You are on page 1of 7

BAB III

PEMERIKSAAN RADIOLOGI
III.1 Foto Rontgen Thorax

Pada saat ini pemeriksaan radiologis dada merupakan cara yang praktis untuk
menemukan lesi TB. Dalam beberapa hal pemeriksaan ini lebih memberikan
keuntungan, seperti pada kasus TB anak-anak dan TB milier yang pada pemeriksaan
sputumnya hampir selalu negatif. Lokasi lesi TB umumnya di daerah apex paru tetapi
dapat juga mengenai lobus bawah atau daerah hilus menyerupai tumor paru.Pada awal
penyakit saat lesi masih menyerupai sarang-sarang pneumonia, gambaran
radiologinya berupa bercak-bercak seperti awan dan dengan batas-batas yang tidak
tegas. Bila lesi sudah diliputi jaringan ikat maka bayangan terlihat berupa bulatan
dengan batas yang tegas dan disebut tuberkuloma (Depkes RI, 2006).

Menurut Peter secara radiologis, TB paru pada penderita DM sering


menunjukkan gambaran dan distribusi radiografi yang atipikal, pada penderita TB
tanpa DM kavitas atau infiltrat banyak ditemukan pada lobus atas, sedangkan pada
penderita TB paru disertai DM, lapangan paru bawah lebih sering terlibat (29% pada
kasus dengan DM, 4,5% pada kasus non-DM), diikuti lobus atas kemudian tengah.
Keterlibatan paru bilateral sebesar 50%, 33% berkaitan efusi pleura, dan 30% terdapat
kavitas. Gambaran radiologi termasuk fibrosis, konsolidasi, opasitas homogenus dan
heterogenus.
Gambar radiologi tuberkulosis paru telah digambarkan sebagai atipikal antara
diabetes, terutama untuk menunjukkan adanya lesi dilokasi selain daerah paru bagian
atas terlihat pada tuberkulosis reaktivasi. Sebagai contoh, sebuah peningkatan
frekuensi keterlibatan bidang paru-paru lebih rendah pada pasien diabetes telah
disebutkan oleh beberapa penulis, bersama dengan frekuensi yang lebih tinggi dari
multilobarinvolvement. Selain itu, dijelaskan bahwa fitur lain dari TB paru bervariasi
antara orang-orang diabetes, seperti frekuensi yang lebih tinggi darikavitas lesi.Dalam
penelitian ini kami menegaskan bahwa proporsi yang tinggi (hampir dua pertiga) dari
pasien diabetes memiliki keterlibatan dari gabungan daerah atas dan bawah darip aru-
paru
Gambar 5. Pola sinar x pada pasien Tuberkulosis (tanpa diabetes), dengan lesi
di kedua bidang paru bagian atas, dengan setidaknya dua rongga di sisi kiri
atas.) (http://img.medscape.com/)
Gambar 6. bercak berawan pada kedua paru disertai kavitas, kalsifikasi, garis fibrosis
yang menyebabkan retraksi hilus ke atas) (http://img.medscape.com/)

Gambar 7. penderita tuberkulosis dengan diabetes tampak lesi melibatkan bidang


paru-paru kanan- kiri lebih rendah dan rongga di sisi kanan atas)
(http://img.medscape.com/)
Gambar 8. Pasien tuberkulosis dengan DM tampak lesi dan rongga di lapangan paru
kiri bawah. Pada pasien ini, rongga mudah diamati selama bayangan vertebral lebih
rendah pada tampilan lateral ) (http://img.medscape.com/)

Gambar 8. (http://img.medscape.com/)
Foto rongent di kiri merupakan foto rongent thorax pada pasien dengan TB
tanpa DM. Tampak infiltrat dan kavitas pada suprahiler paru kiri.
Pada foto rongent di kanan merupakan foto rongent thorax pada pasien TB
dengan DM. pada foto rongent kanan tampak corakan bronkovaskular kasar
dan tampak infiltrate di parakardial paru kanan dan kiri, diafragma licin dan
sudut Costophrenicus kanan dan kiri lancip.

Secara radiologis, TB paru pada penderita DM sering menunjukkan gambaran


dan distribusi radiografi yang atipikal. Gambaran radiologi atipikal TB paru
disebabkan karena penderita DM memiliki gangguan imunitas seluler dan disfungsi
sel leukosit polimorfonuklear (PMN).
Pada penderita TB tanpa DM kavitas atau infiltrat banyak ditemukan pada
lobus atas, sedangkan pada penderita TB paru disertai DM, lapangan paru bawah
lebih sering terlibat (29% pada kasus dengan DM, 4,5% pada kasus non-DM), diikuti
lobus atas kemudian tengah. Gambaran radiologi yang ditemukan termasuk fibrosis,
konsolidasi, opasitas homogenus dan heterogenus.
IV.

Gambaran CT Thorax

Gambar 10. Wanita berusia 20 tahun dengan pasca TB primer tanpa disertai penyakit
lain. CT scan menunjukkan beberapa lesi nodular dari berbagai ukuran di segmen
superior dari lobus kanan bawah dan segmen anterior dari lobus atas kiri (beberapa
segmental) (Ikezoe ET AL, 2010)

Gambar 11. Laki-laki berusia 25 tahun pasca TB primer tanpa disertai dengan
penyakit penyerta. CT scan menunjukan adanya konsolidasi dengan corakan
bronkogram. Adanya nodul dan ground glass terlihat seperti lesi satelit di lobus kanan
atas dan lobus bawah (Ikezoe ET AL, 2010)

Gambar 12. Laki-laki berusia 56 tahun pasca TB primer tanpa disertai penyakit

penyerta. CT scan menunjukkan adanya konsolidasi multiple dengan volume yang


mengecil (Ikezoe ET AL, 2010)
Gambar 13. Laki-laki berusia 44 tahun TB dengan DM. Distribusi nonsegmental
pada laki-laki berusia 77 tahun dengan pasca TB primer dan DM
A. Gambaran radiologi thoraks menunjukkan adanya konsolidasi dibagian lobus
kanan bawah
B. Gambaran CT scan dengan resolusi tinggi menujukkan adanya nodul-nodul
kavitas yang terlihat disegmen lateral basal di lobus kanan bawah (Ikezoe ET
AL, 2010)

Gambar 14. Wanita berusia 48 tahun dengan TB dan DM. CT scan menunjukan
adanya kavitas multiple kecil-kecil di satu konsolidasi paru
Gambar 14 A & B. Pasien laki-laki 41 tahun pasca TB paru dan DM. gambar A dan
B menunjukan kavitas multiple kecil-kecil di satu konsolidasi di lobus atas kanan paru
(Ikezoe ET AL, 2010)

You might also like