputer. Versi ringkas dari hasil yang diperoleh,
daripada uji odometer. Tidak adanya penurunan primer pada uji
.lcrrgrrrr bcnrrrk scdikit bcrbcda dari aslinya, diberikan pada Gambar 8.23.
laboratorium tidak berarti bahwa penurunan primer tidak akan terjadi
di lapangan, dan penurunan sekunder yang besar llirtlir rrii orlornctcr
tirllrk lrcr:rrti rrkarr lr<lu I)clrrlnlniln sckrrrrrlcr yirrrg bcsut' 1,rrl;r .lr l,tp:r11g;11,.
190 MEKANIKA TANAH
PEMAMPATAN, KONSOLI DASI, DAN PENU RU NAN 191
Faktor waktu T" = cu t / b'
0,50.7 1 3 5 710 30 50 70 100 tebal lapisan (khususnya pada tanah residu) tidak tentu karena adanya
Fondasi jalur profil pelapukan. Dengan cara ini faktor waktu T adalah sebagai berikut:

Fondasi jalur: r=!b' dimana b adalah setengah dari lebar fondasi.

Fondasi lingkaran: f =4 dimana a adalah jari-jari fondasi.


a
8.6 PERKIRAAN PENURUNAN DAR! HASIL UJI
ODOMETER
ljntuk menjelaskan cara menggunakan hasil uji odometer untuk
rnemperkirakan penurunan kita akan meninjau dua keadaan yang berbeda.
l(eadaan pertama adalah fondasi bangunan pada tanah residu dengan
Faktor waktu f cut I a' l<ckuatan sedang. Yang kedua adalah tanah urugan di atas lempung lunak
0,3 0,5 0,7 1 "=
vrrng terkonsolidasi normal.
Fondasi lingkaran

l-- r
8.6.1 Penurunan Fondasi Gedung
( ]rrmbar 8.24 menunjukkan fondasi dengan lebar
3 m dan panjang 4 m
;,,rrla kedalaman 1 m di atas lapisan lempung setebal 13 m. Lempung
tt.scbut adalah tanah residu dengan sifat yang seragam. Tegangan dari
l, rrrtlasi adalah 150 kPa. Muka air tanah terletakpada kedalaman 6 m. Berat

',.rr.ltn tanah adalah 77,5 kN/m3, dan dianggap jenuh air. Hasil dari uji
r rrlrrrreter pada contoh tanah ini
diperlihatkan pada Gambar 8.25, dengan
,,,,'rrggunakan skala logaritmis dan linier. Nilai c, diukur sebesar 0,72 m2/
(b) Fondasi lingkaran lr.rr i. I(ita akan memperkirakan besaran dan kecepatan penurunan.

Gambar 8.23 Derajat konsolidasi di bawah fondasi pada lapisan lempung yang dalam
(berdasarkan analisis Davis dan Poulos, 1972)
Besaran Sesuai dengan caruyang dijelaskan pada Bagian 8.3 kita akan
rrr, rrrlrrrgi tanah menjadi 3 lapisan-sub saja (disederhanakan), seperti

Penyelesaian Davis dan Poulos menggunakan faktor waktu yang sama ,lr1't'rlilr:rtk.n pada Gambar 8.24.HaLini akan memberi perkiraan yang
dengan penyelesaianTerzaghi. Pada Gambar 8.23,faktor waktunya berbeda, , ,l\rl)
tt'Prrt r.v.laupun pada praktiknya sebaiknya lapisan dibagi ke dalam
yaitu mempergunakan ukuran fondasi sebagai pengganti ketehalan lapisan l,rrl,rlr yrrrrg lcbih bcsrrr trrrttrk rncmperoleh nilai yang lebih tepat. Oleh
tanah. Penyebabnya adalah besar ukuran fondasi selalu tcrtcnltt, st'tl:urgkan Lrr.rr.r r('H:lnl{rur tt'rlrr's;rl lrr'r:rtlrr tlt'kat pcrrnukiran, scbaiknya dipakai
I r1'r'.,1s1 \ltl) vrtttli tilris rlt'k;rt
l,t'tt,rtli,r,rrr l:rrr:rlr tl:rrr lclrilr tclrrrl Plrtlrr b;rgi:rn
, l.r l,r r u.
PEMAMPATAN, KONSOLIDASI, DAN PENURUNAXI 193
MEKANIKA TANAH

Tekanan fondasi net q = 150 kPa


L"
Pemampatan per satuan ketebalan = +L - 1.+e (8.1e)

417,
Pemampatan total dari lapisan-ru6 = (8.20)
l"r..""",o,r -lz, l*e
dimana h = ketebalan dari lapisan*sub.
Lapisan-sub 2

Thbel8.4 Perki faan runan


Lempung No. Ketebalan Kedalaman I 4I Ao= o' 6" Ae Penurunan
apisan- ,,(^)
"(^)
B/z L/z 4Io (--)
Lapisan-sub 3
sub

I 2 1 1,5 2rO o,226 o,904 t?5,6 ,5,O 17o,6 0,039 ,6,4


) 4 4 0,38 O'5 o,067 o,268 40,2 87,5 127,7 o,ot2 22,4
t 6 9 o,l7 o,22 o,ot7 0,068 to,2 L35,8 t38,4 0,003 814

GambarS.24Keadaantanah,ukuranfondasi'danlapisan-subyangdigunakandalamperkiraan Penurunan total = 67,2 mm


penurunan

peningkatan tegangan
Perhitungan tegangan efektif semula dan
tegangan pada setiap lapisan-
diperlihatkan dalam Tabel 8'4' Peningkatan
5'6 dalam Bab 5' Perkiraan
sub dihitung dengan menggunakan Gambar
sehingga untuk menggunakan
penurunan ini adalah pada pusat fondasi,
yang sama' Semua nilai
Gambar 5.6 fondasi JiU"gi menjadi 4 persegi
tengah setiap lapisan-sub (supaya
tegangan (dalam kPa) dihitun gptdatitik
menjadinT|zirata_rata).Kedalamanzada|ahdaridasarfondasiketitik
tengahmasing-masing lapisan-sub' Pada tabel ini:
o', = tegangan efektif semula
tr6' = peningkatan tegangan efektif
o'r = tegangan efektif akhir
tegangan
L; =perubahan angka pori akibat peningkatan

mamPatalt prttlrt st'tirtp llrpislrn-


Adn bcbcrapa citrir untuk mcnentukan Pe
st'r';tt'rr lrrlrl','tttlg' st'lrlrglti
srr[. l(it:r rllrprrt rrrcrrggrurrtkun grlt6k tcrschttt
lrt'r'ilirtl:
PEMAMPATAN, KONSOLIDASI, DAN PENURUNAS 195
194 MEKANIKATANAH
Dengan menggunakan tegangan efektif semula dan yang terakhir dari
Tabel 8.4 kita dapat menentukan nilaiAelangsung dari grafikpada Gambar
8.25, kemudian menggunakan Persamaan 8.20 untuk memperoleh
pemampatan. Cara ini diperlihatkan untuk lapisan 1 (pada Gambar 8.25),
Pada laPisan 1:----
Ae = 0,03e dengan menggunakan grafik logaritmis; namun dapat juga menggunakan
$__O
grafik linier. Nilai Ae dan pemampatan pada setiap lapisan, ditunjukkan
dalam Tabel 8.4. Jumlahnya, yaitu 67,2 mm, merupakan penurunan total.
'=,
or Cara ini kiranya menggambarkan secara jelas konsep dasar yang digunakan
o
(U untuk membuat perkiraan penurunan berdasarkan hasil uji odometer.Jadi,
-v
o,
C dianggap bahwa perilaku penurunan di lapangan akan serupa dengan
hasil yang diperoleh dari uji odometer. Cara ini merepotkan dan mungkin
kurang tepat, bergantung pada skala grafik tersebut. Cara yang lebih baik
dan biasa dipakai adalah menentukan parameter pemampatan dari hasil uji
odometer dan menggunakannya untuk memperkirakan penurunan.
Kita harus memilih parameter pemampatanyang mana yang akan kita
(a)Grafik logaritmis
pakai,yaitu parameter linier mo,atau parameter logaritmis C dan C,. Untuk
rnemutuskan parameter mana yang lebih layak digunakan, kita harus
rneninjau hal-hal di bawah ini:
l. Jenis tanah yang kita tinjau, terutama apakah tanah tersebut endapan
atau residu.
'E
r,o 2. Bentuk grafik yang diperoleh dari uji odometer.
o
(!
.v
l. Rentang tegangan yang terlibat.
O)
C

'l}nah dalam contoh perkiraan ini adalah tanah residu. Dalam hal ini
urnumn\:r lebih sesuai menggunakan parameter linier m, karena C,dan
(l berdasarkan konsep yang hanya berlaku pada tanah endapan. Rentang
r('Hangan adalah dari 35 kPa sampai 170 kPa.l'erlihat pada Gambar 8.25
0,8
o 500 loou l':rlrwrr grafik dengan skala tegang^nyanglinier hampir lurus dari 0 sampai
Tekanan (kPa) ..ckitrrr 400 kPa. Oleh karena itu, kita dapat menentukan nilai m, yang
(b) Grafik linear
pada lempung ,,r'str:ri tlcngirn rcntanl{ tcgangan ini. kita rnemakai kemiringan garis
tegangan dari uii odometer Jadi
Gambar 8.25 Grafik angka pori terhadap
dalam Gambar 8.24 rrrrk titik tlrrlrrrrr ()irrrrbirl ll.26(lr) rrrrtuk nrcnl4hitung niliri rz",,yaitu:
PEMAMPATAN, KONSOLIDASI, DAN PENURUNAS 197
196 MEKANIKA TANAH
Waktu ini termasuk singkat dibandingkan dengan waktu pada banyak
4
- - l*L,r,,1""
t'oo jenis tanah lain. Tidak j arang teomenjadi beberapa tahun bahkan puluhan
-'= - 2.145 I/soo - 1,35x to kPa)
lno,=fiqs--
tahun. waktu pembangunan gedung besar paling cepat beberapa bulan,
tetapi umumnya dapat sampai beberapa tahun, sehingga pada contoh ini
dan kini kita dapat menggunakan nilai
m' iri untuk menghitung
sebagian besar konsolidasi primer akan terjadi selama masa pembangunan.
Sebagai contoh' pada lapisan 1'
pemampatan dari setiap lJpisan-sub'
x 135'6 =36'6mm'yang hampir
pemampata n= bm,Lo' = ZOOO lr 1,35 x 10-a
8.6.2 Penurunan Urugan pada Lempung Lunak
dengan pembacaan secara langsung dari
sama dengan nilai yang diperoleh Daerah lempung lunak sering diperbaiki agar dapat dipakai untuk fondasi
grafik. perumahan atau bangunan lain dengan memberi lapisan tanah urugan di
atasnya. Lapisan ini dibuat dari bahan yang sifat tekniknya baik, seperti
l\.eaoaan ini uuM, arah (1-D)
Kecepatan Penurunan Keadaan Jcrau bukan
rm jelas
kerikil.Ini menyebabkan konsolidasi sehingga lempung lunak
pasir ataupun
grafik dari Gambat 8'23' Fondasi
Terzaghi,jadi kita harus menggunakan menjadi lebih keras dan lapisan urugan tersebut menjadi dasar yang kuat
dan kita terpaksa..membuat
ini bukan berbentuk lingkaran atau persegi "lingkaran
untuk pembuatan jalan atau bangunan ringan. Gambar 8.26 menunjukkan
adalah dengan menggunakan
perkiraan. Perkiraan yanf terbaik contoh keadaan semacam ini. Lapisan lempung memiliki ketebalan 12 m,
luasnya sama dengan luas fondasi'Jari-
serupa"yaitu sebuah lingkaran yang cli bawahnya terdapat pasir padat. Menurut sejarah geologisnya,lempung
jari lingkaran semacam ini adalah: ini terkonsolidasi normal, kecuali 1 m teratas, yang cukup keras akibat
muka air tanah 1 m. Lapisan
Penguapan pada permukaan. Kedalaman
, = ^w-= r,e5 m pasir yang dipadatkan (berat saruan = 21 kN/m3) dengan ketebalan 4 m
\l n
tlitempatkan di atas lapisan lempung ini. Hasil dari uji odometer pada
Nilai dari 6,15 m rlua contoh tanah asli, yang diambil pada kedalaman 1,8 m dan 8,2 m,
:= &=
rliperlihatkan pada Gambar 8.27 .Beratsatuan dan angka pori dari lempung

Kitadapatmenentukanwaktupadaderajatkonsolidasiberapasaja,tetapi lrcrgantung pada kedalaman; nilai rata-rataberat satuan yang sesuai = 13,8
sampai konsolidasi hampir selesai' Nilai koefisien konsolidasi diukur rat^-tzta
biasanya yang penting adalah waktu l<N/m3 dan angka pori = 3,2.
waktu untuk derajat konsolidasi
Oleh karena itu, kita;kan menentukan 0,0047 m2/hari.
g0ol0. Nilai U adalah 0,9 dan nilai yang sesuai
untuk faktor waktu Tno dari

Gambar 8.2a(a) = 5 (kira-kira)'


Dengan demikian

, _T o' l5g hari - 5 bulan


- c, =!"pL
.so
0.12
=
PEMAMPATAN, KONSOLIDASI, DAN PENURUNAN
199
198 MEKANIKA TANAH
Tekanan (kPa)
Ketinggian air semula (seketika timbunan jadi)

l"'
Timbunan pasir Yang diPadatkan Tekanan dari timbunan
Berat volume = 21 kN/m' = 84 kPa

I
,Lqpis-al-s-ub 2
Lapisan-sub 3

Lempung lunak,
Lapisan-sub 4
terkonsolidasi normal

Lapisan-sub 5

yang

normal (a) Grafik logaritmis


Gambar 8.26 Penurunan urugan di atas lapisan lempung yang terkonsolidasi
Tekanan (kPa)
100 200 300
Besaran Tidak seperti contoh fondasi yang di atas, peningkatan "oi
|('-t
tegangan akan menjadi tetap sama pada seluruh lapisan lempung ini
karena urugan meliputi daerah yang luas (pengaruh bagian tepi diabaikan).
Bagaimanapun, karena tanah terkonsolidasi normal, pemampatan dekat \
permukaan akan lebih besar daripada bagian yang lebih dalam. Kita akan
L
o
o_
mengambil lima lapisan-sub, seperti diperlihatkan pada Gambar 8'26'
(o
I
o)

K
c
Tbgangan efektif semula ditentukan pada titik tengah masing-masing ,Kedalan ran 1,8m

lapisan-sub, dihitung dengan mudah dan dicatat padaTabel 8.5. Selanjutnya


kita harus memeriksa garis konsolidasi odometer pada Gambar 8.24 dan
memutuskan bagaiman a c^ra terbaik menggunakannya untuk perkiraan
I ,,-'
Kedalaman 8,2m
I

perhitungan penurunan. 1

(b) Grafik linear

Gambar 8.27 ll;rsil rtit odomeler pada lempung terkonsolidasi normal


201
2OO MEKANIKA TANAH
PEMAMPATAN, KONSOLIDASI, DAN PENURUNAN

Tabel8.5 Perhitungan Kedalaman (m) o'- (kPa) o'" (kPa) Rasio OCR (o''-lo'^)

1r8 17,O 25 t,47


8'2 42,6 66 1,55

Nilai rata-rata dari perbandingan terkonsolidnii berlebihan (OCR)


adalah sekitar 1,5.
Nilai ini dapat dianggap biasa pada lempung mudah yang terkonsolidasi
normal.
Satu-satunya bagian dari kurva yang mendekati linier adalah bagian
a
J.

dari grafik logaritmis pada tegangan yang lebih tinggi daripada tekanan

ar 8'27 adalah sebagai prakonsolidasi. Dengan kenaikan tegang^fi sebesar 84 kPa, sebagian
Sifat yang paling Penting dari kurva pada Gamb ini. Oleh
besar pemampatan akan berlangsung menurut bagian linier
berikut:
karena itu, parameter logaritmis C adalah yang paling sesuai unfrk
perkiraan perhitungan penurunan.
Baik grafik logaritmis maupun linier menunjukkan bagian
awal
1.
Garis yang digambarkan pada Gambar 8.27 (a) merupakan perkiraan
d..rgrn kompresibilitas yang rendah, diikuti oleh bagian
dengan
dari kemiringan rata-rata untuk penentuan indeks pemamPatan
tegangan "yield" atau
kompresibilitas yang lebih besar, dipisahkan oleh C. Dengan membaca nilai angka pori antara 20 dan 80 kPa, akan
tekanan prakonsolidasi. diperoleh:
(o'.)' dan tekanan
2. Trrnyut^ d^ri grafik bahw a tegangan efektif vertikal
besar daripada nilai o"'
pra-konsolidasi (o'), tidak sama' Nilai o'.lebih o-t 3,5 -2,5 :1,66
normal' L": ,:
Hal ini berarti bahwa tanah ini tidakbenar-benar terkonsolidasi 80
lona
"oi Ios
"20
perhatikan bahwa tegangan efektif vertikal setempat dapat dihitung
tetapi tegangan
langsung dengan tepat (nilainya dapat dipercaya)'
pada penilaian visual Sekarang kita dapat menggunakan Persamaan 8. 8,untuk memperkirakan
prakonsolidasi adalai perkiraan saja berdasarkan
Umumnya pemampatan pada setiap lapisan-sub:
lari bentuk grafik konsolidasi (memerlukan'iudgement")'
dianggap sedikit lebih besar daripada titik
lengkungan
. nilainya
maksimum pada grafik konsolidasi' (Beberapa carayzngempiris
telah - C logs.
b-------!-h
o'^+Lo'
cara ini akan 1+ eo o'o
diajukan untuk menentukan tekanan prakonsolidasi;
lebih tepat --/
diterangkan kemudian, tetapi umumnya hanya sedikit Kita dapat melihat dari Gambar 8.27 bahwa pemampatan menurut
o.'. untuk kedua contoh'
daripada penilaian langsung)' Nilai o'" dan I):rrameter C. (yaitu menurut garis konsolidasi asli) hanya terjadi
ketika
bersama dengan perbandingan terkonsolidasi
berlebihan (oCR),
tcgangan melebihi tegangan prakonsolidasi. Di bawah tekanan ini,
adalah sebagai berikut: rrntrlrr tegangrn st:tctrtpat (o',,) dan tegangan prakonsolidasi (o'.), masih
rrk:rrr tciiuli l)crllilntltiltilrr kccil yang ditcntukan <lleh parameter C,. l-Inruk
PEMAMPATAN, KONSOLIDASI, DAN PENURUNAN
203
MEKANIKA TANAH

Waktu (tahun)
perkiraan teoretis yang tepat, pemampatan ini harus termasuk dalam
perkiraan penurunan kita. Bagaimanapun, karena rentang tegangan
yang terlibat adalah kecil, dan nilai C kecil dibandingkan dengan C.,
pemampatan tersebut menjadi kecil dan boleh diabaikan. Oleh karena E
c
itu kita hanya akan menghitung pemamp^tanyang terjadi antara tekanan G
c
f
prakonsolidasi dan tegangan efektif akhir. Untuk menentukan tekanan f
c
Lo
prakonsolidasi pada setiap lapisan-sub, kita akan menganggaP bahwa
perbandingan terkonsolidasi berlebihan sebesar 1,5 berlaku pada seluruh
lapisan lempung ini. Nilai yang dihitung dengan cara ini dan perkiraan
Gambar 8.28 Kecepatan penurunan dari urugan di atas lapisan lempung lunak
penurunan seluruhnya, ditunjukkan pada Tabel 8.5. Karena lapisan 1 m
teratas kaku dibandingkan dengan lapisan seluruhnya, Pemampatan pada
lapisan ini akan diabaikan. Penurunan total sebesar 1,65 m mungkin Tabel 8.6 Penentuan grafik penurunan terhadaP
terhad waktu
Derajat konsolidasi U o,20 0,40 0,60 0,80 0,90 1,00
kelihatan sangat besar, tetapi ini sebenarnya biasa untuk lapisan lempung
Penurunan (m) = Ux 1,65 O'3? 0,66 0,99 t,r2 1,485 1,65
lunak yang terkonsolidasi normal. Pengalaman penulis pada lempung ini
Faktor waktu T 0,031 o,126 o,287 o,567 0,848 Tak terhingga
adalah bahwa penurunan biasanya berkisar antara 30 %o sampai 5070 dari
Waktu(tahun) =Td2lc o,65 216 6ro 11,0 L7,8 Thk terhingga
ketebalan lapisan urugan yang diberikan.

Tekanan Air Pori Selama Konsolidasi Untukkeperluan pemantauan,


Kecepatan Penurunan Perkiraan kecepatan penurunan dalam
mungkin kita ingin mengukur tekanan air pori. Ini dapat dilaksanakan
keadaan ini adalah jelas sesuai dengan keadaan satu arah (1-D) dan
dengan memasang piezometer, yaitu pipa vertikal dalam lempung' Dua
penyelesaian Terzaghi dapat digunakan secara langsung. Kita akan
semacam ini,yang dimasukkan pada kedalaman 5 m dan 10 m,
lriczometer
menentukan grafik lengkap penurunan terhadap waktu. Carayang paling
tliperlihatkan pada Gambar 8.26. Krta dapat memperkirakan ketinggian
sederhana untuk maksud ini adalah dengan menentukan waktu t pada
rnuka air teoretis dalam piezometer ini kapan saja kita inginkan; kita akan
serangkaian nilai derajat konsolidasi seperti diperlihatkan pada Tabel 8.6.
rncrnilih 5 tahun. Pertama kita menghitung ketinggian air setelah urugan
Panjang tapak drainasi maksimum (d) dalam hal ini adalah 6 m karena air
,libcrikan. tgangan total vertikal adalah 84 kPa. Karena lempung tersebut
dapat mengalir ke batas atas dan bawah.
dan pembebanan dianggap talf tetdtainasi, tegangan air pori untuk
it'rrtrlr
Grafik penurunan terhadap waktu diperlihatkan pada Gambar 8.28.
,;r,lrrrrrh lempung akan meningkyd4ngannilai yang sama. Oleh karena itu,
Kurva semacam ini sangat berguna pada keadaan semacam ini (urugan di
t irt.t,,,gi cnergi (potential head) akan meningkat sebesar B4/9,87 = 8,56 m' Hal
atas lempung lunak). Pada masa pelaksanaan biasanya diadakan pemantauan
rrri lrt:nrrti kctinggian air pada pipa piezometer manapun akan meningkat
dengan mengukur penurunan (dan mungkin tekanan air pori); hasil yang
,,,.1,r's:u. 8,.5(r rn. I)crrgirn demikian ketinggian di atas permukaan urugan
diperoleh kemudian dapat dibandingkan dengan perkiraan tcorctisnya.
rrr..rrirr,li ll,5(r r1 (.1 r l) rrr -- i,56 m. flntuk menentukan ketinggian air

g,,r,l:r 5 t:rlrrttt, lirtrr lr;rr tt,, trtt'tttpt'rltrttikltrt lrlrl-lrrrl tli llirwlrh ini:
MEKANIKA TANAH PEMAMPATAN, KONSOLIDASI, DAN PENURUNAS 205

1 Koefisien konsolidasi = 0,0047 m2/hari = 7,72 m2ltahun' 8.7 KETIDAKPASTIAN PERKIRAAN PENURUNAN
2. Kita dapat menghitung faktor waktu T
dan ntlai z/d pada kedua BERDASARKAN UJI ODOMETER
piezometer. Kemudian kita dapat menggunakan Gambar 8.14 untuk
menenflrkan nTlai u/u.. Dari nilai ini kita mendapat nllai u yang 8.T.llnterpretasiGrafikAngkaPoriTerhadapTegangandan
diperlukan. Untuk situasi rni T = c,t /& = 1,72 x 5/36 = 0,24' Gangguan Contoh Tanah
J. Dalam hal ini, d = 6mdan nilai z diukur dari batas terdrainasi ke arah Salah satu sumber kesalahan dalam memperkirakan besaran penurunan
adalah karena gangguan pada pengambilan contoh tanah dan
batas tak terdrainasi. salah
contoh
interpretasi dari grafik konsolidasi. Tidak mungkin kita mendapat
Perhitungan tersebut disajikan pada Tabel 8.7; ini menunjukkan tanah yang benar-benar asli; pengambilan contoh dan pemotongannya
tetap melunakkan tanah sehingga PemampaLtanrrya menurut uji
odometer
bahwa ketinggian muka air pada piezometer 5 m, adalah 0,73 m di atas
permukaan urugan, sedangkan ketinggian muka air pada piezometer 10 m umumnya akan lebih besar dari nilai yang sebenarnya'
tegangan
adalah 2,09 mdi bawah permukaan urugan. Hasil ini dapat diperkirakan Selain gangguan pada contoh tanah, grafik angka pori terhadap
sebelumnya karena piezometer 10 m lebih dekat dengan batas drainasi dapatdenganmudahmemberikangambaryangkelirutentangperilaku
daripada piezometer 5 m. pemampatantanah.Konsepyangbiasabahwakompresibilitastanahdapat
digambarkan dengan memakai dua garis lurus pada grafik
logaritmis

Tab el 8.7 Perhitunsan ke an air dalam Piezometer Pada5 tahun (Gambar 8.9) hanya berlaku pada sejumlah jenis tanah yang terbatas'
Piezometer . (m) zld u/u u (kPa) Tinggi energi Ketinggian di atas terutamalempung terkonsolidasi normal dan lempung terkonsolidasi sedikit
(-) permukaan urugan (m)
berlebihan. Pada tanah inipun konsep ini mungkin masih hanya
perkiraan
dengan
kasar. oleh karena itu, seharusnya uji odometer selalu digambarkan
5m 0,83 0,57 56,28 517? or7?
5
rnemakai skala linier selain skala logaritmis. Hanya dengan cara
ini kita
10m ) o,?1 o,34 28,56 2,9L '2,O9
Dengan
rnemperoleh gambar yang tePat mengenai perilaku pemamPatan'
bentuk grafik ini dan membandingkannya dengan rentang
rr-remeriksa
Kedua contoh di atas menggambarkan konsep-konsep yang terpenting linier
tcgangan yang bersangkutan, kita boleh memilih antara parameter
yang digunakan untuk memperkirakan penurunan. Perkiraan semacam
tn
,, dan parameter
logaritmis C, dan C ' Ada jenis tanah' misalnya seperti
itu mungkin terlihat canggih. Sebaiknya kita mengingat bahwa perkiraan
Gambar 8.11 dan 8.!2,yan$ tidak menunjukkan bagian linier
baik
tersebut mengandung banyak anggaPan dan sumber kesalahan lain. Sumber 1,,rda
lrrrtlrrplot linier maupun pada Plrlt logaritmis, dan ntlai m,yang berbeda-
kesalahan tersebut dibahas pada bagian di bawah ini. dalam
l,ctlrr perlu ditentukan puda sgtip kenaikan tegangan yang termasuk

1
rt'rh i tu ngan penurunan.

CaraSchmertmanuntukKoreksiGangguanContohTanah
'l'irlrrk lrrllr r.:rr,r yirrrg pcnganrh pada grafik
P:rsti trnttrk ntctnllcrhittrngkirn
206 MEKANTKA TANAH PEMAMPATAN, KONSOLIDASI, DAN PENURUNAS 207

konsolidasi yang berasal dari ketidak-asliannya contoh tanah. Cara yang tekanan prakonsolidasi yang diperoleh dengan menggunakan cara
paling terkenal diusulkan oleh Schmertman (1955), dan dimaksudkan Casagrande (Gambar 8.29). Angka pori di lapangan dari tanah adalah e..
untuk tanah endapan. Cara ini adalah perkiraan kasar saja, tetapi bermanfaat Oleh karena itu titik O mewakili sifat tanah pada keadaan aslinya. Kita
sebagai konsep untuk membantu pemahaman mengenai masalah gangguan dapat melihat secara langsung bahwa kurva odometer tidak dapat menjadi
pada contoh tanah. Untuk menggunakan cara ini perlu ditentukan tekanan kurva yang sebenarnya di lapangan, karena tidak melalui titik O. Konstruksi
prakonsolidasi pada tanah terlebih dahulu. Cara yang terkenal untuk Schmertman merupakan czra untuk mengatasi keganjilan ini, yang akan
melakukan ini, diusulkan oleh Casagrande (1936), diperlihatkan pada timbul, akibat an pada contoh tanah.
Gambar 8.29.
Garis A-B-C merupakan kurva odometer. Titik lengkung maksimum, B, o
e.
ditentukan dan garis horizontal B-E digambar melewati titik itu. Garis
B-F adalah garis tangensial dari lengkung kurva odometer, dan sudut
EBF terbagi untuk memberikan garis B-G. Bagian yang lurus dari kurva
odometer diperpanjang menuju titik D. Titik potong dari garis ini dengan
-B-G memberikan tekanan prakonsolidasi.

E O,42e.

o o R------o o"' 6"'


lz
po Gambar 8.30 Konstruksi garis konsolidasi yang sebenarnya di lapangan
o
o
c (menurut Schmertman, 1955)

(E ()aris O-M digambar sejajar dengan garis BCuntuk memotong tekanan


E
vo
P c 1,r:rk<rnsolidasi sehingga dapat ditentukan titik M.Titlk N ditentukan
,l:u'i pcrpanjangan kurva odom.t"1/di luar .B (sebagai garis lurus) untuk
Tekanan nr('nrotong garis horizontal, der,gV6, nilai angka pori0,42 e.. Garis O-M-N
Gambar 8.29 Penentuan tegangan prakonsolidasi (menurut Casagrande, 1936)
,lr,rrrggap sebagai kurva yang setenarnya di lapangan. Konsep Schmertman
rrri lrt'rtl:ts:rrkan pada perilaku yang diperlihatkan pada Gambar 8.8 dan
Cara Schmertman, berdasarkan hasil penelitian pada b"nyuL contoh, (, llrrgrrirnilnupun,
l'i konsep ini adalah suatu idealisasi, berdasarkan pada
diperlihatkan pada Gambar 8.30. Kurva A-B-C adalah ktrrvir orLrrnctcr.
1,,'rrl:rl<rr trrrrirlr crrrlrtp:tn. l(rrrcnit itu, konsep ini hanya berlaku pada jenis-
T[:kanan o',, itrlalirh tcgitngirn cfcktif vcrtikal di litprtrtgitrr rlitn o', ,r.l:rl:rlr
;, rrr,, l:rrr:rlr lcrtcttltt s;tj;t.
208 MEKANIKATANAH PEMAMPATAN, KONSOLIDASI, DAN PENURUNAITI 209
sebagai berikut:
Batas-batas dari penerapan konsep ini adalah musim hujan yang sangat basah. Oleh karena itu, perubahan tekanan air
Pada tegangan
(a) Kemiringan garis lengkung (rebound) B-C tidak tetap' pori dan tegangan efektif tidak dapat diketahui secara pasti. Faktor ini
tinggi kemiringanny a dapat menjadi sangat curam dibandingkan biasanya diabaikan dalam memperkirakan penurunan, karena tidak ada

dengan bagian Pertama dari kurva odometer


O-M'Demlkian halnya cara yzng dapat dipercaya untuk memperhitungkannya. Kesalahan yang
dan cara Schmertman jelas timbul dari hal ini dapat menjadi besar. Jika fondasi dibangun pada akhir
pada tanah dalam Gambar 8'10 dan 8'72'
musim panas yang panjang dan kering, tanah lebih mungkin mengembang
tidak dapat diterapkan pada tanah itu'
tegangan darip ada mengalami penurunan.
(b) Penggunaan grafik logaritmis sering menyebabkan penentuan
penggunaan konstruksi
prakonsolidasi yang keliru, yang diikuti oleh
8.7.3 Deformasi Horizontal
Schmertman Yang keliru Pula'
Pada tanah Kita telah membahas hal ini pada Bab 8.3, dengan saran menggunakan
(c) Cara ini tidak berlaku sama sekali pada tanah residu.
(rebound) analisis satu arah dan mengabaikan pengaruh deformasi horizontal
ini tidak ada alasan yang menghubungkan garis lengkung
(lateral). Menurut teori, pengaruh pada besarnya penurunan sel<ttar 20 o/o.
dengan sifat pemampatan semula dari tanah'

Tegangan Air 8.7.4 Urugan yang Turun Sampai di Bawah Muka Air Tanah
8.7.2Anggapan-anggapan Mengenai Keadaan
Dengan beban timbunan yang luas di atas lempung lunak, seperti pada
Pori
contoh kedua di atas, tidak jarang pemampatan menjadi sangat besar
dijelaskan di atas menganggap
cara untuk memperkirakan penurunan yang sehingga permukaan tanah asli berakhir di bawah muka air tanah
sama setelah konsolidasi
bahwa nilai tegangan air pori dalam tanah akan keseimbangan.Ini berarti sebagian beban timbunan juga berakhir di bawah
selesai seperti sebelum tanah dibebani'
Anggapan ini benar pada tanah
rnuka air tanah, dan tegangan efektif yang bekerja lebih kecil daripada
tanah terkonsolidasi
dengan muka air tanah yang dangkal, khususnya berat timbunan yang sebenarnya. Pada contoh di atas, kedalaman muka air
dengan muka air tanah yang
normal di daerah dataran rendah. Akan tetapi, tanah adalah satu meter, tetapi urugan mengalami penurunan sebesar 1,63
Pada Bab 4' telah diberikan
dalam, anggapan ini mungkin tidak berlaku' rn sehingga 0,63 m urugan terletak di bawah muka air tanah. Hal ini tidak
penjelasan mengenai keadaan tekanan air
pori di atas muka air tanah'
tliperhitungkan pada contoh di atas sehingga perlu dibuat koreksi.
ini tidak tetap
,"p"rti diperlihatkan pada Gambar 4'4 dan 4'5'Keadzan
karena bergantung Pada musim'
tertutup oleh 8.7.5 Teori Konsolidasi Terzagfi pada Tanah Non-linier
Akibat pembuatan fondasi, dan permukaan tanah l(ita juga seharusnya menyadari \ahwa perhitungan kecepatan biasanya
masuk ke dalam tanah' Hal
bangunan, menutup jalan untuk air keluar atau ilrrrat dengan menggunaka n tediikonsolidasi Te rzaghi, yangberanggapan
Berarti' tekanan air
tI

ini menghalangi pengeringan atau pembasahan tanah' lrrrlrwa nilai kompresibilitas dan permeabilitas (daya rembesan) tetap sama.
poriakancenderungmenujukekeadaankeseimbangaristatis.Karenaitu I l:rl ini hcrarti perhitungan seperti yang diberikan dalam Bab 8.6.2 pada
panjang sctclah fondasi
kita dapat menentukan tekanan air pori jangka t:rrr:rlr lrurak yarrg tcrk()rrsolirlasi normal mencampurkan dua "model"
air lmri sctttttl't' liondasi
clibangun, tetapi kita tidak mengetahui tekanan
:tkhir k,rrrrprcsibilitrrs t:rrurlr yrrrrll Irt'rlrt:rl:r. llcsaran pcnunrnlrn mcnggtrnakan
trkhir trlusitt.t kcring ylrlg ltrttt.iltrrll rltrlll lxrtl:r
rrrrrngkirr rlillrrngrrn Parla
210 MEKANIKATANAH
PEMAMPATAN, KONSOLIDASI, DAN PENURUNAITI 211

parameter logaritmis ( C), sedangkan perhitungan kecepatan menggunakan


8.7.6 Pengaruh Kekurangan Data
Penentuan koefisien konsolidasi (r,) dari uji odomerer, atau uji triaksial,
parameter linier (m,).
Anggapan perilaku linier berlaku pada banyak jenis tanah, seperti pada tidak sulit, dan dilakukan secara berkala. Kecepatan konsolidasi di lapangan
Gambar 8.25, sedikit nya padarentang tegangan yang ikut diperhitungkan ternyata seringjauh lebih cepat daripada perkiraan yang berdasarkan pada
dalam memperkirakan penurunan. Akan tetapi, pada tanah yang lain, seperti nilai-nilai dari uji laboratorium. Perilaku demikian biasanya dianggap
pada Gamba r 8.27,anggapan ini tidak berlaku. Gambar 8.31 menunjukkan berasal dari keberadaan sifat tidak seragam dalam lempung, terutama
nilai koefisien pemamp atan (m,) pada tanah yang terkonsolidasi normal dalam bentuk lapisan lanau atau pasir yang tipis. Lapisan semacam ini
atau mendekati terkonsolidasi normal. berpermeabilitas tinggi sehingga air dapat mengalir dengan cepat. Hal
Grafik pertama adalah tanah yang dij elaskan pada Bab L6 .2 dan Gambar ini sangat mempercepat proses konsolidasi. Lapisan semacam ini sering
g.27, danyang kedua adalah lempung terkonsolidasi normal yang "ideal"
tidak kelihatan pada hasil penyelidikan tanah biasa karena tipisnya. Untuk
dengan muka air tanah pada permukaan tanah. Pada tanah terkonsolidasi menentukan keberadaan atau ketiadaan lapisan tersebut, dipedukan contoh
normal ini, makin dalam berarti makin kecil nilai rn,sehinggapemampatan
tanah yang benar asli yangdapat diperiksa dengan teliti.
paling besar terdapat dekat dengan permukaan tanah. Pada tanah yang
kedua, dianggap bahwa kompresibilitas tanah pada lapisan paling atas
8.8 PENURUNAN YANG DIIZINKAN PADA GEDUNG
setebal 1 m sangat rendah dan dapat diabaikan. Pada kedua contoh ini
Pembatasan pada penurunan bangunan timbul dari beberapa faktor. Hal-
kompresibilitas tanah jauh dari keseragaman dan jelas tidak sesuai dengan
hal yang perlu ditinjau adalah sebagai berikut:
anggapan Terzaghi.
o Penurunan total (absolut)
Koefisien pemampatan m, (kPa'') o Perbedaan penurunan antara struktur dan tanah sekitarnya
0,0025 0,005 0,0075
o Perbedaan penurunan pada sruktur itu sendiri

8.8.1 Penurunan Total


Jika luas lahan yang ditimbun, atau timbunan itu sendiri, atau gedung
mengalami penurunan secara merata, maka penurunannya tidak akan
ec Lempung N-C dongan muka
menghasilkan akibat yang buruk pada timbunan atau bangunan itu sendiri.
6 air tanah pada muka tanah
E
o
6
I)ari sudut integritas struktur, berapa pun besarnya penurunan total tidak
!
o
Y rnenjadi masalah asal penuruna#ersebut bersifat merata. Namun, dalam
kcadaan-keadaan tertentu, penurunan total yang merata pun masih pedu
rlibirtasi. umpamanya jangan sampai permukaan tanah turun di bawah
lictinggian yang tcrkcna baniir dan sebagainya. Penurunan besar pada
lnrrgrrrrirn yirrrg tirluk s;rrrr:r tlt'ngirn penurunan tanah di sekitarnya dapat
rrrrtryclr:rlrkirn Pt'rrrrrrs:rlrrlrirrr 1,;111;1 s:rlrrnrn pcnrbtrangln, srttrrirn air bcrsih,
Gambar 8.31 Koelisien pmampatan pada tanah N-C dan tanah padn Gttttrhirr [] 27 .lrttr sclr:r11:riny;r,
PEMAMPATAN, KONSOLIDASI, DAN PENURUNAS 213
212 MEKANIKA TANAH .
(angular distortion) atau rotasi
8.8.2 Perbedaan Penurunan Antara Gedung dan
Tanah pada Gambar 8.32, disebut distorsi s;Uid:ut

relatif (relative rotation), dan ditandai oleh sudut p. Istilah lain yang
SekitarnYa
digunakan sebagai petunjuk perbedaan Penurunan adalah kemiringan
Perbedaanpenurunandalamhaliniterjadikarenapenuruflalll-.-ngunan
mungkin terjadi struktur (atau bagiannya), yaitu r,: = (S, - S r) / B , dan regangan sudut
yang lebih besar daripada tanah sekitarnya, walaupun
di atas daerah a (angular strain),seperti juga ditunjukkan pada gambar. Regangan sudut
,"b"lik ryu. Ada kalanya, timbunan'/ urugan ditempatkan
masih berlangsung mirip dengan distorsi sudut, tetapi pemakaiannya lebih sederhana pada
tanah lunak yang luas. Penurunan timbunan mungkin
keadaan tanah seperti kolom sebelah dalam karena dalam hal ini kemiringan struktur tidak
padajangka panjang. Gedung yang dibangun pada
timbunan langsung diperhitungkan.
ini -rrrrgkin memakai fondasi tiang, entah karena daya dukung (6/L) yangpaling sering digunakan adalah 1/500,
Batas distorsi sudut
dan tanah lunak di bawahnya terlampau kecil atau karena penurunan
gedung tidak akan walaupun ada pihak yang mengusulkan nilai 1/300 yang dapat diterima.
gedung lebih dari yang dttzinkan' Dengan demikian
Nilai ini adalah untuk menghindarkan "kerusakan fungsi"yaitu retak pada
mengalami penurunan sama sekali dan tanah di
sekitarnya mungkin
dinding atau kerusakan pada pintu dan jendela. Untuk menghindarkan
mengalami penurunan agak besar terhadap bangunan'
kerusakan struktur, distorsi lebih besar dapat diterima. Ada pihak yang
mengusulkan nilai 6/I boleh sebesar 1/150 sebelum terjadi kerusakan
8.8.3 Perbedaan Penurunan pada Gedung
struktur.
kecenderungan perbedaan
Pada gedung luas bertingkat banyak, terdapat
p.rr.rrrrrrr.r^ntara.kolomdalamdankolomtepiluar'Initerjadikarena
lebih besar daripada
kolom bagian dalam umumnya menahan beban yang
"core/inti" untuk
kolom sebelah luar. Ada juga bangunan yang memakai
liftdanperlengkapan|ain(sertlices).Iniberartiterdapatkonsentrasibeban,
penurunan' Ada dua
yang menaikkan kemungkinan terjadinya perbedaan
faktoryangmungkintimbulakibatperbedaanPenurunanpadabangunan.
Faktor pertama adalah kerusakan pada bangunan yang
mengancam

keutuhanstrukturitusendiri,yaitumerupakankerusakanstuktur.Faktor
keduaadalahkerusakanpadafungsibangunan.Kerusakaninibersifatretak
dan jendela atau
kecil yang terlihat timbul pada elemen-elemen dekoratif,
Pintumenjadisulitdibuka-tutuP.H,tinikitasebutkerusakanfungsi. Gambar 8.32 Perbedaan penu4/han dan perubahan bentuk (distorsi) gedung
yang diizinkan
Berbagai cara dipergunakan untuk menentukan batas
bertingkat dibuat dari
pada perbedaan penurunan, terutama pada gedung
l|;rtits yang diambil dalam praktiknya bergantung pada jenis gedung
t.ton b..trlang. Cara ini diperlihatkan pada Gambar S.32.Kritettayang
pctrttrttnirn 6 (;rtl:r .it'rris irrsitckttrr lcbih rentan terhadap kerusakan daripada yang
paling sering digunakan adalah perbandingan perbedaan
yitrlg rliPcrlilrrrtkitn l:rirtnyl), tlirn kcr'cprttrul lx'nttt tltl:lrr. Apabila gcdung clibtngun di atas tanah
tcrhilrhp irrr:rk 1, irntara <luir kolom. I)crbantlingirtr ini,
PEMAMPATAN, KONSOLIDASI, DAN PENURUNAS 215
214 MEKANIKA TANAH

total Cara pemasangan kolom ini


adalah sebagai berikut. Pertama-tama
yang mengalami konsolidasi secara cepat, sebagian besar penurunan
akan dipasang lapisan pasir tipis pada permukaan tanah. Lapisan ini merupakan
terjadi selama masa pembangunan. Ini berarti penurunan selanjutnya
Dalam jalan keluar untuk air yangmengalir dari kolom pasir. Di atas lapisan pasir
kecil dan kemungkinan terjadinya kerusakan fungsi adalah kecil.
(mungkin sekitar 1/150) ini ditempatkan timbunan yang dipadatkan; ini menjadi lapisan keras yang
ha1 ini nilai 6/Lyang diizinkan boleh lebih besar
dapat dipakai untuk pembuatan jalan atau pembangunan lain. Lapisan ini
daripada tanah mengalami konsolidasi yang sangat lambat'
juga menyebabkan konsolidasi dan penambahan kekuatan pada lapisan
lempung. Kolom-kolom pasir biasanya dipasang setelah lapisan timbunan
8.9 ALIRAN RADIAL DAN KOLOM PASIR UNTUK
M EM PERCEPAT KONSOLI DASI selesai ditempatkan, karena lapisan ini memungkinkan pemakaian
Kecepatan konsolidasi pada lempung lunak yang terkonsolidasi
normal bisa perlengkapan berat yang dipakai untuk memasukkan kolom pasir'
sangat lambat, tetapi ada beberapa cara untuk memPercepat
konsolidasi Dengan proses ini, pengaliran air terjadi terutama pada arah ho trzontal,

tersebut. Cara yang paling terkenal adalah penggunaan kolom


vertikal sedangkan pemampatan masih tetap p ada arahvertikal. Pengaliran semacam
ini dibuat berdekatan di dalam tanah sehingga ini disebut pengaliran "radial".Jarak antarz- kolom pasir umumnya antataT
pasir (sand drain). Kolom
merupakan jalan pintas untuk keluarnya air pori dari dalam
tanah' Konsep m sampai 4 m, dengan "susunan"persegi atau segitiga, seperti diperlihatkan

cara ini diperlihatkan pada Gambar 8'33' pada Gambar 8.33. Biasanya model segitiga dipakai karena lebih efisien.
Jelas bahwa tapak aliran radial ini
jauh lebih pendek daripada tapak ke arah
Lapisan pasir tiPis,
(jalan aliran air) vertikal.
Kolom pasir telah digunakan selama bertahun-tahun, tetapi belakangan
ini lebih sering dipak at uick drains (atauflter drains),yaiubahan geosintetis
berbentuk pita dengan penamPang empat persegi. Lebarnya 100 mm dan
Aliran air terutama Pada
arah horizontal menuju tebalnya biasanya di sekitar 5 mm, panjangnya bisa mencapar20 m. Bahan
kolom pasir -----
Kolom pasir utamanya (inti) dibuat dari plastik yang bagian luarnya dibungkus dengan
vertikal

filter geotekstil. Geotekstil ini memperbolehkan air masuk ke dalam inti


namun menahan butiran tanah. Pemasangan drainasi filter ini dilakukan
dengan alat khusus sehingga hasilnya sangat efisien'
[[[
8.9.1 Teori untuk Perancangan Kolom Pasir
I)crsamaan aliran radi-atrayang berasal dari analisis yang seruPa dengan
rrn ali is Ter zaghi untuk ko'rr,solidasi 1 -D, adalah seb agai berikut:
s

iu I .),r )
lt =',[];:l ' rtr )|
' '1" (8.21)
S

R = 0,565 S

GambarS.33Kolompasiruntukmemper(;epatkonsolidasipadalttnt!rrr11;lrrtrirk .lirrrttr:t r lr.lrtlltlr |.il l iur t rl,ttr r, rrtl:tlltlt koclisicrr ktlnsolitlltsi tttttrtk kc:ttlltltrt
PEMAMPATAN, KONSOLIDASI, DAN PENURUNAS 217
216 MEKANIKA TANAH

sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar 8.33, setiap kolom drainasi


ini, yaitu aliran radial pada arah horizontal dengan pemamPatan pada arah
menerima aliran air dari daerah berbentuk segi-empat atau segi-enam.
vertikal .
Penyelesaian tersebut adalah untuk daerah lingkaran sehingga daerah segi-
Dianggap bahwa aliran yang terjadi hanyapada arah horizontal. Bentuk
dengan persamaan Terzaghi. Barron cmpat atau segi-enam perlu dianggap sebagai lingkaran' Lingkaran ini
persamaan ini tidak jauh berbeda
umumnya dihitung dengan menganggap luasnya sama besar dan nilai yang
(\g48) memperoleh penyelesaian dari Persamaan 8.27 untuk keadaan-
rliperoleh dengan cara ini juga diperlihatkan pada Gambat 8'34'
keadaan batas yang sederhana, yaitu batas yang berbentuk lingkaran.
Penyelesaian ini tersedia dalam bentuk grafik yang memakai derajat
B.1O PENURUNAN FONDASI PADATANAH PASIR
konsolidasi (J,dan faktor waktu Z. Definisi faktor waktu T,dalam hal ini
I,crkiraan penurunan fondasi di atas lapisan pasirjarang dilakukan dengan
adalah:
rrremakai hasil uji laboratorium, karena pengambilan contoh tanah
(g.22) ytng benar asli sangat sulit. Uji lapangan hampir selalu dipakai sebagai
T, = 'ot, digunakan pada korelasi empiris dengan
4R' Pcnggantinya; kemudian hasilnya
l<ornpresibilitas tanah dan penurunan fondasi' Uji yang paling umum
dimana R adalah jari-jari lingkaran yang merupakan batas daerah aliran
:rtlalah Standard Penetration 2rr (SPT) atau Uji Sondir (Cone Penetration
radial. uji
'l'cst - cPT) yu.g berasal dari Belanda. Penjelasan yang lengkap kedua
Grafik (J,terhadap7 memakai rentang nllai ndimana ' =; dan r,
ini diberikan pada Bab 10.
adalah jan-jari saluran drainasi. Penyelesaian ditunjukkan pada Gambar Cara yang paling sederhana untuk memperkirakan penurunan pada
lirndasi di atas pasir adalah dengan menggunakan teori elastis yang
8.34.
,libcrikan pada awal bab ini (Persamaan 8.1 dan 8.2). Nilai modulus
\i,trng dapatdiperoleh dari hasil uji SPT atau CPT dengan memakai
E
-\.-
li,rrclasi empiris seperti yang diberikan nanti pada Bab 10 (Gambar 10.13).
Wrlaupun cara ini menghasilkan nilai yang cukup baik, cara tersebut tidak
\'1 ?t
rrrt.rnPcrhitungkan perilaku tidak-elastis dari tanah, ataupun ketidak-
f,
'6 t \\ F{., v r:rl{1mannya. Untuk membantu memperhitungkan faktor-faktor tersebut,
6
=
En
\\ uo
,,(.

c l,r.rbugai cara empiris lain telah dikembangkan seperti diterangkan pada


','
o
'6-' I r.rgirrrr bcriktrt ini.
o
o
t| 10.1 Cara Schmertman
\ adalah carayattgdikembangkan oleh
0,1 1 S.rl:rlr s.rrr (.irrrr yirng r.rilg digunakan
0p04 0,01 4
Faktorwaktu 1, = qU4R' Sr lrrrcrtttt:ttt rlatt rckan-rekannya (Schmertman, 1'970; dan Schmertman,
Gambar 8.34 Penyelesaian Barron untuk proses konsolidasi dengan aliran radial ,lll., l'r7lt). St'lttttcrtttrttr rrrcrr.lclirsktn birhwa regangan vertikal maksimum
219
218 MEKANIKA TANAH
PEMAMPATAN, KONSOLIDASI, DAN PENURUNAN

di bawah suatu fondasi tidak terjadi tepat pada muka tanah tetapi pada
daerah yang sedikit lebih dalam. untuk memperhitungkan hal ini, beliau
mengusulkan faktor pengaruh regangan l,dan menentukan nilai regangan
pada kedalaman tertentu sebagai berikut: Ap=p-o'.
1
CO

C
G
tr
n=LrL
,E, (8.23)
E
!
62
q)
Y / (axisymmetric, regangan 3D)

E' / E.=2,sq.
dimana e adilahregangan vertikal, Lp adalahtekanan pada fondasi, dan
adalah modulus Young.
,\ Kedalaman sampai 1,,
= B/2 pada fondasi lingkaran

Nilai faktor pengaruh regangan -I ditunjukkan pada G ambar 8' 3 5' Grafi k Fondasi panjang (regangan 2D) = B pada fondasi panjang
E" = 3,5 q"

linier ini adalah penyederhanaan darikurva yang sebenarnya menurut teori


dan penelitian. Grafik ini berbeda-beda bergantung pada bentuk fondasi, Gambar 8.35 Faktor pengaruh regangan Schmertman untuk perkiraan penurunan pada pasir

yaitu lingkaran atau persegi, atau fondasi jalur. untuk fondasi lingkaran
atau persegi, nilai maksimum dari faktor l,teriadi pada kedalaman 0'58' Schmertman menambah dua faktor koreksi C1 dan C2 untuk
sementara untuk fondasi jalur terjadi pada sekitar 1,0'B
(B = lebar atau
memperhitungkan pengaruh kedalaman fondasi dan penambahan
diameter fondasi). Schmertman menganjurkan supaya,E', ditentukan dari penurunan akibat creep, yaittt pemampatan perlahan-lahan pada jangka
CPT (dijelaskan pada Bab 10) dengan menggunakan hubungan yang panjang. Persamaan akhir untuk penurunan adalah sebagai berikut:
diberikan pada Gambar 8.35. Dengan demikian, penurunan total adalah:
s:Ze Lz
t z np\!-u
s=CC Z-tFt
(8.24)
dimana s adalah penurunan total dan Lz adaTahketebalan lapisan-sub yang

digunakan pada perkiraan.I,dan E' adalah nilai faktor pengaruh regangan, Nilai C, dan Crdiberikan oleh persamaan-persamaan di bawah ini:
dan modulus Young pada setiap lapisan-sub'
C,=l-0.59a
'Lp
g.2S)

Cz =l + o,zbefi (dimana t adalahwaktu dalam tahun) (8.26)

8.10.2 Cara Burlarid dan Burbidge


(':rrrr lrrirr yung t'rrkrr1, tcrkt'rrrrl tlrrrr rligunakirn secara luas adalah carayang
tlrkcrrrlr:rrrgk:rrr ,rlclr llrrr lrrrr.l .l;rn lltrrbirlgc (1985). lni rtrlrrlth crrt cnrpiris
PEMAMPATAN, KONSOLIDASI, DAN PENURUNAN 221

220 MEKANIKA TANAH


Ketebalan lapisan yang mengalatni pemampatan frz Jika ketebalan
berdasarkan penelitian yang mendalam pada data
lapang^n y^rrg sangat
lapisan pasir (11,) lebih kecil daripada kedalaman Z makafaktor korelai di
adalah tekanan
banyak. Parameter-parameter yang paling diperhatikan bawah ini seharusnya digunakan:
hasil uji SPT'
fondasi, lebar fondasi, dan kompresibilitas pasir menurut
panjang di atas pasir yang terkonsolidasi normal'
penelitian (8.30)
Untuk fondasi
ini menghasilkan persamaan berikut
^=2('+)
(tJt no'\ (8.27)
Penurunan yang bergantung pada wuktu fr:
s=l':--lP Untuk memperhitungkan creep (ataupenurunan sekunder) faktor di bawah
I N*"- )
ini disarankan (untuk beban statis):
dimana r = penurunan (mm),
B = lebar fondasi (meter), (8.31)
f, =1,3. o,Zf"e[i)
oleh
ALo = nilai Nuo rata-rat a pada kedalaman yang dipengaruhi dimana t dalam tahun dan harus lebih besar atau sama dengan 3 tahun.
fondasi Persamaan 8.27 di atas adalah untuk pasir terkonsolidasi normal. Pada
(kPa)
? = tekananfondasi pasir terkonsolidasi berlebihan, disarankan supaya koefisien kompresibilitas
pada tegangan di bawah tegangan prakonsolidasi dikurangi menjadi
/t.zt ao')
dinyatakan sebagai arYaiu kompresibilitas tanah scpertiga nilai menurut persamaan 8.27. Oleh karena itu, jika tekanan
Hubungan
tffil yang terjadi 7 lebih kecil daripada tekanan prakonsolidasi c,o' , Penurunan
(mm/kPa), r"hi.rgg, Persamaan 8'27 dapat ditulis sebagai berikut:
tlihitung dengan
(8.28)
s=ayP I (8.32)
s=1ay p

Kedalamanpengaruh(Z)d\mananilaiNuorata-tataditentukanadalah ika nilaip melebihi o,,', penurunan dihitung dengan rumus:


.f
Z,=BzasalnilaiNuotetapataumakindalammakinbesar.Jikaternyata
, =loro,o' * orb-o,,')= o'lo -
(z
Nuomakindalammakinkecil,nilaiZharlsdiambilsebesar28.Burland
dan Burbidge mengusulkan faktor-faktor koreksi di
bawah ini untuk 1o " ') (8.33)

persamaan di atas: l)crrgan memperhitungkan semua faktor di atas kita dapat menyatakan
Faktor b entuk f , : B ernilai kecil dan daPat diambil sebesar x'n rl rur nan sebagai berikut:
I

( ,.rr'- \' (8.2e)


I lrrrtrk rrilrri 2 lcbih besar daripada o,,':
r:l
rs B
t
I

lt*o.zsl (8.34)
\r ) r, r r,[',r,J,,,rj:'
JIr,_ rro,,,,)
rlirrurrllr /, <l:rrr /l rn;rsing rrrirsirrg utl:rlrrll lllrrriarrg tiltrl lrltlt l"lltl;tsi
222 MEKANIKATANAH PEMAMPATAN, KONSOLIDASI, DAN PENURUNAS 223
untuk nllai p lebih kecil datrpada o,,'; memperkirakan penurunan fondasi dengan menggunakan teori
elastis, cara
Schmertman, dan cara Burland dan Burbidge.

s = J,
- -l(t.zt ao')
^J,l, (8.3s)
5 [_r1;l.1, Tahanan kerucut q" (Mpa)
2468 10 12 14
Hal lain yang harus diperhatikan apabila menggunakan cara Burland -_I all
dan Burbidge ini adalah sebagai berikut: E
(a) Nilai Ndari uji SPT tidak perlu dikoreksi untuk tekanan dari tanah di
atasnya.Hal ini karena tekanan ini dianggap memengaruhi baik nilai
l/maupun kompresibilitas dengan nilai yang sama'
91.

10
<
=_
a, - - NilaiS PT "N"

- >
(b) Koreksi Nuntuk pasir halus atau pasir kelanauan yang dijelaskan pada
Bab 10 (Persamaan 10.4) tetap berlaku.
E
c(E
f,E
11q
E
(c) cara ini dapat digunakan jika hanya hasil dari cPT yang tersedia, 6
G
14r
E ,.'Taha nan kerur ;ut
dengan menggunakan hubungan yang diberikan pada Bab 10
(Gambar o) a
Y
10.11). Faktor 12r2.
(d) Tinggi muka air di bawah fondasi tampaknya tidak berpengaruh pada pengaruh l, -
18 l- -
besarnya penurunan. Hal ini terjadi karena sudah ada pengaruh dari 10 I

- 127
muka air pada hasil uji SPt yaitu pada nilai N' )
(e) Data yang digunakan dalam analisis Burland dan Burbidge ini berasal 12 23. < =r.
dari pasir berbutir keras, sehingga mungkin catanya tidak berlaku pada
- ,,T
L_

pasir berbutir lunak. 14 2t ;!-


I

(f) cara ini berdasarkan keadaan dimana faktor keamanan untuk daya I
29. r
dukung lebih besar daripada 3.Jika cara ini diterapkan pada keadaan 10 15 20 25 30 35
Nilai SPT "N"
yang berbeda mungkin hasilnya kurang tepat'
Gambar 8.36 Uji SpT dan CpT pada pasir untuk perkiraan penurunan

8.10.3 Contoh Soal


Fondasi persegi, 4 mx4m, akan dibangun pada kedalaman 1 m di bawah (r\ Teor'Elasfis Penurunan fondasi lingkaran diberikan menurut
permukaan tanah, dan akan menyebabkan tekanan 200 kPa pada tanah'
Tanah setempat terdiri atas lapisan pasir yang dalam, yang dianggap i\ qt)
(;) y. (Pcrs.maan 8.1)
terkonsolidasi normal. Gambar 8.36 menunjukkan hasil dari CPT,
<lan SPT berat satuan pasir diperkirakan sebesar 22 kN/nr'' I(itt rrkitn ,ltltt:trlt 7:rtl:rlrrlr lt.klrn;rrr lirrrtlrrni, /);t<l:rlrrI rli:rrlctcr,tlrrrr
/itlurr t, lrrlrrlirlr
l).il;In('t('l r('1,;ilr11;ur clrlitrl r.l.r,,tr,, l\:rrr.rr:r titl:rk:rrl:r pt,rryqlt.s:ri:rp rrrrtrrk
PEMAMPATAN, KONSOLIDASI, DAN PENURUNAITI 225
224 MEKANIKA TANAH bahwa Ap diambil sebesar 200 - 22 = 178 kPa, karena kedalaman fondasi
lingkaran
mengubah fondasi persegi menjadi 1m.
fondasi persegi, kita akan
daerah yang sama' Diameternya
"setard'berdasarkan
dengan diameter yang
diberikan oleh hbel 8.8 Perhitungan penurunan menggunakan cara Schmertman
lr
Lapisan Kedalaman Ketebalan q. (MPa) E'(MPa) I Regangan s (mm)
(-) (,")
= 4.51 m
(Y,)
o = ^14'4"
\m I o-2 2 4 10 O,33 5rg 11,8
dalam 2 2-4 2 4 10 o,55 9r8 19,6
E dari hubung
Kita dapat memperkirakan nilai ^ly^tgdiberikan , 4-8 4 5 12,5 0,22 3'l 12'5
Gambar10.13padaBab10'NilaiNr^ta'rat^adalahsekitarl0'sehingga kedalaman Penurunan total = 44 mm
Seharusnya dijelaskan dari
nilai E sekitar 20 MPa' Catlrtart: Koreksi Schmertman untuk kedalaman fondasi dan
fondasi) jadi dari creep jangka
berapa (ambil 28 dati dasar
berapa sampai kedalaman panjang adalah sebagai berikut:
tentang nilai angka
m sampai -9,0 m' Kita tidak memiliki keterangan
-1,0
nilai tengah'y ait:tt't't =0'35'Memasukkan
Poisson,jadi kita akan mengambil
di atas memberikan nilai penurunan
5= Koreksi kedalaman C =l-0,5o o =0,94
nilai ini ke dalam persamaan Lp
32mm.
Koreksi Creep jzngkapanjang Cz=l+0,2bgJ-= 1,2 untuk jangka
waktul0 tahun. Sehingga penurunan akhir = 44x0,94x 1,2 = 50 mm.
@)GaraSchmertm?flPersamaarrc^raschmertman(PersamaanS'22)
adalah
(c) Cara Burland dan Burbidge Persamaan adalah

s=c, C, *Lhu ( r.tw" \


'= [ ,1;' .,1'
Cara menggambar dimana B = 4 m, ? = 178 kPa (tekanan fondasi neto) dan
Nilai -I danE' bervariasi dengan kedalaman' {o adalah nilai
oleh Schmertman untuk mendapatkan d rtta-rat^ -A/ langsung di bawah fondasi, dimana kita akan mengambil
secara empiris y"'g ait"t'tttun
hal ini' kita scbesar 10.Ini menghasilkan s = 32 mm. Faktor koreksi (diberikan di atas)
diperlihatkan pada Gambat
8'34'Untuk memperhitungkan
kita dapat |,f, = l,
beberapa lapisan-sub' dimana rrtlalahlfl = danf, = 7,4 selama 10 tahun. Oleh karena itu penurunan
perlu membagi tanah menjadi
dari kedua Para.mler ini' Dalam
hal y:rng dikoreksi = 1,4 x32 = 45 mm.
memperkirakan nilai '^t^l'^'u Tabel 8'8'
seperti diperlihatkan pada I Iasil ketiga cara ini dirangkum pada Tabel 8.9. Nilai-nilai tersebut
ini kita akan memilih tiga lapisan
untuk setiap lapisan ditunjukkan . rrkrrp masuk akal,'terutama dari teori elastik dan cara Burland dan
Nilai dari q, dzn I,yan1diperkirakan atas' kite depat
menerapkan persamaan tli llrrrbidgc. Cara Schmcr\man biasanya cenderung memberikan nilai yang
dalam tabel tersebut' Dengan
(Az) pada sctiitP lrtpisrr.rr rl'rir kcmtrclian lchih bcsirr.
rnctrcntuklrrl t"*"''*^n d'nl"g^ng^n 'c<likit
l,erlrrtiklrrrlirlr
rrrctr'irrrrrlirlrklttlllyil tttlttrk
trtctltlitlllttkalt l)crtttrtllllllt lrrl:tl.
226 MEKANIKA TANAH
PEMAMPATAN, KONSOLIDASI, DAN PENURUNAN 227
influence factor diagrams. Journat of the Geotechnicar Engineering
Rangkuman Perkira
Ditlision,Vol. GT8, pp. 1 13 1-1 135.
Cara Analisis Penurunan (mm)
skempton, A. w. and Bjerrum ,L.,r9sz.A contribution to the
Seketika Setelah 10 tahun settlement
12 Tidak dihitung analysis of foundations on clay. yol. Z, pp. L6g_77 B.
Geo technigue,
Teori elastis
50 Taylor, D. w., 1948. Fundamentars of soir Mecbazirs, New york
Schmertman 44 John wiley
Burland dan Burbidge
j2 45 and Sons.

Latihan Soal
DAFTAR PUSTAKA
Barron,R.A.,lg48.Consolidationoffine-grainedsoilsbydrainwells'
1
' Lapisan lempung setebal 5 m me milil<rttln, m,sebesar 1,5 x
10-a kpa-1 Akibat
18-7 42' pembuatan sebuah tanggul, tegangan efektif vertikal pada lapisan
Transactions, /4 S CE, 1 13, pp' 7

Settlement of foundations on lempung akan naik sebesar 30 kpa. Hitung jumlah penurunan
Burland, J. B. and Burbidge, M' C', 1985' yang
Engineers' Pttt t' 78' akan terjadi pada lapisan lempung ini. (22,5 mm)
sand and gravel. Proc' Institutioin of Cittit
December, PP. 1325-1381' 2- Jika nilai c,pada lapisan lempung di atas (soal 1) adarah sebesar 0,g
Casagrande , A.,7936'The determination
of the pre-consolidation load m2/tahun,hitung waktu yang dibutuhkan untuk mencapai konsolidasi
Internationat Conf On Soil
and its practical significance, Proc' First 90%o dengan anggapan (a) terdapat lapisan pasir di atas dan di
bawah
Mechanics and Foundation Engineering'Haward Universiry Vol' 3' lapisan lempung (b) terdapat batuan tidak berpermeabilitas
di bawah
pp.60-66. lapisan lempung dan pasir di atasnya. (6,6 tahun; 26,5 tahan)
Casagrande, A. and Fadum, R' E', 1940' Notes on soil testing for
Graduate School of i' Ada lapisan tanah residu (enuh) dari permukaan tanah hingga
engineering purposes' Haraard University
68' kedalaman 45 m, di bawahnya terdapat lapisan batu keras. uji
Engineering Publication 2 odometer
Davis, E. H. and Poulus H' G', 7972'Rate of settlement under two and clilakukan pada contoh asli yang diambil dari dekat permukaan;
22' No' 1' pp' 95- hasil
rasilnya sebagai berikut:
three-dimensional conditions' Geotechnique'Yol' 'l'ckanan
0 l0 20 40 80 160 120 540 1280 2560
1.14. (kPa)
Rotterdam: A' A' Balkema'
Lancellotta, R., 1995. Geotechnical Engineering' 'l cbal
20,o t9,99 L9,965 r9,85 L9,61 19,228 18,576 17,598 16,443 15,o9
,;
r rlrioh
108-109.
consolidation behaviour of (rrrnr)
Schmertman,J.H., 1953' Estimating the true
tlil

ASCE' Vol' 7 9' pp' 7-26' Sif'rrt-sifat lain adalah: berat satuan = Ig,4 kN/m3, kud;un:i\4%,
clay from laboratory test results' Proceedings
lrcr:rt.icrris = 2,72. Muka air terdapat pada kedala man 2 m.
Schmertman, J. H., 1970' Static cone
to comPute static settlement over
'l)rrrgki pcnyimpanim irir
Dittision'ASCE' Vrl' berdiameter 40 m .akan dibangun pada
sand.Journal of Soil Mechanics and Foundation
l,t'r'rrrrrl<lrrrrrnyrr,rl:rrr rrl<rrn rrrt.rrrhcrikan tckanan meratasebesar 100kpa.
SM3: PP.1011-1043'
I )r'rrll:rrr nl(.llll:ull{r,;:lp lr:rlrrv;r lt.rrrlrrrrrg irri bcrrrrr scrlU{irrlr tlirrr Iasil gii
Sr.lttttcrttttlttr,.|.II.,IIlrrtrrrltrr,J.I).lrrltlRrtlwtr,l,.ll.,1.)71{'llrrllrrlvt.tlstrlrirr
PEMAMPATAN, KONSOLIDASI, DAN PENURUNAN 229
228 MEKANIKA TANAH
pada Waktu 0 2,4 9,6 2r,6 38,2 1,0 ))< 4 menit 9
penurunan yang akan terjadi
mewakili seluruh lapisan, tentukan detik detik detik detik menit menit menit
(914 mm)
bagian tengah tangki' Tanah A 1810 7792 7784 t773 1764 1755 t732 t707 L660
Tanah B 1810 1710 1665 t640 t625 t6t0 1588 t574 1560
20 mm'
contoh lempung jenuh setebal
4. Uji odometer dilakukan pada Waktu (menit) 1,6 25 36 49 64 81 100
adalah 10'5
mencapai konsolidasi 900/o Tanah A 1572 1543
Waktu yang dibutuhka" "ntuk 161.5 7524 15 13 1504 1496
Tanah B 1542
menit. Hitunglah Yang berikut:
1528 1525 1519 1513 1509 1505

konsolidasi 5Oo/o padauji odometer'


(a) Waktu untuk meicapai derajat
konsolidasi 9Oo/o pada' lapisan .
(b) Waktu untuk *tt"up"i derajat 7 Lapisan lempung lunak setebal 72 m,beradadi atas lapisan pasir padat.
penambahan beban yang
lempung setebal 9 m yang mengalami juga'
Muka air tanah terdapat pada permukaan tanah. Supaya lahan tersebut
sama dengan uji odomett'
d"t keadaan drainasi yang sama dapat digunakan untuk pembangunan gedung, urugan pasir setebal 3

(2,44merit;1,477htn\ m diletakan pada permukaan. Berat satuan urugan dalah sebesar 21


kN/m3. Dua buah piezometer ditanam pada lapisan lempung, pada
14
terkonsolidasi normal setebal kedalaman 5 m, dan pada kedalaman 10 m. Setelah 3 tahun ketinggian
5. Sebuah lapisan lempung lunak
berada tepat
m, dan terhampar ai pasir padat' Muka air tanah air pada piezometer yang lebih dangkal adalah 1,5 m di atas permukaan
"^ tanah yang diambil dari lempung urugan. Hitung:
pada permukaan tanah' Cot'toh
ini: a. Koefisien konsolidasi (r,) dari lempung
menunjukkan sifat-sifat di bawah
kadar air = !72'Oo/o'a = 3'00'
C'= 1'40 b. Ketinggian air yangdisangka dalam piezometer yang lebih dalam
Berat satuan = 13,92kN/m3'
Tentukan nilai dari parameter
n', futr1 akan berlaku pada lapisan pada waktu yang sama (di atas atau di bawah permukaan urugan)
pada
(yaitu pada permukaan tanah)' dan Ulangi perhitungan di atas ketika terdapat lapisan pasir dengan
setebal 1 m yang paling atas jika
t'* pii"g bawah (yaitu di atas lapisan pasir)' koefisien rembesan tinggi pada kedalaman 9 m, dan ketinggian air
lapisan setebal
merata
permukaan dengan tekanan pada piezometer yang lebih dangkal adalah 1,5 m di bawah permukaan
lempung dibebani p'd" '"L""h
urugan. Anggap sifat lempung sama pada bagian atas dan bawah
,.b"r", 30 kPa' (0,014; O'0022kPa')
lapisan pasir tersebut, dan lapisan pasir merupakan batas dengan
asli dari dua lapisan lempung permeabitas sangat tinggi.
6. Uji odometer dilakukan pada contoh dari (") ." = 2,76 m2/tahun,0,62 m di bawah permukaan urugan
terjadi pada peningkatan tekanan
yang berbed". D.fo'*"ting
tabel di bawah -: (l-,) ., = 0,61m2/tahun, 1,91 m di bawah permukaan urugan
40 sampai 80 kPa aiU"'itt^t' iA'* :"::Y:::::
;Jil';,ltia; (') pada kedua lempung untuk P:"'^1*k'o'
S"** p'a^ tabel adalah mm x 10
2' (0'66rn2/tahun'
li. Lirlrisrrrr lcrnpung scdalam 72 m, terdapat di atas lapisan batu keras.
tekanan tersebut'
l(oclisicrr l)crnunrl):rl:rrr (2r,,) lcrnpung ini adalah 1,6 x Muka air
10-a.
NA)
t:rrr:rlr tcrtlrrprrt 1l:rrlrr kt'.1;rl:rnr:rrr .l rrr rli b:rwirh pe rmukiran tanah. Akibat
230 MEKANIKA TANAH

pemasangan drainasi (selokan atau pipa) muka air tanah diturunkan


BAB 9
sebesar 2,5 m.
(47
Tentukan penurunan yang akan terjadi pada permukaan tanah'
mm)

KEKUAIAN GESER TANAH

9.1 KONSEP-KONSEP DASAR


Kekuatan tanah berbeda dengan bahan bangunan lain (baja, beton, kayu,
dsb.) dalam dua aspek penting berikut ini:

l. Pada tanah, hanya kekuatan geser yeng perlu diperhatikan. Dalam


rekayasa geoteknik, seperti analisis daya dukung fondasi, tekanan tanah
pada dinding penahan dan kemantapan lereng bergantung hanya pada
kekuatan geser tanah. cara keruntuhan pada keadaan-keadaan ini
diperlihatkan pada Gambar 9.1. cara ini akan dibahas secara lebih
mendalam pada Bab 11 sampai dengan Bab 14. pada semua kasus
tersebut, keruntuhannya disebabkan oleh gerakan geser pada bidang
tertentu di dalam tanah. Pada cara keruntuhan ini, kekuatan tekan atau
kckuatan tarik tidak berpengaruh sama sekali.
) Kekuatan geser tanah tidak tetap pada jenis tanah tertentu. pada
kcdalaman yang besar, umumnya tanah lebih kuat daripada di
Pcrmukirln. Patlir rrrrrgurr, lirpisan bawahnya lebih kuat daripada
llPis:rn tcrrltirs. I l;rl irri k;rrcru kckuatan gcscr tanah berganrung pada
MEKANIKA TANAH KEKUATAN CESERTANAH 233

tegangan. Selanjutnya, kekuatan geser tanah dapat juga bertambah tanah menurut tegangan efektif. Persamaan 9.7 juga dinamakan kriteria
dengan berjalannya waktu, mungkin disebabkan oleh pengaruh alam keruntuhan Mohr-Coulomb. Jika tegangan geser pada suatu bidang di
seperti curah hujan atau pengaruh kegiatan manusia pada lereng. dalam tanah melampaui nilai yang diberikan pada Persamaan 9.1, maka
Karena keadaan ini, kekuatan geser tanah harus dinyatakan dengan akan terjadi gerakan geser pada bidang tersebut.
cara yang memperhitungkan hal-hal tersebut. Parameter c'
dan Q/ dapat dikatakan tidak bergantung pada cara
Baji tanah bergerak Masa tanah
mengukurnya dan dapat dianggap tetap pada suatu jenis tanah pada
pada bidang lurus longsor pada
bidang berbentuk
keadaan tertentu (misalnya keadaan asli setempat). Kekuatan geser menurut
Beban busur lingkaran
fondasi Persamaan 9.1 dapat dianggap terdiri atas dua bagian:

---'^
+
Zz( Bidang
geser
(a) Komponen kohesif (ct), yang disebabkan oleh ikatan
tanah dan nilainya dapat dianggap tetap pada jenis tanah tertentu.
(b) Komponen (o'tan Q'), yang
antata butiran

bergantung pada tegangan


=)^x/-z{",o"nn
geser
"gesekarr"
FONDASI GEDUNG DINDING PENAHAN LERENG ALAM normal efektif yang bekerja tegak lurus pada bidang geser. Komposisi
Gambar 9.1 Cara keruntuhan pada fondasi, dinding penahan tanah, dan lereng tanah sebenarnya dari komponen ini masih dipersoalkan karena tidak
seluruhnya berasal dari gesekan. Namun, karena komponen ini
sebanding dengan tegangan normal, maka logis jika dianggap sebagai
9.1.1 Rumus Umum untuk Kekuatan Geser Tanah komponen gesekan.
Rumus kekuatan geser tanah yang dipergunakan secara umum pada masa
sekarang adalah: 9.1.2 Kekuatan Geser Tak Terdrainasi (s,)
s = ct + (o- z).tan Q'
(9.1)
Ini adalah kasus khusus, dan seperti diterangkan dalam Bab 6, mengacu
atau pada keadaan dimana tidak terjadi perubahan kadar air di dalam tanah
s=ct +of tanQ' baik pada keadaan lapangan maupun pada pengukuran kekuatan geser
di laboratorium. Jika tanah tak terdrainasi, dan jenuh sepenuhnya, tidak
dimana s= kuat geser atau perlawanan geser terjadi perubahan volume, yang berarti tidak terjadi perubahan tegangan
o = tegangan normal total pada bidang geser cfektif. Sesuai dengan Persamaan 9.1 di atas, tidak terdapat perubahan
u = tektnan air pori pada bidang geser pada komponen gesekan dari kekuatan sehingga kekuatan tetap sama.
o'= tegangan normal efektif pada bidang geser .f lcli, dalam keadaan ini kekuatan geser tidak dipengaruhi oleh perubahan
ct = kohesi menurut keadaan tegangan efektif tcgangan total pada tanah.
0'= sudut ketahanan geser (uga disebut "sudut gesekan") Mcnurut keadaan tegangan total (keadaan tidak terdrainasi), tanah
menurut keadaan tegangan efektif, bcrpcrilaku seakan-akan sudut gesernya nol. Karena hal ini, keadaan tak
tcrrlruinasi scring rlisebrrt kasus Q = 0. Penting kita memahami bahwa kasus
Parameter c' dan Q' biasanya dinamakan parametcr kcktrrrtan gescr (r 0 irri lr:rrryrr tirrrlrrrl rr1,:rbill tcrclapat dua faktor yang penting yairu:
234 MEKANIKA TANAH
KEKUATAN GESERTANAH 235

(a) Tanah jenuh air disimbolkan dengan Aez. Dengan demikian, tegangan efektif pada bidang
(b) Keadaan tak terdrainasi keruntuhan juga berubah, disimbolkan o', pada Gambar 9'2(b).Tegangan
tak terdrainasi kemudian ditunjukkan oleh titik B pada garis keruntuhan
Kasus Q = 0 tidak bergantung pada jenis tanah; hasil yang sama juga
Mohr-Coulomb; nilainya sebesar s,.

berlaku untuk lempung dan pasir, asalkan kedua syarat di atas terpenuhi.
Namun, seperti yang akan kita lihat nanti, kasus 0 = 0 memiliki hubungan ;1,{tr,tff 1.
yang praktis hanya pada lempung dan lanau. Kasus tersebut tidak ada Nrr!+q il"-,1oet.ktat
r !r ,[, rrlprq
hubungan praktis pada tanah berbutir kasar. Analisis kekuatan tak
flenpl*ri Ju^ra "I'i*nur
terdrainasi berarti analisis menurut tegangan total saja, karena perilaku
tanah tak terdrainasi berkaitan langsung hanya dengan tegangan total.

9.1.3 Hubungan Antara Kekuatan Tegangan Efektif dan (a) Tegangan pada bidang geser

Kekuatan Tak Terd rai nasi a


a
o
Kekuatan geser menurut tegangan efektif dan tegangan total diperlihatkan o
secara grafis pada Gambar 9.2. Gambar 9.2(a) menunjukkan tegangan
--_--------:
.+ i;
Eql
yang terjadi pada bidang geser (atau bidang keruntuhan) dalam massa nEl
grcl k
s -a
! +t =E.= tI o E
tanah.Tegangan normal total (O) terdiri atas dua bagian-tekanan air pori
e rl iEdl_B
Ot
(u) dan tegangan efektif (o'). Kekuatan geser (s) bekerja sepanjang bidang T"I
.-------.------l: IIF
geser. Gambar 9.2(b) menunjukkan garis keruntuhan Mohr-coulomb Perhatikan: Au adalah
pada tekanan
(Persamaan 9.1). Untuk memperoleh kekuatan geser pada bidang geser air pori akibat penggeseran
tak terdrainasi
menurut tegangan efekti{, kita memplot tegangan efekti{,6', dan membaca
(b) Keadaan tegangan serta kekuatan geser menurut gambar Mohr-Coulomb
kekuatan padatitlkA. Kekuatan ini juga menjadi kekuatan terdrainasi pada
Gambar 9.2 Gambaran grafik tentang kekuatan geser tanah
bidang ini, asalkan tanah mengalami geser secara perlahan-lahan dimana
tekanan pori yang dihasilkan oleh proses geser akan menghilang seiring
dengan terjadinya Pergeseran. Perubahan tekanan air pori ketika terjadi pergeseran tidak selalu positif.
Keadaan yang berkaitan dengan kuat geser tak terdrainasi pada bidang l)erubahan tersebut dapat pula negatif. Dalam hal ini, tegangan efektifnya
yang sama lebih rumit. Kekuatan tak terdrainasi adalah kekuatan pada Irkan naik sehingga kekuatan geser tak terdrainasi menjadi lebih besar
bidang ketika tanah mengalami pergeseran hingga runtuh dalam keadaan scstrai dengan titik baru pada garis keruntuhan Mohr-Coulomb. Jadi,
tak terdrainasi. Pembebanan semacam ini dapat dilakukan di lapangan lickrrarannya lebih besar daripada kekuatan pada tittkA. Ada dua keadaan
(dengan banyak kesukaran) atau di laboratorium. Selarna tcr.[adinya .lirnlrrrrr kckrurlrrrt lu('nurut tcgangan efektif dan kekuatan tak terdrainasi
hcrubrrlr; pclttlr:rlt:rtt itti ,rk:ttr sltttt:r:
I)crgcscran ttk tcrclr:rinirsi ini, tckanan pori akart
236 MEKANTKATANAH KEKUATAN GESERTANAH 237

7. Ketika tanah pada titik mendekati keruntuhan, yaitu saat tegangan Nilai s, juga bergantung pada kadar air dari tanah; konsolidasi tanah
geser pada bidang sudah sama dengan kekuatan yangada. Pada kasus sehingga kadar airnya menurun akan menghasilkan nilai s, yang lebih
ini tidak ada tegangan tambahan yang dibutuhkan untuk menyebabkan tinggi.
keruntuhan sehingga tidak terjadi perubahan pada tekanan air pori. (e) Kriteria keruntuhan Mohr-Coulomb umumnya dianggap sesuai
Bishop dan Bjerrum (1960) menjelaskan hal yang sama akibat analisis dengan Persamaan 9.1. Namun, persamaan yang seruPa juga mungkin
keadaan keruntuhan pada pemotongan tanah secara vertikal. dengan memakai tegangan total, yaitu:
2. Ketika tekanan air pori tidak mengalami kenaikan ataupun penurunan
selama proses pergeseran, yanghanya terjadi pada keadaan luar biasa. -t=c+OtanQ (e.2)
Konsep ini akan menjadi lebih jelas nanti pada bagian mengenai dimana c dan Q adalah parameter kuat geser menurut tegangan total.
pengukuran kekuatan geser.

Walaupun bentuk persamaan ini digunakan secara luas pada awal


Sebagai rangkuman, hal-hal penting di bawahini sebaiknya diperhatikan mekanika tanah, bentuk ini tidak berlaku secara umum karena nilai-
(a) Kekuatan tak terdrainasi dari elemen tanah umumnya tidak sama nilai c dan Q bergantung pada cara pengujian yang digunakan untuk
dengan kekuatan yang ditentukan dengan memakai tegangan efektif mengukurnya. Oleh karena itu, parameter ini tidak dapat dipergunakan
pada tanah. Nilai dari kekuatan tak terdrainasi dan tegangan efektif pada keadaan praktis. Satu-satunya pengecualian adalah kasus kekuatan
hanya akan sama apablla tanah berad a pada titik mendekati keruntuhan geser tak terdrainasi yang sudah dijelaskan. Dalam kasus ini nilai c dan Q
(dimana faktor keamanan adalah satu). menjadi:
(b) Meskipun terdapat perbedaan ini, kekuatan geser tetap selalu c = suryait]J kekuatan geser tanah tak terdrainasi

dikendalikan oleh tegangan efektif pada bidang geser, terlepas dari Q=0
apakah kekuatan dinyatakan dengan mempergunakan tegangan efektif Dalam keadaan tak terdrainasi ini tanah berperilaku seolah-olah tidak
atau tegangan total. memiliki komponen gesekan dari kekuatan gesernya. Ini mencerminkan
(c) Parameter-parameter tegangan efektif dapat dianggap parameter tanah keadaan-keadaan pengukuran pada saat kekuatan Sesernya diukur. Tanah
yang tetap. I"Jmumnya, pada kebanyakan keadaan praktis, nilainya masih tetap memiliki komponen gesekan pada kekuatan geser sesuai
(yaiat / dan Qr) tidak bergantung pada carayang digunakan untuk dengan nilai Q'-nya.
mengukurnya.
(d) Kuat geser tak terdrainasi (s,),bagaimanapun juga, tidak dapat dianggaP 9.2 PENGUKURAN KEKUATAN GESER
Cara pengujian harus sedemikian rupa, sehingga keterangan di bawah ini
sebagai p^rameter tanah yang tetap seperti halnya pada ct dan Q'.
diketahui selama pengujian.
Nilainya bergantung pada cara pengukuran, baik di lapangan maupun
di laboratorium. Masing-masing cara menghasilkan nllai tckanan pori
yang berbeda sehingga menghasilkan nilai kuat gcscr trrk tcrr'lrairrasi
yrrng bcrbctla irrgrr. Ini ukurt rli.lt'laskirn lebih lcngkrrl, l,irrlrr ll;r1,,i;rrr ').8.2.
238 MEKANIKA TANAH
KEKUATAN CESERTANAH 239
1. tgangan utama, yaitu o, dan o, atau tegangan normal dan tegangan gaya diukur sampai pengujian selesai.
geser pada bidang geser.
serangkaian pengujian dilakukan pada tegangan normal yang berbeda-
2. Tekanan air pori, sehingga regangan efektif dapat dihitung.
beda. Masing-masing hasii pengujian diplot daram bentuk grafik,
yang
3. Regangan.
pertama adalah kurva tegangan terhadap penurunan, dan yang kedua
tegangan geser (nilai keruntuhan atau nilai "puncali') terhadap tegangan
Pengukuran tegangan dan regangan cukup mudah. pengukuran tekanan normal, seperti diperlihatkan pada Gambar 9.3. Garis yang melalui titik
ini
air pori agak lebih sulit; harus memperhatikan faktor-faktor di bawah ini. menjelaskan nilai c'dan Q'dari tanah tersebut.
(a) Keadaan drainasi dalam pengujian, yaitu, apakah terdrainasi atau tidak
terdrainasi. Arloji penunjuk

(b) Kecepatan
*tr"l Batu berpori

regangan. Kecepatannya harus cukup lambat untuk men-


jamin bahwa tegangan air pori pada seluruh contoh tanah tetap sama. Transducer
Gava horizontal gaya
Dengan demikian nilai yang "diketahui"yaitu yang diukur pada ujung
contoh akan sama dengan nilai pada keseluruhan contoh tanah.
--+

Uji kekuatanbiasanya dilakukan dalam dua tahap:


Thhap 1: Pemberian tegangan normal-tahap konsolidasi Tegangan Normal

Tahap 2: Pemberian tegangan geser sampai terjadi keruntuhan-tahap


pembebanan. I

9.2.1 Ujl Geser Langsung (Uji Kotak Geser)


Kotak geser adalah alat pertama untuk mengukur kekuatan geserl
digunakan oleh coulomb pada tahun !776. Alat ini diperlihatkan pada
Gerakan Tegangan normal o
Gambar 9.3. contoh tanah dimasukkan dalam kotak yang terdiri atas J
Gambar 9.3 Uji geser langsung (atau kotak geser)
dua bagian, yaitu bagian atas dan bagian bawah. Batu berpori diletakkan
di atas dan di bawah contoh tanah supaya air boleh masuk atau keluar
dari contoh selama pengujian. sistem gantungan dan pemberian beban Manfaat dan batasan dari uji geser langsung meliputi:

kemudian digunakan untuk memberikan regangan normal (vertikal) pada


o Sederhana dan mudah dilakukan.
il

contoh. Alat pendorong kemudian memberikan gaya hoizontal pada


o Contoh tanah tak terganggu sulit disiapkan karena penampangpersegi.
,il

bagian bawah kotak, sementara bagian atasnya tetap diam. Gayahorizontal o Drainasi tidak dapat dikendalikan, sehingga uji tak terdrainasi tidak
diberikan dengan memakai kecepatan deformasi yang tetap; defirrnrasi dan nrrrngkin.

fl
1l
240 MEKANIKA TANAH KEKUATAN CESERTANAH 241

o Tegangan-tegangan utama tidak diketahui' contoh tanah pada pengujian ini berbentuk silinder. contoh dipasang
o Luas contoh tanah berubah terus selama pengujian berlangsung dan pada "sel"triaksial (berbentuk silinder) dengan batu berpori pada ujung atas

koreksinya tidak tepat. dan bawahnya, berikutnya dibungkus dengan memakai membran karet.
. Bagian atas sel dipasang dan diisi dengan air. Dengan demikian rekanan air
Yang diperoleh adalah kurva tegangan/deformasi geser, bukan kurva
dipakai supaya tekanan pengekang (confning prasure) dapat diperlakukan
tegangan/regangan.
pada contoh. tkanan ini juga disebut tekanan sel.
Ada tiga jenis uji triaksial yang biasa digunakan, yaitu uji tak terdrainasi,
9.2.2 Uji Triaksial
uji terkonsolidasi tak terdrainasi, dan uji terdrainasi. Keadaan selama tahap
Uji triaksial sudah menjadi cara paling terkenal dan yang paling sering
konsolidasi (Tahap 1) dan tahap pembebanan (Tahap 2) pada masing-
digunakan sekarang ini untuk mengukur kuat geser tanah. Uji ini lebih
masing jenis pengujian adalah sebagai berikut:
disukai baik karena alasan teoretis maupun karena dapat dipakai untuk
bermacam-macam pengujian. Semua jenis uji kekuatan geser dapat
dilakukan dengan alat triaksial. Alat ini dapat pula dipakai untuk mengukur (a) Ujitakterdrainasi(disebutjugaujitakterkonsolidasitakterdrainasi,/
sifat permeabilitas atau konsolidasi. Alat triaksial ini diperlihatkan pada w) Tidak ada drainasi yang diizinkan selama kedua tahap. tkanan
Gambar 9.4. air pori umumnya tidak diukur.
Beban r
vertikal Pl (b) uji konsolidasi takterdrainasilcu Drainasi diizinkan selama tahap
Y Adoji penun!uk konsolidasi, sampai contoh tanah terkonsolidasi sepenuhnya, yaitu
gerakao vertikal
// sampai semua tekanan air pori hilang menjadi nol. selama tahap
pembebanan, tidak ada drainasi yangdlizinkan dan umumnya tekanan
air pori diukur.
Silinder perspex
mengandung air (c) uji terdrainasi seluruh drainasi diizinkan selama kedua tahap. Maka
tekanan air pori menjadi nol. Perubahan volume umumnya diukur
Contoh tanah dibungkus
membran karet selama Tahap 2.

Parameter-p zrameter yane diukur selama pengujian adalah sebagai berikut:


Pipa hubungan pada (a) defleksi vertikal-untuk menentukan regangan dan untuk mengorelsi
alat untuk mengukur
tegangan air pori atau luas dari contoh tanah
perubahan volume Pipa untuk mengisi
silinder dengan air (b) beban vertikal (gaya P)
dan mengontrol
tekanannya (c) tekanan air pori-selama tahap pembebanan pada uji konsolidasi tak
Gambar 9.4 Uji triaksial
tcrdrainasi
242 MEKANIKA TANAH KEKUAIAN CESERTANAH 243

(d) perubahan volume-selama tahap konsolidasi baik pada uji konsolidasi analisis tegangan, namun penjelasan yang diberikan
di sini terbatas pada
tak terdrainasi maupun pada uji terdrainasi dan selama tahap penggunaannya dalam mekanika tanah, terutama pada uji triaksial.

pembebanan pada uji terdrainasi.

Uji takterdrainasi dilakukan untukmenentukan kuat geser tak terdrainasi


(s,) dari tanah.Uji terkonsolidasi takterdrainasi dan uji terdrainasi dilakukan 6.

untuk menentukan parameter kekuatan geser menurut tegangan efektif,


yaifo ct dan Qr. Pilihan uji terkonsolidasi tak terdrainasi dan uji
^ntar?-
terdrainasi, tergantung terutama pada permeabilitas tanah. Uji terdrainasi
merupakan uji yang paling mudah dilakukan dan biasanya dipakai pada Gambar 9.5 Tegangan pada elemen berbentuk baji yang digunakan untuk

pasir karena permeabilitas pasir sangat tinggi. Pada lempung, permeabilitas memperoleh persamaan lingkaran Mohr

yang rendah dapat menimbulkan kesulitan pada uji terdrainasi. Walaupun


drainasi diizinkan pada kedua ujung (atas dan bawah) contoh, ini tidak Kita akan meninjau keadaan pada bahan dimana tegangan-tegangan utama
menjamin bahwa tegangan air pori bernilai nol. Tegangan air pori pada berlaku pada arah vertikal dan arah horizontal. Ini adalah keadaan pada
bagian tengah contoh mungkin lebih tinggi daripada nilai pada ujungnya. uji triaksial. Tujuannya adalah untuk menentukan tegangan normal dan
berlaku.
Jika demikian anggapan bahwa tegangan air pori bernilai nol tidak tegangan geser pada bidang lain, misalnya bidang dengan kemiringan c
Untuk menjamin bahwa tegangan air pori bernilai nol, uji terdrainasi pada seperti diperlihatkan pada Gambar 9.5. Keseimbangan statis pada elemen
lempung dengan permeabilitas rendah harus dilakukan dengan sangat bahan berbentukbaji akan diperiksa padaarahyang sejajar dengan bidang
lambat, kadang-kadang membutuhkan waktu beberapa hari. yang kemiringannya o, dan juga pada arah yang tegak lurus terhadap
Oleh karena itu, uji konsolidasi tak terdrainasi umumnya dipakai pada bidang tersebut.
lempung. Dalam pengujian ini, air tidak dapat keluar dari contoh tanah
dan pengujian dapat lebih cepat daripada uji terdrainasi. Namun, masih l)ada arah yang sejajar kita mendapat
penting untuk menggunakan kecepatan regangan yang lambat untuk T a + o3asin acosa = op cos dsind
menjamin tekanan air pori seragam pada seluruh contoh tanah, dan nilai
yang diukur pada bagian atas dan bawah contoh tanah mewakili seluruh c =(or- or)sinacosa
contoh tersebut. dan karena sin2a = 2sindcosa kita dapat menulis:

9.2.3 Lingkaran Tegangan Mohr 7 =9t9t"in2o (e.3)


2
Untuk menentukan garis keruntuhan Mohr-Coulomb (dan nilai parameter
kuat geser cr dan Q) umumnya dipergunakan cara grafis bcrtlasarkan
lingkar:rn tcgangan Mohr. Lingkarirn Mohr brrnyak rligrrrr:rkrrrr tl,rlrrrrr
244 MEKANTKA TANAH
KEKUATAN GESERTANAH 245
Pada arah yang tegak lurus kita mendapat AC = CB = Cp = jari-jarilingkaran
o na = ot a cos d cos d + 03 a sin a sin a
sehingga pD = Cpsin 2cx = 9!_94rin2o
o,= orcos2 d+orsin2 d
Sekarang dengan memakai persamaan: Sehingga , =(
o, - or\sin2a
cosz6y=2cosz A-l dan cos2d=l-2sin2 a \2 ) (e.s)

Kita mendapat: OD = OC + CD = oA+oB *Cpcos2a


Dan 2

o.=r?.("*)coszd (e.4)

o.=e?*('*)"""" (e.6)
Sekarang tinjau lingkaran Mohr yang ditunjukkan pada Gambar 9.6
di bawah ini. Sebuah garis dengan sudut cx ditarik dari titik ,{ sampai Persamaan ini ternyata tepat sama dengan persamaan (persamaan 9.3
memotong lingkaran pada titik P. Kita akan memeriksa besarnya OD dan dan 9.4) unfuk tegangan o dan x yaflgberasal dari analisis keseimbangan.
DP. oleh karena itu, jarak oD memberikan nilai o, dan Dp memberikan nilai
t.Ini memberikan cara grafis yang sederhana untuk memplot hasil dari uji
triaksial.

9.2.4 Penggunaan Lingkaran Mohr untuk Menggambarkan


Hasil UjiTriaksial
setelah contoh tanah diberikan tekanan sel, tegangan di dalam contoh
adalah seragam dan sama pada semua arah.tgangan ini tetap sama selama
pengujian; dengan demikian tegangan ini adalah tegangan utama minor
Gambar 9.6 Lingkaran Mohr dari tegangan or. Tegangan vertikal meningkat sebanding dengan beban yang diberikan,
yaiu gaya P pada Gambar 9.4. Kenaikan tegangan vertikal adalah sebesar
Sumbu horizontal mewakili tegangan normal dan sumbu vertikal mewakili P/A, dimana A adalah luas contoh tanah. Dengan demikian tegangan
tegangan geser. Dengan memplot nilai-nilai dari tegangan utama pada vertikal total, yaitu tegangan utama mayor, o, diberikan oleh:
sumbu x kita dapat langsung menentukan nilai tegangan normal dan
tegangan geser pada bidang lain manapun. Pada Gambar 9.6 kita dapat P
menuliskan besaran OD dan PD sebagai berikut:
O, = Or*7
246 MEKANTKA TANAH
KEKUATAN CESERTANAH 247
yang dapat disusun menjadi Uji trialsial tak terdrainasi-umumnya hanya tegangan total yang
diketahui, dan dengan demikian hanya dapat dibuat plot dengan memakai
P
or-o, = (9.2) tegangan total. Dalam hal ini nilai
7 s, dan nilai
c menjadi kekuatan geser tak terdrainasi,
$ adalah nol, seperti ditunjukkan pada Gambar 9.8. Dalam
tgangan o, - o, dikenal sebagai tegangan deviator. Hasil uji triaksial keadaan tak terdrainasi ini, setiap kenaikan tegangan sel (or) disertai
umumnya dihitung dan digambarkan dengan menggunakan nilai o, dan dengan kenaikan yang sama pada tekanan air pori, sehingga tidak terjadi
tegangan deviator, o, - or.tgangan deviator ini adalah diameter lingkaran perubahan pada tegangan efektif (lihat Bagian 6.3).
Mohr, seperti diperlihatkan pada Gambar 9.7.

gi9;' Garis keruntuhan tegangan total

tegangan total

Gambar 9.7 Lingkaran Mohr digambar untuk menentukan garis keruntuhan Mohr-Coulomb

Dengan melakukan serangkaian uji triaksial pada tekanan sel yang Dengan demikian kekuatan tanah ini tetap.Jika kita mengukur tegangan
berbeda, kita dapat memplot serangkaian lingkaran Mohr. Garis tangensial air pori pada setiap pengujian dan kemudian menghitung tegangan efektif
dari lingkaran ini merupakan garis keruntuhan Mohr-coulomb. Tidak (tegangan sel dikurangi tekanan air pori) dan memplot lingkaran tegangan
ada keadaan tegangan yang dapat diwakili oleh lingkarzrr-yangmemotong efektif, kita akan menemukan bahwa lingkaran ini berhimpit, seperti dalam
garis ini. Keruntuhan akan terjadi sebelum
ini dapat terjadi, pada keadaan Gambar 9.8. Kita masih tidak bisa menentukan parameter tegangan efektif
tegangan dimana lingkaran menyentuh garis tersebut. uji trial$ial dapat karena lingkaran tunggal tidak cukup untuk menentukan garis keruntuhan.
digunakan untuk menentukan tegangan geser tak terdrainasi atau
parameter tegangan efektif ct darr. Qr. Untuk menentukan tegangan Uji terkonsolidasi tak terdrainasi-tekanan air pori diukur sehingga
geser tak terdrainasi, hasil diplot menggunakan tegangan total, sementara tcgangan efektif dapat dihitung dan hasilnya diplot dengan memakai
untuk menentukan parameter tegangan efektif ct dan Qr, hasilnya diplot tcgangan efekti{, seperti diperlihatkan pada Gambar 9.9.
menggunakan tegangan efektif
MEKANIKA TANAH KEKUATAN CESERTANAH 249

HASIL PENGUJIAN TRIAKSIAL mencakup tegangan deviator, tekanan air porl dan perubahan volume.
.CONSOLIDATED
UNDRAINED"
Penjelasan hasilnya adalah sebagai berikut:
1. Grafik di sebelah kiri adalah uji terkonsolidasi tak terdrainasi; yang di
sebelah kanan adalah uji terdrainasi.
2- Pengujian dilakukan padatrgatekanan sel-tinggi, sedang, dan rendah,

seperti pada gambar.


l1
lt
3. Pada uji ter-konsolidasi tak ter-drainase, tegangan air pori paling
rendah terjadi pada tekanan sel paling rendah, dan paling besar pada
tekanan sel paling tinggi. Perilaku demikian terjadi karena pada
tekanan sel yang tinggi, butiran cenderung dipaksa saling mendekat
Gambar 9.9 Hasil dari uji triaksial terkonsolidasi tak terdrainasi
selama penggeseran - ini ditahan oleh tegangan air air pori.
4. Dalam uji terdrainasi, perubahan volume mungkin negatif atau positi{,
Perhatikan bahwa: of, = o, u dan 6ts = Ct- u
- yaitu volume mungkin menurun atau meningkat selama pergeseran.
sehingga: 6,, - o,, = (o, - u) - (ot- u) = ct- ot
Dalam Gambar 9.10 semua grafik perubahan volume menunjukkan
jadi nilai tegangan deviator adalah sama jika dinyatakan dengan memakai
penurunan volume semula, diikuti oleh peningkatan volume yang
tegangan total ataupun tegangan efektif
terus-menerus. Penurunan pertama adalah yang terbesar dalam
ujiterdrainasi-tekanan air pori diketahui (sama dengan nol) dan
pengujian dengan tekanan sel paling tinggi dan hal sebaliknya pada
dengan demikian tegangan efektif tetap sama dengan tegangan total.
tekanan sel paling rendah. Peningkatan volume akibat pergeseran pada
Hasilnya memberikan gambaran lingkaran Mohr menurut tegangan efektif
tanah dikenal sebagai perilaku dilatan atau dilatansi. Perilaku dilatan
mirip dengan lingkaran tegangan efektif pada Gambar 9.9.
merupakan sifat umum pada tanah, khususnya pada pasir.

9.2-5 Perilaku Tanah pada Uji Konsolidasi rerdrainasi dan Tak


Terdrainasi
Uji terkonsolidasi tak terdrainasi dan uji terdrainasi digunakan untuk
menentukan parameter tegangan efektif ct dan Q'. Pilihan jenis pengujian
bergantung padajenis tanah. Uji terdrainasi pada bahan berbutir kasar (pasir
dan kerikil) mudah dilakukan, tetapi pada lempung, uji ini tidak mudah
karena waktu yang lama yang diperlukan untuk memungkinkan terjadinya
drainasi. Seperti dijelaskan di atas, uji terkonsolidasi tak terdrainasi paling
umum digunakan untuk mengukur nilai c, dan Q, pada lempung.
Gambar 9.10 memperlihatkan hasil yang biasa dari uii tcrkorrsolidasi
tak tcrclrainasi d:rn tcrdrainasi pada contolr lcrnpurrg yilnp, r.xinrr. ( Ir;rlik
250 MEKANIKA TANAH
KEKUATAN GESER TANAH 251

dan volume, luas penampang dan panjang pada suatu tahap tertent.t = V,
A,dan L,
o perubahan volume dan perubahan panjang pada tahap ini = LV dan Ai. ,
.(o
o
'(,
sehingga V = V,- LV = A" L"* Ll/
c(E danL=L -A.l-.
o)
c(U
(,)
P
A l
-4Ll i------l I

L.
'tr
o
o-
s
.= o
(u E
5
o
E
6
6
lz(D (U
F E yang
(E Bentuk deformasi plastis
Keruntuhan plastis Keruntuhan rapuh
:
-o
o
dipakai untuk menghitung
koreksi luas
(L
Gambar 9.1,l Anggapan bentuk deformasi dan bentuk yang sebenarnya pada uji triaksial
PENGUJIAN TERKONSOLIDASI
PENGUJIAN TERDRAINASI
TAK TERDRAINASI
Gambar 9.10 Hasil uji triaksial tak terdrainasi terkonsolidasi dan uji triaksial terdrainasi
Luas penampang pada tahap ini adalah:

g.2.6Koreksi Luas pada Uji Triaksial


Selama tahapan pembebanan pada uji triaksial, panjangnya contoh t/ A L -Lt/
n''"1'-#)= A,(l-e,)
n- _ (9.9)
berkurang dan diameternya bertambah. Mungkin juga terjadi perubahan L L,_AT L,-AI l-",
volume jika uji tersebut adalah uji terdrainasi. Ini berarti luas penampang
contoh terus-menerus berubah selama pengujian. Kore*si dibuat untuk dimana eu dan e, masing-masing adalah regangan volume dan regangan
perubahan ini,berdasarkan anggapan bahwa contoh tanah mempertahankan vcrtikal. Kebiasaan yang umum adalah e, bernilai positif pada penurunan
bentuk silindernya selama pengujian. Ini adalah pendekatan yang agak volume dan erjugabernilai positif pada penurunan panjang.
kasar karena contoh tanah berubah bentuk dalam bermacam-m acam cara,
seperti terlihat pada Gambar 9.11. 9.2.7 Kriteria Keruntuhan Menurut Tegangan Utama
Luas penampang pada tahap yang diperlukan selama pengujian Atlrr bcbcrapir kc:ul:r:rrr rlirnana sangat berguna untuk menyatakan kriteria
ditentukan dengan cara berikut: kcrtrrrtrrhlrrr Mohr (',,rrl,,nth rncl)rtrut tcgangan utama. Hubungannya
Wrltrme, luas pcnampang dan panjang contoh scnrtrla =, y,,, /t,,,,lrrrr /.,,, rlrrlrrrt rlipcrolch rlcrrg;rrr rrrr'rrirrirrrr rli;rgrurn llarlrr Oalnh;r-9.12.
252 MEKANIKA TANAH KEKUATAN GESER TANAH

bahwa satu-satunya bidang tempat keruntuhan akan terjadi ditentukan


dengan garis AP. Pada bidang ini nilai tegangan gesr = x yang sama
besarnya dengan PD, yaitu tegangan geser yang ada menurut garis
keruntuhan Mohr-Coulomb. Pada bidang pada sudut lain, kuat geser yang
ada akan melampaui tegangan geser yang berlaku, sehingga keruntuhan
OAB tidak akan terjadi pada bidang ini.
Gambar 9.12 Penentuan kriteria keruntuhan Mohr-Coulomb menurut tegangan utama Dari geometri gambar, kita langsung mendapat hubungan antara cr dan

sudut geser Q', yaitu


Cara paling sederhana untuk memperoleh hubungan tersebut adalah
dengan menghitung jari-jari lingkaran Mohr, .BD: 2a = g0 * Qt sehingga
BD: BC + CD: OB sin Q'+ CD
kemudian fulis nilai ini menurut tegangan utama ot ,, ct,, dan parameter u= 45" +
q (e.11)
2
kekuatan geser, r'dan Q':

oi - oi oi + oi\sin
2 =( /, + c,
----7
cosQ,
l. z )-"-r
Disusun ulang menjadi oiQ- sin /') = oiQ+ sin /') + 2c' cos Q'
Dengan demikian

d' = o'(l+"ino' )* 2",


tot/' (e.e)
'tl-sin/') 1-sin/' Gambar 9.13 Penentuan kemiringan bidang keruntuhan dari lingkaran Mohr

dan tegangan deviator ditentukan

d - d. - 24sin Q' + 2", "o'Q' (e.10) 9.2.9 Contoh Perhitungan Hasil Uji Triaksial
l-sin/' 1-sin/' Serangkaian uji triaksial terkonsolidasi tak terdrainasi telah dilakukan pada
lempung jenuh air menggunakan contoh tanah dengan diameter 40 mm
dan ketinggian 80 mm. Pada saat keruntuhan, keterangan di bawah ini
9.2.8 Penentuan Sudut Bidang Keruntuhan
dicatat. Dari data-data tersebut, kita ingin menentukan nilai-nilai ct dan
Kemiringan bidang keruntuhan terhadap bidang tegangan utama mayor
Q'pada lempung ini.
dapat ditentukan dengan memeriksa lingkaran Mohr pada keadaan
keruntuhan, seperti ditunjukkan pada Gambar 9.73. Dcngln memcriksa
keadaan tegangan pada beberapa bidang dengan sudut tr, kilit rncrtcrtttrkan
MEKANIKA TANAH
KEKUATAN GESER TANAH 255
Thbel9.2 Hasil triaksid
Contoh Bebm o3 u ol, Def,, Panjang Luas or-ot or-ot ot+ox
(kN) (kP.) (^^) (,"^) (-''') 2 2
(kP.)
(kP") (kP")
t 128,1 30 6,6 23,4 ,,L 76,9 1307,f 98,0 49,O 72,4
) 194,7 80 32,J 47,7 4,9 75,1 1?38,6 L45,5 72,8 L2O,5
) 254,O 140 72,8 67,2 7,8 72,2 1392,4 L82,2 9t,r t58,3
Luas contoh tanah = n* = rc x(20), = 1.256,6 mm2, panjang contoh tanah
= 80 mm.
Sekarang kita dapat menghitung tegangan utama efektif minor (orr)
dan tegangan deviator (o, - or) yang diperlukan untuk menentukan nilai
c'dan Q'.
Berikut ini adalah perhitungan secara rinci untuk uji no. 1:

Luas penampang pada keruntuhan:

. volume 1256,6 x 80
ry#;Y=1307'3 mm2
panjang 80 - 3,1
Gambar 9.14 Lingkaran Mohr pada contoh di atas

Tegangan deviator:
IJmumnya, lebih mudah memprot titik daripada lingkara.r'd.ogr'
beban l2&lxlo'' menggunakan cara yang dijelaskan nanti pada B agiang.6dan
or- o: =
luaspenampang
- I 3023x I 0-". kPa=98.0 kPa diperlihatkan
pada Gambar 9.20. untuk memakai cara infl kita
harus mengetahui jarak
ke pusat lingkaran (o, r+ ot
Tegangan utama minor: r)/2dan jari-jari lingkaran (or_ or)/2.Keduanya
o', 6,6 = 23,4lfla sehingga or= l2llfla tlapat dihitung dengan mudah sebagai berikut (prd,
= o, - u = 30 - .oitorr-pertama), dan
Kita dapat mengulang perhitungan ini pada kedua contoh lainnya; hasil .limasukkan ke dalam Tabel9.2.

yang lengkap terdapat padaTabel 9.2.


Dengan mengetahui nilai or, dan tegangan deviator or, - or, - tI1
-61 98,0
or
22
o, kita dapat dengan mudah menggambar lingkaran Mohr seperti yang ol+ol o,-tr
, - r _ :-]___IJ.u6,,
telah dilakukan pada Gambar 9.74. Garis tangensial pada lingkaran ini
22 = 49,0+23,4 = 72,40 l<pa
memberikan nTlai ct =!7lcPa, Qt =28,7".
( l:rris yirng digambar mclirlui
titik-titik ini menunjul,kan nilai berikur / =
I ,l kl)a, = 25,9".
lJ
l)rrli lt:rs:rrrririrn 9. I2 rllrr,).l l p:rrl:r llrrb 9.(r <lipcr6lch
Qt = 2g,7o,c, = 16
256 MEKANIKATANAH
KEKUATAN CESERTANAH 257
Pembangunan gedung menambah Penggalian tanahmengurangi tekanan pada
kpa. Nilai c, ini tidak persis sama dengan nilai yang didapat
sebelumnya tekanan pada tanah - menyebabkan tanah. Hasilnya tanah disekitar penqgalian
konsolidasi beserta tambahan kekuatan mengisap air ("pengambangan") sehingga
sesuai dengan
oleh karena kesalahan kecil pada Pemasangan garis yang
tanah kekuatan tanah akan turun.

data.

- - PEMANFAATAN
9.3 KEKUATAN GESER TIDAK
TERbRAINAsi onN PARAMETER TEGANGAN
EFekrir UNTUK TUJUAN PRAKTIS
tegangan total
Kini, kita akan meninjau keadaan praktis dimana analisis Air mengalir masuk daerah penggalian

yang menggunakan kekuatan geser tak terdrainasi


(r) harus digunakan' Perencanaan (desain) berdasarkan
pada kekuatan geser tak terdrainasi Perencanaan berdasarkan pada kekuatan geser
efektif tak terdrainasi adalah tidak aman. Analisa dengan
Kita juga akan meninjau keadaan lain dimana analisis tegangan
semula adalah cara yang aman
(konseruatif) memakai tegangan efektif diperlukan untuk
memperhitungkan pengurangan kekuatan pada
yang menggunakan parameter il dan Qr perlu dipakai'
Gambar 9'15 masa panJang

jenuh' Kasus Gambar 9'15 Keadaan pembangunan yang berbeda, yang memerlukan analisis tegangan total dan
menunjukkan dua jenis proyek pada suatu lapisan lempung
tegangan efektif
fondasi langsung'
pertama adalah pembangunan gedung dengan memakai
beban
yaitu fondasi pada permukaan tanah' Bangunan akan menambah
kedua adalah
dan menaikkan tegangan pengekang pada tanah' Kasus
penggalian ini
9.4 PERILAKU KEKUATAN GESER PASIR
penggalian tanah untuk pembuatan ialan raya' Pengaruh
Perilaku kekuatan geser pasir lebih sederhana daripada perilaku kekuatan
sebaliknya, yaitu mengurangi beban dan tegangan
pengekang pada tanah'
geser lempung atau lanau, sehingga akan dijelaskan terlebih dahulu.
Keadaan Pertama menyebabkan konsolidasi tanah seperti dibahas
Pengukuran kekuatan geser pasir biasanya dilakukan dengan memakai
padaBab8.Airdidesakkeluardaritanahdankekuatannyamerringkat.
uji terdrainasi, karena air dapat mengalir dari pasir dengan sangat cepat.
Kasus kedua berpengaruh sebaliknya' Pengurangan tegangan
pada
'l'egangan air pori tidak mungkin
dalam tanah yang berbeda di tengah contoh tanah dengan
awalnya menyebabkan penurunan tegangan air pori
nilai-nilai pada ujungnya dimana drainasi diperbolehkan.
mengakibatkanairmeresaPkegalian.Akibatnya,kekuatantanahmenunrn.
untuk
Oleh karena perilaku tersebut, pada keadaan Pertama' aman
kekuatan
merancang fondasi berdasarkan pada kekuatan awal tanah, yaitu
ini akan meningkat sejalin dengan
geser tak terdrainasi (s,). Kekuatan geser
Pada keadaan
waktu, yang berarti peningkatan pada faktor keamanannya'
kedua,Penurunanteganganakanmemperkecilfaktorkeamananterhadap
kemantapan
keruntuhan longsor pada galian' Untuk memeriksa keadaan
tegangan' harus
baru (pada jangka panjang) yang disebabkan penurunan
dijelaskan secara
digunakan analisis tegangan efektif. Keadaan-keadaan'ini
teliti pada Bab 14, di Bagian 14'4'
258 MEKANIKA TANAH
KEKUATAN CESERTANAH 259
volume menjadi tetap pada reganganyang besar.Jika kepadatan (atau angka
Tegangan "PeriutuP" =300kPa
pori) diukur pada kedua contoh ini setelah mencapai keadaan "tetap"atau
ultimate, ditemukan bahwa nilainya sama. Keadaan ini disebut keadaan
k;rltts (critical state). Pada keadaan ini, deformasi dapat berlanjut terus pada
vfl
rooo
tegangan deviator dan volume yang tetap.
o
.q
o
E
(E

E) 5oo
o
(,) Padat
F
o)
Tidak
---o-
padat---o---

Penambahan
volume ':
;x
o
E Regangan Tegangan normal
E= Gambar 9.17 Kekuatan puncak (maksimum) dan kekuatan pada keadaan kritis dari pasir
c(,
t(5
.o
f
L
o Gambar 9.17 menunjukkan hasil dari serangkaian uji kotak geser tak
Pengurangan
volume terdrainasi pada contoh pasir yang sama dengan tegangan vertikal yang
padat
Gambar 9.16 Uji triaksial terdrainasi pada pasir dalam keadaan lepas dan berbeda. Hasilnya digambarkan dalam bentuk tegangan terhadap regangan
dan juga terhadap tegangan normal. Baik tegangan puncak rnaupun pada

Gambar 9.16 menunjukkan hasil dari uji triaksialpada contoh pasiryang keadaan kritis diplot terhadap tegangan normal. Pasir tidak berkohesi,
disiapkan dalam keadaan lepas dan padat, diuji pada tekanan pengekangyang iadi garis keruntuhannya umumnya melalui asalnya. Dua nilai dari sudut
sama. Pada contoh pasir yang padat, tegangan deviator meningkat
sampai gcsekan Q' dapat ditentukan, yaitu nilai puncak (0,) dan nilai keadaan kritis,
mencapai nilai puncakyangjelas, kemudian menurun hingga mencapai nilai vrurg biasanya dinyatakan dengan Q'6,,,, atau 0,*. Akhiran w menunjukkan

yang tetap. Volumenya menunjukkan sedikit penurunan pada bagian awal' v,rlume yang tetap. Nilai Q'yang biasa pada pasir adalah di antara 35o dan
.15", nilai yang lebih rendah biasanya terkait dengan keadaan lepas
diikuti oleh peningkatan terus sampai kemudian mencapai nilai yang tetap. dan nilai

contoh tanah yang lepas, tidak menunjukkan nilai puncak pada tegangan t,rrng tinggi terkait dengan keadaan padat.

"deviator" yang jelas. Kekuatannya meningkat hingga mencapai nilai yang


tet^p,y^ngsangat dekat dengan nilai yang diperoleh dari contoh yang padat'
9.5 KEKUATAN SISA LEMPUNG
Volume contoh tanah yang lepas menunjukkan sedikit pe Irtlrrlrlarl scbclurr.t
S li. rrr
l
rt t rr r (1 9 64) rrrc:r rgrrstrl krr n k.nsep kekuatan sisa (residuat s trength)

rrrenclrpui nilai yrng tctap. I)alam sctiltp pcngtriirrt' tcgrrrrg:trr tk'virttor tlrttl
l,'rrrIrrrrg lrrrtlrr w.ktrr lr<.li;rrr rrrt'rrt'liti kcrrrirrrtapan .irngka paniang pada
260 MEKANIKA TANAH
KEKUATAN CESER TANAH 261

lereng yang dipotong dalam "stiff fissured clays" (lempung kaku yang
mengandung retak-retak) di London. Kelongsoran pada lereng ini terlihat
terjadi lama setelah pemotongannya, kadang-kadang sampai puluhan tahun
sesudahnya. Lempung semacam ini sering terdapat di Eropa dan Amerika
IJtara, merupakan lempung terkonsolidasi berlebihan y^ng mengandung
retak-retak yang acak (tidak teratur). Adanya retak-retak ini tentu Pergerakan
berpengaruh pada kekuatan geser tanah tersebut. Skempton mengusulkan
Gambar 9.18 Kekuatan puncak dan kekuatan sisa pada lempung
bahwa retak-retak ini menyeb abkan kekua tanny a berangsur- angsur turun
dari nilai puncak menjadi nilai sisa. Kehilangan kekuatan sedikit demi
Perbedaan-perbedaan penting ?ntzra perilaku lempung dan pasir yang
sedikit ini yang akhirnya menyebabkan kelongsoran.
tercatat di bawah ini perlu dipahami:
Gambar 9.18 memperlihatkan konsep kekuatan sisa. Tanah diuji
dengan memakai sebuah alat (dulunya kotak geser), yang memungkinkan
L. Penurunan kekuatan yang terjadi pada pasir selama pergeseran (kecuali

deformasi yang besar pada bidang geser. Tiga contoh diuji pada tegangan
pada contoh tanah yang sangat lepas yang hanya menunjukkan
peningkatan kekuatan) disebabkan oleh perubahan kepadatan pasir.
normal yang berbeda-beda, sehingga diperoleh grafik tegangan terhadap
Butiran-butirannya mencapai keadaan baru yang seragam dan kurang
deformasi. Pada setiap pengujian, terlihat bahwa kekuatan naik sampai
padat.
puncak (maksimum) dan kemudian menurun. Jika pengujian dilanjutkan
hingga deformasi besar, kekuatan mencapai nilai yang tetap; ini disebut
2. Penurunan kekuatan yang terjadi pada lempung selama pergeseran
timbul karena beberapa sebab. Pertama, ada jenis lempung asli, terutama
kekuatan sisa. Perilaku ini menyerupai perilaku pada pasir, tetapi pada
lempung residu, yang mengandirng ikatan zntara butiran-butirannya
dasarnya terdapat perbedaan yang penting. Pada pasir, keadaan kritis
dan pergerakan geser dapat menghancurkan ikatan ini. Kedua, bentuk
muncul karena terjadinya keadaan tegangan dan deformasi yang seragam,
ini tidak butiran gepeng menyebabkan susunan butiran gepeng sejajar dengan
pada angka pori yang sama. Pada lempung, umumnya keadaan
terjadi. Pergeseran pada lempung terjadi pada bidang keruntuhan khusus
bidang geser. Ketiga, perubahan kepadatan mungkin terjadi, seperti
halnya pada pasir.
sehingga keadaan tetap dan seragam tidak muncul. Lagi pula, bentuk
butiran lempung yang gepeng menjadikan bidang keruntuhan agak licin
3. Pergerakan butiran pada pasir ketika keadaan kritis dicapai dianggap
berputar, sementara pada lempung ketika kekuatan sisa dicapai
dengan kekuatan yang rendah.
dianggap bergeser.
4. Istilah kekuatan sisa terutama dimalsudkan untuk lempung; jika
digunakan pada pasir dapat dianggap bahwa nilanya sama dengan
kckuatan pada keadaan kritis.
5. Sebelum mencapai keadaan sisa pada uji kekuatan pada lempung,
tarrah tcrscbtrt rnrrngkin tclah melalui keadaan kritis, tetapi tidak
262 MEKANTKATANAH
KEKUATAN GESERIANAH 263
mungkin menentukannya. Oleh karena itu, sulit untuk menciptakan Konsep kekuatan sisa masih penting karena menentukan kekuatan
keadaan kritis pada lempung dalam uji laboratorium dan tidak ada tanah pada bidang dimana pergerakan sudah pernah terjadi. Skempton
kemungkinan hal itu terjadi di lapangan. (1985) menyatakan bahwa "Oleh karena itu, kekuatan sisa umumnya tidak
relevan pada kelongsoran yang terjadi pertama kali pada suatu lereng. Akan
Dua garis keruntuhan dapat digambar seperti yang ditunjukkan pada tetapi, kekuatan sisa masih penting pada keadaan dimana sudah terjadi
Gambar 9.18, serupa dengan yang untukpasir pada Gambar 9.17. Namun, kelongsoran karena kekuatan pada bidang geser adalah kekuatan sisa-sisa."
dalam hal ini, garis yang lebih rendah menunjukkan kekuatan sisa dan
bukan kekuatan pada keadaan kritis. Pada kekuatan sisa ini nilai c'nol dan 9.5.1 Pengukuran Kekuatan Sisa
nilai Q' rendah. Nilai Qr. (yaitu nilai sudut gesekan sisa) pada lempung Walaupun kotak geser langsung digunakan pada penelitian-penelitian
dengan plastisitas tinggi umumnya sangat rendah-berkisar antara 8o dahulu untuk mengukur kekuatan geser sisa, sekarang ini cara-cara tersebut
hingga 15". tidak lagi dianggap menghasilkan nilai kekuatan sisa yang dapat dipercaya.
Pengalaman di lapangan menunjukkan bahwa pendapat Skempton Nilai yang tepat hanya dapat diukur dengan menggunakan sebuah ahtyang
tentang pentingnya pengaruh retak-retak pada kekuatan lempung adalah disebut alat geser cincin. Bishop dan rekan-rekannya (197I) menciptakan
benar. Namun, konsep bahwa kekuatan lempung retak-retak akan turun alat geser cincin pertama. Konsepnya diperlihatkan pada Gambar 9.19.
sedikit demi sedikit dengan berjalannya waktu sampai ke taraf kekuatan
sisa ternyata tidak benar. Penelitian dikemudian hari menunjukkan faktor-
faktor penting berikut ini:
L. Kekuatan sisa yang diukur dengan menggunakan uji kotak geser lebih
tinggi daripada kekuatan sisa yang sebenarnya (lihat keterangan di
bawah pada pengukuran menggunakan alat geser cincin)
2. Pengukuran tekanan pori dengan teliti pada penggalian atau ""':iJlf i*"',",nT'*
pemotongan dalam lempung ini menunjukkan bahwa tekanan air pori Gambar 9.'19 Gambaran secara konsep dari alat geser cincin untuk mengukur kekuatan sisa

masih naik selama puluhan tahun setelah lereng dipotong. Hal ini
dianggap menjadi penyebab utama dari tertundanya kelongsoran. Alat ini berupa kotak geser yang melingkar dan membentuk lingkaran
3. Nilai kuat geser maksimum yang digunakan oleh Skempton berasal yang tertutup sehingga merupakan cincin. Contoh tanah juga berbentuk
dari pengujian pada contoh tanah kecil.Jika pengujian dilakukan pada cincin (annulus). Oleh karena itu, jarak pergeseran menjadi tak terbatas.
contoh tanah yang besar, maka nllu ct dan Q' jauh lebih rendah, dan Pengujian dapat dilakukan pada tegangan normal yang berbeda-beda
mendekati nilai yang ditentukan dengan analisis balik pada kelongsoran seperti pada kotak geser biasa. Bagian atas dari cincin ditahan tetap dan
di lapangan. rnomen penahan diukur, sementara bagian bawah diputar pada kecepatan
tctap dengan mcnggunakan rnotor. Dari ukuran contoh dan momen
pcrr:rh:rn, tcgangiln gcscr p:rrl:r hirlang keruntuhan dapat dihirung. Peralatan
264 MEKANTKATANAH KEKUATAN CESER TANAH 265

Bishop, dkk. (1971) adalah alatyang sempurna untuk mendapat kekuatan


sisa yang tepat. Akan tetapi, penyusunan peralatan tersebut sangat rumit
dan memerlukan waktu yang lama. Bromhead (1979) menemukan bentuk
Tapak tegangan total (juga tapak
peralatan yang lebih sederhana yang memberikan hasil yang hampir sama tegangan efektif pada
dengan peralatan Bishop.
trnyata dari penelitian didapatkan bahwa kekuatan sisa adalah sifat
dasar tanah itu sendiri, dan tidak bergantung pada cara persiapan tanah di
dalam alat uji geser cincin. Hasii yang s^ma diperoleh tanpa dipengaruhi
apakah tanah tersebut asli atau dibentuk ulang dalam keadaan lunak atau
keras.

(a) Tapak tegangan pada ujiantriaksial, beserta garis Mohr-Coulomb yang disesuaikan
9.6 KONSEP TAPAK TEGANGAN
Istilah "tapak tegangan" menunjuk rangkaian tahapan tegangan pada
tanah. Tapak tegangan merupakan konsep yang sangat berguna untuk
memahami perilaku tanah, terutama apabila tanah dibebani dalam keadaan Tapak tegangan
tak terdrainasi. Gambar 4.8 padaBab 4 merupakan sebuah contoh tapak
tegangan; gambar tersebut menunjukkan urutan tegangan pada elemen
tanah yang mengalami pembebanan satu arah. Pada gambar tersebut tapak
Lingkaran tegangan
tegangan digambar dengan menggunakan tegangan efektif vertikal (o',) total

dan horizontal (o/r). Meskipun grafik semacam ini selalu dapat dipakai,
secara umum sekarang dipergunakan cara lain yaitu carayangada hubungan
r;"
(b) Tapak tegangan pada ujian triaksial tak terdrainasi
langsung dengan lingkaran Mohr. Yang dipakai adalah "puncali'lingkaran
Gambar 9.20 Tapak tegangan dalam uji triaksial dan garis keruntuhan
Mohr, yaitu titik tertinggi pada lingkaran, seperti diperlihatkan pada
Mohr-Coulomb yang disesuaikan
Gambar 9.20.Jarak ke pusat lingkaran digambar pada sumbu horizontal
(r) dan jari-jari lingkaran pada sumbu vertikal $r). Nilai x dan y dolam
Gambar 9.20(a) menunjukkan lingkaran Mohr dan tapak tegangan
gambar ini kemudian dinyatakan oleh:
menurut tegangan total. Kita dapat mencatat sepintas bahwa pada uji
o. +o. o.
,r= ' ' dan t'= ' -o"' terdrainasi, tapak tegangan efektif selalu sama dengan tapak tegangan total.
2'2 'l-itik E merupakan awal dari tegangan (tekanan sel diberikan oleh jarak
O/i), clan selama pengujian berlangsung, lingkaran membesar sehingga
Tapak tegangan dapat digambar dengan menggunakan tegangan total atau
kcnrnttrhan tcr.iiuli kctikr lingkaran menyentuh garis keruntuhan Mohr-
tegangan efektif.
('orrLrrrrh /X,'. Scrrrrr;t titik tcrtlrrPat Pa<lir garis.EB, yang adalah tapak
266 MEKANIKATANAH
KEKUATAN GESERTANAH 267

tegangan untuk pembebanan tanah dari.E sampai B. Garis D-Fadalah garis tanah yang disebabkan oleh perubahan tegangan total dalam keadaan tak

keruntuhan apabila tapak tegangan (atau nilai kekuatan puncak) digambar terdrainasi. Perubahan tegangan total ini mungkin hanya pada tegangan

dengan cara ini. Untuk menentukan parameter ct dan Q' dari rangkaian pengekang, tetapi mungkinjuga perubahan pada tegangan geser. Persamaan

pengujian, lebih mudah menggambar titik keruntuhan (titik B untuk yang digunakan untuk menghubungkan perubahan tekanan air pori dengan

tapak tegangan ini) daripada lingkaran karena lebih mudah menentukan perubahan tegangan total (Skempton, 1954) adalah:

garis dengan rangkaian titik daripada mencocokkan garis pada rangkaian


lingkaran. Hubungan antara sudut B dan jarak perpotongan d dan parametet Lu=B{Lo3+A(Lot-Aor)} (e.74)

Mohr-Coulomb adalah hubungan geometris seperti berikut: dimana [7 = perubahan tekanan air pori
Ao, = perubahan tegangan utama minor
(e.12) AO, = perubahan tegangan utama mayor
"'=lt*-Q'=dsecd'
tan B A dan! = parameter (atau koefisien) tekanan air pori
sin|'= 1a1B (e.13) Dengan demikian parameter B berhubungan dengan kenaikan tegangan
pengekang, Ao, sementara A berhubungan dengan kenaikan tegangan
Gambar 9.20(b) menunjukkan tapak tegangan total dan tegangan geser, yang dinyatakan dengan Ao, -
Aor.Jika kenaikan tegangan adalah
efektif dalam uji triaksial konsolidasi tak terdrainasi. Dalam keadaan ini semata-mata pada tegangan pengekang Ao, maka (Ao, - Aor) menjadi
tapak tegangan efektif berbeda dari tapak tegangan total. Perbedaan ini nol dan hubungan tersebut menjadi Lu = BLoz.
adalah sebesar nilai tekanan air pori yang dihasilkan akibat penggeseran Seperti telah kita lihat, jika tanah jenuh air maka tekanan air pori akan

selama pengujian. Jika tekanan air pori yang dihasilkan positif, maka meningkat dengan nilai yang sama dengan kenaikan tegangan pengekang
kedua tegangan utama menurun dan lingkaran Mohr dan tapak tegangan total, dan B = 1.. Apabila tanah kurang dari 10070 jenuh, maka nilai ,B
bergeser ke gambar. Jika tekanan air pori
kiri, seperti ditunjukkan pada menurun dengan cepat seiring dengan meningkatnya volume udara dalam
yang dihasilkan negatif,, maka tapak tegangan akan bergeser ke sebelah tanah. Jika derajat kejenuhan menurun hingga 8070, nilai B akan kurang

kanan tapak tegangan total. dari0,2 pada banyakjenis lempung.


Perubahan tegangan air pori selama pembebanan tak terdrainasi secara Parameter A berhubungan dengan perubahan tegangan geser.Jika nilai

umum dinyatakan dengan memakai Parameter A, yang dijelaskan pada 01 tetap dan tanah jenuh, maka Persamaan 9.9 menjadi:

bagian berikut ini. Lu = A(Lot - Aor)= ALo,


9.7 PARAMETER TEKANAN AIR PORI, A DAN B
Nilai ,4 bergantung pada kekakuan atau kepadatan tanah. Tanah yang
Seperti diterangkan pada Bab 7 dan 8, dan pada penjelasan di atas,
sungat lunak cenderung mengalami penurunan volume apabila kena
perubahan tekanan air pori di dalam tanah dapat disebabkan oleh
l)crgcscrirn, schinggr pada keadaan tak terdrainasi tekanan air pori akan
rembesan air dalam tanah, juga sebagai akibat perubahtn tcgrrngan totitl
rrrt'rrgrrlrrnri kcrrrrik:trr st'lltrrtrt l)crgcscrlrn. f)alam hal lain, tanah yang sanfJat
ptda tanrrh iillam keldairn tirk tcrdririnltsi. Plrltmctt'r tckrtttrttl rtir pori ,y'
Prrrl:rt r't'ntlt'r'unl,, nr('nlIrl;urri tlil:ttrrrrsi
(llcningkatan volttmc) apitbila kcnir
tl;rrr /i rligtrrrrrkrrn st.lrrrgrri pcrrgtrktrr pt'rttlrrtlt:ttt tt'k:tttlttr .ttt ltoti ,li .l:rlrrrlr
268 MEKANIKA TANAH KEKUATAN CESERTANAH 269

pergeseran sehingga pada keadaan tak terdrainasi tegangan air pori akan 9.8.1 Perilaku Lempung yang Dibentuk Ulang
cenderung menurun selama pergeseran. Oleh karena itu, nilai A dapat Perilaku lempung yang dibcntuk ulang dalam uji triaksial konsolidasi
berkisar dari bawah nol hingga sekitar satu. Pada jenis tanah yang sangat tak terdrainasi diperlihatkan pada Gambar 9.22.Lempung ini dicampur
lunak, dan tanah dengan kepekaan yang tinggi,r4 mungkin lebih besar dari dengan air sehingga merupakan lumpur. Kemudian lempung ini dijadikan
1. Pada tanah endapan, nilai z{ umumnya berkisar antzrra 0 untuk tanah contoh tanah terkonsolidasi normal dengan memakai tegangan konsolidasi
terkonsolidasi berlebihan, hingga sekitar 1 untuk tanah terkonsolidasi dalam alat triaksial sebesar rittkA sampai titik Kpada Gambar 9.27(b)'
normal. Gambar 9.21 menunjukkan hubungan patameter A dan B,dengan Hasil uji triaksial dari contoh ter:konsolidasi pada tegangan C ditunjukkan
sifat tanah. dalam Gambar 9.22\a).Gambar ini menunjukkan grafik tegangan deviator
dan tegangan air pori terhadap regangan. Kurva dengan bentuk yang sama
diperoleh dari semua contoh terkonsolidasi normal. Tegangan air pori
meningkat dengan nilai yang hanrpir sama dengan tegangan deviator; ini
berarti parameter tekanan air pori A pada keruntuhan mendekati satu,
(n
o sesuai dengan Gambar 9.2!.Garrs kerurrtuhan Mohr-coulomb yang
o
E
o ditunjukkan dalam Gambar 9.22(b) melalui titik asal sehingga nilai c'
6
(I
adalah nol.Ini biasa pada lempung terkonsolidasi normal'
Pengaruh tegangan terkonsolidasi berlebihan ditunjukkan dengan
50 100 menggunakan tegangan konsolidasi pada beberapa contoh tanah sebesar
Deraiat keienuhan (%)
Tanah lunak atau Tanah keras tegangan.F, kemudian mengurangi tegangan menjadi nilai yang digunakan
tidak padat atau padat
(N-C soils) (O-C soils) pada pengujian pertama. Semua contoh tanah ini sekarang menjadi contoh
Gambar 9.21 Parameter tegangan air pori A dan B dihubungkan dengan sifat tanah terkonsolidasi berlebihan, dengan derajat konsolidasi berlebihan yang
berbeda-beda.. Contoh pada tegangan E memiliki rasio terkonsolidasi
9.8 KEKUATAN GESER DAN PERILAKU DEFORMASI berlebihan (OCR) = OF/OE, nilai ini kecii' Sementara contoh pada
LEMPUNG
tegangan,4 memiliki rasio terkonsolidasi berlebihan (ocR) = oF/oA,
Pada bagian ini perilaku kekuatan geser dan deformasi lempung selama
yaitu nilai yang besar. Grafik tegangan deviator dan tekanan air pori
uji triaksial konsolidasi tak terdrainasi akan diterangkan. Contoh perilaku
pada contoh terkonsolidasi berlebihan pada titik C juga diberikan pada
akan diberikan dari tiga jenis lempung, yaitu lempung yang dibentuk ulang,
Clambar 9.22(a) dan dapat dibandingkan secara langsung dengan perilaku
lempung endapan asli, dan tanah residu. Perilaku ini dianggap umum dari
contoh terkonsolidasi normal pada tegangan konsolidasi yang sama.
jenis tanah ini; akan tetapi, cakupan sifat-sifat yang ditemukan pada tanah -fegangan
deviator puncak sekarang menjadi lebih tinggi dan tegangan air
asli sangat besar. Terdapat pula tanah yang perilakunya mungkin tidak
pori hrrnpir tidak ada. Perila-ku ini dapat diperkirakan karena tegangan
sesuai dengan yang digambarkan di sini.
270 MEKANTKA TANAH KEKUATAN CESERTANAH 271

konsolidasi yang tinggi menghasilkan tanah y^ng p^d^t; dengan demikian Tapak tegangan dari contoh terkonsolidasi berlebihan ini, yang
volume contoh tidak cenderung menurun ketika mengalami tegangan terlihat dalam Gambar 9.22(c), cukup berbeda dari contoh terkonsolidasi
geser. Tekanan air pori semula sedikit positi{, disusul dengan penurunan normal. Perbedaannya menjadi lebih besar seiring dengan meningkatnya
hingga menjadi sedikit negatif. OCR. Untuk contoh terkonsolidasi berlebihan, parameter A mendekati
nilai nol, sesuai dengan Gambar 9.21.Tanah terkonsolidasi berlebihan
Tegangan deviator OC
juga memengaruhi garis keruntuhan Mohr-Coulomb. Bagian awal garis
,a,---'-'-----
bergerak sedikit ke atas sehingga memberikan n\lai ct yang kecil. Titik
I
I M pada Gambar 9.22(c) adalah titik peralihan dari perilaku konsolidasi
I
o
I
! berlebihan menjadi perilaku konsolidasi normal.
o
.q
o
E
ir-,;#i*.*f'Hi
9.8.2 Perilaku Lempung Endapan Asli
Lempung Terkonsolidasi Normal Sekarang kita akan memeriksa
(a) Grafik togangan deviator dan tekanan air pori pada titik C dalam grafik (b) dibawah perilaku lempung endapan asli, dimulai dengan lempung lunak yang
terdapat pada pantai utara muara Thames, dekat sebuah kampung yang
dinamakan Mucking. Lempung tersebut adalah pengendapan mudah,
yang tidakpernah mengalami tegangan lebih besar daripada tegangan yang
ada sekarang. Oleh karena itu, secara geologis, tanah tersebut merupakan
lempung terkonsolidasi normal. Perilaku lempung dalam serangkaian
Nilai c' uji konsolidasi tak terdrainasi pada tekanan konsolidasi yang berbeda,
diperlihatkan pada Gambar 9.23 dan 9.2. Rincian yang lengkap dari uji ini
d,+ d"
2
terdapat pada thesis Wesley (7975).
(b) Tapak tegangan dari conloh lempung yang nomally consolidated
Gambar 9.23 menunjukkan kurva tegangan deviator dan tekanan air
pori terhadap regangan pada contoh dengan tegangan konsolidasi sama
dengan tegangan setempat (21 kPa), jugapada tegangan yang lebih rendah
(3,5 kPa) dan tegangan yang lebih tinggi (150 kPa). Perilakunya hampir
sama dengan contoh tanah yang dibentuk ulang dalam Gambar 9.22.
Ada nilai c' Pada tegangan konsolidasi yang tinggi, tanah berperilaku sebagai tanah
yang kecil
tcrk<>nsolidasi normal.Tekanan air pori meningkat dengan nilai yang sama
tlcngirn tcgangan deviator. Demikian pula pada tegangan yang sangat
(c) Tapak togangan dari @ntoh-mntoh N.C. dan contoh-contoh O.C. setslah kon8oildrEt rnmpat
fltik G. rt'rrrlulr, t:rnth bcrpcril:rkrr scb:rgai lempung terkonsolidasi berlebihan,
k6mudian mongalami pengurangan teoangan menjadi tiilk A sampel F
tlt'rrgrrrr kt:rrrrik:trt tt'k;trr:rrr rrir pori yrtng stngat kccil.
Gambar 9.22 Perilaku lempung yang dibentuk ulang pada uji lriaksial terkonsolldd$i tlk krrrlrainasi
272 MEKANIKA TANAH KEKUATAN CESERTANAH 273

Ternyata ada perbedaan perilaku pada nilai tegangan setempat. Tapak


o'. = 150 kPa
tegangan dalam Gambar 9.24 memtnjukkan perilaku terkonsolidasi normal
hanya pada tegangan konsolidasi di atas 60 kPa. Contoh ini diambil dari
kedalaman dimana tegangan efektif adalah sebesar 21 kPa, jauh di bawah
o Tegangan deviator
o Tekanan air pori 60 kPa.Ini berarti rasio terkonsolidasi berlebihan (OCR) adalah sekitar 3.
o Ini terjadi karena proses pengerasan yang dialami tanah endapan setelah
'to
E
o
pengendapan. Seperti sudah dijelaskan (Bab 8.3.3 dari Bab 8), sering
c
6 = 21 kPa (tegangan efektif setempat)
o
c terdapat lempung yang secara geologis "terkonsolidasi normal", namun
o
o
P tidak bersifat sebagai lempung terkonsolidasi normal menurut perilaku
kekuatan geser atau konsolidasi.
Gambaran lebih lengkap dari perilaku lempung Mucking diperoleh dari
pengujian triaksial pada tegangan efektif setempat; hasilnya diperlihatkan
pada Gamb ar 9.25 sampai 9.27 .Pengujian ini dilakukan dengan memakai
Regangan (%) alat triaksial khusus. Alat ini,yang memakai tekanan hidrolikuntuk memberi
Gambar 9.23 Graflk tegangan-regangan dari uji triaksial tak terdrainasi pada lempung Mucking beban pada contoh dijelaskan lebih rinci oleh Bishop dan Wesley (1,975).
Gambar 9.25 menunjukkan hasil uji triaksial pada contoh terkonsolidasi
isotropis dengan memakai tegangan efektif rata-rata setempat. Gambar
ini juga menunjukkan pengujian yang memakai tegangan anisotropis (K )
o
(L
v- setempat. Istilah isotropis berarti nilai tegangan atau sifat tanah sama pada
';l semua arah, sedangkan anisotropis berarti ada perbedaan atah
'_lr
^ntara
bl vertikal dan arah horizontal. Uji triaksial tekan maupun uji triaksial tarik
dilakukan. Nilai s, adalah setengah tegangan deviator, dalam gambar diplot
sebagai or- orr

50 100 150 200 250 300


\
Te gangan efektif
o', *
2
oi (t pr)
setempat

Gambar 9.24 Tapak tegangan dari uji triaksial tak terdrainasi pada lempung Mucking
274 KEKUATAN CESER TANAH

Grafik tegangan deviator dan tekanan air pori terhadap regangan pada
+ KonsolidasiK"
Konsolidasi Gambar 9.25(a) menunjukkan bahwa nilai puncak tegangan deviator tidak
-+--
I

isotropis
3ii.it !vialor
I !

dipengaruhi oleh apakah tegangan awalnya isotropis atau anisotropis, tetapi


1____l
il nilai pada uji tarikjauh lebih rendah daripada nitrai uji tekan. Alasannyajelas
i
Keaoaan tegangan
semr,la K ---] nyata dari tapak tegangan pada Gambar 9.2l(b).Ini menunjukkan bahwa
6
0-
tekanan air pcri yang dihasilkan pada uji tarik berbeda dengan uji tekan
1
sehingga mengakibatkan tegangan efektif yang lebih rendah. Keruntuhan
h
l(;-:au;rn
.tt ',,0" semua contoh terjadi dekat pada satu garis keruntuhan Mohr-Couiomb
semula !Jot'cpi:
b yang dibuat dalam Gambar 9.24 dari hasil uji triaksial tekan.
Pengaruh cara pengujian terhadap kekuatan geser tak terdrainasi
diperlihatkan lebih ianjut pada Gambar 9.26,yang menunjukkan tapak
<_ Perpanjangan Pemampatan tegangan dan nilai keruntuhan dari beberapajenis pengujian yang berbeda.
-3-2-10123
Regangan verticai (%) Jenis ini termasuk uji triaksial tekan dan tarik pada contoh horizontal dan
(a) Grafik tegangan deviator dan tegangan air pori terhadap regangan vertikal, dan uji kompresi yang disebut "plane strain'pada contoh vertikal dan
o', dan o'3, bukan ot n dan 6u ,
horizontal. Nilai yang diplot sekarang adalah
seperti pada Gambar 9.25. Hal ini dilakukan untuk memplot semuanya
pada satu garis keruntuhan Mohr-Coulomb. Istilah plane strain berarti
tidak ada deformasi horizontal yang terjadi pada arah tegak lurus terhadap
arah geserl dibutuhkan peralatan khusus untukpengujian ini. Empat contoh
diuji dengan masing-masing cara, dan tapak tegangan yang ditunjukkan
dalam gambar merupakan nilai rata-rata. Perbedaan bentuk tapak tegangan
mencerminkan perbedaan tekanan air pori yang disebabkan oleh masing-
masing jenis pengujian. Hasil uji itu menunjukkan bahwa nilai maksimum
kekuatan geser tak terdrainasi s, (18 kPa), diperoleh dari uji triaksial tekan
atau uji plane strain pada contoh vertikal. Nilai ini sekitar dua kali nilai
(extension tests)
minimum (9 kPa) yang diperoleh dari uji triaksial tarik pada contoh vertikal.
o 5
T,, * o{1",.,r0 2s
\^t q,
30

2
(b) Tapak tegangan efektif
Gambar 9.25 Uji triaksial tekan dan tarik tak terdrainasi pada tegangan efektif setempat
276 MEKANIKA TANAH KEKUATAN CESERTANAH 277

" +' - Triaxial biasa, vertical


beda. Contoh disiapkan secara vertikal, 45", dan horizontal. Jelas dari
...-4..- plane strain " ,,

Triaxial biasa, horizontal ^A:-." hasilnya bahwa ada penurunan kekuatan yang teratur dari contoh vertikal
-a-
'---J7---- Plane

--l -- Triaxial
-+-Triaxial
strain "
tarik (extension), vertical
, horizontal
....4i
!t ke horizontal. Mengapa demikian adalah karena tanah kurang kaku pada
t- j: arah horizontal dibandingkan arah vertikal, sehingga tegangan air pori
6'
I
l---'i6'...-' iri!
;: menjadi lebih besar ketika contoh tanah dibebani pada arah horizontal.
10
Nilai s, maksimum dan minimum dari contohvertikal dan hoflz,orftz-ladalah
br .,--"$-*i
,l- ..oa9-
-6t)- i! sekitar 18 kPa dan\4 kPa. Nilai suyang maksimum dalam pengujian ini
--l
bl
\ij ternyatahanya sekitar 300/o lebih besar daripada nilai minimum, sedangkan
I i,' ini
perbedaan dari pengujian pada Gambar 9.26 adalah sekitar 1000/0. Hal
, ljl
,1 tl berarti nilai 1000/o disebabkan baik oleh anisotropis tanah maupun oieh
tit
o 1o o"; of 20 30 cara uji yang berlainan.
t*'"'
Gambar 9.26 Grafik Mohr-Coulomb dari uji tak terdrainasi pada level tegangan setempat (lempung
Mucking)

Kesimpulannya, pengujian ini menunjukkan dua faktor penting:


(a) Garis keruntuhan Mohr-Coulomb tunggal berlaku untuk semua jenis 6
o-

pengujian, sehingga nllai c' dan dapat dianggap sebagai parameter o


Qt 't6
tanahyangtetap. oo)
c
6
(b) Nilai kekuatan geser tak terdrainasi (s,) bervariasi besar akibat c
6 + Contohvertikal
o Contoh 45'
perbedaan tekanan air pori yang dihasilkan olehjenis pengujianyang P --O--
...-^,-.-- Contohhorizonlal
berbeda-beda.Jadi, s, tidak dapat dianggap sebagai parameter tanah
yang tetap.
Akan tetapi, variasi sil yang luas tidak hanya disebabkan oleh jenis
pengujian. Beberapa tanah, terutama lempung lunak terkonsolidasi normal
seperti lempung Mucking, memiliki struktur anisotropis sehingga uji 024
Regangan (%)
yang sama pada lempung yang sama pada kemiringan yang berbeda akan
menghasilkan hasil yang berbeda-beda. Gambar 9.27 Uji triaksial tekan tak terdrainasi pada orientasi yang berbeda (lempung Mucking)

Hal ini sudah terlihatpada Gambar 9.26 dan diperlihatkan lebih lanjut
pada Gambar 9.27, yang menunjukkan kurva tegangan regangan dari u.ii Lempung Terkonsolidasi Berlebihan Perilaku lempune terkon-
triaksial tak terdrainasi pada contoh tanah dcngan oricntrrsi y:rrrg bcrbctlrr- solirlrrsi bcrlcbilrrrn plrlrr trii triuksial tak terdrainasi diperlihatkan pada
( ):rrrr[irr (/.211 rl:rrr (r.2() Uli irri, yung rliluktrkan pittla lcntgrrrrrg Lorttlort
278 MEKANTKA TANAH KEKUATAN GESER TANAH 279

(London clay), dijelaskan secara lengkap oleh Bishop, dkk. (1965). Gambar Lempung LoniJon
LL=70 I
9.28 menunjukkan kurva tegangan deviator dan tekanan air pori terhadap PL= 27 I

lndeks kecairan = -0,03


regangan. Hal yang paling penting dari uji
ini adalah kehilangan kekuatan I
\
yang terjadi setelah regangan melampaui nilai pada tegangan deviator 6
(L
puncak (keruntuhan). Tetapi, contoh yang terkonsolidasi pada tegangan ! ,-"'(
dt
yang sangat tinggi tidak menunjukkan penurunan kekuatan yang tajam,
walaupun kekuatan masih turun sedikit.
,_lr
bl n(( o'ln'
\
efektif 2
(kPa)
vertical setempat
4000 Gambar 9.29 Tapak tegangan dari uji triaksial pada lempung London (menurut Bishop, dkk.,
1965)
o
&
L
5.935
:
I
3000 Gambar 9.29 menunjukkan tapak tegangan pada pengujian ini, serta
.q garis keruntuhan Mohr-Coulomb. Jelas bahwa garis ini tidak lurus;
o)

co 2000 /. konsolidasi menunjukkan penurunan nilai sudut geser dengan kenaikan tegangan.Juga
efektif (kPa)
o,
2.566' perlu diperhatikan bahwa tapak tegangan pada tegangan konsolidasi yang
/i-
C
(U
o)
_o)
ts looo paling tinggi menunjukkan bahwa tanah masih belum berperilaku seperti
\ l.U 00 tanah terkonsolidasi normal, meskipun tegangan ini jauh lebih tinggi
f,/, ::I-J 55t
104 daripada tegangan yang pernah berlaku pada masa lampau. Perilaku lempung
terkonsolidasi berlebihan ini tidak sama sePerti tanah yang dibentuk ulang
yang diperlihatkan pada Gambar 9.22. Gambaran ini memperlihatkan
o
(L bahwa riwayattegangan saja tidak cukup untuk memahami perilaku tanah
lz
o
alami. Struktur tanah yang terbentuk akibat penuaan sama-sama Penting.
o-
.=
o
c
o 9.8.3 Perilaku Tanah Residu
c(E
lz(t)
Perilaku dua jenis dari tanah residu dalam uji triaksial konsolidasi tak
F.
terdrainasi diperlihatkan pada Gambar 9.30 sampai9.33. Contoh tanah
asli dari kedua bahan tersebut diambil sebagai contoh blokpada kedalaman
kurang dari 3 m di bawah permukaan tanah. Rincian dari kedua tanah ini
Regangan (%)
adalah sebagai berikut:

Gambar 9.28 Uji triaksial terkonsolidasi tak terdrainasi pada lempung London
'tunah (a) Tanah ini adalah lempung merah tropis yang banyak terdapat

(menurut Bishop, dkk., 1965)


rli I)ultu Juwa,Indonesia. Lempung ini berasal dari pelapukan
brrhrrrr vrrlkrrrrik rrnrlcsitik, dirn mengandung mineral lempung
280 MEKANIKA TANAH KEKUATAN CESERTANAH 281

halloysite dalam jumlah yang besar. Umumnya butiran tanah sehingga tidak mengherankan. Dengan indeks kecairan di bawah nol'
ini sangat kecil dengan plastisitas sedang sampai tinggi. lempunginijelasberadadalamkeadaanpadat.Strukturternyatatidak
ulang
Kadar air aslinya umumnya mendekati batas piastis dan tidak memengaruhi lempung ini karena perilakunya setelah pembentukan
ada kepekaan. dan pemadatan kembali sama sePerti pada keadaan asli'
Tanah (b) Tanah ini adalah lempung kelanauan yang berasal dari
pelapukan batuan berpasir (sandstone) yang terdapat di sekitar Tanah merah troPis
500 ._--J--
lndeks kecairan = -0,17-
kota Auckland di Selandia Baru. Sifat-sifatnya bervariasi 500
Sensitiv,itas =
=*-'1- | |

besar, dari lempung atau lanau dengan plastisitas rendah l-y____- Teganjan konsolidasi

hingga sangat tinggi. Contoh yang diuji di sini adalah tanah


^(g 400
L"I efektif (kPa)

400 \
yang plastisitasnya rendah, dengan indeks kecairan 0,5 dan &
5 I
I --o'
d
1
\
t00

7
kepekaan sekitar 10. Kekuatan geser tak terdrainasi adalah o I 4
E 3oo
----e
sekitar 100 kPa.
oo

Gambar 9.30 dan 9.31 menunjukkan hasil uji triaksial konsolidasi


tak terdrainasi pada lempung merah tropis. contoh asli dan contoh yang
p zoo
(E
o)
(D
F
100
# , to
100

dipadatkan diuji pada beberapa tegangan konsolidasi yang berbeda-beda.


Kurva tegangan deviator dan tekanan air pori dalam Gambar 9.30 W Asli
Dipadatkan ---.----
"+

menunjukkan bahwa tanah cenderung berperilaku sebagai lempung


terkonsolidasi berlebihan pada tingkatan tegangan yang rendah, karena
tegangan air pori yang dihasilkan selama pengujian adalah kecil. Tekanan A 300
(L
air pori dalam contoh yang dikonsolidasi hi,gga 50 kPa mendekati nol 5
'tr
pada reganganSo/o,nilai terakhir pengujian. Pada tegangan konsolidasi yang o
3
'6 zoo
lebih tinggi, tekanan air pori rnenjadi lebih tinggi dibandingkan dengan
C
G
tegangan deviator. Tapak ri.rgangan pada Gambar 9.31 menunjukkan C

bahwa tanah ini


berperiiaku sebagai lempung terkonsolidasi berlebihan
IP roo

pada tegangan konsolidasi yang rendah. Pada tegangan yang lebih tinggi,
tapak tegangan menunjukkan perilaku yang cenderung mendekati perilaku
terkonsolidasi normal, namun hanyapada bagian awal.
Gambar 9.30 Uii triaksial pada lempung merah tropis
Ketika contoh tanah mendekati keruntuhan, kecenderungan untuk
dilatansi terlihat jelas dan tekanan air pori mengalami pcnrrnrnun rerus-
menerus. Perilaku ini sama seperti pcrilakrr tanah nurrrirl)lnr ),iln,{
l)il(llt
282
KEKUATAN CESERTANAH 283

Hasil yang sama dari tanah kedua diperlihatkan pada Gambat 9-32
daa 9.33. Tanah yang l'edua dii-i{zr1 indeks kecairan 0,5 merupakan
i:-,l:ari y.rng kurang padat diberidinq ts-nah merah, dan hasil pengujiannya
;.-r::.iri .j('ririnkan trifat tegangan deviator dari contoh asli
ini. Grafil:
F;,:ifr.:al]1i nilai rnaksimum pada regangen sekitar 20/o, dan kemudian
lrir' i:r,lul<I<an penurunan sedikil -vang terus-menerus. Grafik tekanan air
ir: ,., j tn{rlillnjukkan bahwa tairah cenderung mengalami penurunan volume
ii:r'i<an driatansi seperti yanl: ter.jadr pada lempung merah), sehingga terjadi
Tegdnganefektif Or' + O' (kPa)
,elidt seiemiat ft* ,.1::,:riiran sedikit pada tei:anan air pori.
Garnhar 9.31 Tapak tegangan uji triaksial dari lempung merah tropis

Lanau kelenrpunEan
Asli -o-
(!
f'5 zoo Dii:rentuli ulang"-o'-
CL
I
'- ,,s,1
o zuv
G
'5
C)
rr,JI

'-t' lo't .**9


c
tr I roo
g 100
c
(E
o)
e

o / 100 .2oo 3oo


Asli 'o Lanau kelempungan:
Dlbentuk ulang ----r------ lndeks kecairan = 0,5, Sensitivitas = 10

6
o_
x
.C
300
"ll"l"
-t-*---f--.--; F00
-E<+__ - -----a
Gambar 9.33 Tapak tegangan uji triaksial pada lanau yang peka

o Tegangan konsolidasi'
E zoo
/ efektif (kPa) Setelah tanah ini dibentuk ulang, perilakunya berubah. Tanah
o
c
o
c o
I ,-e.
menjadi lebih plastis (ductite) dan tidak lagi terdapat tegangan deviator
I
.o
' 100 lZ F---- 200
-a maksimum, kecuali pada tegangan konsolidasi yang paling rendah, yaitu
50 kPa. Contoh lain menunjukkan kenaikan tegangan deviator secara
r{.* pcrlahan-lahan dan terus-menerus hingga pengujian selesai. Kenaikan ini
o5o
o 2 4_ 6m discbabkan oleh kenaikan tegangan efektif yang kecil akibat Penurunan
Regangan (%)
Gambar 9.32 Uji triaksial pada lanau yang peka (pelapukan batuan berpasir) tckirnrtn air pori yang kccil. Gambar 9.33 menunjukkan tapak tegangan
prrrlrr pcngrriian ini.'li.rlilrrrt bahwa pada keadaan asli, tanah berperilaku
sr.lrrrglri L.rrrprrrrg tclk,,n,.,,lirlrrsi lx'rk:bih;rn prt<lit tcgangan ylng rcrrtlrth dlrr"r
KEKUATAN GESER TANAH
285
MEKANIKA TANAH

sebagai lempung terkonsolidasi normal pada tegangan tinggi. Terlihat juga


bahwa tekanan air pori yang dihasilkan pada pengujian dengan tegangan
konsolidasi yang tinggi lebih besar daripada yang terjadi pada lempung
merah. Gambar tersebut juga menunjukkan perbedaan penting antara
contoh asli dan yang dibentuk ulang. Bentuk tapak tegangan dari contoh
asli menunjukkan adanya kecenderungan untuk runtuh selama pengujian
khususnya mendekati garis Mohr-Coloumb, sedangkan tapak tegangan
dari contoh yang dibentuk ulang menunjukkan adanya kecenderungan
mengalami dilatansi ketika mendekati garis keruntuhan Mohr-Coulomb.
Perbedaan perilaku antara kedua jenis tanah residu muncul karena
tak terdrainasi
Gambar 9.34 Tapak tegangan yang mungkin pada uji triaksial terkonsolidasi
lempung merah merupakan tanah yang padat tanpa pengaruh dari
struktur; karena hal ini tanah ini tidak mengalami kehilangan kekuatan
mengenai di
selama pergeseran ataupun pembentukan kembali. Lain halnya pada lanau; Tapak tegangan ini menunjukkan adanya ketidak-pastian
tanah ini kurang padat dengan struktur yang nyata sehingga mengalami mana sebenarnya keruntuhan terjadi. Hal ini berpengaruh pada tegangan

kehilangan kekuatan pada proses pergeseran. mana yang akan digunakan untuk menentukan parameter kekuatan
efektif cr dan Qr. Tegangan keruntuhan maksimum pada pengujian adalah
9.8.4 Kriteria Keruntuhan dan Penentuan Besarnya c'dan Q' nilai puncak tegangan deviatorl ini ditunjukkan oleh titik ol pada ketiga
Uji triaksial di atas menunjukkan adanya bermacam*macam bentuk tapak grafik. Akan tetapi, titik dimana tapak tegangan baru menyentuh garis
tegangan, bergantung pada jenis tanah dan tegangan konsolidasi. Tiga Mohr-coulomb adalah titik dimana tegangan geser baru mencapai nilai
yang sama dengan kekuatan geser. Dengan demikian titik ini lebih
tepat
macam tapak tegangan dirangkum secara ideal pada Gambar 9.34.Tapak
menunjukkan garis keruntuhan dan nilai c, dalq,.Titik ini adalah titik
tegangan semacam ini terdapat baik pada tanah endapan maupun pada
tanah residu. Untuk penyederhanaan, hanya dibuat garis keruntuhan Mohr o, pada setiap kurva. Penggunaan titik o, menghasilkan nilai o dan 0'
Coulomb yang tunggal, walaupun pada praktiknya ini kurang benar karena yang lebih rendah daripada titik o, walaupun perbedaannya umumnya
tapak tegangan ini berasal dari tiga jenis tanah yang berbeda. Tanah A tidak begitu besar. Titik dimana tapak tegangan pertama kali mencapai
adalah lempung lunak yang terkonsolidasi normal, atau tanah dengan garis keruntuhan Mohr-coulomb menunjukkan nilai maksimum dari
kepekaan yang tinggi. Tanah B adalah tanah agak kaku, dan tanah C adalah perbandingan tegangan utama orr/6r, dan ini dapat digunakan sebagai

lanau yang padat atau lempung terkonsolidasi berlebihan.


kriteria untuk rrrenentukan nilai cr dan Qr, daripada penentuan dengan
rnemakai nilai tegangan deviator maksimum'
286 MEKAIIIKA TANAH
KTKi ]ATAI'I (: TSTR TANAH 287
9.9 Ni!-A.: BIASA PARAMETI R KEKUATAN EFEKTIF
PADA ! [T\4PUNG DAN t ANAU
Tidak arungl. r: , 'rer,',berikar, nilai rt dan $, pada tanah berbutir halus secara
r

lengkap cian tep:lt, tetapr mungi<in berguna jika ada pedoman secara garis
be-"ar rlari ruiai-r,ilai;-ang i-,xsx t*dap^tpada jer,;stanah f.rtenru. Pertarna,

meng'rnai n,i;'r ilohe-rr efci-itiir', urnumriya makin keras tanahnya, semakin


tinggi nilai ;'-lry;r. "Pcclr;rflan" yang karrar dari rentang niiai pada beberapa
jenis tanah terdapat pada Tabel 9.3. \_
Kedua, nilai $', umuianya paling tinggi dalam lanau dan lempung dengan
0 l0 20 ijO 4c i; t ij(l 7,1 ;_ii) i0iJ 20i] 4tJ0 6ui) 1000
plastisitas rendah, dan menurun ketika plastisitas mengalami kenaikan. lndel(s plastis l-- - -)
lSkala meniadi loqaritmis
Gambar 9.35 menunjukkan hubungan antaraQ, dan indeks plastisitas pada Gambar 9.35 Nilai pundak sudut glseken gr pada lempurig dcngan koinposisi yang bervariasi,
rentang lempung endapan yang luas. Beberapa jenis lempung jelas tidak digambar terhadap indeks plastisitasnya (menurut Terzaghi, dkk., '1996)
sesuai dengan hubungan yang dperlihatkan pada Gambar 9.35. Khususnya,
lempung Meksiko dan lempung Attapulgite memiliki nilai yang jauh Cara lain untuk menghubungkan Q' den:rn batrrs Atterbcrg adalah
Q,
lebih besar daripada yang diperkirakan dari indeks plastisitas. Lempung dengan memakai letaknya tanah terhadap gris A 1,ada grafik plastisitas.
allophone iuga memiliki nilai Q'yunglebih besar daripadayang diperoleh Seperti yang telah dijelaskan pada Bab 3 (Bagian 3.3) jarak tanah di atas
dari Gambar 9.35. atau di bawah garis-A umumnya merupirl.-an pctunjuk yang baik tentang
sifat teknisnya. Gambar 9.36 menunjukkan suclut gi:.sck an y^rlg digambar
Tabel9.3 Nilai-nilai biasa kohesi efektif, cl terhadap jarak di di bawah garis-A, dari sejumlah contoh yang
atas atau
lenis Tanah Kohesi efektif, r' (kP") kecil.Jarak ini disimbolkan dengan API, dirnalzr API ,., PI - 0,73(LL - ZO).
Lempung lunak, terkonsolidasi normai Umumnya m.endekati nol, tetapi Data ini diperoleh dari arsip penulis sendiri dan meliputi tanah endapan
dapat mencapai 10 kPa
Lempung sedang hingga kaku, termasuk dan residu, semuanya dengan batas cair yang tinggi. Terlihat bahwa grafik
tanah residu dengan su berkisar antaraTO Sekitar 10 hingga 25kPa ini menunjukkan korelasi yang cukup baik.
hineea 150 kPa
Lempung kaku hingga keras, terurama
lempung terkonsolidasi berlebihan Sekitar 25 hingga i00 kPa

adatkan Umumnya antara'[.2 dan 25 kPa


KEKUATAN CESERTANAH 289
288

+
6

E
6
o
o
o
(!
'a f
q) !
o al
e
o 20
d)
CD o Tanah endapan
!
J A Tanah residu
af o Tanah volcanis

Jarak diatas atau dibawah Garis-A: API = Pl - 0,73(LL -20)

Gambar 9.37 Sudut gesekan sisa q'. yang digambar terhadap jarak di atas atau di bawah garis-A
pada grafik plastisitas (menurut Wesley, 2003)

-20 -10 0 10 20
Jarak dibawah atau diatas Garis-A = Pl - 0,73(LL - 20)
Hubungan seperti pada Gambar 9.36 dan9.37 tidakdimaksudkan sebagai
Gambar 9.36 Nilai sudut gesekan Q'yang digambar terhadap jarak di atas atau di bawah garis-A
pada grafik plastisitas pengganti penguhuan langsung sudut gesekan. Pengukuran Q'dengan uji
triaksial membutuhkan ketelitian dan cukup waktu, namun tidak sulit.

Ada berbagai usaha yang dilakukan selama bertahun-tahun untuk Jadi jika nilai yang dapat dipercaya diperlukan, uji ini harus dilakukan.
Dalam kasus sudut gesekan sisa Q',, pembuatan peralatan geser cincin
menghubungkan sudut gesekan sisa Qr, dengan sifat-sifat indeks, sePerti
<rleh Bromhead (7979) berarti pengukuran kekuatan sisa hampir semudah
kadar lempung,batas cair, atau indeks plastisitas. Percobaan ini menunjukkan
pengujian batas Atterberg. Keuntungan utama dari korelasi seperti di
bahwa tidak ada hubungan yang tePat anterra sudut gesekan Q'" dengan
rrtas adalah mendapat gambaran lebih lengkap tentang sifat-sifat tanah.
parameter-parameter ini. Suatu hubungan yang lebih berlaku secara umum
ini ditunjukkan pada Gambar 9-37 f)emeriksaan perilaku tanah dan penentuan korelasi antara sifat-sifat
adalah hubungannya dengan API; -

tanah adalah bagian dari usaha ini. Ada keadaan dimana batas Atterberg
rliketahui, namun pengukuran sudut gesekan sisa tidak mungkin; dalam hal
irri korelasi dapat digunakan.
290 MEKANIKA TANAH KEKUATAN CESERTANAH 291

9.10 KEKUATAN GESER'TAK TERDRAINASI PADA riwayat tegangannya. Dari Persamaan 9.9 kita mendapatkan hubungan di
TANAH ASLI DAN TANIAH YANG DIBENTUK bawah ini:
ULANG I + sin
/' cosl,
o', = o, ,[
' 'll-sin/')-)* 2c,
t-sin/'
9.10.1 Lempung Endapan Terkonsolidasi Normal Dari persamaan ini, kita bisa mendapatkan hubungan antar tegangan
Pada lempung dan lanau endapan asli, terdapat beberapa hubungan empiris deviator dengan tegangan utama mayor o'1:
antare- kekuatan tak terdrainasi dengan parameter tanah lainnya. Sebagai
6.I -O,r =O' I -<t'-.r =--
contoh, (Skempton, 1957) menghubungkan kekuatan geser tak terdrainasi 2o', sinQ' 2c'cos$'
l+sinQ' I + sinQ'
tanah terkonsolidasi normal dengan tekanan konsolidasi efektif vertikal,
dan batas Atterberg. Kekuatan tak terdrainasi s, adalah setengah dari nilai tegangan deviator
ini ditunjukkan pada Gambar
Hubungan 9.38, dan dinyatakan dalam (Gambar 9.8), dan untuk lempung terkonsolidasi normal, nilai c' adalah
persamaan: ! = 0,11 + 0,0037 (pI) (9.16)
nol, sehingga
o'
dimana s, = kekuatan geser tak terdrainasi
o', sin{'
o' = tekanan vertikal efektif pada tanah " l+sinp'
PI = indeks plastisitas
Pada lempung terkonsolidasi normal, nilai umum parameter tegangan air
poriA = 1. Ini berarti tegangan utama mayor or, tidak berubah selama
S,= kekuatah geser tak t6rdrainasi, diinana pengujian, dan o' sama dengan tegangan utama mayor ofr pada keruntuhan.
Hal ini diperlihatkan dalam Gambar 9.39.

lndeks plastis (Pl)

Gambar 9.38 Kekuatan geser tak terdrainasi pada lempung terkonsolidasi normal (Skempton, /,.*
1957)
/."o
Kekuatan geser tak terdrainasi tanah terkonsolidasi normal dapnt juga
dihubungkan secara teoretis dengan tekanan konsriliilltsirtyrt, ltslrlktn trtttrrlt Gambar 9.39 Kekuatan (losor tak lorrlrarrrasr (s,,1 dihubungkan dengan tegangan konsolidasi pada
"tak tcrstnrktur" dirn sifirtnylr sccrlrir llrrgsrrrrg lltrry,t .1i1,.'rr1i;rrrrlri .rlt'lr krtt11,,,,,,, lrrrkorrsolidasi normal
292 MEKANIKATANAH KEKUATAN CESERTANAH

Oleh karena itu, kita dapat menulis: lebih tinggi dar"ipada yang diberikan oleh grafik tersebut. Hanya tanah asli
yang tidak mengalami kehilangan kekuatan ketika dibentuk ulang, (yaitu
t'n/' tarrah yang ticiak memiliki kepekaan), yang akan terdapat pada garis ini.
=[ )o'
"' [.t*sinQ')(' Tanah semacam ini jarang sekali terdapat.
sehingga kita memperoleh:
250

s, sind (e.17) o
-
oi l+ sin{'
(L
tz
200
'6
s' 6
Persamaan ini memberikan nilai
o"
= 0,33 untuk 0' = 30o dan +o" =
.E
!
g
0'= 20".
(1)
0,25 untuk
6
Nilai ini sama dengan nilai dari Gambar 9.37 pada lempung dengan
o dari batu pasir
a
plastisitas sedang. Akan tetapi, kecenderungan yang berasal dari analisis & roo
(Auckland, NZ)
E
teoretis ini (Persamaan 9.77) tidak sesuai dengan kecenderungan pada (5
$
3
rz
Gambar 9.37 (Persamaan 9.76). Kenaikan indeks plastisitas umumnya o
Y Lempung yang dibentuk ulang
disertai dengan penurunan nilai Q/ (paling tidakuntuktanah endapan),yang
berarti penurunan pada nilai s, I o'" dengan kenaikan indeks plastisitas.
Pengukuran lapangan (menurut Skempton) menunjukkan kecenderungan
(PL) lndeks kecairan (LL)
yang berlawanan. Ini mungkin karena pengaruh yang besar dari ikatan
Gambar 9.40 Kekuatan geser tak terdrainasi terhadap indeks kecairan untuk tanah yang dibentuk
attarabutiran pada lempung dengan plastisitas yang tinggi. ulang, dan nilai-nilai dari beberapa jenis tanah residu asli

9.10.2 Tanah yang Dibentuk Ulang 9.10.3 Tanah Residu


Pada tanah yang dibentuk ulang, kekuatan geser tak terdrainasi dapat Juga diperlihatkan pada Gambx 9.40 adalah nilai kekuatan geser tak
dihubungkan dengan batas Atterberg dan indeks kecairan tanah. terdrainasi pada tiga jenis tanah asli yang sifatnya diketahui penulis.
Perbandingan kekuatan geser takterdrainasi padabatas plastis dan batas cair Seperti diperkirakan, tidak ada hubunganzntarznilai ini dengan nilai pada
mendekati 100, menurut Schoefield dan Wroth (1968). Nilai yang mereka tanah yang dibentuk ulang. Kekuatan geser tak terdrainasi tanah residu
sarankan sekitar 200 kPa dan 2l<Pa. Akhir-akhir ini, Sharma dan Padma asli umumnya lebih tinggi daripada kekuatan pada tanah yang dibentuk
(2003) mengusulkan 770 kPa dan L,7 l<Pa. Nilai tersebut dan grafik yang rulang. Penyebab utama keadaan ini adalah pengaruh dari struktur pada
menghubungkan kekuatan geser tak terdrainasi dengan indeks kecairan trrnah residu. Kekuatan geser tak terdrainasi dari tanah berbutir halus
ditunjukkan pada Gambar 9.40. Kurva ini merupakan batas kekuatan irrrrng lebih kecil dari 70 kPa, dan umumnya di atas 100 kPa. Lempung
geser paling rendah pada tanah dengan nilai indcks kccairan tcrtcnttr. lritirrrr rncrupirkarr pr:ngccrralian; lempung ini terdapat pada daerah
Kcbanyakan tanah asli terdirpat dcngan kckuatrrtr gcscr t:tk tcrtlrrrinrrsi yrrrtg tcrtlrlrinlrsi lrrrrtrk rlurr yrull{ unrurnnya mcngandung mineral lempung
294 MEKANTKA TANAH KEKUATAN CESERTANAH 295

montmorillinite. Adanya mineral ini mengakibatkan sifat-s lfat yangburuk, DAFTAR PUSTAKA
yaitu kekuatan. rendah, kompresibilitas tinggi dan sering menyebabkan Bishop, A.W. and Bjerrum, L.,1960. The relevance of the triaxial test
tanah mengembang/menyusut. to the solution of stability problems. Proc. Research Conference on
Sbear Strength of Cohesioe Soils. pp. 437-507, Reston, VA: American
9.11 PENGUKURAN KEKUATAN GESER TANAH TAK Society of Civil Engineers.
TERDRAINASI Bishop, A.W.,Webb, D. L. and Lewin, P.I., 1965. Undisturbed samples of
London clay from the Ashford Common shaft: Strength * Effective
9.11.1 Uji Tekan Tak Terkekang stress relationships. Geotechnigue, Vol 15, No. 1, pp. 1-31.
Kita telah melihat pada Bagian 9.2.4 dan Gambar 9.8 bahwa uji triaksial Bishop, A.W., Green, G. E., Garga, V. K., Andresen, A. & Brown, J.
tak terdrainasi dapat digunakan untuk mengukur kekuatan geser tak D.,1971. A new ring shear apparatus and its application to the
terdrainasi pada lempung.Jelas dari Gambar 9.8 bahwa hasil uji adalah sama measurement of residual strength. Geotechnique,Yol.2T, No. 4, pp.
dan tak bergantung pada tekanan pengekang. Oleh karena itu, tidak perlu 273-328.
menggunakan sel triaksial untuk mengukur kekuatan geser tak terdrainasi. Bishop, A. W. and Wesley, L.D., 7975. L hydraulic triaxial apparatus for
Lebih sederhana menggunakan uji tekan pada contoh berbentuk silinder controlled stress path testing. Geotechnique,Yol.25, No. 4, pp.657-
tak terkekang. Kekuatan tekan yang diukur dengan cara ini dikenal sebagai 670.
kekuatan tekan tak terkekang (unconfned cornpressioe strength). Sesuai Bromhead, N .8.,7979. A simpel ring shear apparatus. Ground Engineering.
dengan Gambar 9.8, kekuatan geser tak terdrainasi adalah setengah dari
Jdy,7979,pp.40-44.
kekuatan tekan tak terkekang, asalkan tanahnyajenuh air. Schofield, A., and Wroth, P., 1968. Critical Soil Mechanics. London:
McGraw-Hill.
9.11.2 Uji Baling-baling Sharma, B. and Bora, P. K., 2003. Plastic Limit, Liquid Limit, and
Cara lain yang dapat digunakan untuk mengukur kekuatan geser tak undrained shear strength of soil- reappraisal. Proc. ASCE Journal
terdrainasi lempung adalah uji baling-baling (aane test),yang dijelaskan G e o t. l G e o e nv ironm en ta I E ngin e ering,Yol. 129, No. 8, pp. 77 4-7 77.

secara rinci pada Bab 10 (Bagian 10.5.4). Uji ini digunakan secara luas di Skempton,A.W.,1954.The pore pressure coefficients A and B. Geotechnique,
lapangan, terutama pada lempung terkonsolidasi normalyang lunak. Uji Vol. 4, No. 4, pp. 143-147.
ini cocok untuk tanah semacam ini karena uji ini merupakan uji setempat Skempton, A.W., 1957. Discussion on the planning and design of the new
yang pelaksanannya relatif sederhana, dan juga karena pengambilan contoh Hong Kong airport. Proceedings Institutions of Civil Engineers,YoI.
yang benar asli pada lempung lunak bisa sangat sulit. Uji baling-baling , pp.305-307 .
7
di lapangan umumnya dilakukan dengan bantuan alat pengeboran untuk Skcrnpton, A.W., 1.964.1he long term stability of slopes. Geotechnigue,Yol.
mendorong baling-baling ke dalam tanah dan mengambilnya kembali. 14, No. 2,pp.77-107.
Skcrrrptorr, n.W., 19U5. Ilcsidual strength of clays in landslides, folded
strrrt:r lrr(l lltc lrtlrorrttorv. Ototcchniqtrt,Y<>1.35, No. 1, pp.3-18.
:'l
296 MEKANIKA TANAH
9F
KEKUATAN CESERTANAH 297

Terzagh\, K. Peck, R. B. & Mesri, G.,7996. Soil Mechanics in Engineering kepadatan yang sama diambil untuk uji triaksial terdrainasi, tentukan
Practice,-Ihird Edition, New York John Wiley & Sons Inc. nilai tegangan deviator yang diharapkan (o, - or) pada keruntuhan
Wesley, L. D., 2003. Residual strength of clays and correlations using ketika tekanan sel sebesar 60 kPa. (1S2 kPa)
Atterberg Limits. Geotecbnigue, Vol. 53, No. 7, pp.669-672.
wesley, L. D ., t9 75 .rnfluence of stress path and anisotropy on the behaviour 4. Dalam uji tria(sial konsolidasi tak terdrainasi pada lempung, tega!$an
of a soft alluvial clay. PhD Tltesis,lmperial College, University of deviator dan tekanan air pori diukur pada keruntuhan. Dari hasil di
London. (dalam
bawah ini, tentukan kohesi efektif dan sudut tahanan gesekan
hal tegangair efektif ).
(10 kPa,32")
Latihan Soal
7. Pembacaan di bawah ini diambil selama uji kotak geser pada contoh 5. Lempung berlanau memiliki pafameter kuat geser ct = 18 kPa, Q' = 36".
i berukuran 60 mm. uji triaksial konsolidasi tak terdrainasi dilakukan dengan menggunakan
tekanan konsolidasi efektif 50 kPa. Jika parameter tekanan ait pori A
.,,i, = 0,25 pada keruntuhan, tentukan tegangan deViator dan nilai o" dan or

, pada kerunfuhan.
(724,5 kPa,18,9 kPa,143,4 kPa)
Tentukan sudut tahanan gesekan pasir. (33")

6. Rangkaian uji triaksial konsolidasi tak terdrainasi dilakukan pada


2. Hasil di bawah ini diperoleh dari uji triaksial tak terdrainasi pada pasir lempung kaku menggunakan contoh lempung dengan diameter 50
padat. mm dan panjang 100 mm. Hasil di bawah ini telah ditentukan:

Tekanan terkekang (kPa) Tegangan deviator maksimum Tekanan Deformasi Gaya Tekanan air
Nomor
(kPa)
pengujian konsolidasi vertikal (mm) vertikal pori (kPa)
100 ?70 efektif (kPa) (Newton)
200 720 I 50 5t/ )o5,4 L5,O
300 1400 2 100 6,9 460,8 70,6
(a) Tentukan Q'dengan membuat lingkaran keruntuhan Mohr. (39") 3 200 11,8 75L,7 7O,9

300 17,6 952,3 L39,9


(b) Tentukan kemiringan teoretis bidang keruntuhan selama pengujian 4

ini. (64,5") Tentukan nllai ctdan $r lempung. (26 kPa,30")

3. Sudut tahanan gesekan untuk pirsir tertcntu dipcrolch rlrrri uii kotrrk
gcscr tcrclririnasi scltcsar 37"..f iklr contolr pirsir y:rrrg s;rnr:r rllrrr prrtlrr
MEKANIKA TANAH

BAB 1O

PENYELIDIKAN DI LAPANGAN,
PENGUJIAN LAPANGAN, DAN KORELASI.
KORELASI PARAMETEB

10.1 PENDAHULUAN
Tujuan penyelidikan di lapangan adalah menghasilkan keterangan yang

diperlukan untuk perencanaan proyek pembangunan. Keterangan ini


meliputi keadaan geologi, jenis lapisan-lapisan tanah (stratigrafi), serta
parameter-parameter yang dipakai dalam perhitungan. Keterangan tentanq
geologi dan stratigrafi diperoleh dari penyelidikan di lapangan, sedangkan
parameter-parameter untuk perancangan beraSal terutama dari pengujian-
pengujian di laboratorium. Namun, masih ada parameter-Parameter ya g
diperoleh dari pengujian di lapangan. Catz yaLng paling Penting pada
penyelidikan di lapangan adalah pengeboran, seperti diterangan pada
bagia.n berikut. q
9oo I4EKANIKA TANA,H r. PENYELIDIKAN DI LAPANCAN, PENCUJIAN LAPANGAN, DAN ... 301

10.2 PENGEBORAN Tentu tidak mungkin memakai bor tangan di dalam tanah keras
ataupun

- Pen$gboran dilakukan unruk mendapatkan contoh dari tanah yang dapat. pasir atau kerikil Yang Padat.
dipqpiksa secara visual supaya sifat asli tanah dapat dicatat secara
teliti dan
, Igrry. catatan ini mencakup jenis tanah pada setiap rapisan yang berbeda
,serta'kedalamannya. catatan ini, yang meliputi kedalaman penuh dari
pengeboran disebut log pengebo ran (bore /ag). untuk mencatat keterangan
ini diperlukan seorang yang hadir di tempat pengeboran untuk memeriksa
setiap contoh dan mencatat keterangan seperrunya, sesuai dengan
cara
klasifikasi yang diterangkan Bab 3. Untuk memperoleh keterangan
1,ad2
Gambar 10.1 Alat untuk pengeboran tangan (tipe'lwan")
yang dapat dipercaya, contoh yang diambil dari lubang bor sedapat
mungkin harus dalam keadaa r' asli ( un d i s tur b e d), yait' sifat- sifatnya
masih
seperti dalam keadaan aslinya di tempat asalnya. "Casing" umumnya tidak dipakai pada pengeboran tangan' tetaPi dapat

Dengan memakai alat mesin untukpengeboran, kita dapat memperoleh dipakai bila dipandang perlu. Misalnya, untuk pengeboran bahan-bahan
yang amat lunak atau lepas, yang akan mengalami keruntuhan
bila casing
"inti" dari berbagai jenis tanah, termasuk lempung lunak sampai batuan,
tinggi,
yaitu semua bahan yang berkohesi. Hanya pada tanah tak berkohesi, seperti tidak dipakai.Jrgr, apabila muka air tanah di tempat tersebut amat
pasir dan kerikil, tidak mungkin diperoreh inti atau conroh asli. pada mungkin perlu memakai casing.
tanah ini, umumnyahanya contoh tidak asli yang diperoleh dari lubang
bor. Kebanyakan pengeboran untuk penyeridikan tanah dalam bidang
geoteknik dilaksanakan dengan memakai alat bor mesin. Namun, untuk 10.2.2 Pengeboran dengan Mesin
Gambar 10.2 menunjukkan prinsip-prinsip operasi alat bor mesin.
Alat
proyek k..il ,eitl ilmpat yang terpencil, bor tangan masih dapat
dipakai.
bor yang memakai mesin pada umumnya terdiri atas tiga bagian seperti
10.2.1 Pengeboran Menggunakan Bor Tangan berikut:
Bor tangan mempergunakan berbagai macam ,,auger,,pada ujung bagian (a) Alat yang dapat memutar stang-stang bor dengan kecepatan yang bisa
bawah dari serangkaien.stang-s tang (rod) bor. Bagian atas dari rangkaian diatur, dan dapat juga menekan stang dan alat bor ke bawah
Pompa, untuk memompakan air pengeboran (air pencuci) ke
bawah
ini mempunyai tangkai yirirg iipakai untuk memutar alar tersebut. (b)
Jenis
auger yang paling sering dipakai adalah tipe "Iwan", diperlihatkan
pada
melalui bagian (lubang) dalam stang bor'
Gambar 10.1. Pada tanah yang lunak sampai sedang, bor tangan dapat (c) Roda pemutar (uinches) dan derik atau tripod untuk menaikkan dan
mencapai kedalaman sekitar 5 m tanpa kesulitan.
Juga, "tripod', (kaki tiga)
menurunkan stang-stang dan alat bor ke dalam lubang bor'
dengan katrol dan tali sering dipakai di berbagai negata untuk mencabut
kembali stang-stang dan augur-nya dari iubang bor. Dengan cnr. ini,
pengeboran tangan dapat mencapai kedalaman sckitar g r. sirrrPrri
l0 r..
302 MEKANIKA TANAH
PENYELIDIKAN DI LAPANCAN, PENCUJIAN LAPANCAN, DAN 303

10.2.3 Pengambilan lnti Terus-menerus Memakai Tabung


Terbuka (Srng/e Tube Core Barrel)
Stang
Cara ini diperlihatkan pada Gambar 10.3.Tabung ditekan dari atas supaya
masuk tanah pada dasar lubang bor; dengan demikian tabung menjadi
penuh dengan inti tanah yang asli.Tabung dengan inti tanah ditarik ke atas
supaya inti dapat dikeluarkan dari tabung. Kemudian tabung dimasukkan
om
lagi di dalam lubang bor dan inti berikutnya diambil. Dengan demikian
\
Air pengeboran kita mendapat serangkaian inti sepanjang kedalaman lubang bor. Dengan
(Drilling fluid)
cara ini, kita mendapat gambar yang lengkap tentang jenis dan sifat tanah
sepanjang lubang bor.

Air bor yang mengalir ke bawah


dalam ruangan antara tabuno
dalam dan tabung luar, lantas
mengalir kembali ke atas antara Tabung inti
casing dan stang bor (core barrel)

Tabung luar
1. Tabung intr (core barrel) 2. Tabung dengan contoh
ditekan masuk tanah ditarik keluar dari lubang
Tabung dalam pada dasar lubang dan inti dikeluarkan dari
tabung 3. Lubang drteruskan dengan
memasukkan tabung lagi
pada dasar lubang

Gambar 10.3 Pengambilan inti terus-menerus dengan memakai tabung terbuka


mrnyaki dan (single tube core barref)
dengan air bor

Gambar 10,2 Arat bor mesin (rotary drirting rig) ,core


dengan barrer,,(tidak menurut skara)

10.2.4 Pengeboran Memutar Memakai "Core Barrel"


Alat bor mesin ini dapat dipakai dengan berbagai cara I):rda bahan yang keras atau sangat padat, tidak mungkin lagi membuat
untuk membuar
lubang bor, seperti diterangkan pada bagian_bagian Itrbirng bor dengan cara sederhana seperti dengan tabung terbuka. Untuk
berikut.
lrrttr clirn bahan lain yang keras, umumnya dipakai alat yang disebut core
/,,r r rrl. (lorc htrrr/in i rnula-mula dikembangkan untuk pengeboran di dalam

lr;rttr kt'r:rs. W:rl:rrr1,rrn pcrrr:tkrrirrnnya terutama masih untuk pengeboran


,li tl:rl;rrrr lr:ttrt kr't,1r, ,t.l;t lrrlq:r lipc tor, barrc/ ylrng climakstrdkirn trntuk
304 MEKANTKA 1NAH PENYELIDIKAN DI LAPANCAN, PENCUJIAN LAPANCAN, DAN... 305

pengeboran di dalam batuan yang lunak ataupun tanah yang padat atau 10.2.6 Pengeboran Tumbuk
tanahyangkeras. core barrel semacam ini diperlihatkan pada Gamb ar 1,0.2. Pengeboran tumbuk (percussion drilling) dilakukan dengan memakai
Terlihat bahwa alat ini terutama terdiri atas dua tabung, disebut tabung bermacam-masam auger dan alat-alat lain yang biasanya dikenal sebagai alat
dalam dan tabung luar. Tabung dalam adalah untuk memegang inti bahan kabel (cable toots). Alat kabel ini diikatkan pada ujung kabel dan diturunkan
yang dibor, dan tabung ini dengan intinya tidak berputar.Hanya tabung atau dijatuhkan ke bawah ke dalam lubang bor dengan memakai roda
luar yang berputar dan ujungnya berfungsi seperti pahat yang memorong pemutar dan tripod atau derik. Pengeboran tumbuk umumnya dilakukan di
bahan yang dibor, sehingga menjadi inti yang langsung masuk tabung dalam kerikil atau pasir kasar yang sangat padat; akibat tumbukan berulang-
dalam. ulang bahan ini dilepaskan atau dihancurkan sehingga dapat dikeluarkan
Selama pengeboran dilaksanakan, air dipompakan ke bawah melalui dari lubang bor. Bahan diambil dari lubang bor dengan memakai alat kabel
lubang dalam dari stang bor, dan mengalir terus ke bawah di antara kedua yang dikenal sebagai "pompa pasir" (sand purnp). Alat ini "mengisap" pasir
tabung tersebut lantas kembali ke atas melalui ruangan antara barrel atau atau pecahan batu dari dasar lubang bor ke dalam tabung, kemudian ditarik
stang dan casing. Fungsi air, pertama-tama adalah untuk mendinginkan keluar dari lubang.Tentu dengan cara ini, hanya bahan yang tidak asli yang
dan sebagai pelumas pahat (bit), dan kedua adalah untuk mengangkut diperoleh.
potongan-potongan tanah (atau batu) ke atas sampai keluar pada
permukaan tanah. Ada berbagai macam core barrel;yang terbaik pada suatu 10.3 PENGAMBILAN CONTOH TANAH ASLI DENGAN
keadaan tertentu bergantung pada jenis dan sifat bahan yang dibor. Juga, MEMAKAI TABUNG
tidak hanya air murni yang dipakai; air sering dicampur dengan bahan Istilah contoh tanah asli (undisturbed sarnples), berarti contoh tanah yang
lain (additives) supaya lebih kental; dengan demikian lebih berguna untuk diambil dari tempat aslinya dengan cara sedemikian rupa sehingga sifatnya
mendukung lubang bor dan mengangkut potongan-potongan ke atas. masih tetap sama seperti di tempat asalnya. Ini berarti contoh tersebut
tidak boleh mengalami deformasi atau perubahan pada susunan kimia
1 0.2.5 Pengeboran Cucian atau kadar airnya. Contoh yang benar-benar asli tidak mungkin diperoleh,

Pengeboran cucian (uash drilling) adalah cara-yangsederhana dan tetapi dengan c ta pelaksanaan sebagaimana mestinya dan pengamatan
primitif
untuk membuat lubang bor. Dengan cara ini, air dipompakan ke bawah yang tepat maka kerusakan-kerusakan (gangguan) terhadap contoh
melalui stang-stang bor sampai alat pemotong atau pahat pemotong yang dapat dibatasi sekecil mungkin. Carayangpaling sering digunakan untuk

dipasang pada ujung bawah stang bor. Air pengeboran ini mengangkut mendapatkan contoh asli adalah dengan memakai tabung contoh berupa

potongan-potongan pada dasar lubang ke atas sampai keluar dengan air silinder berdinding tipis. Tabung ini disambung dengan stang-stang bor
pada permukaan tanah. Bahan yang didapatkan ini bercampur dengan air, dengan memakai alat yang disebut "pemegang" tabung contoh. Derajat
sehingga tidak memungkinkan bagi kita untuk mendapatkan keterangan- kcrusakan (degree of disturbance) pada contoh dengan memakai tabung
keterangan yang dapat dipercaya tentang keadaan asli dari bahan rerscbut hcrgirntung pada beberapa hal seperti berikut:
di dalam tempat aslinya. Cara ini boleh dipakai parla pasir tlun kcrikil l. Kc:tdiran tllttt ttkttr:ttr titbung contoh

karenir tidak mungkin dipcrolch contolr asli tlirri bahirrr irri. (rr) 'li:brrl tlirr.lirrg lr:rrrrs sctilris mungkin. Perbandingan luasnya jangan
lclrilr rl;rri l(l'hr, v,rrlrr:
306 MEKANIKA TANAH 307
PENYELIDIKAN DILAPANCAN, PENCUJIAN LAPANCAN, DAN ...

A,= pt{<w. (10.1) Stang dalam ditahan


supaya piston Lubang bor
tidak bergerak

dimana D,adaLah diameter dalam tabung dan D adalah diameter Stang bor ditekan
untuk memasukkan
Jarak ruangan kecil untuk
luar tabung. memudahkan masuknya
tabung contoh
contoh ke dalam tabung
(b) Permukaan dalam dan luar tabung harus licin Pemegang
tabung contoh
(c) Ujung-pemotong tabung harus mempunyai bentuk dan ukuran disambung pada
stang bor
tertentu serta terpelihara dengan baik.
2. Cara pelaksanaan
Tabung sebaiknya ditekan ke dalam tanah secaralangsung danjangan Piston tidak bergerak
sambil tabung contoh
dipukul. Ini biasanya hanya mungkin apabila dipakai bor mesin, ditekan ke bawah

karena diperlukan beban yang tinggi serta perlengkapan hidrolik Tabung contoh
untuk memberi gaya tekan.
3. Cara membuat dan membersihkan lubang bor
Thnah pada dasar lubang bor harus betul-betul asli. Dan, sebelum
tabung dimasukkan, kotoran-kotoran serta lumpur yang ada harus
(a) Tabung contoh
terlebih dahulu dikeluarkan dari lubang.

Gambar 10.4 Tabung contoh dinding tipis (fhrn walled sample tube) dan "piston sample/'
setelah tabung ditekan ke dalam tanah, hendaknya dibiarkan selama
beberapa menit dengan maksud memberi kesempatan bagi terjadinya
Selain tabung contoh biasa, ada iuga alatyang disebut "piston sampler"
perlekatan antar^ tanah dengan permukaan dinding tabung. Kemudian
seperti diperlihatkan pada Gambar 10.4(b). Alat ini memakai stang dalam,
tabung contoh ini diputar 180'untuk memotong tanah pada dasar contoh,
yaitu stang berdiameter kecil di dalam stang bor biasa. Dengan memakai
sebelum mencabutnya kembali. setelah contoh diambil dari lubang, kedua
stang dalam ini, "muka" dari tabung ditutup dengan piston selama tabung
ujungnya ditutup dengan parafin untuk mencegah pengeringan dan
dimasukkan sampai dasar lubang bor. Dengan demikian, kotoran-kotoran
kemudian dibawa ke laboratorium untuk diselidiki. Konsep tabung ini
dan lumpur pada dasar lubang tidak dapat masuk ke dalam tabung sebelum
diperlihatkan pada Gambar 10.4(a).
mulai pengambilan contoh tanah asli. Setelah alat dimasukkan sampai
dasar lubang, maka piston dilepaskan dari tabung dan dipegang supaya
tidak dapat bergerak ke bawah. Untuk mengambil contoh tanah asli, hanya
stang luar yang ditekan.
308 MEKANIKA TANAH PENYELIDIKAN DI LAPANCAN, PENCUJIAN LAPANCAN, DAN ... 309

1 0.4 Contoh-contoh Bongkah 10.5 SUMUR PERCOBAAN (rESrP/rS)


Tidak mungkin mengambil contoh tanah dari lubang bor dengan memakai Sumur percobaan (atau sumur penyelidikan) adalah lubang terbuka di
tabung tanpa terjadi kerusakan atau ganli!ruan pada tanah. Adalah sulit dalam tanahyang digali supaya jenis tanah serta sifatnya dapat diperiksa
mengetahui besarnya pengaruh dari kenr,; , [2n ini. Untuk mendapat contoh langsung, secara visual. Penggalian sumur tersebut dapat dilakukan dengan
yang lebih asli, dapat diambil contoh l'ang disebut contoh bongkah (block mesin (digger) atau dengan tangan. Diameter sumur ini umumnya di
samples).Contoh ini diambil langsulq dengan penggalian dan pemotongan, sekitar 1 sampai 1,5 m. Apabila sumur ini digali dengan tangan, bentuknya
seperti diperlihatkan pada Gamh,.r 10.5. Contoh ini dapat diambil pada bisa seperti sumur air, yaitu lingkaran dengan dinding yang teratur dan
permukaritt tanah atr,, d: ,.lal,i rr penggalian yang dibuat untuk mencapai vertikal. Dalam hal ini, kemungkinan terjadi keruntuhan dindingnya sangat
k:,.lalrnran vang dincrlukan. untuk mengangkutnya ke laboratorium, kecil sehingga dapat digali terus sampai dalam. Apabila digali dengan
oirntoh iui l;;r'us ditutup seluruhnya dengan parafin atau plastik, dan mesin, bentuknya menjadi kurang teratur sehingga kemungkinan terjadi
ditempatkan dalam peti yang kuat. Keuntungan dari pengambilan contoh keruntuhan cukup besar; dalam hal ini, jangan ada orang masuk terkecuali
bongkah adalah: dipasang penyangga untuk mencegah keruntuhan.
1. Kerusakan-kerusakan (disturbance)yang terjadi diperkecil Keuntungan lubang percobaan adalah kita mendapat gambaran yang
2. Contoh yang diambil dapat lebih besar jelas tentang susunan lapisan tanah, dan juga kita dapat mengambil
3. tmpat pengambilan contoh dapat dipilih dengan tepat, sehingga contoh besar dari dinding ataupun dasar sumur. Lubang percobaan dan
mendapat contoh dengan sifat yang perlu diteliti. pengambilan contoh bongkah sangat cocok untuk penyelidikan pada tanah
residu, karena sering ada kesulitan mendapat contoh yang asli dengan
Contoh di potong-potong
dari lereng atau dasar memakai tabung di dalam lubang bor.
penggalian. Contoh dibungkus plastik
dan dimasukkan dalam
-\-\- Papan kayu untuk peti. Ruangan sekelilingnya
mengangkat contoh diisi dengan pasir atau bahan
lain untuk melindungi contoh
1 0.6 PENGUJIAN SETEMPAT
\r,
\r
t\ \ \\
ta =-=T 10.6.1 Kesulitan dan Kekurangan pada Pengeboran dan
Pengambilan Contoh Tanah Asli
Sudah jelas kiranya bahwa pengambilan contoh tanah yang benar-benar
asli dengan memakai tabung contoh dapat mengalami banyak kesulitan,
Gambar 10.5 Cara pengambilan contoh bongkah (block samples)
terutama karena ketidakseragam tanah tersebut. Untuk mengatasi kesulitan
ini, ada berbagai macam pengujian yang dilakukan langsung di lapangan.
Tentu ada juga hal yang tidak menguntungkan. Contoh ini umumnya
Cara yang paling sering dipergunakan adalah pengujian penetrasi dan
hanya dapat diambil dekat pada permukaan tanah. Dengan menggali
pengu.iian baling-brrling. Ada dua alat penetrasi yang sudah lama terkenal
sumur percobaan, mungkin dapat diambil lebih dalam, tetapi.iarang dapat
tlrrrr rlipcrgrrnukrrtr tli hampir setiap negara, yaitu standard penetration test
diambil lebih dalam dari 5 m. Namun, khususnya plrdil t.rrrh rcsirhr, yurg
(Sl''f ') tlrrrr I )rrlr'lr to,tr lt(,tt'/ro,nrter test (CI']T).
paling pcnting disclidiki adalrrh tanah tlck:rt pcrrurrk:r;rrr t:rrrrrlr.
310 MEKANTKATANAH PENYELIDIKAN DILAPANCAN, PENCUJIAN LAPANCAN, DAN... 311

10.6.2 Pengujian SPT (Cara Dinamis) Cara yangditetapkan untuk melakukan pengujian ini adalah:
Pengujian ini, yang berasal dari Amerika Serikat, semula adalah cara 1. tabung disambung pada ujung stang bor dan dimasukkan sampai dasar
pengambilan contoh tanah dengan mempergunakan tabung yang terdiri lubang bor
atas dua bagian, disebut "split spoon sampler". Diameter tabung ini agak 2. tabung ditumbuk masuk tanah sampai sedalam 15 cm
kecil dengan dinding yang tebal, sehingga tidak memenuhi syarat untuk 3. tabung ditumbuk terus dan jumlah pukulan diukur untuk mema-
mengambil contoh yang benar asli. "Tabung dua bagian'ini dipukul masuk sukkannya 30 cm, yaitu dari 15 cm sampai 45 cm.Jumlah pukulan ini
ke dalam tanah kemudian ditarik ke atas dan dibuka untuk mendapat disebut nilai N(Nnumber atau Nvalue).
inti tanah dari dalamnya. Cara pengambilan contoh "asli" ini kemudian 4. tabung ditarik keluar dari lubang bor dan dibuka untuk mengambil
dikembangkan sehingga menjadi juga cara mengukur kekuatan atau contoh di dalamnya. contoh ini dapat dipakai untuk mengukur kadar
kepadatan tanah. Berat dan tinggi jatuh penumbuk serta ukuran tabung ai! batas Atterberg dan sebagainya, tetapi tidak dianggap cukup "asli"
bagian-dua dijadikan "standar" dan cara melakukan pengujian juga untuk pengujian seperti oedometer atau triaksial.
ditetapkan. Ukuran tabung dan ketentuan-ketenruan lain diperlihatkan
pada Gambar 70.6. Pengujian ini memerlukan lubang bor dan dilaksanakan sambil pengeboran

..- -
Kabel disambung .
pada roda pemutar
diteruskan.Jarakantartpengujian umumnya di sekitar 1 m. Pengujian ini
paling sering dilakukan di dalam pasir, tetapi bisa juga dilakukan di dalam
(winch)

lempung. Apabila dilakukan di dalam pasir, perlu dipakai casing suPaya


lubang bor jangan runtuh.
walaupun namanya "standard Penetration Test", pengujian ini tidak
Beban penumbuk seluruhnya dijadikan standar. Hal yang paling Penting yang tidak dijadikan
standar adalah cara melepaskan beban penumbuk. Untuk menjamin bahwa
63 kg

energi dari setiap pukulan (dengan beban penumbuk) betul-betul tetap


sama, beban penumbuk harus dilepaskan sama sekali dari kabel pada saat

_/Stang bor
=\ dijatuhkan. Alat untuk maksud ini diperlihatkan pada Gambar 10.6(a).
--r-\
----

(a) Penumbuk'latuh bebas" (free fatl) (b) Penumbuk disambung pada kabel
Apabila penumbuk ini
dinaikkan seperlunya, penumbuk dilepaskan
- dilepaskan secara otomatis
apabila penumbuk dinaikkan
-dinaikkan dan dijatuhkan otomatis dari kabel dan jatuh tanpa ada halangan apa pun. Namun, cara
dengan kabel tetap
sampai ketinggian yang
ditenlukan
disambung pada penumbuk
ini tidak dipakai di seluruh negara, termasuk Amerika Serikat sendiri. Cara
lain yang dipakai diperlihatkan pada Gambar 10.6(b); penumbuk tetap
disambung pada kabel dan dinaikkan dengan memakai roda pemutat y^ng
tliscbut rcda "cirt-hcrrd". Apabila penumbuk dinaikkan seperlunya, kabel
(c) Tabung "bagian-dua" yang dipakai pada pengujian SpT
t[ilcplskirn rlrtri r,trlrt t'rtt-ltcad drrn ditarik terus oleh penumbuk ketika
i:rr r rlr. lr I i bcrirrt i scl,;tHi;t t t t't rt'rgi pe trtrrnbtrk clipcrgunakan untuk mcngatirsi
Gambar 10.6 Tabung bagian-dua, serla alat pemukul yang dilnkai Jrlrll S[)l
It't lltwlttlttt yltrr;,', lrcrrrl,rl l't".t'li:ttt :tlllllrlt kirllcl tlcrlglttt rotl:t'
312 MEKANTKA TANAH ! I\J\';.I-I:- IKAN DI IAPANCAN, PENCUJIAN LAPANCAN, DAN ... 313

Nilai l/yang dipakai dalam korelasi dengan parameter-parameter lain Grafik nil,ri c'uterhadap tegangan diperlihatkan pada Gambar 10.7. Grafik
adalah nilai dari pengujian yang memakai kabel tetap disambung pada ini adalah ratz-rarta dari grafik semacam ini yang diambil dari berbagai
penumbuk, karena ini adalah cara Amerika serikat. Dengan cara ini, energi sumber.
setiap pukulan adalah kurang lebih 60%o energi dengan cara'jatuh-bebas,'.
Apabila pengujian SPT dilakukan di bawah muka air tanah di dalam
Nilai yang diperoleh dengan cara ini disebut (.A/r)ro (atru Nuo saja), yang pasir yang mengandung lanau, maka nilai N dipengaruhi oleh tekanan
dihubungkan dengan nilai l/yang benar (nilaijatuh-bebas) sebagai berikut: air pori yang disebabkan oleh pemasukan tabung' Adanya lanau berarti
tekanan air pori tidak dapat mengalir dengan cePat seperti pada pasir
(, r =[#), (10.2) murni. Dalam hal ini, pada nilai N lebih besar dari 15, diusulkan koreksi
sesuai dengan persamaan berikut:
dimana ER adalah rasio energi yang sebenarnya dengan energi pada
penumbuk'j atuh-bebas" (dalam 7o).
N,= 15 +1/z(N-75) (10.4)
Tiga hal lagi yang memengaruhi nilai
{o adalah tegangan vertikal dari dimana N' adalah nilai terkorelai dan Nadalah nilai tak terkoreksi.
tanah pada kedalaman pengujian, diameter lubang bor, dan adanyabahan
berbutir halus di dalam pasir (ika pengujian dilakukan di dalam pasir).
Nilai Nyang disebutkan di dalam buku ini adalah rlvruo, terkecuali khusus
cara memperhitungkan pengaruh dari tegangan vertikar adalah dengan
diterangkan berlainan. Korelasi-korelasi dengan parameter-parameter
mengambil tegangan standar sebesar 100 kPa (1 kg/cm2), dan nilai tr/
tanah lain yang diterangkan nanti (Bagian 10.6) berasal terutama dari
terkoreksi menurut persamaan berikut:
Amerika Serikat, dimana pengujian SPT selalu dilakukan dengan "kabel
Nr= C*N (10.3)
tetap" sehingga nilai -A/selalu Nro.
dimana C, adalah faktor koreksi.

Faktor Koreksi Cn
Keuntungan dan kekurangan pengujian sPT adalah sebagai berikut:
0.5 1.0
Keuntungan
o
L o Dipakai dimana-mana
6
o
E
o Dapat dilakukan pada segala macam tanah, termasuk tanah yang
o
o sangat keras atau Padat.
o
o
. Ada banyak korelasi dengan sifat tanah lain, khususnya kepadatan
relatlf, kemungkinan terjadi liquefaction, dan kekuatan geser tak
c
c
o
6 terdrainasi.
P
Kckurangan
o Perlu acla lut',ang bor sehingga harus ada mesin bor, yang berarti tanah
.|.rs,,,. l1llr;rng l.,c,r sudah tidak asli akibat cara melaksanakan
lr,r.llr
Gambar 1 0.7 Faktor koreksi pada pengujian SpT akibat tegangarr vortikal
1r,'ltgclt.tt.tIr.
314 MEKANTKA TANAH
PENYELIDIKAN DI LAPANCAN, PENGUJIAN LAPANCAN, DAN ". 315

o Pengujian ini adalah cara dinamis, dan peralatan untuk melakukannya diukur; ini dilakukan dengan menekan stang dalam supaya konis bergerak
agak kasar. 4 cm ke dalam tanah. Gayayang diperlukan diukur selama 4 cm. Setelah
o Pengujian empiris, sehingga diperlukan korelasi dengan paramet.- pengukuran ini, stang luar ditekan sampai kerucut mencapai kedalaman
parameter lain. berikutnya. Konis biasa ini diperlihatkan pada Gambar 10.8(a).
o Belum ada standar yang lengkap tentang cara melakukan pengujian Bikonis diperlihatkan pada Gambar 10.8(b). Bikonis terdiri atas dua
sPT khususnya cara menjatuhkan beban penumbuk boleh dengan bagian; yang satu adalah kerucut pada ujungnya, dan yang lain adalah
sleeoe iuga disebut
caru"jatuh bebas" atau dengan kabel tetap disambung pada tabung.
friction sleeve, seperti terlihat pada gambar. Friction
skempton (1986) memberikan penjelasan yang lengkap tentang pengujian adhesion jacket. Di Indonesia, istilah hambatan pelekat sering dipakai
SPT dan faktor-faktor yang dapat memengaruhi hasilnya. dengan yang sama dengan skin friction atau adhesioz. Oleh karena
^rti
itu istilah silinderpelekat akan dipakai di sini dengan artifriction sleeae.
10.6.3 Uji Sondir (Dutch Cone penetration Test, CpT) Dengan bikonis ini, baik nilai konis maupun hambatan pelekat diukur.
uji sondir berasal dari negara Belanda seberum perang Dunia II, dan pada Pada permulaan hanya konis yang ditekan ke bawah, dengan demikian
masa ini dipakai di hampir setiap negara. pengujian statis ini memakai hanya nilai konis yang diukur. Bila konis telah digerakkan sejauh 4 cm
sebuah kerucut (konis) pada ujung serangkaian stang yang ditekan
secara maka dengan sendirinya ia akan mengait silinder pelekat dan konis beserta
langsung ke dalam tanah. Dengan cara ini, lubang bor tidak diperlukan. silinder pelekat akan bergerak bersama sejauh 4 cm lagi' Jadi nilai konis
Untuk menekan kerucut ke bawah dan mengukur gaya, dipergunakan dan hambatan pelekat diukur bersama-sama. Nilai hambatan pelekat
bermacam-macam perlengkapan pada permukaan tanah. perlengkapan
ini didapatkan kemudian dengan mengurangkan besarnya nilai konis dari nilai
memakai dongkrak mekanis atau hidrolik untuk menekan kerucut dengan jumlah keseluruhan. Kemudian dengan menekan hanya stang luarnya saja,
kecepatan yang teratur. Dipedukan juga beban yang berat atau sistem konisrfriction sleeoe,dan stang-stang secara keseluruhan akan bergerak ke
jangkar-jangkar lain untuk menahan gaya tekan. bawah sampai kedalaman tempat pengukuran berikutnya dilakukan. Secara
stang yang dipakai terdiri atas stang luar dan stang daram. Stang luar otomatis ini mengembalikan konis dan silinder pelekat pada keadaan
dipakai untuk memasukkan kerucut ke dalam tanah, sedangkan kerucut siap untuk pengukuran berikutnya. Dengan konis mekanis, pengukuran
dalam dipakai untuk mengukur perlawanan kerucut (nilai konis). umumnya dilakukan setiap 20 cm. Kecepatan gerak konis biasanya 2 cm
Jadi,
ketika nilai konis diukur, hanya stang dalam yang bergerak, sedangkan per detik.
stang luar tidak bergerak. Dengan demikian, gaya yang diukur adalah Konis elektronik diperlihatkan pada Gambar 10.8(c). Dengan konis ini,
gaya pada kerucut saja, tidak termasuk perlawanan gesekan atau
pelekatan pengukuran dapat dilakukan hampir terus-menerus sehingga menghasilkan
antara stang dan tanah. clata yang lebih lengkap daripada yang diperoleh dengan konis mekanis.
Ada beberapa macam konis yang dapat dipakai; dua macam yang Sckarang sudah ada konis elektronik yang mengukur tekanan air pori
mekanis dan berbagai macam yang elektronik. Luas pemampang konis sckaligus. Ketika alat sondir ini mulai dipergunakan, hanya dongkrak
adalah 10 cm2. Konis mekanis yang satu disebut konis hiasa, clan ya'g rrrck:rrris yan[ tliplk:ri rrrrtrrk menekan konis ke dalam tanah.Juga dipakai
supaya mclawan
kedua disebut bikonis. Dengan konis birrsir hanya niliri k.rris y;rrrg
ti:rprrr irrngkrrr lrt'rhcrrlrrk spir rrl y:rrrg tlirlrasttkkirn kc tlalam tanah
316 MEKANIKA TANAH pENvELTDTKAN Dt LApANCAN, PENcuJIAN LAPANGAN, DAN... 317

gaya pada dongkrak. Pada masa sekarang, sering dipakai truk yang berat Hambatantretekat
Nilai konis (MPa)
ffiJ,","?",:[3lril"
dengan perlengkapan hidrolik untuk menekan konis. Beratnya dapat diatur 246 B o 40 80 o----j----i
supaya cukup untuk menahan gaya pada dongkrak.

-stanedaam Il^
;":,: I
j =I

*U ffi[
E

H;.H H
c t
o !
E
(5
f
6
!(n
Y
rnr- --"-
*ru
(')f;'ff" H L
,,*Y*, U
lff:,_ pl kerucut densan
Dergerak
;il':fflffii;:?:-
*"""'v --_
i=
bersama
(a) Konis (b) Bikonis; model mekanis dengan (c) Model yang Gambar 10.9 Hasil biasa dari pengujian sondir (CPT)
biasa elektronik
kerucut dan silinder pelekat
(friction sleeve atau adhesion jacket)

Gambar 10.8 Bentuk konis yang dipergunakan pada uji sondir (CpT) Perbandingan pelekatan dapat dipakai sebagai petunjuk tentang jenis
tanah. Nilai perbandingan pelekatan pada lempung biasanya tinggi,
Di dalam lempung lunak,
uji sondir ini dapat dirakukan sampai sangat sedangkan pada pasir nilai ini rendah. Pengalaman menunjukkan bahwa
dalam, yaitu sampai 30 atau 40 m. Kedalaman yang dapat dicapai nilai konis dari uji sondir dapat dipercaya dan dapat diulangi, sedangkan
bergantung pada kekerasan tanah. Pada pasir dan kerikil yang padat, nilai hambatan pelekat kurang tetap dan tidak selalu dapat diulangi. Jadi,
gay,- y^ng diperlukan untuk memasukkan kerucut mungkin sangat besar pemakaian nilai hambatan pelekat atau perbandingan hambatan pelekat
sehingga pengujian tidak dapat diteruskan sampai dalam. Hasil pengujian adalah perkiraan kasar saja.
sondir umumnya dijadikan grafik seperti diperrihatkan pada Gambar 10.9. Keuntungan dan kekurangan pada uji sondir adalah sebagai berikut:
Nilai yang digambarkan adalah nilai konis, hambatan pelekat (skinfriction) Keuntungan
dan perbandingan hambatan pelekat terhadap nilai konis (friction ratio). o Lubang bor tidak diperlukan, sehingga tanah yang diperiksa adalah
dalan-r kca.laan asli.
o I )rrtl y;rng (lilx'rolch a.{alah lengkap pada seluruh kedalaman'
o l)ip.rk;ri lr,rrl'r lr.rrrrPir s('llltr:l ncgera.
318 MEKANTKA TANAH
PENYELIDIKAN DI LAPANCAN, PENCUJIAN LAPANGAN, DAN 319
o Sederhana dan mudah dilaksanakan.
o Pengangkuran perlengkapan tidak sulit.
1950-an. Seperti halnya nama Buisman, nama Begemann juga terkait erat dengan
perkembangan alat sondir, khususnya ujung alat yang disebut bikonis (lihat Gambar
Kekurangan
10.8(b). ceritanya sebagai berikut. Di negara Belanda, alat sondir dipakai terutama
. Tidak dapat dipakai pada lapisan tanah yang keras.
untuk menentukan daya dukung tiang pancang. Tiang semacam ini, yang banyak
o Pengujian empiris, sehingga diperlukan korelasi dengan paramet.-
dipakai di Belanda, dipancang sampai lapisan pasir yang terdapat di bawah lapisan
parameter lain.
lempung/lanau yang lunak. Dengan demikian, daya dukungnya bergantung terutama
pada perlawanan ujung, yang dapat ditentukan dengan nilai konis saja. perlawanan
PERKEMBANGAN UJI SONDIR DAN HUBUNGANNYA
gesekan tidak diperhitungkan.
DENGAN INDONESIA
Keadaan di lndonesia sangat berbeda; lapisan pasir jarang ditemukan dan tanah
Uji sondir dikembangkan di Negara Belanda pada tahun 1930-an. salah seorang
umumnya terdiri atas lempung. Oleh karena itu, daya dukung tiang bergantung pula
tokoh mekanika tanah Belanda yang memimpin perkembangannya adalah profesor
pada gaya gesekan atau hambatan pelekat (skin friction) antara tiang dengan tanah.
AS Keverling Buisman. Beliau lahir tahun 1gg0, dan menjadi seorang pelopor
Begemann mencarijalan untuk menentukan gaya gesekan ini dengan memakai alat
terkemuka dalam bidang mekanika tanah pada zaman itu, yaitu zaman ,,usia
sondir. Semula beliau mengharapkan dapat dipakai stang luar saja, yaitu dengan
muda"nya ilmu mekanika tanah-boleh juga disebut "zaman Terzaghi,'. pada
tahun mengukur gaya untuk menekan masuk stang luar. Jadi dengan cara ini perlawanan
1934, Professor Buisman mendirikan Delft soil Mechanics Laboratory yang
bakal gesekan yang diukur adalah jumlah sepanjang stang.
menjadi suatu lembaga mekanika tanah yang terkenal akibat mutu tinggi penelitian
Penelitian mendapatkan bahwa makin dalam pengujian makin kecil gesekan
dan perkembangan yang dilakukannya.
antara stang dan tanah. Oleh karena itu, Begemann mengusahakan supaya gesekan
Pada tahun '1939 Profesor Buisman berangkat ke lndonesia (Dutch East lndies,
ini dapat diukur setempat, yaitu pada setiap kedalaman dimana nilai sondir diukur.
waktu itu) untuk bertugas selama satu tahun di "de Technische Hoogeschool
te Hasil usaha ini adalah bikonis mekanis yang masih sering dipakai di lndonesia dan
Bandung (THB)', yaitu suatu "universitas teknik" yang kemudian menjadi lnstitut
negara-negara lain. Dengan bikonis, gaya hambatan pelekat diukur pada setiap
Teknologi Bandung yang terkenal itu. setelah terladinya perang di Eropa, professor
kedalaman, kemudian dijumlahkan untuk mendapat hambatan total,
Buisman tidak dapat kembali ke negeri Belanda, dan bermaksud bertugas terus
di
Bandung sampai akhir perang Eropa. sayang, perang mulai juga di daerah pasifik
pada bulan Desember, 194'1, dengan serangan Jepang di "pearl
Harbou/, di Hawaii.
1 0.6.4 Pengujian Baling-baling
Tidak lama kemudian, lndonesia didudukitentara Jepang, dan semua
orang Belanda,
termasuk Profesor Buisman, tertahan dan dimasukkan dalam ,,internment
f 'cngujian baling-baling (vane test) adalah suatu cara untuk mengukur
camps,,.
lickuatan geser tak terdrainasi pada tanah berbutir halus,yaitu lempung dan
Beliau meninggal dunia ditahanan itu pada tahun 1g44. saat meninggal, usianya
l:rrr^rr. Alat ini terutama dipakai di lapangan, tetapi dapat juga dipakai di
masih muda, yaitu 54 tahun. Makam beliau tidak diketahui, mungkin di Bandung
l:rlr.rrrtorium. Bentuk alat dan cara melakukan pengujian ini diperlihatkan
tetapi mungkin pula di tempat lain. -l0.
;,,rtlrr Orrrnbar 10. Scr,trla, alat ini dipasang pada ujung stang bor dan
selain Profesor Buisman yang bertugas di lndonesia, ada juga profesor HKSp
,litt'krrrr rrrrrstrk kc tlrrl,rrrr t;rrr:rlr s;rrrrp:ri kedalaman yang dipcrlukan. Setelah
Begemann, yang bertugas di Bandung setelah perang Dunia, yaitu parra tahun
194g-
,lilrrrtsttl<klttt,:tlrtl itri ,liprtl;tr .r'lrrrr1,,grr to'lluli l)crgcscrrul plul:r srurtrr llitlurrg
32O MEKANIKATANAH
PENYELIDIKAN DI LAPANCAN, PENGUJIAN LAPANCAN, DAN... 321

tanah yang berbentuk silinder, seperti terlihat pada Gambar 10.10. Untuk Pada Persamaan 10.10 dianggap bahwa perlawanan geser mencfrai
memutaf stang ini dipergunakan suatu alat pemutar dan pengukur yang puncak (nilai maksimum) pada seluruh bidang geser pada saat yang sama.
dipasang pada ujung atas stang bor. Dengan menghitung momen melawan Ini mungkin tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya, tetapi bedanya
pada kedua ujung dan permukaan silinder ini, kita dapat menulis sebagai hegiru kecil sehingga depat diabaikan. Ada berbagai alat baling-baling,
berikut: yang dipakai di
lapangan biasanya diameternya antara 10 cm sampai

r=S, x2RLR+25, lr2n rdru 20 cm, sedangkan di laboratorium diameternya mungkin hanya 1 cm.
Perbandingan tinggi terhadap diameter umumnya antar^ 1,5 dan.2.

dimana T = momen maksimum (pada keruntuhan) Jika dipakai di lapangan, alat ini dapat ditekan masuk Sngsung ke
S, = kekuatan geser tak terdrainasi dalam tanah, asal tanah cukup lunak, misalnya terdiri atas lempun g yang

D, H,adalahdiameter dan tinggi baling-baling, seperti terlihat terkonsolidasi normal. Pada tanah yang lebih keras, atau untuk pengujian

pada Gambar 10.10. yang dalam, adabahaya kerusakan kalau alat ini ditekan masuk lanlsung.

r adalah jari-jari sampai pada "annulus" dengan lebat dr llmumnya, dalam hal-ini, harus dilakukan pengeboran dahulu kerqudian
Pengujian dilakukan pada dasar lubang, seperti halnya dengan pengujian
SPT Bermacam-macam koreksi dan korelasi diusulkan untuk pengujian
Persamaan ini menghasilkan hubungan berikut:
lraling-baling ini; penjelasan.fntang hal tersebut diberikan oleh Chandler
i$
s, =;;*; T
(10.s) (t987).
L3rl I
10.7 KORELASIANTARA HASIL UJI SETEMPAT
DENGAN SIFAT.SIFAT TANAH LAIN
I'cngujian penetrometer sangat berguha karena dua alasan. Pertama-
t rrrrra, hasilnya memberikan gambar, visu al yangjelas
dan lengkap tentang
kc ku atan atau kepadatan rafi ih. Khususnya uj i sondir, kaier-r4.mepghasilkan
tl:tta hampir terus-menerus, membbqikan gambar In"g'baik tentang
l:rlrisan-lapis Kedua, pengtrjian.ini menghaiilkin angka-angka
^nyangada.
lrrng dapat dipakai pada korelasi urrruk inendapatk"n pr.u-.,.r\ y-g
c rlukan untuk perencanaan (perancang4ni; rnisalnya kekuatan
,li
P geser tak
tt'rtl*rinasi, kepadatan relati{, dan modulusicompresibilitas. Banyak korelasi
',('rnilcirm ini terdapat di dalam tulisan atau buku-buku tentang mekanika
t.rrrrrlr. llcbcrapa akan diberikan pada bagian yang berikut. Korelasi ini
dr
' zR-....-....-.*
',.rrrg:rr bcrguna dan scring dipergunakan, khususnya pada pasir atau
l',',r.lurur l;rin tlirrurrlr tirlrrk rrrrrngkin rliarnbil contoh tanah asli. Namun,
Gambar 10.10 Alat baling-baling untuk mengukur kekuatan geser tak tordrainasi pada lempung
',t'lrrrikrry:t scl:tltr tlipirlr;rtni lr:tlrw;r k,,rcl:rsi irri :rrlirl:rlr pcrkirairrr kirsirr s:riir.
322 MEKANIKATANAH
PENYELIDIKAN DI LAPANCAN, PENCUJIAN LAPANCAN, DAN ... 323

dan satu menurut Kulhawy dan Mayne (1990). Grafik menurut Robertson
Baik uji sPT maupun CPT mengukur perlawanan tanah pada keadaan
yang paling sering dipergunakan. Namun, tidak banyak perbedaan antara
runtuh, sehingga korelasi dengan kekuatan atau kepadatan mungkin cukup
berlaku, sedangkan korelasi dengan parameter kompresibilitas kurang
kedua garis.Jelas dari Gambar 10.11 bahwa hubungan zr,tfia q,dannilai N
banyak terpengaruh oleh ukuran butir tanah yang diperiksa.
berlaku.

10.7.2 Kekuatan Geser Tak Terdrainasi Lempung


lO.T.l KorelasiAntara Nilai N dari Uji sPT dengan Nilai Konis
Dari Uji Sondir (CPT) Perlawanan konis dapat dianggap serupa dengan
(qu) dari Uii CPT
perlawanan maksimum pada fondasi di dalam lempung. Keadaan ini
Karena uji sPT dipakai lebih lama daripada uji cPl sudah ada lebih
diterangkan pada Bab 12; daya dukung fondasi demikian adalah seperti
banyak korelasi yang memakai nilai /\,rdaripada yang memakai nilai konis
berikut, menurut persamaan:
(g). Oleh karena itu, sudah ada usaha untuk mendapatkan korelasi anta;fa
kedua pengujian ini. Dengan demikian, korelasi berdasarkan pada sPT
g=5,N,+yD (10.6)
dapat pula dipakai jika penyelidikan di lapangan hanya meliputi uji sondir.

tlimana g adalah daya dukung malsimum, ,S adalah kekuatan geser tak


tcrdrainasi, N adalah faktor daya dukung, y adalah berat satuan taqph,
rlan D adalah kedalaman. Pada fondasi sederhana di dalam lempung,
z ,ilai l/ dapat ditentukan secara teoretis. Namun, pada konis yang dipakai
o- tlalam uji sondir nilai tr/ ternyata tidak sesuai dengan nilai teoretis. Nilai
g
N hanya dapat ditentukan dengan cara. empiris, yaitu deugan penelitian
,li laboratorium atau di lapangan. Dengan sedikit penyusunan, Persamaan
10.6 menjadi:

0 001 o'ot
,
ururan butir r#rata D$ (mm)
.,,
r)
(q" - o") (10.7)
NO
(menurut
Gambar 10.11 Hubungan antara nilai konis (%) dari uji CPT dan nilai N* dari uji SPT
Robertson, et al, 1983, serta Kulhawy dan Mayne, 1990) )' rlirrrana nilai konis, o, adalah ,"g ng nvertikal total, dan No
q, adalah
,rtlrrlah faktor empiris. Faktor
l/o sudah diteliti pada banyak jenis tanah,
Hubungan arrtara nilai konis (dari cPT) dan nilai N (dari SPT) v:rng menghasilkan nilai yang berkisar antl,r^ 12 dan 20. Jangkauan ini
rrrtrrrgkin mencerminkan perbedaan pada cara mengukur kekuatan geser
diperlihatkan pada Gambar 10.11. Nilai koriis, g., dinormalkan terh"dap
t;rk tcrrlririnasi, dan mungkin juga derajat gangguan (degree of disturbanae)
tekanan atmosfir (kurang lebih 1 kd.*').Pelbandingan parameter ini (q,,/
p:rrlu crrrtrh. Nilai yang paling sering dalam praktik adalah di sekitar
p) dengan nilai Ndijadikan grafik terhadap ukuran butir rata-rata. Ada dua 15
,rl:rrr I (r.
grafik korelasi pada Gambar 10.11, sats mcnrtrtrt R6hcrtsop, ct ill., (1983)'
324 MEKANIKA TANAH
pENyELtDtKAN Dt LApANcAN, pENGUJIAN LApANcAN, DAN... 3zs

Dari Uji Standard Penetration Test (SPT) Ada korelasi antara nilai N 10.7.3 Kepadatan Relatif Pasir
(dari uji sPT) dan kekuatan geser tak terdrainasi yang diusulkan oleh Dari Uji Sondir (CPT) Nilai konis dari uji sondir di dalam pasir
Terzaghi dan Peck (1948). Korelasi ini ternyata masih berlaku pada,masa bergantung terutama pada kepadatan relatifdan tegangan vertikal efektif
sekarang. Korelasi ini dapat ditunjukkan sebagai berikut: pada pasir tersebut. Hubungan antara ketiga parameter ini sudah banyak
diteliti dengan memakai "calibration chambers", yaitu tanki besar penuh
[q)=o.o6N (10.8) pasiryang dilengkapi dengan peralatan untuk mengontrol tegangan vertikal
\p" ) dan mengukur parameter-parameter lain. Hubunganyang diperoleh dari
dimana S, adalah kekuatan geser tak terdrainasi,p,adalah tekanan atmosfir, penelitian ini diperlihatkan pada Gambar 10.72. Grafik pada gambar ini
dan Nadalah jumlah pukulan pada uji SPT adalah ratz-rata dari grafikyang diusulkan oleh Lunne dan Christofferson
(1983), Baldi, et al. (1986), dan Jamiolkowski, et al. (1988).

Benar-tidaknya persamaan ini dapat diperiksa dengan


Nilai konis q" (MPa)
pada Gambar 10.11, serta Persamaan 70.2 di atas, yaituT*^t?.tt;}5t
S, = -T 010203040506070
dan (n,)uo =[#), (I,
tL
-:<
Apabila pengaruh tekanan vertikal diabaikan, hubungan antaras, dan nilai
konis adalah: =
vo
S,: q"ll5 o
6
l<
Juga dari Gambar 10.11 hubung n antaira nilai konis dengan nilai Npada
E
lempung adalah o
c
G
(r)
N(kira-kira) c
G
It)lo o)
P
Dengan demikian, kita dapat menulis

p, @
I ) lp") Gambar 10.12 Hubungan antara kepadatan relatif dan nilai konis pada tegangan vertikal yang

Persamaan ini cukup sesuai dengan Persamaan 10.8 dari Tezaghi dan Peck. bervariasi

P.rrtirg dipahanri bahwa pirsir yang dipakai pada penelitian ini adalah pasir
krv:rrslr <lcrrgln lrrrtir:rrr y;ulg s:rngrrt kcras, sehingga grafik pada Gambar
l().12 lr:rrry:r lrcll;rkrr 1,,r,1:r 1,:rsir tcrscbtrt. l)lrtlrr p:rsir lrrirr, klrrrsrrsny:r p;1s11
326 MEKANIKA TANAH PENYELIDIKAN DI LAPANCAN, PENCUJIAN LAPANGAN, DAN -.. 327

yang butirannya kurang keras, hubungan tidak sama (lihat misalnya


Robertson dan Campanella, 1983; serta Wesley, 2006). Ada satu faktor
,l^"'o
lagi yang memengaruhi hubungan ini, yaitu riwayat tegangan dan umur
pasir. Jika pasir pernah mengalami tegangan yang lebih tinggi daripada
7
,o\

"otd':>'
^e)*
a' ,'t q$'

tegangan yang ada sekarang, maka pasir itu menjadi pasir terkonsolidasi
berlebihan, serupa dengan lempung yang terkonsolidasi berlebihan. Hal o
(L
',4, I t^nu"lst
q, atau -A/ dengan parameter lain.
".4P |I ,1ooo"
ini memengaruhi hubun gan vntara n\lai ^
IU
Baldi, et al. (1986) mengusulkan grafik seperti pada Gambar 70.72 yang a n
..L d5..^n.'o''*'
o LU,
khusus untuk pasir terkonsolidasi berlebihan. (E
il
o 9,Y
-'#da'; (1e8e) N-c
10.7.4 Modulus Young Pada Pasir =
!
o
d5:"--'
Berbagai korelasi ant^rz nilai N atau nilai konis dengan Modulus Young 'i.ngf
pada pasir diperlihatkan pada Gambar 10.13. Korelasi pada gambar ini Teui
sedikit berbeda dengan bentuk aslinya, karana korelasi aslinya dibuat
'soh .;['i';Ja
,/a'
terhadap nilai -A/ saja. Supaya semua korelasi dapat dimasukkan pada satu
grafik perlu dipakai hubungan antaLraN(dari SPT) dengan q,dar\ (CPT)'
,/7-
01020304050
l{ubungan yang dipakai adalah (qb,)/Iv = ,yait]u hubungan yang berlaku ttt *i',
pada pasir halus sampai sedang. Lagipula ada korelasi yang memakai
o 4 )"'' 16 20
Nilai konis q" (MPa)
"constrained modulus"; untuk mengubahnya menjadi modulus Youn$r
Gambar 10.13 Modulus elastis Young (E) dari pengujian CPT dan SPT
dipakai nilai rasio Poisson sebesar 0,2. Gambzr 10.13 memperlihatkan
hubungan untuk pasir terkonsolidasi normal maupun terkonsolidasi
Terlihat bahwa grafik pada pasir terkonsolidasi normal cukup sesuai
berlebihan.
yang satu dengan yang lain, tetapi kurang cocok pada pasir terkonsolidasi
berlebihan. Ternyata bahwa pengaruh rtwayat tegangan lebih besar pada
kekakuan (kompresibilitas) pasir daripada pada nilai konis ataupun nilai
N dari uji SPT. Hal ini memperkuat pandangan yang diterangkan di atas,
yritu bahwa nilai konis q, atau nilai {o diperoleh dari pasir pada keadaan
l<cruntuhan failure),sehingga kurang tepat apabila dipakai untuk mencari
liorclrrsi dengan parameter lain, khususnya parameter kompresibilitas.
St'lrcrfi tclah ditcrrrngkar.r di atas, korelasi pada Gambar 10.13 hanya
l,r'r'l:rlirr prrtlrr p:rsir liwrrrsrr tlrrrr tidirk bcrlaku pada pasir dengan butiran
t irl:rl< licr':rs.
328 MEKANIKA TANAH PENYELIDIKAN DI LAPANCAN, PENGUJIAN LAPANCAN, DAN ... 329

DAFTAR PUSTAKA
Baldi, G., Bellotti, R., Ghionna, V. N., Jamiolkowski, M. and Lo Presti, Robertson, P. K., Campanella, R. G., and Wightman, A', 1983' SPT-CPT
correlations .Journal of Geotechnical Engineering,ASCE, 109
(11), pp.
C.F.C., 1989. Modulus of sands from CPTs and DMTs. Proceedings
of the 12,h International Conference on Soil Mechanics and Foundation 7449-7459.
Engineering, Rio de Janeiro, Vol. 1, pp. 765-7 0.
Schmertman,J. H., Hartman,J. D., and Brown, P' R', 1978' Improved strain
' influence factor diagrams. Journal of tbe Geotechnical Engineering
Chandler, R. J., 1987. The in situ measurement of the undrained shear
strength of clays using the field vane. Proceedings International Divisioz, Volume GTS, pp. 1131-1135'
Symposium on Laboratory and Field Varrc Strength Testing, ASTM,
Tampa, Florida, pp. t3*44. Skempton, A. W., 1986. Standard penetratili'test procedures and the
effects in sands ofoverburden pressure, relative densiry particle size,
D'Appolonia, D.J.,D'Appolonia, E. and Bristette, R.G., 1970. Discussion ageing and oversconsolidation. Geotechnigue, Vol' 36, No' 3, pp' a25-
on paper: Settlement of spread footings on sand. Journal of Soil 447.
Mechanics and Foundation Diuision, ASCE,Vol. SM2, pp.754-64.
Terzaghi,K., and Peck, R. 8.,1948. Soil Mecbanics in Engineering Practice,
Jamiolkowski, M.Ghionna V. N. Landellotta R. and Pasqualini E., 1988. New York: John WileY and Sons.
New correlations of penetration tests for design practice. Proceedings
Wesley, L'.D.,2006.Geotechnical characteristics of pumice sand. Proc' 2"d
International Symposium on Penetration Testing (ISOPTIl), Orlando, a

Vol.1, pp.263*296. Internationat Worksbop on Characterisation and Exgineering Properties

of N a t ura I S o i Is, Y ol. 4, pp. 2449 -247 2. L ondoniTaylbr. and Francis


Kulhawy, F. H., and Mayne, P. H', 7990- Manual on Estimating Soil " Group.
Properties for Foundation Design, Palo Alto, CA: Electric Power
Research Institute.

Lunne, T, and Christofferson, H. P., 1983. Interpretation of cone


penetrometer data for offshore sands. Proceedings 15'h OTC
C onfere n c e, Houston, Vol. 1, pp. 181-792.

Robertson, P. K., and Campanella, R. G., 1983. Interpretation of cone

penetrometer tests: Part I: Sand. Canadian Geotecbnical ./ournol,Yol.


20, No. 4,pp.71.8-33.
330 MEKANIKA TANAH

BAB 11

KONSEP KEMANTAPAN DAN MEKANISME


KERUNTUHAN

11.1 KONSEP-KONSEP DASAR


pada Bab 9, kita telah mengenal tiga keadaan keruntuhan (Gambar 9.1)
yang dipengaruhi oleh kuat geser tanah, yaitu fondasi bangunan, dinding
penahan tanah, dan kemantapan lereng. Pada setiap keadaan, sebagian
tanah cenderung runtuh akibat pergeseran pada suatu bidang di dalam
ranah. Permukaan ini disebut bidang gelincir atau bidang keruntuhrn. Ada
kcadaan-keadaan dimana bidang keruntuhan lurus atau mendekati lurus,
rctapi umumnya berbentuk seperti kurva walaupun bentuk sebenarnya
bclum pasti. Cara keruntuhan pada ketiga keadaan di atas disebut
mekanisme kerunfirhan.
Analisis mekanisme keruntuhan ini
pada dasarnya adalah sebuah
pcrhitungan keseimbangan statis dan membutuhkan dua langkah utama
hcriktrt ini:
l. l)cncntuan mckanisme keruntuhan yang paling mungkin terjadi' Pada
[c[cltprt h:tl, rttclirrrtisrrrc keruntuhan yang tepat mungkin sudah jelas,
rr t :rrr lrt't tl tt li t t\':r t I i I cr r I ttl<rtn olch pcrtimbangan
teoretis'
332 MEKANTKA TANAH
KONSEP KEMANTAPAN DAN MEKANISME KERUNTUHAN 333
2. Analisis pada massa tanah yang terlibat dalani mekanisme keruntuhan. Gaya yang cenderung menyebabkan keruntuhzn (gaya penggerak)
Ini merupakan persoalan keseimbangan statis yang meliputi berat adalah tekanan (o) yang berasal dari berat bangunan' Tekanan
ini
tanah, kuat geser tanah pada bidang keruntuhan dan gaya luar. kita anggap seragam, yang biasanya benar pada struktur tangki yang
mengandung cairan tetapi mungkin tidak benar pada struktur
Rembesan dan tekanan air pori termasuk dalam analisis sebagai faktor bentuk
yang memengaruhi kuat geser tanah.
lain. Jika kita tidak mengetahui bentuk keruntuhan yang mungkin
terjadi,

kita dapat mengambil bentuk seperti busur lingkaran sederhana, seperti


yang diperlihatkan dalam Gambar L1'1, dengan pusatnya pada titlk
Prinsip analisis pada dasarnya sama pada setiap keadaan, wa.laupun d'
abc'
bentuk analisis dan gaya-gaya yang bekerja jauh berbeda. Bagian tanah Keruntuhan berbentuk pergerakan blok tanah abcda pada permukaan
yang runtuh dapat dianggap sebagai "benda bebas" free body), dalam dengan rotasi terhadaq trtlk d.
keseimbangan di bawah serangkaian gaya. yang bekerja. Gaya ini dapat Kini kita dapat menganalisis kemantapan blok tanah dengan mengambil
dibagi ke dalam dua bagian, yaitu yang cenderung menyebabkan keruntuhan momen terhadap titlk d.
(gayapenggerak) dan yang cenderung mempertahankan kemantapan (gaya Momen penggerak adalah
penahan). Cara analisis ini umumnya dikenal sebagai cara keseimbangzrn
oBz
batas karena pada dasarnya cara ini menghitung keseimbangan tanah oa x!22
-
pada keadaan keruntuhan. \uan dari bab ini adalah memperkenalkan
konsep dan cara keruntuhan yang berlaku pada'kctiga keadaan tersebut, Momen penahan adalah
yaitu pengertian mengenai mekanisme keruntuhan, analisis kemantapan, S, xnR x R :'lEB2 S,karena B = R.
dan faktor keamanan, sekaligus diterangkan perbedaannya. Setiap kasus
dijelaskan secara rinci pada Bab 72 sampai 14. Untuk menggambarkan
Jikakitamenganggapbahwabloktanahdalamkeadaankeruntuhan'
keduanya harus sama dan nilai maksimum tegangan o dinyatakan
dasar cara analisis, kita akan meninjau keadaan yang diperlihatkan pada dengan:
Gambar 11.1, yaitu bangunan di atas permukaan lapisan lempung yang
o :2x5, = 6,285,
seragam.

Kita tidak mengetahui apakah mekanisme keruntuhan ini benar atau


jauh
tidak, dan kita dapat menyelidiki rnekanisme busur lingkaran lebih
tle ngan menguji keruntuhan terhadap titik selain /.Tidak
sulit ditunjukkan
(untuk
rlcrlgan cara coba-c oba (trial and error) atau secara matematis
Pcnyclcsaian matematis,
lihat Budhu, 2000) bahwa nilai terendah tegangan

Mekanisme keruntuhan:
o rlinyrttakirn dengan:
Tanah dianggap berputar
pada bidang gessr yang
berbentuk busur lingkaran o :5,52 S,,
(titik d adalah pusat putaran)

Gambar 11.1 Mekanisme keruntuhan yang mungkin terjadi akibat beban pada permukaan
334 MEKANTKA TANAH KONSEP KEMANTAPAN DAN MEKANISME KERUNTUHAN 335
Kita akan melihat nanti ketika meninjau daya dukung tanah bahwa Analisis ini akan memperkirakan tegangan geser yang bekerja pada bidang
angka ini belum menjadi nilai yang paling rendah yang dapat diperoleh ini. Kita juga dapat menentukan kuat geser tanah maksimum yang ada
dengan cara batas keseimbangan. Nilai yang sebenarnya, bersama dengan (dimobilisasi) pada bidangyang sama dari pengetahuan mengenai parameter
mekanisme keruntuhannya, dijelaskan pada Bab 11.3. Dalam contoh yang kuat geser tanah. Cara lengkaP untuk melakukan analisis ini dijelaskan
sederhana ini, kita menentukan tekanan maksimum (daya dukung) secara rinci dalam Bab 14. Keruntuhan akan terjadi jika tegangan geser
tanah
dapat mendukung berdasarkan pada kekuatan geser tak terdrainasi, melebihi kekuatan yang tersedia. Kuat geser yang sebenarnya berlaku pada
^s.
Sebaliknya, dengan nilai tekanan o dan kekuatan s, yrrg diketahui, kita bidang keruntuhan pada lereng yang mantaP akan lebih kecil dari kuat
dapat menentukan faktor keamanan. untuk menggambarkan penggunaan maksimum yang tersedia. Kekuatan yang sebenarnya berlaku pada bidang
faktor keamanan, terlebih dahulu kita akan meninjau kemantapan lereng keruntuhan harus sama dengan tegangan geser, dan disebut kekuatan
dan kemudian kembali ke daya dukung dan tekanan tanah pada dinding. geser termobilisasi.
Tujuan analisis adalah untuk menentukan apakah lereng tersebut
11.2 KEMANTAPAN LERENG mantap dan apa batas keamanannya. Dengan menggunakan analisis
Gaya yang menyebabkan ketidak-mantapan (gaya penggerak) daram
har keseimbangan, perbandingan antara kekuatan termobilisasi dan kekuatan
ini adalah berat tanah itu sendiri dan gayapenahan berasal dari kuat geser yang ada dapat dibuat. Kemantapan lereng kemudian dinyatakan dengan
tanah, sedangkan gayaluar biasanya tidak ada. pola keruntuhan yang akan
istilah faktor keamanan ditentukan sebagai berikut:
terjadi tidak pasti dan tidak dapat ditentukan sebelum melakukan analisa.
.\
Untuk lereng dengan tanah yang seragam, keruntuhan umumnya terjadi Faktor keamanan = (1 1.1)
pada bidang yang mendekati busur lingkaran, seperti diperlihatkan pada -s m

Gambar 71.2. dimana s merupakan kekuatan yang ada dan s* merupakan kekuatan
yang dibutuhkan untuk menjaga kemantapan, (yaitu kekuatan geser
Mekanisme keruntuhan:
tanah dianggap bergerak termobilisasi).
pada bidangiiang Oeibentut
Penggunaan faktor keamanan menimbulkan banyak kritik atau kecaman
busur lingkaran
sejak awal penggunaannya. D. W. Taylor, pada tahun 1948 menyatakan
,'\-
z' Bidang
"Mucb criticism bas been ler.teled in the past at irqro?er use offactors of tofrty
gelincir ond the incomplete defnitions that batte sometirnes been gittenfor sucbfactors.
I louever, any guantitative stability analysis rnust make use of sorne measure of

thc degree d toftt!" (Taylor 1948, p.414). Kecaman tersebut berlangsung


'='T;Iff?:,.ffiffjf'"
srunpai sekarang, tetapi pernyataan Taylor masih bedaku. Yang penting
Gambar 11.2 Mekanisme keruntuhan pada lereng
:rtlrrlah memakai dcfinisi faktor keamanan yang jelas dan sesuai. Penting
irrg:r trnttrk rr)cn,{('rti brrtas-batasnya. Definisi yang dianggap paling sesuai,
IGta rnulai dengan analisis momen kescimbungiln nlrrssll tlrnrrh
1r:ltlrr lrt'r'k;ritrtrt .lcttglttr l\'tt;tttt,t,ttt I 1.1 atlrrlah:
lingkarali ini. y:urg kitrr unr;uirp nrrrrrgkin rpcrrrlr:rl<rrrr Iirlrrrr4 l<t.r.rrrrtrrlr:rrr.
KERUNTUHAN 337
336 MEKANIKATANAH
KONSEP KEMANTAPAN DAN MEKANISME

Faktorkeamananadalahperbandinganantarakekuatangeser Keadaan gaya sekarangberbeda dari lereng tanahyang dijelaskan di atas.


maksimum Qteak) dar kekuatan geser yang diperlukan untuk Tidak ada gayapenggerak yang berasal dari berat tanah, karena permukaan
menahan kemantapan, yaitu kekuatan pada keadaan keseimbangan tznah ratadan tidak ada gayayang tidak seimbang. Gaya penggerak dalam
batas (limit equilibrium), (Bishop, 1964)' hal ini adalah beban luar, dan tujuan analisis ini adalah untuk menentukan
beban maksimum yang dapat ditopang oleh fondasi. Kita telah meninjau
Kritik-kritik tentang penggunaan faktor keamanan berpendapat bahwa mekanisme keruntqhan busur lingkaran yang sederhana (Gambar 11.1),
pendekatan statistik atau probabilitas lebih baik dan bahwa "kemungkinan dan dicatat bahwa.hal itu tidak memberikan penyelesaian teoretis yang

keruntuhari' (probability offaiture) adalah konsep yang lebih baik daripada benar. Teori mekanisme keruntuhan yang benar ditentukan menggunakan
faktor keamanan.walaupun pendekatan ini memiliki beberapa keuntungan, konsep dari teori plastisitas seperti diperlihatkan pada Gambar 11-3. Teori
faktor keamanan tetap dinilai lebih praktis dan masih digunakan secara tersebut dijelaskan secara lebih rinci dalam Bab 72. Cara keruntuhan ini
luas. menyangkut bentuk baji tetap yang langsung di bawah fondasi, dan daerah
Definisi faktor keamanan yang diberikan di
atas masih memiliki geser "radial"dan tekanan tanah "pasif"pada kedua sisi, seperti ditunjukkan
kekurangan yang seharusnya disadari. Khususnya karena tidak menentukan dalam gambar. Kekuatan tanah dianggap termobilisasi penuh. cara ini
cara pengukuran kekuatan geser tanah. Seperti terlihat pada Bab 9, menghasilkan penyelesaian berikut:
kekuatan tak terdrainasi tanah tidak sama dengan kekuatan menurut Tekanan dukung (daya dukung) maksimuo 6. = (2 + x) S,= 5,74 S,
tegangan efektif. oleh sebab itu, faktor keamanan lereng akan berbeda jika dimana S, adalah kuat geser tak terdrainasi. Penyelesaian menurut tegangan
dinyatakan dengan memakai kekuatan tegangan efektif atau kekuatan
tak efektifjuga dapat diperoleh dengan memakai teori plastis'
terdrainasi.
Mekanisme keruntuhan terdiri
dari tiga bagian, Yaitu: baji,
11.3 DAYA DUKUNG daerai per{eserin "radial", BeDan lonoasl
dan daerah tekanan I
Daya dukung adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan Rankine pasif I
kemampuan tanah menahan beban pada permukaan tanah ataupun
Daerah tekanan Daerah n".", I
menahan beban pada kedalaman di bawah permukaan seperti halnya Rankine pasif "radial" V
dengan fondasi tiang. Biasanya beban sepefti itu adalah fondasi bangunan
atau jembatan, tetapi dapat juga berupa tangki penyimpanan bahan ca;iran
atau tanggul yang terbuat dari tanah. Rancangan fondasi umumnya terdiri
untuk menjamin kemantapan fondasi,
atas dua komponen. Pertama adalah \-
)"i -1\^nsseser
Kedua
yang bergantung pada kekuatan geser tanah dan daya dukungnya' s = perlawanSn geser Pada
bidang keruntuhan
adalah untuk menjamin bahwa penurunan fondasi berada di bawah batas
yang diperbolehkan.Ini dipengaruhi oleh sifat pemampatan tanah' scPerti Gambar 11.3 Mekanisme keruntuhan pada fondasi untuk menentukan daya dukung
dibahas dalam Bab 8.
338 MEKANTKATANAH KONSEP KEMANTAPAN DAN MEKANISME KERUNTUHAN 339

Meskipun perilaku tanah tidak benar-benar menurut teori plastisitas, seharusnya didefinisikan dan digunakan. Untuk keadaan ini, definisi pada
penggunaan teori tersebut dinilai cukup tepat untuk tujuan praktis. Persamaan 11.L lebih tepat daripada yang terdapat dalam Persamaan 11.2
Untuk memperkirakan daya dukung, kita tidak perlu mencari mekanisme sebagaimana dijelaskan dalam Bab 72.Ini berarti, definisi dan penggunaan
keruntuhan seperti pada kasus kemantapan lereng; kita mempergunakan faktor keamanan perlu dimengerti dengan jelas.
penyelesaian teoretis yangada dari ahli-ahli lain di bidang ini.
Beban maksimum yang dapat ditopang oleh fondasi disebut daya 11.4 DINDING PENAHAN TANAH
dukung maksimum atau beban keruntuhan tanah. Istilah dalam bahasa Dinding penahan tanah adalah sebuah dinding yang dibangun untuk
Inggris "ultimate bearing capacity" sudah iazim dalam mekanika tanah menahan tanah yang akan runtuh. Hal ini juga berbeda dari kedua kasus di
dan geoteknik, tetapi tidak sepenuhnya sesuai karena tidak cocok dengan atas.Bentuk mekanisme keruntuhan tidak pasti, tetapi umumnya berbentuk
istilah "ultimate" di bidang lain. Istilah "ultimate" sering digunakan baji di belakang dinding seperti terlihat pada Gambar 11.4. Sering kali
untuk menunjukkan kekuatan tertinggal ketika bahan telah dibebani dan bidang keruntuhannya mendekati garis lurus. Gaya adalah berat tanah
berdeformasi melebihi kekuatan maksimumnya. Dalam memperkirakan di belakang dinding. Gaya penahan terbentuk dari dua komponen: yang
daya dukung "ultimate", tanah dianggap berada dalam keadaan keruntuhan, pertama berasal dari kuat geser tanah itu sendiri pada bidang keruntuhan,
yaitu, kekuatan geser mencapai puncaknya, atau nilai keruntuhan,jadi bukan dan yang kedua adalah gaya penyokong P dari dinding. Tirjuan utama
nilai "ultimate". Oleh karena hal inilah istilah daya dukung maksimum analisis ini adaiah untuk menentukan besarnya gaya P yang diperlukan
dianggap lebih tepat daripada daya dukung "ultimate". untuk menjaga keseimbangan, yaitu gayayangdibutuhkan untuk menahan
tkanan yang dipakai pada perencanaan fondasi disebut daya dukung tanah. Gaya ini menjadi dasar untuk desain dinding penahan.
yang diizinkan, yang diperoleh dari daya dukung maksimum dengan
Mekanisme keruntuhan terdiri
memakai faktor keamanan, yaitu: dari baji tanah yang bergeser
maksimum pada bidang lurus
Daya dukun gy^ngdiizinkan = Da)'a dukung (11.2)
Tanah yang bergerak
Faktor keamanan berbentuk baji
W

Istilah tegangan dukung yamg diizinkan atau tegangan desain juga I /


/
,'11
/s = perlawanan geser tanah
pada bidang keruntuhan
dipakai dengan artiyang sama dengan daya dukung yang dlizinkan.

Definisi faktor keamanan dalam hal ini tidak sama dengan definisi yang
digunakan dalam bagian sebelumnya (Persamaan 11.1) untuk kemantapan Gambar 11.4 Mekanisme keruntuhan untuk tekanan tanah pada dinding penahan
lereng. Kita akan lihat dalam Bab 72 bahwa penggunaan faktor keamanan
menurut Persamaan 77.2 tidak selalu sesuai. Misalnya, pada fondasi
l'rrtll bcbcrrtpa kcadiran tertentu, khususnya bilamana permukaan
dalam, keadaan menjadi lebih rumit karena berat tanah scntliri nrcrtfatli
trrrr:rh tli lrt.lrrk:rrrg rlirrrling rirta, ketniringan dari bidang keruntuhan dapat
komponen daya dukung dan mcmcngurtrhi bugailnrtnit frtktor kcitrrr:rrr:trt
,litr.rrtuk;rrr rluli korr,,r'1r tcolt'lis.'li'tlrpi utlrtltllrtyrl, plt<llr kch:rny:tkttn sittlrtsi,
340 MEKANIKA TANAH KONSEP KEMANTAPAN DAN MEKANISME KERUNTUHAN 341

khususnya bilamana permukaan tanah di belakang dinding miring dan 11.5 PERTIMBANGAN SELANJUTNYA
tekanan air pori yang tidak seragam di dalam tanah, bidang keruntuhan
harus ditentukan dengan cara coba-coba (trial and error). Biasanya cukup 11.5.1 Faktor Keamanan, Faktor Beban, dan Faktor Reduksi
tepat untuk menganalisis bidang lurus dengan berbagai kemiringannya.
Kekuatan
Faktor keamanan yang digunakan dalam hal ini berbeda lagi dari kedua
Persoalan faktor keamanan sudah dibicarakan secara terperinci, tetapi masih
kasus yang sebelumnya. Seperti pada perkiraan daya dukung maksimum,
terdapat beberapa bahan tambahan yang harus diperhatikan. Penggunaan
kekuatan tanah pada bidang keruntuhan dianggap mencapai keadaan
faktor keamanan tidakberarti bahwa tanah tidak mengalami tegangan yang
runtuh pada analisis keseimbangan baji tanah. Faktor keamanan sekarang
berlebihan di manapun dalam massa tanah. Pada dinding penahan tanah,
dimasukkan pada tahap perencanaan dinding itu sendiri. Dinding dapat
cara perencanaan beranggapan bahwa tanah ada pada tahap keruntuhan
runtuh dalam beberapa cara dan masing-masing membutuhkan analisis dan
sgpanjang bidang geser dimana baji tanah cenderung tergelincir. Anggapan
pemilihan faktor keamanan yang patut. Ketiga kemungkinan mekanisme
inisesuai pada dinding penahan tanah yang mudah melentur @exible),
keruntuhan adalah sebagai berikut:
namun kurang sesuai pada dinding yang kaku. Pada lereng tanah, jika faktor
a. Dinding mungkin bergeser secara horizontal (keruntuhan geser) keamanan kecil, sangat mungkin bahwa beberapa tempat di dalam lereng
b. Dinding mungkin terguling (keruntuhan guling) akan mengalami tegangan melampaui kekuatan tanah dan tempat ini
c. Daya dukung tanah yang menahan dinding mungkin dilampaui, akan mengalami deformasi plastis. Tidak berarti lereng pasti akan runtuh,
terutama pada tumit dinding dimana tekanan pada tanah menjadi walaupun hal tersebut mungkin terjadi jika faktor keamanan rendah dan
paling besar (keruntuhan daya dukung). tanah memiliki kepeka^n yang tinggi. Pada perencanaan fondasi, faktor
keamanan yang dipakai umumnya cukup tinggi, biasanya lebih besar dari
Analisis kemantapan dibuat terhadap masing-masing cara keruntuhan 2 dan mungkin sebesar 3. Hal ini membantu menjamin bahwa penurunan
yang mungkin terjadi. Sebagai contoh, jika faktor keamanan = 2 dianggap fondasi cukup kecil dan tegangan tidak melampaui kekuatan tanah di mana
sesuai untuk keruntuhan geser, maka dinding direncanakan untuk sajadi dalam tanah.
menahan gaya 2P, dimana P adalah gayl-yang dibutuhkan untuk menjaga Praktik perencanaan, pada zaman sekarang, khususnya untuk
keseimbangan. Faktor keamanan yang digunakan untuk merencanakan perancangan struktur, menggunakan zP^ yang disebut perencanaan
pedawanan terhadap keruntuhan geser mungkin tidak pedu sama seperti "keadaan batas" (limit state design). Sebagai pengganti faktor keamanan,
untuk keruntuhan guling ataupun keruntuhan daya dukung. cara tersebut menggunakan faktor reduksi kekuatan yang digunakan pada
kekuatan bahan dan faktor beban yang digunakan pada pembebanan.
Pemakaian cara ini pada bidang geoteknik cukup rumit dan tidak dibahas
di sini.
**n;;' r r
t '.[( ftard
Yer*rrlrrkrril
a.o irrrrlPtn
I Jrrr [l;n"t?
t PrrtPind
342 MEKANIKA TANAH

11.5.2 Bahasan tentang Deformasi dan Kemantapan EAB 12


Seperti telah dijelaskan, perencanaan fondasi untuk bangunan meliputi
persoalan kemantapan dan penurunan. Deformasi lebih sering rnenjadi
faktor penentu dalam perencanaan fondasi gedung daripada kemantapan.
Sebaliknya, persyaratan deformasi umumnya kurang penting bagi lereng
dan dinding penahan tanah, walaupun masih ada keadaan tertentu dimana
deformasi dapat menjadi persoalan kritis. Konsep kemantapanyang dibahas
pada bab ini tidak memperhitungkan deformasi. Pada lereng bukit asli atau
pada tanggul yang direncanakan sebaik-baiknya, deformasi jarang menjadi
soal yang penting. Walau demikian, deformasi mungkin dimonitor dengan
baik selama pembangunan untuk menjaga bahwa perilakunya sesuai dengan DAYA DUKUNG DAN PERENCANAAN
diperkirakan dalam perencanaan. Pada dinding penahan tanah, FONDASI
^payang
deformasi bisa menjadi penting atau tidak penting. Deformasi dinding
penahan jenis gravitasi @ravity retaining zoall) biasanya tidak berpengaruh
apa-.apa, sementara deformasi dinding yang menahan galian di samping
12.1 DAYA DUKUNG TANAH
bangunan yang sudah ada, perlu ditinjau dengan teliti.
Untuk merencanakan fondasi gedung atau bangunan lain, ada dua hai yang
harus diperhatikan, yaitu:
DAFTAR PUSAKA
1. Daya dukung tanah, yaitu kemampuan tanah menahan beban dari
Bishop, A.W., 1964. Soil Properties,Imperial College MSc(Eng) course
fondasi. Seperti telah diterangkan pada Bab 11, ini bergantung pada
lecture notes.
kekuatan geser tanah.
Budhu, M.,2002. Soil Mechanics and Foundation, New York John Wiley
2. Penurunan yang mungkin terjadi pada fondasi. Ini tidak bergantung
&Sons, pp.323-325.
pada kekuatan geset tetapi pada sifat lain seperti diterangkan pada Bab
Taylor, D.W., 7948. Fundamentals of Soil Mecbazics, NewYorkJohn Wiley
8.
& Sons, pp.4La.
I'ada bab ini
hanya daya dukung tanah yang dibahas. Jika beban pada
lirndasi pada permukaan tanah dinaikkan perlahan-lahan secara teratur,
rnaka akan terjadi penurunan seperti diperlihatkan pada Gambar 12.1.
I ):rlrrrn kasus tanah keras atau padat, seperti tanah berbutir kasar, garis
,lt'lirrrlrrrsi akan seperti G, pada gambar. Akan tetapi, kalau tanah agak
lun:rl<, scpcrti lctttpttttg, grafik akan lebih mendekati Gr. Dengan grafik
,,r'pcrti (,',, iclrrs rrtl:t brtt:ts tcrhatlap bcban yang dapat ditahan oleh fondasi.
lit'lr:rn ini rliscl,rrt l,r'l,rttr lictttttlttltlttt rtt:ttt daya dukung maksimum, I
345
34 MEKANIKATANAH DAYA DUKUNG DAN PERIN;ANAAN FONDASI

(ultimate) dari tanah, seperti diterangkan pada Bab 11. Kalau grafik seperti
garis G,beban keruntuhan kurang jelas. Umumnya dalam kasus ini beban
maksimum ditentukan pada titik dimana kurva paling cekung,yaitutitlkA.

Tekanan fondasi
+
-CI3 -j - t- + +

9z
Daerah tekanan
Rankine pasif

q
\l\r Radial s

(! A\
!
o \ Gambar 12.2 Mekanisme keruntuhan yang dipakai untuk persamaan daya
dukung Tezaghi
c
o
E
G"l 'l
f
I
I
Daya dukung terdiri atas tiga bagian, masing-masing berhubungan
c
(Io I
I
I dengan bagian dari mekanisme keruntuhan. Pertama adalah cN,, yaitu
I bagian yang berasal dari kekuatan kohesi tanah. Kedua adalah yDNr, yaitu
Gambar 12.1 Beban, penurunan, dan daya dukung maksimum fondasi bagian yang berasal dari berat tanah di atas dasar fondasi. Ketiga adalah
fondasi.
I r B N,yainbagian yang berasal dari berat tanah di bawah dasar
Mekanisme keruntuhan fondasi pada permukaan tanah dapat ditentukan N'ilai ketiga faktor daya dukung ini pada fondasi jalur diberikan dalam
secara teoretis dengan mempergunakan teori plastisitas. Tanah dianggap bentuk grafik pada Gambar 72-3.
sebagai bahan plastis, dengan kekuatan geser yang terdiri atas dua bagian,
yaitu bagian konstan bersifat kohesi dan bagian gesekan yang nilainya
sebanding dengan nilai tegangan normal. Bentuk mekanisme keruntuhan
diperlihatkan pada Gambar 72.2. Dengan analisis pada mekanisme ini,
e30
'6'
Terzaghi mendapat persamaan umum untuk daya dukung tanah, yaitu: o
I
Q=cN"+yDNq+)fax, (12.1) .20
o
-ro
a
o
o)
dimana B dan D masing-masing adalah lebar dan kedalaman fondasi, 510
!
adalah kohesi tanah, dan y adalah berat satuan tanah. f,
c a
N,, Nr, dan -A/ adalah faktor daya dukungyang bergantung pada nilai
sudut gesekan $
Nilai N" and No Nllal N,
Nilai Nl

Grmbrr 12.3 Faktor daya dukung tanah untuk fondasi lalur


346 MEKANTKA TANAH DAYA DUKUNC DAN PERENCANAAN FONDASI 347

Analisis Terzaghi menggunakan beb erapa anggapan penyedertranaanl 12.1.1Daya Dukung dengan Memakai Tegangan Efektif
Jika dipakai tegangan efektif bentuk persamaan masih
seperti halnya pada kebanyakan cara analisis dalam bidang mekanika sepefti Persamaan
tanah. Ada berbagai usaha untuk mendapatkan penyelesaian yang lebih 72.7 sampai!2.3,dengan c = c' dan$ = O'. Namun, nilai berat satuan tanah
tepat dari penyelesaian Terzaghi, misalnya Meyerhof (1963). Nilainya juga (y) sekarang harus dipilih dengan memperhitungkan kedalaman muka air
diberikan pada Gambar 72.3. Terlihat bahwa tidak ada perbedaan besar tanah.Jika muka air tanah dalam dibandingkan dengan lebar fondasi, berat
antara penyelesaian Mererhof dan Terzaghi. Nilai faktor daya cirftung satuan biasa boleh dipakai. Akan tetapi, jika kedalaman muka air tanah
ini adalah untuk fondasi jalur dengan lebar ,8. Untuk fondasi segi-cmpat hampir pada dasar fondasi, nilai berat satuan terendam (y' = y - y- =
atau lingkaran, bentuk mekanisme keruntuhan menjadi berbeda sehlngga submerged density) harus dipakai. Pada kedalaman batas ini perlu
^ntara
daya dukung juga berubah. Faktor daya dukung juga menjadi berbeda. digunakan cara interpolasi.
Penyelesaian eksak/teoretis untuk daya dukung pada keadaan ini tidak ada,
tetapi persamaan-persamaan yang diusulkan Terzaghr dan Peck (1948) 12.1.2 Daya Dukung dengan Memakai Tegangan Total
masih dipakai secara umum dan dianggap aman (konservatif). Fersamaan (Keadaan Tak Terdrainasi)
yang diusulkan adalah sebagai berikut: Pada kasus ini, nilai c adalah kekuatan geser tak terdrainasi s, dan nilai $
adalah nol' Ini berarti bahwa Nr=7'dan N, = 0' sehingga Persamaan 12'1
Fondasi bujur sangkzt e =l,2cN +y D N, + 0,4y B N, (12"2) menjadi:
"
Fondasi lingkaran: e =1,2 cN +y D N, + 0,3 y B N, (72.3)
"
g=5,N,+YD (12-4)
Nilai 1,2, 0,4, dan 0,3 disebut faktor bentuk.
Persamaan ini adalah untuk fondasi jalur, dan perlu disesuaikan untuk
Pada fondasi dengan lebar -B dan panjang L, nllai fai<tor bentuk dapat bentuk fondasi lain dengan memakai fakor bentuk yang telah diterangkan
diambil dengan cara interpolasi antara faktor untuk jbndasi .ialur dan di atas (untuk {). Skempton (1951) mengusulkan nilai N, dalam bentuk
fondasi persegi. Nlisalnya, faktor untuk bagian kohesr, faktor bentuk grafik, seperti diperlihatkan pada Gambar 72.4,yangitga mencakup faktor
berubah dari 1.0 pada fondasi jalur (B/L = 0), menjadi 1,2 paaa. fondasi kedalaman.
persegi (B/L = 1), sehingga pada nilai B/L di antarl. nilai ini fakt.,r bentuk
diberikan oleh 1 + 0,28/L.
D as ar persamaan-pers amaan di atas, Pers amaan 12.1. sampai'.2.3 adalah
analisis pada bahan teoretis yang kekuatan gesernya terdiri atas bagian
tetap yang bergantung pada c dan bagian tidak tetap ya,rg bergantung
pada parameter gesekan $. Karena itu, persamaan ini ciapat dipakai dcngan
memakai parameter kekuatan geser tak terdrainirsi, r dan $, atrlu f)ararnctcr
tegangan efektif,, c'dan $'.
349
348 DAYA DUKUNG DAN PERENCANAAN FONDASI
MEKANIKA TANAH

I
I

TI
1)
nerseqi B/L =
Lingr

r.1
:onddsi ialur (B/L = tt)
N"

i<e>r
ttt
B = lebar fondasi
I
I
I
L = panjang.fondasi I r-r"" fondasi sebenarnYa
D = kedalani-an fondasi I l.--
+
D/B I Luas fondasi efektif
I
I
Gambar 12.4 Nilai N" untuk menghitung daya dukung dengan memakai kekuatan geser tak I

terdrainasi (menurut Skempton, 195'l)


B'=B-2e

12.1.3 Beban Eksentrik dan Miring


Gambarl2.5Caramemperhitungkanpengaruhbebaneksentrikdanmiring
Beban pada fondasi tidak selalu bekerja pada pusat fondasi ataupun pada
(menurut MeYerhof, 1963)
arah yang vertikal. Misalnya, garis kerja beban fondasi yang disebabkan
oleh gaya gempa bumi umumnya berarah horizontal pada elevasi yang
lebih tinggi dari dasar fondasi. Dengan demikian gaya resultan pada fondasi
Meyerhofjuga mengusulkan supaya faktor daya dukung juga diubah sesuai
dengan persamaan berikut:
menjadi miring dan tidak lagi bekerja pada pusat fundasi, tetapi pada jarak
eksentrik e. Cara yang paling umum dipakai untuk memperhitungkan
(, o'
-['- ntr J)'
;t =; = N (bebanmiring) N, (beban miring) (12.5)
pengaruh dari gaya demikian adalah cara Meyerhof (1963) t fang t N. (beban vertikal) N, (beban vertikal)
diperlihatkan pada Gambar 12.5. Gaya di sini bekerja pada jarak e dari
pusat fondasi dengan kemiringan a terhadap vertikal. Luas baru fondasi,
i = N,(bebanmiring)- =l'-T
^' =1/,-4)2 $2.6)
/vlb"b"" )
yang disebut luas efekti{, dihitung supaya pusatnya berada pada garis kerja "".tkrl)
dimana cr adalah sudut kemiringan gaya terhadap vertikal dan $'adalah
gaya.Ini berarti luas efektif ini memiliki lebar sebesar -B dikurangi dua kali
jarak eksentrik e. Jadi lebar baru ini .B' = B - 2e. sudut gesekan tanah.

12.2 FONDASI DANGKAL PADA LEMPUNG


lstilrrh "fondasi dangkal" umumnya dipakai pada fondasi yang dasarnya
lrcrirtla harnpir prttl:t pcrtltttkaan tanah; juga untuk fondasi yang lebarnya
\:luHut br:sltr tlilr;trxlirrgk:rn dcngan kcdalamannya' Sebetulnya fondasi
350 MEKANTKATANAH
DAYA DUKUNC DAN PERENCANAAN FONDASI 351

hampir tidak pernah dibangun tepat pada permukaan tanah, karena pada 12.2.2 Pemanfaatan Faktor Keamanan
kedalaman dekat permukaan banyak jenis tanah yang rentan terhadap Cara memakai faktor keamanan sudah diterangkan pada Bab 11, termasuk
pengembangan dan penyusutan akibat perubahan cuaca dan iklim yang c rayang dapat dipakai untuk menenrukan daya dukungyang diizinkan
dapat menyebabkan hal-hal buruk pada fondasi. Umumnya fondasi yang dari daya dukung maksimum (ultimate) yaitu:
disebut fondasi dangkal antara 0,5 m dan 2 m dibawah permukaan tanah.

12.2.1 Penggunaan Kekuatan Geser Tak Terdrainasi


Daya dukungyang diizinkan =+""ffi
Perencanaan (perancangan) fondasi di atas lempung umumnya dilakukan
dengan memakai kekuatan geser tak terdrainasi, paling tidak untuk cara ini dapat dipakai pada fondasi dangkal atau pada tanah keras,
lempung yailg sepenuhnva jenuh dengan plastisitas sedang sampai tinggi. khususnya tanah berbutir kasar dengan nilai Q'yang tinggi. Akan tetapi,
Berikut ini beberapa alasannya: pada tanah lunak, khususnya lempung lunak, cara ini dapat menghasilkan
1. Umumnya dianggap bahwa keadaan pada waktu dibuat fondasi nilai yang tidak logis. Daya dukung maksimum pada lempung, dengan
lebih mendekati tali terdrainasi daripada terdrainasi. Kecepatan memakai kekuatan geser tak terdrainasi, menurut Persamaan 12.4 adalah:
pembangunan dianggap lebih cepat daripada kecepatan konsolidasi
Q: srN,+ yD
pada iapisan tersebut. Anggapan ini memang benar pada kebanyakan
seandainya ada fondasi dalam pada lempung lunak, bagian daya dukung
lempung endapan, khususnya yang terkonsolidasi berlebihan. Pada
yang berasal dari berat tanah sendiri, yaitu yD, mungkin lebih besar
tanah residu mungkin anggapan ini sering tidak benar, seperti
daripada bagian dari kekuatan tanah, yaitu s l/, sehingga pemakaian faktor
diterangkan pada Bab 8. Kecepatan konsolidasi pada tanah residu
keamanan langsung pada g dapat menghasilkan daya dukung yang kurang
sangat berbeda-beda, mungkin selesai dalam jangka waktu minggu
daripada yD.Ini berarti daya dukungyang diizinkan menjadi kurang dari
atau bulan tetapi juga bisa tahun.
tegangan yang sudah bekerja pada kedalaman tersebut sebelum fondasi
2. Apa pun kecepatan penurunan, pemakaian kekuatan geser tak dibuat. Jelas ini tidak masuk akal. Karena itu faktor keamanan seharusnya
terdrainasi hampir selalu merupakan cara yang aman. Daya dukung hanya dipakai pada daya dukung "bersih" (net),yaitu tambahan tekanan di
yang ditentukan dengan memakai kekuatan geser tak terdrainasi rrtas nilai yang sudah ada pada tanah. Dengan demikian daya dukung yang
adalah nilai terkecil,yang akan naik akibat konsolidasi setelah fondasi tliizinkan adalah:
dibebani, seperti dijelaskan pada Gambar 9.15 (Bab 9).
.sN
u
3. Di banyak negara di dunia, fondasi perlu menahan gzya gempa bumi. Qoil = '+1lD (12.7)
Kadaan pada gernpa bumi hampir selalu tak terdrainasi (pada lempung)
F'
karena tidak ada waktu untuk terjadi konsolidasi. Oleh karena itu, Mc,urut persamaan ini, faktor keamanan adalah perbandingan antara
perkiraan daya dukung harus memakai kekuatan geser tak terdrainasi. lit'krurtun yrrng cliPcrlukan untuk menahan kemantapan (kekuatan yang
,lilit'rrrhk:rrr) rlt'rrg:rrr lit'l<r:rtlrr yang rrdlr.Jadi penggunaan faktor keamanan
,lt'ttgrtrr r'rrr':r rrri r,r',,rr,ri rlr.rrl,rrrr tlelirrisi lirktor kcanriuliln yung <lihcriklrn
l,,r.l,t l','t,,;rrrr:r;rrr I I I (ll.rl, I I )
DAYA DUKUNG DAN PERENCANAAN FONDASI
MEKANIKA TANAH

Namun demikian, pernyaLtaan di atas tidak berlaku bagi semua bangunan.


Nilai faktor keamanan yang dipakai pada perenc.irraan umumnya agak
Contohnya adalah tangki penyimpan air atau cairan lain seperti
tinggi, yaittt antara 2.5 sampai 3 pada beban mati dan hidup biasa. Nilai
diperlihatkan dalam Gambar 72.6.Tangb semacam ini sering dibuat dari
tinggi ini penting untuk memperkecil penurunan. Dengan nilai tinggi ini
baja sehingga toleransi terhadap penurunan cukup besar, khususnya antara
berarti penurunan yang terjadi adalah hasil konsolidasi tanah, bukan akibat
dinding pinggir dan pusat lantai yang terbuat dari baja. tngki ini sering
deformasi yang dipedukan untuk mengerahkan kekuatan geser tanah.
diperlukan dekat pelabuhan sehingga sering dibangun di atas lapisan
lempung lunak yang sering terdapat dekat pada pelabuhan. Kekuatan
12.2.3 Daya Dukung dan Penurunan pada Perencanaan
lempung ini umumnya rendah dan kompresibilitasnya agak tinggi. Pada
Fondasi Dangkal
keadaan ini sudah pasti daya dukung menjadi soal utama.Tangki demikian
Perencanaan fondasi memerlukan faktor keamanan cukup besar untuk
sering dirancang dengan faktor keamanan kecil terhadap keruntuhan dan
mencegah agar tidak terjadi keruntuhan daya dukung (aspek daya dukung
dengan kapasitas untuk menoleransi penurunan konsolidasi agak besar.
atau kekuatan tanah), juga jaminan agr. tidak terjadi penurunan lebih
besar dari batas toleransi bangunan (aspek kompresibilitas tanah). Pada
12.2.4 Contoh Perhitungan
gedung biasa, khususnya yang dipakai oleh manusia, seperti rumah, kantor,
Contoh 1: Sebuah tangki setinggi 10,5 m dan diameter 20 m dibangun
sekolah, rumah sakit dan sebagainya, toleransi terhadap penurunan agak
di atas lapisan lempung lunak/sedang. Kekuatan geser tak terdrainasi
kecil, sehingga perencanaan fondasi lebih sering ditentukan oleh aspek
lempung tersebut sebesar 30 kPa. Daerah ini mengalami gempa bumi;
penurunan daripada aspek daya dukung. Karena itu, daya dukung tanah
supaya tahan terhadap gzyagempa bumi, tangki harus direncanakan untuk
tidak harus ditentukan dengan car^yaflgsangat teliti. Faktor penurunanlah
menahan percepatan horizontal sebesar,0,25 g. Tentukan faktor keamanan
yang perlu diperiksa dengan teliti. Ukuran fondasi dapat diatur supaya
terhadap daya dukung statis dan juga terhadap gaya gerrrpa bumi. Anggap
penurunan masih dalam batas toleransi atau mungkin harus digunakan
bahwa tangki penuh air sedalam 10 m. Tangki tersebut diperlihatkan pada
fondasi tiang.
Gambar 72-7.

Gedung: Perencanaan fondasi biasanya Tangki penyimpanan air atau minyak:


ditentukan oleh besarnya penurunan perencanaan fondasi biasanYa
ditentukan oleh daya dukung tanah
Luds efektif pada waktu

Gambar 12.6 Daya dukung dan penurunan pada perencanaan fondasi Gambrr 12.7 Iarqkr ponyinrpranan air yang mengalami gaya statis dan gempa bumi
(Contoh porhitunqan 1)
355
354 MEKANIKA TANAH
DAYA DUKUNC DAN PERENCANAAN FONDASI

Sehingga dava dukung ultimit = 4,42 x 30 = 133 kPa.


Kasus statik Daya dukung maksimum tanah ditentukan dengan
Faktor kea.rnanan baru = 133/11,6,3 = 1,74.
memakai Persamaan 72.4 danGambar 12'4'

r-aktc,r keamanan sebesar 1.85 untuk pembebanan statik tidaklah tinggi,


gutt= s;IV. + yD = sN,= 30 x 6'2 = 7861<Pa'
. tetapi mungkin rnasih dapat diterima, tergantung pada keadaan setempat
dan kesediaan untuk menerima sedikit risikonya. Faktor keamanan untuk
Teganganpadapermukaantanah = 10x9,8 = 98 kPa. Kita akan membulatkan
pembebanan gempa bumi sangat kecil. waiau demikian, ini tidak berarti
ini menjadi 100 kPa, supaya termasuk pengaruh dari berat tangki sendiri.
perancangan tidak dapat diterima. Mungkin tangki dapat dipergunakan

7,86' dengan kedalaman air kurang dari 10 m untuk jangka wakfu cukup
Jadi faktor keamanan = 186/100 =
lama, supaya ada waktu untuk berlangsungnya konsolidasi yang akan
mengakibatkan kenaikan kekuatan lempung. Lagipula, umumnya risiko
Kasus Gempa Bumi Percepatan akibat gempa bumi berarti selain
terjadinya gempa bumi perancangan sangat kecil, sehingga nilai faktor
gaya berat,juga terdap at gaya horizontal sebesar 0,25 W di mana W =
keamanan kecil mungkin dapat diterima.
berat tangki (termasuk air). Gaya ini bekerja pada pusat berat,
yaitu 5 m di

atas permuk aan tanah,seperti ditunjukkan pada gambar'


Kemiringan serta
Contoh 2: Fondasi rakit ("raft") akan dibuat untuk mendukung beban
eksentrisitas gaya adalah
vertikal sebesar 550 ton. Kedalaman fondasi ini harus 3 m.Tanah setempat
Kemiringan gaya;; o" = tan-l (0,25/7) = 14' rrdalah lempung lunak dengan kekuatan geser tak terdrainasi sebesar 18
Eksentrisitas: e = 0,25 x 5,0 = 7,25 m kPa, dan berat satuan sebesar 15,8 kN/m3. Muka air tanah terdapat 1 m di
hawah permukaan tanah.Tentukan ukuran fondasi supaya faktor keamanan
cara Meyerhof dapat dipakai untuk menentukan faktor keamanan. ldalah 3. Anggap bentuknya persegi.
Dengan memakai jarak eksentrisitas dan diameter tangki' kita
dapat
Daya dukung maksimum adalah menurut Persamaan 12.4, yaitu q =
menghitung luas baru dengan titik pusat pada titik A' Datr
analisis
',,{ * y D,tetapi seperti diterangkan di atas, kita harus waspada pada cara
geometri, luas baru rni = 270,2m2' Luas semula = xN = x
x 702 = 374'2 m2' rrrcmakai faktor keamanan, khususnya pada tanah yang lunak. Seharusnya

Jadi tegangan pada fondasi menjadi


314,2x100/270,2 = 116'3 kPa' lirktor keamananhanya dipakai pada bagian daya dukung yang berasal dari
faktor
Sekarang kita dapat menentukan daya dukung dengan memakai l<t'l<rratan tanah, bukan yang berasal dari berat tanah. Dengan demikian
Meyerhof untuk beban miring.Ini adalah menurut Persamaan 72.5,yaitu l('uangan fondasi yang diizinkan adalah.

='L* + y D - x-6'2 + 15,8 x 3 = 84,6r<pa


18
N.(bebanmiring)
- l, - o' )' ,r,,,,
F3
N. O.b", *,rrk"l) l' g0' )
ll,'lrtrr t,rt^l :trlrrlrrlr 550 x 1000x9,81N = 550x9,81 kN = 5,395 kN.
I)engan a = 14",nilai N adalah = 6,2 x0,713 = 4,42'
356 MEKANIKA TANAH
DAYA DUKUNC DAN PERENCANAAN FONDASI 357

12.3-2 cara Empiris untuk Perencanaan Fondasi diAtas pasir


Luas yang diperlukah = 5.395/84,6 = 63,8 m2, sehingga ukuran fondasi
Pada Bab 8 (Bagian 8.10) sudah diterangkan dua cara empiris untuk
adalah GSB = 8,0 m. Parameter N, y"g dipakai di atas adalah untuk
memperkirakan penurunan fondasi di atas pasir. Cara ini dapat dipakai
fondasi pada permukaan. Padahal, kedalaman adalah 3 m sehingga rasio
j.rgu untuk menentukan tegangan yang diizinkan atau .,tegangan
D/B = 3/8 = 0,375. Menurut Gambar 12.4 nllai r\/ adalah sekitar 6,5,
perancangan" untuk fondasi di atas pasir. Pada fondasi lingkaran di atas
bukan 6,2 yang dipakai. Jika dianggap perlu, perhitungan dapat diulangi
pasir seragam, juga dapat dipakai teori elastis, seperti diterangkan pada
untuk mendapat nilai daya dukung yang lebih tepat'
Bab 8 (Bagian 8.2). Pada pasir yang tidak seragam, juga dapat dipakai
Karena perhitungan mengunakan tegangan totil (yaitu tik terdrainasi)
lapisan-sub, dan pemampatan pada setiap lapisan-sub dihitung dengan
pengaruh muka air tanah tidak 6iperhitungkan. Perhitungan dapat
muka cara biasa. Penambahan tegangan dapat diperoleh dengan memakai teori
diualangi dengan -.-p.rhitongkan gaya mengapung dari adanya
elastisitas (grafik pada Bab 5), dan nilai modulus Young dapat diperoleh
air tanah,,gtapi pengaruh ini terjadi baik pada tegangan fondasi maupun
dari hubungan empiris yang diberikan pada Bab 10 (Bagian 70.6.4).
padt daya dukung, sehingga hasil :Ferhitungan faktor keamanan tidak
terpengaruh. '

12.3 FONDASI DANGKAL PADA PASIR (L


G \ sJngat plo"t
I
ta 600
c
12.3.1 Penggun4an Teori Daya Dukung
o
lz N- 50
C 500
Nilai sudut gesekan padapasir umumnya tinggi, yaitu berkisat dan sekitar ;s
! P adat
37. sampai 45.. Jika nilai sebesar ini digunakan pada persamaiii daya cT,
C 400
o \
dukung teoretis biasa, maka nilei daya dukung akan sanga't besar, terkecuali I

pada fondasi jalur yang sangat tipis. Gambar 72'3, berdasarkan pada
a
o 300
- N,= 30
!
analisis Terzaghi, menunjukkan nilai faktor N,, Nq, and naik dengan c
{ o
cepat apabila nilaiQ' mendekati 45". Daya dukung yang
dihitung dengan c 200
G
memakai nilai ini menjadi begitu tinggi sehingga tidak dianggap praktis
C
(5
lz
100
'11i::'r"
untuk perencanaan fondasi. Kalau nilai sebesar ini dipakai maka deformasi P
yang terjadi akan sangat besar dan melebihi batas yang dapat diterima.Jadi, Lepas
hal yang harus diutamakan pada perencanaan fondasi di atas pasir adalah 0123456
penurunan,bukan daya dukung,seperti halnya pada fondasi di atas lempung. Lebar fondasi B (m)
Pengukuran kompresibilitas pasir di laboratorium (ataupun di lapangan) Gambar 12.8 Tegangan yang diizinkan untuk fondasi dangkal di atas pasir supaya penurunan
fondasi tidak lebih tinggi dari 25 mm (menurut Tezaghi & peck, 1967)
sangat sukar karena pengambian contoh pasir dengan memPertahankan
keadaannya yang asli di lapangan umumnya tidak mungkin' Oleh
karcna

itu, perkiraan penurunan pada pasir umumnya dcngan cara cmpiris'


358 MEKANIKA TANAH DAYA DUKUNC DAN PERENCANAAN FONDASI 359

Ada juga cara perencanaan fondasi pada pasir yang diusulkan oleh
Terzzghi dan Peck (7967); ini diperlihatkan pada Gambar 12.8. Grafik
ini memberikan tegangan fondasi yang diizinkan pada serangkaian
lebar fondasi supaya penurunan yang terjadi tidak lebih dari 25 mm.
Kepadatan relatif dari pasir ditentukan oleh nilai N dari uji SPT Grafik
ini tidak dimaksudkan supaya penurunan dapat diperkirakan dengan tePat;
maksudnya hanyauntuk menjaga penurunan tid-ak akan melebihi 24 mm. t
umumnya grafik ini akan menghasilkan nilai tegangan fondasi yang agak Tiang dukung ujung (end bearing)
- daya dukung berasal dari
Bagian-bagian daya dukung
konservatif. Grafik ini adalah untuk keadaan dengan muka air tanah yang perlawanan pada ujung

dalam. Jika muka air tanah dekat permukaan tanah, maka tegangan yang
diizinkan menjadi setengah dari nilai di atas. Gambar 12.9 Tiang tahan ujung dan tiang gesekan

12.4 FONDASI TIANG Ada juga tiangyang berperilaku antara kedua macam tiang ini. Namun,
kebanyakan tiang dalam praktiknya termasuk golongan tiang tahan ujung.
12.4.1Konsep Dasar dan Jenis Tiang Perkecualian adalah tiang di dalam lempung lunak. Karena kedalaman
Tiang adalah jenis fondasi yang sangat sering dipakai apabila daya dukung lempung ini biasanya besar, menjadi lebih ekonomis untuk memakai tiang
tanah tidak cukup untuk menahan beban fondasi pada permukaan tanah. gesekan daripada memasukkannya sampai ke lapisan keras.
Dengan memakai tiang beban ini tertahan oleh lapisan tznahyang dalam Penelitian pada tiang menunjukkan bahwa hubungan anta;ra kedua
dengan kekuatan lebih besar. Lapisan ini sering adalah batuan keras. bagian penahanan ini, yaitu tahanan ujung dan tahanan gesekan dengan
Tiang juga dapat dipakai untuk menahan gayahotrzontal atau gaya tarik. deformasi tiang tidak sama. Tahanan gesekan mencapai puncaknya pada
umumnya tiang dianggap terdiri aras dua macam, yaitu tiang tahan ujung deformasi sangat kecil. Setelah mencapai pucak mungkin turun sedikit.
dm tiang gesekan, friction
(end bearing pites) piles), sepertr diperlihatkan Tahanan ujung tidak naik secepat tahanan gesek pada deformasi kecil;
pada Gambar 12.9. Tiang tahan ujung dimasukkan sampai lapisan nilai puncak baru tercapai pada deformasi yang agak besar dibandingkan
keras sehingga daya dukungnya bergantung pada kekuatan lapisan keras dengan deformasi pada puncak tahanan gesekan. Tahanan ujung tidak
tersebut. Tiang gesekan tidak mencapai lapisan keras; daya dukungnya turun setalah mencapai puncak. Hubungan ini diperlihatkan pada Gambar
bergantung pada tahanan gesekan (skinfriction) antara tiang dan tanah. 12.10.
Istilah hambatan pelekat (sbaft adhesion) juga dipakai untuk tahanan inil Ada berbagai carayang dipakai untuk membuat tiang. Cara yang paling
artinya sama dengan tahanan gesekan. scring dipakai diperlihatkan pada Gambar 72.71, dan dijelaskan secara
singkat pada bagian berikut.
361
DAYA DUKUNC DAN PERENCANAAN FONDASI

360 MEKANIKA TANAH


Beban pada tiang

Tiang Pabrikan Pancang Tiang pabrikan pancang (driaen ?re-cast -)


pites) merupakan jenis tiang yang paling sering dipakai; dapat dibuat dari
baja, beton bertulang, atau ka)'u. Tiang ini dipukul masuk ke dalam tanah T\I
Tahanan total

2attano
dengan memakai mesin pemukul, ataupun alat sederhana yang terdiri atas o)
c(g
"tripod" dan kabel untuk menaikkan beban dan menjatuhkannya pada \
6
lz Tahanan t Tahanan
tiang. Mesin pemukul yang modern memakai mesin uap atau diesel sebagai E
o
gesekan
(atau
\ ujuns
sumber energi untuk memasukkan tiang. '6
hambatan
(u
(
\i r;
E pelekat)
o
Tiang yang Dibuat Setempat Pertama sebuah "casing" atau "shell" o
o
dipancang masuk sampai kedalaman yang diperlukan. Pada ujungnya ada I
I
pelat atau "sumbatan" supaya tanah tidak masuk ke dalam casing-Tulang I I
dipasang di Calam casing,kemudian beton dicor, bersamaan dengan casing I
I I
ditarik ke atas sampai keluar. "sumbatati'ditinggalkan di dalam tanah.
Getaran mungkin dipakai untuk memudahkan penarikan kembali casing
tersebut. Gambar 12.10 Hubungan tahanan ujung dan gesekan dengan deformasi
vertikal tiang

Tiang Bor Pertama lubang dibor sampai kedalaman yang diperlukan.


Umumnya casing tidak dipakai pada tanah keras di mana dinding lubang
bor tidak mengalami keruntuhan, tetapi mungkin diperlukan pada bagian
paling atas di mana tanah agak lunak atau bila lapisan pasir sehingga
dinding bor longsor. Kemudian tulang dipasang di dalamnya dan beton
dicor.

Tiang yang Dibuat Kemudian Dipasang Datam Lubang Tiang ini


"Sepatu" Tiang dipasang setemPat
dibuat dahulu, kemudian dipasang di dalam lubang yang sudah dibor. pada (set in place pile)
- lubang dibor, tiang
Ruangan antar^ tiang dan pinggir lubang diisi dengan beton atau "grout" dipasang didalamnya,
lantas lubang sokelilingnya
yaitu campuran semen dengan pasir. Cara ini sering dipakai untukbangunan Tiang yang
Tiang dibuat setemPat
(cast in situ pile)
nang bor (bored Pile) diisi dengan beton atrau
"9rout'
- lubang dibuat,
dipancang - casing dipukul masuk,
kecil termasuk rumah biasa. Cara ini juga dipakai untuk membuat dinding tulang dipasang, dan
tulang dipasang dan
beton dicor
bston dicor sambil
penahan. dltnrik kaluar casingnya

Gambar 12.11 Jenis-ienis utama tiang


362 MEKANIKA TANAH DAYA DUKUNG DAN PERENCANAAN FONDASI 363

12.4.2 Daya Dukung Tiang-Persamaan Dasar dan Cara dukung jarang digunakan untuk menentukan daya
dukung tiang di dalam
Menentukannya pasir.
seperti ditunjukkan pada Gambar 72.8,daya dukung tiang secara umum
di Lapangan Korelasi empiris
terdiri atas dua bagian dan dapat diekspresikan sebagai berikut: Cara Empiris Berdasarkan Penguiian
sering
Q=qA+f,A, (12.8) tntarahasil uji lapangan dengan sifat tanah adalah c^ray^ngpaling
Cara ini akan dibahas
di mana Q = daya dukung ultimit (maksimum) digunakan untuk memperkirakan daya dukung tiang'
A =lrtas penampang ujung tiang secara teliti pada Bagian 72.4.3 dan12'4'4'
A, = luas permukaan tiang di dalam tanah
? = tahanan maksimum (puncak) pada ujung llii Pembebanan Tiang Uji pembebanan tiang di lapangan dapat dila-
-f, = tahanan gesekan maksimum (skin friction) per satuan luas kukanpadaproyekbesardimanakeadaantanahtidakdiketahuidengan
pasti. Biaya untuk melakukan uji ini cukup besar'
permukaan tiang namun hasilnya
tiang dengan tingkat
memungkinkan untuk memperkirakan daya dukung
Penentuan daya dukung tiang, pada hakikatnya adalah usaha untuk kepercayaan yang lebih tinggi sehingga perancangan
tiang bisa menjadi
besar dimana
mengetahui nllai q dan f Ada berbagai cara untuk menentukan nilai lebih ekonomis. Uji ini biasanya digunakan pada proyek
biaya pengujian'
parameter ini, seperti yang akan dijelaskan pada bagian berikut. penghematan biaya yang dihasilkan lebih tinggi daripada
Pengujian ini umumnya dilakukan dengan memakai dongkrak hidrolik
Beban pada tiang
Pemakaian Teori Daya DukungTeori daya dukung, dengan rumus dasar kapasitas besar untuk memberikan beban pada tiang'
dinaikkanmenurutserangkaianpenambahanbeban.Penahanandongkrak
q=cN"+yDN,+lfarv, diperlukan untuk memberikan gaya reaksi terhadap
gaya dongkrak untuk

dapat dipakai untuk menghitung tahanan ujung tiang, tetapi tidak it,, drprt dipakai beberapa tiang di sekelilingnya atau banyak beban
menggunakan alat
membantu menentukan nilai tahanan gesekan. Pada tiang di dalam beton atau bahan lain ("kent1edge") yang ada' Dengan
jumlah dari kedua bagian
lempung rumus ini memberikan hasil yang dapat dipercaya, tetapi tidak pengukur yang sesuai, masing-masing maupun
pembebanan ini
demikian pada pasir. Mekanisma pengerahan daya dukung tiang pada pasir tuhrrr"r, tiang (ujung dan gesekan) dapat ditentukan' Uji
meruPakan cara penentuan daya dukung tiang yang
paling dapat
agak tidak jelas. Pertama, rumus ini menghasilkan nilai yDNoyangsangat tentu
tinggi. Misalnya, jika $' = 40",y = 20 kN/m3, D = 10 m, Nc = sekitar 100, dipercaya.
sehingga yDNr= 20 MPa. Nilai ini sangat tinggi. Kedua, uji pembebanan
cara-cara Berdasarkan Peritaku Tiang selama Dipancang
Parameter
tiang di lapangan menunjukkan bahwa tahanan ujung tidak sesuai dengan
adalah besar penurunan
ramalan rumus ini. Kenaikan tahanan ujung terhadap kedalaman jauh yang paling mudah diukur ketika tiang dipancang
tertentu' Energi
lebih kecil daripada nilai menurut rumus, dan juga mencapai nilai puncak tiang pada setiap pukulan, atau setiap jumlah pukulan
yang tetap pada kedalaman sekitar L > 708. Oleh karena itulah teori daya yangcliberikanprrdatiangdapatdihitungdariberatbebanpemukuldan
pukulan disebut "set"'
kctinggian jattthtryir. llcsar penurunannya pada setiap
364 MEKANIKA TANAH
FONDASI 365
DAYA DUKUNC DAN PERENCANAAN
Ada beberapa rumus yang telah diusulkan untuk menghitung daya dukung
tiang dengan memakai nilai "set" ini dan keterangan lain tentang cara uji di lapangan, seperti diterangkan pada Bab 10 (Bagian 10'5)' Sebaiknya
memukul tiang. Rumus yang sering dipakai adalah menurut Hiley. Semua diperhatikan bahwa perlawanan ujung dari uji sondir tidak dapat
rumus ini tidak lebih daripada petunjuk yang kasar saja, sehingga harus dipakai secara langsung untuk menghitung tahanan ujung tiang' Seperti
tak
dipakai dengan hati-hati. Namun, pengukuran "set"masih merupakan nilai diterangkan pada Bab 10, faktor untuk mendapatkan kekuatan geser
terdrainasi dari perlawanan ujung uji sondir umumnya adalah sekitar
15,
yang baik untuk pemantauan pada saat tiang dipancang.
Pada tahun-tahun belakangan ini, sudah dikembangkan caru-c r^yang jauh lebih besar dari nilai teoretis, yaitu 9'
mungkin lebih dapat dipercaya, yaitu yang disebut pile driving analyser
(PDA). Cara ini memakai teori "wave propogatiod'untuk menganalisis Tahanan PetekatParameter pada Persamaan 12.9 yang nilainya paling
sulit ditentukan dengan tepat adalah koefisien cr. Ada berbagai usaha
untuk
respons tiang terhadap gelombang yang terjadi sepanjang tiang setiap kali
mengembangkan korelasi empiris yang dapat dipakai untuk
mendapat
taing dipukul. Pengukuran percepatan dan regangan diukur padabagian atas
tiang dengan memakai alat pengukur y^ng dipasang pada tiang. Hasilnya nilai cr. Dasar usaha ini adalah analisis pada data dari uji pembebanan
diolah dengan mempergunakan program komputer untuk mendapatkan tiang dimana nilai s, diukur dengan czt?. yarrg dapat dipercaya. Analisis
daya dukung tiang. ini menunjukkan bahwa nilai cr. mendekati satu pada tanah lunak (yaitu
turun
pedawanan gesekan sama dengan kekuatan geser tanah), tetapi
secara teratur dengan kenaikan kekuatan geser tanah. Karena
itu korelasi ini
12.4.3 Daya Dukung Tiang pada Lempung
Daya dukung tiang di dalam lempung umumnya ditentukan dengan menghubungkan nilai cr dengan kekuatan geser tak terdrainasi. Beberapa
memakai kekuatan geser tak terdrainasi. Dengan cara ini Persamaan 12.8 korelasi diperlihatkan pada Gambar 12.72 (mennut McClelland,1974).
dapat ditulis:

Q=N,suA+asuA, (12.e)

di mana N. = faktor daya dukung pada ujung


r, = kekuatan geser tak terdrainasi lempung
cr = faktor reduksi (rasio tahanan gesekan terhadap kekuatan geser tak

terdrainasi)

Tahanan lljung Bagian pertama persamaan ini adalah tahanan ujung.


Nilai { umumnya diambil sebesar 9, sesuai dengan nilai pada Gambar
12.4 untuk fondasi lingkaran yang dalam. Ada berbagai cara untuk Kekuatan geser tak terdrainasi S, (kPa)

menentukan kekuatan geser tak terdrainasi, termasuk uji laboratirrium drrn


Gambar 12.12 Ftrklor il yiuxl (lipakai untuk rnenghilung hambatan pelekat pada tiang di dalam
lrtllr[)rrrlq (menurut McClelland, 1974)
FONDASI 367
DAYA DUKUNC DAN PERENCANAAN

366 MEKANIKATANAH
Menurut grafik tersebut, pada tanah tertentu, nilai faktor reduksi tahanan
Semple dan Rigden (1984) juga meneliti data yang ada, khususnya gesekan menurun jika rasio panjang terhadap diameter naik;
juga menurun
data dari tiang yang sangat panjang; kesimpulannya adalah bahwa nilai cr
jika tanah menjadi lebih keras. Pada tiang yang sangat panjang, perlawanan
bergantung juga pada ukuran tiang selain kekuatan geser tak terdrainasi gesekan menjadi hanya 70
o/o nllai pada tiang pendek'

tanah (s,). Persamaan mereka untuk cr memakai dua koefisien, yaitu F dan
ct.p 12.4.4 Daya Dukung Tiang pada Pasir
Jadi seperti diterangkan di atas, teori daya dukung tidak menghasilkan nilai
Cr=O, F daya dukung tiang dalam pasir yang dapat dipercaya' Oleh karena
itu'
P

di mana cr-P = koefisien yang bergantung pada nilai s /c',(o', = tegangan umumnya dipakai cara empiris berdasarkan uji SPT atau uji sondir cPT.
vertikal efektif)
F = koefisien yang bergantung pada rasio L/D (Z = panjangtiang,D
Tahanan lljung (Nilai Konis) Alat sondir (cPT) dikembangkan semula
= diameter tiang)
di negara Belanda dengan tujuan menjadi "model pile", yaitu diharapkan
Nilai kedua koefisien ini diperlihatkan pada Gambar 1,2.73.
bahwa tahanan ujungnya Per satuan luas akan sama seperti pada tiang
pancang di lapangan. Umumnya di negara Belanda ujung tiang dipancang
1,6
sampai masuk lapisan pasir yang padat' Di atas lapisan ini terdapat tanah
I

1,0, 0,35 lunak (lempung dan lanau). Dengan demikian, daya dukungnya berasal
I
.9
o,t dari perlawanan ujung. Penelitian pada berbagai tiang dalam pasir
o
o menunjukkan bahwa harapan ini memang terwujud'
o 0,5, 0,8
Y
0,4 Jadi
Qn= A{,
di mana Qu= tahananujung tiang maksimum
0.2
0,2 0,4 0,8 1,6 3,2 g = Nilai konis CPT test'
Perbandingan kekuatan, S*/o', A =hras penampang ujung tiang
1,6
TL
o)
c korelasi antata nilai l/dari
'e
(E 1,0, 50 Jika uji SPT dipakai, maka perlu digunakan
I o,e rrfi sPT dan g,dari uji cPT. Korelasi demikian terdapat pada Gambar
o
L 0,7, 1 20 I t).1 1 (Bab 1 1). Pada pasir berukuran sedang sering digunakan korelasi g. =
o
LL
.100N, di mana satuan g,adalahkPa. Boleh juga digunakan g,= 4N'di mana
0,4
20 40 80 160 :'rrtuAn q, adalah kg/cm2.
Perbandingan aspek tiang, L/D

Gambar 12.13 Faktor-faklor unluk menentukan hambatan pelekat pada tiano di dalam lempung
(monurul Semple dan Rigden, 1984)
368 MEKANIKATANAH
DAYA DUKUNC DAN PERENCANAAN FONDASI 369
Tahanan Gesekan Pada tiang di dalam pasir,tahananujungumumnya
jauh lebih besar daripada tahanan gesekan. Ada kalanya tahanan gesekan o', = tegangan efektifvertikal
begitu kecil sehingga dapat diabaikan saja. Meyerhof mengusulkan korelasi K = rasio tegangan horizontal efektif terhadap tegangan vertikal

yang terdapat pada Tabel 12.1 baik untuk tahanan ujung maupun tahanan efektif
gesekan. Korelasi berdasarkan uji sPT. Pada Tabel 12.7 ntlai dijadikan 0, = sudut gesekan antua tiang dengan pasir
^/
nilai konis (g) dengan memakai hubungan yang disebutkan tadi, yartu q,=
400^l Persamaan ini memang benar secara teoretis, tetapi masih ada ketidakpastian
tentang nilai K dan juga nilai 0 Pemancangan tiang memadatkan tanah
,.
TabelIZ,LTiang pancang dalam pasirl nilai tahanan ujung dan tahanan di sekitarnya sehingga menaikkan nllai K. Nilainya pada tiang pancang
gesekan dariuji SPT atau CPT
PERLAWANAN GESEKAN
dalam pasir mungkin setinggi 2 atau 3. Sebaliknya nilai K pada tiang bor
DAYADUKUNGUJUNG
PUNCAK (kPa) (HAMBATAN PELEKAT) mungkin kecil, tetapi nilai yang benar tidak dapat diketahui. Oleh karena
PUNCAK itu, pemakaian cara ini pada praktiknya lebih sulit daripada cara empiris
(LPr)
Tiang
yang sudah dijelaskan di atas.
Pasir dan kerikil Pasir Tiang dengan
kelanauan dan ukuran "displacement"
vang kecil
lanau sedans 12.4.5 Perilaku Kelompok Tiang Fondasi
Nilai Ndari uji
qo w L<qooN :or!=:ool,, 2N Daya dukung kelompok tiang tidak dengan sendirinya sama dengan jumlah
SPT D D
Pasir padat Pasir lepas masing-masing tiang, karena mekanisme keruntuhan mungkin terjadi pada
Nilai uji
g. dari a-L
L_<o
sondir (uji CPT) toD q" q" kelompok, dan tidak lagr pada tiang tersendiri. Daya dukung kelompok
200 400
boleh lebih besar atau lebih kecil daripada jumlah masing-masing tiang,
bergantung pada keadaan tanah dan jarak antara tiang. Keadaan tidak sama
Meyerhof mengusulkan korelasi padaTabel 12.1 untuk tiang pancang biasa. pada pasir dan lempung sebagaimana diterangkan pada bagian berikut.

Untuk tiang bor, baik tahanan ujung maupun tahanan gesekan dianggap
lebih kecil daripada tiang pancang. Meyerhof mengusulkan bahwa nilai Tiang di Dalam Pasir atau Kerikil dan Tahanan Ujung Tiang Umumnya
keduanya bagi tiang bor adalah sebesar sekitar sepertiga nilai bagi tiang I)ada kasus ini, pemancangan tiang akan menjadikan bahan pada ujungnya
pancang. rrrenjadi lebih padat. Ini akan mempertinggi daya dukung masing-masing
Ada pihak yang mengusulkan suatu pendekatan yang dianggap lebih tiang sehingga daya dukung kelompok menjadi lebih besar daripada
kuat dasarnya, yaitt dengan mengunakan rumus teoretis berikut untuk jrrmlah masing-masing tiang. Besarnya tambahan ini sukar ditentukan dan
nilai tahanan gesekan: rrrr)umnya diabaikan.

(12.10)
f=Ka',tan$, Tiang dalam Lempung Pada kelompok tiang dalam lempung, daya
.lrrkrrrrg kcLrru1,,,k rlipcrkirrtkrttt dcngan membandingkan daya dukung
di mana./= pcrlarvitnan gcsckitn
licl,,rnpok st'lrrtgltr ,,.rttt licr;rttr:rtt rl:ttt.itrrrrlah tlari tl:rya tltrktrrrg ttrasing-
370 MEKANIKA TANAH DAYA DUKUNC DAN PERENCANAAN FONDASI 371

masing tiang. Kelompok tiang dianggap sebagai suatu kesatuan ("blok"), Penurunan Kelompok Tiang Pada kebanyakan perencanan fondasi tiang,
sehingga dapat dianalisis seperti fondasi biasa, seperti diperlihatkan pada penurunan cukup kecil sehingga tidak menjadi masalah, dan sering tidak
Gambar 12.14. M danNadalah lebar dan panjang kelompok tiang ini. diperhatikan. Akan tetapi, pada tiang bor besar yang menahan beban yang
Daya dukung kelompok sebagai suatu blok adalah sebesar berat, penurunan mungkin menjadi persoalan dan harus diselidiki secara
mendalam. Demikian juga pada kelompok tiang, khususnya kelompok di
Qr= 9s,Ar* Aotu
dimanaA = luas dasarblok dalam lempung. Pada keadaan ini beban dari fondasi dapat menyebabkan
An= luas keliling blok konsolidasi pada lapisan lempung yang berada di sekitar ujung tiang
sehingga atau lebih dalam, sehingga kelompok turun sebagai suatu kesatuan.
Cara yang umum dipakai untuk memperkirakan penurunan kelompok
(12.11) tiang diperlihatkan pada Gambar 72.1.4. Dianggap bahwa beban dari
Qr= lt;WN + 2(M + I''l)L s,
fondasi akan melebar pada garis dengan kemiringan 7:2 pada kedalaman

Daya dukung suatu tiang tersendiri adalah sebesar: 2/3L, seperti ditunjukkan pada gambar. Dengan anggapan ini tambahan
tegangan pada lapisan-sub dapat dihitung dan dipakai untuk menghitung
Q,:9suA * a s,A"
penurunan, seperti pada perhitungan penurunan biasa (diterangkan pada
Daya dukung kelompok sebagai jumlah daya dukung masing-masing
Bab 8).
tiang,yaitu Qr= nQ,
Nilai Q yang terkecil dari kedua nilai di atas adalah nilai yang benar,
yang menentukan jenis mekanisme keruntuhan suatu kelompok tiang.
Contoh Perhitungan Hasil uji CPT diperlihatkan pada Gamba:12.15
bersama-sama dengan keterangan tentang jenis tanah yang diperoleh dari

f lubang pengeboran di dekatnya.Tentukan kedalaman yang sesuai, dan daya


dukung ultimit (maksimum) pada tiang pancang beton persegi sebesar 0,4
rn x 0,4 m.
Penentuan kedalaman yang optimum pada keadaan tanah ini agak
sukar karena sifat tanah tidak seragam.Jika hanya beban ringan yang perlu
Kumpulan tiang dengan
lebar M dan panjang N ditahan, mungkin tiang sampai 5 m sudah cukup karena ujung terdapat
tlalam lapisan pasir di kedalaman antzta sekitar 4 m sampai 6 m. Namun,
lika beban di atas tiang agak besar, mungkin perlu memasukkan tiang
sitmpai ke lapisan pasir antara 12 m sampai 18 m. Kita akan memilih
kcrlalaman 15 m supaya ujung tiang benar-benar berada di lapisan ini,
nrurlun masih agak jauh dari lapisan agak lunak yang terdapat lebih dalam.
r Daerah pelebaran beban \

/\,",
Gambar 12.14 Cara menghitung tegangan untuk perkiraan penurunan padit kolompok tiang
DAYA DUKUNG DAN PERENCANAAN FONDASI 373

372 MEKANIKATANAH Tabel 12.2 Perhitungan jumlah perlawanan gesekan (hambatan


Lapisan Jenis tanah Tebal d s,= q,/L5 Faktor cr Hmbatan Luas F,A,
Perhitungan penahan ujung:
(-) (MPa) (kP") pelekat permukaan (kN)
Nilai konis di ambil tatz-tat^ sebesar 5 MPa (kPa) (m')

Luas penamPang = 0,4 x 0,4 = 0,16 m2 1 Pasir 219 0,6 L15 4,64 7,0
2 Lempung t,4 o,3 20 o,95 19 2,24 42,5
Daya dukung ujung = 0,16 x 5'000 kN = 800 kN ) Pasir 1,8 4,O 10 2,88 28,8
4 Lempung 4,2 o,5 tr,) 0,83 28 6,72 188,2

Perhitungan penahan gesekan: , Pasir 4,7 5'O 12,5 7,52 94,O

Iumlah:360,5 kN
Perhitungan ini, yang diperlihatkan pada Tabel 12'2 mempergunakan
(untuk diambrlf,= q/a00 sesuai dengan pasir lepas padaTabel
Pada lapisan pasir,
hubungan pada Gamb ar 72.71. (untuk lapisan pasir) danTabel72.7
L2.7.Dayadukung ultimit adalah jumlah tahanan ujung ditambah tahanan
lapisan pasir).
gesekan = 800 + 360,5 = 1160,5 kN.

Perlawanan kerucut q" (MPa)

12.4.6 Kemampuan Tiang Menahan Gaya Horizontal


Selain gaya vertikal, fondasi tiang umumnya harus juga menahan gaya
horizontal. Ada keadaan di mana g ya horizontal sangat kecil (sehingga
dapat diabaikan), tetapi ada juga keadaan yang sebaliknya. Misalnya, tiang
yang dipakai untuk membuat dinding penahan hanya mengalami gaya
horizontalyang berasal dari tekanan tanah. Perencanaan dinding terhadap
gay a ho rizo ntal umumnya haru s me m enuhi sy ar at - sy arut b erikut :

E
c(E 1. Tiang harus dapat menahan gayahorizontal dengan faktor keamanan
E yang cukup
_o
(u
!
o)
Y
2. Deformasi horizontal harus dibatasi pada nilai yang dapat diterima.

Pada banyak tiang, hanya syarat pertamayangperlu diperhatikan, misalnya


tiang untuk dinding penahan. Dinding semacam ini berdiri sendiri sehingga
tlcformasi horizontal tidak menjadi soal. Perencanaan dinding semacam ini
urnumnya tidak meliputi masalah deformasi. Untuk dinding penahan yang
n)cmakai tiang, tiang dapat dibuat dari kayu, beton bertulang atau baja.
'l'iang yang dipakai pada gedung direncanakan terutama untuk menahan
r,,rryrr vcrtikrrl. ()lyl horizontal pada tiang umumnya bukan soal penting.

N:urrrrrr, rrrirsilr bis:r tt'ri:rtli gaya horizontal yang cukup besar akibat angin
:rl:ru i{crrrl):r lruttri. l';trl;t lirtng y:trrg tttenlthlttt l{,lyil sctll:l(':trn irli, Jlcrs<lalittl
ltitttt;
Gambar 12,15 Koitflaal lanah untuk corrtoh pOrhitunr;trn drtytt tlttktttrl;
FONDASI 375
DAYA DUKUNC DAN PERENCANAAN
374 MEKANIKA TANAH

tiang yang mengalami gaya horrzontal. Beliau mengusulkan cara analisis


deformasi juga iarang merupakan hal penting' Karena hal-hal tersebut'
tidak untuk merancang tiang panjang maupun tiang pendek' Cara Broms ini
hanya kemampuan menahan g^yayzngdibahas di sini, isu deformasi
akan dijelaskan di sini.
dibahas.

perilaku Tiang Terhadap Gaya Horizontal Pada Gambar 72-76 terllhat Daya Dukung Horizontal llttimit (Maksimum) untuk menghitung
kemampuan menahan gayahortzontal, perlu diketahui hal-hal berikut:
tiang yang mengalami gaya horizontal yang dinaikkan sampai terjadi
keruntuhan.
o ljkuran serta kekuatan tian9 yaitu panjang diameter dan momen
ultimit.
Gaya horizontal o Sifat kekuatan tanah dan hubungannya dengan tegangan tanah pada
dinding tiang.

Gambar 72.17 menunjukkan pembagian tekanan tanah pada tiang pendek


(c) Kekuatan tiang
dilampaui sehingga
dan tiang panjang, di dalam lempung dan pasir ketika didorong oleh gaya
tiang runtuh (bengkok)
- "TIANG PANJANG" horizontal. Pada lempung, perilaku tanah dianggap tak terdrainasi. Menurut
Kekuatan tanah
penelitian (Broms, 7964),tekanan tanah (bersih) maksimum pada tiang di
dalam lempung adalah arltaraS dan72 s,,dimana r, adalah kekuatan geser
tak terdrainasi. Nilai rata-rata adalah sebesar 9 s,. Nilai ini serupa dengan
nilai N. (sebesar 9) pada ujung fondasi dalam, termasuk fondasi tiang. Hal
ini terjadi karena tiang yang didorong pada arah horizontal berperilaku
Gambar 12.16 Cara keruntuhan tiang akibat gaya horizontal jalur saat diletakkan vertikal di dalam tanah dan
serupa dengan fondasi
didorong ke samping.
Kenaikan gaya pada kepala tiang menyebabkan kenaikan Eaya-gaya
dalam tiang dan tekanan pada tanah di sekitarnya. Keruntuhan dapat
terjadi dalam dua cara: (1) tiang bergerak pada atah horizontal di dalam
tanah karena tekanan dari tiang melebihi kekuatan tanah sehingga terjadi
keruntuhan pada tanah, ata't (2) tiang patah karena g ya-gaya dalamnya
melampaui kekuatan tiang, seperti pada Gamb at 12'16'Tiang yang
runtuh

karena patah disebut tiang panjang, sedangkan tiang yang runtuh karena
disebut
bergerak dalam tanah disebut tiang pendek' Suatu tiang mungkin
tiang panjang dan tiang pendek sekaligus,yaitu jika mengalami kerunruhan
seperti pada Gambar 12.t6(b) dan (c) pada gaya yang sama'
Br<rms (1964) mclakukan penclitian secanl mcndalarn tctltitlll{ Pcrilrrktr
376 MEKANIKA TANAH
FONDASI 377
DAYA DUKUNC DAN PERENCANAAN

pada Gamb ar 12.17 mempersulit analisis keseimbang^n y^n8 diperlukan


untuk menentukan besarnya gaya horiontal yang dapat ditahan. untuk
mengatasi kesulitan ini, Broms mengusulkan suPaya keadaan tekanan
disederhanakan. Analisis dengan memakai keadaan tekanan yaflg
disederhanakan ini akan diterangkan pada bagian berikut'

Anatisis Gaya Horizontat pada Tiang Datam Lempung Keadaan tekanan


yang disederhanakan menurut Broms diperlihatkan pada Gambar12.18.
Pada gamba r ini d adalahdiameter tiang,rfadalah jarak di bawah permulaan
jelas
daerah tekanan sampai momen terbesar pada tiang. Istilah lain sudah
(a) LEMPUNG (b) PASIR
pada gambar. Karena tanah dekat permukaan dapat menjadi agak
lunak
Gambar 12,17 Tekanan tanah pada tiang dalam lempung dan pasir akibat gaya horizontal kedalaman
akibat hujan, atau mengalami penyusutan pada musim kering,
sebesar !,5d tidak termasuk dalam perhitungan. Analisis keseimbangan
Untuk mempertahankan keseimbangan momen, tekanan tanah pada momen pada bagian atas tiang (di atas kedalaman momen maksimum)
bagian bawah tiang akan bekerja pada arah yang berlawanan dengan pada tiang pendek atau panjang, menghasilkan hubungan anta,t^ Saya
tekanan pada bagian atas tiang, seperti ditunjukkan pada gambar. Pada horizontal, momen dan diameter tiang, dan kekuatan tanah. Analisis
tiang pendek, tekanan tanah akan mencapai nilai maksimum pada bagian keseimbangan statis pada arah horizontal pada tiang pendek menghasilkan
atas dan bagian bawah tiang (yaitu lempung mencapai keadaan runtuh). hubungan arrtara gaya horizontal, ukuran tiang (diameter dan panjang),
Akan tetapi, pada tiang panjang, tianglah yang patah sebelum tekanan dan kekuatan tanah.
n
tanah bagian bawah mencapai nilai maksimumnya. ll
lt
ti
il
Pada pasiq keadaan tekanan pada tiang berbeda. Dalam kasus ini keadaan lt
tt
ii
dianggap terdrainasi. Penelitian Broms menunjukkan bahwa tekanan tanah II
ti
lt
ll
pada tiang naik sebanding dengan kedalaman. Korelasi ini berlaku hingga Ir
tt
lt
Besarnya tekanan ini, menurut penelitian di ll
kedalaman yang cukup besar. lt
lt
lt
laboratorium dan di lapangan, adalah sebesar: tl
I
l
I
6'n- 3 Ko o'u I
I

di mana K.p adalah koefisen tekanan tanah pasif pada pasir. Arti koefisien
ini dijelaskan pada Bab 13.
Tekanan tanah "net"
Tekanan tanah "net"
o', dan o'
(b) Keruntuhan tiang - tiang runtuh dengan
adalah tekanan horizontal efektifdan tekanan vertikal efektif. (a) Keruntuhan tanah' kekuatan tanah
membengkok sebelum kekuatan tanah
maximum dikorahkan ( Tianq pendek")
maximum dikerahkan Pada bagian
Dekat ujung tiang, tekanan bekerja pada arah yang berlawirnatt, scpcrti
,'iXl'6lX,i,'^''r
halnya pada tiang dalam lcmpung. Pcmbagian tckanirn scpcrti tlipcrlihltl<:trr
gaya horizontal pada tiang di
Gambar 12.10 An1l1ll|1rirrr lxrrryrrdorhanaan Broms untuk analisis
tlalam lontPung
378 MEKANIKA TANAH DAYA DUKUNG DAN PERENCANAAN FONDASI 379

Jarak/menentukan kedalaman momen maksimum pada tiang. Pada


kedalaman ini tidak ada gaya geser sehingga kita dapat menulis: (12.1s)

H, =9S,df dan .f = H' (72.12)


Persamaan tidak berdimensi ini menghubungkan gaya maksimum
9Sd
(ultimit) pada tiang (11,) dengan momen keruntuhan pada tiang (M)'Jadi
Analisis keseimbangan momen terhadap kedalaman/menghasilkan: (H,) adalah kemampuan menahan gaya horizontal pada tiang panjang.
Persamaan ini dijadikan grafik oleh Broms supaya mudah dipakai untuk
M=H +r.sd + /)- (es,af$ sehingga perencanaan. Grafik ini diperlihatkan pada Gambar 72.20(a). Sebaiknya
"Q
diperhatikan bahwa walaupun grafik ini sangat berguna, skalanya tidak
u = H,("+t to.r) (12.73)
selalu dapat menghasilkan nilai yang cukup tepat. Karena itu,lebih baik

Persamaan ini berlaku baik pada tiang pendek maupun tiang panjang, digunakan persamaan daripada grafik supaya mendapatkan hasil yang
tepat.
karena hanya melibatkan bagian atas tiang di mana keadaan tekanan dan
Pada tiang pendek, diperlukan hubungan serupa antara H,dengan
keseimbangan bagi kedua jenis tiang ini adalah sama. Dengan memasukkan
nllaif dari Persamaan L2.l2,Persamaan 12.13 menjadi panjang tiang, tetapi tidak dengan momennya, karena dianggap bahwa
tiang sendiri tidak akan patah. Untuk mendapatkan hubungan ini kita
(72.74) dapat memeriksa keadaan keseimbangan gaiya dan momen pada tiang'
M =H(n+t.sa* '' )
'[ lSsd ) Supaya lebih mudah, gambar tekanan pada tiang diubah sedikit, sePerti
diperlihatkan pada Gambar 12.19.
Ini adalah persamaan sederhana yang menghubungkan momen di dalam
Tekanan yang bekerj a pada sisi kanan tiang dibagi menjadi dua bagian;
tiang dengan g ya horizontal pada tiang, H,.Persamaan ini berlaku pada
bagian kanan atas diberi ukuran (x) yzng sama panjangnya dengan tekanan
tiang pendek dan juga tiang panjang. Dengan sedikit penyrsunan, kita
pada sisi kiri. Bagian kanan bawah panjangnya B, dengan titik kerja o pada
dapat memperoleh persamaan yang dicari, yaitu:
pusatnya. Analisis disederhanakan lagi dengan memakai et = e+1,5d dan
Lt = L-1,5d.
H,2 +t8S,dQ+l.5dp, -lSSdM =0
Analisis keseimbang an g^ya pada arah horizontal menghasilkan :

Penyelesaian untuk F/ menghasilkan Hu


(12.76)
H, =9S,df dat P=
9S*d
H.=3s.dlF;AW-3@+1 sd{
Keseimbangan moments terhadap O menghasilkan:

Membagi dengan Sd,dan menggantikan M dengan momen ultimit (nilai


maksimum) momen, M menghasilkan: ,,.(,",,, P=)= rr rt,,o.-(i.+)
381
DAYA DUKUNC DAN PERENCANAAN FONDASI

MEKANIKA TANAH Dengan memasukkan ini pada Persamaan 12.16 diperoleh:

'lp("' *r*4)=
2)
xg+ B) (72.17)

Darigambar:2x* f = | sehingga

A_
t:-p L' B
222
Dengan memasukkan ini pada Persamaan 72-17 diperoleh
yang dipakai untuk analisis
Gambar 12.19 Gaya dan tekanan tanah pada tiang pendek

^(e', +- 1,\l=l-(L_B\t+B\
"[.-rj-l 2 \ 2 )
lJl

Penyusunan menghasilkan
(12.78)
t' -zpt -(0"'P + B'>o

Penyelesaian untuk L memberikan

t' =++lezp)trtIY:lf a"[:p)] = p .lrev+*n


Jika akar negatif diabaikan

.'-u{,.,FH} (r2.7e)

dimana
o Hu
P=ssn

dan L' =L-1,5d =e- 1,5d e'

Dengan demikian, kita dapat menentukan L ilka 'F1 diketahui, dan


scbaliknya. Dengan memasukkan persamaan ini pada Persamaan 12.19,
kit:r mcrrtlall:ttkrttt :

d812
Panjang da dalam tanah L/d
(b) "Tiang Pandok'
dahlttt ltrtttpttttq
Gambar 12.20 Gratik untuk menentukan gaya horizontal tiang di
(rnonurut Bronrs, 19ti4)
382 MEKANIKATANAH
DAYA DUKUNC DAN PERENCANAAN FONDASI 383
t
L-l-sd' H'
=9S,d )r* ,.wo) (12.20)

t /es"d I

atau

L
d
1.5 =
#{'. {,. (72.21)
Ini adalah persamaan yang digunakan oleh Broms untuk membuat
gr ;rfil<ny a,seperti dip erlihatkan p ada G amb ar 72.20 (b) -

Tekanan tanah bersih Tekanan tanah bersih


Analisis Gaya Horizontat pada Tiang dalam Pasir Anggap^n yang (a) Keruntuhan tanah - kekuatan tanah (b) Keruntuhan tiang - tiang runtuh dengan
dipakai Broms untuk menyederhanakan keadaan tekanan pada tiang di dikerahkan sampai maksimum
("Tiang pendek")
membengkok sebelum kekuatan tanah
maksimum dikerahkan pada bagian
dalam pasir diperlihatkan pada Gambar 72.21.Bentuk tekanan pada kedua bawah tiang ("Tiang panjang")
Gambar 12.21 Anggapan untuk menyederhanakan anarisis tiang daram pasir
sisi tiang diubah menjadi segitiga pada sisi kanan dan gaya terpusat pada
sisi kiri. Anggapan ini dipakai juga untuk analisis dinding turap, seperti
seperti pada tiang dalam lempung, hubunga n antaramomen di dalam tiang
diterangkan pada Bab 13. Broms beranggapan juga bahwa tekanan pada
dan gaya horizontal H,adalah sama pada tiang panjang dan tiang pendek.
tiang adalah sebesar oi = 3oi K odi manao', adalah tekanan vertikal dan
Kedalaman sampai momen maksimum adalahf.Dari keseimbangan gaya
K^adal.ah koefisien tekanan pasif Rankine sebesar:
?
horizontal dan momen pada bagian atas tiang diperoleh:
l+sinQ'
Ln= ---j
.---- (diterangkan pada Bab 13).
' r-slnp s, =)ydK,/'' dan tf - H,(".it)
3

Nilai 3o', Kn ini berdasarkan pada penelitian yang menunjukkan bahwa


Menghilangkan f dari persamaaan ini menghasilkan:
tekanan tanah pada tiang tiga kali lebih besar daripada tekanan pada
dinding penahan. Ini terjadi pada tiang karena pengaruh interaksi tiang
dan tanah dalam 3-D (3 dimensi), sedangkan pada dinding penahan biasa
(u -"n,)'=* (12.22)
r#;
hanya 1-D.
I):rda tiang panjang, momen M menjadi momen maksimum (ultimit), M
1
rirtla tiang, sehingga diperoleh:

(M, tt il,,'
ctt,,) t1 ytlL',,
(12.23)
DAYA DUKUNC DAN PERENCANAAN FONDASI

384 MEKANIKATANAH

Penyelesaian persamaan kubik ini


menghasilkan H' sebagai fungsi
grafik oleh Broms seperti
M,, e,y, d, dan Kr. Penyelesaian ini dijadikan
diierlihatkan pada Gambar 72'22(a)'
mudah dari keseimbangan
erd" ti"rgpendek, ru'lai H ditentukan dengan
momen terhadaP ujung tiang, Yaitu:

a,Q+ I)=LQYK,Ld\ LxL-


sehingga

o,tYdl: K e (a) "Tiang panjang"


t[" =
-- e+L,-
dengan mengubah Penyusunan

(72.24)

6od' 9+t
L
adalah persamaan tidak berdimensi
yang dipergunakan oleh Broms P
Ini Y
pada Gambar 12'22(b)'
untuk membuat grafiknya, seperti diperlihatkan r

Panjang di dalam tanah, Ud


(b) "Tiang pendek"

Gambar 12.22 Grafik untuk menentukan gaya horizontal tiang di dalam pasir
(menurut Broms, 1964)
DAYA DUKUNC DAN PERENCANAAN FONDASI 387
386 MEKANIKATANAH

Pengaruh Tahanan pada Kepala Tiang Pembahasan


dalam dua bagian Pada lempung, keseimbangan gayahorizontal menghas ikan H,= 9s, df
Keseimbangan momen terhadap engsel bawah menghasilkan:
sama sekali pada ujung atasnya
atas adalah untuk tiang yang tidak tertahan
(kepalatiang).TiangSemacaminidisebutberkepalabebasfreeheaded).
penahan tanah' Ada juga tiang
H ,Q[ +15d)= 2M , +9 sdf {I = L
2Mv+ Hu2
Contohnya tiang yang dipakai pada dinding
pada topi tiang(pile ca?) atau
yang kepalanya pada muka tanah disambung
tidak lagi dapat sehingga
tAof. p".ryrmbung (connecting beams) sehingga kepalanya H,(0,5f +1,5d)-2M, =o
berputar.TiangSemacaminidisebutberkepalatertahanffi.xedheaded).
Grafik yang diberikan di
Contohnya adalah tiang fondasi untuk gedung' atau
bebas dan tertahan' dan tiang
atas adalah untuk tiang panjang berkepala
pendek berkepala b.bus. Pengaruh kepala
tertahan pada tiang adalah
a.[o,s 2M,=s
sebagai berikut: #.r,sdJ-
. menamb ah gaya horizontal maksimum (uttimit) yang dapat ditahan
oleh tiang.Juga mengurangi deformasi pada gayaini
Penyusunan memberikan
. momen maksimum terjadi pada ujung atas tiang'

H,' * 27 s,d2 H, -36s,dM, =0


tertahanl hanya caraya,19
Ada berapa cara keruntuhan pada tiang kepala
palingmungkinyangakanditerangkandisini.Carainidiperlihatkanpada sehingga nllai H, adalah
tanah pada tiang' Pada
Gambar !2.23,y"rrg 1,'g^ menunjukkan tekanan
cara kerunruhan ini terdapat dua engsel
(binge) dekat ujung atas tiang'
,,=:l-27sd2r@l
EngselpalingatasterdaPatpadahubunELnant?ifztiangdengantopitiang.
Dengan mengabaikan akar negati{, kemudian membagi dengan S,&
M,
I-\ memberikan:

(12.2s)

I)ersamaan tidak berdimensi ini digunakan oleh Broms untuk membuat


grafi knya. Pada pasir, keseimbang an g^y^ horizontal menghasilkan :

n. =l(ttfax,)rf=)tdx ,f ,
388 MEKANIKA TANAH
DAYA DUKUNC DAN PERENCANAAN FONDASI 389
keseimbangan momen terhadap engsel bawah memberikan
Kita akan menentukan diameter dan panjang tiang yang diperlukan.

H,.f = 2M, +|rdx rf"t=,,, *', + Pertama-tama kita menentukan besarnya faktor keamanan. Bagi dinding
semacam ini, kalau sampai runtuh, sebaiknya terjadi sebagai tiang pendek
sehingga:
daripada sebagai tiang panjang. Keruntuhan secara tiang panjang (karena
tiang patah) terjadi secara mendadak, sedangkan keruntuhan sebagai
M, =Ir.t f =3M'
atau "H, d^n
tiang pendek (karena kekuatan tanah terlampaui) terjadi perlahan-lahan.
umumnya terdapat gejala yang menunjukkan akan terjadi keruntuhan
(t',\'=rz=. y, semacam ini, yaitu dinding menjadi miring, sedikit demi sedikit. oleh
karena itu, kita akan memakai faktor keamanan sebesar 2,s terhadap
lr. )-r 3/2tdx, keruntuhan tiang dan sebesar 2,0 terhadap keruntuhan tanah. Walaupun
Setelah disusun mendaPat kita akan merencanakan tiang ini supaya cara keruntuhan adalah sebagai
, 2 H..' tiang pendek, kita masih harus menjamin masih ada cukup kekuatan supaya
tidak runtuh sebagai tiang panjan g. caraperencanaan adalah coba-coba.
' 27 ydKo
Kita coba dengan diameter tiang sebesar 250 mm. Momen izin pada
jadi tiang ini (dari tabel di atas) adalah sebesar 35,3/2,5 = l4,1kN-m. Kekuatan
( u, )' 2( H. )' (72.26)
geser tak terdrainasi izin,yaitu kekuatan yang dikerahkan, adalah 60/2 =

@)=n\q) untuk
30 kPa.
Pertama-tama l<rta akan memakai grafik Broms. Dengan ini kita
Ini adalah persamaan tidak berdimensi yang dipakai oleh Broms mendapat:
membuat grafiknYa.

!+: 15 -
=8.0
contoh soat Tiang kayu akan dipakai untuk membuat dinding penahan sd' 3o(0.2r'z
tanah. Gayahorizontal pada setiap tiang adalah 15 kN yang bekerja pada
dan nilai e/d = 0,6/0,25 = 2.4.Dari Gambar 72.18(a) kita mendapatkan
jarak 0,6 m di atas permukaan tanah. Tanah setemPat adalah lempung
tiang
dengan kekuatan geser tak terdrainasi sebesar 60 kPa' Kekuatan M
dengan berbagai diameter adalah sebagai berikut: s,, d'
-=Jj
sclringga M = 35 x 30 x (0.25)3 = 76,4 kN-m. Nilai melebihi momen izin
Diameter tianS (rn-) 200 250 300 ,50 400
43,7 69,1 lol,5 scbcsar 14,1 kN-m, sehingga kita harus mencoba tiang yang lebih besar,
Momen maksimum (ultimit) (l.hl:!!) 12,9 15,3
v:ritrr tirrng tle rrg:rrr tlirrrnctcr 300 mm. Momen izin adalah 43,7/2,5 = 17,5
kN rrr.
DAYA DUKUNC DAN PERENCANAAN FONDASI
390 MEKANIKA TANAH
Kedalaman yang diperlukan menurut Persamaan 72.20 adaJah:
H, ___1!_
,ud' 3o(0.3o)'z
= s.o
L-1,5d=U1, ut'.,Ftry]l di mana B
' =!r-
gsud

sekarang, dengan nilai e/d = 0,6/0,3 = 2.0. Dari Gambar 72'78(a) l<tta JadiL=1,48m.
mendapatkan
Nilai yang diperoleh dengan grafik hampir sama dengan nilai tepat dari
M persamaan. Umumnya hasil kedua cara ini mirip, tetapi mungkin juga ada
------- =21
su d' keadaan di mana pemakaian perramaan dapat menghasilkan nilai yang
sehinggaM=27x30x(0,3),=17,0.Nilaiinidibawahnt]laitzinsebesar agak berbeda dengan nilai dari grafik.

17,5kN-m,jaditiangsebesar300mmdapatdipakai.Sekarangkita
Gambar
",?,ffilffi;T,';;"iul;;Jilt
dapat menghitung kedalaman yang diperlukan dengan memakai
12.18(b).
^.llil;#il,JI"#,ffi
dipasang di dalam lubang yang dibor sebelumnya. Kemudian ruangan
antara tiang dan tanah diisi dengan beton atau grout. Pada cara kedua
Hu- ini, cara perhitungan di atas adalah konservatif karena diameter,"tiang"
= 5.6
sud' di dalam tanah adalah lebih Ini terutama
besar daripada diameter tiang.
akan memengaruhi kedalaman yang diperlukan. Pengaruh pada momen
dan e/d = 2,0, dan menurut grafik L/d = 5,0 (kira-kira). Jadi z = 5,0 x 0,3
maksirnum da1 tianS adalah kecil sehingga dapat diabaikan.
= 1,5 m.
Sekarang kita akan mengulangi perkiraan ini dengan memakai
persamaan atas supaya mendapat nilai yang lebih tepat' Kita mulai
di DAFTAR PUSTAKA
'B.ornr,
dengan diameter tiang 250 mm. Momen menufut Persamaan
12.74 adalah: B.8., 1964. Design of laterally loaded pites. ASCE Journal of Soit
Mechanics and Foundations Division,Ql No ($M3),,pp. 79-99.

u =n,("+r,sd+:+)= 15(0,6 + 0,375 + 0,111) = 16,3 kNm


McClelland,B.,l9T4.Design of deep penetration piles for ocean strucures.
ASCEJournal of tbe Geotecbnical Engineering Diaision,Vol. GT7, pp.
Nilai ini melebihi momen izinpadatiang, sehingga kita harus mencoba
705-747.
yang berikut dengan diameter 300 mm' Momen izin sekarang
adalah
+ 0'093) =
43,7/2,5 =17,5 kNm. Momen sekarang menjadi 15(0,6 0,45
+
Meyerhof, G. G., 1953. Some recent research on the bearing capacity of
17,1 kNm. Nilai ini di bawah n\laiiun,sehingga tiang ini dapat dipakai.
foundations . Canadian GeotechnicalJournal,Yol.l, No. 1, pp.16-26.
392 MEKANIKA TANAH DAYA DUKUNG DAN PERENCANAAN FONDASI 393

Meyerho{, G .G.,197 6.Bearing capacity and settlement of pile foundations. lempung adalah 16,2 kN/m3, dan kekuatan geser tak terdrainasi (s,)
Proceedings ASCE, Vol. 82, No. SM1, pp. 1-19. adalah 18 kPa. Tentukan kedalaman fondasi supaya angka keamanan
= 3. (6,82 m)
Semple R. M. and Rigden, W.J., 1984. Shaft capacity of driven piles in 4. Gambar 24 memperlihatkan hasil uji sondir (CPT) yang dilakukan
clay.Analysis and Design 0f Pik Foundations. Reston, VA: American pada tempat yang terdiri atas lempung lunak sampai kedalaman sekitar
Society of Civil Engineers. 13 m; di bawahnya terdapat lapisan-lapisan pasir sampai kedalaman
paling sedikit 20 m. Tentukan daya dukung ultimit dari tiang 0,4 m
skempton, A.w., 1951. The bearing capacity of clays. Proceedings Building persegi dipancang sampai kedalaman 17 m. (1480 kN).
Research Congress,Vol. 1, pp. 180-189.
Tahanan konis q" (MPa)

t967. Soil Mechanics in Engineering


02468
Terzaghi, K. and Peck, R. 8., Practice,

2'd Edition, New York John Wiley and Sons.

SOAL LATIHAN

1. Fondasi jalur dengan lebar 0,6 m dan kedalaman 1,0 m akan dibuat Lempung

di atas lapisan lempung yang jenuh sepenuhnya. Kekuatan Seser tak


E
terdrainasi lempung adalah 85 kPa, dan berat satuan adalah 16,2 kN/ E
o
m3. Tentukan daya dukung izin dengan memakai angka keamanan 3. E
o
(E
(209 kPa) oo
2. Suatu bangunan dibuat di atas fondasi persegi dengan ukuran 20 m Y
x 20 m pada kedalaman 1 m. Tanah setemPat terdiri atas lempung
dengan berat satuan 18,5 kN/m3, dan kekuatan geser tak terdrainasi
220llf:a. Berat total sebesar 10.500 ton, dengan Pusat berat 7,5 m
di atas permukaan tanah. Bangunan tersebut harus dapat menahan
gaya gempa bumi dengan memakai koefisien horizontal sebesar 0,3
g. tntukan angka keamanan terhadap gaya statis, dan juga ketika
mengalami gaya darigempa bumi. (2,85, 1,86)
-r. Bangunan berbentuk lingkaran akan dibangun di atas lempung lunak.
Diameter adalah 8 m dan berat total adalah 800 ton. Berat satuan
Grmbar 12.24 Hasil uji sondir (CPT) untuk Soal no. 4
MEKANIKA TANAH

BAB 13
5. Soal ini memerlukan pengetahuan tentang hal yang terdapat pada bab
ini tetapi jugapadaBab 13. Dinding penahan yang memakai tiang akan
dibangun untuk menahan tanah setinggi 2 m di atas permukaan tanah.
Tanah yang ditahan adalah tanah tak berkohesi; berat satuan sebesar 18
kN/m3, c' = O,b'= 32'. Diameter tiang adalah 0,25 m dengan momen
maksimum (ultimit) sebesar 40 kN-m. Jarak antara tiang adalah 7,2
m, dengan kedalaman 1,5 m. Kekuatan geser adalah sebesar 60 kPa-
Tentukan angka keamanan terhadap keruntuhan sebagai tiang panjang
(tiang patah) dan terhadap keruntuhan sebagai tiang pendek (bergerak
ke samping di dalam tanah). (1,84,2150)
TEKANAN TANAH DAN DINDING PENAHAN

13.1 CARAANALISIS BAJ] COULOMB


Seperti diterangkan pada Bab L1, mekanisme keruntuhan dalam hal
ini berbentuk "baji tanah" yang dianggap bergeser pada bidang lurus,
seperti diperlihatkan pada Gambar 13.1. Untuk mencegah pergeseran ini
dipergunakan dinding penahan. Gayayangberlaku pada dinding penahan
dapat dihitung dengan menyelidiki keseimbangan statis baji tanah.
Gaya penggerak adalah berat tanah, sedangkan gaya melawan terdiri
atas kekuatan geser pada bidang runtuh serta kekuatan dinding penahan.
Kekuatan geser tanah dianggap mencapai nilai maksimum (dikerahkan
sepenuhnya - "f"lly mobilised). Supaya sederhana, kita anggap bahwa
tidak ada gesekan antara permukaan dinding dan tanah frictionless) dan
permukaan tanah adalah datar. Parameter kekuatan geser tanah adalah c'
tlan $', dan tidak ada rembesan air atau tekanan air pori di dalam tanah.
Sudut kemiringan bidang keruntuhan diambil sebesar cr. Poligon gaya
l,rrrla baji tanah diperlihatkan pada Gambar73.7. Kekuatan geser terdiri
:rtus rlrr:r b:rgirrrr, ylittr bagian yang bersifat kohesi dan bagian bersifat
li.'r1t'sckrrrr. l';t,l.r l,,t1,i;111 l<olrcsi, baik bcsirrnyil mltupun arthnya dikctuhui,
396 MEKANIKATANAH TEKANAN TANAH DAN DINDINC PENAHAN 397

sedangkan pada bagian kegesekan hanya arahnyayang diketahui. Besarnya


yH'
gaya P,,yang disebut gaya akttf, diperoleh sebagai berikut: W_ (13.2)
2tana
t_
H (13.3)
#="'@-o') L_

sina
Massa tanah
berbentuk baji Tadi

P =( Yo' ''o
- r'ru)tunb - o'\- tana- (13.4)
' l2tana )
Karena dianggap tidak ada gesekan antaLra permukaan dinding dan tanah,
maka tegangan horizontal dan vertikal di dalam tanah dekat dinding
adalah tegangan utama. Karena itu, sudut kemiringan bidang geser
menurut persamaan adalah cr =+s+{. Dengan memasukkan ini dalam
2
Persamaanl3.4l<rtamendapatkan:

" --'-( -
ly ru' ,u,(+t - q)ll-"' rl,u,,[or-{).---r-
?J
I ,\ l
1" -l'
o -l----------7- " ) *\" I

I1"""1-"'z)l
ztunl+s*0_') l-' 1"'"|.-- , onlor*0')l rrl.sl
Dinding penahan yang menyokong
L z,tl
massa tanah berbentuk baji sehingga

Gambar 13.1 Cara Coulomb untuk menghitung gaya aktif pada dinding penahan
,, =f,, H2 tan2(r, -5) -2c' H".(., -!) (13.6)

Sebaiknya kita memperhatikan hubungan berikut:


FD:FE+ED :P,* c'lcoscr
DC:DB-CB:W-c'lsincr
dimana I adalah panjang bidang keruntuhan. Dari Persamaan rm
tu,'[+s-5)= I - sinQ'
1+ sin$'
diperoleh:
cos0'
P, + c'l cosa = (W - c'lsina)tan(d-Q') (13. I ) tur( qs- 0') -
\ 2) I + sinQ'
Dari ukuran baji (dengan mengambil berat satuan tanah = y) dapat
diketahui:
398 MEKANTKA TANAH
TEKANAN TANAH DAN DINDINC PENAHAN 399
Sehingga Persamaan 73.6 dapatpula dinrlis sebagai berikut:

P.=rrr,(f#) 2c,Ht
##) (13.7)

Cara analisis seperti ini menunjukkan bahwa harus ada gerakan horizontal
sedikit (yUA pada dinding sehingga perlawanan geser pada bidang
gelincir mencapai nilai maksimum (dikerahkan sepenuhnya). Dalam hal

o ini tekanan tanah mendorong dinding penahan. Karena itu, keadaan ini
disebut keadaan tekanan aktif.
Ada pula keadaan menjadi terbalik dimana dinding mendorong tanah,
misalnya apabila dipakai blok jangkar (anchor block) unttk melawan gaya
horizontal di dalam tanah. Gaya horizontal ini dapat berasal dari pipa dalam
tanah ataupun gaya gempa bumi pJda suatu fondasi gedung. Keadaan ini,
yang disebut keadaan tekanan pasif,, diperlihatkan pada Gambar L3.2.
Besarnya gaya pasif P, dapat ditentukan dengan caru yang sama seperti
cmaylng dipakai untuk tekanan aktif. Cara ini menghasilkan persamaan
berikut:

P,.=
*r
H'
t if#)
+ 2c' Ht
##) (1.3.8)
Gambar 13.2 Cara Coulomb untuk menghitung gaya pasif pada dinding penahan

Jelas*liranya, baik atas dasar intuisi maupun dari bentuk poligon gaya dan
Persamaan 13.7 dan 13.8,bahwa gaya pasifjauh lebih besar dari gryaaktif. dimana
Persamaan t3.7 dan 13.8 juga dapat ditulis sebagailoerikut:
: o,:) - I sino'
". ( - 2) - l+sing'
K tan2[0, (13.11)
I
,,=i.*,yH'-zc'r[ta a (13"q)

I
Po=iKoy4'+zc'.{t1 ru (13.10) K ^ = tanr(O' * {) - I + sin0' (13.12)
" \ 2) l-sin$'
,(, dan K, masing-masing disebut koefisien tekanan tanah aktif dan tekanan
t:rrr;rlt llirsif.

-#
4OO MEKANIKA TANAH TEKANAN IANAH DAN DINDING PENAHAN 401

Cara analisis di atas dapat dipakai pada dinding dengan syarat berikut:
1. Dinding Yertikal
2. Muka tanah di belakang dinding horizontal '' ..rD
3. Tidak ada gesekan antara permukaan dinding dan tanah *lq'X(/
4. Tidak ada rembesan air atau tekanan air pori di dalam tanah. Tekanan air pori \,
pada pidang geser

Pada keadaan yang tidak memenuhi syarat-syarat ini, tidak mungkin U (= gaya resultan dari tekanan
air pori pada bidang geser)
diperoleh penyelesaian yang tepat dari rumus seperti Persamaan 13.11 dan
13.12.\dhlau demikian, cara Coulomb masih dapat dipakai untuk mendapat
penyelesaian, seperti diperlihatkan pada Gambar 13.3. Pada gambar
tersebut, permukaan tanah kurang teratur dan ada rembesan air ke arah
dinding di dalam tanah. Dinding dianggap bukan merupakan rintangan
terhadap aliran air; umumnya di belakangnya ada lapisan drainase sehingga
Poligon gaya
tidak ada tekanan air pori langsung ke permukaan dinding.Ini sama sekali
tidak berarti rembesan air tidak memengaruhi tekanan pada dinding. Hrl
Sudut c a* (= sudut baji aktif)
ini akan dijelaskan dalam analisis yang berikut. Grafik gaya P terhadap sudut 0,

Gaya yang berlaku dalam keadaan ini sama sePerti yang terlihat pada Gambar 13.3 Cara baji Coulomb pada keadaan umum
Gambar 13.1, tetapi ditambah dengan gayayaLtg berasal dari rembesan
air. Akibat rembesan, ada gaya U pada bidang geser, yang disebut "gaya Pada keadaan ini, sudut bidang geser tidak diketahui sehingga kita perlu
angkat" (upttft force). Gaya U adalah resultan dari tekanan air pori pada memeriksa suatu deretan baji pengujian dengan nilai cr yang berbeda-
bidang geser. Nilai U dapat dihitung dari bentuk garis ekipotensial yang beda untuk mendapat nilai gaya P yang terbesar. Biasanya dibuat grafik P
terdapat pada Gambar 13.3. Akib zt gaya Uini, tekanan efektif pada bidang terhadap o seperti diperlihatkan pada Gambar 13.3. Nilai Pyangterbesar
geser menjadi lebih kecil. Poligon gayl- diperlihatkan juga pada Gambar adala nilai gaya aktf P,yang kita cari.
13.3. Bentuknya hampir sama dengan poligon pada Gambar 13.1, tetapi Pada analisis tadi, dinding dianggap vertikal dan tidak ada gesekan
ditambah dengan gaya U. antara dinding dengan tanah. Anggapan ini hanya untuk menyederhanakan
analisis dan tidak ada kesulitan untuk memasukkan kedua faktor ini ke
dalam cara Coulomb. Hal ini adalah keuntungan besar cara Coulomb-
cara analisis yang hampir sama dapat dipakai pada berbagai keadaan
irpir pun. Walaupun dernikian, anggapan bahwa bidang geser merupakan
bidang lurus hlnyalah suatu perkiraan saja. Keadaan tekanan tanah yang
prlirrg scrirrg rlilr;rrlirpi rl:rlam praktik adalah keadaan aktif,, dan anggapan
TEKANAN TANAH DAN DINDINC PENAHAN 403
MEKANIKA TANAH

bahwa bidang geser adalah bidang lurus biasanya dianggap cukup tepat
untuk perancangan biasa. Sebaiknya kita perhatikan bahwa cara Coulomb
ini tidak menentukan titik tangkap g ya pada dinding; biasanya cukup
tepat dianggap pada sepertiga ketinggian dinding.

13.2 TEKANAN DIAM, TEKANAN AKTIF, TEKANAN


PASIF, DAN DEFORMASI YANG TERKAIT
tkanan tanah diam horizontal (at rest pressure) beserta. koefisien tekanan
tanah diam (K,) telah dijelaskan secara singkat pada Bab 4.Istilah keadaan Tekanan dalam keadaan diam (K.)
diam dan tekanan tanah pada keadaan diam dimaksudkan untuk keadaan
alam dimana tidak terjadi deformasi pada arah horizontal. Definisi
Dinding boleh bergerak 0 Dinding ditekan bergerak
koefisien K,adalahKu= 6t'/r:o'dimana oo' dan o,'masing-masing adalah ke depan (aktif) -
ke bera-kans (pasif)

tekanan efektif horizontal dan vertikal (pada keadaan diam). Nilai K


S::[:ifl:il]
Gambar 13.4 Tekanan tanah pada dinding penahan dan deformasi yang terkait
pada lempung yang terkonsolidasi normal dan tidak kena gaya tektonik
umumnya antara 0,4 dan 0,6. Pada pasir yang terkonsolidasi normal,
nllai K, dapat diperkirakan dengan persamaan K, = 1- sin $' dimana $' Apabila dinding dibiarkan bergerak ke depan, maka tekanan tanah akan
adalah sudut gesekan pasir. Keadaan diam, dengan sendirinya, berarti turun sampai menjadi nilai tetap, seperti diperlihatkan pada Gambar 13.4.
tidak ada deformasi horizontal. Seandainya terjadi deformasi horizontal, Nilai ini adalah tekanan aktifdengan koefisien K,.Apabila dinding didorong
maka tekanan horizontal akan berubah. Perubahan ini dapat diperiksa ke tanah, tekanan horizontal akan naik sampai mencapai nilai yang tetap
dengan melakukan percobaan seperti diperlihatkan pada Gambar 13.4. yang jauh lebih besar daripada nllai K, itu. Nilai ini adalah tekanan pasif
Semula dinding adalah tetap kaku dan menahan tanah atau pasir yang dengan koefisien Kr.Pada pasir yang bersih dan kering, dengan nilai $' =
terkonsolidasi normal (norrnally consolidated, NC) di belakangnya. Pada 30", nilai K adalah 0,33, 0,50, dan 3,0 pada keadaan akti{, diam, dan pasi{,
keadaan ini, tekanan (ataugaya) pada dinding adalah menurut koefisien K. secara berturut-turut.

13.3 TEKANAN TANAH RANKINE


Itankine memakai cara yang jauh berbeda dari Coulomb untuk menentukan
tckanan tanah pada dinding dalam keadaan aktif dan pasif. Rankine tidak
rncmeriksa suatu mekanisme keruntuhan, tetapi menyelidiki keadaan
r('gangan pada suatu elemen tanah tertentu di dalam massa tanah di
lrcl:rkarrg dincling. Ilankine melakukan hal ini berdasarkan pada anggapan
lr:rlrwrr tlirrrlirrg tt'11rk rlrrrr tidak ada gesekan antara dinding dengan tirnah,
irrli:r tirl:rk itrlit lck.ttr,ttt ,rir pori.
MEKANIM TANAH TEKANAN TANAH DAN DINDING PENAHAN 405

Baik pada keadaan aktif maupun pasi{, tanah dianggap mencapai Keadaan tekanan diam (K") "at rest"

--------..
keadaan keruntuhan, atau dengan istilah lain, dalam keadaan "keseimbangan
plastis". Keadaan-keadaan ini diperihatkan pada Gambar 13.5(a) dan (b).
ln#r^* Muka tanah

Pada keadaan aktif, tegangan vertikal adalah tegangan utama besar dan
tegangan horizontal (tegangan utama kecil) menjadi tekanan Rankine aktif
o',. Bidang keruntuhan terdapat dengan sudut kemiringan sebes ar 45 +
$'/2 terhadap horizontal. Pada keadaan pasif tegangan horizontal, yaitu
tekanan Rankine pasif o'r, menjadi lebih besar daripada tegangan vertikal
(a) Keadaan tekanan aktif (b) Keadaan tekanan pasif
sehingga merupakan tegangan utama besar. Bidang keruntuhan sekarang
terdapat dengan sudut kemiringan sebesar 45 - $'/2 vertikd,.
Gambar 13.5(c) memperlihatkan keadaan tekanan diam, aktifl, dan
pasif menurut lingkaran Mohr. Dalam keadaan diam (f,) [ngkaran Mohr
masih jauh dari garis keruntuhan, berarti tanah tidak dalam keadaan
keruntuhan. Dalam keadaan Rankine akti{ tegangan horizontal berkurang
Keadaan tekanan
sampai lingkaran Mohr menyinggung garis keruntuhan Mohr-Coulomb diam (l()
dan tanah mencapai keadaan keruntuhan. Dalam keadaan Rankine pasi{,
tegangan horizontal bertambah sampai menjadi tegangan utama besar,
6. KJz yz Op

juga sampai lingkaran menyentuh garis keruntuhan dan tanah mencapai (c) Lingkaran Mohr pada ketiga keadaan tekanan

keadaan keruntuhan juga.


Gambar 13.5 Tekanan tanah Rankine, aktif dan pasif
Pada Bab 9,kita mendapat hubungan yang berikut antara tegangan
utama (Persamaan 9.7) yar;rg bekerja apabila tanah mencapai keadaan
keruntuhan: Dengan disusun lagi kita mendapat:

i,=o"t=ffi).,,f,# ,
ot = ot
,(l-sin/) ^, cosd
l.l *-7 )- '" l. r," d
Pada keadaan Rankine aktif o', = yz, dimana z adalah kedalaman, y
adalah berat satuan tanah, dan o', adalah tekanan tanah akti{, o'u. Dengan
demikian tekanan Rankine aktif adalah menurut persamaan berikut:

":=,,(m)_,r#h =fzKo-2c'{d (13.13)


406 MEKANTKA TANAH TEKANANTANAH DAN DINDING PENAHAN 4O7

Dengan carayang sama kita memperoleh tekanan Rankine pasif; Cara Coulomb mengikuti caru ini, sedangkan catl- Rankine adalah suatu
perkecualian. c?r;a Rankine dapat dipergunakan dalam hal ini karena
, (
l+sind
o,= Y'lt-W \*zr, "o"d =TzKp+2c'",[\ keadaan tegangan adalah sefagam di semua massa tanah di belakang
) -- t-sinQ,
G3.14)
dinding penahan. Faktor ini berarti cara Rankine tidak dapat dipakai pada
Pembagian tekanan menurut Persamaan 13.13 dan 13.14 diperlihatkan keadaan yang tidak seragam. Oleh karena itu, cara Coulomb umumnya
pada Gamb ar 73.6. tkanan akti{, sampai kedalaman z ternyat^ negati{, jauh lebih praktis dan lebih sering dipakai daripada cara Rankine.
",
yaitu tanah adalah dalam keadaan tegangan tarlk(tension). Secara teoretis Ada baiknya kita perhatikan bahwa (l+sinr/)(l-sin/') sering

hal ini benar, namun jarang terjadi dalam keadaan praktis. diganti dengan parameter Nr,. Dengan demikian persamaan di atas menjadi:

Gaya total pada dinding dapat diperoleh dengan integrasi persamaan-


,
'o--!TH'
l-"'L (t3.77)
z Na, -2c
persamaan di atas, yaitu:
H
; I _\
P,:lW rK, -zc'.Jx,)dz =!K,yH, _2c,"[q ^lN,
2 "' a (13.15)
P, =:yH' Nu +2c'H^N (13.18)
Po = "-,
IQ , x, + zc' J\)a, =)x, ru, + zc, .{rn u (13.16)

13.4 PENGARUH GESEKAN ANTARA DINDING DAN


TANAH
Sampai di sini pengaruh gesekan zntata dinding dan tanah diabaikan; hal
ini untuk menyederhanakan analisa. Dalam praktiknya selalu ada gesekan
antara dinding dengan tanah. Kita dapat menilai pengaruh gesekan ini
dengan memeriksa Gambar 13.1 dan 73.2.Pada keadaan aktif
(Gambar

13.1) baji cenderung bergerak ke bawah terhadap dinding sehingga


mengakibatkan adanya gaya gesekan ke atas pada baji. Keadaan ini
Keadaan tekanan Rankine aktif
Keadaan tekanan Rankine pasif sebaliknya pada keadaan tekanan pasif. Ini berarti gaya resultan aktif {
Gambar 13.6 Tekanan tanah Rankine aktif dan pasif pada dinding akan miring ke atas dan nilainya akan lebih kecil daripada nilai apabila
gesekan tidak diperhitungkan. Sebaliknya, gaya resultan pasif Pn akan
Persamaan 13.15 dan 73.\6 ternyata tepat sama dengan persamaan miring ke bawah dan nilainya akan lebih besar daripada nilai apabila tidak
13.9 dan 13.10; ini berarti cara coulomb dan cara Rankine menghasilkan acla gesekan. Tidak ada kesulitan memasukkan pengaruh gesekan pada
penyelesaian yang sama untuk dinding penahan yang tegak dan tidak ada 1r<rligon gaya pada Gambar
13.1 dan 13-2-

gesekan antara dinding dengan tanah. Pada Bab 11 diterangkan bahwa


soal geoteknik umumnya mempergunakan analisis mckrni srrrc kcrtr n t trtr:r rr
btrkan tlcngan tnctrrcriksa kcu<l:tart t(r,{xnl{iur llrrrlu clcrncrr tr.rscrrtliri.
408 PENAHAN 409
MEKANTKA TANAH TEKANAN TANAH DAN DINDING

13.5 KOEFISIEN TEKANAN TANAH 13.7 KETINGGIAN MAKSIMUM PADA TEBING


Pada keadaan sederhana, nTlai K, dan K, dapat diperoleh langsung dari VERTIKAL YANG TIDAK TERTAHAN
berbagai tabel dan grafik yang terdapat dalam buku atau makalah tentang Ketinggian maksimum (critical beigbt) tebing vertikal dapat ditentukan
secara teoretis dengan memakai konsep yang dijelaskan di atas.
Terlebih
mekanika tanah.Tabel dan grafik ini meliputi berbagai kemiringan dinding
dan muka tanah, tetapi terbatas pada bahan tidak berkohesi dan tidak dulu, sebaiknya ditekankan bahwa ketinggian maksimum ini adalah teoretis
saja dan tidak dapat dipercaya pada keadaan praktis. Hal ini perlu
dipahami
memperhitungkan pengaruh tekanan air pori di dalam tanah. Suatu contoh
yang baik terdapat padaJumikis (7962). dengan jelas. Banyak orang yang bekerja dalam parit atau penggalian telah
meninggal dunia akibat keruntuban tebing yang aertikal. Harus dipabami
13.6 ANALISIS BERDASARKAN TEGANGAN TOTAL babua tidaklah rnungkin menentukan apakab sesuatu tebing wertikal pada
Persamaan di atas dapat diubah sedikit tanah akan tahan mantap atau akan runtuh. Terlampau banyak
jiua sudah
sehingga berlaku pada keadaan
"aman saja
tidak terdrainasi. Nilai Q' menjadi nol dan kohesi menjadi kekuatan geser meninggal karena bekerja dalam parit atau lenggalian lain yang
tak terdrainasi. Persamaan menjadi seperti berikut: kelihatannya" ataupun tetap mantap menurut analisis teoretis.
Jadi,apakah yang diperkirakan menurut teori? Persamaan 13.15 dan

Tekanan tanah: Gambar 13.6 dapat dipakai unruk menentukan pengaruh kedalaman pada
gaya yang berlaku pada dinding.Tekanan adalah negatif sampai
kedalaman
tkanan aktif p, - yz
-25, (13.1e)
2,, kemudian menjadi positif. Gaya pada dinding menjadi positif
apabila
Tekanan pasif p, = / z * 2 Su (13.20)
Gaya total: gpya dar\tekanan negatif menjadi sama dengatL }ay^ dari tekanan positif.
Gaya aktif P, = H' - Z S, H (t3.21) Jadikalau gaya P disamakan dengan nol, kita dapat menghitung kedalaman
+y maksimum yang tidak memerlukan dinding penahan. Jadi kedalaman
Gaya pasif P, =:yH' + 25, H (73.22) maksimum (critical depth) diperoleh sebesar:

4c' (13.23)
Persamaan ini kurang pada keadaan praktis, terkecuali bila
H"=
_lgfgpn_q y
permeabilitas tanah sangat rendah. Dalam hal ini persamaan menghasilkan
"lK,
P,at^tr Popadajangka waktu pendek. Walaupun demikian, pada keadaan Pada keadaan tak terdrainasi (keadaan tegangan total) persamaan ini
ini pun persamaan harus digunakan dengan hati-hati. Mengapa demikian menjadi:
akan dibahas dalam bagian berikut, yang membahas tentang ketinggian 4S
u'_u (t3.24)
kritis tebing vertikal yang tidak tertahan. ll a -
T
sclain cara ini, ada cara lain untuk memeriksa hal ini. Seperti telah
(tegangan
rlijclaskan, tanah biasanya tidak dapat menahan tegangan negatif
t..rrik) antara ranah dan dinding, sehingga tekanan di atas ketinggian z,
410 MEKANIKA TANAH TEKANAN TANAH DAN DINDINC PENAHAN 411

seharusnya tidak diperhitungkan untuk analisis kedalaman maksimum. tidak boleh bertugas di samping tebing vertikal yang lebih tinggi dari 1,5
Apabila kedalaman melampaui zomaka gaya pada dinding mulai menjadi m. Kalau lebih tinggi dari ini, maka tebing harus ditahan dengan dinding
positif dan perlu memakai dinding penahan untuk mencegah keruntuhan. penahan atau sangga atau dengan cara lain.
Jadi kedalaman zo dapat ditentukan dengan mengambil o, = 0 dalam Penyebab mengapa persamaan di atas tidak menghasilkan nilai yang
Persamaan 13.13. Dengan demikian kita mendapat nilai H, (= z") sebagai dapat dipercaya, tidak diketahui dengan pasti, tetapi beberapa kemungkinan
berikut: adalah seperti berikut:

2c' (a) Tanah tidak seragam, mungkin mengandung bidang-bidang yang


H_ c (t3.2s) lunak seperti retak-retakan atau "fault planes" akibat gerakan tektonik.
y,lK,
(b) Adanya daerah tegangan taik (tension zone) dekat bagian atas tebing.
Pada keadaan tak terdrainasi (c) cara analisis di atas tidak memperhitungkan pengaruh tekanan air
2S pori.
,,y
LI_U
(73.26) Faktor yang terakhir ini adalah faktor yang sangat penting karena sebagian
besar keruntuhan tebing vertikal terjadi pada waktu hujan. Selama cuaca
Ternyata, dengan cara ini diperoleh kedalaman maksimum sama dengan kering, sebagian besar kekuatan tanah berasal dari adanya tekanan air
separuh dari nilai tadi. Sekarang kita boleh menggunakan kedua persamaan
pori yang negatif. Keadaan ini sering terdapat pada tanah residu dimana
tersebut untuk menghitung ketinggian maksimum seandainya dibuat muka air tanah terdap agak dalam. Tekanan air pori negatif menambah
potongan vertikal pada suatu jenis lempung yang boleh dianggap ,,biasa,,, ^t
tegangan efektif sehingga menambah juga kekuatan tanah. Hujan dapat
yaitu mempunyai sifat-sifat yang terdapat pada lempung. Dari pengalaman menurunkan tekanan negatif ini dan menurunkan kekuatan tanah. Jadi
penulis, banyak tanah residu mempunyai sifat rata-rzta sebagai berikut: suatu parameter yang sangat penting, yaitu tekanan ait pori, diabaikan
o Kekuatan geser tak terdrainasi = 100 kPa sama sekali oleh Persamaan13.4 sampai 73.24.O1eh karena faktor-faktor
o Kohesi c' = 15 kPa rersebut, persamaan ini tidak banyak berguna pada keadaan praktis.
o Sudut gesekan $' :3q.
o Berat satuan = 16 kN/m3 1 3.8 FAKTOR PELAKSANAAN PEMBANGUNAN
YANG MEMENGARUHI TEKANAN TANAH PADA
Analisis dengan memakai tegangan efektif menghasilkan H, = 3,6 m, D!NDING PENAHAN
sedangkan dengan memakai tegangan total (keadaan tak terdrainasi) 11 Selain faktor teoretis, sebagaimana diterangkan pada cara Coulomb
tlan Rankine, ada juga faktor praktis yang memengaruhi tekanan pada
= 12,5 m. Sudah jelas kiranya dari pengalaman pembaca bahwa tidak
mungkin sama sekali ada tepi vertikal pada lempung seringgi 12,5 m yang tlinding. Faktor utama adalah cara membangun dinding. Beberapa cara
masih tetap mantap. Malahan, jarang sekali ada tepi vertikal sampai 3,6 irri cliperlihatkan pada Gambar L3.7. Cara yang sering dipakai terlihat
()ambar 1j.7(a). Pertama-tama tanah dipotong dengan tebing yang
m yang dapat tahan lebih dari beberapa jam saja. Instansi-instirnsi yung 1rilla
,rg:rk cttltttt, rlcttl',rtrr llrtritpan akan tetap tahan sampai dinding baru selesai
bertanggung jawab atas keamanan pckcrirr biasirnya rrrcnt'ntrrklrr ()rilnl{
,lil,:rrrgrrrr. Sctcl;rlr tlrt, r lt;tttl{illl kostrtrg illltitrll dinding tlan tcbing tliisi
TEKANAN TANAH DAN DINDING PENAHAN
413
MEKANIKA TANAH

dengan tanah timbunan. Mungkin tanah yang baru dipotong dipakai, tetapi Muka tanah
mungkin juga tanah lain yang dipakai. Thnah bersifat pasir atau kerikil
sering dipakai karena permeabilitasnya tinggi dan gampang dipadatkan.
Dengan cara ini, gaya pada dinding bisa berasal dari baji dengan bidang keruntuhan
yang mungkin
geser di dalam atau bahan timbunan atau tanah asli, seperti terlihat pada terdapat pada
jenis tanah yang
berbeda
Gambar 13.7(a).
(a) Penggalian sementara dibuat, dinding
Dalam keadaan ini analisis baji coulomb harus dilakukan pada kedua dibangun, kemudian ruangan antara
dinding dan tanah asli diisi dongan (b) Dinding tiang: tiang dimasukkan sebelum mulai
bahan untuk mengetahui bidang geser mana yang menghasilkan nilai p, tanah timbunan penggllian, papan horizontal dipasang sambil
penggalian dilakukan
terbesar. cara mengisi dan memadatkan bahan di belakang dinding akan
memengaruhi tekanan pada dinding. Cara pemadatan, misalnya dengan Lantai gedung

alat pemadat yang memakai roda baja biasa atau roda "kaki domba,'
(slteeps-foot roller),menimbulkan tekanan horizontal yang tinggi
di dalam
tanah. tkanan ini bisa sangat tinggi, terutama bila alat pemadat yang
berat dipakai dekat pada dinding. Tekanan ini bisa lebih tinggi daripada
tekanan yang dihitung menurut cara coulomb (atau Rankine). Selain cara
pemadatan dan berat alat pemadat, tekanan pada dinding juga bergantung (d) Dinding'diaphram" ditahan oleh
(c) Dinding ditahan denganiangkar lantai gedung
pada kekakuan dinding. Penjelasan yang lebih lengkap mengenai hal ini (tied-back walls)

dapat diperoleh di Ingol d (1979).


Gambar 13.7 Beberapa cara membangun dinding penahan
Gambar 13.7(b) memperlihatkan dinding yang dibuat dengan memakai
tiang yang dimasukkan dalam tanah, ditambah dengan papan horizontal
yang merentang di antfia;nya.. Untuk membangun dinding semacam Gambar (c) memperlihatkan dindin g y^ng ditahan dengan j angkar
73 .7

ini, lubang dibor dahulu..\emudian tiang dimasukkan dan lubang diisi (tied-bach wall). Dinding ini dibangun dengan cara agak sama dengan
dengan beton. Penggalian dan pamasangan papan horizontal dilaksanakan cara pada Gambar 13.7(b), yaitu dinding dibuat di dalam tanah sebelum
bersama-sama. Dinding semacam ini sering dipakai apabila tidak mungkin penggalian dimulai. Kemudian, penggalian dan pemasangan jangkar
tanah dipotong seperti pada Gambar L3.7(a). dilaksanakan bersama-sama. Untuk memasangjangkar, perlu adanya lapisan
tanah (atau batu) yang keras. Setelah dipasang, jangkar ini ditegangkan
dengan memakai sebuah dongkrak khusus. Dalam hal ini, tekanan pada
<linding bergantung pada gaya tarik pada jangkar. seandainya tidak ada
batas tentu pada deformasi dinding, maka gaya tarik akan sebesar tekanan
tanah aktif. Bila deformasi harus dibatasi sekecil mungkin, sebaiknya gaya
tarik disesrririk:tn dcngan tekanan tanah diam (K)'
414 MEKANTKA TANAH
TEKANAN TANAH DAN DINDINC PENAHAN 415
Gambar 13.7(d) memperlihatkan penggali al yangditahan oleh dinding sedangkan kalau digali dengan tangan, sampingnya mungkin kurang
penahan sekelilingnya. Dinding penahan keliling ini dipasang di dalam teratur.
tanah sebelum penggalian dimulai, dan kemudian menjadi fondasi keliling
pada gedung yang akan dibangun. Lantai gedungjuga menjadi penyokong
(penyangga) pada dinding penahan, seperti dilihat pada Gambar 73.2(d).
Lantai ini dipasang satu per satu sambil penggalian dilaksankan. cara
membangun ini sering disebut "pembangunan atas-ke bawah" (top doun
construction). Diperkirakan caraini mencegah adanya deformasi pada
dinding sehingga keadaan diam (K,) dipertahankan. Dalam praktiknya
keadaan tidak demikian. Sebelum lantai dapat dipasang, penggalian harus
dilakukan sampai kedalaman lantai tersebut. oleh karena itu, sudah ada
deformasi pada dinding sebelum lantai dipasang. selain itu, akan ad.a
E(a) Pasir (b) Lempung,
sampai
lunak
sedang @ Lempung keras
-

, =r r(t-*) p=0.2^y Htoo.4yH


' t unnt'L! s+
penyusutan beton (pada masing-masing lantai) yang ikut menyebabkan . ,;
untuk '-' >4 S"
deformasi dinding. oleh karena hal-hal inilah tekanan tanah akan kurang
dari keadaan Ko, dan mungkin mendekati K. Tentu, perancangan dengan Gambar 13.8 Tekanan tanah yang diusulkan untuk menentukan gaya pada sangga dalam
penggalian parit (menurut Peck, 1969; Tezaghi dan Peck, 1967)
memakai tekanan K^adalah aman (konseryatif).
c
13.9 GALIAN DENGAN PENYANGGA (PROPPED Peck (1969) danTerzaghi dan Peck (1967) menganjurkan cara untuk
TRENCHES) mengirakan gaya pada sangga dalam penggalian parit yang dalam.
Penggalian atau parit tipis yang sampingnya vertikal sering dipergunakan Pembagian tekinan untuk maksud ini diperlihatkan pada Gambar 13.8.
untuk pemasangan pipa atau kabel di bawah tanah. parit ini umumnya Pembagian ini berdasarkan pada pengukuran gaya sangga di dalam
disokong dengan-mqmakai sangga horizontal (s truts) seperti diperlihatkan berbagai jenis lempung. Pemakaian cara ini dimaksudkan untuk menjaga
pada Gambar 13.8. Sangga ini dipasang sambil penggalian diteruskan. jangan sampai ada sangga yang tidak dapat menah^n gay padanya. Akan
cara yang dipakai untuk memasang sangga ini tidak begitu teratur tetapi, tidak berarti setiap sangga akan menahan gaya sesuai dengan yang
ataupun "scientific". Baji kayu sering dipakai untuk memperkuat sangga dihitung. Ada sangga yang menahan g^ya yang dihitung, tetapi mungkin
yang menyokong papan atau bahan vertikal lain yang langsung kena pada .iuga ada sartlga yang hampir tidak menahan garya samzsekali.
tanah. Gaya pada sangga ini bergantung pada keahlian petugas yang Pada pasir, tel<anan p adalah
melaksanakannya. Pangujian mendapatkan bahwa gaya. pada masing-
masing sangga bervariasi besaq dan tidak menurut suatu urutan reratur.
( -{)2)
p=o,ssy H tan2lo,
Nilai juga bergantung pada cara penggalian. Apabila dipakai mesin khusus
'
untuk penggalian parit, maka sampingnya bisa sangat lurus dan vcrtikal,
416 MEKANIKA TANAH TEKANAN TANAH DAN DINDINC PENAHAN 417

Pada lempung lunak sampai sedang y = 20 kN/m'

o =rrl, **) urtuk TH >4


^s,

Pada lempung keras Lempung I

Y= 16 kN/m'l
p = 0,2Y Iy' samPai o.4v H untut I[<+
,s,

1 3. 0 CONTOH PERHITUNGAN (PERANCANGAN)


1
DINDING PENAHAN Lempung keras c, = 20kpa
0'= se"
Gambar 13.9 memperlihatkan sebuah dinding penahan yang dibuat S" = 110 kPa
(a) Dinding penahan
dari pemasangan batu dengan permukaan tanah di belakangnya miring. dan sifat.sifat tanah
Dinding seperti ini bergantung pada berat dinding itu sendiri untuk
mampu menahan, biasanya disebut dinding penahan gaya berat (graaity
retaining uall). Pertama-tama, tanah dipotong dengan membuat lereng
dengan kemiringan 65", kemudian dinding dibuat, dan ruang belakangnya
diisi dengan kerikil. Ada air yang rembes di dalam tanah asli di belakang
dinding; keadaan rembesan pada jangka panjang diperlihatkan pada
gambar. Karena permeabilitas kerikil sangat tinggi, tidak ada tekanan air
pori di dalamnya. Sudut gesekan antara dinding dan kerikil (= 6 pada
gambar) diambil sebesar 10". Kita akan menentukan ukuran dinding yang
diperlukan. (b) Gambar benda bebas
kita memPergunakan cara baji Coulomb untuk
Pada permulaan, 1,}
,, o\
(c) Poligon gaya l--- --
menghitung gaya fida dinding dari tanah yang tertahan. Tidak dapat
langsung diketahui apakah bidang geser kritis (yaitu yang menghasilkan
Gambar 13.9 Penentuan gaya p pada dinding penahan gaya berat (gravity retaining
wail)
gaya terbesar) terdapat pada kerikil atau pada tanah asli. Karena itu kita
akan menguji sederetan bidang dengan sudut miring dari 30" sampai 8ff
Resolusi gaya untuk menentukan gaya p dapat dilakukan dengan
dengan perbedaan 5'. Analisis ini dapat dilakukan langsung atau dengan
beberapa cara, salah satunya seperti pada Gambar 13.1. Suatu
cara yang
memakai cara grafik. Sebagai contoh cara menghitung kita akan mengambil
lrcrlainan adalah resolusi pada arah yang tegak lurus terhad ap arah
gaya R.
baji dengan sudut miring 4i".Diagram benda bebas serta poligon gaya
I)cngan cara ini, kita langsung mendapat suatu persamaan dimana hanya
diperlihatkan pada Gambar 13.9(b) dan (c) masing-masing. Arah semue
lrcsirrnya gay. /)y.ng tidak diketahui. pada Gambar 13.9 garis
gaya diketahui, tetapi besarnya gaya paidz bidang geser, R, serta Faya dari
,4-B adalah
kcrrririrrgirrr birlrrrrg gcscr ba.ii, scdangkan garis M-N adalah tcgak lrrrrrs
tanah, P, tidak diketahui.
418 MEKANIKATANAH TEKANAN TANAH DAN DINDINC PENAHAN 419

terhadap arah gaya R,jadi ini adalah arah resolusi gaya yang kita pakai. kalau bidang geser ada di dalam lempung. Walaupun demikian, pada sudut
Sudut masing-masing gaya terhadap arah ini diperlihatkan pada gambar. yang lebih kecil, gaya menjadi lebih besar dan mencapai nilai maksimum
Dengan resolusi gaya kita mendapat persamaan: pada sudut a = 42". Gaya terbesar adalah 212 kN.

W sin (a - Q') + U sin Q' * C cos Q' + P cos l(a - O') - al= o Seyqlrts imum= 212 kN
200
Nilai gaya P diperoleh sebagai berikut:
zJ | _- -r4_ &
P =;Mht +ilfw "in(o-Q')t usin Q' - C cosQ'f sG
*',.\,, '\.'
r+
*
3 1s0
o
Nilai Zdan C adalah: o ) 1", pung saja Kerikil sal
G
o hi
(, @.

cosacosP
/ rrl

" =!yH2
W
2t " sin(a- B)
C=c'l="''lor0
" sin(a-
100

+t-
Kerikil Lempung
B)
80 70 -t>60 50 40 30
Nilai Z adalah benar jika baji tanah berada pada bahan seragam, yaitu Sudut baji c (degrees)

di dalam kerikil. Dalam contoh ini sudut bidang geser harus lebih besar
Gambar 13.10 Hasil analisis baji Coulomb pada dinding di Gambar 13.9
dari 65'. Apabila baji di dalam lempung, nllar W perlu dihitung dengan
memakai berat satuan masing-masing bahan.
Langkah kedua adalah menentukan ukuran dinding supaya ada faktor
Nilai U, gaya dari tekanan air pori tidak dapat dihitung langsung.
keamanan yang sesuai terhadap keruntuhan. Pada Bab 11 disebutkan tiga
Nilainya sebesar U = 2u Ad dimana u adzlah tekanan air pori dan /
mekanisme keruntuhan yang perlu diperhatikan, yaitu:
adalah panjang bidang geser. U dapat dihitung dari nTlai u, dengan
(a) Pergeseran mendatar
memperhitungkan kemiringan garis ekipotensial, seperti diperlihatkan
(b) Penggulingan
pada gambar. Seandainya muka freatik dan arah rembesan hampir
mendatar, garis e\ipotensial boleh dianggap vertikal.
(c) Daya dukung tanah dasar dilampaui. Biasanya bahaya terjadinya ini
Pada baji dengan sudut kemiringan 45" yang diperlihatkan pada Gambar adalah pada muka kakinya dimana rekanan pada tanah paling besar.

13.9,nilai W,C,dan Umenjadi Iil=767,6 kN, C =123,2 kN, U= 135,8


kN, dengan hasil P = 211 kN. Analisis baji yang termasuk lengkap di dalam Ukuran dinding, terutama lebar pada dasarnya, harus dihitung supaya
kerikil (cr = 65" sampai 80'), perhitungannya lebih sederhana daripada yang rlinding tetap aman terhadap ketiga kemungkinan keruntuhan ini. Cara
di dalam lempung karena bahannya seragam,jrtga tidak ada kohesi ataupun rnenganalisis adalah dengan mencoba-coba. Kita akan mengambil lebar
tekanan air pori. Hasil dari semua baji yang diperiksa terdapat pada Gambar rrtas sebesar 1 m dan menentukan lebar dasarnya, -8. Ukuran dinding serta
13.10. Sebagaimana diperkirakan, ada "diskontinu"pada grafik bila sucltrt u girya yang berlaku diperlihatkan pada Gambar 13.11.

= 65', yaitu batas antara kerikil dan lempung. Pada sudut ini, kal:rtr bitlrrrtg O',rylt W xll.l.h berat dinding itu sendiri, dengan titik pusat berat sejauh

gescr dianggap letaknya di dalam kcrikil, rn:tku nilrti /) lcbih bcsrtr rlrtriprttlrt .', tlrrri pt'rnnrkrrrrrr tlirrlirrs tcrhrldap tanah. Gaya Padalah gaya dari tckanirn
42O MEKANTKA TANAH TEKANAN TANAH DAN DINDING PENAHAN 421

tanah pada dinding, sebesar 212 kN, sebagaimana dihitung di atas. Titik
tangkap gaya ini adalah sepertiga ketinggian dinding, dengan kemiringan
horizontal 10'. Berat satuan dinding diambil sebesar 22 kN/m3. Gaya R Berat satuan pemasangan

adalah resultan g^y^'gayapada dinding, dengan titik tangkap gaya sejauh r


batu = 22 kN/m '

dari sudut O, dengan kemiringan cr terhadap vertikal.


Sebelum memulai analisis, perlu kiranya memberikan sedikit penjelasan
tentang dua mekanisme keruntuhanr /aitu keruntuhan guling dan
keruntuhan daya dukung tanah dasar. Kedua mekanisme ini biasanya
dihitung tersendiri. Keruntuhan guling dianalisis dengan menghitung
keseimbangan momen terhadap kaki dinding, yaitu titlk M pada Gambar \,i_
ii*
13.11. Penting disadari bahwa titik M hanya menjadi sumbu bila tanah '9q
dasar adalah batu keras. Sumbu putaran terhadap titik Mberarti tegangan
di sini sangat tinggi, sehingga kalau dinding dibangun di atas lempung
biasa, ada kemungkinan besar daya dukung tanah dilampaui sehingga
sumbu putaran tidak lagi pada titik M. Sumbu putaran akan pindah pada Gambar 13.11 Diagram benda bebas: gaya-gaya yang bekerja pada keadaan keseimbangan
dinding
titik yang sedikit jauh dari titlk M,yang berarti analisis penggulingan tidak
lagi benar. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dengan rnemastikan
dinding memiliki keamanan terhadap keruntuhan guling. Sebaiknya kita Karena lapisan dasar adalah lempung, kita memulai analisis dengan
memakai faktor keamanan yang agak besar terhadap keruntuhan daya menentukan lebar B yang perlu untuk menghasilkan faktor keamanan
dukung, dan juga menganggap faktor keamanan terhadap keruntuhan yang cukup besar terhadap keruntuhan daya dukung. Karena beban pada

penggulingan sebagai batas tinggi (upper lirnit) nllai yang benar, terkecuali tanah baik miring maupun eksentrik, kita memakai cara Meyerhof untuk

lapisan dasatadalah batu keras. menentukan tekanan fondasi serta daya dukung tanah. Sebagai percobaan
kita mengambil lebar B = 4 m.Dengan lebar ini, berat dinding menjadi 440
kN, dan jarak z = L,4 m. Sudut cr menjadi 23,7'.Momen terhadap titik O
menghasilkan persamaan berikut:
212 cos 10 x 2,67 + 440 x7,4 = (440 + 212 s\n t0)x
Penyelesaian memberikani, x = 2,46.m.
Menurut cara Meyerhof: e = x - 0,58 = 0,46 m.
Lebar efektif; B' = B - 2e = 3,08 m
Tekanan dari dinding = (440 + 2!2 sin 10)/3,08 = 155 kPa.
Sekarang kita dapat menentukan daya dukung tanah dengan memakai
423
TEKANAN TANAH DAN DINDINC PENAHAN
MEKANIKA TANAH

Persamaan 12.4 dzn 72.5 pada Bab L2. Daya dukung maksimum
adalah menurut persamaan adalah Q = Sui, N" + yD,dima;na
/ \2
c4
G
C
i'\.=[r-g:l
90")
= 0,544
o
E
(E?.
-:z 'aktor keamanaan daYa dukun
N,= 5,14, S, = 110 kPa, dan kedalaman fondasi o

l- -H""'r,
Dengan mengambil .v.
(5a
diabaikan (karena kedalaman di sebelah luar sangat kecil) kita mendapatkan: u-l
g = t70 x 0,544 x 5,14 = 307 kPa'
-J*$ffi
Dengan demikian faktor keamanan F = 307 /155 = 2,0. Dengan mengulangi

perhitungan inidengan berbagai lebar, kita mendapat hasil seperti


diperlihatkan pada Gambar 13.12. Analisis terhadap keruntuhan guling
' ,.u"i0,""' dinding (m)
pada dinding penahan di Gambar 13'9
(berputar terhadap titik M pada Gambar 13.11) juga dilakukan, hasilnya Gambar 13.12 Faktor keamanan dari analisis kemantapan

dimasukkan juga pada gambar yang sama. Pada contoh ini, ternyata faktor
mendapat berbagai
keamanan terhadap penggulingan lumayan besar dibandingkan dengan Masalah besarnya faktor keamanan yang sesuai
faktor keamanan terhadap keruntuhan daya dukung. Seandainya tanah jawabandariahligeoteknik.SudahbiasapadaPerencanaanfondasi
(2,5 atau'
dasar lebih keras, keadaan akan sebaliknya.Jelas dari contoh ini bahwa faktor memakai faktor keamanan terhadap daya dukung yang tinggi
Pada dinding
keamanan terhadap keruntuhan g"li"S adalah "teoretis" saja. Penggulingan 3). Sebabnya adalah untuk membatasi besarnya Penurunan'
sehingga mungkin faktor
akan terjadi akibat keruntuhan daya dukung. Terhadap kemungkinan ini penahan deformasi biasanya tidak menjadi soal
faktor keamanan adalah lebih kecil. keamananbolehlebihkecil.Tetapi,jelasbahwakeruntuhandinding
penahanlebihseringterjadidaripadakeruntuhanfondasi,sehinggafaktor
keamanan pada dinding sebaiknya memakai
nilai yang agak tinggi juga'
sebesar 2,5 untuk
oleh karena itu, kita akan mengambil faktor keamanan
daya dukung. Dengan demikian, dari grafik pada
Gambat 13'12 l<rta
mendapat lebar 4,5 m.
perlu diperiksa'Tanah
Sekarang tinggal cara keruntuhan pergeseran yang
dasar adalah lempung yang lumayan keras' dan
kita boleh menganggap
nilai maksimum fully
bahwa bagian gesekan dari kekuatan geser mencapai
Dengan lebar dasar
mohitised) antara dasar dinding dan lapisan tanah'
sclrt'srtr 4,-5 m, berat dinding menjadi 484 kN'
sehingga faktor
tlincling
kcrtttt:tttittt ll r.'lri:rtIi:
424 MEKANTKA TANAH
TEKANAN TANAH DAN DINDINC PENAHAN
425

,SF _ Qgq *ztzrinfi,)t^ns5" = t,75


272cos10'

Nilai ini tidak begitu tinggi, tetapi nilai yang sering dipakai adalah 1,5 Tekanan teorets

sampai 2,0 (baik untuk pergeseran maupun penggulingan). Dalam hal ini
7,75 dianggap cukup besar karena bagian kohesi kekuatan tanah beserta
perlawanan pasif pada kaki dinding tidak diperhitungkan.
Aktif

(c) Pembagian tekanan


(a) Turap kantilever bebas (b) Pombagian tekanan teoretis ' disederhanakan untuk desain
13.11 DtNDtNG TURAP (SHEET ptLE) DAN DIND|NG
SERUPA
Gambarl3.l3Pembagiantekananpadaturapkantilever..berdiribebas,'
Dinding yang disebut turap dibuat dengan memakai tiang pancang khusus
yang dibuat dari baja. Tiang ini dibentuk supaya dapat dipancang dalam
deretan dan sekaligus setiap tiang dihubungkan dengan tiang di sampingnya.
Keruntuhan ini dicegah oleh tekanan tanah pasif pada permukaan
belakang dinding di
Dengan demikian, dereran tiang ini merupakan dinding yang hampir tidak dinding di atas titik o dan juga tekanan pasif pada
13'13(b)' Batas nilai
dapat dilalui oleh air di dalam tanah. Tirrap ini mungkin menjadi jenis bawah titik O, seperti diperlihatkan pada Gambar
Pembagian tekanan
yang disebut dinding "berdiri bebas" tekanan aktif dan pasif ini diperlihatkan pada gambar'
standing); dalam hal ini turap
Qtree dengan tekanan
juga disebut dinding kantilever. Ada juga turap yang memakai sangga sebenarnya pada dinding juga diperlihatkail, bersama-sama
dapat ditahan dengan
ataujangkar pada bagian atasnya untuk menyokongnya.Turap ini disebut bersih (net pressure). Tingginya penggalian yang
dinding kantilezter bersangga (propprA cantilever utalk) atau dinding sangga dinding semacam ini agak kecil'
Pembagiantekananiniidalahsuatuperkiraandansukardipakaipada
saja (propped ualk).
Selain turap, ada dinding yang serupa yang dibangun tekanan yang
dengan memakai berbagai cara, seperti dinding diapbragm atau dinding cara analisis. Oleh karena itu, sering dipakai pembagian
r3.13(c). Pada cara
bored secant piles. disederhanakan, seperti diperlihatkan pada Gambar
cara perencanaannya (perancangan) yang diuraikan di sebagai gaya Pusat
bawah ini berlaku ,ntuk semua tiang yang dibuat seperti dinding turap. ini, tekanan pasifdi belakang dinding dianggap berlaku
.\ (point toad) dengan titik tangkap pada ujung tiang' Dianggap
juga bahwa
Po dan P'
13.11.1 Turap Kantilever dan Turap yang Memakai Sangga tekanan aktif dan pasif tetap berlaku sampai ujung'tiang'Gry^
masing-masing adalah resultan tekanan pasif dan
aktif' Untuk menentukan
Gambar 13.13 memperlihatkan turap kantilever (atau dinding ,,berdiri
kedalaman dymgperlu, kita dapat menghitung momen-momen terhadap
bebas").Dinding semacam ini, termasuk yang memakai penyangga, sudah
lama dibuat dengan memakai turap. pada zama,- sekarang, dinding serupa ujung tiang, yaitu: '

boleh juga dibuat dengan memakai diapbragm atau secant?i/es. Kemampuan


(73.27)
dinding ini menahan tekanan tanah berasal dari bagian yang masuk trurah P L P L =0
? ?- a a
di bawah dasar penggalian. Tanah yang ditahan akan mcnckrrn tlin<li,g
dengan tekanan aktif, seolah-olah mcnychrrhkrrrr kcrrrrrtrrlrrrn rrkilrrrr
pcnggrrlingan tcrlrrrrl:rp titik O, rlckrrt rrjrrrrg rlirrrlirrg.
426 MEKANTKA TANAH
TEKANAN TANAH DAN DINDING PENAHAN
427

Apabila gaya dengan jarak dimasukkan dalam persamaan ini, kita mendapat Sangga
persamaan kubik dengan d yang tidak diketahui. penyelesaiannya
dapat
diperoleh dengan memakai cara ilmu pasti atau mencoba-coba, kemudian
momen di dalam dinding dapat diperoleh dari perhitungan keseimbangan.
Gambar 13.14 memperlihatkan dinding yang ditahan dekat muka
tanah dengan penyangga (atau jangkar). Dengan adanya penyangga ini,
dinding tidak lagi bergantung pada momen melawan yang berasal dari
tekanan pasif pada bagian dinding di bawah dasar penggalian. Karena
itu,
kedalaman di bawah dasar penggalian menjadi jauh lebih kecil daripada
A
kedalaman pada dinding "berdiri bebas". Tekanan aktif dan tekanan
pasif (b) Pembagian tekanan teoretis
(a) Dinding turaP kantilever
maksimum akan berlaku pada dinding seperti diperlihatkan pada Gambar yang memakai sangga
L3.14. yang memakai penyangga
Gambar 13.14 Pembagian tekanan pada dinding
untuk menentukan kedalaman yang diperrukan, kita menghitung
momen terhadap titik tangkap gaya padapenyangga: Cara analisis di atas adalah c ta' yang sederhana dan langsung
untuk perencanaan
menghasilkan kedalaman dyang dicari' Ini belum cukup
memasukkan faktor
P,L,- PrLr= 0 (13.28) karena belum mencakup soal faktor keamanan. cara
keamanan dalam analisis tidak begitu sederhana.
Burland, et al. (1981)
Persamaanini juga menghasilkan persamaan kubik dengan d sebagai menjelaskan bahwa ada berbagai cata memasukkan faktor keamanan'
ternyata jauh
parameter yang tidak diketahui. Penyelesaian menghasilkan nllai d. tetapi hasilnya tidak selalu sama' Ada kalanya hasilnya
Keseimbangan statis dapat dihitung untuk mendapat besarnya gaya p, berbeda. Pada beberapa keadaan tertentu, hasilnya
tidak logis, sedangkan
pada penyangga. padakeadaanlainfaktorkeamananyangdiperolehjauhlebihtinggidari
memasukkan
't... ,rilri ..b"rr"rnya. Cara-ca tzytrngpaling sering dipakai untuk
faktor keamanan adalah:

(a) Membagi momen pasif dengan faktor keamanan' sehingga Persamaan

73.27 meqad\:

Po L,
P,L,< dimana Fradalth faktor keamanan'
Fp

Persnmaan yang seruPa dapat diperoleh dari Persamaan


73'28'

D
428 MEKANTKA TANAH TEKANAN TANAH DAN DINDINC PENAHAN 429

(b) Menghitung kedalam an dyangdiperlukan dengan memakai persamaan n c^rzini tekanan tanah aktif
lebih tinggi daripada dasar penggalian' Denga
13'27 atat r3-28,kemudian menambah nirai ini dengan faktor kedalaman' dan
FuJadi terdiri atas dua bagian, yarttt P,r,yang sebanding dengan
F, dianggap sebagai faktor keamanan. Nilai yang dipakai bervariasi dengan kedalaman' tetapi
{ Pr,yangtetap. Tekanan pasif masih sebanding
besar, dari !,2 sampai 1,7.
koefisien tekanan sekarang menjadi Ko- K,' Faktor keamanan sekarang
(c) Membagi kekuatan geser yang dipakai
untuk menentukan besarnya adalah:
perlawanan pasif (nilai pr) dengan faktor keamanan. cara
ini boreh
dianggap cara yang paling logis dan sesuai dengan definisi Prn L on
(13.2e)
faktor
keamanan yang diberikan pada Bab 11 (persamaan 11.1). P^ L^ + Po, Lo,
whlaupun Muka tanah
demikian, cara ini masih menghadapi kesulitan terutama
apabila tanah
tidak terdiri atas satu lapisan yang seragam.
(d) Melakukan analisis dengan memakai tekanan "bersih,,pada
dinding
dan membagi momen pasif dengan faktor,keamanan. Cara
ini agak
jarang dipakai dibandingkan dengan (a) sampai (c). Tekanan aktif "net" Yang
berasal dari tanah Yang ditahan

untuk mengatasi ketidakcocokan serta kckurangan logis pada cara-cara


di atas, Burland, et al. (1981) menganjurkan cara baru
yang boreh dipakai
pada setiap keadaan semacam ini. cara ini diperlihatkan
pada Gambar
Tekanan aktif yang b6rasal dari beban tanah'
13.15 untuk turap dengan penyangga. Dasar cara Burland ti.lak termasuk tanah yang tertahan
adalah anggapan
bahwa tekanan ataiu gt.ya tanah yang perru diperhitungr-,rr
seharusnya Gambarl3.l5CaraBurland,etal(1981)untukanalisisdindingturap
hanya tekanan yang berasal dari tanah yang ditahan. searru-Linya
pada
Gambar 13.15 ada lapisan tanah setebar d berbagai keadaan;
Qadi belum ada tanah yang Burland, et al. memberi contoh perhitungan pada
ditaha\maka dianggap sudah ada tekanan aktif yang seimbanp: sangat dekat pada nilai
i,.la tenryatabahwa faktor keamanan yang dihasilkan
kedua bel)h dinding, seperti diperlihatkan pada gambar. dengan faktor keamanan
Tanah 1.,g,g yang diperoleh apabila kekuatan tanah dibagi
ditahan adalah yang lebih tinggi dari dasar penggarian,yairu ini lebih gampang
trrrrr, ,.drr"'ri ,
H, danhanya tekanan aktif serta pasif yang disebabkan oleh adanya Jft i.ro (.) di atas). Menurut Burland, et al'' cara baru
tu.rrh beberapa lapisan dengan
dipakai dari cara(c) pada tanah yang terdiri atas
ini yang dimasukkan dalam analisis.
sifat yang berlainan.
Baik tekanan aktif maupun tekanan pasif dikurangi dengan tekanan &

yang berasal dari tanah di bawah ketinggian tanah yang iitahan, jadi
di
bawah dasar penggalian pada Gambar 13.15. Dengan kata ContohPerhitunganMemakaiBerbagaiDefinisiFaktorKeamanan
rain, rckanan yang disebut di atas dan juga
yang termasuk dalam analisis hanyalah tekanan aktif dan tekanan Sckarirng kita akan meneliti cara-czflanalisis
pasif yang dipakai adalah turap
yang disebabkan (atau dijadikan) oreh tanah yarrg critahir,, yiritrr clrnr yrrny, tlirrsrrlkirn oleh Burland, et al' Contoh
rirrralr
430 MEKANTKA TANAH
TEKANAN TANAH DAN DINDINC PENAHAN
yang memakai penyangga yang diperlihatkan pada
Gambar 13.16. Agar
sederhana, digunakan angg p an- anggapan
berikut:
(a) Tanah tidak berkohesi (c' = 0), dan tidak ada
tekanan air pori
(b) Dinding tidak ada gesekan dan setinggi 6 m.
(c) Berat satuan tanah 7 = 20 kN/m3, sudut gesekan * ot
0, = 30. q=H+td ltH
Kita dapat menulis:

Pasir
1
') = 20 kN/m'
= Y(u + a)' L..!a\/ =:(H +d\ T

'' J
O'= 30"

'x'
Po=)Krrdz
I
L^=H +?a
Pa
J

sehingga momen aktif adalah

I Gambar 13.16 Analisis dinding turap yang memakai penyangga


P, Lo = - t<, y(U +a)t

dan momen pasif adalah Pertama-tama kita menghitung kedalaman yang diperlukan seandainya
tidak ada faktor keamanan. Dalam hal ini, kedua momen di atas harus
Po Lo =)x,ra,(n"!a) sama, sehingga:

(u+a)' =:? n'(r.ir) (13.30)

clengan H = 6 m dan 0 = 30", K,= 0,333, Ko= 3, persamaan tersebut


rnenjadi:

(o+ a)' =?l- a'(u*Lo\


4 [ 3)
sclringga d=2,40m.
tlntuk menenfukan kedalaman yang aman, kita harus memasukkan
lrrktor kcamitn:ttt kc dalam analisis. Kita akan melakukannya dengan
rrrcrrnkui r';rr';r (:r) srrrrrprti (c) di atas, ditambah dcngan cara Burlirnd, ct al.
(l()tll).
432 MEKANIKA TANAH TEKANAN TANAH DAN DINDINC PENAHAN 433

(a) Memakai faktor keamanan = 2 pada momen pasif;


Menghasilkan: Poz=K,yHd dan Loz=O*+

(e + a)' =!- a'(un'-r\ (13.31) ,,,=lk,-K,)y d' d^n t,,=n+!a


4 [:)
penyelesaian menghasilkan d = 4,25 m. Memasukkan ini ke dalam Persamaan 13.30, dan mengambll F = 2,
(b) Memakai "faktor keamanan" pada kedalaman "keseimbangari'yaitu menghasilkan persamaan berikut:
2,40 m. Dengan memakai faktor 7,2 dan 1,7,|<rta mendapatkan nllai d
tlo* a( e .!\1=( u *? o\a' (13.33)
= 2,88 m sampai 4,08 m.
(c) Memakai faktor keamanan = 2 pada kekuatan tanah yang dipakai L- \ 2)) ( 3 )
untuk menghitung momen pasif; penyelesaian menghasilkan d = 3,90 m.
Ini berarti nilai perancangan S'- (nilai yang dikerahkan) adalah

tanQ' Jadi kedalaman yang diperoleh dengan memakai cara Burland, et al.
tanQ' - F
mendekati nilai yang diperoleh apabila faktor keamanan dipakai pada
kekuatan tanah (cara (c)). Cara yang membagi momen pasif dengan
Sehingga faktor keamanan memberi kedalaman yang lebih besar, tetapi tentu aman
0'-= 16'1' (konservatif). Cara yang memakai faktor pada kedalaman keseimbangan
dan Kr= !,768. Persamaan keseimbangan menjadi: menghasilkan kedalaman yang bervariasi dari yang kurang aman sampai
yang aman sekali.
(a+a)'=7,s63 a'(a.Ia)
Pengaruh Rembesan Air dan Tekanan Air Pori Apabila ada muka air
. dan penyelesaian menghasilkan d = 3,66 m. tanah atau rembesan di dalam tanah, maka pengaruhnya pada tekanan
yang berlaku pada dinding perlu diperhitungkan dalam analisis. Kalau
(d) Cara Burland, et a1.: ada muka air tanah yang tetap, jadi ketinggivnnya sama pada kedua belah
Dengan memakai Gambar 13.15 dan menyusun kembali dinding, maka ini dapat diperhitungkan dengan cara biasa. Tekanan
Persamaan 1 3.27, ltta mendapatkan total pada dinding adalah jumlah tekanan efektif dan tekanan air pori.
Mengenai keseimbangan momen, tekanan dari air tanah sama pada kedua
P^ L^+ P,z L,^ :1 O L (13.32) belah dinding sehingga tidak berpengaruh pada keseimbangan momen.
"- F'p'up'
Kalau muka air tanah tidak sama pada kedua belah dinding, maka akan
P,, =
+K,,
y H' dan L,,, =1H rulir keaclairn rcrnbesan dan tekanan air pori tidak lagi hidrostatis. Untuk
rrrcrrglritrrnpi tckrrrrrrrr rrir p<tri, kita dapat menggambar jaringan aliran darl
434 MEKANTKATANAH TEKANAN TANAH DAN DINDINC PENAHAN 435

menggunakannya untuk menghitung tekanan air pori dengan cara yang Pembagian tekanan air pori dianggap linear dari ketinggian air pada
dijelaskan pada Bab 7. kedua belah dinding sampai nilai maksimum pada ujung tiang.Ini berarti
Ada pula suatu cara yang bersifat perkiraan yang boleh dipakai; cara tekanan air pori menjadi lebih kecil dari nilai hidrostatis di belakang
ini diperlihatkan pada Gambar 13.17. Pembagian tekanan air pori ini dinding dan lebih tinggi dari hidrostatis di muka dinding. Tekanan yang
berdasarkan pada anggapan bahwa "tinggi energi", yaitu ketinggian H, dihitung demikian langsung dipergunakan untuk menghitung tekanan
menghilang secara linear sepanjang jalan ahran, yaitu jalan A-P-B pada aktifdan tekanan pasifpada kedua belah dinding.Tekanan air pori "bersih"
Gambar 13.17. Panjang jalan aliran adalah b, + b, sehingga kehilangan juga diperlihatkan pada Gambar 13.17(b). Tekanan total pada dinding
tinggi energi sampai titik P adalah: adalah jumlah tegangan efektif dan tekanan air pori'

LH=(h)' 13.12 DINDING PENAHAN YANG MEMAKAI


PERKUATAN TANAH
dan tinggi energi pada P (terhadap ketinggian titik P) adalah
13.12.1KonseP dan Perilaku Umum
Hp=',_(#)'=ffi Perkuatan tanah adalah suatu cara membuat dinding penahan
dengan memakai lapisan mendatar di dalam tanah yang terdiri atas
dan tekanan air pori pada P adalah bahan,,perkuatan", sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 13.18. Dengan
perkuatan ini, tanah dapat menahan tegangan tarik pada arah horizontal.
",=(#91,- Dinding perkuatan tanah (r e i nfor c e d- e ar t b u a IIs) ser rngdipergunakan p ada
masa sekarang dan sudah menggantikan dinding kantilever yang banyak
dipakai pada masa lamPau.
Pembangunan dinding ini mulai pada dasar. Tanah dipadatkan dalam

lapisan ,Jengan cara biasa dan sekaligus pada ketinggian tertentu dipasang
Tekanan air pori
lapisan pekuatan. Ja r ak antar a setiap lapisan perkuatan biasanya antara 0,5
m sampai 1,0 m. Elemen permukaan juga dipasang dan disambung pada
lapisan perkuatan.
,,pencipta" perkuatan tanah, Henri vidal (insinyur ber-
Menurut
kebangsaan Perancis), tanah yang diperkuat ini bertindak sebagai
suatu "blok gaya-berat yang bersatu" (coberent grawity block), sehingga
herkelakuan seperti dinding penahan gayabetatlain Qraaity block rttall).
(a) Tekanan air pori dianggap linier
pada kedua belah dinding
(b) Tekanan air pori "bersih" (net) yang Lapisan pcrkuatan menghindari perkembangan tekanan tanah horizontal
dipakai pada perhilungan kenrantapan
prrrl:r pcrrnrtkruttr schingga tidak diperlukan dinding pada permukaan
Gambar 13.17 Cara menghitung lekanan air pori pada dinding turap apabila terjadi rembesan
di bawah dinding rrntrrk rrrr.rr;rlr:rrr lckrttt:ttt t:tttitlt. Vitlrtl .itrga mcngcnrblttrgkatt sttlttrl cltr;t
436 MEKANIKATANAH TEKANAN TANAH DAN DINDINC PENAHAN 437

perancangan yang masih digunakan, tetapi pada zam n sekarang sudah Perilaku dinding perkuatan tanah diperlihatkan pada Gambar 13.79.
ada cara perancangan lain yang lebih sesuai. Cara ini diperlukan karena Nilai tekanan horizontal di dalam tanah berkis^r znt2rra nilai diam (l()
pemakaian bahan perkuatan yang baru, terutama perkuatan geosintetik. dan nilai ak-tlf (K,)-Juga diperlihatkan tekanan pada elemen permukaan.
Jelas bahwa tekanan ini jauh lebih kecil daripada
tekanan aktif. Gambar
ini juga memperlihatkan tegangan tarik pada lapisan perkuatan. Penelitian
mendapatkan bahwa tegangan maksimum terdapat sekian jauh dari
permukaan. Titik tegangan mal$imum merupakan garis teratur seperti
terlihat pada gambar. Garis ini ternyata tidak lurus sebagaiman^ pada
keadaan Rankine aktif. Daerah tanah pada kedua belah garis ini disebut
daerah aktif dan pasif, tetapi dalam keadaan ini artinya tidak sama dengan
Elemen permukaan artryangbiasa.Tanah di dalam daerah aktif mungkin dalam keadaan akti{,
(disambung pada
bahan perkuatan) tetapi tanah di dalam daerah pasifpasti bukan dalam keadaan pasif.

13.1 2.2 Jenis-jenis Bahan Perkuatan


Perkuatan yang dipakai semula oleh Vidal adalah carik logam, yang dibuat
Gambar 13.18 Dinding penahan yang memakai perkuatan lanah(reinforced eafth) daribqa,yaitu "galvanised mild steel". sejak kurang lebih 30 tahun yang
lalu, beberapa jenis perkuatan baru telah dikembangkan dan sekarang lebih
sering dipakai daripada carik baja.Jenis yang paling sering dipakai adalah
"geogrids", terbuat dari "plastic polymers" seperti HDPE (high density
Tekanan sebenarnya pada
potyester). Perkuatan carik baja adalah kaku, sedangkan perkuatan geogrid
permukaan dinding
lentur.
Tekanan K.
Perbedaan perkuatan geogrid dari carik bqa adalah sebagai berikut:
Jangkauan tekanan
yang mungkin
o Perkuatan geogrid merupakan lapisan lengkap, jadi meliputi luas total
daerah perkuaran, sedangkan perkuatan carik baja adalah terpisah
anrara satu dengan lainnya.Jarak antaracarik ini biasanya sekkar 0,75
(-\
Bidang keruntuhan
yang mungkin
(Garis tegangan maximum) iloart,ls elastik geogrid lebih kecil daripada caik baja, sehingga

(a) Tekanan horizontal pada ta.nah (b) Tegangan tekan pada bahan perkuatan
perkuatar deformasi dindingyang memakai geogrid biasanya lebih besar daripada
yang memakai perkuatan
dinding yang memakai carik baja.

Gambar 13.19 Tegangan di dalam tanah dan tegangan tarik pada lapisan perkuatan I)crl:rw:rn:rn gcser antara tanah dan carik baja bergantung langsung

1r,r.l.r hr.rs ,.rrik; lral ini ridak berlaku pada geogrid karcna grid
438
t
,,

PENAHAN 439
MEKANIKA TANAH
ri TEKANAN TANAH DAN DINDINC

mengandung ruang kosong, sehingga perlu memakai faktor koreksi memakai carikbaja. cara ini serupa dengan cara Rankine,yang menyelidiki
untuk memperhitungkan hal ini. keadaan tegangan pada elemen di dalam massa tanah. Yang kedua adalah
o Karena mudah dilenturkan, geogrid dapat digulung sehingga cara baji, yang biasanya dipakai pada dinding yang memakai perkuatan
I menganalisis mekanisme keruntuhan, sehingga serupa
ini
pengangkuran jauh lebih gampang daripada carik baja. geogrid. Cara
dengan cara coulomb. Karena itu, cara ini lebih dapat dipercaya daripada
13.12.3 Cara-cara Perancangan cara Vidal. Cara baji yang akan dijelaskan di sini disebut cara baji dua
untuk keperluan perancangan, dinding perkuatan tanah dianggap berlaku bagian (tuo part uedge method).Keterangan mengenai cara ini diambil dari
sebagai suatu kesatuan. Karena itu, lebarnya dapat ditentukan dengan Tensar (1996).
menghitung kemantapan terhadap penggulingan, pergeseran, dan daya
dukung. Ini disebut perancangan luar (external design). Kemudian analisis Cara Vidat Cara ini meliputi langkah-langkah berikut:
dilakukan untuk menentukan tegangan pada perkuatan, serta panjang dan 1. Penentuan kemampuan dan jarak antarzlapisan perkuatan
jarak vertikal antaranya. Ini disebut perancangan dalam (internal design). 2. Penentuan panjang jangkar perkuatan
Jelas dari Gambar 13.18 bahwa panjang kekuatan dan lebar dinding adalah 3. Penentuan panjang "a147f", perkuatan. Panjang total adalah panjang
sama. Baik perancangan luar dan perancangan dalam menghasilkan nilai jangkar ditambah panjang aktif (lihat Gambar 13'19(b))
lebar dinding, nilai yang terbesar diambil menjadi lebar yang diperlukan.
Pada dinding jenis Vidal yang memakai perkuatan carik baja, lebar penentuan Kemampuan dan Jarak Antara Lapisan Perkuatan Pada
dinding biasanya bergantung pada perancangan dalam, sedangkan pada cara Vidal, fungsi perkuatan adalah menahan tekanan tanah horizontal
jenis yang memakai perkuatan geogrid,lebar dinding biasanya bergantung sehingga tidak perlu adanya dinding penahan biasa. Dengan pengertian
pada perancangan luar. Ini karena luas perkuatan geogrid jauh lebih besar ini, setiap lapisan perkuatan harus cukup kuat untuk menahan tekanan
dari perkuatan carik baja. horizontal di sekelilingnya, seperti diperlihatkan pada Gambar 73.20.

Perancangan Luar Perancangan luar sama saja dengan cara biasa yang
fil Gaya yangharus ditaha n, T, pada carik adalah:
T = onhb (t3.34)
dimana o, adalah tekanan horizontal, h dan b masing-masing adalah
jarak
\ t dipakai pada dinding penahan gayaberat,seperti yang telah dijelaskan pada
Bugi"r, 13. 10. Selain memperhatikan keruntuhan pergeseran, penggulingan, vertikal dan horizontal antar setiap carik perkuatan. Tekanan horizontal
dan daya dukung, biasanya dianggap kemantapan dinding akan ditambah tergantung langsung kepada tegangan vertikal, menurut hubungan yang
apabila gaya resultan pada tanah dasar terletak pada sepertiga di tengah biasa, yaitu:
lebar dasar dinding.Ini menjamin bahwa tekanan antaradinding dan tanah
selalu positif,yaiu tidak ada tekanan tarik pada dasar dinding. T = Ko,hb

Perancangan Dalam Ada dua cara utama yang dipcrgunakan r,trrk


perancangan dalam. Yang pertama acialah caru Virlal rintrrk tlintling y:uu{
MO PENAHAN 441
MEKANIKA TANAH TEKANAN TANAH DAN DINDING
,-
t:
&ri
Kita perlu memperhatikan bahwa apabila dipergunakan geogrid'
ft
E
perkuatan umumnya bersifat menerus pada bidang horizontal
ft
)a dan
rii
H
,s
*
prrr*.,., b padaPersamaan 13.34 menjadi bernilai l dan b dihapus dari
fl persamaan sehingga Tmenjadi g^y^Per satuan panjang
dinding'
:'{
&
6n ,;-
l
ri
,E
T
$
Kekuatan sambungan Kekuatan yang berlaku sebanding t
dengan jarak dari ujung perkuatan 't
,1.

Gambar 13.20 Gaya pada carik perkuatan

Kemampuan carik perkuatan menahan gaya tidak sama pada seluruh


panjangnya. Pada bagian tengah, kemampuannya sama dengan ,:!."-

kekuatan
tarik bahannya, tetapi dekat ujungnya kekuatannya turun sesuai dengan ili Gambar 13.21 CaraVidal untuk menentukan tekanan horizontal dan
koefisien gesekan (p) antara

Persamaan 13.35 dan T3.36yangdijelaskan di bawah ini.Adapun perkuatan dan tanah


mengenai
nilai parameter K, mungkin diperkirakan bahwa nilainya akan sama
*
dengan
K, (koefisien tekanan diam) karena perkuatan mencegah adanyadeformasi & Penentuan Paniang Jangkar Perkuatan Panjang jangkar adalah
tidak
horizontal. Penelitian mendapatkan bahwa keadaan tidak demikian.
Batas *
s sebagian perkuatan yang diperlukan untuk menjamin perkuatan
gaya gesekan
tertinggi nllai K adalah K" dan batas terendah adalah K, (koefisien tekanan dapai dlturik keluar dari tanah. Panjang ini bergantung pada
Rankine aktif). *, antara perkuatan dan tanah.
Pada cara Vidal, yang memakai carik perkuatan baja, sudah ada
"peraturart'' empiris berdasarkan pada penelitian. trnyata dari penelitian ini adalah menurut persarl'aan:
Pada cara Vidal, panjang
ini dekat muka tanah K adalah sama dengan K", tetapi makin daram
(13.3s)
nilainya makin kecil, sampai menjadi sama dengan K,padakedalaman
6 m. rI =olL.BLxZ
VL
Rupanya deformasi sangat kecil dekat muka tanah, tetapi di bawah F
muka
tanah tegangan terus naik dan menyebabkan deformasi yang makin
besar dimana T,= gaya Pada Perkuatan
sampai mencapai keadaan Rankine. Hal ini diperlihatkan pada
Gambar LE = panjang jangkar
73.27.
B = lebar carik perkuatan
-
1r kocfisien gesekan
antaraperkuatan dan tanah
li - l:rktor kcatnanan

3
M2 MEKANIKA IANAH TEKANANTANAH DAN DINDINC PENAHAN 443

Nilai koefisien gesekan diambil sebesar !,2 padamuka tanah, tetapi makin dari Persamaan 13.35 dan73.36,dan L^,panjang aktif. Dengan demikian
dalam makin kecil sampai menjadi sama dengan tan
$'pada kedalaman 6 panjang lengkap, L,adalah L = Le+ I, seperti diperlihatkan pada Gambar
m, seperti diperlihatkan pada Gambar 13.21. t3.7g .Untuk menentukan L, dip akai cara empiris yang diperlihatkan pada
Gambar 73.22-
Apabila dipergunakan perkuatan geogrid, maka L, adalah ruenurut vidal mengusulkan konsrruksi empiris yang diperlihatkan pada Gambar
Persarnaan: 73.22(a).Garis dipasang dari kaki dinding dengan kemiringan 0,3H:1,0V
sampai memotong muka tanah. Garis vertikal digambarkan dari titik
T,=o,L.d^9{ *Z (13.36) pemotongan ini sampai setengah ketinggian I/, seperti pada gambar.Titik
' -r F ini dihubungkan dengan kaki dinding supaya menutupi batas daerah aktif.
dimana arti huruf dalam persamaan ini sama dengan pada persamaan
13.35, terkecuali ar.
Paramater cro ini adalah suatu faktor reduksi yang dipakai karena perkuatan

geogrid mengandung ruangan kosong antara jaringan carik. panjang Lr


perlu dihitung pada setiap lapisan perkuatan.
Ada dua koefisien, cr, dan dp,yungdipakai pada perkuatan geogrid,yaitu:

cr, menghitung
perlawanan geser antara geogrid dan tanah.
-untuk
cr, menghitung gaya perlawanan geogrid terhadap ditariknya
-untuk
keluar dari tanah.
(a) Cara Vidal (b) Cara Tensar untuk geogrid

Definisi kedua koefisien tersebut adalah:


Gambar 13.22 Cara untuk menentukan daerah aktif

tan(Q dengan memakai geogrid)


o_
tan 0 Apabila perkuatan terdiri atas geogrid, maka daerah aktif adalah menurut
batas aktif Rankine, seperti diperlihatkan pada Gambar 13.22(b).Jumlah
Nilai biasa cr,s yang diusulkan tnsar adalah sebagai berikut:
lengkap, L,yang dihitung dengan cara ini biasanya berbeda sedikit pada
Kerikil dan pecahan batu: 0,9-1,0, Pasir: 0,85-0,95, Lempung: 0,6-0,7
Tensar mengusulkan juga nilai cro diambil sama, terkecuali ada penelitian
setiap lapisan perkuatan. Untuk menyederhanakan perencanaan dan
pembangunan, panjang biasanya disamakan, yaitu nilai yang paling panjang
khusus.
menurut perhitungan.

Penentuan Panjang Lengkap perkuatan panjang lcngkap


Pcrkuuru.,
1-, terdiri atas dua bagian, yiritu panirr-rg.iangkar, L,, y.,,t14 rl:rPrrt rlihitrrrrg
cara Ball Dua Bagian Seperti telah disebutkan, cara vidal masih

tlipltktti pit,lir ,lrtr.littl,, yittlt-( tttctnakai pcrktratln carik logarn' St:krtrirng irti
444 MEKANIKATANAH TEKANAN TANAH DAN DINDINC PENAHAN 445

kebanyakan dinding memakai perkuatan geogrid, dan cara Vidal kurang diperlukan pada setiap lapisan.Jelas kiranya bahwa mekanisme keruntuhan
dapat dipercayaapabiladipakai pada dinding semacam ini. Carayang sudah sangat banyak, sehingga cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan
biasa dipakai pada dinding dengan geogrid adalah carabaji dua bagian program komputer.
(two part uedge method). Pada hakikatnya cara ini sama dengan carayang
berasal dari negara Jerman yang dinamakan cara DrBt (Deuxches Institut

fur Bautechnik).
Cara analisis baji dua bagian diperlihatkan pada Gambar 13.23.
Mekanisme keruntuhan terdiri atas dua bagian, yang satu di dalam dinding
semata-mata, dan yang lain di dalam tanah yang ditahan. Keruntuhan ini
meliputi beberapa mekanisme, termasuk kecabutnya perkuatan, penarikan
keluar perkuatan (pull-out), pergeseran pada lapisan dasar, dan pergeseran
pada lapisan perkuatan. Cara analisis ini dapat dipakai juga apabila muka
tanah tidak teratur, ataupun apabila ada gaya lain pada permukaan tanah. Mekanisme keruntuhan yang mungkin Tanah 3: Lapisan dasar

Poligon gaya
perkuatan
Putusnya bahan pr
(soal kemantapan
rantapan dalam)

/{
perkuatan
(",ffiT#.:nixln dalam)
l ,-;"',D
/ {t
/s
Pergeseran pada tanah dasar Gambar 13.24 Carabaji dua bagian untuk perancangan pada dinding yang memakai tanah
(soal kemantapan luar). perkuatan
Gambar 13.23 Cara baji dua bagian dan mekanisme keruntuhan

Kita mulai dengan analisis pada baji no. 1 (di dalam tanah yang ditahan),
Cara perancangan dapat diterangkan dengan menggunakan Garnbrr
yaitu kita memakai cara Coulomb atau cara Rankine untuk mendapat
13.24. Analisis keseimbangan dilakukan pada setiap cara keruntuhan <lari
gaya aktif-pada dinding. Gaya ini terdiri atas dua komponen, yaitu
dasar sampai bap;ian atas dinding. Tujuannya rrdalah nrenrcriksir scnluil
kornporrcrr ltorizotttitl, P.,,,, dan komponen vertikal, P,,. Analisis baji no' 2
rltckartisttte kcrr,tntuhrrn tttrtttk trtclrcrttrrkirn kcrrrirrrrptrirn grcrku:rtrrrr y:rrr11
446 MEKANIKA TANAH
TEKANAN TANAH DAN DINDINC PENAHAN 447
dapat dilakukan dengan memakai poligon gaya seperti diperlihatkan pada
I - sind'
Gambar 13.24. Ada satu gayz saja yang tidak diketahui, yaiw gaya tarlk, Ko=,---\ = 0,271
I + sm@'
T, dalam perkuatan. Gaya tarik ini diperoleh dengan cara sebagai berikut:
K. = l. - sin $' = 0,426
ab = bd tan (cr-Q'), yaitu ac - bc = (th - eh) tan (cr-$')
Jadi
ac * W - fg) - eh) tan (cr-g) dan
= Qb
O,am I Perkuatan
v
o' = (fh -fd * Qlt - eb) tan (cr-Q') sehingga
T= P,u- Ccos a + (W+ P,,- C sin cr) tan (cr - 0') (13.37)
Tanah timbunan i Tanah yang
y= 18,2kN/m'-l ditahan
Pada tanah tak berkohesi @ c,=0-l 5,7m T= 16,8 kN/m'
T = P,t, + (W + P,,) tan (cr - 0') (13.38)
il 0'= 35" c'= 0
@-
o i' = 26'
o
Nilai 7 ini adalah kemampuan total lapisan perkuatan yang dipotong s
oleh bidang keruntuhan. Baik kekuatan maupun panjang lapisan-lapisan 3,3m
ini harus cukup untuk menahan gaya T ini. Cara-cara perancangan ini
diberikan dalam contoh berikut. Batu pasir yang keras.

Contoh Perencanaan Dinding yang Memakai Perkuatan Tanah


Gambar 13.25 Contoh perencanaan dinding yang memakai perkuatan
Maksud contoh ini adalah menerangkan konsep dan cara desain, jadi tidak tanah

merupakan suatu desain yang lengkap. Gambar 13.25 memperlihatkan


dinding penahan yang memakai perkuatan tanah setinggi 9 m dengan Setiap lapisan perkuatan diberi nomor, mulai dari dasar. Hasir
perhitungan
jarakantarulapisan perkuatan sebesar 0,60 m. Perancangan akan dilakukan terdapat pada Tabel 13.1.

dengan mempergunakan baik cara Vidal maupun cara Tensar, yaitu caru
baji dua bagian. Thbel 13.1 Kekuatan diperlukan pada lapisan kekuatan
Nomor Lapisan Kedalaman Kekuatan yang dipedukan, T
Perkuatan (kN/m)
Perancangan Menurut Cara Wdal Kita akan mulai dengan perancangan
1 8'7
dalam. Kemampuan yang diperlukan pada setiap lapisan perkuatan adalah: 25,8
2 8,1 24,O
T= Kydx 0,6 kN/m sepanjang dinding = !0,92 .K/kN/m. ) 715 22,2
Dimana d ada.lah kedalaman lapisan perkuatan.
4 6'9 20,4
Nilai koefisien Kdapat diambil dari Gambar 13.2l,dcngan nrcrnukrri nilrri 5 6,3 18,6
K dan K berikut:
M8 MEKANIKA TANAH TEKANAN TANAH DAN DINDINC PENAHAN 449

Setelah disusun
Nomor Lapisan Kedalaman Kekuatan yang diperlukan, T
(kN/m)
Perkuatan
t_t TF T,F
6 5'7 17,4 "' - 2o' f- $ 2x 4,5 x18,2 B p
7 5'l L6,4

8 415 15,2 Dengan memakai faktor keamanan (n = 2,8 = 0,06 m, dan nilai Iand p
9 3'9 13,9 di atas, kita mendapatkan Lu= 2,7 m
10 7t) L2')
.t1 LO,5
11 Dari Gamb ar 13.2!,.lebar daerah aktif adalah 0,3 x 9 = 2,7 m.
L2 2rL 8'5
Panjang lengkap lapisan perkuatan adalah 2,1 + 2,2 = 4,8 m.
LJ l'5 614

t4 0r9 4rO
Ini menunjukkan bahwa panjang yang diperlukan sebagai jangkar tidak
t5 or] L14
jauh berbeda dengan panjang daerah aktif. Dinding ini harus selebar 4,g m
Langkah berikut adalah menentukan panjang perkuatan, yang menjadi
untuk memenuhi keperluan perancangan dalam. Sekarang kita seharusnya
lebar dinding. Untuk melakukan perancangan yang lengkaP, kita harus
meneruskan dengan perancangan luar untuk mengetahui apakah lebar 4,g
menentukan panjang pada setiap lapisan. Akan tetapi, panjang perkuatan
m memenuhi kemantapan luar.Walaupun demikian, kita akan meneruskan
ini umumnya tidakbanyakberbeda, dan kita akan memeriksa keadaan pada
dengan cara kedua, yaitu cara Tensar yang disebut carabaji dua bagian.
setengah ketinggian dinding, yaitu pada ketinggian 4,5 m. Kita anggap
Alasannya akan menjadi jelas kemudian.
bahwa perkuatan dibuat dari carik baja dengan lebar 60 mm (0,06 m) dan
jarak antaranya 0,6 m, baik pada arah vertikal maupun arah mendatar.
Perancangan Menurut Cara Tensar untuk perkuatan Geogrid
Dari Gambar 73.27,dengan cara "interpolasi", pada kedalaman 4,5 m
Kita akan mulai dengan perancangan luar untuk menentukan lebar
kita mendapatkan:
(r) dinding, supaya ada faktor keamanan 2,0 terhadap keruntuhan
K= 0,310
penggulingan (owerturningfailure). Gaya luar, yaitu p,o berasal dari tanah
$ = 0,867
kN (arak antara setiaP yang ditahan, sebesar
Gaya tarlkpada perkuaran adalah 0,6 x 15 ,2 = 9 ,12
I
carik = 0,6 m).
\n=;K,t n'
Kita juga dapat menghitung panjang jangkar yang diperlukan dengan
memakai Persamaan 13.35:
Pada lt = 9 m dan i' = 26' (K.= 0,391),gaya aktif P,u= 265,2 l<N.
Karena adagayagesekan ant?ra tanah di dinding dan tanah yang ditahan,
T,=or'LuB#"' rrraka ada komponen.vertikal dari gayahorizontal ini, yaittt p,,= p,utan26
. 129,6 kN.
451
450 MEKANIKA TANAH
TEKANAN TANAH DAN DINDINC PENAHAN

Gaya aktif sekarang berasal dari baji 1, yang tingginya 5,7 m. Dari baji ini,
Perhitungan ini tidak benar-benar tepat karena kita memakai (supaya
kita mendapat
sederhana) cara Rankine pada dindingyang ada perlawanan gesekan antara
P,u= 106,7 kN, dan P, = 52,0 kN.
dinding dan tanah. N rlai P,udan P,, yang lebih tepat dapat diperoleh dengan
Berat baji 2 = 495,0 kN.
memakai cara coulomb. Bagaimanapun, nilai Rankine adalah aman dan
Sudut cr (kemiringan bidang geser pada dasar baji) = tan-1 (3,3/3,7) = 41,2..
akan dipakai di sini.
Jumlah gaya pada kelima lapisan perkuatan dapat dihitung dengan memakai
Berat dindin S Un adalah W = 9 x t x 18,2 = 163,8r kN' Persamaan 13.38:
T = P,, + (W + P,,) tan (cr - 0') = 171,0 kI.{.
Dengan menghitung keseimbangan momen terhadap jari kaki dinding kita
dapat menentukan lebarnya. Karena lapisan dasar adalah batu pasir yang
jelas bahwa Gaya 171,0 kN adalah jumlah gzya y^ng harus ditahan oleh lima lapisan
keras, tidak perlu kita menilai soal daya dukung tanah' Sudah
perkuatan paling bawah. Kalau dibagi rata, gaya pada satu lapisan adalah
pusat Putaran adalah kaki dinding.
x 34,2 kN. Selain kekuatannya, kita harus meneliti panjangnya, yaitu
Dengan faktor keamanan = 2 dan momen melawan = 2 momen
apakah ada cukup panjang jangkar. Jelas bahwa lapisan dengan panjang
mengguling (ov er turnin g m o me n t) :
jangkar paling pendek adalah lapisan 5. Dari Persamaan 13.36 kita dapat
14 x0.5t + \,xt =2x |,nx3 menghitung panj ang j angkar, yaitu:
Ini menghasilkan persamaan quadratlk: P + 1,582t - 79,47 = 0 dan
penyelesaiant=3,7 m. , =7ds,tan4'
T,F
Ternyata lebar ini jauh berbeda (tebih tipis) dari lebar menurut cara "
Vidal. Sekarang kita bisa menghitung kemantapan terhadap keruntuhan Dengan mengambil F = 2, a", = 0,7,kita mendap atkan Lr= 0,61 m.
Pergeseran: Panjang jangkar yang sebenarnya adalah panjang di dalam bagian pasif
Berat dindinB(Il) selcarang menjadi 606,1 kN' pada Gamba r L3.24.Pada kedalaman 6,3 m panjang ini adalah 0,6/tan 4l,T
Faktor keamanan adalah: = 0,67 m. Angka ini lebih dari panjang yang diperlukan (0,61 m). Apabila
kita me.rg,riangi perhitungan di atas pada baji lain, gaya maksimum pada
+ 4,)tan$' (nilai ini memenuhi syarat)
,, -(W = L94 perkuatan menjadi lebih besar sedikit, yaitu 35,5 kN.
1,
Gaya dari kedua cara perhitungan ini dapat dibandingkan dengan
Ini berarti lebar 4,8 m yang diperoleh dengan cara Vidal juga memenuhi menjurnlahkan gay?dari cara vidal pada kelima lapisan yang sama (tercatat
syarat kemantapan luar. Sekarang kita menuruskan analisis dengan pada Tabel 13.1). Kemampuan yang diperlukan adalah:
perancangan dalam. Langkah pertama adalah menentukan kemampuan Cara Vidal: 7= 111 kN.
perkuatan. Sebagai contoh kita akan memeriksa satu mekanismc Cara baji dua bagian: 7 = 171 kl\tr,
keruntuhan saja,yaitu yang diperlihatkan pada Gamb?rl 13.25.Ini meliputi
kelima lapisan perkuatan yang paling bawah'
MEKANIKA TANAH
TEKANAN TANAH DAN DINDINC PENAHAN 453

berkohesi, khususnya lempung, tidak dapat dipakai. Dengan memakai


Nilai 7 dari analisis baji dua bagian jauh lebih tinggi daripada nilai yang
geogrid, luas kontak antara perkuatan dan tanahjauh lebih besar daripada
diperoleh dengan cara vidal. Hal ini mungkin agak mengherankan karena
dengan memakai carik logam sehingga tidak ada kesulitan mencapai
dijelaskan pada awal bab ini bahwa cara coulomb dan cara Rankine
perlawanan geser yang cukup aflt^ra perkuatan dan tanah, biarpun tanah
menghasilkan nilai tekanan tanah yang sama, asal muka tanah mendatar
adalah lempung yang plastis.
dan tidak ada gayagesekan antar^dinding dan tanah. Akan tetapi, keadaan
pada dinding perkuatan tanah tidak sama dengan keadaan pada dinding
penahan biasa. Pada dinding biasa, gaya yang menahan tekanan tanah
Tegangan Air Pori dan Cara Drainase Apabila pasir atau kerikil
dipakai pada dinding perkuatan tanah, maka dengan sendirinya sudah ada
berasal dari luar tanah yang tertahan, sehingga kekuatan menahan sama
lapisan drainase. Ini berarti hampir tidak mungkin ada tekanan air pori
saja pada semua mekanisme keruntuhan. Pada dinding perkuatan tanah,
gayatahanzn berasal dari dalam dinding sendiri dan hanya sebagian yang
di dalam dinding. Lain halnya pada lempung. Lempungyang dipadatkan
berpermeabilitas rendah sehingga merupakan rintangan kalau ada rembesan
berlaku pada sesuatu mekanisme tertentu. Pada mekanisme keruntuhan di
air dari tanahyangditahan.Ini memang suatu sifat negatifpada pemakaian
Gambar 13.24,hanya kelima lapisan perkuatan yang paling bawah yang
lempung. Walaupun demikian, kesulitan ini dapat diatasi dengan tindakan
ikut menahan baji tersebut. Mekanisme keruntuhan yang penting ini
diperhitungkan dengan carabaii dua bagian, tetapi tidak diperhitungkan
yang sesuai pada tahap perencanaan dan pelaksanaan. Adalah penting
untuk memastikan:
dengan cara Vidal.
Ini tidak ber cafaVidal dengan sendirinya kurang aman. Cara Vidal (a) Tidak mungkin timbul tekanan air pori yang positif pada tanah di
^rtt dalam dinding.
dikembangkan untuk dinding yang memakai perkuatan carik baja, dan
asal dipakai pada dinding sejenis ini tidak menjadi soal. Misalnya, kalau
(b) Dinding tidak merupakan rintangan terhadap aliran air dari tanah
perhitungan kemampuan perkuatan diulangi (dengan memakai carla bqi yang ditahan. Kalau dinding merupakan rintangan, maka permukaan
dua bagian) pada dinding dengan lebar 4,8 m, nilai T (gaya pada lima freatik dan tekanan air pori akan naik.
lapisan bawah) = 101 kN. Nilai ini tidak banyak berbeda dengannilaiyang Ada dua keadaan drainasi yang sering terdapat pada dinding sejenis ini
diperoleh dengan cara Vidal. yang perlu dimengerti dan diperhatikan. Keadaan pertama diperlihatkan
Analisis di atas menunjukkan bahwa pemakaian perkuatan geogrid pada Gambar 73.26(a). Di sini terlihat dinding penahan perkuatan tanah

memungkin dinding yang lebih tipis, tetapi kekuatan masing-masing pada tanah datar dengan muka air tanah sekian meter di bawah permukaan

lapisan perkuatan harus lebih tinggi. tirnah. Apabila permeabilitas tanah timbunan pada dinding (dan yang

,1:
rlitahan oleh dinding) sama dengan tanah dasar maka air hujan yang masuk
tirnah akan merembes ke bawah sampai mencapai muka air tanah. Pada
13.12.4 Hal-hal Lain Mengenai Perkuatan Tanah
licadaan demikian, tegangan air pori adalah nol dan kemungkinan adanya
JeniS Tanah Semula dinding penahan yang memakai perkuatan tanah,
lcgangan air pori positif pada dinding ataupun tanah yang ditahan hampir
yaitujenis Vidal,dibuat dengan memakai pasir atau kerikil halus. Kebiasaan
t irl:rk ir<lrr.
ini masih diteruskan di banyak negara, tetapi dengan adanya perkuatan lrtitt,
seperti geogricl, tidak ada alasan (teoretis atauPut'l praktis) rttcttg:tpit trtttltlt
TEKANAN TANAH DAN DINSINC PENAHAN 455
MEKANIKA TANAH
Keadaan kedua diperlihatkan pada Gambar 13.26(b). Ini adalah
Sebenarnya, mungkin sekali bahwa permeabilitas tanah pada dinding
dinding penahan yang meftahan potongan pada lereng alam' Pada keadaan
tebih kecil dari tanah dasar, karena proses pemadatan sama seperti
demikian, biasanya ada keadaari rembesan air di dalam lereng sePerti
pembentukan ulang (remoulding)yang biasanya memperkecil permeabilitas.
diperlihatkan pada gambar. oleh karena itu, harus ada lapisan drainase
Pada keadaan ini kemungkinan adanya tekanan air pori di dalam tanah
di belakang dinding. Lapisan ini harus dibuat sedemikian rupa -sehingga
timbunan menjadi lebih kecil lagi. oleh karena itu, pemasangan tindakan
hanyaair rembesan yang masuk;bagian atas harus ditutup dengan lapisan
drainase
drainase bukan suatu keharusan pada keadaan ini.Tentu tindakan
lempung supaya air hujan tidak langsung masuk lapisan drainase ini. Ada
masih dapat dipakai untuk lebih meningkatkan keamanan dinding.
baiknya kalau lapisan drainase juga dib,uat pada dasar dinding. DengaqL
lapisan drainase ini, kemungkinan timbulnya tekanan air pori positif pada
tanah di dalam dinding hampir tidak ada.

DAFTAR PUSTAKA
Burland, J. 8., Potts, D. M. and walsh, N. M., 1981. The overall stability
of free and propped errfoedded cantillever retaining walls. Ground
Engineering, Vol. 14, No.5, PP.28-38.
: i Rembesan vertikal berarti
i i tidak ada tekanan air Pori Ingold,T.S.,7979.'Iheeffectsofcompactiononretainingwalls. Geotechnique,
ll *

Mukaairtanah i L - -..-. Yo1.29,pp.265-283.


.'-"-"-"-r'L

(a) Daerah datar: Dinding menahan tanah timbunan Jumikis, A. R., 7962. Soil Mechanics.Princeton: van Nostrid company, pp.
570-585.

Lapisan drainase untuk menerima Peck, R. 8., 1969. Deep Excavation and tunnelling in soft ground.
air rembesan dari lereng Yang
tertahan oleh dinding V Proceedings 7,h International confere.nce 0n soil Mechanics and
Foundation Engineering, Mbxico Ciry State of the Art Volume, pp.
Dinding yang on1yd919---- 225-290. 6
memakai perkuatan
-.."' ---*--1il^1,' Tensar International, T996.iheDesign of Reinforced Soil Structures Using

Pipa
.' ;qs[raiYf:1 -?"
Tensar Geogrids. Netton Limited,Blackburn, England'

Terzaghi, K. and Peck, R. 8.,7967. Soil Mecbanics in Engineering Practice


. (2'd Edition). New York: John Wiley and Sons, Inc'
(b) Dinding yang menahan lereng alam
yang dibuat dari lempung
Gambar 13.26 Tekanan air pori dan keadaan rembesan pada dinding
456 MEKANIKA TANAH
F
,*

:]
,t

TEKANAN TANAH DAN DINDINC PENAHAN 457

Soal Latihan
menurut cara berikut:
(a) Pergeseran mendatar, dengan anggaPan bahwa perlawanan geser
1. sebuah dinding setinggi 8 m menahan tanah dengan sifat sebagai bergantung hanya pada komponen gesekan kekuatan dari lapisan
berikut:
Berat satuan
T = 18,5 kN/m3, c, = O, Q, = 2g".
*l tanah dasar (lr7l).
(b) Gulingan terhadap jari kaki dinding (2,83).
Permukaan tanah di belakang dinding miring sebesar 15,. dukung tanah dapat
(c) Keruntuhan daya dukung; anggap bahwa daya
Dengan memakai cara baji Coulomb tentukan yang berikut:
ditentukan dengan memakai kekuatan geser tak terdrainasi lapisan
(a) tkanan aktif yang berlaku pada dinding.
dasar (2,56).
(b) Sudut kemiringan bidang keruntuhan (seandainya dinding tidak
dapat menahan gaya tekanan aktif).
Anggap bahwa tidak ada gesekan dan dinding, juga tidak
^ntaratanah Dinding penahan
ada rembesan atau tekanan air pori di dalam tanah. (26lrlkl\;53"). dibuat dari beton:
I
berat satuan
Tanah yang tertahan:
Y = 23,5 kN/m' lempung kelanauan,
2- sebuah dinding setinggi 12 m dipakai untuk menahan tanah yang Y = 18,7 kN/m'

terdiri atas lapisan c'= 0


lSan beriku
0'= 34'
Kedalaman Jenis tanah Berat satuan c'(kPa) Q'(derajat)
(",) (kN/m3)
0-5 Lempung 18,5 0 28

5-8
lunak abu-abu
Pasir 21,8 0 35
*l LaPisan dasar: LemPung keras
S, = 90 kPa
kelanauan C=13kPa
8-12 Lempung 15,0 0 25 0'= 30"
lunak abu-abu
Gambar 13.27 Dinding penahan gaya berat, dibuat dari beton (Soal 3)
Muka air tanah terdapat pada kedalaman 6 m. Dengan *"-"Li .r*
Rankine, tentukan tekanan total yang berlaku pada dinding (dari 4. suatu parit panjang sedalam 12 m akan digali di dalam lempung
permukaan sampai kedalaman t2 m).Tentukan juga gaya total yang lunak. Kekuatan geser tak terdrainasi adalah sebesar 25lcPa dan berat
berlaku pada dinding serta ketinggian pusat gravitasi. Anggap bahwa satuan sebesar 17,5 kN/m3. Penyangga akan dipasang untuk menahan
tidak ada gesekan dan dinding. (601kN; g,6 m) penggalian ini.Jarak antaranya adalah 2,0 m pada arah vertikal, mulai
^ntar^tanah
pada kedalaman 1,0 m, dan 3,0 m pada arah horizontal.Tentukan gaya'
J. Pada Gambar 73.27 terlihat dinding penahan gayaberat serta sifat yang harus dipakai pada penyangga pada"ke-dalaman"l su7-m'dan' Xl
lapisan tanah dasar dan tanah yang tertahan. Tidak terdapat rembcsan m. (440kN;660kI'{;660kN) j
atau tekanan air pori. Tenrukan faktor keamanan tcrhaclap kcru'trrh:r'
it -jl;.-;,;,.}.,
n t.,t -.,tt'r'nt'.,..-
l*l {t,a,'.^,
ttat'tt' 1
458 MEKANTKA rANAH
TEKANAN TANAH DAN DINDINC PENAHAN 459

5. Dinding penahan yang memakai perkuatan tanah akan dibangun


Pakailah dua cara untuk perhitungan ini' Pertama-tama
dengan
untuk menahan tanah setinggi 8 m. permukaan tanah pada rempat tanah (untuk
memakai faktor keamanan sebesar 2 pada kekuatan
pembangunan datar dan terdiri atas batu keras. Tidak terdapat memakai
menghitung tekanan perlawanan pasif), dan kedua dengan
rembesan air atau pengaruh dari tekanan air pori. Bahan perkuatan
faktor keamanan 2 padacara Burland dan Burbidge'

r
yang dipergunakan adalah geogrid dengan jarak antaranya 0,5 m.
Lapisan geogrid tertinggi dan terendah adalah 0,25 mdari Turap
permukaan
atas dan bawah dinding. sifat tanah yang teftahan dan
yang dipakai
pada dinding adalah sebagai berikut:

Jenis tanah Berat satuan Nilai kohesi c' Sudut gesekan $'
(kN/ma (kPa) (derajat)
Tanah yang L5,8 0 24
tertahan Sifat tanah:
T = 21.5 kN/m'
Thnah pada dinding 17,3 0 32 I c'= 0
Tentukan yang berikut: 0'= 33"
(a) Lebar dinding yang diperlukan untuk mendapatkan faktor
keamanan sebesar 2 terhadap penggulungan dan 1,75 terhadap
pergeseran mendatar. (3,5 m)
(b) Jumlah gaya pada kedua lapisan perkuaran (geogrid) yang Gambar 13. 28 Dinding turap dengan keadaan rembesan
paling
bawah, juga pada kelima lapisan paling bawah. pakailah
carabali
dua bagian. (19,9 kN;28,0 kI{).

6. Pada Gambar 13.28 terlihat sebuah dinding rurap yang dipasang


pada tanah tidak berkohesi, dengan sifat seperti tercatat pada
gambar.
Tentukan kedalaman, d, gayapada sangga F, pad.akasus berikut:
,
(a) Tidak terdapat muka air tanah, sehingga tidak ada rembesan
atau
tekanan air pori. (2,60 m;44,6 kN;2,66 m;45,g kN)
(b) Ada muka air tanah pada kedalaman 6,0 m di belakang dinding
dan pada dasar penggalian di depan dinding. (6,0 m; 107,9 kN;6,5
m; 135,9 kN)
460 MEKANIKA TANAH

BAB 14

KEMANTAPAN LERENG

14.1 PENDAHULUAN
dari ahli-ahli
Ada tiga macam lereng yang perlu mendapat perhatian
geoteknik, yaitu:
(a) Lereng alam, yaitu lereng yang terbentuk akibat kegiatan alam' seperti
erosi, gerakan tektonik dan sebagainya'
atau pemotongan pada
(b) Lereng yang dibuat manusia, akibat penggalian
tanah asli.
raya atau bendungan
(c) Lereng timbunan tanah, seperti urugan untukjalan
tanah.

lereng' akibat berat


Kelongsoran dapat terjadi pada setiap macam
besar dari rembesan air
tanah sendiri, ditambah dengan pengaruh yang
sudah sering melihat
tanah, serta gaya lain dari luar lereng' Kita semua
tanahlongsordanSecaraumumtelahmengetahuibentuktanahlongsor
tanah yang longsor itu
seperti pada Gamb at !4.L' Biasanya jelas bahwa
disebut bidang gelincir
bcrgcrrrk pada suatu bidang tertentu' Bidang ini
ini mendckati busur
irtlrt lrirl;ur1', gcst:r. Scringkali benruk bidang gelincir
'''t
.

462 MEKANTKA TANAH


KEMANTAPAN LERENG 463
lingkaran; kelongsoran semacam ini disebut kelongsoran
berputar, seperti lereng. Carayang memakai perhitungan ini tentu adalah cara teoretis, dan
diperlihatkah pada Gamb ar 74.t(a)juga pada (c) dan (d).
hanya akan menghasilkan nilai yang dapat dipercayaapablla keadaan tanah
Ada macam kelongsoran yang terjadi pada bidang
gelincir yang hampir diketahui dengan tepat dan lengkap. Pada lereng alam, keada^nnyaiarang
lurus dan sejajar dengan muka tanah. Kelongsoran
ini disebut kelongsoran demikian, sehingga lebih tepat bila kita menggunakan cara lain yang tidak
"translational" yaitu bersifat bergerak lurus
pada satu arah. Kelongsoran memakai perhitungan .Daftar lengkap pada carayang dapat dipakai adalah
semacam ini biasanya terjadi bilamana terdapat
lapisan agak keras yang sebagai berikut.
sejajar dengan permuka4n lereng, seperti diperlihatkan
pada Gambar (a) Pemeriksaan visual pada lereng
14'1(b)- Ada juga kelongsoran yang disebut "darani'dan
yang disebut (b) Pemeriksaan keadaan geologi pada lereng dan sekelilingnya
"dangkal", seperti terlihat pada Gamb ar 74.1(c)
dan (d).
Faktor yang menentukan kedalaman suatu longsoran
(c) Pemeriksaan foto udara
adalah jenis tanah
serta keadaan rembesan air dalam lereng. pada
(d) Penyelidikan pada lereng di sekitarny^ y^ng terdiri atas jenis tanah
k rorrgrorr,
tanah-lunak,
yang sama
biasanya termasuk golonga, "dalani'; sedangkan
pada tanah keras
kelongsoran biasanya "dangkai . Makin tinggi (e) Analisis lingkaran gelincir (slip circle) dan cara analisis lain.
tegang an air pori pada
lereng berarti makin dalam kelongsorannya. Keempat cara pertama sangat penting, tetapi di luar cakupan buku ini.
Cara analisis sangat tepat dipergunakan pada lereng yang dibuat manusia,
seperti tanggul atau bendungan tanah, dimana mutu serta keseragaman
tanah dapat dijamin dengan memakai pengujian dan pemantauan selama
masa pembangunan. Tetapi pada lereng alam cara (a) sampai (d) biasanya
jauh lebih penting daripada cara analisa.

(a) Kelongsoran berputar


(Rotationat rllde)
- bidang gelinclr berbontuk
14.2 ANALISIS DENGAN MENGGUNAKAN BIDANG
butur lingkaan
GELINCIR BERBENTUK BUSUR LINGKARAN
Seperti telah dijelaskan, bidang gelincir tanah longsor sering mendekati
busur lingkaran. Hal ini menjadi dasar untuk cara analisis yang paling
sering dipakai, yaitu cara yang disebut analisis lingkaran gelincir (slip circle
anallris).Dasar cara ini diperlihatkan pada Gambar 74.2.
Pada permulaan kita anggap bahwa akan terjadi kelongsoran pada
Garnbar i4.l Beberapa macam tanah longsor suatu bidang gelincir tertentu. Kita menghitung gaya atau momen yang
menyebabkan kelongsoran akibat berat tanah sendiri. Ini disebut momen
Pada bagian berikut diterangkan analisis untuk penggerak (driaing monent). Kita juga menghitung momen melawan
menaksir kemantapan
lereng' Pellu ditegaskan bahwa cara semacam ini (resistiny4 moment) akibat kekuatan geser tanah. Rasio momen melawan
memiriki banyak
keterbatasan dan bukanlah satu-satunya ca.a, tcrhlrl:rp nr()nrcn penggerak adalah faktor keamanan terhadap kelongsoran
untuk mcnaksir kcr,anraP:rrr
F
i.a

t'
464 MEKANTKA TANAH
KEMANTAPAN LERENG

l!
pada bidang ini. Dengan mengulangi cara di atas pada bidang-bidang t'. [, = paryang total bidang geser
gelincir lain, kita akan menemukan bidang gelincir dengan faktor keamanan t
il:
R = jari-jari lingkaran
:[
.&
yang terkecil. Kemungkinan terjadinya kelongsoran jelas terbesar pada f
bidang ini. Lingkaran (lengkung) ini disebut "lingkaran kritis". Gambar s;
5 Momen-momen ini harus sama:
:j
14.2 memperlihatkan salah satu lingkaran longsor dengan pusat pada titik i!l
ili Wx=S*R=s*LR
ri'
o. Sehingga
1

Wx
"M LR
Defi nisi faktor keamanan,F adalah perbandingan antara kekuatan yang ada
(maksimum) dan kekuatan geser yang dimobilisasikan, sehingga:

SZR
Sudut cr" ini sama F_ (74.1)
dengan sudut kemiringan sm Wx
bidang gelincir pada
dasar segmen
Kelihatannya persamaan ini sederhana, dan pada hakikatnya memang
demikian. Namun, ada sejumlah faktoryang menyulitkan pemakaiannya di
lapangan. Faktor yang terpenting adalah ketidakseragaman tanah. Untuk
mengatasi masalah ini, lereng dibagi ke dalam sejumlah segmen (atau
irisan), seperti diperlihatkan pada Gambar 74.2,dimana terhadap masing-
Gambar 14.2Cara analisis lingkaran gelincir (s/rp cicle analysis)
masing segmen dapat diberikan sifat tanah yang berbeda yang berlaku
padanya. Dengan demikian Persamaan 14.1 menjadi:

Momen penggerak (seluruhnya) = W*dimana W=berattotal tanah Is/, R


(14.2)
x = panjanglengan gayaberat tanah LV LW, X,
Momen penahan
di mana l* W, dan xn masing-masing adalah panjang busur, berat, serta
S*R= slR jarak pengumpil pada segmen yang diperlihatkan (segmen n).Besarnya x,
= R sin cr, sehingga:
dimana g = perlawanan geser total pada lengkung yang diperlukan untuk
mempertahankan kemantapan,yaitu pedawanan geser yang dimobilisasikan
F_ Lt l, (14.3)
(mo b i lis e d sb ear re s is tanc e), lW, sin a,
r,, = kekuatan geser tanah yang dimobilisasikan
t
11
:,

i
MEKANIKA TANAH .t KEMANTAPAN LERENG 467

ii{t
tl
Sampai di sini, kekuatan geser tanah (s) pada persaman ini belum kemantapan, yaitu kekuatan geser yang dimobilisasikan. Perbandingan
ditentukan. Perhitungan dapat dilakukan baik dengan memakai tegangan at kekuatan geser yang ada dengan nilai ini menghasilkan faktor keamanan.
total, berarti menggunakan kekuatan geser tak terdrainasi (S ), maupun trt
dengan memakai tegangan efekti{, berarti memakai parameter c' dan ,tr1
Q',
sebagaimana dijelaskan pada bagian berikut. Untuk menemukan lingkaran
?f
kritis (lingkaran dengan faktor keamanan terendah), perlu dilakukan ;I
analisis pada sejumlah besar lingkaran percobaan. Perhitungan ini sangat
membosankan kalau dilakakan oleh manusia. Karena itu, perhitungan
biasanya dilakukan dengan memakai komputer.
ini il
14.2.1 Analisis Lingkaran Gelincir dengan Menggunakan I
=lI
(/)l>-
Tegangan Total
c ^0,2
Dalam hal ini, kekuatan geser adalah kekuatan tak terdrainasi, sehingga 8a
(5-O
Persamaan 14.3 menjadi: CE
(Ef
Ez
o>,
tE o,r
p Ls,l,
=2w,sina, (14.4)
;l tE
cA
di mana adalah kekuatan geser tak terdrainasi. Cara ini mudah
^S,
dipergunakan pada keadaan-keadaan tak terdrainasi asalkan nilai .s dapat
$t
ditentukan dengan tepat. Namun demikian, kegunaan cara tak terdrainasi Kemiringan lereng p (derajat)
ini pada praktiknya agak terbatas, sebagaimana diterangkan nanti. fit
Pada lempung seragam yang batas bawahnya lapisan keras, pemecahan Gambar 14.3 Angka kemantapan (stability number) terhadap sudut kemiringan pada lempung yang
seragam dalam keadaan tak terdrainasi
Persamaan 74.4 dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti diperlihatkan
pada Gambar L4.3. Grafik ini memakai dua parameter non-dimensional,
yaitu nomor kemantapan (stability nurnber) s,/yH (atau t/yll), serta faktor Dari Gambar 14.3 kita melihat dua hal berikut:
kedalaman D, yaitu perbandingan kedalaman lapisan keras dengan (a) Apabila sudut kemiringan melebihi 54" maka dalamnya lapisan keras
ketinggian lereng. Dengan grafik ini kita dapat menentukan faktor tidak lagi berpengaruh pada angka kemantapan. Jadi dalam hal ini,
keamanan pada suatu lereng tertentu. Apabila kita mengetahui tinggi, lingkaran kritis hanya dapat terjadi pada bagian lereng di atas ujung
kemiringan, serta kedalaman lapisan keras pada suatu lereng, maka kita bawah (toe) lereng.
dapat membaca nomor kemantapan S,/yH, kemudian mcnghitung .!,,. (b) Aprrbilrr strdut kemiringan kurang dari 54' dan kedalaman lempung
Nilai ,S ini adalah kekuatan geser yang diperlukirn untuk rncrnpcrr:rlrarrk:rrr titl;rk t<'r.lr:rr;rs (1) = oo), maka nilai 5,,/yHkonstan, tidak lagi bcrgarrttrng
468 MEKANIKA TANAH KEMANTAPAN LERENG 469

pada kemiringan lereng.Ini berarti ketinggian maksimum lereng tidak


lagi bergantung pada kemiringannya. Menurut teori, hal ini benar,
p = lw *lx, - x,*,)cosa -ln^ - E,*r)sina (14.6)

tetapi dalam praktiknya mungkin tidak demikian karena biasanya


kekuatan geser tak terdrainasi makin dalam makin tinggi. Karena keadaan statis tidak tertentu, nllai X, - X*t dan E, - 8,.,
tidak diketahui, sehingga harus dipakai suatu cara pendekatan untuk
menentukan besarnya P. Bermacam-macam cara pernah diusulkan. Cara
yang paling sederhana adalah mengabaikan gaya-g ya antarsegmen
14"2.2 Analisis Lingkaran Gelincir dengan Menggunakan
sehingga memperoleh P = W cos cr. Namun, cara ini umumnya dianggap
Tegangan Efektif
menghasilkan nilai Fyangkurang tepat,yaitu bisa jauh di bawah nilai yang
Pada cara ini kita mempergunakan kekuatan geser menurut tegangan
benar, terutama pada keadaan di mana lingkaran gelincir agak dalam serta
efektif. Pada Persamaan 14.3 kita memasukkan s = ct + (o - .,) tan $',
adanya tegangan air pori yang tinggi.
sehingga mendapat:

,_>b't+(ar-ur))turq'
2Wsina
(untuk menyederhanakan penyajian akhiran z dihilangkan)
Momen penggerak = ,Wx
atau tttor.n tn"tii"n = rSR =x lt
i:R

, _>b't + (p - rt)ftunl' O4.5)


2Wsino"
di mana P adalah gay^ tota,lpada dasar segmen.
(a) Keadaan keseimbangan keseluruhan

Pada persamaan ini, nrlai W, l, dan u dapat diperoleh secara langsung pada
En*t
setiap segmen, dan nilai tegangan air pori dapat diukur di lapangan atau
ditaksir dengan melakukan analisis aliran air tanah. Nilai c'dan $'dapat
ditentukan dengan pengujian di laboratorium. Hanya nilai p yang belum
t;
diketahui. Nilai P tidak dapat ditentukan secara tepat dengan menghitung
keseimbangan statis pada segmen karena terdapat keadaan statis tidak
(c) Gaya-gaya pada segmen
tertentu (inde terminate). - menuniukkan komponen tegangan efektif

Gaya-gaya pada suatu segmen diperlihatkan pada Gambar 14.4. Gaya Gambar 14.4Analisis lingkaran gelincir dengan memakai tegangan efektif
E, dan.E *, serta X, dan X,_, adalah g ya-g ya horizontal dan vertikal
pada kedua sisi suatu segmen. Dengan menghitung keseimbangan segmen
Cara yang paling terkenal dan paling sering dipergunakan saat ini
dalam arah tegak lurus terhadap bidang geser kita memperolch pcrsilrnua,
adahh curl llishop (1955). Cara ini dianggap menghasilkan nilai faktor
berikut:
kc:rrrurtrtrr )':rrr;r 1('rr^,. I)asarnya adalah anggaPirn bahwa rcstrltan gaya-
?r
i,

i
il
470,, MEKANIKA TANAH KEMANTAPAN LERENG
r
ti
gaya
^nt^rseemen
hanya bekerja pada arah horizontal. Dengan anggapan
r8
;l I
Persamaan 74.9 adalah cara Bishop yang disederhanakan
(simplif.ed
ini kita dapat'menentukan nilai gaya P',yaitl P' (= P - uA: it Bisbop method), tetapi sering disebut cara Bishop (Bisbop method) saja'
*l ,,simplified" dipakai karena resultan vertikal
, $t Istilah 8^ya-g^ya antarsegmen
c

P,=
ucosd +

tan6'
-sma il diabaikan. Bishop menjelaskan cara untuk mengikutsertakan gaya- gaya
ini ke dalam persamaan keseimbangan, tetapi pengaruh pada nilai faktor
cosa+-Slnd (14.7) keamanan sangat kecil. Oleh karena itu, Persamaan74.9 menjadi dasar cara
F Bishop dan umumnya diakui menghasilkan nilai faktor keamanan yang
Dengan memasukkan P' ke dalam Persamaan 14.5 akan menghasilkan paling dapat dipercaya.Dr seluruh dunia, carayang paling sering dipakai
nilai F sebagai berikut: untuk menghitung kemantapan lereng adalah cara Bishop'

r =
tI
-l -""*
{.,l.oro
- *'
+ (w -ulcoscr)tang,}----
J99q | (14.8) I
Nilai F pada Persam aan \4.9 terdapat baik pada sisi kiri maupun pada
sisi kanan. Karena itu, besarnya F dihitung dengan menggunakan cara
=l-:l
Zllsina ' '"""Y t
tan0'tancr
l*
I ,,iteratlf,,,yaitu, kita mengambil suatu nilai sebagai percobaan untuk,Fpada
LF,] I

sisi kanan; nilai Fyang diperoleh di sisi kiri kemudian dimasukkan lagi pada
untuk menyederhanakan perhitungan sering dipakai suatu parameter .l
gt sisi kanan untuk perhitungan berikutnya dan seterusnya. Biasanya proses
ini hanya perlu diulang sebanyak dua kali saja. Karena banyaknya lingkaran
tekanan air pori tidak berdim ensi,ru,yangmemiliki definisi sebagai berikut:
rr: ulyh
il yang perlu diperiksa serta Proses iteratrf yang harus dipakai, perhitungan
dimana u adalah tekanan air pori, y adalah berat satuan tanah, dan h adalah dengan cara Bishop hampir selalu dilakukan dengan memakai komputer.
ketinggian segmen. Jadi r, adalah perbandingan antara tekanan air pori
fit 14.2.3 Contoh Perhitungan dengan Memakai cara Bishop
dengan tegangan total. Karen a b = I cos cr dan 1,y = ybl,Persamaan 14.8 j:uga
dapat ditulis sebagai berikut: Pada Gambar 74.5 serta Tabel 14.1 diperlihatkan contoh perhitungan

&t kemantapan lereng dengan memakai cara Bishop ' Hanya satu lingkaran
gelincir yang diperiksa. Supaya sederhana, jumlah segmen yang dipakai
t hanya enam, jauh lebih sedikit dari yang biasa dipakai oleh Program
F=
| xl {"'/.oro * @
\ -ub)tang'Ltttl (74.e)
Ztr sino- / ''l*tun{',gng komputer. Segmen 1 sampai 5 lebarnya 20 m, sedangkan segmen 6
L' F lebarnya 25 m. Tegangan air pori ditentukan dengan memakai garis-garis
ekipotensial (tidak diambil dari garis vertikal)'

F=2W |sino.zlL't*tun
t-

o'Qr(r - ,,) (14.10)


' I
L 'h4-l
MEKANIKA TANAH KEMANTAPAN LERENG 473

t OtntflF{Cl
s<. @
ilg olo\6aNO\ cri
r&"i FiNsltrO+ (\l il
n t&
x
\o
c.l
Nr<-aoo\o \ +
ilff 6rd\tr\@6C>
cl
'i dol++lnrJ\
IJr il
,,.I tl
aIF{ti\D601
l* ll? or
r&j qqqqqq
rao\o\@
lsl oooooo
B
o lSl
l.- t{-
olal
alHl o
l,l Hrf,+\OO\:
rn6oO@
t+ F{

lt
qqqqqq
l*
IL

O\rl\lnO\cGN
60rn6@o\
Gambar 14.5 contoh anarisis lingkaran gerincir dengan memakai cara Bishop
ie? Hrnttrrnrn+

s+ryo r(\ c O\ c6 t'- aI


-' trt
s g- -(x
c9nqaq
HOI<'t\s
semula faktor keamanan ditaksir sebesar 1,50; pada akhir ulangan
(iterasi) pertama diperoleh faktor keamanan 1,40. Apabila diulangi
lagi sFzO N+oo0OFirn
maka diperoleh 1,38. Dengan melakukan ulangan lagi mungkin diperoleh toqqn0ga
B$x H rn rn t.. f.. \O

nilai yang sedikit lebih kecil lagi, tetapi jelas dari perhitungan ini bahwa
s'7 ot !t o c.l \o \o
setelah dua atau tiga ulangan, nilainya sudah mendekati nilai yang benar. b!i O dooo\o6c.l
il6h\+l

JO.IOF{(n-
5AI
d
-9SKXU
s'z O \o\o\o\o\Dl
6ficn(nt6V
.r.i oooooo

Cr, O
'dcJd tBsFES
C?'.i+F:v,
o
>* x D.'

!1++!noq\
9e69S$
\ F7O CcOO@F--i
99'ie.ici\
--v.i 6INHidN

c/) F{cttn+r \O
Z
474 MEKANIKA TANAH KEMANTAPAN LERENG 475

seluruh tekanan air pada permukaan AD berarah ke titik o,


14.2.4 Cara Bishop untuk Lereng yang Terendam Air sehingga
"badan"
Ada kalanya sebagian dari lereng tanah terendam air, baik tetap atau untuk tidak ada pengaruh pada momen terhadap o.Jadi keseimbangan
ABCDA ditopang oleh tekanan air pada ABC sertaberat ABCDA
sementara waktu. Lereng pada bendungan tanah jelas termasuk golongan sendiri.
P-
ini. Terendamnya lereng berpengaruh pada kemantapan lereng karena dua Maka dari itu w. b = P_ a, di mana w_ adalah berat air ABCDA dan
itu,
hal. Pertama, adanya tekanan air yang menekan permukaan lereng yang adalah gayr- y^ng berasal dari tekanan air pada ABC. Oleh karena
momen
terendam, meningkatk^n gaya-gaya yang menahan lereng; akibatnya, untuk memperhitungkan pengaruh gaya P-kita dapat mengurangi
terhadap o dengan momen dari berat massa air ABCDA. Ini
kemantapannya naik. Kedua, terendamnya lereng akan berpengaruh pada dapat kita
(subrnerged unit
keadaan rembesan air di dalam lereng. Biasanya muka air tanah (permukaan lakukan dengan memakai berat satuan tanah di bawah air
ueight) pada bagian segmen yang di bawah ketinggian air di luar
preatik) di dalam lereng akan meningkat; akibatnya kekuatan gesernya lereng'

yaitu di bawah cD. Dengan demikian, momen penggerak dikurangi


turun dan kemantapan lereng ikut turun. Kedua akibat ini bertentangan sebesar

satu sama lain; yang lebih besar pengaruhnya akan menentukan naik P- a. Perhitungan ini lebih mudah daripada menghitung besarnya
P*serta
turunnya faktor keamanan. jartk a.Momen penggerak sekarang menjadi: 2 (Wt + Wr)x dimana W,
dan wradalah berat di atas dan di bawah garis cD, ditentukan
Bishop mengusulkan untuk menyederhanakan perhitungan pengaruh dengan
air.
dari tekanan air di luar lereng (digambarkan pada Gambar 14.6). Momen memakai berat satuan biasa di atas air serta berat satuan di bawah
dengan
penggerak dari berat tanah sendiri terhadap titik o dikurangi oleh momen Perlu dicatat bahwa garis cD tidak ada hubungan sama sekali
dari tekanan air pada permukaanABC. Pengaruh dari hal tersebut dihitung keadaan tegangan air pori di dalam lereng' Garis CD hanya
dipergunakan
tekanan
dengan cara memeriksa keseimbangan massa air yang dibatasi oleh untuk menghitung momen yang sama besarnya dengan momen dari
ABCDA.Jadi ini kita anggap seolah-olah merupakan suatu badan kaku. air pada ABC.Tegansan air pori di dalam lerang masih harus dihitung
Momen penggerak badan ini disebabkan oleh berat air sendiri, sedangkan dengan cara biasa. Cara di atas adalah cara sederhana untuk menghitung
momen menahan berasal dari tekanan air. momen gaya air pada ABC: P-x a'Persamaan Bishop sekarang menjadi:
1
tE-= TQr,*wr)tincf,-r-
zlc'h+(w-uo\tuna'*
\ (14'11)
l*tanQ'tancr
pada momen
Pada Persam aan74.7!,berat satuan di bawah air hanya dipakai
penggerakkarenajustrumomeninilahyangdikurangiolehtekananairdi
(yaitu tidak
luar. Meski demikian, untuk menyederhanakan perhitungan
ditulis:
perlu menghitung w maUlpun wrserta wr) Persamaan 14.L1 dapat
secU
F I -t t, t,,, + tn
+lw, W,- u, b)tan4'l--;r;n
''
04.12)
r@fnJsln,xLlc'b

Gambar 14.6 cara analisis pengaruh pada kemantapan apabila sebagian lereng terendam dimana u,(= h,y,,,) adalah tegangan air pori dihirung terhadap ketinggian
di bawah muka air nrtrkir :tir lttitt, I)t'rsirtnrran 14.11 dan 74'72 scbctulnya persis sanra'
F
i'
476 MEKANIKA TANAH KEMANTAPAN LERENG 477
I
14.3 ANALISIS KEMANTAPAN LERENG TAK l" i
Panjang dasar segment I = b/ cos B
I
TERHINGGA rl
Pada daerah pegunungan sering terdapat lereng yang sangat panjang it Gaya penggerak = WsinB
Gaya normal total pada bidang geser P = W cos F
dimana lapisan tanah paling atas adalah lempung dan di bawahnya ada $l Perhatikan bahwa gaya-g yapada kedua batas vertikal segmen persis sama,
lapisan keras dengan permukaan sejajar dengan permukaan tanah. pada
keadaan demikian, bidang geser biasanya terdapat pada batas kedua lapisan
:I sehingga saling meniadakan pada analisis keseimbangan.
TI Gaya melawan= c'l+ (P- ul) tani'= c'l * (Wcos9- tan Q'
tanah ini. Kelongsoran in disebut "l)
kelongsoran "translational" seperti I
diperlihatkan pada Gambar 14.1(b). untuk menenrukan kemantapannya,
Faktor keamanan (,fl dapat diambil sebagai perbandingan g ya melawan
lereng tersebut dianggap "tak terhingga". Dengan demikian, kita boleh 1l dengan gaya penggerak, sehingga menghasilkan
menghitung keseimbangan statis satu segmen saja, seperti diperlihatkan
pada Gambat 74.7. sudut kemiringan lereng = B, kedalaman bidang
p= c'l+(WcosB-ul)tanQ' (14.13)
longsor = H, kedalaman muka air tanah = H_.lJkuran segmen tanah adalah
tinggi = H,Iebar = b,panjang dasar pada bidang geser = /.
:l W sinB

Nilai Z/, l, dan u dapat diganti menurut persamaan di atas, sehingga

fil mendapat:

P=Wcosp
c'
'F =yHcospsinB* [,- b[, - !-l]YL (74.14)
[- y l' H J)tanB
Pada keadaan keseimbangan batas (lirnit eguilibriurn) nllai F'=1, sehingga
persamaan menjadi:
**>'9099n
il yH cos B sin B
='-['-+l' +l)ffi (14.15)

Persamaan 14.15 menentukan hubungan Parameter kekuatan geser


^ntat^
yang diperlukan untuk mempertahankan kemantapan lereng. Apabila
sudut kemiringan, kedalaman muka air tanah, berat satuan tanah, dan nilai
O' tetap, maka nilai c'/H juga tetap. Ini berarti untuk mempertahankan
Gambar 14.7 Analisis kemantapan lereng tak terhingga
. kemantapan lereng, nilai c' harus naik sebanding dengan kedalaman. Hal
ini dikemukakan oleh Taylor (1948).
Keseimbangan statis sejajar dengan bidang geser dihitung sebagai berikur: Apabila tidak ada muka air tanah(u = 0), Persamaanl4.l5 menjadi:
Berat segmen tanah W = yHb
Tekanan air pori pada bidang geser u b, = y* (I I - t-, tanQ'
(14.16)
-- y,,, -//,,) cos2fl
lll clx"lt :n ll
-_
tan p
478 ME.KANIKA TANAH
KEMANTAPAN LERENG 479
Apabila muka air ranah sama tinggi dengan muka tanah, Persamaan 14.15 Tanah kering tak berkohesi,
menjadi:

y.f tanQ'
/trY.q';
yH p =t- - z- I Bid"ng g"""t
cos sin B [' V lr^B (14.77)

di mana y dany_adalah berat satuan tanah dan berat satuan air. (a) Kemanlapan lereng tanah kerlng tak berkohesi (b) cara menentukan sudut geser o.
(pasir atau kerikil)

Gambar 14'8 Kemantapan bahan kering tidak berkohesi (pasir atau kerikil yang bersih)
Pada hakikatnya, persamaan-persamaan ini sama dengan yang diberikan
Taylor (7948),biarpun bentuknya berbeda sedikit. seandainya tanah tidak 14.4 KEMANTAPAN UERENG LEMPUNG DALAM
berkohesi dan tidak ada tekanan air sama sekali, maka persamaan menjadi JANGKA WAKTU PENDEK DAN PANJANG
tan B = tan $'sehingga B = $'. Ini menunjukkan bahwa lereng paling curam Pada Bab 9 (Bagian 9.3) diberi p.rrjilrru, tentang perubahan kekuatan
pada tanah kering yang tidak berkohesi adalah sebesar sudut geser geser tanah yang terjadi akibat adafrya perubahan pembebanan di atas tanah,
$'dari
tanah tersebut. Hal ini dapat dibuktikan dengan menilai kemantapan misalnya akibat penggalian dalam tanah ataupun pembuatan tanggul di
"bukit"timbunan pasir seperti diperlihatkan pada Gambar la3b). atas tanah. Penting untuk memahami dengan jelas perubahan-perubahan
Faktor keamanan pada baji tanah di atas bidang geser adalah sebesar: tersebut serta keterkaitan tegangan total serta tegangan efektifuntuk analisis
perubahan ini. Apabila masa pembangunan pendek, maka kemungkinan
, _ I4 cos 0 tanQ' _ tanQ'
(14.18) besar hampir tidak ada air masuk atau keluar dari tanah. Dalam hal ini
WsinB tan B
perilaku tanah adalah "undrained", sehingga patut dipakai analisis dengan
Nilai lebih dari saru asalkan tan B < tan $', sehingga sudut
-F akan memakai tegangan total. Keadaan ini sering disebut kemantapan jangkz
miring tercuram B adalah sebesar $'. Persamaan ini memungkinkan suatu pendek, atau keadaan akhir pembangunrn (end of constructioa) ataupun
cara sederhana unruk mengukur besarnya sudut keadaan tak terdrainrci (undrained
$' pada pasir kering, case). Kemantapan akan mengalami
sebagaimana digambarkan pada Gambar 14.8(b). Lapisan pasir kering perubahan pada jangka waktu yang panjang akibat air masuk atau keluar
yang
dangkal (misalnya kurang lebih 5 cm) dibuat dalam lengser (tra)-tempat dari lereng yang bersangkutan. Perubahan-perubahan ini dijelaskan lebih
ini dimiringkan secara perlahan-lahan dengan satu ujungnya dinaikkan. teliti pada bagian berikut.
Pada suatu kemiringan tertentu pasir akan bergerak ke bawah, maka
terjadi
kelongsoran dangkal. Lereng pasir sudah mencapai kemiringan maksimum 14.4.1 Lereng Akibat Penggalian
dan sudut kemiringan adalah sama dengan nilai Sebagai contoh perhitungan kemantapan lereng pada jangka pendek
$'. Nilai ini tepat pada
tegangan rendah, jadi untuk pasir dangkal. pada tegangan lebih tinggi, ("akhir pembangunan") dan jangka panjang, kita akan memeriksa lereng
mungkin nilai $' turun sedikit daripada nilai yang diukur dengan cara tacli. yang digambarkan pada Gambar 14.9. Ukuran penggalian serta sifat tanah
tliperlihatkarr pada gambar ini. Tanah terdiri atas lempun gyang dianggap
ir:rrtrh air. Mrrk;r ;rir ttnah terdapatpadakedalaman 3 m. Karcna pcnggalian
MEKANIKA TANAH KEMANTAPAN LERENG 481

dua arah dan simetris, hanya separuhnya yang digambarkan. Gambar SF = 1,66

U.9(a) memperlihatkan keadaan pada saat akhir penggalian, sedangkan


Gambar 14.9(b) memperlihatkan keadaan pada jangka waktu yang panjang.
Apabila penggalian dilakukan dengan cepat dan permeabilitas tanah
rendah, maka tidak akan terjadi perubahan kadar air tanah pada waktu
dilakukan penggalian.Ini berarti kemantapan lereng pada akhir penggalian
dapat ditaksir dengan memakai kekuatan geser tak terdrainasi (s,), caranya
sebagai berikut.
Dengan memakai Gambar l4-3,drn mengambil D = oo, S,=t40kPa
s/yH = 0,18
s, (kekuatan geser yang digunakan (mobilizel) = 0,18 , L7 x30 = 92lcPa.
Faktor keamanan = L40/92 = 7,52

(a) Jangka waktu pendek ("selesai pembangunan")


Untuk jangka waktu yang panjang, pengaruh pada kekuatan geser
SF = 1,08
akibat pengurangan beban pada tanah harus diperhitungkan. Ini hanya
dapat dilakukan dengan memakai analisis berdasakan tegangan efektif.
Akan tetapi, seperti diterangkan pada Bab 9, analisis dengan memakai
tegangan efektif biasanya tidak menghasilkan faktor keamanan yang
sama dengan analisis tegangan total (undrained).Dengan demikian, untuk c
.o
menaksir perubahan faktor keamanan dengan berlangsungnya waktu, kita (u
o)
o)
harus memakai cara perhitungan yang tetap (sama). Oleh karena itu, kita c
o
o-
akan menghitung kembali faktor keamanan semula (akhir pembangunan) E.
o
o,
c i Y= 17'o kN/m'
dengan memakai tegangan efektif. o i c'= 15 kN/m'
a
.E
i o'= ze' --i--i

(,o i----
jangka waktu panjang
(b) Jangka waktu panjang

Gambar 14.9 Kemantapan lereng penggalian dalam jangka waktu pendek dan panjang
482 MEKANIKATANAH
v KEMANTAPAN LERENG 483

Sebagai contoh perhitungan tegangan efektif kita perhatikan tittkA dzn Tabel 14.2 Perubahan tegangan akibat penggalian

B padaGambar 74.9.TrtrkA: Letak titik ini di tengah-tengah penggalian,


berarti tidak ada pengaruh dari lereng penggalian. Tegangan total di sini il Awal Perubahan
selama
Akhir
penggalian
Jangka panjang

dikurangi (akibat penggalian) sebesar: oenssalian


TitikA
Lc=by=30x17=510kPa Tegangan total O 55,O4 x 17 3Ox17 25,O4 x 17 425,7
(kPa)
= 9?5,7 = 5lO,O = 425,7
Teganganairpori a 52,O4 x 9,8 5LO,O 294,9
Tegangan air pori akan turun dengan angka yang persis sama, karena (kPa)
= 510,0
tanah ini jenuh air sehingga parameter B = 1 (Bagian 6.3 pada Bab 6).Jadi tgangan efektif o' 425,7 0 425,7 425,7 - 294,9
(kP.) = 140,8
A,u = La = 510 kPa, dan turunnya "head" adalah:
Titik B
Tegangan total o 35x17 18x17 =?O6 L7x17= 2gg,o
L,h-= u/Y*= 510/9,8 = 52,04 m (kPa) = 595,0 289
(atat595 -
306)
Maka muka air tanah turun sebesar 52,04 m sehingga kedalaman baru Teganganairpori a 32,O x 9,8 305,0 ,L3,6 - 306,0 12x9,8=
(kPa)
adalah 25,04 m (27,0 - 52,04) di bawah dasar penggalian. Tegangan air = 3L3,5 = 716 LL7,6
Teganganefektif 0 28L,4 0 281,4 289,0 - 1L7,5
pori di atas kedalaman ini menjadi negatif. (kPa)
= 17L,4
Titik,B: Di sekitar lereng penggalian, keadaan tegangan menjadi lebih
rumit akibat adanya pengaruh baik dari tegangan normal total maupun
Muka air tanah baru yang dihitung dengan cara ini diperlihatkan pada
tegangan geser di dalam lereng. Ini berarti perubahan tegangan total serta
Gambar 7a.9Q). Dengan keterangan ini kita dapat menghitung faktor
tegangan air pori tidak lagi dapat ditaksir dengan tepat. Suatu perkiraan
yangdapatkita pakai adalah: (a) perubahan tegangan total dianggap sama
dengan tebal tanah yang digali di atas titik tersebut, dan (b) parametet A
ff keamanan menurut analisis tegangan efektif. Dengan memakai program
SlopeW (cara Bishop) kita memperoleh faktor keamanan sebesar 1,66.
Pada analisis ini termasuk pengaruh tegangan air pori di atas muka air
dianggap kecil sehingga perubahan tegangan air pori menjadi sama dengan
tanah yang negatif Ada nya tegangan air pori yang negatif ini menyebabkan
perubahan pada tegangan total, seperti halnya padatitlkA.
air mengalir ke daerah lereng, sehingga mengakibatkan turunnya kekuatan
geser tanah, seperti diperlihatkan pada Gambar 14.9(b). Rembesan air
Hasil perhitungan pada kedua titik ini diberikan padaTabel74.2.
pada waktu ini tidak tetap (transient).Pada permulaan, air yang masuk
rlaerah penggalian dihisap oleh tanah dan tidak keluar lagi dari tanah. Pada
kcadaan ini, kita tidak dapat menggambarkan jaringan aliran seperti pada
rcmbesan air tetap (steady state).Yang dapat digambar adalah vektor arah
rcrnhcsurr, y:lng tcrus berubah dengan berlangsungnya wakru.
F
I

484 MEKANIKA TANAH


KEMANTAPAN LERENG 485

Pada jangka waktu yang panjang, keadaan rembesan akan menetaP S ooo rF
sehingga ada jaringan aliran tetaP pada lereng penggalian seperti
5 313,6 '(! t5
E
o soo U' tE'
diperlihatkan pada Gambar 14.9(b). Dengan memakai jaringan ini, kita .L
o)
E r.8
o U)
dapat mengulangi analisis kemantapan (tegangan efektif). Ini menghasilkan c(E 200 IE
Io-
.F = 1,08, yang jelas tidak memadai untuk menjamin kemantapan pada P roo I
117,6
G
o)
masa panjang. Perubahan tegangan air pori, tegangan efektif, serta faktor
P
keamanan terdapat padaTabel 74.2 dandiperlihatkan pada Gambar 74.70.
(5
Grafik tegangan air pori serta tegangan efektif pada Gambar 14.2 adalah g 4oo Grafik dari titik B
pada titik B. k pada Gambar 14,9
300
Tidak mengherankan apabila ada lereng yang tetaP mantaP selama =oo)
sekian waktu setelah penggaliannya, tetapi akhirnya runtuh. Perilaku
co 200
(,, 71,4
ini jelas disebabkan oleh perubahan tegangan efektif akibat perubahan E
o)
roo
_o
tegangan air pori. Panjangnya waktu sampai terjadi demikian bergantung t-
pada permeabilitas tanah (i), atau lebih tepat pada koefisien konsolidasi (c). I
Nilai c, yang berlaku dalam hal ini adalah pada waktu tanah berkembang I
I
(suelling). Pada tanah semacam lempung keras (seperti lempung over-
Pt
consolidated) waktunya mungkin puluhan tahun, sedangkan pada tanah E 1,6 .$r
c gr
o
lain, terutama tanah residual, mungkin hanya berapa minggu atau bahkan E
;l
beberapa hari saja. .E,,0
(E
tt
i1
J
o, -9r
c
<1,2 Pr
4r
1,0
Waktu-
Gambar 14.10 Tegangan air pori, tegangan efeklif (pada titik B), serta faktor keamanan terhadap waKu

14.4.2 Pembuatan Tanggul diAtas Tanah Lunak


Pengaruh pembuatan tanggul di atas tanah berlawanan dengan pembuatan
penggalian tanah. Bertambahnya beban di atas tanah mengakibatkan
kenaikan tegangan air pori dalam tanah. Akibatnya, air mengalir ke samping
t'anggul dan tanah mengalami konsolidasi. Ini berarti kekuatannya akan
bcrtarnbulr. l)irlrrrn kcadaan ini, pemakaian kekuatan geser (undraincd)
F
ii.
l.
486 ;
,j
KEMANTAPAN LERENG 487
MEKANIKATANAH

tak terdrainasi pada contoh tanah asli mutu tinggi, serta pengr\ian vane.
semula untuk menaksir kemantapan adalah caru yzng aman karena
pasti kekuatan jangka panjang akan lebih tinggi. Oleh karena itu, faktor
Bi Analisis tegangan total dengan memakai grafik S, ini menghasilkan faktor
keamanan sebesar L,01. Ini berarti tanggul ini hampir longsor. Kita juga
keamanan pada masa pembangunan kadang-kadang diambil agak kecil. &
bisa menaksir kemantapan dengan mempergunakan grafik pada Gambar
Pada contoh perhitungan tadi (penggalian dalam tanah), kita memakai H
k 14.3. Lereng dianggap bersifat homogen dengan S, = 15 kN/m3 dan y =
analisis tegangan efektif untuk mengetahui perubahan kemantapan antara "ti I
HI 21 kN/m3. Cara ini menghasilkan ketinggian maksimum sebesar 4,08 m.
jangka pendek dengan jangka panjang. Cara ini juga dapat dipergunakan
pada timbunm di atas tanah, tetapi ada beberapa kesulitan praktis sehingga
ft Suatu tanggul percobaan (trial embankment) yang dibuat pada tempat ini
mengalami longsor pada ketinggian 4,3 m (Pugh, L975).
pemakaian ,rrriirir tegangan total (yaitu memakai kekuatan tak terdrainasi)
umumnya dianggap lebih tepat. Berikut ini alasan-alasannya:
(a) Tanggul yang kemantapannya perlu dihitung dengan teliti biasanya
dibuat di atas lempung lunak (normally consolidated clay). Pada tanah el
semacam ini, pengukuran kekuatan geser tak terdrainasi (Su) biasanya
lebih mudati daripada penguhran parameter tegangan efektif (c'dan Q).
Ini karena besarnya tegangan yang berlaku agak rendah; tidak banyak
laboratorium mekanika tanah yang mampu melakukan pengujian pada
:l
tegangan rendah ini. Selain itu, sulit mendapatkan contoh tanah lunak *l Lempung lunak (nomally @nsolidated)
Y= 16,7 kN/ml
yang tak terganggu (sesuai keadaan asli dalam tanah).
(b) Untuk menghitung kamantapan sehabis pembuatan tanggul, perlu
diketahui nilai tekanan air pori di dalam tanah. Kita dapat memakai Kekuatan geser tak terdrainasi (kPa)
(a) Keadaan semula
cara. yan1 diuraikan tadi untuk lereng penggalian, tetapi cara ini
" kurang tepat apabila dipakai pada lempung lunak. Parameter A
pada tanah lunak agak tinggi, sehingga perlu diperhitungkan pada
cara menaksir tekanan air pori. Pengukuran nilai A tidak sederhana fil

E
t
. karena memerlukan pengujian laboratorium yang teliti. Nilainya juga
tidak tetap di dalam tanah-bergantung pada tempat serta tingginya
10 20 30 40
tegangan. Kekuabn geser bk lerdrainasi (kPa)

Sebagai contoh perhitungan kemantapan pada keadaan ini, kita periksa


tanggul di atas tanah lunak sebagaimana digambarkan pada Gambar 74.17.
Tanah ini terdapat pada tempat yang bernama Mucking dekat "mulut" <_ zone, -tt<
I
Zone2_______________+.f< Zone3_______________ ,

Lempung lunak (normally @n!olidated)


sungai Thames di Inggris. sifatnya telah diuraikan dalam Bagian 9.8.2 (b) Keadaan akhir Y= 16,7 kN/m'

pada Bab 9. Keterangan lebih lengkap tentang sifatnya terdapat pacla Ptrglt
Gambar 14.11 Kemantapan tanggul di atas lempung lunak dalam jangka pendek dan
(1977) dan Wesley ( 1975).Kekuatan geser tak terdrainasi (S,) difcrlihttkan jangka panjang
pada Gambar 14.11(a), ditcntukan clengun nv:mukai pcngtriirrrr trirrksial
488 MEKANIKATANAH
KEMANTAPAN LERENG
Untuk menentukan kemantapan pada jangka panjang, perlu kita menaksir
Sekarang kita dapat menghitung kembali kemantapan lereng dengan
kenaikan s, akibat konsolidasi tanah. Satu cara untuk mendapatkannya
memakai kekuatan geser baru ini akibat konsolidasi tanah. Untuk tujuan
adalah memakai hubungan yang diberikan pada Bab 9, yaitu:
ini kita membagi tanah di bawah tanggul menjadi tiga daerah seperti
,,= sinQ' terlihat pada Gambar 14.11(b).Ini perlu karena tambahan kekuatan hanya
(74.7e)
oi I+ sin/' terjadi pada tanah yang mengalami tambahan tekanan akibat pembuatan
tanggul. Zone L dianggap tidak mengalami tambahan kekuatan sama sekali.
Hubungan ini sebetulnya hanya berlaku pada tanah terbentuk ulang
Zone 3 dianggap mengalami tambahan penuh dan zone 2 mengalami
yang telah dikonsolidasi secara normal (normally consolidated), /aitu
tambahan Grafik pada Gambar 74.12 diperoleh dari contoh tanah
500/0.
yang dipersiapkan di laboratorium. Sebagaimana dijelaskan pada Bab
dimana kekuatan vertikal efektif sebesar 25 l&a. Dengan memakai grafik
9, hubungan ini kurang tepat apabila dipakai pada tanah asli setempat.
ini, tambahan kekuatan adalah sebesar l22o/o pada zone 3 dan 54o/o pada
Untuk mendapat talsiran yang lebih dapat dipercaya, sebaiknya dilakukan
zone 2.Dengan Lnggap^r-bahwa tambahan yang sama terjadi pada setiap
pengujian langsung di laboratorium. Hasil pengujian semacam ini pada
kedalaman, kita mendapat kedua grafik kekuatan geser yang diperlihatkan
contoh lempung Mucking (diambil dari kedalaman 3,3 m) diperlihatkan
pada Gambar 1 4. 1 1 (b). Analisis kemantapan sekarang menghasilkan faktor
pada Gambar 74.!2. Nilai s, semula tidak cepat naik, tetapi pada tegangan
keamanan sebesar !,47,yiltu hampir 50%o lebih tinggi dari nilai semula.
lebih tinggi, nilainya mendekati nilai yang sebanding dengan tekanan
Cara perhitungan di atas bersifat perkiraan saja. Ada cara lain yang
konsolidasi, yaitu menurut hubungan s,/6', = 0,30. Ini cocok dengan
lebih tepat yang dapat dipak i. Misalnya, hubungan s, dengan tekanan
Persamaan 74.79 yang memberikan su/c',= 0,34 apabila dipakai i'= 32'
konsolidasi diperoleh dengan memakai tekanan isotropik pada contoh
yaitu nilai perkiraan pada lempung Mucking.
dari satu kedalaman saja. Hubungan yang lebih tepat dapat diperoleh
dengan melakukan pengujian pada contoh dari beberapa kedalaman
o
o- dengan memakai konsolidasi anisotropik (K,). Juga, anggaPan bahwa
lz
'o tambahan kekuatan dekat muka tanah akan sama sePerti pada tanah
o
.c
(E lebih dalam adalah kurang tepat. Tanah dekat muka tanah sudah menjadi
E
o keras akibat pengeringan dan mungkin tidak mengalami tambahan lagi
lz
(o
akibat pembuatan tanggul. Kita bisa juga memakai analisis elemen hingga
untuk menentukan tambahan tekanan dalam tanah-ini tentu lebih tepat
o)
o
o
(,)
c(g daripada anggapan sederhana yang membagi tanah menjadi tiga zone'
o
fa
f Pertambahan kekuatan ini sering dipakai sebagai alasan untuk
o
Y
meningkatkan ketinggian tanggul yang dibangun di atas tanah lunak.
Dalam hal ini, penting sekali dilaksanakan Pemantauan supaya mengetahui
Tegangan konsolidasi efektif, o'" (kPa)
dengan pasti bahwa kenaikan kekuatan yang diharapkan benar terjadi.
Gambar 14.12 Kekuatan geser tak terdrainasi terhadap tekanan konsolidasi pada lempung
Mucking
Scringk:rli hlnya penurunan muka tanah atauPun nilai tegangan air pori
il
.ir

!i:
490 MEKANIKA TANAH t:l ,
KEMANTAPAN LERENG 491

yang diukur pada pemantauan. Dari keterangan ini, diambil kesimpulan


air pori, Ao, = perubahan tekananvertikal total dan 3
= parameter tekanan
tentang kekuatans geser tanah. Cara ini tidak selalu dapat diperc ayakxena
air pori. Pada bendungan tanah dengan lereng yang landai, nilai Ao, dapat
hubungan kekuatan geser dan penurunan (ataupun tegangan air
^ntzra diperkirakan Lcr= Tddimana Y = berat satuan tanah dan d = jarakvetikzl
pori) sukar diketahui dengan tepat. Menurut pendapat penulis,lebih baik
mengukur langsung kekuatan geser tanah yang dapat dilakukan dengan $l di bawah muka tanah. Kita dapat mempergunakan Fersamaan 9.9 (Bab
9) untuk mendapat hubungan zntarz perubahan tekanan air pori dan
memakai pengujian penetrasi kerucur (cPT) atau uji baling-baling (sbear
tegangan total, yaitu
vane). sebaiknya pengujian dilakukan sebelum pembangunan dimulai,
pada waktu pembangunan dilaksanakan, dan pada akhir pembangunan.

1 4.5 ANALISIS KEMANTAPAN BENDUNGAN TANAH


*l Lu = BfLot + A(a,or- Ar, )] (74.20)

Pada hakikatnya, cara- analisis kemantapan lereng bendungan tanah sama Dibagi dengan Ao, menghasilkan
dengan carayang dipakai pada lereng lain. walaupun demikian, masih ada
perbedaan penting yaitu tekanan air pori tidak tetap selama masa hidup
bendungan, yang perlu diperhitungkan dalam perencanaan (perancangan).
#=,1*.,[,ffiI
Tekanan air pori adalah berbeda padatigakeadaan berikut:
(14.21)
(a) Akhir pembangunan =B[1_(t_a) (,_ffi)=,
(b) Selama waduk penuh air-keadaan aliran tetap (steady state)
(c) Penurunan muka air dalam waduk secara cepat (rapid drgudoun) Pada bendungan tanah yang dibuat dengan pemadatan tanah yang baik,
cara analisis Bishop dengan memakai tegangan efektif dapat dipakai pada A biasanya kecil (auh di bawah satu); maka dari itu B selalu lebih
nllai
ketiga keadaan tersebut. Yang perlu diketahui adalah cara menaksir nilai kecil dari B. Oleh karena itu, kita dapat mengambil E = n.Ini adalah
tegangan air pori pada masing-masing keadaan. asumsi yang aman.
seandainya kita menganggap bahwa tekanan air tanah semula pada
14.5.1 Tekanan Air Pori pada Akhir Pembangunan tanah yang dipadatkan adalah nol, juga bahwa nilainya tidak berkurang
Pembangunan tanggul dari tanah lempung akan menghasilkan tekanan selama pembangunan tanggul, maka pada akhir pembangunan tekanan air
air pori pada tanah, akibat berat tanah sendiri. semula tekanan ini pori akan sebesar u = Bld di mana d = dalzmdi bawah muka tanah'
adalah negati{, tetapi dengan bertambahnya tinggi tanggul nilainya akan Anggapan bahwa tekanan air pori semula adalah nol biasanya tidak
menjadi positif dan terus naik sampai selesainya pembangunan. Kalau benar, biarpun aman. Dalam praktik, tanah yang dipadatkan dengan baik
permeabilitas tanah sangat tinggi (keadaan khusus), ada -kemungkinan pada kadar air yang sepatutnya Pasti memPunyai nilai tegangan air pori
tekanan air pori akan menghilang ketika pembangunan dilaksanakan. Kita yang negatif. Nilainya baru menjadi positif setelah tebal tanah di atasnya
dapat menghubungkan perubahan tekanan air pori dengan penambahan menjadi besar,yaitu setelah tekanan total di menjadi besar. Nilai B
^tasny^
tegangan vertikal total,yaitu Lu =ELo, dimana [6 = peruhahan tekanan
(atau B) tlrrpat diukur denganrnemakai alat triaksial. Pengukuran B adalah
ganrl)llrU{, tct:rpi pengukuran B agak lebih rumit. Untuk mengukur nilai E
tT
ii,
1rj 493
492 MEKANIKA TANAH
KEMANTAPAN LERENG

contoh tanah dalam alat triaksial harus diberikan tekanan menurut urutan 1.0
E
yang berlaku pada tanggul sendiri. Ini berarti perbandingan o', /o', harus lco EI
dipertahankan konstan selama pengujian. L
o 8l
_ Kadar air tanah pada waktu dipadatkan berpengaruh besar pada nilai
&l o-
L
'6 sl
B , seperti diperlihatkan pada Gambar L4.L3.Nilai ,B (atau B) cukup kecil c(U l
Y.
(,,
apabila kadar air jauh di bawah nilai optimum, tetapi akan naik dengan c
o
(,)
cepat apabila kadar air mendekati nilai optimum. Apabila kadar air lebih q)
kering dari . Lebin basah dari optimum
L l-
tinggi daripada nilai optimum maka nllai B akan mendekati satu. Kadar q)
o I
air optimum adalah nilai yang paling cocok untuk pemadatan tanah (akan E
(E I
diuraikan secara teliti pada Bab 15). o
(L I
tkanan air pori dapat dikontrol selama pembangunan dengan beberapa
cara. Cara-c an yang paling penting adalah sebagai berikut: offi4 I
o +1 +2 +3 +4
1. Pengontrol pada kadar air tanah selama pemadatan Kadar air ketika dipadatkan dibandingkan nilai oPtimum
2. Mengurangi kecepatan pembangunan supaya ada kesempatan untuk
Gambar 14.13 Parameter tegangan alr pori B terhadap kadar air tanah ketika dipadatkan
air pori mengalir
3. Pemakaian lapisan drainasi untuk mempercepat pengaliran air pori
PadaGambar74.74(a)diperlihatkantanggulyangterdiriataslempung
sedang'
seragam yang dibuat di atas lapisan dasar dengan permeabilitas
Pada suatu jenis tanah tertentu, tekanan air pori pada masa pembangunan tanah rendah
Keadaan semacam ini hanya mungkin apabllapermeabilitas
dan kadar air pada saat dipadatkan lebih tinggi dari nilai
bergantung pada kadar air ketika dipadatkan. Hal ini diperlihatkan dengan optimum.
jelas pada Gambar L4.13. untuk membatasi tekanan air pori, sebaiknya juga selama masa hidup
Tegangan air pori selama waktu pembangunan,
tanah dipadatkan dengan kadar air yang tidak lebih besar dari kadar air (piezometer)
tanggul, biasanya diukur dengan memasang alat pengukur
optimum.Ini tidak selalu dapat dilaksanakan, terutama pada tanah dengan
sambil membangun tanggul tersebut'
kadar air asli tinggi serta iklim yang tidak memungkinkan pengeringan memperlambat
Besarnya tegangan air pori juga dapat dibatasi dengan
tanah. untuk
kecepatan pembangunan. Dengan demikian ada kesempatan
tegangan air pori mengalir keluar (dissipation). Tindakan
lain adalah
memasang lapisan pasir horizontal di dalam tanggul seperti
diperlihatkan
,,ja]laJi, agar
pada Gamb ar 74.14(b). Lapisan Semacam ini menjadi
m.ngulir keluar. Pada bendungan di atas lapisan dasar yang lunak
^ir
(lempung), juga dapat dipakai sand drains untuk mempercepat pengaliran
kekuatannya
tc!{xrU{irn rir pori pada lapisan dasar ini' Dengan demikian
lukltrt l t.'r I :rrrtlltth.
494 MEKANIKA TANAH
KEMANTAPAN LERENG 495
Kontur tegangan
14.5.3 Tekanan Air Pori Ketika Muka Air Dalam Waduk
Diturunkan Secara Cepat
Besarnya tekanan air pori pada keadaan ini sering menjadi faktor terpenting
yang menentukan kemiringan lereng bendungan tanah. Penurunan muka
air waduk disebut "cepat" (ropU) apabila tidak terjadi pengaliran air yang
(a) Tegangan air pori pada akhir pembangunan
berarti pada masa penurunan. Ini berarti kadar air tanah tidak berubah
akibat penurunan muka air (perilaku tak terdrainasi). Pada bendungan
Tanggul dibuat dari
tanah yang dipadatkan besar yang dibuat dari lempung dengan permeabilitas rendah, kecepatan
penunrnan sebes ar 0,2 m/hari mungkin dapat dianggap "cepat ". Te r dapat 2
pengaruh penurunan muka air waduk yaitu:
(1) Tekanan atau beban dari air waduk pada lereng bendungan dihilangkan.

Tegangan air pori dibatasi selama pembangunan dengan Ini akan mengurangi momen melawan sehingga tegangan geser pada
memakai lapisan drainasi yang tipis (terdirldari pasiri
bidang longsor di dalam bendungan bertambah.
(b) Pemakaian lapisan-rapisan pasir untuk mempercepat pengaliran
tegangan air pori (2) Hilangnya tekanan air pada waduk berarti pengurangan tekanan vertikal
di dalam bendungan. Ini berarti juga pengurangan pada tegangzn air
Gambar 14.14 Keadaan tekanan air pori di dalam tanggul lempung
beserta langkah yang dapat pori di dalam bendungan.
diambil untuk membatasi kenaikannya

Kedua hal tersebut perlu diperhitungkan pengaruhnya pada kemantapan


14-5.2 Tekanan Air pori Ketika waduk penuh Air (Keadaan
lereng. Biasanya pengaruh ini memperkecil angka keamanan. Perubahan
Rembesan Tetap)
tekanan air pori dapat dirumuskan Au-Bo, =oy"tr-di mana h* adalzh
selama masa hidupnya, waduk akan penuh air atau mendekati
penuh air. pengurangan pada ketinggian muka air di atas titikyangbersangkutan. Kita
untuk menaksir besarnya tekanan air pori pada keadaan ini, kita dapat
telah mendapat persamaan berikut (Persamaan 74.21) ketika menerangkan
menentukan jaringan aliran (seperti diterangkan pada Bab
7). pada besarnya tekanan air pori selama pembangunan:
bendungan yang sederh ana, yangdibuat dari satu jenis tanah saja, jaringan
aliran ini dapat digambar dengan tangan. pada bendungan yang
lebih E=#:=u[,-(r-a)(,
rumit, yaitu terdiri atas beberapa jenis tanah, lebih baik dipakai
program ffi)]
komputer. Setelah bendungan selesai dibangun, jaringan aliran
yang Pada penurunan cepat, B = 1 (atau mendekati 1), sedangkan Ao, < Aor,
dipakai untuk perencanaan (perancangan) dapat diperiksa kebenarannya
sehingga B>1. Pengambilan B=1 adalah aman karena menghasilkan
dengan datayang didapat dari alat pengukur (piezometer) y"ng dipas.ng
nilai yang sama dengan yang benar atau lebih kecil. Dengan anggapan ini,
di dalam bendungan.
B = 1, tcgrngan air pori setelah penuranan muka air dapat dihitung sebagai
bcrikrrt, scsrr:ri tlcngan Gambar 14.75.
496 MEKANIKATANAH
KEMANTAPAN LERENG 497

Tekanan air pori semula, yaitu sebelum muka air diturunkan r, = y- (h - h' ) Pengaruh musim telah diperlihatkan pada Gambat 4.6 pada Bab 4.
penurunan Lu = T-h* (pengurangan)
Perubahan tekanan air pori akibat Pengaruh ini digambarkan lagi dengan cara yang sedikit berbeda dan
Dengan demikian, tekanan air pori akhirnya adalah lebih lengkap, pada Gambar 74.L6.Terlihat pada gambar tersebut bahwa
pengaruh musim dan badai hujan terhadap tegangan air pori dapat
u=uo-Nt=y_@-li -h*) (1,4.22)
dimasukkan dalam tiga golongan:

Pengaruh penurunan muka air perlu ditaksir pada beberapa jarak (a) Responsif terhadap perubahan musim maupun badai hujan. Ini
penurunan, misalnya pada lz atau 3/+ jarak maksimum penurunan. Pada biasanya terjadi pada tanah dangkal.

keadaan tertentu yang agak luar biasa, angka keamanan pada keadaan ini (b) Responsif terhadap perubahan musim, tetapi tidak terhadap badai
hujan. Karena lamanya badai hujan lebih singkat daripada suatu
musim, maka pengaruhnya terbatas pada kedalaman yang lebih dangkal
Muka air semula
daripada pengaruh musim.
(c) Tidak ada pengaruh sama sekali, baik dari musim maupun dari badai
Bahan drainasi Muka air setelah hujan.
Pengaruh badai hujan

Gambar 14.15 Cara menentukan tekanan air pori dalam waduk akibat pengurangan muka air hujan
secara cepat
-=
(!

14.6 PENGARUH IKLIM DAN CUACA PADA (u


o)
KEMANTAPAN LERENG
c
G
-\-
gu9-- "g- - -\ -\\\
Faktor yang paling sering menjadi pemicu kelongsoran lereng adalah
o
F
o)
- --- - - - - - -3":'3s

hujan, terutama pada lereng yang terdiri atas tanah residu. Hujan dapat
]'ldak ada pengaruh cuaca sama sekali
menyebabkan naiknya tekanan air pori di dalam lereng, termasuk juga
naiknya muka air tanah. Hal ini akan mengurangi kekuatan geser tanah.
<- Musim {- Musim hujan*
Pengaruh hujan terdiri atas dua bagian: Waktu (setahun)

Gambar 14.16 Pengaruh iklim pada tegangan air pori di dalam lereng lempung
(1) Pengaruh musim tahunan yang biasa. Ini bersifat siklus dan umumnya
dapat diramalkan secara garis besar, seperti diterangkan pada Bab 4. Perilaku yang diperlihatkan pada Gambar \4.76 dapat didugir berdasarkan
(2) Pengaruh badai hujan yang jarung terjadi. Peristiwa semacam ini pada pertimbangan teoretis, dengan anggapan bahwa sifat tanah benar-
biasanya tidak dapat diramalkan, baik besarnya maupun waktunya. benar seragam. Walaupun demikian, pengukuran tekanan air pori di
Peristiwa ini lebih sering menjadi pemicu kelongsoran dariputla nrrrsirrr lapangitn rncntrniukkan perilaku yang agak berbeda. Data dari pengukuran
hu.ian biasa. rlarrgrrrr rrl:rt piczonrctcr pada lcreng-lcrcng di Hong K<t:ng, ((hotrchnittl
t
MEKANIKA TANAH KEMANTAPAN LERENG 499

Manual for Slopes,1984) menunjukkan gambar yang lebih rumit. Pada Lingkaran kritis semula
(Fattor keamanan = 1,43)
sejumlah piezometer tidak ada pengaruh dari musim, tetapi ada pengaruh \
\, Tapak pusat lingkaran kritis, yang
besar dari badai hujan. Pada sejumlah lain, ada pengaruh dari badai hujan \rr mendampingl naiknya tegangan air pori
tetapi hampir tidak ada dari musim. Penyebab perilaku ini tidak diketahui
\ Lingkaran kritis akhirnya
dengan pasti, tetapi mungkin disebabkan oleh ketidal.rseragaman tanah di (Faktor keamanan = 0,89)
Hong Kong. Pengukuran yang dilakukan di Hong Kong terutama pada
tanah yang berasal dari batu granit yang mengalami pelapukan. Tanah ini
biasanya tidak seragam dan dapatjuga mengandung retak-retak ataupun
bidang lain yang bisa merupakan jalan air rembes dalam tanah.
Jaringan aliran akhirnya
(keadaan tetap)
contoh Perhitungan Teoretis Pengaruh Hujan cara teoretis untuk
menghitung pengaruh hujan pada kemantapan lereng diperlihatkan pada
Gambar L4.77 dan 74.78. Analisis ini menyelidiki pengaruh hujan terus-
menerus dengan mempergunakan program komputer Seep/W. Dasar
program ini adalah persamaan untuk rembesan air tidak tetap:

ah= k (arh. a,r\


a, *.-l* ,f J
Gambar 14.17 Pengaruh hujan langsung pada kemantapan lereng
Di mana b = tinggi energi, i = koefisien
permeabilitas, rn, = koefisien
pemampatan, dan y_ adalah berat satuan air. Perhitungan dilakukan dengan
memakai 2A jarukwaktu.Jarak di sini adalah hari, tetapi bisa saja menjadi Keadaan tekanan air pori semula dianggap keseimbangan hidrostatik di
jam, minggu ataupun bulan, bergantung pada nilai k dan m,. Sifat tanah atas dan di bawah muka air tanah.Anggapanini adalah anggaPan kasar saja;
yang dipakai pada analisis ini adalah sebagai berikur T = 17 kN/m3, c' = 16 keadaan sebenarnya bergantung pada keadaan cuaca sebelum hujan mulai.

kPa, 0' = 35', k = 0,05 m/hari, rn, = A,0007 kPa-l. Lereng dapat dilihat pada Perubahan tekanan air pori diperlihatkan pada Gambar 1a.18(a) untuk

Gambar L4.17. Ketinggian muka air tanah semula dianggap rendah, hanya satu tempat saja, yaitu penampang a-b pada Gambar 74.77. Perubahan-

sedikit lebih tinggi dari ketinggian kaki lereng. Keadaan rembesan air yang perubahan ini sesuai dengan yang diperlihatkan dulu pada Gambar 4.5

ditentukan dengan memakai Seep/W kemudian dimasukkan pada analisis Gab a). Akan tetapi, karena syarat-syarat batasan (boundary conditions)
kemantapan lereng yang memakai program komputer Slope/W. yang dipakai di sini beserta masa hujan yang tak terhingga, analisis tidak
menghasilkan batas kedalaman dari pengaruh hujan.
500 MEKANTKATANAH
KEMANTAPAN LERENG 501

Perubahan-perubahan pada muka air tanah (permukaan freatik) dan


Tegangan air pori (kPa)
angka keamanan diperlihatkan pada Gambar 1a.18(b).Yang kelihatan luar 160 -1 100
biasa di sini adalah cara kenaikan muka air tanah. Dalam waktu hanya 5
dua jarak waktu (dua hari) muka air tanah sudah naik sampai muka tanah, Keadaan akhir
(keadaan keseimbangan tetaP)
sedangkan angka keamanan terus turun sampai kira-kira 15 hari. Kejadian
ini dapat dimengerti apabila kita periksa bentuk garis tegangan air pori 10
g
E
pada Gambar 14.18(a). Perubahan sedikit pada grafik tegangan air pori
mengakibatkan perubahan besar pada kedalaman muka air tanah. Misalnya,
C
.(5
o)
o,
,tu
l--\ j -
Muka air tanah setelah
jarak waktu 1
dari jarak waktu satu sampai dua, pergerakan pada grafik tegangan air pori c
o Jarak waktu (liari) 1 \ \z \zc \
kecil, tetapi mengakibatkan kenaikan muka air tanah dari 6 m sampai Y t\
t.. \\ \ \\
16 m (muka tanah). Biarpun muka air tanah naik menjadi sama dengan l\. \\ \
lVluka air tanah serh ula\ \ i\
F-\-t--' \--!--
muka tanah dalam waktu hanya dua hari, tegangan air pori terus naik serta 0
\. \\ Tegangan air pori hidrostatis
angka keamanan terus turun. Kedua-duanya baru mencapai keseimbangan \. \\ menurut muka air tanah

setelah sekitar 20hari. Menurut analisis teoretis ini, setelah kira-kira lima \',t\i( semula dan akhirnya
\.\\
hari, angka keamanan turun menjadi satu,yang berarti lereng akan longsor.
Sebaiknya dicatat bahwa keadaan tegangan air pori dalam keseimbangan (a) Perubahan tegangan air pori pada garis a-b (Gambar 14-17).
tidak berarti bahwa tegangan air pori adalah hidrostatik
(steady state)
1, 6--CE
terhadap muka air (pada keadaan ini sama dengan muka tanah).Ini karena (E
C c
pada jaringan aliran garis ekipotensial tidak vertikal (lihat Gambar 74.77). o rS
'1.4.77
Er '6
Dapat dilihat pula pada Gambar bahwalingkaran kritis tidakbanyak E
o
berbeda ant^r^ keadaan semula dengan keadaan akhir.
o
L
8g
E
-9r
o)
c 4E(,)
o,
0.E
o
Y
Jarak waktu (hari)

(b) Perubahan pada muka air tanah serta angka keamanan terhadap waktu

Gambar 14.18 Perubahan tegangan air pori, muka air tanah, serta angka keamanan, akibat hujan
terus-menerus pada lereng lempung
502 MEKANTKA1NAH
v KEMANTAPAN LERENG 503

Pada keadaan praktis, umumnya hujan tidak akan berlangsung terus alasan untuk meramalkan kapan kelongsoran pada suatu lereng tertentu
sampai tercapai keadaan tetap (steady state) seperti diperlihatkan pada akan terjadi.larang sekali kita bisa mendapat keterangan yang cukup
Gambar 14.17 . Hujan akan terjadi selama jangka waktu tertentu, kemudian teliti tentang geologi dan sifat-sifat tanah beserta keterangan tentang
berhenti, kemudian mulai lagi dan seterusnya. Dengan demikian, tegangan sifat badai hujan untuk membuat ramalan yangdapzt dipercaya.
air pori di dalam lereng akan berubah terus-menerts (transient) seperti
diperlihatkan pada Gambar 14.76. Walaupun demikian, masih mungkin 14.7 ANALISIS KEMANTAPAN LERENG
ada keadaan yang khusus yang dapat menghasilkan keadaan rembesan MENGGUNAKAN BIDANG GESER TIDAK
yang seimbang, yaitu jaringan aliran tetap (steady state).lni dapat terjadi
BERBENTUK BUSUR LINGKARAN
pada lereng yang terdiri atas tanah dengan koefisien permeabilitas agak
Analisis kemantapan lereng dengan memakai bidang longsor berbentuk
tinggi yang mengalami hujan dahsyat selama satu atau dua hari. busur lingkaran sudah menjadi kebiasaan dimana-mana, baik untuk
menilai kemantapan lereng yang sudah ada maupun untuk merencanakan
(perancangan) lereng baru. walaupun demikian, ada keadaan alam di
Untuk menyelesaikan bagian ini, tentang pengaruh hujan pada
mana mekanisme keruntuhan yang kritis adalah pada bidang yang tidak
kemantapan lereng, kita mencatat pandangan-pandangan berikut:
berbentuk lingkaran. Hal ini terjadi bilamana ada lapisan khusus yang
(a) Tidak banyak jenis tanah y^ng mempunyai sifat-sifat seperti
lebih keras ataupun lebih lunak. Analisis kira-kira masih bisa dilakukan
yang dipakai pada contoh perhitungan di atas. Sifat semacam ini
dengan memakai busur lingkaran, tetapi hasilnya mungkin agak jauh dari
boleh terdapat padz tanah r,rrlkanilg terutama pada lempung yang
yang benar. oleh karena itu, sudah ada beberapa c ra perhitungan yang
mengandung mineral allophane. Pada kebanyakan tanah, nilai koefisien
memakai bidang longsor yang tidak berbentuk busur lingkatan. Ca;ta-cata
permeabilitas akan lebih kecil, mungkin sampai sepersepuluh ataupun
ini tidak akan diuraikan secara teliti di sini; hanya beberapa aspek tertentu
seperseratus nilai di atas. Ini berarti masa hujan yang diperlukan
yang akan dijelaskan.
untuk menyebabkan kelongsoran akan jauh lebih panjang. Walaupun
demikian,jelas sekali dari pengalaman di lapangan bahwa hujan adalah
pemicu utama terjadinya kelongsoran. Ada kemungkinan bahwa
faktor yang paling menentukan pengaruh hujan pada lereng adalah
ketidakseragaman tanah. Banyak jenis tanah, khususnya tanah residu,
sering mengandung retak-retak serta sifat ketidakseragaman lain. Sifat
semacam ini memungkinkan air hujan mengalir ke dalam tanah jauh
lebih cepat daripada nilai teoretis berdasarkan pada nilai kocfisicn
permeabilitas tanah asli yang tidak mengandung retak-retak.
(b) Contoh perhitungan di atas adalah contoh teoretis, yang rncrnbcrikrrr
gambaran tentang pengaruh hujan pada lcreng yang tcr<liri aias tiurllr
yang scrlrgirnr. Pcrhittrnl{ilr) scrnacarn ini .jarang llisa rlipakui sclrirgiri
KEMANTAPAN LERENG 505
504 MEKANIKA TANAH

setelah gerakan mulai terjadi pada bidang longsor, maka terpaksa


juga terjadi pergerakan afitarz masing-masing segmen' Ini menyebabkan
adanyategangan geser antara segmen-segmen' Pengaruh kejadian
ini tidak
(atau lurus),
besar pada bagian bidang geser yang berbentuk lingkaran tetap
tetapi menjadi besar pada bagian yang bentuknya tidak tetap. Ini berarti
(a) Bidang geser berbentuk busur lingkaran - bahan yang longsor tidak mengalami perubahan
mungkin ada keruntuhan geser di dalam massa tanah, jadi bukan saja pada
bentuk
bidang longsor. Kita dapat mencatat pula bahwa gaya vertikal antarsegmen
tidak selalu bekerja pada arah yang sama. Pada Gambar 14.79(b) grya
kanan
antarsegmen memang bekerja pada arah yang sama,yaitu pada batas
masing-masing segmen, gaya dari segmen tetangganya berarah ke bawah'
Hal ini tidak selalu bena6 apabila bentukbidang geser agak rumit, gaya ini
bisa berarah ke atas mauPun ke bawah'

Jelas kiranya dari pertimbangan-pertimbangan


di atas bahwa gaya
keruntuhan
geser antara segmen-segman harus diperhitungkan dalam cara
T:13ii"#ili""xr;x"Jir[?J"ffii::men!ebabkan analisis
(b) Bidang geser tak berbentuk busur ringkaran - bahan terpaksa mengarami perubahan bentuk kemantapan lereng yang memakai bidang geser tidak berbentuk busur
Gambar 14.19 Pengaruh bentuk bidang geser pada gaya_gaya antarsegmen lingkaran.Ini sudah dilakukan pada sejumlah cara yang sering dipakai oleh
ahli-ahli geoteknik. Cara-cara yang paling terkenal adalah Morgenstern
Gambar 14.19 memperlihatkan massa tanahyanglongsor pada bidang dan Price (1967) serta Sarma (1973).
berbentuk lingkaran dan tidak berbentuk lingkaran. Kelongsoran pada
bidang berbentuk lingkaran berarti massa tanah dapat bergerak tanpa DAFTAR PUSTAKA
mengalami perubahan bentuk (distortion), paling sedikit secara teoretis.
Kejadian ini disebut kinematically feasibte. Inilah yang diperlihatkan pada Slopes, Second Edition' 1984' Geotechnical
Geotecbnical Manual for
Gambar 7a.19(a). Keadaan ini memungkinkan hasil yang baik yang Engineering Office, Civil Engineering Department,The Government
diperoleh dengan memakai cara Bishop. Pada cara Bishop, gaya pada batas of Hong Kong.
vertikal setiap segmen dianggap bekerja pada arah horizontal; jadi tidak
ada tegangan geser pada bidang ini. Anggapan ini jelas layak karena tidrk Morgenstern, N. R. and Price, v.E,tg67.The analysis of the stability of
ada gayayang dapat menyebabkan tegangan geser di sini. general slip surfaces , Geotecbnique, Vol' 15, No' 1, pp'79-93'
Apabila bidang geser tidak berbentuk busur lingkaran, maka kcarlir:rn
menjadi berbeda. Dalam hal ini, pergerakan tidak dapat terjadi kccrrrrli lrugh, R. s., 1978. The strength and deformation characteristics of a soft
ada perubahan bentuk massa tanah, seperti diperlihatkan pa<lir Currrbrrr alluvial clay under full scale loading conditions. PhD Tltesis,Imperial
14.19(b).Massa tanah di sini dianggap tcrdiri irtirs sc.jirrnlrrh scgrrrcn scpcrri College, UniversitY of London.
dipakai pada analisis kcrnrrntapan.
,F
l:.
506 MEKANTKA TANAH
:e

KEMANTAPAN LERENG
'507
ir
Sarma, S. K., 1973. Stability analysis of embankments and slopes, Permukaan tanah dan
muka air tanah semula
Geotechnique, Yol. 23,No. 3, pp. 423-433.

Taylor, D-w., 7948. Fundamentars of soir Mecbazzcs. NewyorkJohn wiley


and Sons.

wesley, L. D .,1975.Lnfluence of stress path and anisotropy on the behaviour


of a soft alluvial clay. pbD Thesis,Imperial college, university of
London.

Gambar 14.20 Lereng untuk analisis kemantapan lereng (Soal 1 dan2)


LATIHAN SOAL
Penyelesaian soal-soal pada Bab 14
ini memerlukan penggunaan program 2. Pada keadaan paling buruk, lereng dalam Soal 1 (Gambar 74.20)
komputer untuk analisis kemantapan rereng. Ada berbagai program
sudah hampir mengalami keruntuhan (faktor keamanan = 1,04)'
komputer komersial. salah satu,yang dipakai oleh penulis, adalah slope/w.
Perlu dilakukan tindakan untuk menjadikan lereng ini lebih mantaP.
Program ini memiliki versi khusus yang gratis untuk mahasiswa.
Lihat Tentukan faktor keamanan baru apabila tindakan berikut dilaksanakan:
http: / / www.Eeo- slope. com.
(a) Pemasangan drainase untuk menjaga supaya muka air tanah tidak
lebih tinggi daripada ketinggian yang diperlihatkan pada gambar.
7. Pada Gambar 74.2a terlihat lereng setinggi 10 m dengan kemiringan
Anggap bahwa garis ekipotensial adalah vertikal (1'89)
1H:1v, seperti ditentukan oleh garis ABDCE pada gambar. Tanah
(b) Kemiringan lereng dikurangi nienjadi 2H:1Y (ABDE) seperti
adalah lempung kelanauan dengan sifat seperti tertera pada Gambar
diperlihatkan pada gambar. Anggap bahwa muka air tanah
74-20. Dengan memakai cara Bishop, tentukanlah faktor keamanan
lereng ini, pada keadaan berikut:
ffi berada pada permukaan tanah dengan garis ekipotensial menurut
anggapan di atas. (1,65)
(a) muka air tanah ber adapadapermukaan tanah (keadaan paling tidak
(c) Kedua tindakan pada (a) dan (b) dilakukan bersama-sama.(2,18)
mengunrungkan). Anggap bahwa garis ariran adalah horizontal
dan garis ekipotensial adalah vertikal. (1,041
(b) tidak ada rembesan ar atau tekanan air pori sama sekali
3. Pada suatu tempat yang datar akan dilakukan penggalian sampai
pada sedalam 15 m. Tanah setemPat adalah lempung dengan kekuatan
lereng (1,98).
sedang sampai keras. Sifat tanah sebagai berikut:
y = 16,8 kN/m3, ct = 23 kPa, S'= 36'.
Tentukan kemiringan lereng penggalian ini dengan memakai faktor
keamanan 1,5 dan anggapan berikut:

{:
508 MEKANIKA TANAH KEMANTAPAN LERENG 509

(a) tidak ada rembesan atau tekanan air pori di dalam lereng (r, = 0) mempertahankan kemantapan (faktor keamanan = 1) Pada keadaan
(47') berikut:
(b) nilai r,=0,45 (2H:1V) (a) tidak ada rembesan air atau tekanan air pori' (11,1kPa)
(b) muka air tanah terdapat pada kedalaman 1,0 m (arah vertikal)
4. Lereng pada Gambar 74.21 teffryat^ kurang mantap, yaitu faktor dan sejajar dengan permukaan tanah' (Anggap bahwa garis aliran
keamanan mendekati satu. Muka air tanah juga diperlihatkan pada adalah sejajar dengan permukaan tanah dan garis ekipotensial
Gambar 74.2t,dengan koordinat (x,y) sebagai berikut: tegak lurus terhadap permukaan tanah)' (31,6 kPa)
0,0 5,3 ll,6 15,8 20,70 25,12 29,73 35,74 45,75
60,75
Berat satuan tanah = 17,5 kN/m3.
Dengan memakai cata analisis balik (back-analysi) tentukan
pasangan-pasangan c' dan 0' ya.g menghasilkan faktor keamanan
satu. Gambarkan hasilnya dalam bentuk grafik c, terhadap tan Q,.
Analisis ini dapat dilakukan dengan memilih nilai {,, misalnya dari
15" sampai 45", dengan jeda 10", dan kemudian nilai c, ditentukan
dengan memakai cara coba-coba sehingga faktor keamanan = 1,0.

28,20

Gambar 14.21 Lereng untuk analisis balik (Soal 4)

5. Kemiringan suatu lereng tak terhingga adalah 25'.terhadap garis


horizontal. Pada kedalaman 8 m (arah vertikal) terdapat lapisan battrirrr
keras, dengan permukaannya sejajar dengan permukaan tanah. IJcrrrt
satuan tanah adalah 16,5 kN/m3, dan nilai sudut gcscr ($' ) :rilal:rlr 20".
Jbntukan nilai r' pada pcrrntrk:tun :rnt:rrrr t:rn;rlr tlt'ng;rn hirlrr urrtrrk
510 MEKANIKA TANAH

BAB 15

,..

PEKERJAAN TANAH DAN PEMADATAN


TANAH

15.1 PENDAHULUAN
Pekerjaan tanah meliputi penggalian, pengangkutan, penyebaran dan
pemadatan. Usaha ini diperlukan pada berbagai macam proyek, terrrrarLk
pembentukan kembali permukaan tanah supaya dapat dipakai untuk
perumahan atau industri, pembuatan umgan untuk jalan raya atau jalan
kereta api, ataupun pembuatan bendungan dari tanah. Sebagaimana telah
dijelaskan pada Bab 8, istilah pemadatan berbeda sekali dengan istilah
konsolidasi. Pemadatan adalah proses yang memakai tenaga dinamik untuk
menjadikan tanah lebih padat dan sekaligus mengeluarkan udara. Kadar air
tanah tidak berubah ketika tanah itu dipadatkan. Konsolidasi adalah proses
statis dimana air mengalir dari tanah dan butirnya menjadi lebih dekat satu
tlcngan yang lain. Kadar air akan turun akibat proses konsolidasi.
Pemadatan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Untuk pemadatan
lcrr.rpung di lapangan dapat dipergunakan berbagai macam alat, termasuk

Pt',gguling roda baja berbentuk silinder, pengguling ban, cian pengguling


"l<:rki rlrrrnba" (sbeeps-foot roller) dan sebagainya. untuk memadatkan tanah
t:rl< berkolrcsi, y:ritrr P:rsir dan kerikil, alat terbaik adalah alat penggetaran,
512 MEKANIKATANAH PEKERJAAN TANAH DAN PEMADATAN TANAH 513

biasanya dipakai roda baja berbentuk silinder. Di laboratorium, biasanya berbeda. Selisih kadar air altaramasing-masing contoh diusahakan supaya
dipakai alat penumbuk dengan berat dan tinggi jatuh tertentu. hampir sama, kemudian contoh ini dipadatkan sesuai urutannya. Cara
pemadatan adalah lapis demi lapis yang tebal lapisnya sama. Tebalnya
15.2 PERILAKU PEMADATAN TANAH dipilih supaya permukaan lapisan terakhir sedikit lebih tinggi daripada
Dari hasil pengujian yang biasa dipergunakan untuk menilai sifat atasnya silinder, yaitu masuk sedikit ke dalam kerah silinder. Selanjutnya
pemadatan, dapat diketahui perilaku tanah ketika dipadatkan. Pengujian kerah dibuka dan permukaan contoh dipotong supaya datar. Contoh
ini biasanya disebut pengujian pemadatan "Standar Proctor" atau pengujian ditimbang dan sebagian diambil untuk mengukur kadar air. Silinder yang
,,modified (atat heawy) Proctor". Pengujian ini dilakukan dipakai pada kedua pengujian (standar dan modfied) tetap sama, tetapi palu
pemadatan
dengan memakai sebuah tempat berbentuk silinder dan palu penumbuk, yang dipakai berlainan. Crm modfied lebih berat dari cara standar. Cara
sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 15.1. Keduanya dibuat menurut ruodfied memakai 5 lapisan, sedangkan cara standar memakai 3 lapisan.
ukuran dan beban tertentu. Keterangan lengkap tentang kedua cara dapat dilihat pada Tabel 15.1.

Thbel 15.1 Keterangan lengkap tent:rng pengujian pemadatan


(standar dan modi6ed)

Pengujian Pengujian
pemadatan standard pemadatan modifed
Proctor (atau heaw)
Diameter silinder (cm) 10.5 10.5
Tinssi silinder (cm) tL,55 tr.55
Silinder
pemadatan E
o Volume silinder (cm3) 1000 t000
ro
q Iumlah lapisan tanah , 5
Volume Berat oalu oenumbuk (ks) 2.5 4.5
= 1000 cm' Tinesi iatuh palu (cm) 30 45
Jumlah pukulan setiap lapisan 27 27

Jelas bahwa pengujian modlled menggunakan tenaga yang lebih tinggi


(ujiStandard Proctor) daripada pengujian standar Hasil pengujian dibuat grafik berat satuan
kering terhadap kadar air. Hasil umum dari lempung diperlihatkan pada
Gambar 15.1 Peralatan yang dipakai pada pengujian pemadatan "Proctor"
Gambar 15.2. Terlihat juga pada gambar tersebut garis dimana kadar
udara sama dengan nol, yaitu derajat kejenuhan = 1000/0. Nilai berat satuan
Pengujian ini dilakukan pada sederetan contoh tanirh, tlrasittg - llrilslng
kcring prr<l:r garis ini adalah nilai terbesar yarr1 dapat dicapai pada kadar
dengiu-r kadar air yanq bcrbeda, drrri kcring srrrnPui lxrsrtlr. .f rrili scl,clrrttt
:rir tcrtcrrtrr.
pcrrgrr jilrrr tlirrrrrl;ri, t'orrtoh-cortt()l) llrl:tll tlisirrpl<rrrr tlt'ttgtttt li:r.lrtr. lrir y:urg
514 PEKERJAAN TANAH DAN PEMADATAN TANAH 515

biasa untuk lempung dengan plastisitas sedang hingga tinggi. Juga pada
lempung dengan plastisitas tinggi, nilai kadar air optimum dari pengujian
standar tidakjauh berbeda dengan batas plastis.
E Sebelum menjelaskan czra yang biasa dipakai untuk mengontrol
o
E
o) pemadatan di lapangan berdasarkan hasil uji pemadatan ini (atau cara
il1 lain yang mungkin dapat dipergunakan), ada beberapa hal lagi yang perlu
E
(D
C
diketahui. Pertama, ada banyak jenis tanah yang tidak seragam sehingga
c
o pengujian pemadatan akan rnenghasilkan nilai kadar air optimum yang
o)l
c berbeda-beda. Hal ini jelas pada Gambar L5.3,yang memperlihatkan hasil
vo uji pemadatan dari dua tempat proyek di Auckland, New Zealand.
cIE
(5'
o
G
o Kompleks lndustrial: Pabrik baja:
d) 1 Lapisan lempung Pleistocene Batu basalt dan debu
yang mengalami pelapukan
E
o
E
o)
o)
.=1
ID
I
Kadar air (%) (5
f
Gambar 15.2 Pengujian pemadatan pada lempunpstandar dan modified (heavy) o
o
6l
o
d)

Jelas dari grafik ini, bahwa untuk tenaga pemadatan tertentu, berat
satuan kering mencapai nilai maksimum (puncak) pada kadar air tertentu.
Kadar airini disebut kadar air optimum dan berat satuan disebut berat Kadar air (o/o) Kadar air (%)
satuan kering maksimum. Apabila tanah dipadatkan pada kadar air Gambar 15.3 Pengujian pemadatan standar pada dua proyek dimana jenis tanah tidak seragam

optimum, maka tanah akan menjadi paling padat. Kedua parameter ini (menurut Pickens, 1 980)

merupakan cara yang biasa dipakai untuk mengontrol pemadatan tanah


di lapangan (lihat Bagian 15.3). Perlu dipahami bahwa kadar air ini bukan Kedua tempat ini tidaklah di sini berasal dari forrnasi
besar dan tanah
suatu sifat khas pada tanah; nilai kadar air ini hanya merupakan kadar air geologi yang sama. Pada tempat pertama, tanah terdiri atas lempung
yang paling sesuai paAe tenaga pemadatan yang dipakai. Apabila tenaga berasal dari lapisan endapan Pleistocene, sedangkan pada tempat kedua,
pemadatan berubah, maka kadar air optimum akan turut berubah. Pada ta.nah berasal dari lapisan vulkanis, termasuk lava basalt serta lapisan abu.
contoh di Gambar 15.2,kadar air optimum dari pengujien modifird kir* Walaupun bcnrsal dari bahan yang sama, masih ada perbedaan besar pada
l<tra 8o/o di bawah nilai dari pengujian standar. Sclisih ini brtlch tliirngglp silatlrya, st'lr:rg;rirrr:urir tcrlihat jelas dari hasil pada Gambar 1.5.3.
t
PEKERJAAN TANAH DAN PEMADATAN TANAH 517
516 MEKANIKA TANAH
dipadatkan. Pada contoh A, kelihatan ada puncak yang datar, sedangkan
Pada tempat kedua, ada jenis tanah dengan perilaku pemadatan yang pada contoh B tidak ada puncak sama sekali. Nilai berat satuan hampir
tidak mengikuti kebiasaan sebagaimana diperlihatkan pada Gambar merata vnt^ta kadar air 7200/o sampai 7650/o. Pada kedua contoh, berat
15.2 dan 15.3. Grafik pemadatan tidak menunjukkan nilai berat satuan satuan tertinggi terdapat pada kadar air yang paling rendah, tetapi tidak
maksimum, sehingga tidak ada kadar air optimum seperti biasa. Tanah ada kemungkinan kadar air ini dapat dipakai dalam praktik.
dengan perilaku demikian adalah lempung abu vulkanis (allophone clays). Dan yang ketiga, ada tanah yang menjadi lunak akibat pemadatan,
Seperti dijelaskan pada Bab 1, sifat mineral allophone sangat berbeda terutama bila pemadatan dilakukan secara terus-menerus. Seperti telah
dengan mineral lempung lain, sehingg a taLnah yangmengandung allophone dijelaskan, pada tanah asli umumnya sering terdapat "struktur". Hal ini
mempunyai sifat yang sangat luar biasa. Salah satu dari sifat ini adalah biasanya terdapat pada tanah residu. Apabila dipadatkan atau dibentuk
grafik pemadatan, seperti diperlihatkan pada Gambar 15.4. Hasil ini ulang, struktur tanah ini terganggu atau rusak sehingga tanah menjadi
diperoleh dari pengujian pemadatan standar pada dua contoh. Jelas dalam lunak. Makin banyak pemadatan makin lunak tanah tersebut. Pengaruh
grafik pemadatan ini tidak menunjukkan puncak yang nyata. pemadatan tanah bersifat dua macam, yaitu:
(a) Menjadikan tanah lebih padat, yaitu butirnya menjadi lebih dekat satu
E
o dengan yang lain dan udara pada pori tanah akan terjbpit keluar.
E (b) Membentuk ulang tanah sehinggatanah menjadi lebih lunak,
o, sekaligus
o,
c ada air yangdilepaskan dari ruang antar butir ataupun dari dalam butir,
o
.v. yang ikut menjadikan tanah lebih lunak.
cG
a
(o
aD

(U Pengaruh pemadatan secara terus-menerus pada tanah abu vulkanis


o
m di Jepang diperlihatkan pada Gambar 15.5. Pengujian ini dilakukan
-'- pada sejumlah jenis tanah dengan tenaga pemadatan yang berbeda. Cara
20 40 60 80 100 120 140 160 160 20tJ
pemadatan yang dipakai adalah seperti biasa di laboratorium, yaitu dengan
Kadar air (%)
memakai penumbuk pemadatan. Pada contoh pertama jumlah pukulan
Gambar 15.4 Pengujian pemadatan standar pada dua contoh lempung yang mengandung
hanya 10, tetapi pada contoh berikutnya jumlah pukulan ditambah terus
alloPhane
sampai akhirnya mencapai 120 pukulan. Kekuatan tanah diukur dengan
memakai alat penetrometer kerucut statis. Cara ini sederhana dan empiris,
Pengujian ini dilakukan dengan mengambil sebuah contoh tanah yang
tetapi merupakan petunjuk yang baik pada kekuatan tanah.
besar, kemudian membagi-baginya menjadi sejumlah contoh kecil. Setiap
contoh ini kemudian dikeringkan dari kadar air aslinyd, di sekitar 1669{r
pada contoh A dan t95o/o pada contoh B, sampai tercapai kadar air yarrg
diperlukan untuk pemadatan. Jadi pada garis ini tidak ada c'ontoh yrng
pernah mengalami kadar air lebih kering daripada kaclar air kctikrr cotttolt
518 MEKANIKA TANAH PEKERJAAN TANAH DAN PEMADATAN TANAH 519

16
Tanda panah menunjukkan 15.3 PENGAWASAN DAN PENGONTROLAN
"energi pemadatan optimum" y = 110% PEMADATAN

15.3.1 Cara Biasa untuk Mengontrol Pemadatan


Garis penuh adalah
Car"" vang biasa digr.u,akan untuk mengontrol pemadatan berdasarkan
tanah Kanto (loam) p'da pengujian Proctor standzrr atart modifed.Hasll uji ini dipakai untuk
-Tanah Kanuma
l. w 22oo/o :nenentukan batas pada i.ailar air dan berat satuan kering. Contoh batas yang
=
\r/, I sering dipakai adalah kadar air *oo, !2o/o dan berat satuan kering > 0.95
. rlfrax dimana
y,..,-. u
= kadar air optimum dafl T a-o* = berat satuan maksimum
^.
oPt

dari pengujian pemadaturr. ffitut ini adarah contoh saja, nilai sebenarnya
dipilih sesuai dengan keadaan setempat dan sifat yang diperlukan pada
tanahyang dipadatkan.
r

Pemilihan antara pengujirm stand;' dan modifed sebaiknya


memperhitungkan faktor-faktor berikut:
(a) Maksud pemadatan, terl,rzltung P-y"t ,frt*, yang akan dilaksanakan.
Seandainya yang akan dibangun adalah tangtpl yang tidak tinggi untuk
o 20 40 60 80 100 120
Jumlah pukulan jalan raya, maka mutu pemadatan tidak p'''iu sangat baik sehingga
pemadatan standar boleh dipakai. Sebaliknya, bila yang akan Cibangun
Gambar 15.5 Pengaruh tenaga pemadatan pada kekuatan tanah abu vulkanis adalah bendungan tanah tinggi, maka mutu pemadatan mungkin harus
(menurut Kuno, et al., 1978)
lebih baik sehirrgga pemadatan rnodfiedLeblh sesuai.
(b) Peralatan pemadatan yang tersedia. Apabila hanya peralatan ringan
Jelas pada Gambar 15.5 bahwa hampir setiap contoh menjadi lebih lunak yang dapat dipergunakan, maka kemungkinan besar pemadatan cara
apabila jumlah pukulan ditambah. Hanya contoh A yang kekuatannya akan modfed tidak dapat dipenuhi sehingga P,gnadatan cara standar akan
1.,

naik terus sampai jumlah pukulan mencapai 70; setelah ini kekuatan akan
lebih sesuai.
menurun sedikit. Cara melunakkan tanah ini sering disebut "pemadatan (c) Kadar air asli tanah dan keadaan iklim atau cuaca pada tempat proyek
kelebihan" (o a e r- co mp a c ti o n). P ada tanah ini ada " tenaga pemadatan" yang tersebut. Apabila kadar air asli jauh lebih tinggi dariflada kadar air
optimum.
optimum (standar) dan cuaca setempat tidak memungkinkan dilakr'rkan
pengeringan, pemadai-h dengan cara standar agak sulit dilaksanakan,
maka cara modifed tidak mung'{n sama sekali.
520 MEKANTKA TANAH
PEKER]AAN TANAH DAN PEMADATAN TANAH
521

Jelas kiranya dari sifat tanah yang dijelaskan pada Bagian 15.2 bahwa
cara biasa untuk pengontrolan pemadatan tidak selalu dapat dipakai Uji baling-baling *
Uji tekan tak terkekang o
(g
dengan mudah. Misalnya bila sifat tanah bervariasi besar seperti pada (L
I

Gambar 15.3, pemakaian cara biasa tidak praktis dan diperlukan cara 'o
o
E c
lain. Menurut pengalaman penulis, cara yang dijelaskan berikut ini lebih o
200
'E
E1 o
mudah dilaksanakan dan praktis daripada cara Proctor biasa. Cara ini (,,
o)

C lz
.C o
dikembangkan di New Zealand justru untuk mengatasi persoalan yang o
Y o
timbul pada tanah residu seperti yang diperlihatkan pada Gambar 15.3. Et 100 E
o)
c(E
Cara ini dijelaskan secara lengkap oleh Pickens (1980); di sini hanya G
o
G
(o a
penjelasan singkat yang diberikan. q) I
o)
c0
1 OY
15.3.2 Cara Lain Pengontrolan Pemadatan Berdasarkan
Kekuatan Geser Tak Terdrainasi dan Kadar Udara
Tujuan utama tanah dipadatkan adalah membuat timbunan/tanggul tanah 30
Kadar air (%)
yang kuat dengan kompresibilitas rendah. Pada tanggul atau bendungan
untuk menahan air, diperlukan juga permeabilitas yang rendah. Selain juga pengukuran
Gambar 15.6 Pengujian pemadatan Proctor standar pada lempung, termasuk
ini juga diperlukan tanah yang tidak akan menjadi lunak bila kena hujan. kekuatan geser tak terdrainasi
Dengan memakai cara pengontrolan Proctor biasa diharapkan tujuan ini
Ini tidak benar dengan sendirinya, dan tidak ada alasan untuk
akan tercapai.
Pengujian mempedihatkan bahwa kekuatan geser tak terdrainasi
ini
tidak memakai parameter lain untuk mengontrol pemadatan. Ti-rjuan yang
pada kadar air optimum adalah t 150 kPa menurut uji tekan tak terkekang
sama dapat dicapai dengan parameter yang berbeda. Contoh parameter ini dan x 230 kPa menurut uji baling-baling. Cara pengontrolan pemadatan
adalah kekuatan geser tak terdrainasi (s,) dan kaddr"udara (a,). Hubungan
biasa mengizinkankadar air sampai 2o/o atau 3 7o lebih tinggi dari kadar air
parameter inidengan sifat yang diperlukan untuk pemadatan tanah
optimum. Pada kadar air ini, kekuatan geser berkisar dari 120 sampai 180
sebenarnya lebih dekat daripada l<adar air dan berat satuan kering tanah. mendapatkan tanah timbunan dengan sifat sama
kPa. Ini berarti untuk
Dasar pemakaian kekuatan geser tak terdrainasi diperlihatkan pada
seperti yang diperoleh dengan cara pengontrolan biasa, nilai kekuatan
Gambar 15.6; ini adalah hasil pengujian pemadatan Proctor srandar.
geser tidak boleh kurang dari 120 kPa sampai 180 kPa. Walaupun tidak
Dengan mengukur berat satuan dan kadar air, sekaligus juga diukur
langsung, ini merupakan syxat pada nilai terbesar kadar air. Dengan nilai
kekuatan geser tak terdrainasi. Kekuatan geser diukur baik dengan uji tekan
lebih tinggi, kekuatan geser yang ditentukan tidak dapat tercapai. Selain
tak terkekang maupun dengan uji baling-baling. Jelas bahwa uji baling-
pengontrolan pada kadar air rertinggi,juga diperlukan pengontrolan pada
baling menghasilkan nilai yang lebih tinggi dari uji tekan tak tcrkckang.
batas ka<lar :rir terendah. Dengan kadar air rendah, tanah mungkin dapat
tlipurl:rtl<:rrr sul):ryil kcras, yaitu memenuhi syarat kekuatan gescr, tctltpi
522 MEKANTKA TANAH PEKER]AAN TANAH DAN PEMADATAN TANAH
523

ini belum berarti sifat tanah adalah sifat yang diperlukan. Apabila tanah
terlampau kering, ada kemungkinan menjadi lunak dan mengembang
(suell) bila kena hujan atau air banjir dan sebagainya. Untuk mencegah hal
ini, perlu kontrol tambahan; yang dipakai adalah kadar air.
Pada Gamb ar 75 .2 kita lihat bahwa kadar udara pada kadar air optimum
dan berat satuan maksimum adalah kurang lebih 5%0. Seandainya tanah
dipadatkan dengan kadar air2 sampai 370 lebih kering daripada kadar
air optimum, maka kadar udara akan sebesar 8 sampai 70o/o.Jadi, untuk
mencegah supaya tanah yang dipadatkan tidak terlampau kering, sebaiknya
kadar udara tidak melampaui batas tertentu, misalnya 8 sampai 10%o.Apabila
tanah terlampau kering, maka nilai ini tidak mungkin tercapai dengan alat
pemadatan biasa. Gambar 15.7 memperlihatkan hubung n antara c ra Kadat air

biasa, berdasarkan pada uji Proctor standar, dengan cara yang memakai Gambar 15.7 Pengontrolan pemadatan dengan memakai cara biasa dan cara
lain

kekuatan geser dan kadar udara. Garis kadar udara zero mefirpakan batas
tertinggi berat satuan pada sesuatu kadar air tertentu dan bedaku pada
Berdasarkan pengalaman penulis, batas yang sesuai dipakai pada
kedua cara pengontrolan. Cara Proctor biasa mempergunakan batas kadar
kekuatan geser dan kadar udara adalah sebagai berikut:
air tertinggi dan terendah, dan batas terendah pada berat satuan kering,
Kekuatan geser tak terdrainasi (nilai diukur dengan alat baling-baling
sehingga menentukan daerah yang diperlihatkan pada Gambar 15.7.
tangan):
Dengan memakai kekuatan geser dan kadar udara, batas daerah menjadi
Tidak boleh kurang dari 150 kPa (rata-rata dari 10 pengujian)'
sedikit berbeda. Nilai terendah kekuatan geser menentukan kadar air
Nilai tersendiri: tidak boleh kurang dari 120 kPa
tertinggi, dan garis kadar udara tertinggi menentukan batas berat satuan
Kadar udara (pada tanah biasa):
yang terendah. Tidak ada batas terendah pada kadar air, tetapi kadar air
Tidak boleh melebihi 8ol0.
tidak dapat terlampau rendah karena nilai kadar air yangdiharuskan tidak
akan tercapai.
Pemakaian nilai ternyata menghasilkan timbunan tanah dengan
ini
sifat yang sangat memuaskan. Pengukuran kekuatan geser daPat dilakukan
dengan memakai atau alat baling-baling atau kekuatan tekan tak
terkekang. Pemakaian alat baling-baling adalah yang paling sederhana dan
semata-mata dipakai di New Zealand. Pengukuran kadar udara biasanya
memerlukan pengukuran berat satuan, kadar air, dan berat jenis. Pengalaman
(uet tropics at2lt tem?erate climate), kadar air
lrcntrlis, 1r:rrla iklim yang basah
Irsli t:rrLrlr l,i;rs:rrryrr lcbih tinggi daripada kadar air optimum. Padn iklinr
di

524 MEKANTKA TANAH PEKERJAAN TANAH DAN PEMADATAN TANAH 525

demikian, syarat kadar udara dapat dicapai dengan mudah, sedangkan kekuatan geser dan kadar udara. Batas pada kedua Parameter
ini dengan
untuk
syarat kekuatan geser merupakan syaratyangagak sulit. Dalam keadaan ini, sendirinya menjamin bahwa kadar air masih ada yang optimum
pengontrolan pada kadar udara hampir tidak diperlukan; hanya kekuatan pemadatan, walaupun nilainya tidak diukur atau diketahui'
geser yang harus diperhatikan. Pengukuran kekuatan geser dapat dilakukan (*&

dengan sederhana dan memakai alat baling-baling tangan. Ketika tanah 15.4KESULITAN-KESULITANYANGDIALAMIPADA
dipadatkan, kekuatan geser dapat diukur langsung. PEMADATAN LEMPUNG " I
Syarat di atas umumnya sesuai untuk proyek yang menyangkut
pemadatan tanah, kadang-kadang sifat yang diperlukan tidak seperti biasa. ls,4.lLempungdenganKadarAirAsliJauhLebihTinggidari
Dalam hal ini syarat dapat diubah. Misalnya, bendungan tanah dibuat di Kadar Air OPtimum
Sering terjadi bahwa kadar air asli tanah terlampau tinggi
sehingga
atas lapisan tanah lunak, kemungkinan penurunan dapat menghasilkan
pemadatan yang efektif tidak dapat dilaksanakan kecuali
bila tanah
retak-retak pada bendungan. Untuk menghindarkan hal tersebut, sebaiknya
tanah pada inti bendungan bersifat plastis. Ini dapat rercapai bila memakai
lik rirrgkun terlebih dahulu. Dengan lempung plastisitas rendah'
plastisitasnya
tanah dengan plastisitas sedang sampai tinggi, dan kekuatan geser yang pengeringan tidak begitu sulit, tetapi dangan lempung yang

agak rendah, misalnya di sekitar 70 kPa sampai 90 kPa. Contoh lain tinggi pengeringan akan menjadi lebih sukar' Tidak ada cara mudah
yang mengatasi persoalan ini, tetapi sedikitnya hal yang
berikut harus
adalah jalan baru yang dibuat di atas tanggul.
Untuk membuat tanah dasar
perkerasan (subgrade) yang kuat, batas kekuatan geser dapat dinaikkan, diperhatikan:
dengan memakai kekuatan geser 200 kPa. . Perlu oracayangkering walaupun paling lama hanya satu atau dua
Ternyata dari penjelasan di atas, dengan pengontrolan pada kekuatan halffiila tidak, pengeringan akan sulit sekali'
geser dan kadar air, pengujian pemadatan Proctor tidak diperlukan. walau .P.rlrr;ugaadadaerahyangluassupayatanahdapattersebarsecara
demikian, sebaiknya masih dilakukan karena dari hasil pengujian Proctor luas sehingga kena matahari dan angin' Baik matahari maupun
dapat diketahui apakah tanah harus dikeringkan sebelum pemadatan. angin diperlukan untuk mengeringkan tanah dengan cepat'
Secara ringkas, keuntungan cara yang memakai kekuatan geser dan o Harus ada pengawasan setemp at (site management) yang baik'
Apabila
kadar udara adalah sebagai berikut: Jadi cuaca kering harus dipergunakan sebaik-baiknya'
7- Perbedaan sifat tanah tidak masalah. syarat-syarat yang sama dapat ada hujan, permukaaan tanah, baik pada temPat penggalian'
dipakai walaupun ada perubahan pada sifat tanah. tanah yang disediakan (stock-pile), atau yang sudah dipadatkan
2- dapat
Pengontrolan di lapangan menjadi lebih sederhana, karena kekuatan harus ditutuP supaya air tidak mudah masuk' Permukaan
baja
geser diketahui langsung pada saat pengukuran dilakukan. dijadikan,,tertutup"terhadap air dengan memakai alat silinder
3. Syarat-syarat dapat diubah tanpa kesulitan seandainya ada sifat tanuh (steel-uheeled roller) untuk memadatkannya' Permukaan juga harus
tertentu yang dipedukan. dibentuk supaya a\t dapat mridah mengalir keluar'Jangan sampai
Sebaiknya kita menyadari bahwa istilah kadar air optimtrrn rrrrrsilr rcrulr ada air yang membentuk kolam pada muka tanah'
berarti apabila dipergunakan pcngontrolirn pcrrrrrtlrrtrrn tlcrrg:rrr rrr,'rn,rk,ri
526 MEKANTKA TANAH
PEKERJMN TANAH DAN PEMADATAN TANAH 527

15.4.2 Tanah yang Menjadi Lunak Akibat pemadatan (artinya tidak mengandung lanau atau lempung), air dapat mengalir dari
Sebagaimana diterangkan di atas, pada banyak tanah residu terda,rat
contoh pada waktu pengujian dilaksanakan, sehingga kadar air tidak tetap.
"struktur", yaitu butirnya terikat satu dengan yang lain, atau tanah teri:i ri
Ternyata kadar air tidak banyak memengaruhi nilai berat satuan kering.
dari bekas batu lunak yang belum menjadi butir tersendiri. Apabila r ,..rh
Meski demikian,pengujian ini masih dapat memberi petunjuk,berat satuan
ini dibentuk ulang ataupun dipadatkan, struktur ini ,i, .llerr,:i,:r; .,an tanah kering dapat dicapai di lapangan dengan menggunakan alat pemadatan
akan menjadi lunak, seperti diperlihatkan -rr,t, (-jambar 15.5. Untuk
lang biasa. Ada kemungkinan berat satuan yang dicapai di lapangan lebih
tanah seperti ini, kita perlu memahar, , ,'gg21 , baik sifit tanah tersebut dan
besar dari yang diperoleh dari pengujian di laboratorium. Oleh karena itu,
merencanakan cara pemadatan yanlr: sesu;ii. Kita perlu mernilih dari dua
sebaiknya dilakukan pemadatan percobaan di lapangan. Dengan cara ini
kemungkinan beril;ut:
kita dapat menentukan nilai berat isi yang sesuai untuk dijadikan syarat
1. Pengeringan tanah sampai mendekati kadar air optimum; dengan
pemadatan selanjutnya.
demikian kita dapat memakai cara pemadatan biasa dengan peralatan
4-
yang berat. Pemegang untuk ditekan

2- Menerima kenyataan bahwa tidak mungkin tanah dapat .J,ikcringkan "\


lanosuno oleh orano

sampai mendekati kadar air optimum. Ini berarti memaciatkan tanah


dengan kadar air mendekati kadar air asli, dan "mutu" timbunan yang
dibuat akan lebih rendah. 'rr.

untuk menilai kemungkinan kedua, sebaiknya dilakukan percobaan di Alat mengukur


gaya (Proving ring)
lapangan, termasuk penggalian, pengangkutan, dan pemadatan tanah.
carayangdipakai harus sedemikian rupa sehingga struktur asli pada tanah Skala untuk mengukur
penetrasi dalam tanah
tetap dipertahankan. Peralatan untuk pemadatan sebaiknya yang ringan,
memakai "tracks" seperti bulldozer kecir. Mungkin cara terbaik adalah
memakai alat pemadatan ini beberapa kali saja-jangan terlalu banyak
diulang-ulang karena alat ini bersifat menekan a_tarr menjepit tanah, bukan
memadatkannya.

15.5 PEMADATAN PASIR, KERIKIL, DAN TANAH (a) PENETROMETER DINAMIS (b) PENETROMETER STATIS
TIDAK PLASTIS d (Beban yang dijatuhkan) (Ditekan langsung)

Perilaku pemadatan pada bahan ini agak berbeda dengan tanah berkohcsi
Gambar 15.8 Alat penetrometer pakai tangan untuk mengontrol pemadatan
(lempung dan lanau). Pengujian pemadatan biasa, yaitu cara prouor,
tidak
selalu rnenghasilkan nilai kadar air optimum yang jclas sehingga tirlak
ada berrrt satuan maksimurn. Pada pasir kasur tlun kcrikil y.,g hcrsilr
.,1

528 MEKANIKA TANA ii PEKERJAAN TANAH DAN PEMADAMN TANAH 529

lJmumnya, unfuk mengontrol pemadatan pasir afau kerikii, pengukuran Statis: US Army Corps of Engineers Cone Penetrometer
kekuatan atau kekerasan biasanya lebih sesuai daripada pengukuran berat Diameter kerucut = 72,8 mm, sudut ujung = JQ'
satuan. Pengukuran demikian dapat dilakukan tanpa kesulitan dengan Parameter yang diukur: Gaya (dalam satuan pound) 0,5 pound (=
mempergunakan penetrometer tapangan yang ringan. Penetrometer 7,1.02 kg).Nilai ini adalah parameter yang dipakai semula oleh U.S.
demikian biasanya dipakai dengan tenaga manusia (tangan). Jenis yang Army Corps of Engineers untuk kalibrasi dengan nilai CBR. Untuk
palirg sering dipakai adalah penetrometer dinamik, seperti diperlihatkan keperluan lain,lebih baik gaya saja yang diukur supaya dapat dijadikan
pada Gambar 15.8(a). Parameter yang diukur adalah jumlah pukulan untuk tekanan (g) dengan satuan kg/cm2 atau kPa.
masuk ke dalam suatu jarak tertentu. Dengan mengadakan percobaan Dengan demikian, tekanan ini dapat dikorelasikan dengan kekuatan geser
pemadatan di lapangan, kita dapat menentukan nilai yang sesuai untuk tak terdrainasi (S ). Korelasi demikian hampir sama dengan korelasi pada
dipakai sebagai kontrol selanjutnya. Cara ini juga dapat dipakai pada tanah penetrometer kerucut Belanda,yait, S, = {,/ Nu dimana Na= 75 sampai2).
yang berkohesi (lempung/ lanau). Dalam hal ini dipakai penetrometer statis
seperti diperlihatkan pada Gambar 15.8(b). Alat ditekan masuk dengan DAFTAR PUSTAKA
tangan dan gaya yang diperlukan ditentukan dengan "proving ring" atau Kuno, G., Shinoki, R., Kondo,T &Guchiya, C.,7978. On the construction
alat pengukur lain. Dapat dibuat korelasi antara gaya ini dengan kekuatan methods of a motorway embankment by a sensitive volcanic clay.
geser tak terdrainasi. Proc. Conf on Clay Fills,London.pp.149-156.

Contoh kedua jenis penetrometer ini adalah sebagai berikut: .:


,;
Pickens, G. A., 1980. Alternative Compaction Specifications for Non-
Dinamik Penetrometer Scala k uniform Fill Materials. Proc. Third Australia-New Zealand Conf on
:rl:

Diameter kerucut = 20 mm, sudut ujung = 30" ,:).


Georne chanics, Wellington, Vol. 1, pp. 231-235.
:t
Berat beban penumbuk = 9,0 kg .;T
'&it
$
Tinggi jatuh = 51,0 cm u&' Wesley, L. D., 2002. Geotechnical characterrzation and behaviour of
Parameter yang diukur J = jumlah pukulan/300 mm. s allophane clays. Proc. International Workshop on Characterisation and
&
# Engineering Properties of Natural ^Sols. Singapore, Vol. 2, pp.1,379-
s,
Parameter ini dapat dikorelasi dengan parameter lain. Misalnya korelasi &E. 1399, Rotterdam: A. A. Balkema.
*
dengan nilai l/dari pengujian SPT adalah nilai I/(SPT) = 1,5 x l/. dimana
I
l/ adalah nilai dari penetrometer Scala.
Contoh syarat yang dipakai pada pasir atau kerikil dengan penetromctcr
Scala adalah:

Jumlah pukulan untuk memasukkan alat dari kedalaman -50 rrrrtt


sampai 150 mm (di bawah permuk:rirn lapisan yang tliparlltkun) tirlrrk
bolch ktrrirng rlrrri 10 surnpai 12 prrktrlrrrr.
530 MEKANIKA TANAH

BAB 16

JENIS TANAH KHUSUS

16.1 PENDAHULUAN
Jenis tanah yang diterangkan dalam buku ini terutama berdasarkan
pengalaman penulis di New Zealand,Indonesia, dan Malaysia pada iklim
"temperate" atau "wet tropical". Ini berarti jenis tanah yang terdapat di
Indonesia umumnya termasuk golongan lempung jenuh air fully saturated
clays).Di negara lain, dengan iklim lebih kering, terdapat jenis tanah yang
berlainan. Bab ini memberi penjelasan secara singkat tentang beberapa
jenis tanah ini, yaitu tanah tidak jenuh, tanah mengembang (expansioe soils),

dan tanah yang "runtuh secara mendadak" (collapsing soik).Jenis tanah ini
umumnya termasuk golongan tanah residu, sehingga untuk mengetahui
perilakunya diperlukan dua faktor yaitu:
(a) Pengertian pada perilaku tanah itu sendiri
(b) Pengertian pada keadaan rembesan air dan tekanan air pori di dalam
tanah, khususnya keadaan di atas muka air tanah
532 MEKANTKATANAH JENIS TANAH KHUSUS 533

16.2 TANAH TIDAK JENUH kasar. Karena butirnya kasar dan hujan ,rqak jarang, tanah ini umumnya
tidak jenuh.
16.2.1 Terjadinya Tanah Tidak Jenuh
Kedalaman Muka Air Tanah dan Topografi Ada hubungan etat antara
Faktor terpenting yang memengaruhi terjadinya tanah tidak jenuh adalah:
dalamnya muka air tanah dan topografi. Pada tempat yang datar dan rendah
o Ukuran butir
(dengan muka air tanah yang dangkal) umumnya terdapat tanah yang jenuh
o Iklim
air, sedangkan pada daerah perbukitan ataupun pegunungan (dengan mgka
. Kedalaman muka air tanah
air tanah yang dalam) ada kemungkinan terdapat tanah tidak jenuh-
. Topografi
Selain faktor-faktor di atas, ada juga pengaruh dari batuan asal tanah.
Misalnya, di Hong Kong, iklimnya agak panas dan sering hujan sehingga
Ukuran Butir Pada tanah berbutir halus (lempung dan lanau), air tidak derajat kejenuhan tanah seharusnya 100 persen. Meski demikian, batu
dapat mengalir keluar atau masuk ke tanah akibat gayaberat saja karena asal paling umum di Hong Kong adalah granit, yang sebagian besar
adanyateganran permukaan dan gaya kapiler (surface tension and capillarity) terdiri atas kwarsa. Kwarsa adalah mineral batuan yang paling tahan
pada batas antara. udara dan air. Seandainya tanah sudah jenuh 100 persen, terhadap pelapukan sehingga tanah yang berasal dari granit biasanya
maka udara baru akan masuk kalau tekanan udara mencapai nilai yang banyak mengandung butiran kasar, yaitu sebesar pasir sedang atau kasar.
tinggi. Nilai ini disebut "air entry value", yaitu "tegangan udara masuk". Oleh karena itu, tanah di Hong Kong yang berasal dari granit sering
Pada lempung, nilai ini adalah sangat tinggi. tidak jenuh air. Selain itu, Hong Kong adalah daerah perbukitan; yang
Penelitian menunjukkan bahwa air hanya mengalir keluar dari tanah ikut memengaruhi deralat kejenuhan. Berlainan dengan keadaan di Hong
akibat gayaberat (graoity) apabila ukuran butirnya lebih besar dari 0,06 Kong, iklim Malaysia adalah tropis sehingga dibandingkan dengan Hong
:
mm, yaitu termasuk ukuran pasir. Seandainya lempung atau lanau adalah Kong, tanah yang berasal dari granit di sini lebih halus butirnya dan tanah
100 persen jenuh, maka baru akan menjadi kurang jenuh akibat penguapan
yang tidak jenuh jarang ditemukan.
pada permukaan tanah, jadi bukan air mengalir keluar akibat gradien Ketidak-seragaman tanah residu juga berpengaruh pada derajat
hidrolik. Penguapan dapat mengatasi gaya tegangan permukaan (surface
kejenuhan. Adanya retak-retak (fault planes) dan sebagainya memperbesar
tension) sehingga udara masuk ke dalam tanah.
penguapan sehingga tanah di sekitarnya menjadi kurang dari 100 persen
jenuh. Faktor ini juga mempercePat masuknya air ke dalam tanah pada
lklim Pelapukan tanah dipengaruhi iklim dengan dua cara. Pertama- musim hujan.
tama,pada iklim yang panas dan basah (banyak hujan), pelapukan tanah
berjalan secara intensif dan menghasilkan tanah yang berbutir halus, 1 6.2.2 Pengukuran Derajat Kejenuhan
khususnya lempung. Kedua, karena sering hujan, pengaruh pcnguapan Dalam tulisan tentang mekanika tanah jarang terdapat hasil penelitian dari
kecil, yang berarti tanah umumnya adalah jenuh, kecuali tanah yarrg derajat kejenuhan pada tanah residu, apalagi penelitian tentang perubahan
dekat pada permukaan. Sebaliknya, pada daerah cicngan iklirn kcrirrg, r'rrr:r akibat musim ataupun badai hujan.
pclapukan kurang intcnsif schingga rncnghrrsilk:rn lirrrirh rlt'ngurr lrtrtir y,rrrg
]ENIS TANAH KHUSUS
s35

16.2.3 Mekanika Tanah pada Tanah Tidak Jenuh


Karena tanah tidak jenuh mengandung udara (iadi tidak dari dua
bahan
tanah yang
saja) kita tidak lagi dapat memakai konsep yang berlaku pada
jenuh air, khususnya prinsip tegangan efektif' Sekarang ada tiga bahan
(surface tension)
yaitu butir, air, dan udara. Adanya tegangan permukaan
E
2
udara
berarti tekanan udara tidak sama dengan tekanan air pori. Tekanan
-9
efektif
I lebih besar dari tekanan air. oleh karena itu, persamaan tegangan
I sebagai
tidak berlaku lagi. Ada beberapa persamaan lain yang diusulkan
(7977).
0.06 0,2 penggantinya, seperti dijelaskan oleh Fredlund dan Morgenstern
Persamaan yang paling terkenal adalah yang diusulkan Bishop'
yaitu:
(a) Derejat kejenuhan

Gambar 16.1 Derajat kejenuhan dan grafik p.ro.gi.n't]*urrn butir pada tanah yang berasar dari
(16'1)
batu granit (menurut Lumb, 1962) o'= (o- ,,) * y(u,- u \
dimana o' = tegangan efektif
Pengukuran dilakukan pada tanah merah di Indonesia (Wesley, 1973) o. = tegangan total
menunjukkan bahwa derajat kejenuhan 100 persen, terkecuali dekat uo= tekanafl udara Pori

permukaan tanah, sampai sedalam 1 m atau 2 m. Data dari tanah yang u-= telxanan air Pori
derajat kejenuhan' dengan
berasal dari granit di Hong Kong (Lumb,l962) diperlihatkan pada Gambar X = par^meter yang tergantung pada
16.1. Jelas bahwa keadaan di sini berbeda dari tanah merah. Pada kedua nilai dari 0 samPai 1
tempat yang diperiksa derajat kejenuhannya adalah di sekitar 4Oo/o dan
Parameter (u,- u_) adalah nilai "suction" (disebut matric suction) di dalam
90%o dengan muka air tanah masing-masing sedalam 6 m (25 ft) dan lebih
tanah. Pada keadaan alam, seperti lereng tanah, rilai u, biasanya
sama
dari 1 1 m (35 ft). Menurut grafik pembagian butir, yang diperlihatkan juga
udara di
pada Gambar!6.7, tanah ini adalah pasir kelanauan dengan fraksi lanau dengan tekanan atmosfir karena ada hubungan langsung antata
dalam pori tanah dan udara atmosfir, sedangkan tekanan air pori
adalah
kurang lebih 10 %0. ini berbeda sekali dari tanah merah
Jelas bahwa tanah
dan lempung abu vulkanis yang diteliti oleh Wesley (1973). Walaupun negatif. Pada keadaan alam, tekanan air pori di dalam tanah yang tidak
jelas pada
demikian derajat kejenuhan pada tanah Hong Kong masih tinggi (90 o/o) jenuh pasti selalu negatif. Artinya Persamaan 16.1 menjadi lebih
tekanan
apabila muka air tanah sedalam 6 m. keadaan tanah dekat permukaan. Di sini tekanan udara adalah
Seperti disebutkan tadi, tanah yang berasal dari granit di Malaysia atrnosfir, yaitu = 0, sehingga Persamaan 16'1 menjadi:
tidak sama dengan yang di Hong Kong karena iklim Malaysia lcbih pants ol: o - Xu,,,
(tropical).Ttnah di Malaysia lebih mendekati lempung kelanaurrn schingg:r
derajat kejenuhan akan lebih tinggi dari yang di I krng Kong. l'iulrr kcrttlutn "biasa" yaitu pada tanah yang jenuh
,r' ., ll
KHUSUS 537
536 MEKANTKA TANAH
JENISTANAH

Persoalan yang dihadapi pada tanah tidak jenuh adalah


kemantapan
Jadi adanya udara di dalam tanah berarti pengaruh tekanan air pori terhadap
Seperti sudah
tegangan efektif dikurangi (karena 1 kurang dari satu). Ini terjadi karena lereng, khususnya pengaruh perubahan musim dan cuaca'
yaitu
tekanan air pori tidak berlaku lagi pada luas penampang tanah. Gambar diketahui bahwa pengaruh hujan adalah mengurangi kemantapan'
ini
16.2 memperlihatkan pengaruh derajat kejenuhan pada tegangan efektif. faktor keamanan akan berkurang. untuk menganalisis keadaan
aut^ra' tekanan air
Makin kecil derajat kejenuhan makin kecil nilai 1, sehingga makin kecil diperlukan dua "model" perilaku, yaitu (1) Hubungan
hujan' dan (2)
pengaruh tekanan air pori pada tegangan efektif. pori di dalam tanah dan cuaca, yaitu intensitas dan panjang
air pori di
Hubungan ant^takekuatan geser tanah dengan keadaan tekanan
air tidak tetap
Tegangan
dalam tanah. Model pertama memerlukan analisis rembesan
antara'
(transient analysi),sedangkan yang kedua memerlukan hubungan
kekuatan dan tekanan air Pori'
Lam, Fredlund and Barbour (7987) mengusulkan car^ untuk
tekanan air pori di
menganalisis perubahan pada keadaan rembesan dan
dalam tanah akibat hujan pada permukaan tanah' Ini berarti
perubahan

derajat kejenuhan diperhitungkan walaupun tidak langsung' Cara ini


menggunakan persamaan untuk rembesan tidak tetap' yaitu

rl#.#).e=**\-* (t6.2)

sumber luar'
Gambar 16.2 Hubungan antara derajat kejenuhan, tekanan air pori, dan tegangan efektif dimana Q = kecePatan aliran ke dalam elemen tanah dari
m*=perbandinganZrftataperubahankadarair..volumetric,'(0)dengan
perubahan tekanan air pori u, yaitu kemiringan grafik
0 terhadap
Persamaan 16.1 masih jarang digunakan untuk praktik geoteknik karena
berbagai kesulitan, khususnya kedua hal berikut: (1) Derajat kejenuhan tekanan air Pori.
tidak tetap pada keadaan tanah sebenarnya, melainkan akan naik-turun kadar air "volumetric" = volume air per satuan volume tanah'
akibat perubahan musim dan cuaca. Ini berarti nilai X akan ikut naik-
ae
turun. (2) Pengukuran nilai X dan hubungan dengan perubahan pada cuaca Tadi
'ou
m,, =<-
atau derajat kejenuhan memerlukan penelitian yang agak rumit. Untuk
tujuan ini pengujian di laboratorium memerlukan perlengkapan yang
dipakai
rumit serta waktu yang lama. Oleh karena kesulitan-kesulitan terscbut, Parameter 0 tidak jauh berbeda dengan kadar air, 'u'yangbiasa
berat dan juga
dikembangkan berbagai usaha dengan cara yang lebih sederhirna. Crrru irri pada mekanika tanah, hanya volume sebagai pengganti
termasuk golongan "ad hoc" atau "semi-empirical", artinyir tirltk bc.irr., berubah apabila
mcmakiri volume total bukan volume butiran. Nilai 0 tentu
benar menurut teori, nllmun cukup tcpat rrntrrk rrrcrnlrt'rikun lr,isil y,rrrli
irir ntt'rtg;tlir kcltulr atirtt masuk ke tanah'
l.rcrgrrrrrr.
538 MEKANIKA TANAH
JENISTANAH KHUSUS 539

Nilainya terdiri atas dua bagian, yaitu:


terlihat pada gambar. Makin kecil butiran tanah makin sulit air masuk
(1) air yang mengalir akibat perubahan volume tanah
tanah, sehingga nilai 0 tidak lagi trtmn dengan cepat. Pada lempung, nilai
(2) air yangmengalir dari pori tanah dan diganti dengan
udara (udara akan " air entry value" menj adi sangat tin ggi sehingg a pada keadaan praktis, udara
masuk ketika air keluar)
tidak lagi dapat masuk tanah akibat tegangan air negatif. Karena ini grafik
0 terhadap tegangan air pori hampir lurus. Masih ada kemungkinan udara
Pada tanah yang jenuh, perubahan volume adarah sama dengan
vorume dapat masuk lempung, terutama dekat permukaan tanah, tetapi ini adalah
air yang keiuar dari tanah sehingga parameter m- menjadi tepat sama akibat penguapan semata-mata.
dengan parameter t7, yang biasa dipakai dalam mekanika tanah. pada koefisien
Parameter *bolehdianggap sebagai pengganti
rn Pemampatan
tanah tidak jenuh, kedua parameter ini tidak sama karena air yang m,,. Sepintas lalu kita dapat memperhatikan bahwa teoriTetzaghi untuk
keluar
dari tanah terdiri atas dua bagran,yangsatu berasal dari perubahan volume konsolidasi 1-D adalah contoh khusus rembesan tidak tetap (transient
tanah, yang lain berasal dari air yang keluar dan diganti dengan Terzaghi dapat diperoleh dari Persamaan L6.2,vaitu:
udara. -flt*).Persamaan
Menurut Lam, et al- (7987) volume air yangberasal dari perubahan vorume
sangat kecil dibandingkan dengan volume air yang diganti dengan
udara.
contoh: Nilai parameter 0 pada beberapa jenis tanah diperlihatkan pada
r(#.#). Q=u'*r**
Gambar 16.3.
Apabila aliran berjalan pada satu arah (vertikal) saja, maka jurusan
horizontal (x) menghilang. Lagi pula tidak ada air masuk dari luar sehingga
Q jrg" menghilang. Dengan demikian persamaan
ini menjadi:

ah k a2h
a,= rr"x- aY.-

Persamaan ini pada hakikatnya adalah sama dengan persamaan Teruaghi


karena ada hubungan langsung antara h dengan tegangan air pori (" = y b) '
Udara mulai masuk tanah
pada titik melengkung
(air entry points)
Parameter tanah yang kedua pada Persamaan 76.2 adalah koefisien
permeabilitas (yang juga disebut hydraulic conductiaity). Pada keadaan
Tekanan air pori rembesan tetap di dalam tanah yang jenuh, nllai k tidak dipengaruhi
Gambar 16.3 Grafik nilai parameter kadar air "volumetric" (m*) pada beberapa jenis oleh perubahan pada tekanan air pori, sehingga dapat dianggap sebagai
tanah
Grafik ini menunjukkan bahwa tanah tetap jenuh selama tegangirn air parameter tetap. Lain halnya pada tanah yang tidakjenuh. Nilai Z menurun
pori positif. Apabila tekanan air pori menjadi negatif, ada kemungki,u' uir akibat udara masuk tanah. Makin turun derajat kejenuhan makin kecil
dapat masuk ke tanah. Pada pasir, air dapat masuk rlengirn I:rncir kocfisicn permeabilitas. Gambar 16.4 memperlihatkan hubungan 0 dan i
irprr6il:r
tekanan mcniadi ncgltil olch rlt'ttg:trr tt'l<:ttr:ttt :rir pori.
karcrr^ itrr, rril,i 0 scgcr:r rrrr.., sr.Pr.rri
540 MEKANIKA TANAH JENISTANAH KHUSUS 541

dari loo% derbjat oleh Fredlund dan koleganya adalah cara yang paling terkenal. Cara ini
Koefisien permeabilitas I
dipergunakan dalam program Slope/ W, yang juga merupakan bagian dari
(hydraulic conductivity) i kelompok GeoStudio.
10' o
o)
(t, Fredlund Rahardjo (1993) mengusulkan supaya pengaruh tegangan,
&
E
yaitu tegangan total, tekanan air pori, dan tekanan udara, terpisah dalam
o
(E
dua bagian, yaitu (o - uo), dan (u,- u.).Pengaruh dari kedua bagian
ini
10"
=
-o
o kemudian diperhitungkan tersendiri dengan memakai parameter 0 yrtS
o)
E
o berbeda. Dengan cara ini tegangan efektif tidak dihitung langsung seperti
o_
10" c
.9
pada cara Bishop.
o
q) Fredlund mengusulkan persamaan berikut:
o
Y
+ (r,- u) tan $b + (a- u,) tan (16.3)
"c = ct $'

dimana s, = sudrrt yang menghubungkan cohesion intercept dengan nilai air


pori negatif (suction) (u,- u-)-
Persamaan 16.3 adalah cara empiris untuk memperhitungkan pengaruh
Gambar 16.4 Kadar air "volumetric" dan koefisien permeabilitas terhadap tekanan air pori
tekanan air pori negatif (suction) pada kekuatan geser di dalam tanah
yang tidak jenuh. Bagian gesekan kekuatan tanah dianggap terdiri atas
di atas, nilai tekanan udara adalah sama di mana-
Pada cara analisis
dua bagian, yang satu berasal terutama dari tegangan total dan yang lain
mana berdasarkan pada anggapan bahwa tidak ada udara yang terpisah
berasal dari tekanan air negatif( suction).Bagian terakhir dianggap sebagai
dari udara lain. Dengan demikian tegangan udara adalah sama dengan
kenaikan pada bagian kekuatan geser yang berasal dari kohesi. Konsep ini
0 (atmosfir). Penyelesaian Persamaan 76.2 menghasilkan nilai b (tinggi
diperlihatkan pada Gambar 16.5.
energr) yang dihubungkan langsung dengan tekanan air pori.
Jadi nilai I

derajat kejenuhan tidak termasuk secara langsung dalam analisis ini. i


walaupun demikian, der{1at kejenuhan masih diperhitungkan karena baik
nilai 0 maupun i bergantung pada derajat kejenuhan. cara Lam, et al., l

(7987) merupakan dasar program SeepAV, yang merupakan salah satu dari
kelompok program yang dinamakan GeoStudio.
selain "model" di atas untuk memperhitungkan pengaruh tckanirrr
air pori ya.,g neg ti{, diperlukan juga model untuk mcnrPcrhiturrgk;rrr
kekuatan geser tanah apabila tanah tidak.icnrrh air. C-';rrrr yrrrrg rlirrsrrlli:rrr
542 MTKANIIG IAhIAii
543

Bidang keruntuhan Mohr-Coulomb

Cara Fredlund untuk


meperhitungkan "soil

o
o
o tApparent cohesion
c
a . = u*tan0"
o
N
o
g True cohesion
intercept c

,.___xu*
r ->i"i t-f
, reqanqan efektifsebe! -.,, r6 cn'' i'hopuntuk
- - r:iqkan,.soil suction'
legangan normal (o _u,)

Gambar 16.6 Perbandingan


- cara Fredlund dan cara Bishop uniuk nremperki,ar.,,nckuatan geser
Gambar 16.5 Persamaan keruntrihan Mohr-coulomb diperluas untuk tanah tidak jenuh.
pada tanah tidak jenuh
(menurut Fredlund dan Rahardjo, 1 993) -1rnempeil

Menurirt Fredlund & Rahardjo (L993), nilai $, biasanya berkisar cara Fredlund dan Rahardjo tidak sulit dipakai pada keadaan r.,.aktis,
<lari 1,5' sampai 20", tetapi menurut teori nilainya mungkin sebesar 45.. tetapi hasilnya bergantung pada nilai parameter tanah yang dipergu rakan.
Pengukuran parameter ini agak sulit, terutama, nilai sudut
Nilainva bergantung pada derajat ke-ienuhan-apabila derajat kejenuhan Q, Nilai $,
700 o/o, nila; 0' = 45'. Dalam hal ini Persamaan 16.3 menjadi r = ct * (o bergantung pada derajat kejenuhan, yang tidak tetap digdalar-r tanah.
- Nilainya mungkin kecil dekat permukaan tanah, tetapi mfin dalam rnakiri
u.) tan 0" yaitu persamaan biasa untuk kekuatan geser pada tanah jenuh.
Fredlunri rian Rahardjo mengusulkan pemakaian persamaan 76.3 untuk besar. Untuk memperhitungkan pengaruh hal ini tidak mudah.

menganalisi"q kemantapan lereng pada tanah yang tidak jenuh. Dengan


demikian pengaruh tegangan air pori negatif di atas muka air tanah 16.3 TANAH YANG IVIEruCCN/IBANG
diperhitunskan. Cara inilah yang dipakai pada program Slope/ W.
Di berbagai daerah di dunia, terdapat jenis tanah yang disebut expansire
atau stt;elling clays, yait.t tanah yang mengembang akibat air masuk dari-
cara Fredlund ini, berdasarkan pada Persamaan 16.3, ditinjau dari
sudut teoretis, rupanya kurang tepat karena tambahan kekuatan geser yang
kelilingnya sampai merusak gedung dan bangunan.lain di sekitarnya..
Kerusakan terjadi karena pengembangan ini tidak merata sehingga gedung
berasal dari tekanan air pori negatifdijadikan sebagian dari kekuatan yang
bersifat kohesi. Padahal, bagian ini berasal dari kenaikan regangan efektif
mengalami perubahan bentuk. Gedung yang paling sering mengalami
kerusakan adalah perumahan biasa dan gedung lain yang bertingkat satu,
sehingga merupakan bagian yang berasal dari kekuatan yang bersifat
seperti gudang. Fondasi gedung jenis ini biasanya fondasi dangkal, dimana
gesekan. Cara Fredlund dan Bishop untuk memperhitungkan pc.g:tnrlr
dera.iat kejenuhan pada kekuatan geser diperlihatkrtn patl:r ();rr.brrr Pcngembangan ranah paling besar. Gedung seperti ini juga kurang kaku
16.(r.
st:hingg;r tirluk tnhan terhadap perubahan benruk. Tanah semacam ini
5U MEKANIKATANAH JENIS TANAH KHUSUS 545

umumnya terdapat di -, lah'dengqp iklim fuid" atau "semi-arid" artinya berada dalam keadaan mampat akibat tegangan air pori yang negatif,
agak kering, khususryar,Afrika Selatan, Australia, Amerika Utara dan Apabila kena air, misalnya dari hujan, lempung "mengisap" air dan
?
Selatan, dan negara- ne1araTimur Tengah. mengembang. Kenaikan kadar air ini berarti tegangan air pori menurun
sehingga tegangan efektifbertambah, diiringi dengan perubahan (kenaikan)

16.3.1 Mekanisn-1p fer;aOinya Sifat Tanah yang Mengembang volume.IJmumnya,lempung mengembang adalah tidak jenuh dan derajat
Keterangan dalam buku atau makalah tentang tanah yang.meiSembang kejenuhan akan naik sekaligus bersama dengan pengembangan. Walaupun

tidak selalu jehsisehingga dapat menimbulkan Pengerti; yang keliru, demikian, pengembangan masih dapat terjadi pada lempung jenuh. Pada
yaitu bahwa terjadinya tanah expansive adalah akibat sifat tanah belaka. hakikatnya, perilaku tanah mengembang adalah sama seperti keadaan
Ini tidak benar; tanah expansive hanya timbul apabila tLrdapat dua faktor, yang telah dijelaskan pada Bab 4 (Gambar 4.4 dan 4.5), tetapi ini lebih
yaitu :
besar. Seandainya fondasi dibuat di atas lempung mengembang, pengaruh
1. Adanya lempung yang mengandung jenis mineral tertentu, terutama perubahan tekanan air pori mungkin lebih tinggi daripada pengaruh beban

yant termasuk'"golongan smectite seperti montmorillonite (yaitu fondasi. Dalam hal ini, tanah akan mengembang dan fondasi akan naik.

mineral lempung dengan. aktivitas tinggi). Pengeringan dapat berlangsung sampai sangat dalam. Menurut Blight

2. Iklim yahg agak kering,'d"rrgrn musim keringoyang Panjang, tetaPi (1997) pengeringan masih terjadi pada kedalaman 15 m sampai 20 m pada

juga ada hujan sewaktu-waktu. musim kering yang panjang. Dalam hal ini kenaikan pada permukaan tanah

Dengan kata lain, perilaku tanah expailsive bergantung baik pada bisa sangat besar apabila tanah menjadi basah, dan perubahan volume
komposisi tanah maupun lingkuhgannya. Jangan .menganggap bahwa masih berlangsung sampai dalam. Menurut Blight, kenaikan sebesar 70
tanah mengembang (expansive clay) adalah suatu jenis tanah tertentu. mm pernah diukur pada alat ukur yang dimasukkan di dalam tanah pada
Banyak tanah yang sama di daerah lain yang tidak menimbulkan tanah kedalaman 7,5 m.

mengembang karena iklimnya berbeda, yaitu iklim basah. Sebaiknya tanah Kerusakan pada gedung dapat terjadi segera setelah gedung selesai
mengembang dipandang sebagai suatu keadaan tertentu daripada suatu dibangun, tetapi mungkin baru terjadi setelah beberapa tahun. Faktor
jenis tanah tertentu. yang sering menyebabkan pengembangan adalah kegiatan manusia,
Tanah yang mengembang biasanya terdapai pada daerah datar, dimana seperti pembuatan jalan dan pembangunan lain, ataupun perkembangan
keadaan rembesan air menghasilkan cara pelapukqgr yang membentuk pertanian, perkebunan, dan sebagainya. Kegiatan ini menghasilkan lebih
mineral lempung seperti montmorillonite.Mineral ili biasanya mengalami banyak kesempatan untuk air masuk ke dalam tanah, seperti pengairan,
perubahan volume yang besar akibat perubahan kadar air. Sebagaimana pipa ledeng yang bocor, ataupun lapisan aspal pada permukaan tanah.
dijelaskan pada Bab 3, jenis tanah yang paling sering menghasilkan soal Pembuatan lapisan aspal atau beton pada permukaan tanah berarti
pengembangan (ataupun penyusutan) adalah golongan CH pada grafik penguapan tidak lagi dapat berjalan dengan lancar. Ini mengganggu
keadaan keseimbangan alam, misalnya pada keadaan yang diperlihatkan

Mekanisme pengembangan adalah sebagai berikut. I'atl,r. iklirrr lrrrnrrs lrrrda Gambar 16.7. Gambar ini menunjukkan keadaan keseimbangan air
dan kering, scllerti di ncgara yang disel'rtrtkan tli rrtlts, lcrnpttrrg lri:tslttryit prttlrt stuttrr rltcrah kcring yang bcrdampingan dengan dircrrrh pcgurlungirr).
546 MEKANIKA TANAH JENISTANAH KHUSUS 547

Daerah pegunungan adalah daerah hujan dan merupakan catcbrnent area 1. Penaksiran tegangan efektif semula dan yang akhir, sehingga perubahan
Air yang masuk tanah di sini mengalir ke daerah datar dan kering.
bagi air. tegangan efektif diketahui (pada seluruh kedalaman yang mengalami
Karena kering dan panas, penguapan berlangsung terus di daerah ini dan perubahan tegangan).
air mengalir ke atas dari muka air tanah. 2. Penentuan sifat mengembang tanah.
J. Perhitungan volume pengembangan dengan memakai lapisan-sub,
Daerah berbukit-bukit atau gunungan

Huian menjadi sumber sama seperti pada perhitungan penurunan biasa pada tanah yang jenuh
air tanah
air.

Apabila muka tanah tertutup, maka


penguapan dihalangi dan kadar air Gambar 16.8 memperlihatkan tegangan total dan regangan efektifpada
tanah akan naik
suatu cara untuk mengukur baik tekanan mengembang maupun besarnya
volume pengembangan. Dua contoh tanah asli yang sama dipasang dalam
alat odometer biasa (dengan memakai batu berpori kering), selanjutnya
dibebani dengan tekanan yang sama dengan yang di lapangan. Keadaan ini
adalah pada:itlkA,dimana baik angka pori serta tekanan total diketahui.
Pengujian dilakukan pada kedua contoh ini dengan carzyangberbeda.
Gambar 16.7 Keadaan air tanah dimana penutupan permukaan dapat mengganggu Contoh pertama diberikan air dan dibiarkan mengembang sampai
keadaan keseimbangan dan menyebabkan pengembangan permukaan tanah
mencapai keseimbangan. Selama ini beban di atasnya tetap ditahan.Tanah
ini mengembang dari titlk A sampai titik C, dan besarnya pengembangan
Pembuatan lapisan aspal atau beton (mungkin juga gedung biasa) diukur. sekarang tegangan air pori adalah nol, sehingga tegangan efektif
akan menghalangi penguapan sehingga kadar air tanah di sini akan naik. sama dengan tegangan total.
Jadi pengembangan tanah masih dapat berlangsung terus akibat kegiatan
manusia, walaupun kegiatan itu tidak menambah sumber air.

16.3.2 Perkiraan Besarnya Tekanan Mengembang dan


Besarnya Volume Pengembangan
Ada beberap cxayzngdapat digunakan untuk memperkirakan "tegangan
a.

mengembang" serta besarnya pengembangan pada suatu keadaan tertentu.


Untuk perencanaan fondasi, yang paling penting adalah mengetahui
besarnya volume pengembangan. Cara ini meliputi cara empiris dan cura I
l

teoretis berdasarkan pada prinsip tegangan efektif. I

Cara yang mcrnak:ri prinsip tcgtngtn c[cktif'tlcng,rn l,,,,gk,rlt-lirrlgk:rh


lrcril<rrt:

#
548 JINIS TANAH KHUSUS 549
MEKANIKA TANAH
,
1,2
Pada kedua pengujian, tegangan efektif berubah dari titik B sampai titik C.
Garis B-C adalah garis mengimbang atau garis "rebound" yang diperoleh
apabila beban dikurangi pada pengujian odometer biasa. Kemiringan garis
1,0
ini akan menentukan parameter C.
'= Cara ini dapat dipergunakan baikpada tanah jenuh maupun tidakjenuh.
o
o Penjelasan tadi berlaku pada tanah gangjenuh air. Karena tegangan efektif
:o) 0,8
(E

pada titlkA dan -B sama, tegangan air pori yang negatif pada titikz4 harus
sama besarnya dengan tegangan total pada titik.B (tekanan mengembang).
0,6
Jadi tekanan mengembang adalah tepat sama dengan nilai tegangan air
pori negatif. Pada tanah tidak jenuh, tegangan air pori negatif tidak lagi
0,4 menghasilkan tegangan efektif dengan nilai yang sama, sehingga tekanan
Tegangan vertikal (kPa) mengembang tidak lagi sama dengan tegangan air pori negatif
Konsep ini dijelaskan pada Gambar 16.9. Pertama-tama dicatat keadaan
Gambar 16.8 Model dasar pengembangan tanah (menurut Frydman, 1992) tegangan pada contoh dalam keadaan aslinya, yaiu yang tidak terkekang
rdan tidak ada ak yang dapat masuk. Kedua, dicatat tegangan setelah
Pada contoh yang kedua, pengembangan dicegah sama sekali, dan air diberikan air dan terkekang sehingga tidak dapat mengembang. Tekanan
diberikan pada contoh. Seketika kena air, contoh ini ingin mengembang. yang diperlukan untuk mencegah pengembangan diukur, yaitu tekanan
Tekanan yang diperlukan untuk mencegah pengembangan diukur. Ada dua mengembang. Karena tidak ada perubahan volume, tegangan, efektif
cara untuk mencegah pengembangan-cata pertama adalah menambah harus sama pada kedua keadaan. Dengan pengetahuan ini, kita mendapat
beban ketika timbul gejala pengembangan; cara kedua adalah memakai persamaan pada Gambar 76.9 yang menghasilkan nilai o, tekanan air pori
kerangka yang kaku dengan alat mengukur tekanan yang juga kaku' (= tekanan mengembang).
tkanan yang mencegah pengembangan akan naik sampai mencapai nilai
tetap, yaitu tekanan pada titik B. Nilai ini adalah tegangan mengembang
yang dicari. Tegangan vertikal ini sekarang boleh dikurangi sedikit demi
sedikit dan besarnya pengembangan diukur. Tekanan pada tanah akan
mengikuti garis B-Cdan kalau beban dikurangi akan menjadi sama dengan
nilai semula.
Selama tekanan naik dari titikA sampai titik B, tidak terjadi perubahan
I
volume. Ini berarti tekanan efektifjuga tidak berubah. Pada titik B tckarrarr
air pori adalah nol sehingga tegangan efektif dan tegangrtn tottl :rilrrlllt
I
sama.Jadi pada permulaan kedua penguiian ini, tckrrnrtn totrtl prttlrt t'otttolt
rlibcrikrrl olch titik ./, scrlungk:rn tck:tttitt't cti'ktil'tiibcrikrrrl olt'lr titil< /1.

$
550 MEKANIKA TANAH JENIS TANAH KHUSUS 551

Derajat kejenuhan Derajat kejenuhan I

= 100% kurang dari 100% * ttit I


I

Contoh tanah dalam


keadaan asli, tidak ada
I tt
tt
tt
I
I
I

_ Ter Jan gat


810 men Jen rbe Lnl
tekanan dari luar, tidak U'
c
I
I I
r80 kP
ada air yang daPat o'=o-u=-Ll o'=o-xu---xu o
.lt
I

masuk tanah 6'=-u o'=-xu E


o
I
I
I
I
i.i
lt +.1
I
(keadaan tak terdrainase) o) I
LJ
6o
(L I
Contoh tanah diPasang ++ ++"1++ I
I +i
didalam oedometer, lERananZir p{-dil
=o
I

tekanan luar dikenakan


untuk menghindari
| I
I
I
I I
I

o'=o"-u=o"-0=o" o1=o"-u=o" -10


perobahan volume, contoh
o'=o" o'=o" 0,1 I 10 100 1000
diberi air Tegangan vertikal (kPa)
(keadaan drainase) Sehingga6"=-u Sehingga6s=-r(u
Gambar 16.10 Pengukuran tekanan mengembang serta besamya pengembangan yang mungkin
pori pada tanah jenuh dan
Gambar 16.9 Hubungan antara tekanan mengembang dan tekanan air teriadi
tanah tidak jenuh

cara di atas rupanya caray^ngsederhana, tetapi dalam praktiknya tidak 16.3.3 Perkiraan Besarnya Pengembangan pada Keadaan
demikian. Kerangka untuk mencegah deformasi vertikal harus benar-benar
Praktis
kaku, demikian juga alat pengukur tekanan. Cara lain yang mungkin lebih
Untuk memperkirakan besarnya penurunan (seandainya tanah menjadi
mudah diperlihatkan pada Gambar 16.10.
basah) kita dapat memakai hasil pengujian seperti diperlihatkan pada
sederetan contoh asli yang sama dipersiapkan dan dipasang pada
Gambar 16.10.
odometer. Selanjutnya contoh diberikan tekanan vertikal yang berbeda,
mulai dari yang kecil sampai yang besar. Setelah dibebani, air dit'rmbah
Contoh Perhitungan Pada Gambar 16.11 diperlihatkan lapisan lempung
pada alatdan pengembangan pada setiap contoh diukur' Apah;la tek'tnan
mengembang setebal 8 m di atas lapisan batu keras. tngki penyimpanan
pada contoh melebihi tekanan mengembang, contoh ak';n mampat;
air akan dibangun pada tanah tersebut, dimana kedalaman air adalah 4
sedangkan bila tekanan berkurang dari tegangan mLngembang, maka
m. Dikuatirkan tangki dapat mengalami kerusakan akibat pengembangan
contoh akan mengembang. Dengan menggambar garis lurus yang paling
tanah pada fondasinya. Contoh tanah diambil dari pertengahan lapisan
mendekati titik-titik, tekanan mengembang dapat ditentukan. Apabila
lempung dan diuji dengan memakai caruyang dijelaskan di atas; hasilnya
skala log dipergunakan pada tegangan, kemiringan garis ini menentukan
diperlihatkan pada Gambar 16.10. Berat satuan tanah diukur sebesar 17,5
nilai parameter C,.
kN/m3.
552 MEKANIKA TANAH JENISTANAH KHUSUS 553

Perhitungan ini sederhana, tetapi penting bagi kita untuk menyadari


bahwa nilai yang dihasilkan adalah nilai maksimum yang mungkin terjadi.
Nilai yang sebenarnya mungkin lebih kecil dari nilai ini karena beberapa
anggapan pada caruperkiraan ini tidak berlaku pada keadaan sebenarnya.
Anggapan-anggapan tersebut adalah:

1. Grafik pada Gambar 16.10 selalu berlaku pada tanah ini. Anggapan
Lapisan lempung, sedang sampai keras
ini tidak benar. Grafik semacam ini bergantung pada kadar air tanah
pada waktu contoh diambil, jadi bergantung pada musim dan cuaca.
Seandainya contoh diambil pada akhir musim kemarau, maka hasilnya
Lapisan batu keras
akan berbeda pada musim hujan.
Gambar 16.11 Contoh perhitungan besarnya pengembangan
2. Tekanan air pori menjadi nol akibat air masuk ke dalam tanah.Inilah
anggapan pada perhitungan tadi, tetapidi lapangan mungkin tidak
Kita akan memperkirakan pengembangan yang mungkin terjadi pada
demikain. Apabila muka air tanah letaknya dalam dan iklim agak
pertengahan tangki. Supaya sederhana, kita akan menganggaP lapisan
kering, kemungkinan tegangan air pori menjadi kecil (= nol) Dengan
lempung ini sebagai satu lapisan saja. Untuk mendapat perkiraan yang
kata lain suction (tekanan air pori negatif) menjadi lebih kecil tetapi
lebih tepat, lapisan dapat dianggap sebagai beberapa sub-lapisan.
tidak hilang sama sekali.
Tekanan total semula pada pertengahan lapisan = 4 77,5 = 70,0 kPa
"
Untuk menaksir tambahan tegangan paiLa pertengahan tangki, kita
Apabila contoh diambil pada waktu tanah paling kering, perhitungan di
memakai grafik pada Gambar 5.5 (Bab 5).
atas akan menghasilkan batas tertinggi pengembangzn yang mungkin
Jari-jari tangki (a) = 5 m
terjadi, yaitu pengembangan "potential". Dalam praktik, nilai ini mungkin
Kedalaman pada pertengahan lapisan b) =a
^ tidak tercapai.
Sehingga zla = 0,8
Faktor pengaruh I, = 0,74
16.4 TANAH YANG MENGALAMI KERUNTUHAN
Tekanan tangki pada permukaan tanah = 4* 9,8 = 39,2l<Pa
MENDADAK
Tambahan tegangan dari tangki = 0,74, 39,2 = 29,4 l<Pa Istilah "collapsing soil" dalam bahasa Inggris tidak selalu dipakai deng an arti
Tegangan total yang berlaku = 70,0 + 29,4 = 99,4 kPa
yang sama. Umumnya istilah ini dipakai pada tanah yang sudah dibebani
Pengembangan (diambil dari grafik) = 2,7 o/o
akibat pembuatan fondasi, kemudian mengalami Penurunan mendadak
Sehingga pengembangan pada permukaan tanah setelah kena air. Walaupun demikian, keruntuhan (atau penurunan)
me ndadak ini masih dapat terjadi akibat berat tanah itu sendiri, seandainya
2'7
xgxt00}mm=2l6mm adlt srrrnbcr air ytng ltisir rntrsuk tanah. Jenis tanah yang dapat rnctrgalarni
100
l)cnrrnlnrrr rtrcntllttlitk itti tcrtttltsttk yltng hcriktlt irti:
554 MEKANIKA TANAH JENIS TANAH KHUSUS 555

1. Tanah "loess". Loess adalah lapisan endapan yang terbawa oleh angin,
terdiri atas butir sebesar lanau dan pasir. Cara pengendapan biasanya
menghasilkan tanah dengan struktur yang tidak padat. Pelapukan -.. ditambah pada tesansan ini
selanjutnya dapat menjadikan sedikit mineral lempung yang bersifat X:::Air
f Uji biasa pada tanah asli
seperti bahan pelekat vntara butir-butir yang lebih kasar. Endapan ini "\.-(a)
.E
paling sering terdapat pada iklim yang kering ataupun keadaan "desert". o
o- -_\_
2. Tanah residu yang sudah mengalami pelapukan intensif. Pada keadaan (U
lz
(b) Ujisetelah -
contoh direndam
iklim dan topografi tertentu, cara pelapukan dapat menghasilkan di dalam air

tanah dengan struktur yang tidak padat, yaitu porositas sangat tinggi.
Pelapukan cara ini dapat terjadi pada berbagai jenis batuan, termasuk
granit (Blight, L997),batu pasir, basalt, dan batu metamorphic (Vargas,
7e76).
a Gambar 16.12 Perilaku tanah yang mengalami penurunan mendadak (co//apslb/e so/)
J. Tanah "saline". Tanah semacam ini dapat terbentuk di daerah dengan
iklim kering, seperti digambarkan pada Gambar 76.7.Halini terjadi
Pada grafik (a) terlihat bahwa tanah ini tidak mantap terhadap pengaruh
apabila air tanah yang mengalir dari daerah pegunungan (catchment
air. Seketika kena air, tanah mengalami keruntuhan secara mendadak. Pada
area) mengandung garam yang terlarut walaupun konsentrasinya sangat
rendah. Akibat penguapan yang berjalan terus*menerus, konsentrasi
grafik (b) tanah sudah "mantap", yaitu tidak lagi mengalami keruntuhan
mendadak seandainya kena air. Umumnya derajat kejenuhan menjadi
garzm naik sedikit demi sedikit sampai bersifat seperti bahan pelekat
antara butiran tanah.
tinggi setelah terjadi keruntuhan mendadak, walaupun masih belum
sampai 1"000/0.

Perubahan volume pada tanah yang runtuh mendadak tidak dapat


Pada keadaan aslinya, tanah ini mantap dengan kekuatan yang cukup tinggi.
diperkirakan ataupun diramalkan atas dasarprinsip tegangan efekttfJadi tanah
Walaupun demikian, apabila dibebani (misalnya akibat pembuatan fondasi)
demikian ini merupakan suatu pengecualian terhadap pemakaian tegangan
dan kena air, tanah ini mengalami pengurangan volume secara mendadak.
efektif untuk memahami perilaku tanah. Pada keadaan aslinya (lihat
Ini disebut "collapse". Perilaku ini diperlihatkan pada Gambar 76.72.Tiga
Gambar 16.12) ,terdapat nilai tekanan air pori negatlf (suction) yang tinggi,
contoh tanah asli yang sama dipasang pada odometer dan diuji derigan cara
sehingga ada tegangan efektif yang tinggi. Masuknya air ke dalam tanah
yang berbeda. Grafik (a) adalah dari pengujiany;Lng dilaksanakan tanpa
akan mengurangi nilai tekanan air pori negatif dan mengurangi tegangan
ada air. Grafik (b) diperoleh dari pengujianyang dilakukan setelah contoh
efektif pada tanah. Pengurangan tegangan efektif seharusnya menyebabkan
direndam air sebelum mulai dibebani. Grafik (c) adalah dari penguiian
penambahan volume; padahal yang terjadi adalah pengurangan volume
dimana air ditambah pada odometer pada tegangan vertikal tertcntu.
secara mendadak.
xI

556 MEKANIKA TANAH i JENISTANAH KHUSUS 557

Tekanan (kPa)
DAFTAR PUSTAKA
10 20 30 50 100 200
Blight G., t9g7. Mechanics of residual soils. Technical Committee
25 International society for Soil Mechanics and Foundation
En5;ineering, Rotterdam: A. A' Balkema'

Fredlund, D. G. & Rahardjo, H.,7993. Soil Mechanicsfor Unsaturated Soils-


New York J. WileY and Sons.

Contoh dari kedalaman 3,0m Frydman, s.,1992. An effective stress model for swelling of soils. Proc.7'h
- (lempung kelanauan)
Kadar air asli = 12oh Int. Conf, on Expansive Soil,Yol.1, pp' 191-195'
Berat satuan kering
semula = 1030kg/m' Fredlund, D. G. & Morgenstern, N. R.,7977. Stress state variables for
lndeka plastis = 26
Percent lebih halus dari 0.002mm = 13 unsaturated solls. Journat of the Geot. Eng' Division, ASCE, J|day
7977,pp.447-467 .

Lam,L.,Fredlund, D. G. & Barbour, S. L., 1987' Tiansient seepage model


for saturated- unsaturated soil systems: a geotechnical engineering
Gambar 16.13 Perilaku lempung kelanauan (residual weathered quartzrle) apabila dibebani pada
kadar air asli dan setelah dijenuhkan dengan air (menurut Blight, 1997) approach. C anad ian G e o te c bnica I Journa l,Yol' 4, No' 24, Pp' 565-5 80'

Lumb, P., 79 62.-Ihe properties of weathered granite. Geotechnigue,Yol. 12,


Ada jenis tanah tidak jenuh yang dapat mengalami baik perilaku No.3, pp.2261a3.
mengembang maupun penurunan mendadak, seperti diperlihatkan pada
Gambar 16.73. Perilaku tanah akibat pembebanan bergantung pada kadar
airnya.Seandainya kadar air semula tinggi, maka tanah ini akan mengalami
pemampatan tanpa mengalami collapse. Sebaliknya, kalau kadar air rendah
(dalam hal asli), kemudian diberikan air, tanah ini akan
ini kadar air
mengembang asal tekanan di atasnya kurang dari 100 kPa (kurang lebih).
Pengembangan dalam hal ini agak kecil, seperti terlihat pada gambar.
Pada tekanan lebih tinggi dari 100 kPa, tanah akan mengalami collapse.
Jadi perilaku tanah ini, baik "mengembang" maupun "collapse", bergantung
pada kadar air dan tekanan di atasnya.
m
l{p t

558 MEKANIKA TANAH

BAB 17

SIFAT-SIFAT TANAH DI PULAU JAWA

17,1 PENDAHULUAN
Dalam bab terakhir buku ini, akan diberikan pandangan ringkas tentang
keadaan tanah di Pulau Jawa. Pembatasan ini terutama karena membahas
keadaan tanah untuk seluruh Indonesia tidak mungkin dilakukan dalam
satu bab saja. Walaupun demikian, masih ada persamaan antara keadaan
tanah di PulauJawa dengan pulau-pulau lain, khususnya Sumatra, Sulawesi
dan Bali, sehingga diharapkan ringkasan pandangan tentangjenis tanah di
PulauJawa akan bermanfaat pula untuk tanah di pulau-pulau yang lain.

17.2 GOLONGAN TANAH BERDASARKAN ASAL


GEOLOGIS
Titik tolak untuk mengerti keadaan tanah di Pulau Jawa adalah keadaan
geologinya. Geologi Pulau Jawa diperlihatkan secara garis besar pada
Gambar 17.1, dengan memakai potongan melintang skematis sederhana.
Pada bagian bawah terlihat formasi endapan lama. Gunung berapi
rncnembus lapisan ini di berbagai tempat dan bahan letusannya tertimbun
tli atas formasi lama. Kemudian, bahan ini mengalami pelapukan menjadi
560 MEKANIKA TANAH
SIFAT-SIFAT TANAH DI PULAU JAWA 561

berbagai macam tanah vulkanis. Bahan ini juga terkena hujatr selrlrtga
17.2.1 Golongan 1-Tanah yang Berasal dari Formasi
terjadi erosi dan pengangkutatnya melalui sungai sampai akhirnya
Endapan Lama
mengendap lagi pada laut ataupun danau. Formasi baru ini merupakan
Tanah yang berasal dari pelapukan formasi ini umumnya tidak mempunyai
lempung lunak yang terletak pada daerah rendah dekat pantai.
sifat teknik yang baik akibat mineral lempung (clay mineral) yurg
Gunung Bahan vulkanis, yaitu aliran lahar' dikandungny a.Tanah ini berplastisitas tinggi sehingga kekuatan gesernya
berapi tufa, breksi, abu, dan lava.
rendah dan mungkin ada sifat mengembang/menyusut (shrink-swell
potential). Apabila sifat mengembang ini cukup tinggi, maka tanah ini
mungkin termasukjenis tanah yang disebut expansive clay.Tanah semacam
ini dapat menyebabkan retak-retak besar pada dinding serta lantai gedung.
Tanah golongan ini juga sering mengakibatkan kelongsoran besar-
besaran yang sukar dikendalikan. Kelongsoran ini tidak hanya terjadi di
Formasi endapan lama, yaitu shale, mudstone'
batu kapur dll, juga termasuk "igneous intrusions" dalam formasi endapan, tetapi lebih sering merupakan kelongsoran bahan
Gambar 17.1 Geologi Pulau Jawa diperlihatkan pada penampang skematis vulkanis di atas lapisan endapan. Ini terjadi pertama-tama karena kekuatan
geser tanah pada permukaan lapisan endapan ini agak rendah dan kedua
Jadi atas dasar geologi ini,jenis batuan dan tanah dapat dibagi menjadi tiga karena tekanan air pori dapat bernilai tinggi pada perbatasan antara kedua
golongan utama, yaitu: lapisan.
1. Formasi lama yang bukan bahan vulkanis: Umumnya formasi ini terdiri Kiranya masih perlu dipersoalkan apakah tanah yang berasal dari formasi
atas lapisan endapan (shale, claystone, batu pasir dan batu kapur), tetapi batuan endapan lama ini benar termasuk golongan tanah endapan atau
di daerah ini mungkin juga mengandung batuan beku (igneous) seperti golongan tanah residu. Sifat penting pada tanah ini sebenarnya bergantung
"andesitic intrusions" (misalnya di daerah Jatiluhur). terutama pada jenis mineral lempungnya, yang berasal dari bahan asalnya,
2. Formasi muda, yaitu tanah lempung (norrnally consolidated rnarine clay) yaitu batuan endapan (shale atat mudstone). Kemungkinan besar tanah
yang terletak dekat pantai, khususnya pantai utara PulauJawa. Lapisan ini mengandung mineral lempung yang aktif seperti montmorillonite.
ini bisa sangat dalam, kadang kala melebihi 40 m. Tentu tanah ini Mineral ini sudah ada pada batu asalnya, jadi tidak dibentuk oleh proses
adalah tanah endapan. pelapukan seperti halnya pada tanah residu lain.
3. Formasi vulkanis.Tanah yang berasal dari pelapukan bahan ini adalah
tanah residu. 17.2.2 Golongan 2-Tanah Endapan Lunak yang Muda
ini terlampau sedcrhanl,
Walaupun cara menggolongkan tanah seperti Ini adalah lapisan lempung yang sangat lunak (normally consolidated
penggolongan tersebut merupakan dasar yang berppna tttrtttk marine cla) yang banyak terdapat dekat pantai utara Pulau Jawa. Tanah
mengembangkan pengertian tentang sifat khas masing-masing lirrrnlsi ini juga terdapat pada daerah timur laut Pulau Sumatra. Sifat-sifat
geologi serta jenis tanah yang berkaitan dcngan geologi tcrsebtrt. I lrrl hrrl trrrrrrh ini tampaknya sama seperti soft marine clays yang sering terdapat
tcrpcnting pada g<>longan tanah ini atlalah scl'rrrgrti bcriktrt. p:rrla tlacrah rendah dekat pantai di negara-negara lain di Asia Tenggara.
#1
#ti 1

562 MEKANTKATANAH SIFAT.SIFAT TANAH DI PULAU JAWA 563

Lapisan lempung semacam ini merupakan tantangan bagi ahli geoteknik yang terdapat pada bagian lereng gunung api yang tinggi. Lereng biasa
yang merencanakan serta melakukan proyek pembangunan di daerah ini. pada gunung berapi di Jawa terlihat terdiri atas tanah merah (atau merah

Penggalian dan pengangkutan tanah ini sangat sulit, apalagi pengeringan kecokelatan) sampai ketinggian di sekitar 1000 m. Umumnya, makin tinggi
untuk pemadatan pada kadar air yang seharusnya. Hanya gedung keciU makin berkurang wzrna merahnya sampai akhirnya kalau lebih tinggi dari
ringan yang dapat dibangun di atas tanah ini dengan memakai fondasi 1000 m warnanya akan hilang sama sekali dan diganti dengan warna cokelat

dangkal. Gedung besar serta jembatan perlu menggunakan fondasi tiang kekuningan. Tanah ini sering disebut lempung abu vulkanis (oolcanic ash
untuk mendapatkan daya dukung dari lapisan formasi endapan lama. 'kY)'
Dalam keadaan aslinya, yaitu belum mengalami pelapukan, lapisan ini Kedua jenis tanah ini mengandung clay minerab yang tidak terdapat
cukup kuat untuk menahan tiang pancang. pada tanah endapan biasa, yaitu tanah merah mengandung halloysite,
sedangkan lempung abu mengandung allophane. Mineral ini memberikan

17.2.3 Golongan 3-Tanah yang Berasal dari Gunung Api sifat-sifat tanah yang tidak umum. Ada beberapa istilah yang dipakai
(Tanah Residu) sebagai nama kedua jenis tanah ini; pada buku ini akan dipakai istilah
tanah merah dan lempung abu vulkanis.
Jenis tanah ini mempunyai sifat teknik yang umumnya jauh lebih baik
daripada tanah endapan, walaupun ada sifatnya yang tidak biasa, malahan Jelas kiranya dari apa yang sudah diterangkan bahwa langkah pertama

sangat luar biasa. Di Pulau Jawa bahan vulkanis berupa breksi, batu pasir untuk menilai jenis tanah di Pulau Jawa ialah menentukan golongan
r,rrlkanis (tuffaceous sandstone),aliran lahar,lapisan abu, dan kadang-kadang geologinya, khususnya menentukan termasuk yang manakah dari ketiga

(tapi agak jarang) aliran lava. Perlu dijelaskan perbedaan istilah golongan di atas-endapan lama, endapan muda, atau bahan r,ulkanis. Pada
^ntarr-
lahar dan lava. Kamus bahasa Indonesia-Inggris sering menerjemahkan Gambar 77.2 terdapat peta yang memperlihatkan daerah ketiga golongan
lahar menjadi lava. Hal ini tidak benar sama sekali. Lahar adalah aliran air ini. Keteranganpada peta ini diambil dari sumber yang sudah lama, namun

tercampur dengan bahan letusan gunung api, yaitu abu, pasir, kerikil dan masih berguna untuk perkiraan. Mungkin saat ini sudah ada sumber yang

batu besar. Aliran lahar terjadi apabila ada hujan lebat pada waktu terjadi lebih mutakhir dan dapat dipercaya berdasarkan hasil-hasil penelitian yang

letusan atau sesudahnya.Lavaadalah batu yang menjadi cair karena sangrll baru. Pada peta ini, daerah vulkanis dibagi lagi menjadi tiga daerah: murni

panas.
Latosol, campuran Latosol dan Andosol, dan murni Andosol. Istilah ini
Bahan vulkanis ini mengalami pelapukan sampai menghasilkan tirttrth adalah istilah ilmu tanah (soil science),dengan penjabaran sebagai berikut:

yang berbutir halus dan berkohesi @ne grained cohesive sails). Pelapukarr ini
bisa terjadi sampai sangat dalam di bawah permukaan bumi. Tanah yirrU{ Latosol: tanah merah yang berasal dari bahan vulkanis, terutama
dihasilkan dapat dibagi secara garis besar menjadi dua jenis utamit, yrrrlg aliran lahar dan abuvulkanis, dan sebagian besar terdiri atas mineral
saling berkaitan erat.Jenis pertama adalah lempung merah tropis (tropicul lempung halloysite.
red clay or lateritic clay) yang banyak terdapat pada bagitn lcrcrrg-lt:rcttg Andosol: lempung abu vulkanis, yang berasal dari bahan vulkanis,
gunung api yang tidak tinggi. Tanah ini terkcnal rlc,rtgan niuttrt ttlttsh tcrutama abu vulkanis, dan sebagian besar terdiri atas mineral lempung
merah. Jcnis kcdua urlalah tan:rh lcnrprrng lrr:rwitrttrt r'okt'lrtt kcktrrrirrpgrttr, ltlLrphor.rc.
E"
#

564 MEKANIKA TANAH SIFAT-SIFAT TANAH DI PULAU JAWA 565

Selain latasol dan andosol, mungkin adalagi tanah yang berasal dari bahan (a) Topografi berpengaruh pada proses pelapukan, sehingga memengaruhi
mlkanis pada daerah yang rendah dan'datar. Di tempat sePerti ini cara jenis mineral lempung yang terbentuk. Jenis mineral adalah faktor
pelapukan tidak dapat menghasilkan latosol atau andosol. Kemungkinan yang paling memengaruhi perilaku tanah lempung.
besar akan menghasilkan tanah yang mengandung mineral seperti (b) Apabila bentuk topografi mengizinkan air merembes dengan lancar,
montmorillonite, sehingga sifatnya agak buruk. Pada Gambar 77.7 tanah seperti pada daerah perbukitan dan pegunungan, atau daerah dengan
ini termasuk satu golongan dengan tanah yang berasal dari endapan lama. muka air tanah yang dalam, maka hal ini umumnya menghasilkan jenis
tanah dengan sifat teknis yang baik.Tanah merah hanya terdapat pada
daerah semacam tni (taell drained areas).
(c) Sebaliknya,pada daerah yang datar dan rendah dengan muka air tidak
dalam, air tidak dapat merembes dengan mudah. Akibatnya adalah cara
pelapukan menjadi sangat berbeda dan menghasilkan mineral lempung
dengan sifat teknik yang buruk, seperti smectite atau montmorillonite.
Tanah residu vulkanis Khususnya, tanah yang disebut "expansive clay" yang mengandung
Tanah endapan dan campuran
Latosol: lempung meran (halloysite)
Ei.*:l Endapan muda: lempung lunak (NC) I mineral sejenis ini, biasanya terdapat pada tempat seperti ini.
Latosol dan andoso,
V- Endapan lama: tanah hasil
pelapukan batu-pasirdan shal"
Andosol: lempuns abu vulkanis attoonane)
[T[T[[T[] dan tanah volkanis yang tidak
l--_l 17.4 PENGUJIAN INDEKS DAN KLASIFIKASI
temasuk jenis latosol atau andosol
Selain golongan tanah berdasarkan geologi, hasil pengujian indeks atau
Gambar 17.2Peta Pulau Jawa yang memperlihatkan daerah-daerah menurut jenis tanah
klasifikasi (index tesx) }uga menjadi pedoman baik untuk perilaku maupun
sifat teknis tanah. Pengujian indeks meliputi kadar air asli, ukuran butir,
Perlu dipahami bahwa peta pada Gambar 77.2 mempedihatkan jenis dan batas-batas Atterberg.
tanah pada permukaan tanah atau dekat permukaan tanah. Thnah di
bawahnya mungkin tetap sama, tetapi mungkin juga agak berlainan karena 17 .4.1 Kadar Air Asli (atau Angka Pori)
derajat pelapukannya lebih kecil. Ada kalanya tanah merah bisa sampai Kadar air dengan sendirinya tidak banyak memberi keterangan yang
kedalaman 20 m atau mungkin lebih dalam lagi. Lapisan abu vulkanis berguna mengenai sifat-sifat tanah, biarpun tanah itu berbutir halus
juga bisa sangat dalam. Pada proyek panas bumi di Kamojang (tenggarn (lempung dan lanau) ataupun berbutir kasar (pasir dan kerikil). Kadar air
Bandung) lapisan abu vulkanis mencapai kedalaman lebih dari 40 m. hanya berguna apabila dibandingkan dengan sifat lain, khususnya batas
Atterberg pada tanah berbutir halus. Pada tanah berbutir kasar, umumnya
17.3 PENGARUH TOPOGRAFI PADA SIFAT-SIFAT lebih baik memakai angka pori daripada menggunakan kadar air; angka
TANAH
pori dapat dibandingkan dengan angka pori maksimum dan angka pori
Pengaruh topografi sudah diterangkan pada Bab 1, Bagiarr 1.j, tlrrn titlak
rninimum.
perlu diterangkan lagi secara lcngkap. Ilirktor yarrg pcnting rrrlrrlirlr sclxtgiti
t'rcrikrr(:
566 MEKANIKA TANAH
SIFAT.SII'AT TANAH DI PULAU JAWA 567

17.4.2 Ukuran Butir Tanah merah dan tanah abu vulkanis terletak di bawah garis A dan
Pada tanah berbutir kasar, keterangan mengenai ukuran butir sangat berguna sifatnya umumnya baik, sebagaimana sudah diterangkan. Tanah merah
karena ada hubungan yang er^t arrtzra ukuran butir dan sifat-sifat teknis tidak jauh di bawah garis A dan batas cair paling tinggi adalah kurang
lainnya. Akan tetapi , pada tanah berbutir halus, tidak lagi ada hubungan lebih 120, sedangkan tanah abu vulkanis jauh di bawah garis A dan batas
etat antaraukuran butir dan perilaku teknis sehingga pengukuran besarnya cair bisa sampai 24}.Letakjenis tanah ini sesuai dengan Gambar 3.8 yang

butir kurang berguna. Oleh karena itu, dipakai petunjuk lain, yaitu batas diterangkan dalam Bab 3.

Atterberg. Perlu kami tegaskan di sini bahwa pelaksanaan pengujian batas-batas


Atterberg bukanlah sesuatu yang mudah atau sederhana. Pertama-t^m^,
17 .4.3 Batas-batas Atterberg petugas yang melakukan pengujian harus mengerti dengan baik cara
Sebagaimana telah diterangkan pada Bab 3, Bagian 3.3.1, batas Atterberg melakukan pengujian dan melakukannya dengan teliti. Kedua, tanah tidak

dengan sendirinya tidak banyak memberi keterangan yang berguna, tetapi boleh dikeringkan sebelum pengujian dilakukan. Hasilnya mungkin akan
kalau dimasukkan pada grafik plastisitas dapat menjadi pedoman yang baik sangat berlainan bila tanah dikeringkan terlebih dahulu, baik di udara

tentang perilakunya. Gambar 17.3 memperlihatkan letak beberapa jenis maupun dioven. Pengeringan diperlukan jika ada butiran kasar yang
tanah Indonesia pada grafik plastisitas. harus disaring lebih dahulu sebelum pengujian batas Aterberg dilakukan.
IJmumnya,lempung di Indonesia tidak perlu dikeringkan terlebih dahulu
karena butirnya halus.
o Tanah dari batu endapan lama
A Tanah merah (vulkanis) Asal geologis tanah, serta hasil pengujian indeks memberikan keterangan
a o Tanah abu vulkanis
o yang sangat berguna tentang perilaku dan sifat-sifat tanah. Keterangan ini
-g
o merupakan petunjuk secara garis besar saja. Untuk melakukan perencanaan
u,
lz
o (perancangan) diperlukan keterangan yang tepat dan dapat dipercaya dati
Ec
sifat-sifat geoteknik, seperti kekuatan dan kompresibilitas, permeabilitas,
dan sebagainya. Pada bagian berikut dijelaskan sifat-sifat teknis dari
golongan-golongan tanah yang diterangkan di atas.
Batas cair Pedoman-pedoman yang diterangkan di sini tidak dimaksudkan sebagai
,,pengganti,,
Gambar 17.3 Beberapa jenis tanah lndonesia pada grafik plastisitas pengujian laboratorium. Keterangan tentang sifat tanah yang
dapat dipercaya di Indonesia masih sangat kurang, khususnya mengenai
parameter kekuatan geser r' dan $'. Nilai parameter-parameter ini hanya
Jenis tanah ini adalah kedua jenis vulkanis yang terdapat Pada Garnhnr
17.2 dan tanah yang berasal dari batu endapan lama, jadi golongan I tlrtrr dapat diperoleh dengan melakukan pengujian triaksial secara teliti. Pada
3 yang diuraikan pada Bagian 1.7.2.Kita melihat pada gambar ini brrhwrt tanah lempung pengujian triaksial memakan waktu yanglama-mungkin

tanah yang berasal dari formasi endapan lama umumnyir tcrlctirk tli ltrtti lebih dari 24 jam,agar mendapat nilai tekanan air pori yang dapat dipercaya.
Sampai se karang, belum banyak korelasi antaraparameter-parameter tanah
garis A, yang merupakan pctunjuk bahwa sif'at tcknikny;r rlipcrkirirkilrt
yrrng rlipcrolch khusus dari hasil penelitian sifat-sifat tanah di Indonesia.
krrritrrg b:rik, hlthk;trt bisrt sltrtgltt htrrtrk.
568 MEKANIKA TANAH1 SIFAT-SIFAT TANAH DI PULAU ]AWA 569

Untuk mendapatkr, . ,^^iei i, dan {, vai,,g teil,rr. clan benar, sei:aiknya kita 'Iabel LT.lHasil pengujian laboratorium Pada l-ernpung endapan lama dari
mengukurnya langsung dengan melakukan pengu.iir.r tr;aL ,al. Tentu nilai catrr lnkesi diJawa
satu lokasi TeInJah (Tanah Golongllt
.ll fr*, Tengah di atas
Golonqln 1 c!! atas)
Bata Anetberg Pengujim Pengujim
ct dan $' tidak dapat dikorelasi dengan hasil uji triaksial tak terdrainasi Fraksi oemadatan (Mod.) riaksial
No
ataupun dengan hasil uji sondir. LL PL PI Lempung Kadar air Berat cl
Contoh Jenis Kadar 0f
opt (%) safua[ (d.e)
air sli (v.) (kg/cm'1)
kering
(%)
17.5 TANAH HASIL PELAPUKAN PADA FORMASI (m/cm')
ENDAPAN LAMA (GOLONGAN 1)
SPESIMEN TANAH YANG DIPADATKAN
55 26 29 ,6 2r,0 t,6l o,25 29
l1l LEMPUNG 75,9
17 .5.1 Hasil Pengujian Laboratorium
KELANAUAN
Pengalaman penulis pada tanah ini sangat terbatas.Tentu, formasi endapan Cokelat ma
54 21(,) 19,5 L,66 o,25 zo
a2
lama ini tidak seragam di seluruh Jawa sehingga ada kemungkinan bahwa 216 LEMPUNG abu' ,4,4 2E
o,3 20
35,7 96 l0 66 50 22,o 1,60
105 LEMPUNG abu'?
formasi ini mengandung jenis tanah dengan sifat-sifat lebih baik daripada LEMPUNG abu'l 40,4 @ 2a 36 25 LS,5 1,68 0,06 26,5
L20
yang dialami penulis. Hasil pengujian laboratorium yang ada padapenulis kckuningan
o,r5 24
dicatat pada Tabel 17.1. Semua contoh ini diambil dari suatu proyek , ,2,4 60 26 ,4 t5 19,0 L,69

pengairan di Jawa Tengah, pada tempat yang dinamakan Dratunseluna, SPESIMEN TANAH ASLI
10,2 50 24 ?6 42 o,t7 25
dan termasuk golongan lempung dengan plastisitas sedang sampai tinggi. tz11 LEMPUNG abu'?,

Tanah ini boleh disebut tanah "normal",yang berarti sifatnya tidak jauh LEMPUNG abu'? ,2,7 5l 25 26 o,25 27
1295
berbeda dengan sifat tanah lain yang berasal dari pelapukan shales dan kekuninsan
41 55 60 0,05 22
88
mudstones. Kekuatan setempat tanah ini biasanya antara lunak sampai t)22 LEMPUNG abu'z, ?4,5

sedang, bergantung pada der ajat pelapukan dan pengaruh cuaca. )3,6 5t 25 26 55 o,3 25
8963 LEMPUNG
Terlihat pada Tabel 77.1 bahwa nilai S' pada tanah ini agak rendah, PASIRAN abu'z,

berkisar dari 72' sampai 29". Nilai 12" ini memang sangat kecil, tetapi sedanq
0,4 2t
1368 LEMPUNG abul 14,6 59 za 1l 55
contoh ini mempunyai batas cair dan indeks plastisitas yang sangat tinggi,
f2 o,75 t5
yaitu sebesar 118 dan 84, sehingga tidak mengherankan nilai $' sekecil 925 LEMPUNG abu'?, 18,5 100 58 60

sedmg
ini. walaupun demikian, ada kemungkinan nilai ini masih terlampau kecil 16
t442 LEMPUNGabu' 40,2 100 ,t 69 50 0,25

karena sulitnya melakukan pengujian triaksial yang benar-benar dapat kuning, sedang
29 25 o,2 25
dipercaya pada tanah semacam ini. Plastisitas yang tinggi berarti jangka 1 195 LEMPUNG )7,5 57 28

keluaum, sedmg
waktu yang diperlukan pada pengujian triaksial sangat lama, mungkin 62 30 26 29 0,16 27
1257 I,EMPUNG 18,9
sampai beberapa hari. Ada kemungkinan pengujian triaksial pada cont.h keluauu, sedmg
,4 o,2o tt.5
ini dilakukan terlampau cepat sehingga tekanan air pori yang terukur 1L42 I-EMPUNG abul 49,5 118 84 a2

sedans
kurang tepat (tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya di dalarn c.,t,lr),
dengan akibat nilai S'lebih kecil daripada yang scbcnarnya.
*r'-
*t

570 MEKANTKA TANAH SIFAT-SIFAT TANAH DI PULAU JAWA 571

Jelas juga bahwa makin tinggi nilai indeks plastisitasnya, makin Terlihat dari gambar tersebut bahwa nilai batas plastis dan kadar air
kecil nilai $'. Hubungan nilai $, dengan batas Atterberg sudah optimum tidak banyak berbeda.Jadi batas plastis merupakan pedoman yang
^ntara
diperlihatkan pada Gambar 9.36,8ab 9. Gambar ini menunjukkan bahwa
baik pada kadar air yang sesuai untuk pemadatan tanah ini.Ternyatakzdar
parameter yang paling berpengaruh pada nilai $, adalah jarak di atas atau
air asli tanah ini jauh lebih tinggi daripada kadar air optimum, sehingga
di bawah garis-A.
diperlukan banyak pengeringan sebelum dapat dilakukan pemadatan. Hal
Adapun mengenai sifat pemadatan, perlu diperhatikan bahwa hasil ini menambah kesulitan pemakaian tanah ini untuk membuat urugan atau
pengujian pemadatan yang tercatat pada Tabel 17.1 diperoleh dari tanggul dan sebagainya. Karena plastisitasnya tinggi, tanah ini lebih sulit
pengujian pemadatan Promor yang modfiel. unruk kebanyakan proyek
dikeringkan dibandingkan dengan tanah dengan plastisitas rendah.
pembangunan di Indonesia, pemakaian Proctor standar lebih sesuai karena
sukar mengeringkan tanah sampai kadar airnya mendekati nilai optimum 17.6 TANAH MERAH (LEMPUNG YANG BANYAK
Proctor modifed. untuk menaksir nilai kadar air optimum "standard', dari MENGANDUNG HALLOYSITE)
nilai "modifi ed" perlu ditambah Sudah banyak ahli geoteknik di Indonesia yang berpengalaman memakai
8o/0, yangdianggap merupakan selisih rata-
rata arfiara optimum standard dengan optimum modfed pada lempung tanah merah pada proyek pembangunan, sehingga sifat-sifatnya yang baik
mungkin sudah diketahui Sifat-sifat teknis yang sangat sesuai
secara umum.
semacam ini. Pada Gambar 77.4 diperllhatkan hubungan antara batas
plastis, kadar air optimum, dan kadar air asli. untuk proyek pembangunan meliputi kekuatan tinggi, kompresibilitas
rendah, dan tidak ada perilaku mengembang atatu menyusut akibat
45 perubahan kadar air. Tanah merah biasanya tidak peka (sensititte), ya\tu
o Batas plastis
o Kadar air asli
kekuatannya tidak berkurang apabila tanah dibentuk ulang atau dipadatkan
s dan sebagainya.Lagipula, kadar air asli tanah ini biasanya dekat pada kadar
a air optimum sehingga dapat digali dan dipadatkan kembali tanpa perlu
840
.!(5 dikeringkan ataupun dibasahi supaya sesuai untuk dipadatkan.
L
(E
E
o
lz O 17 .6.1 Hasil Pengujian Laboratorium
(EJc a,
D v Tabel 77 .2memperlihatkan keterangan dari berbagai uji laboratorium pada
U'
Pengeringi lna
o
(E
E
o
(6
'l tanah merah. Keterangan ini memang tidak banyak, sehingga masih sangat
diperlukan keterangan tambahan supaya pengetahuan tentang tanah ini
630 menjadi lebih lengkap.
, /lt,')
m

/o/l
.l I o
25 35
Kadar air optimum (%)
Gambar 17.4 Grafik kadar arr asli dan batas plastis lerhadap karlar arr oplinlrnr (slirntlirr)
SIFAT-SIFAT TANAH DI PULAU JAWA 573
572 MEKANTKA TANAH
Pressure (kPa)
Pressure (kPa)
TabellT.2Hasil
.z rlasil pengulran
iian laboratoflum
laboratorium pada tanah
ah mer ah 10 100 1000
Batas Atterbers Penguiian pemadatu Penquiian triuial
No Jais Ka&t LL PL PI Fraksi Kadr air Berat ! $gt o'
Contoh air asli lempung opt (%) safuan a^') (degrees)
(%) (%) kering o
6
maks
p
(em/cm') o
SPESIMEN TANAH YANG DIPADATKAN
R1 LEMPUNG mereh 3t 76 36 40 58 f7 1,113 o,2? lt
R2 LEMPUNG merah 5l 94 52 42 77 51,5 r,084
R3 LEMPUNG nerah 50 101 M 57 83 46,5 t,L70
R4 LEMPUNGmerah 4l 79 39 40 78 40,5 L,268
SPESIMEN TANAH YANG ASLI
J-B T LEMPUNG merah 6t tt7 68 49 68 o,L4 17
Gambar 17.5 Hasil uji odometer pada tanah merah
t-82 LEMPUNG meteh 55 to4 61 4? 8E o,t4 t/

Pada Gamb ar 17.6,sebagian dari grafik pada Gambar 17.5(b) digambar

Ada juga sifat atau perilaku tanah merah yang sudah diterangkan lagi, juga dengan memakai skala linier, tetapi pada daerah tegangan yang

pada bab lain buku ini. Misalnya hasil uji triaksial pada tanah merah rendah, yaitu dari 0 sampai 350 kPa. tgangan pada kisaran inilah yang
diperlihatkan pada Gambar 9.30 dan 9.31 (Bab 9). Kelihatan pada gambar penting untuk perencanaan fondasi pada tanah merah. Pada tegangan
tersebut bahwa perilaku contoh yang dipadatkan hampir sama dengan ini terlihat bahwa perilaku ketiga contoh ini mendekati linier.Ini berarti
contoh asli. Pada tekanan pengekang rendah, perilakunya seperti tanah untuk menghitung penurunan fondasi, sebaiknya dipergunakan parameter
yang terkonsolidasi kelebihan (O.C.), sedangkan pada tekanan pengekang kompresibilitas yang linier, yaitu Patameter mo.
tinggi mulai mendekati perilaku tanah yang terkonsolidasi biasa. Tetapi,
setelah mendekati keruntuhan, ternyata perilakunya berubah dan lebih
Pressure (kPa)
mendekati perilaku lanau daripada perilaku lempung. Tapak tegangan 100 200

menjadi sejajar dengan garis keruntuhan, seolah-olah ada kecenderungan


menjadi "dilatant".
Hasil uji odometer diperlihatkan pada Gamb ar 17 .5. Sudah diterangkan
pada Bab 8 bahwa tidak ada alasan untuk memakai skala logaritmis pada
grafik ini. Skala logaritmis sudah biasa dipakai pada hasil odometer karena
s
.9
U'
Ai
o.
E
S
o
garis konsolidasi asli dari tanah endapan mendekati garis lurus pada grafik o \ \
demikian. Tanah residu, seperti tanah merah, adalah hasil pelapukan \ \
kimiawi, sehingga pada tanah ini tidak terdapat garis konsolidasi asli sama
sekali. Keadaan awal tanah residu adalah batuan asalnya, bukan lapisan
endapan lunak pada dasar laut atau danau. Kelihatan pada Gamblr- 17.5
Gambar 17.6 Hasil uii odometer pada tanah merah, 0-350 kPa
bahwa grafik pada skala logaritmis melcngkung tcrus, scrlangkrrrr grrrlik
I
tlcngan sktlrr linicr lcbih rncntlckati grrris lurrrs.

ry
574 MEKANIKA TANAH SIFAT-SIFAT TANAH DI PULAU JAWA 575

Ntlai m, pada contoh tanah merah ini dapat dihitung dari Gambar Pada Gambar 77.8 diperlihatkan grafik kadar air asli dan nilai batas
77.6 dengan menggunakan persamaan LL I L = m,Lo karena itu plastis terhadap kadar air optimum. Grafik ini menunjukkan dua hal
m, = LL I LAo' Antara tekanan 0 sampai 350 kPa, m,= 4,7/700 x 1/350
. penting, yang pertama bahwa nilai batas plastis hampir sama dengan kadar
= 7,77 x 10a kPa-1. Nilai ini boleh dianggap biasa pada tanah merah di air optimum, dan yang kedua bahwa kadar air asli juga tidak jauh berbeda
PulauJawa.IJmumnya, nrlai m,antaru.0 sampai 400 kPa pada tanah residu dengan nilai optimum. Perbedaan yang kecil ini boleh di atas araupun di
berkisar dari 0,5 sampai 3 x 10-+ kPa dengan nilai yang paling biasa dari
1,
bawah nilai optimum.
1 sampai 2 x \O-q kPa sebaiknya dipahami pula bahwa ada jenis tanah
1.

residu yang sangat peka. Dalam hal ini, mungkin sekali hasil pengujian
odometer menunjukkan adanya tegangan yield.lni berarti nllai m,tidak 60
s o Batas plastis
konstan dan mengalami penurunan besar setelah melampaui tegangan . Kadar air asli
yield. at)
(U I

Pada Gambar 17.7 terlihat hasil dari pengujian pemadatan "Standard


L
'6
so
I
I .t
Proctor" pada salah satu contoh dari Tabel 17.2.Peng$ian ini dilakukan
L
o
! eensetnjanl ,'
dua kali; pertama pada tanah "asli", artinya tidak dikeringkan sebelum
diuji, dan kedua setelah tanah dibiarkan menjadi kering di udara (air dried).
!
c
o
tt9*,'
oo
Terlihat bahwa ada pengaruh dari pengeringan; pengaruh ini lebih besar -9 to lt
U, /lo
lagi seandainya tanah dikeringkan dalam oven. Seperti halnya uji batas o /l
Atterberg, sebaiknya tanah ini jangan dikeringkan sebelum dilakukan
o. /ol
a
o /A I

pengujian. Tanah hanya boleh dikeringkan dari kadar air asli sampai kadar 6
dll ,r' lPembasahan
air yang diperlukan untuk masing-masing titik pada grafik pemadatan'
40
l

Kadar air optimum (%)


Gambar 17.8 Grafik kadar air asli dan nilai batas plastis terhadap kadar air oplimum pada tanah
;^1.3
E merah
o
E
o)
o)
Keterangan ini berarti bahwa tanah
merah biasanya tidak banyak
c
memerlukan pengeringan ataupun penambahan air sebelum dipadatkan.
9t.z
o Seringkali, tanah merah bisa langsung dipadatkan pada kadar air aslinya.
E
5
E seperti sudah diketahui secara umum dan dijelaskan pada Bab 15, kadar
(E air ketika tanah dipadatkan perlu dibatasi arrtzra nilai maksimum dan i
o)
co 1.1
nilai minimum. Nilai maksimum perlu supaya tidak timbul tegangan air
pori positif, dan nilai minimum perlu supaya tanah tidak menjadi lunak
Kadar air (%) seandainya terkena air hujan atau air tanah yang masuk dari tanah di
Gambar 17.7 Hasil uji pemadatan (standard Proctor) pada lanah morah
sckclilingnya.
r
SIFAT-SIFAT TANAH DI PULAU JAWA
576 MEKANIKA TANAH
lebih dari 40'. sifat lain yang luar biasa adalah nilai sudut gesekan sisa,
Qr.
17.7 LEMPUNG ABU VULKANIS Arti $' dijelaskan pada Bab 9, Bagian 9.5. Gambar 77.9 memperlihatkan
Seperti dijelaskan di atas, jenis lempung ini terdapat pada daerah vulkanis nilai puncak (maksimum) $' bersama-sama dengan nilai sisa pada
Sr,.
yang tinggi, sehingga agak jauh dari kota-kota besar atau daerah yang kebanyakan lempung endapan, terutama lempung dengan plastisitas
tinggi,
mengalami proyek pembangunan. Dengan demikian, kemungkinan nilai $' adalah rendah, sering lebih kecil dari 10., seperti diperlihatkan
ditemukanj enis tanah ini pada proyekpembangunan agak kecil dib andingkan pada Gambar 9.37 di Bab 9.Pada lempung yangbanyak mengandung
dengan daerah tanah merah. Pada masa lampau, pembangunan utama pada allophane, tetnyata nilai Q/ paling kecil adalah di sekitar 30..
daerah ini adalah jalan atau bendungan. Pada saat sekarang ini, seiring
dengan pertambahan penduduk dan perkembangan ekonomi di Indonesia, Tabel17.3 Hasil uji laboratodum pada tanah abu vulkanis (alrophane
pembangunan pada daerah ini makin banyak- clays)
seperti disebutkan, juga pada Bab 1, Bagian 1.2, tanah ini biasanyr Batas Atterberg Uji pemadatan Uji triaksial
No Jenis Tanah Kadar LL PL
mengandung mineral lempung allophane yang sifatnya sangat luar biasa.
PI Fraksi Kadar Berat c' .t
Contoh air asli 0
Lempung air opt satuan (kd
Pertama-tama, kadar air asli dan batas-batas Atterberg sangat tinggi; kadar (%) (degrees)
(%) (%) maksimum c*')
(gm/cmr)
air asli biasanya LntafaS0%o sampai 2\\o/o,sedangkan batas cair bisa samP$i SPESIMEN TANAH YANG DIPADATKAN

250, seperti terlihat pada Gamb ar 77.2.Perilaku lain yang sangat luar biag TJI LEMPUNG, 128 r65 ll9 46 65 t20 0,61 0,15 40
coke lat kekmingan
adalah perubahan sifatnya apabila dikeringkan. Dalam keadaan asli, tanah TJ2 LEMPLING, 68 95 65 30 76 64 0,965 0.1 8 38
ini bersifat lempung atau lanau yang plastis, tetapi setelah dikeringkan tll cokelat kekuningm
MTI LEMPLTNG, 180 213 t67 46 (?) 160 0,450
dalam oven bisa menjadi pasir kelanauan yang sama sekali tidak plastir'
0,15 40
cokelat kekuningan

Pengeringan menyebabkan perubahan kimiawi yang tidak dapat dibalikkrn,


SPESIMEN TANAH YANG ASLI
B-P Rd LEMPUNG, 58 88 69 l9 (?)
walaupun mempunyai beberapa sifat yang sangat luar biasa, tanah inl
0,1 3 37
cokelat kekuninsan

masih memperlihatkan banyak sifat teknis yang baik. Misalnya, lcrenS


gunungyang terbentukdari tanah ini sering masih mantap pada kemiringnn
35., bahkan sampai hampir 40.. Biarpun lereng terdiri atas sawah denSrn
pengairan terus-menerus, ternyata masih tetap mantap. Lagi pula, tanalr lttl
tidak memperlihatkan gejala penyusutan atau Pengembangan (shrinlogl
swelling) akibat cuaca basah atau kering.

17 .7 .1 Hasil Pengujian Laboratorium


Pada Tabel 17.3 diperlihatkan hasil pengujian laboratoriunr dari cotttill
lempung abu vulkanis, yang diambil dari beberapa tempirt eli Jrwu llr6t
dan Jawa Tengah. Sifat yang paling menonjol adalah tinggi katlrr, ,tr m[
serra batas Atterberg. Nilai S' juga ltrar biasa tinggi,yritrr tl:rri .lT" trrtnp{
tr-
-yq

578 MEKANIKA TANAH SIFAT-SIFAT IANAH DI PULAU JAWA

Kekuatan residudari ,l Tekanan (kPa)


500 -
pengujian "ring shear" ,/ 10
I
100 1000
Contoh lndonesia o ,/
Contoh New Zealand o
I

16\ ,/ | o-o_ r\
400
datt"....d
,/
,/ s
\
F{-y-

e"$Z
(E
o-
.v.

o)
o
o
\'-"' r<}'r*t"n
.C
o
\
\\
...('r{ o-

W
o) (,
c(U .^"*";-)Zt3 -
v
o)
\
o)
c(E 200 - ,/ r. -ZZ'e c
AI1.---E-EE
fut-o,- \.,
o) 3 -\\L
"""*
P +a-ol-AEE
!--&___t__ ,.\
-- \ A\
r_\-{\\\i
'$...
,/f
--.5rltl
4..-.--
-..-..:-\
\- -\
Tegangan normal efektif (kPa)
I---_____ \
1
---\
Gambar 17.9 Nilai sudut gesekan puncak dan nilai sisa pada lempung abu vulkanis
(a)Skala log
Tekanan (kPa)
s
0 500 1000 1500
Adapun mengenai kompresibilitas lempung abu rulkanis, Gambar 77 '1ll
E
memperlihatkan hasil uji odometer pada enam contoh tanah ini, pirtlrt .9
E
grafik dengan memakai skala logaritmis ataupun dengan skal.r linicr,
o)

C
o
Tampak dengan memakai skala logaritmis bahwa perilaku setiap cotttoh o,
c(E
agak sama, yaitu berbentuk seolah-olah ada tegangan pra-konsolitlasi rll[tl o,

tegangan "yield"pada setiap contoh.Walaupun demikian, apabila tligitrrtlur


to
C Contoh ' \ O\
o
lagi dengan memakai skala linier, tegangan "yield" ini tidak mttncrtl ll;41, '6 1
--o--
I a'
terkecuali pada dua contoh saja, yaitu contoh 1 dan 2. Contoh 3 tlirrt E'
o- 3<_
memperlihatkan perilaku yang kira-kira sama, yaitu mcntlckirti lirrig, E
o 4 -"-a-"-''
o 5 ---+---
sedangkan contoh 4 dan 6 memperlihatkan pcrilaku "strrritr llrrrtlcrrittg"'

(b) Skala linier

Gambar 17.10 Hasil uji odometer pada contoh tanah abu vulkanis

rl
MEKANIKA TANAH
SIFAT.SIFAT TANAH DI PULAU JAWA 581

Nilai zz, pada keenam contoh ini, antara 0 sampai 350 kPa berkisar sampai tercapai kadar air yang diperlukan untuk pemadatan.Jadi pada garis

dari 1 >< 10{ kPa-1 sampai 2,5 x l}a kPa Nilai ini tidak banyak berbeda
1. asli ini tidak ada tanah yang pernah menjadi lebih kering dari kadar rir
dengan nilai dari tanah merah.Tetapi perilakunya secara keseluruhan tidak
ketika dipadatkan. Jelas bahwa garis ini tidak menunjukkan "puncali'yang
Menurut pengalaman penulis, tidak terdapat jelas. Nilai berat satuan hampir merata antarakadar air 1000/o sampaiT50o/o.
sama dengan tanah merah.
tegangan,,yield" sama sekali pada tanah merah, sedangkan pada lempung
abu vulkanis, ada kalanya terdapat tegangan "yield" dan ada kalanya tidak. Asli ' ' q-
Kering u(212
Nilai $, yang besar beserta kompresibilitas yang rendah berarti bahwa Kering oven -1-
tanah ini memang baik untuk proyek pembangunan. udara _r
-+-
sampai65 % -
walaupun perilaku tanah ini pada umumnya baik, masih ada satu
sifat khusus yang mungkin dapat menyebabkan kesulitan pada proyek
pembangunan, yairu perilaku ketika dipadatkan. Perilaku ini penting
diperhatikan dan dimengerti dengan jelas supaya dapat diperhitungkan
dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Keistimewaan sifat
pemadatan ini, yang diperlihatkan pada Gambar 75.4 dan 15.5 di Bab 15, 20 40 60 80 100 120 14t) 160 180
meliputi hal-hal berikut: Kadar air (%)

o Grafik hasil uji Standard Proctor mungkin hampir datar dan tidak
Gambar 17.11 Hasil uji pemadatan pada lempung abu vulkanis
terdapat nilai berat satuan maksimum seperti biasa. Ini berarti
nilai kadar air optimum serta berat satuan maksimum tidak daprrt
ditentukan. Gra6k "kering udara' serta "kering oven" didapatkan dengan
. Hasil uji pemadatan dapat berlainan sama sekali apabila tanalr mengeringkan dr. ,;dara atau di oven, kemudian ditambah air untuk
dibiarkan menjadi kering sebelum pengujian dilakukan' mendapat kadar air yang diperlukan pada setiap titik pemadatan. Grafik
. Ada kalanya tanah ini "peka" yang berarti akan menjadi lu.rrk yang satu lagi diperoleh dengan mengeringkan tanah sampai l<adar air 650/o

apabila dipadatkan. saja, kemudian ditambah air lagi untuk mendapatkan masing-masing titik
Dengan kata lain, ini berarti kadar air aslinya lebih tinggi daripttlrr seperti pada grafik "kering udara" dan "kering oven".
kadar air yang sesuai untuk pemadatan, yaitu lebih tinggi daripada kttlrtr itir Grafik-grafik iiri mencerminkan perubahan sifat yang terjadi pada
optimum walaupun grafik pemadatan tidak menunjukkan nilai ini sccrrit tanah ini apabila dikeringkan.Jelaslah bahwa pengujian laboratorium perlu
langsung. dilaksanakan dengan cara tertentu; bila tidalq ada kemungkinan hasilnya
Pengaruh pengeringan tanah ini diperlihatkan pada Grrrnbrrr l7.l l, akan keliru. Tidak : emua tanah abu vulkanis mempunyai sifat seperti pada

Garis yang disebut "asli" diperoleh dengan mengambil cttrttoh trtttitll yitttll Gambar t7.7t; bila kadar allophane agak rendah, hasil uji pemadatan
besar, kemudian dibagi-bagi menjadi se.iumlah corttoh kecil. M:rsirrg bisa berbentuk seperti biasa dengan puncak yang jelas. Keterangan lebih

masing contoh ini langsung dikcringkan tlrrri krttlrrr rrir rrsli (tli sckitrrr l('tl|Hr) lcrrgkap tcntang tanah abu vulkanis terdapat pada Wesley (2002).
582 MEKANIKATANAH

DAFTAR PUSTAKA

the construction
Kuno, G., Shinoki, R., Kondo,T' &Tsuchiya' C,1978'On
volcanic clay'
methods of a motorway embankment by a sensitive
Proc. Conf on Clay Fills,London: pp' 149-156'

Wesley,L.D.,2002.Geotechnicalcharacterizationandbehaviourof
allophane clays'. Proc' International Workshop on
Cbaracterisation

Engineering Proferties of Natural Soils' Singapore'


Dec 2002'
and
Balkema, Yol. 2, PP' 737 9-1399'

,*^*)T| '-; I
itlr-ix
&ar.$ ftrfu'tttliA'i'
d rD h( I rbr}&S
frapinrr J1,ll J-i:n-"'

You might also like