You are on page 1of 12

LAPORAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT

LAPORAN F.4. UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT


TOPIK : GIZI SEIMBANG UNTUK IBU MENYUSUI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menempuh


Program Dokter Internsip di Puskesmas Patuk 1 Gunung Kidul

Disusun Oleh :
dr. Suci Nurannisa Yusuf

PROGRAM DOKTER INTERNSIP INDONESIA


KABUPATEN GUNUNG KIDUL
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
2015

1
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

LAPORAN F.4. UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT


TOPIK : GIZI UNTUK IBU MENYUSUI

Disusun sebagai salah satu syarat dalam menempuh Program Dokter Internsip di
UPT Puskesmas Patuk 1

Disusun oleh :
dr. Suci Nurannisa Yusuf

telah diperiksa dan disetujui pada tanggal Februari 2015


oleh :
Pembimbing Dokter Internsip

dr. Muromi Nurillah


NIP. 196810052002122004

I. LATAR BELAKANG
Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, yang
sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Kebutuhan nutrisi selama laktasi
didasarkan pada kandungan nutrisi air susu dan jumlah nutrisi penghasil susu. Ibu
menyusui disarankan memperoleh tambahan zat makanan 800 Kkal, kebutuhan
kalori ini lebih tinggi bila dibanding saat kehamilan. Kandungan kalori ASI rata-
rata yang dihasilkan ibu dengan nutrisi baik adalah 70 kal/100 ml, dan kira-kira 85
kal diperlukan oleh ibu untuk tiap 100 ml yang dihasilkan. Rata-rata ibu

2
menggunakan kira-kira 640 kal/hari untuk 6 bulan pertama dan 510 kal/hari
selama 6 bulan kedua untuk menghasilkan susu normal.

Kebutuhan nutrient ibu menyusui meliputi;


Protein. Ibu memerlukan tambahan 20 gram diatas kebutuhan normal ketika
menyusui. Jumlah ini hanya 16 % dari tambahan 500 kal yang dianjurkan.
Cairan. Nutrisi lain yang diperlukan selama laktasi adalah asupan cairan.
Dianjurkan ibu menyusui minum 2 3 liter perhari, dalam bentuk air putih, susu
dan jus buah.
Vitamin dan Mineral. Kebutuhan vitamin dan mineral selama menyusui lebih
tinggi dari pada selama hamil
Kompenen nutrient dalam ASI antara lain; protein, laktosa dan lemak. Kadar
protein ASI sebesar 0,9%, sebesar 60 % diantaranya berupa whey yang lebih
mudah dicerna dari pada kasein (protein utama susu sapi). Lemak di dalam ASI
merupakan campuran dari fosfolipid, kolesterol, vitamin A dan karotinoid. Dalam
ASI juga terdapat Asam Amino (sistin dan taurin) yang tidak terdapat dalam susu
sapi. Sistin digunakan untuk pertumbuhan somatik dan taurin untuk pertumbuhan
otak.
Selain itu ASI juga mengandung zat immunitas, seperti sel T dan
immunoglobulin, yang merupakan pertahanan tubuh spesifik. Juga mengandung
sel fagosit, komplemen C2 dan C4, lisosom, laktoperoksidase, laktoferin,
transferin, yang merupakan pertahanan tubuh non spesifik. Dengan mengikat besi,
laktoferin telah berperan menghambat pertumbuhan bacteri staphylococcus dan E.
Coli yang memerlukan zat besi untuk pertumbuhannya. Laktoferin juga
menghambat pertumbuhan jamur candida. Selain itu, Lactobacillus bifidus di
dalam ASI berfungsi mengubah laktosa menjadi asam laktat dan asam asetat.
Kedua asam ini menjadikan saluaran pencernaan menjadi asam sehingga
menghambat pertumbuhan microorganisme, seperti E. Coli, shigella dan jamur.

Status Gizi Ibu Menyusui


Status gizi ibu memberikan peranan yang penting terhadap kuantitas dan
kualitas produksi ASI. Misalnya jika ibu kekurangan kalsium akan menyebabkan
kebutuhan kalsium bayi diambil dari cabang kalsium pada jaringan ibu. Jika hal
ini dibiarkan terus berlanjut maka akan mengakibatkan ibu mengalami
osteophorosis dan kerusakan gigi. Kuantitas produksi ASI di pengaruhi oleh
keadaan gizi ibu, ibu dengan gizi baik akan memproduksi ASI sekitar 600 - 800

3
ml pada bulan pertama, sedangkan ibu dengan gizi kurang hanya memproduksi
ASI sekitar 500 - 700 ml.
Status gizi ibu menyusui di pengaruhi oleh prinsip, dan faktor yang mesti
diperhatikan dalam pemenuhannya.

Prinsip Gizi Bagi Ibu Menyusui


Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu,
yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Bila pemberian ASI
berhasil baik, maka berat badan bayi akan meningkat, integritas kulit baik, tonus
otot serta kebiasaan makan yang memuaskan. Ibu menyusui tidaklah terlalu ketat
dalam mengatur nutrisinya, yang terpenting adalah makanan yang menjamin
pembentukan air susu yang berkualitas dalam jumlah yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan bayinya.

Faktor- faktor yang mempengaruhi produksi ASI


a. Pengaruh makanan erat kaitannya dengan volume ASI yang diproduksi per
hari.
b. Protein, dengan adanya variasi individu maka dianjurkan penambahan 15-20
gram protein sehari.
c. Suplementasi, jika makan sehari seimbang, suplementasi tidak diperlukan
kecuali jika kekurangan satu atau lebih zat gizi.
d. Aktivitas.
e. Psikologi
f. Kesehatan
g. Pengetahuan dan Pendidikan tentang pantangan, kesukaan, kebutuhan
h. Sosial ekonomi
i. Bayi tidak mau menyusu
j. Masalah pada payudara

Pengaruh Status Gizi Bagi Ibu Menyusui


Kebutuhan nutrisi selama laktasi didasarkan pada kandungan nutrisi air susu
dan jumlah nutrisi penghasil susu. Ibu menyusui disarankan memperoleh
tambahan zat makanan 800 Kkal yang digunakan untuk memproduksi ASI dan
untuk aktivitas ibu itu sendiri.
Kebutuhan Gizi Pada Ibu Menyusui
Kebutuhan gizi pada ibu yang sedang menyusui sangatlah harus
dipertimbangkan karena menyangkut gizi anak sebelum lahir dan semasa bayi.
Selain itu, ibu yang memiliki gizi yang cukup juga dapat membantu pemulihan
yang lebih cepat pasca persalinan. Selain itu, produksi ASI juga dapat bertambah.

4
Apabila gizi ibu tidak di penuhi dengan baik semasa hamil dan menyusui tentu
akan menimbulkan dampak negative terhadap status gizi ibu, kesehatan ibu dan
anak karena ASI yang akan dihasilkan akan berkualitas rendah.
Zat gizi yang dibutuhkan antara lain:
Energi. Karena kondisi ibu yang sedang hamil, maka membutuhkan tambahan
masukan energi untuk mencukupi kebutuhan untuk ibu dan janin. Untuk itu
dibutuhkan sebesar 700 kkal/hari (6 bulan pertama menyusui). Untuk 6 bulan
kedua dibutuhkan sekitar rata-rata 500 kkal/ hari dan pada tahun kedua dianjurkan
tambahan sebanyak 400 kkal/hari.
Protein. Tambahan protein dibutukan sebesar 16 g/hari untuk 6 bulan pertama.
Pada 6 bulan kedua dibutuhkan protein sekitar 12 g/hari dan untuk tahun kedua
dibutuhkan sebesar 11g/hari.
Zat besi. Terdapat sebanyak 0,3 mg/ hari dikeluarkan dalam bentuk ASI. Oleh
karena itu perlu ditambahkan dengan basal loss sehari-hari. Rata-rata kebutuhan
zat besi untuk 6 bulan pertama menyusui adalah 1,1 mg/hari. Sehingga
memerlukan tambahan zat besi sebesar 5 mg/ hari.
Kalsium. Diperlukan tambahan dalam jumlah yang cukup besar sekitar 400 mg,
karena dalam proses produksi ASI, tubuh juga menjaga konsenterasi kalsiun
dalam ASI relative konstan baik dalam kondisi intake kalsium cukup atau kurang.
Jika intake kalsium tidak mencukupi maka kebutuhan kalsium dalam produksi
ASI akan diambil dari deposit yang ada pada tubuh ibu, termasuk dalam tulang.
Vitamin D. Penting untuk kesehatan gigi dan pertumbuhan tulang.
Vitamin B-6. Memetabolisme lemak dan protein, memfasilitasi pertumbuhan sel,
mendukung syaraf dan sistem kekebalan. Vitamin B-6 sangat dibutuhkan bagi
produksi sel darah merah dan putih.
Folic Acid (Asam folat). Mensintesis DNA dan membantu dalam pembelahan sel.
Vitamin B-12. Mendukung sistem saraf dan produksi sel darah merah.
Zinc (Seng). Mendukung sistem kekebalan tubuh yang sehat dan penting
dalam penyembuhan luka.
Tabel Kebutuhan Gizi Ibu Menyusui

Zat gizi 0-6 bulan 7-12 bulan

Energi (kkal) + 700 + 500

Protein (g) + 16 + 12

Vitamin (RE) + 350 + 300

Tiamin (mg) + 0,3 + 0,3

5
Riboflavin (mg) + 0,4 + 0,3

Niasin (mg) +3 +3

Vitamin B-12 (g) + 0,3 + 0,3

Asam folat (g) + 50 + 40

Vitamin C (mg) + 25 + 10

Kalsium (mg) + 400 + 400

Fosfor (mg) + 300 + 200

Magnesium (mg) + 40 + 30

Besi (mg) +2 +2

Seng (mg) + 10 +10

Iodium (g) + 50 + 50

Selenium (g) + 25 + 20
Kandungan vitamin dan mineral dapat memastikan bahwa ibu dan bayi
memperoleh nutrisi yang mereka butuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan
yang sehat. Semua gizi tersebut dapat didapatkan pada:
a) Sayur-sayuran
Sayuran merupakan sumber utama makanan yang kaya zat besi, serat, asam folat,
beta-carotene, vitamin C, lycopene, flavonoids dan beta-glucans. Makan-makanan
kaya zat besi membantu memelihara tingkat energi Anda sekaligus mampu
mencegah anemia. Folate atau asam folat sangat penting dalam pembentukan sel
darah merah. Jika Anda suka sayuran mentah, coba makan bayam, selada, tomat,
ketimun, dan jamur. Jika Anda memilih sayuran yang telah dimasak,
pertimbangkan gambas, kacang polong, jagung, kentang, dan labu. sebaiknya
makan 3-5 hidangan sayuran setiap hari.
b) Buah-buahan
Buah yang sehat dan warnanya terang bagus dikonsumsi setelah makan.
Kandungan vitamin A, B, K, dan C dalam buah baik untuk membangun sistem
kekebalan tubuh ibu dan bayi. Asupan buah juga membantu tubuh penyerapan zat
besi. Konsumsi buah-buahan seperti blueberry dan strawberry sangat disarankan

6
karena mengandung anti oksidan dan serat tinggi. Buah dapat dimakan dalam
keadaan alami, beku atau dijus. Usahakan makan 3-5 porsi buah setiap hari.
c) Kacang-kacangan
Kacang mengandung banyak protein dan merupakan sumber lemak sehat. Protein
penting memperbaiki sel-sel vital dalam tubuh. Banyak kacang-kacangan yang
juga mengandung vitamin B, E, C, folat, kalium, kalsium, magnesium dan fosfor.
Tingkat cukup kalsium diperlukan untuk membangun tulang yang sehat dan gigi.
Kacang juga baik untuk camilan termasuk kenari, kacang pinus, kemiri, hazelnut,
kacang Brasil dan pistachio.
d) Ikan
Ikan tinggi omega 3 yang penting bagi pertumbuhan bayi. Tapi ingat, menurut US
Environmental Protection Agency (EPA), ibu menyusui tidak boleh makan ikan
hiu, ikan todak, makarel raja, atau ikan ubin karena tingkat kandungan merkurinya
sangat tinggi. Ikan salmon pollock tuna dan ikan patin masih aman dikonsumsi
12 ons seminggu karena termasuk jenis ikan rendah merkuri.
Hal yang paling penting dalam memenuhi gizi adalah menjaga pola
makanan bergizi untuk ibu menyusui, terutama makanan yang banyak
mengandung protein, vitamin, mineral, dan cairan.
Berikut beberapa contoh makanan serta nilai gizi yang dikandungnya

Makanan Jumlah energi

175 Kalori, 4 g protein, dan 40 g


3/4 gelas nasi seberat 100 g
karbohidrat

2 buah kentang berukuran sedang 175 Kalori, 4 g protein, dan 40 g


seberat 200 g karbohidrat

175 Kalori, 4 g protein, dan 40 g


2 iris roti seberat 80 g
karbohidrat

175 Kalori, 4 g protein, dan 40 g


5 biskuit kraker seberat 50 g
karbohidrat

1 potong daging ukuran sedang 95 Kalori, 10 g protein, dan 6 g


seberat 50 g lemak

1 butir telur ayam negeri seberat 60 95 Kalori, 10 g protein, dan 6 g


g lemak

50 g udang basah 95 Kalori, 10 g protein, dan 6 g

7
lemak

1 buah tahu ukuran besar seberat 80 Kalori, 6 g protein, 3 g lemak,


100 g dan 8 g karbohidrat

80 Kalori, 6 g protein, 3 g lemak,


2 potong sedang tempe seberat 50 g
dan 8 g karbohidrat

80 Kalori, 6 g protein, 3 g lemak,


2 1/2 sdm kacang hijau seberat 25 g
dan 8 g karbohidrat

Syarat gizi seimbang untuk ibu menyusui


Tinggi kalori dan protein
Cukup vitamin dan mineral
Mudah dicerna dan tidak merangsang
Tinggi cairan : 800 1000 ml/hr
Tinggi konsumsi cairan dan buah segar
Susunan menu bervariasi dan seimbang
Dampak Kekurangan Gizi Ibu Menyusui
Kekurangan gizi pada ibu menyusui menimbulkan gangguan kesehatan pada
ibu dan bayinya. Gangguan pada bayi meliputi proses tumbang anak, bayi mudah
sakit, mudah terkena infeksi. Kekurangan zat-zat esensial menimbulkan gangguan
pada mata ataupun tu
Pengaruh Status Gizi Ibu Pada Sukses Menyusui
Bila kebutuhan energi wanita usia reproduksi sebesar 2100 kcal / hari,
seorang ibu menyusui memerlukan asupan rata-rata 2700 kcal dalam
kesehariannya. Tambahan sebesar 500 700 kkal tersebut tak lain diperlukan
untuk keperluan Biosintesis ASI. Ekstra energi tersebut tidak semuanya harus di
dapatkan dari intake makanan yang di konsumsi ibu menyusui sehari-hari. 200
kcal ternyata telah tersedia di tubuh ibu berupa cadangan deposit yang telah di
bentuk sejak dimulainya proses masa kehamilan. Sisa 300 500 kcal / hari lah
yang baru di harapkan diperoleh dari intake makanan keseharian sang ibu. Jadi
tidak tepat bila dikatakan seorang ibu menyusui harus makan dengan porsi besar-
besaran agar tidak kelaparan dan produksi ASI lancar.
Saat menyusui minuman keras sebisa mungkin dihindari. Selain itu merokok
selama menyusui dapat membahayakan bayi dan mengurangi produksi susu.
Penggunaan pil KB selama menyusui harus dihindari sebab dampak jangka

8
panjang hormon dalam pil masih belum diketahui. Pil KB juga diketahui
mengurangi produksi susu. Namun, pil POP (Progesteron Only Pil / low-dose)
tidak mempengaruhi produksi susu, dan pada kasus khusus pil ini boleh di
gunakan (misalnya pada kasus ibu Diabetes yang tidak boleh hamil). Namun,
kebanyakan wanita sebaiknya menggunakan metode KB alamiah, kondom, atau
IUD daripada menggunakan KB hormonal.

Makanan sehari-hari yang di konsumsi oleh ibu menyusui harus


memenuhi syarat menu seimbang sesuai dengan kebutuhan gizi ibu. Dalam
menyusun hidangan untuk ibu menyusui perlu di perhatikan hal-hal berikut ini :
o Gunakan bahan makanan yang beraneka ragam
o Makanan mudah di cerna
o Bumbu tidak terlalu banyak merangsang
o Porsi kecil tapi sering
o Cukup cairan
o Ibu yang tidak mengalami penyakit tertentu tidak ada pantangan dalam hal
makan
o Makanan yang seimbang, gerak badan, dan udara segar
o Menjaga kesehatan jasmani dan rohani
o Jika ibu terlalu gemuk, kurangi makanan sumber zat tenaga
o Jika ibu terlalu kurus, tambahkan porsi makan
o Hindari alkohol karena dapat berakibat bayi mengalami FAS (Fetal Alkohol
Syndrome) dengan tanda-tanda :pertumbuhan lambat, kepala kecil, bentuk
wajah berubah, pertumbuhan sel, serta jumlah produksi sel menurun.
Adapun kebutuhan tambahan makanan yang harus di konsumsi oleh ibu
menyusui dapat di lihat dari porsi makan yang harus dikonsumsi. Kebutuhan
tersebut dapat dilihat dari tabel di bawah ini yang dapat dijadikan sebagai indikasi
dari jumlah makanan yang di butuhkan oleh tubuh yang harus dikonsumsi oleh
ibu.
Tabel Tambahan Makanan Untuk Ibu Menyusui
Bahan Tidak Menyusui 0 Menyusui 7 Menyusui 13
Makanan Menyusui 6 bulan (gr) 12 bulan (gr) 24 bulan
(gr)

Beras 250 = nasi 50 = nasi 100 50 50


500 gr/5 gr/ 1 gelas
gelas

Protein 100 (2 50 (1 potong) 50 50


hewani potong)

9
Telur 50 (1 butir) 50 (1 potong) 50 50

Protein 100 (4 50 (2 potong) 50 50


nabati potong)

Kacang 25 (2,5 sdm) 51 (5 sdm) - -


hijau

Sayuran 200 (2 gelas) 100 (1 gelas) 100 100

Buah 201 (2 100 (1 potong) 100 100


potong)

Minyak 25 (2,5 sdm) 25 (2,5 sdm) 25 25

Gula 25 (2,5 sdm) 25 (2,5 sdm) 25 25

Susu 25 (2,5 sdm) 50 (5 sdm) 50 25


bubuk

II. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan hasil uraian diatas, Gizi pada ibu menyusui sangat erat

kaitannya dengan produksi air susu, yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh

kembang bayi. Bila pemberian ASI berhasil baik, maka berat badan bayi akan

meningkat, integritas kulit baik, tonus otot serta kebiasaan makan yang

memuaskan.

Pada ibu yang menyusui memerlukan penambahan kalori, dimana tiap 100

cc ASI berkemampuan memasok 67-77 kkal, dari sinilah dapat diperkirakan

besarnya energi yang diperlukan untuk memproduksi ASI sehari sebanyak 850 cc.

III. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

Intervensi yang dilakukan berupa program penyuluhan dan diskusi

interaktiv dengan ibu-ibu yang memiliki bayi. Metode ini dinilai paling tepat dan

sesuai dengan tujuan kami yaitu memberikan informasi tentang pengetahuan

perbaikan gizi seimbang bagi ibu menyusui.

10
IV. PELAKSANAAN

Penyuluhan dilaksanakan pada hari rabu tanggal 12 Maret 2015 sekitar

pukul 11.00 di Posyandu Widoro Wetan. Penyuluhan ini dihadiri oleh 11 orang.

Materi diberikan dengan presentasi didepan warga disertai dengan penyebaran

leaflet. Materi disusun cukup menarik dengan menyertakan gambar di pada leaflet

agar lebih mudah dipahami. Penyuluhan kurang lebih sekitar 15 menit yang

dilanjutkan dengan sesi tanya jawab 10 menit.

V. MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring dan evaluasi dalam jangka pendek dilakukan dengan

memberikan sedikit pertanyaan balik kepada para ibu menyusui tentang materi

yang sudah dipersentasikan. Monitoring dan evaluasi dalam jangka panjang cukup

susah dilakukan karena membutuhkan waktu yang cukup lama untuk melihat dan

menilai manfaat dari penyuluhan ini. Akan tetapi kami menekankan bahwa

audiensi yang mengikuti penyuluhan ini diharapkan memahami benar tentang

pentingnya gizi seimbang ibu menyusui.

11
LAMPIRAN

12

You might also like