Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
dr. Suci Nurannisa Yusuf
1
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
Disusun sebagai salah satu syarat dalam menempuh Program Dokter Internsip di
UPT Puskesmas Patuk 1
Disusun oleh :
dr. Suci Nurannisa Yusuf
I. LATAR BELAKANG
A. Definisi
Epistaksis adalah perdarahan akut yang berasal dari lubang hidung, rongga
hidung atau nasofaring. Epistaksis bukan suatu penyakit, melainkan gejala dari
suatu kelainan yang hampir 90% dapat berhenti sendiri. Perdarahan dari hidung
dapat merupakan gejala yang sangat mengganggu dan dapat mengancam nyawa.
2
Faktor etiologi harus dicari dan dikoreksi untuk mengobati epistaksis secara
efektif.
B. Etiologi
mukosa hidung. Delapan puluh persen perdarahan berasal dari pembuluh darah
Pleksus Kiesselbach (area Little). Pada anak sering terjadi pada usia 2-10 tahun
dikarenakan pembuluh darah ini masih rentan pecah. Epistaksis dapat ditimbulkan
1. Lokal
a. Trauma
Perdarahan dapat terjadi karena trauma ringan misalnya mengorek
atau sebagai akibat trauma yang lebih hebat seperti kena pukul, jatuh
b. Infeksi lokal
Epistaksis bisa terjadi pada infeksi hidung dan sinus paranasal seperti
3
memudahkan terjadinya perdarahan. Juga sering terjadi pada Von
Willenbrand disease.
e. Pengaruh lingkungan
Epistaksis sering terjadi pada udara yang kering dan saat musim dingin
yang disebabkan oleh dehumidifikasi mukosa nasal, selain itu oleh zat
menggosok-gosok hidung.
2. Sistemik
a. Kelainan darah
Beberapa kelainan darah yang dapat menyebabkan epistaksis adalah
trombosit.
b. Penyakit kardiovaskuler
Hipertensi dan kelainan pembuluh darah seperti pada aterosklerosis,
4
Epistaksis akibat hipertensi biasanya hebat, sering kambuh dan
C. Penatalaksanaan
D. Pencegahan
5
1. Gunakan semprotan hidung atau tetes larutan garam, yang keduanya dapat
dibeli, pada kedua lubang hidung sampai 3x sehari. Untuk membuat tetes
larutan ini dapat mencampur 1 sendok teh garam kedalam secangkir gelas,
alergi biasa.
8. Hindari asap rokok karena menyebabkan hidung menjadi kering dan
menyebabkan iritasi.
menjadi salah satu jalan untuk memberikan pendampingan dan edukasi kepada
masyarakat secara umum, secara spesifik kepada ibu sehingga lebih paham
mimisan.
Intervensi yang dipilih oleh kami adalah dengan metode penyuluhan secara
simulasi. Metode ini paling tepat dan sesuai dengan tujuan kami yaitu
mimisan. Penyuluhan nantinya akan disampaikan dalam acara yang sesuai dengan
materinya, yaitu posyandu balita yang biasa dihadiri oleh bayi, balita dan ibu.
6
IV. PELAKSANAAN
sekitar 50 menit, yang dilanjutkan dengan sesi tanya jawab selama 10 menit.
Warga yang hadir nampak antusias dengan materi yang diberikan dan beberapa
memberikan pertanyaan tentang kondisi yang sering terjadi serta salah persepsi
penyuluhan ditutup.
Monitoring dan evaluasi yang dilakukan bersifat jangka pendek, yaitu dengan cara
memberikan pertanyaan balik kepada para ibu yang hadir apakah mereka sudah
mimisan agar jangan panik. Sedangkan monitoring dan evaluasi jangka panjang
sulit kami lakukan karena keterbatasan waktu dan harus melibatkan beberapa
7
LAMPIRAN