You are on page 1of 3

Diagnosis Trauma Mata

Oleh: Revina Desny & Lidya Melisa

Anamnesis

Anamnesis harus mencakup perkiraan ketajaman penglihatan sebelum dan sesaat setelah
cedera. Harus diperhatikan apakah gangguan penglihatan yang ada bersifat progresif lambat
atau memiliki onset mendadak. Harus dicurigai adanya benda asing intraokuler bila terdapat
riwayat memalu, mengasah atau ledakan, pemeriksaan pencitraan yang tepat harus dilakukan
pada kondisi-kondisi tersebut.

Pemeriksaan Fisik

1. Pemeriksaan Tajam Penglihatan


Ini biasa dilakukan ketika pasien datang dengan keluhan, penglihatan memburam
atau perkiraan mata menjadi minus atau plus. Biasanya pasien akan diminta duduk
dalam sebuah kursi dan di hadapannya diberikan papan tulisan huruf (papan Snellen)
atau angka sekitar 5 atau 6 meter di depan.Pasien akan diminta untuk membaca tulisan
dari atas (terbesar) hingga tulisan terbawah yang bisa dibaca. Masing-masing tulisan
memiliki nilai visus atau ketajaman mata. Misalnya bila pasien bisa membaca tulisan
teratas, maka ketajaman mata adalah 6/60 (enam per enam puluh). Pemeriksaan
dilanjutkan hingga tulisan terkecil yang dapat dibaca. Setelah diketahui nilai visus,
pasien biasanya akan diberikan kacamata periksa, dimana lensanya dapat digonta-ganti.
Tujuannya adalah agar mata dapat dengan baik membaca tulisan terbawah dalam papan
Snellen dengan visus 6/6. Ketajaman 6/6 adalah ketajaman terbaik. Bila visus mata
sangat buruk, atau tulisan terbesar pun tak terbaca, biasanya pemeriksa akanmelakukan
dengan memperagakan jumlah jari pada 1 meter di hadapan pasien. Pasien
harusmenghitung jumlah jarinya. Bila tidak terlihat, maka akan dilakukan dengan
lambaian tangan.Bila bahkan lambaian tak terlihat, maka dilakukan uji dengan cahaya
senter. Bila cahaya pun tak terlihat, maka mata mungkin mengalami
kebutaan.Pemeriksaan ini memang sangat subjektif (tergantung dari persepsi pasien
sendiri). Namun, kini sudah ada pemeriksaan yang lebih objektif yaitu dengan
pemeriksaan komputer, yang jelas sangat cepat, dibandingkan dengan menggunakan
papan Snellen.
2. Pemeriksaan Lapangan pandang
Pemeriksaan lapang pandang merupakan pemeriksaan pada keluasan pandang klien
terhadap aspek lateral, medial, superior, dan inferior penglihatan.
3. Pemeriksaan posisi bola dan otot mata
Posisi bola mata penting untuk pemeriksaan, apakah ada perubahan posisi mata, apakah
terdapat kejulingan mata. Dokter akan melakukan inspeksi bola mata dan ia akan
meminta pasien untuk menggerakkan bola mata, ke delapan arah mata angin. Bila ada
masalah pada otot atau juling dapat diketahui melalui pemeriksaan ini.
4. Pemeriksaan kelopak mata
Kelopak mata akan diperiksa bila terjadi trauma atau luka pada kelopak atau
terjadinya mata merah. Kelopak akan diamati apakah ada edema, ekimosis, tanda
cedera kimia atau luka bakar, laserasi-medial, lateral, tepi kelopak, kanalikuli, ptosis,
benda asing yang menempel dibola mata, robekan tendon canthus.
5. Pemeriksaan bagian mata depan
Pemeriksaan ini untuk melihat beberapa keadaan di mata depan yaitu bagian
kornea, konjungtiva, iris, pupil, sklera, dan lensa.Pada pemeriksaan kornea, biasanya
dokter ingin mengetahui apakah ada luka pada kornea. Dokter akan melakukan tes
floresensi. Pasien akan diberikan obat floresen, kemudian dibilas dengan air suling,
dan dilihat dengan lampu kobalt biru. Bila ada luka, maka akan terlihat cahaya
berpendar. Tes ini dilakukan bila terjadi luka pada bola mata. Namun saat ini
pemeriksaan juga dibantu dengan alat slit lamp, yang lebih
mempermudah pemeriksaan bagian mata depan. Yang sering pula adalah pemeriksaan
lensa. Lensa diamati dan dilihat apakah terjadi kekeruhan, seperti yang sering terjadi
pada penderita katarak.
6. Pemeriksaan bagian mata belakang/ Ofthalmoskop
Pemeriksaan ini untuk mengamati bagian mata belakang dan dalam seperti
retina dan pembuluh darah mata. Dokter menggunakan alat yang disebut oftalmoskop.
Biasanya pasien akan ditetesi obat (obat midriatikum) untuk memperbesar pupil
sehingga dapat mempermudah pemeriksaan.
7. Pemeriksaan Tonometri Schiotz

Pemeriksaan ini digunakan untuk mengetahui tekanan bola mata (tekanan intraocular)
meningkat atau rendah. Alat ini diberi beban dan diletakkan pada permukaan korne dan akan
menekan bola mata ke dalam. Adanya tekanan tonometri ii akan mendapatkan perlawanan
tekanan yang ada dalam bola mata. Pemeriksaan ini dilakukan pada pederita yang dicurigai
menderita glaucoma, klien pra dan pasca bedah mata. Pemeriksaan ini tidak dilakukan ada
klien yangmengalami luka pada kornea.

Tonometri yang akan digunakan pada klien harus steril untuk mencegah terjadinya infeksi.
Beban yang digunakan pada tonometri schiotz adalah 5,5 gr, 7,5 gr, 10 gr, dan 15 gr. Gunakan
beban terkecil dahulu mulai dari 5,5 gr. Jika hasil skala pengukuran dengan beban 5,5 gr
adalah 1-3, ganti beban dengan 7,5 dan seterusnya.

Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
Pemeriksaan secara langsung dari kerokan atau getah mata setelah bahan tersebut
dibuatsediaan yang dicat dengan pengecatan gram atau giemsa dapat dijumpai sel-sel
radang polimorfonuklear. Pada konjungtivitis yang disebabkan alergi pada pengecatan
dengangiemsa akan didapatkan sel-sel eosinofil.

2. Pemeriksaan lainnya
Ada banyak pemeriksaan penunjang lainnya pada mata seperti keratoskope ( bentuk
kornea), tes buta warna (Ishihara), Eksoptalmometer dari Hertel, Optalmodinamometer
( pengukur tekanan arteri di retina), x-ray : Foto orbita, Comberg tes, FFA (Flourecein
Fundusangiografi), CT scan, MRI, elektroretinografi, metaloloketer, Visual Evoked
Potensial untuk menilai transmisi impuls dari rerina sampai korteks oksipital.

American College of Surgeons. 2008. Trauma Mata. Advanced Trauma Life


Support for Doctors. 8th edition. Halaman: 363.
Vaughan. Asbury. Trauma Mata. Oftalmologi Umum. Edisi 17. Jakarta: EGC 2009.
Halaman 372.

You might also like