Professional Documents
Culture Documents
PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan di dalam melakukan penelitian mengenai gambaran
sistem pelaporan near miss, unsafe act dan unsafe condition yaitu pada
yang diajukan oleh peneliti tidak dapat terjawab dengan baik sehingga
mengenai sistem pelaporan near miss, unsafe act dan unsafe condition
pendekatan sistem mengenai sistem pelaporan near miss, unsafe act dan
tahap input berupa kebijakan sudah ada. Pada tahap proses yaitu
dan hasil akhirnya pada tahap output yaitu memperoleh laporan. Menurut
154
155
atau secara rutin terjadi. Efektivitas dari suatu sistem harus merefleksikan
miss, unsafe act dan unsafe condition TWJO yaitu standar. Dimana
petugas yang terlibat terkait definisi near miss belum sejalan dan alur
pelaksanaan pelaporan sesuai dengan apa yang ada dilapangan saja belum
berdasarkan alur pelaporan pada SOP yang dibuat. Belum terdapat amnesti
output yang dihasilkan yaitu bahwa record kejadian near miss yang
dilaporkan selama tahun 2016 yaitu hanya 1 kejadian near miss yang
tercatat pada laporan bulanan, record unsafe act selama tahun 2016 tidak
dapat diketahui dan record unsafe condtion selama tahun 2016 tidak dapat
input yang diproses akan di analisa dan akan menjadi umpan balik bagi si
penerima dan dari umpan balik ini akan muncul segala macam
pertimbangan untuk input selanjutnya, dan siklus ini akan berlanjut dan
kualitas input dan proses (Kelly, 2007). Berikut ini adalah pembahasan
dalam sistem pelaporan near miss, unsafe act dan unsafe condition MRTJ
pelaporan near miss, unsafe act dan unsafe condition TWJO berupa
material, SDM dan metode. Dimana input merupakan sumber daya yang
yang tidak diinginkan merupakan aspek yang paling penting dari setiap
informasi tentang sistem pelaporan near miss harus dibuat dan diketahui
1. Material
Ketersediaan material sangat vital dalam suatu proses. Material
terdiri dari bahan setengah jadi dan bahan jadi. Material dan manusia
tidak dapat dipisahkan, tanpa material tidak akan tercapai hasil yang
perusahaan.
a. Form Pelaporan
Berdasarkan hasil telaah dokumen yang dilakukan, form
dan near miss form. Daily safety patrol form biasa digunakan oleh
dari hasil patroli mereka setiap hari di lapangan yang berkaitan dengan
pelaporan unsafe condition. Form daily safety patrol terdiri dari judul,
1-17 terkait kondisi alat maupun lingkungan kerja, PIC nya siapa, dan
Rekaman atau catatan adalah bukti bahwa sistem tata kerja yang
dilaksanakan yang dapat berupa formulir yang telah diisi atau lembar
isinya melibatkan divisi yang berwenang yaitu divisi SHE dan divisi
pelaporan yang dimiliki terdiri dari selembar form dan sudah mendapat
dalam jumlah yang banyak akan menyulitkan pelapor dalam mengisi form.
159
kerja yang aman pada Proyek Konstruksi Jakarta Mass Rapid Transit
dokumen site safety plan, standar yang terlampir hanya spesifik pada
dan melakukan investigasi serta tanggung jawab apa saja yang ada.
TWJO belum memiliki standar prosedur yang mengatur sistem
dengan orang luka dan ada tahapannya tidak sesuai dengan definisi
kondisi tempat kerja yang buruk dimana terdapat bahaya mekanik dan
(APD) yang tidak memadai atau tidak layak, peralatan atau material
yang cacat, proses yang tersendat, housekeeping atau tata ruang yang
buruk, tempat kerja yang berantakan, dll (Bird and Germain, 1990).
harus memahami dengan jelas definisi dari kejadian near miss, unsafe
2007)
Menurut McKinnon (2012) NEMIR system tidak seharusnya
condition hanya saja yang banyak berperan adalah divisi SHE dengan
dan menindaklanjuti temuan yang ada baik itu near miss, unsafe act dan
unsafe condition.
Manajemen melibatkan sumber daya mencakup keseluruhan
tanpa adanya sumber daya manusia maka tidak ada proses kerja maka
digunakan oleh sebagian organisasi sampai tingkat yang lebih tinggi atau
wawancara penelitian dalam sistem pelaporan near miss, unsafe act, dan
dan kondisi apa saja yang ada dalam mengurangi kecelakaan di tempat
near miss, perilaku dan kondisi berisiko ditempat kerja (OSHA, 2013).
Oleh karena itu TWJO sudah menggunakan metode untuk pelaporan dan
165
definisi near miss yang berbeda. Untuk form pelaporan near miss dan
unsafe condition sudah sesuai karena telah memiliki form dan format
dalam sistem pelaporan yang memiliki tugas dan tanggung jawab yang
pelaporan near miss, unsafe act dan unsafe condition TWJO terdiri dari
yang bekerja membentuk suatu aliran kegiatan dan cara kegiatan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan dan sasaran K3. Dimana suatu tempat
perusahaan sudah baik dan sesuai dengan kebijakan dan standar yang
banyak yang tidak melaporkan, reaktif, perlu diarahkan, diberi tahu dan
hasil kerja, target, sasaran atau kriteria yang telah disepakati bersama.
yang tidak diinginkan seperti near miss merupakan aspek yang paling penting
dari setiap program keselamatan. Semakin banyak near miss yang dilaporkan
2012). Karena sejauh ini temuan sumber dan kejadian near miss dalam
perilaku manusia atau pekerjanya, serta yang kedua yaitu kondisi tidak
manajemen masih berupa inisiatif dari individu atau divisi SHE saja.
reward bila dilaporkan dengan baik. Maka kedua hal tersebut diharapkan
2008).
Berdasarkan hasil wawancara penelitian dalam tahap proses
manajemen, konsultan dan owner. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
(Rijanto, 2010).
3. Evaluasi Pelaksanaan Pelaporan
Evaluasi adalah salah satu tahap penting dalam manajemen yang
harus dievaluasi berkala. Cara evaluasi yang efektif dilakukan oleh pihak
hasil penelitian evaluasi biasanya dilakukan oleh TWJO yaitu pada rapat
pihak yang terlibat pada hasil temuan yang ditemukan. Hal ini sejalan
2009). Selain itu, dalam Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 juga
2013).
Hambatan dapat terjadi didalam pelaksanaan suatu sistem. Di
(Tathagati, 2015).
Berdasarkan hasil penelitian pada dasarnya hambatan yang
petugas yang melaksanakan, rekan kerja yang masih reaktif dan tindak
personal.
Maka dapat disimpulkan bahwa dalam sistem pelaporan yang
setelah itu ke deputi lalu ke manajer SHE dan ke manajemen lainnya dan
pekerjaannya.
Sejauh ini, pelaksanaan pelaporan mendapatkan dukungan penuh
personal.
Output yaitu hasil dari input yang telah diproses oleh bagian
dalam sistem pelaporan near miss, unsafe act dan unsafe condition TWJO
yaitu berupa laporan near miss, laporan unsafe act, laporan unsafe
berjalan selama 4 bulan di tahun 2016, untuk hasil laporan near miss ini
masih sangatlah minim. dan faktor penyebab dari kejadian near miss yang
laporan unsafe act tidak dapat diketahui berapa jumlah atau persentasenya,
diberikan secara berkala (KBBI, 2015). Semakin banyak near miss yang
condition atau unsafe act atau kombinasi dari keduanya yang dapat
kerja yang dilaporkan, setiap cidera yang tercatat atau kerugian yang
terjadi terdapat banyak kejadian near miss yang tidak tercatat (McKinnon,
kejadian yang tidak dilaporkan baik itu near miss, unsafe act maupun
kerja yang terjadi faktor penyebabnya berasal dari kejadian near miss,
dilaporkan di perusahaan.