EVALUASI TERKINI AMENORRHEA

The Practice Committee of the American Society for Reproductive

Medicine Birmingham, Alabama.

Fertility and Sterility, VOL. 82, NO. 1, JULY 2004 Copyright 2004 American Society for
Reproductive Medicine
Published by Elsevier Inc.
Received February 20, 2004; revised and accepted February 20, 2004.

Amenorrhea adalah suatu kondisi
tidak terjadinya atau berhentinya siklus
menstruasi.1 Amenorrhea primer dan
sekunder menjelaskan terjadinya
amenorrhea sebelum dan setelah
menarche. Mayoritas penyebab kasus
amenorrhea primer dan sekunder hampir
sama. Waktu evaluasi pada amenorrhea
primer menunjukkan tren usia awal
menarche dan oleh karena itu
mengindikasikan terjadinya kegagalan
menstruasi pada usia 15 tahun pada saat
mulai berkembangnya tanda kelamin
sekunder (2 Standar Deviasi diatas rata-
rata 13 tahun) atau dalam 5 tahun setelah
berkembangnya payudara jika mulai
berkembang sebelum usia 10 tahun.2
Kegagalan dalam perkembangan awal
payudara pada usia 13 tahun (2 Standar
Deviasi diatas rata-rata 10 tahun) juga
memerlukan investigasi.2 Pada wanita
dengan siklus menstruasi teratur,
menstruasi yang terlambat setidaknya
seminggu perlu untuk dieksklusi sebagai
kehamilan, amenorrhea sekunder terjadi
setidaknya 3 bulan dan oligomenorrhea
yang terjadi kurang dari 9 siklus dalam
setahun juga memrlukan investigasi.
Prevalensi terjadinya amenorrhea
yang tidak terkait dengan kehamilan,
laktasi atau menopause berkisar 3%
sampai 4%.3, 4 Meskipun daftar penyebab
potensial amenorrhea banyak (Tabel 1.),
mayoritas kasus terhitung dalam 4
kondisi : policystic ovary syndrome,
hypothalamic amenorrhea,
hyperprolactinemia, dan ovarian failure. Di
pusat rujukan spesialis yang lebih tinggi,
hanya 10-15 pasien per tahun yang datang
dengan amenorrhea primer, dan jumlah
yang hampir sama dengan amenorrhea
sekunder (5-7). Hasil rekapitulasi dari
World Health Organisation (WHO)
mengenai penyebab amenorrhea : pada
WHO kelompok I tidak terbukti adanya
produksi esterogen endogen, kadar FSH
normal atau rendah, kadar prolaktin
normal, dan tidak terbukti adanya lesi di
regio hipotalamic-pituitary. WHO
kelompok 2 terbukti adanya produksi
esterogen, dan kadar prolaktin dan FSH
dalam kadar normal. Dan WHO kelompok
III melibatkan kadar serum FSH
meningkat yang mengindikasikan gonadal
failure8
Amenorrhea dapat terjadi pada
pasien ambigous genitalia, namun
biasanya pada kasus ini amenorrhea bukan
merupakan keluhan utama. Ambigous
genitalia sebaiknya dilakukan evaluasi
sebagai kelainan yang terpisah, namun
tetap perlu diingat bahwa amenorrhea
merupakan komponen yang penting dalam
keberadaan ambigous genitalia.9
EVALUASI PADA PASIEN
Dari anamnesis, pemeriksaan fisik,
dan estimasi kadar Folicle Stimulating
Hormone (FSH), Thyroid Stimulating
Hormone (TSH) dan prolaktin akan
mengidentifikasi penyebab tersering dari
amenorrhea (Gambar 1). Adanya
perkembangan payudara berarti telah
adanya aksi dari esterogen sebelumnya.
Sekresi testosteron yang berlebihan sering
terjadi pada hirsutism, dan jarang disertai
dengan peningkatan massa otot dan tanda Rokitansky-Kuster-Hauster
kejantanan lain. Anamnesis dan syndrome)
pemeriksaan fisik hendaknya mencakup b. Complete androgen resisten
pemeriksaan keseluruhan dari genitalia (testicular feminization)
eksterna dan interna. c. Intra uterine synechia (Ashermann
Pemeriksaan genitalia abnormal
syndrome)
pada setidaknya 15% wanita dengan
d. Hymen imperforata
amenorrhea primer. Ketiadaan vagina
e. Septum vaginal transversum
disertai dengan perkembangan payudara
f. Cervical agenesis isolated
biasanya mengindikasikan adanya agenesis
g. Cervical agenesis iatrogenik
Mullerian, septum transversa pada vagina,
h. Vaginal agenesis isolated
atau androgen insensitivity syndrome. Jika
i. Endometrial hypoplasia atau
pemeriksaan genital tidak memungkinkan
untuk dikerjakan, pemeriksaan USG aplasia congenital
abdomen mungkin bermanfaat untuk 2. Primary Hipogonadism
mengkonfirmasi ada tidaknya uterus. a. Gonadal dysgnesis
Jika pemeriksaan genitalia i. Abnormal karyotype
didapatkan normal (pada mayoritas kasus), Turner syndrome, 45 X
investigasi dini perlu dilakukan untuk Mosaicism
mengeksklusi adanya kehamilan, dan ii. Normal karyotype
menghitung kadar FSH dan prolaktin. Pure gonadal dysgenesis
Mengukur kadar TSH bermanfaat untuk - 46, XX
menegakkan diagnosis hypothyroidism - 46, XY (Swyer syndrome)
subklinis maupun ketiadaan gejala terkait b. Gonadal agenesis
thyroid. Jika didapatkan gonadal failure, c. Defisiensi enzimatik
pemeriksaan karyotype hendaknya selesai i. 17-hidroxylase defisiensi
dilakukan sebelum pasien berusia 30 tahun ii. 17,20-lyase defisiensi
untuk mengidentifikasi adanya kelainan iii. Aromatase defisiensi
kromosom, termasuk adanya kromosom Y d. Premature ovarian failure
yang dapat ditemukan pada pasien i. Idiopatik
syndroma Turner atau syndroma Swyer. ii. Injury
Jika kadar serum prolaktin meningkat Chemotherapy
secara persisten, dan tidak ada riwayat Radiasi
medikasi atau penggunaan obat yang
Mumps oophoritis
memungkinkan terjadinya peningkatan
iii. Resistant Ovary
prolaktin, Magnetic Resonance Imaging
(MRI) disarankan untuk mengidentifikasi Idiopatik
adanya tumor pituitary. Jika kadar FSH 3. Penyebab Hypothalamus
normal atau rendah, masalah yang paling a. Disfungsional
sering adalah polycistic ovary syndroma i. Stress
atau hypothalamic amenorrhea. Tabel 2 ii. Latihan
dan 3 menunjukkan distribusi penyebab iii. Terkait nutrisi
tersering dari amenorrhea primer dan Penurunan berat badan,
sekunder pada praktek kedokteran.5-7 diet, malnutrisi
Gangguan makan (anorexia,
Tabel 1. Klasifikasi amenorrhea (tidak bulimia)
termasuk kelainan ambigous sexual iv. Pseudocyesis
congenital) b. Kelainan lain
1. Defek anatomik (jalan lahir) i. Isolated gonadotropin defisiensi
a. Mullerian agenesis (Mayer- Kalmann syndrome
 Idiopatik hypogonadotropik Germinoma
hipogonadism Hamartoma
ii. Infeksi Langerhans cell histiocytosis
Tuberkulosis Teratoma
Sifilis Endodermal sinus tumor
Encephalitis / meningitis Metastatic carcinoma
Sarcoidosis 4. Penyebab Pituitary
iii. Penyakit kronik yang a.
menyebabkan badan lemah 5.
iv. Tumor 6.
Craniopharyngioma