Professional Documents
Culture Documents
Anamnesis
Anamnesis harus mencakup perkiraan ketajaman penglihatan sebelum dan sesaat setelah
cedera. Harus diperhatikan apakah gangguan penglihatan yang ada bersifat progresif lambat
atau memiliki onset mendadak. Harus dicurigai adanya benda asing intraokuler bila terdapat
riwayat memalu, mengasah atau ledakan, pemeriksaan pencitraan yang tepat harus dilakukan
pada kondisi-kondisi tersebut.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan ini digunakan untuk mengetahui tekanan bola mata (tekanan intraocular)
meningkat atau rendah. Alat ini diberi beban dan diletakkan pada permukaan korne dan akan
menekan bola mata ke dalam. Adanya tekanan tonometri ii akan mendapatkan perlawanan
tekanan yang ada dalam bola mata. Pemeriksaan ini dilakukan pada pederita yang dicurigai
menderita glaucoma, klien pra dan pasca bedah mata. Pemeriksaan ini tidak dilakukan ada
klien yangmengalami luka pada kornea.
Tonometri yang akan digunakan pada klien harus steril untuk mencegah terjadinya infeksi.
Beban yang digunakan pada tonometri schiotz adalah 5,5 gr, 7,5 gr, 10 gr, dan 15 gr. Gunakan
beban terkecil dahulu mulai dari 5,5 gr. Jika hasil skala pengukuran dengan beban 5,5 gr
adalah 1-3, ganti beban dengan 7,5 dan seterusnya.
Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
Pemeriksaan secara langsung dari kerokan atau getah mata setelah bahan tersebut
dibuatsediaan yang dicat dengan pengecatan gram atau giemsa dapat dijumpai sel-sel
radang polimorfonuklear. Pada konjungtivitis yang disebabkan alergi pada pengecatan
dengangiemsa akan didapatkan sel-sel eosinofil.
2. Pemeriksaan lainnya
Ada banyak pemeriksaan penunjang lainnya pada mata seperti keratoskope ( bentuk
kornea), tes buta warna (Ishihara), Eksoptalmometer dari Hertel, Optalmodinamometer
( pengukur tekanan arteri di retina), x-ray : Foto orbita, Comberg tes, FFA (Flourecein
Fundusangiografi), CT scan, MRI, elektroretinografi, metaloloketer, Visual Evoked
Potensial untuk menilai transmisi impuls dari rerina sampai korteks oksipital.