Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Segala kepentingan hidup di dunia tidak terlepas dari keperluan kita akan
tanah. Tanah berguna bagi pertumbuhan dan perkembangan serta kehidupan di
dunia, termasuk kehidupan manusia dan berbagai kehidupan yang menunjang
hidupnya manusia. Oleh sebab itu tanah merupakan salah satu komponen alam
yang mempunyai peran penting dalam proses kehidupan.
Tanah adalah sistem lapisan kerak bumi yang tidak padu dengan
ketebalan beragam yang berbeda yang terdiri dari butiran kerikil kasar, pasir,
tanah lempung, tanah liat dan semua bahan lepas lainnya termasuk lapisan
tanah paling atas sampai pada tanah keras. Ada 5 faktor yang mempengaruhi
proses pembentukan tanah, yaitu : iklim, makhluk hidup, bentuk wilayah, bahan
induk dan waktu. Iklim dan makhluk hidup merupakan faktor pembentuk tanah
yang bersifat aktif, sedangkan bentuk wilayah, bahan induk, dan waktu
merupakan faktor pembentuk tanah yang bersifat pasif.
B. Tujuan
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA
Tanah adalah laboratorium kimia dari alam dimana terjadi penguraian kimia
dan reaksi sintesis secara tersembunyi ( jj Berzelius 1803) ahli kimia. Menurut
ahli pertanian tanah adalah bagian teratas bumi yang agak lemah dan terjadi dari
padatan, cairan, gas dan jasad hidup yang secara bersama-sama membentuk
suatu media untuk pertumbuhan tanaman.
Sifat fisika tanah adalah sifat yang bertanggung jawab atasperedaran udara,
panas, air, dan zat terlarut melalui tanah. Beberapa sifat fisika dapat mengalami
penggarapan tanah. Sifat fisika tanah yang terpenting adalah tekstur tanah,
struktur tanah, komposisi mineral, porositas, stabilitas, konsistensi,warna
maupun suhu tanah. Sifat tanah berperan dalam aktivitas perakaran tanaman,
baik dalam hal absorbsi unsur hara, air maupun oksigen juga sebagai pembatas
gerakan akar tanaman. (Hakim et al. 2003)
Suhu yang terlalu tinggi ataupun yang terlalu rendah merupakan faktor pembatas
dibeberapa daerah tropika tertentu. Pemecahannya biasanya adalah dengan
memberi mulsa dengan berbagai bahan, tergantung apakah suhu itu harus
dinaikkan atau ditunkan. Pada tanah yang baru dibuka untuk pertanian,
pengaturan suhu tanah dengan menggunakan mulsa jerami. Sebenarnya
pemulsaan juga mengurangi pemakaian air dan mengurangi kebutuhan untuk
pengendalian gulma dan sering meningkatkan hasil (Sanchez 2002).
a. Tekstur tanah
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif (dalam persen) antara fraksi pasir,
debu dan liat.Tekstur tanah sangat penting kita ketahui karena komposisi ketiga
fraksi penyusun tanah menentukan sifat-sifat fisika,fisikokimia dan sifat kimia
tanah.Berdasarkan atas perbandingan banyaknya butir-butir pasir, debu dan liat
maka tanah dikelompokkan ke dalam beberapa macam kelas tekstur. Makin
padat suatu tanah, merupakan tanah yang lebih baik. Misalnya pasir padat.
Selain camouran dariclay dan slit, tanah dapat pula bercampur dengan bahan
organik yang berpengaruh jelek terhadap tanah untuk pembangunan namun
akan bagi bagi tanaman (Suradji 2009).
b. Struktur tanah
Struktur tanah merupakan susunan ikatan partikel tanah satu sama lain.
Ikatan tanah berbentuk sebagai agregat tanah. Apabila syarat agregat
tanah terpenuhi maka dengan sendirinya tanpa sebab dari luar disebut ped,
sedangkan ikatan yang merupakan gumpalan tanah yang sudah terbentuk
akibat penggarapan tanah disebut clod. Untuk mendapatkan struktur tanah
yang baik dan valid harus dengan melakukan kegiatan dilapangan, sedang
laboratorium elatif sukar terutama dalam mempertahankan keasliannya dari
bentuk agregatnya (Hardjowigeno, 1992).
c. Porositas Tanah
b. KTK tanah
Kapasitas tukar kation (KTK) merupakan sifat kimia yang sangat erat
hubungannya dengan kesuburan tanah. Tanah-tanah dengan kandungan bahan
organik atau kadar liat tinggi mempunyai KTK lebih tinggi daripada tanah-tanah
dengan kandungan bahan organik rendah atau tanah-tanah berpasir
(Hardjowogeno 2003). Nilai KTK tanah sangat beragam dan tergantung pada
sifat dan ciri tanah itu sendiri. Besar kecilnya KTK tanah dipengaruhi oleh :
1.Reaksi tanah
2.Tekstur atau jumlah liat
3.Jenis mineral liat
4.Bahan organik dan,
5.Pengapuran serta pemupukan.
Soepardi (1983) mengemukakan kapasitas tukar kation tanah sangat beragam,
karena jumlah humus dan liat serta macam liat yang dijumpai dalam tanah
berbeda-beda pula.
Kandungan bahan organik dalam tanah merupakan salah satu faktor yang
berperan dalam menentukan keberhasilan suatu budidaya pertanian. Hal ini
dikarenakan bahan organik dapat meningkatkan kesuburan kimia, fisika maupun
biologi tanah. Penetapan kandungan bahan organik dilakukan berdasarkan
jumlah C-Organik (Anonim 1991).
Bahan organik tanah sangat menentukan interaksi antara komponen abiotik dan
biotik dalam ekosistem tanah. Musthofa (2007) dalam penelitiannya menyatakan
bahwa kandungan bahan organik dalam bentuk C-organik di tanah harus
dipertahankan tidak kurang dari 2 persen, Agar kandungan bahan organik dalam
tanah tidak menurun dengan waktu akibat proses dekomposisi mineralisasi maka
sewaktu pengolahan tanah penambahan bahan organik mutlak harus diberikan
setiap tahun. Kandungan bahan organik antara lain sangat erat berkaitan dengan
KTK (Kapasitas Tukar Kation) dan dapat meningkatkan KTK tanah. Tanpa
pemberian bahan organik dapat mengakibatkan degradasi kimia, fisik, dan
biologi tanah yang dapat merusak agregat tanah dan menyebabkan terjadinya
pemadatan tanah (Anonim 1991).
BAB III
METODE PELAKSANAAN
b. Bahan
1. Air bersih
2. Sampeltanahsawah
3. Sampeltanahkering
4. Spiritus
5. Korekapi
6. Kertaslakmus
a. Uji pH Tanah
c. Aerasi Tanah
e. Struktur
f. Tekstur
Jenis Tanah
No Sifat yang Diuji Keterangan
Tanah Sawah Tanah Kering
1 pH tanah Netral (6) Netral (7) -
2 Porositas tanah Bagus menahan Tidak bagus -
air menahan air
(poreus) -
3 Aerase dan Drainase Sirkulasi lemah Sirkulasi lancar -
4 Bahan Organik 11% 13% -
5 Struktur Lempung berpasir Lempung berpasir -
6 Tekstur Lempung Lempung -
7 Kapasitas Tukar Kation Bagus Bagus
4.2 Pembahasan
1. pH Tanah
Hasil Pengujian pH Tanah yang diuji pada lahan sawah STPP Malang
adalah Netral Yaitu 6 Hasil Ini membuktikan bahwa jika tanah mineral di
sawahkan atau di genangi air maka pH tanah akan mengarah ke netral atau
dengan kata lain tanah awal yang masam pHnya akan meningkat. Pada tanah
sawah yang ber-pH netral, ketersediaan hara dalam kondisi optimal dan unsr-
unsur tertentuyang dapat meracuni tanaman mengendap.
2. Porositas Tanah
Dari Uji Porositas di dapat Tanah Ladang mampu menyerap air lebih
cepat yaitu 4 detik. Hai ini karena tanah Ladang mampu memberikan ruang
sirkulasi udara yang baik bagi air untuk di serap.
Sifat fisik pada lahan kering kurang baik, yaitu berstruktur padat
kelembapan lapisan tanah atas maupun lapisan tanah bawah rendah, sirkulasi
udara agak terhambat, dan kemampuan tanah untuk menyimpan air relatif
rendah. Hal ini dibuktikan dengan menguji porositas tanah kering. Hasilnya yaitu
pada tanah kering bersifat poreus (tidak mampu menahan air). Tentunya hal itu
disebabkan oleh pori-pori udara yang ada pada tanah kering tergolong besar.
Dari Hasil uji Aerasi untuk tanah ladang di STPP di dapat Hasilnya Aerasi
dari Tanah ladang lebih lancar sirkulasinya selama 3 menit di bandingkan dengan
aerasi dari tanah sawah yang mencapai waktu 9 menit hal ini karena tanah
ladang mempunyai tingkat kesuburan yang tinggi di bandingkan tanah sawah.
Tanah yang aerasi dan drainase yang baik berarti tanah itu memiliki sirkulasi air
dan udara yang baik.
4. Bahan Organik
Hasil uji bahan organik pada tanah ladang lebih tinggi dari pada tanah
sawah hal ini di lihat dari hasil pembakaran akhir tanah ladang yang mencapai
13% dari hasil timbangan awal tanah ladang seberat 100 gram+ 2 gram berat
kertas dan kemudian mengalami pembakaran yang mengasilkan 87 gram.
Sehingga proses perhitungan akhir bobot tanah ladang dari 100g 87g menjadi
13 g. Sedangkan untuk hasil pembakaran tanah sawah di dapat bobot aakhir
yaitu sebanyak 11%. dari hasil timbangan awal tanah ladang seberat 100 gram+
2 gram berat kertas dan kemudian mengalami pembakaran yang mengasilkan
89 gram. Sehingga proses perhitungan akhir bobot tanah ladang dari 100g 89g
menjadi 11 g. Angka tersebut bukanlah angka yang besar dalam kandungan
bahan organik kearena untuk presentasi bahan organik dalam tanah hanya
mencapai 5%. Hal ini disebabkan oleh masalah eksternal saat melakukan
pembakaran yakni timbangan yang tidak sesuai, pembakaran pertama
timbangan non digital yang selisih jauh dengan timbangan kedua non digital.
Kemudian masalah tempat pembakarannya yanh tidak sesuai karena jika
menggunakan seng alumunium maka tanah akan tercecer daan sulit untuk
mengangkatnya.
Struktur dan tekstur tanah sawah dan tanah kering di STPP Malang
hasilnya sama, yaitu lempung berpasir. Tanah lempung berpasir didominasi
partikel pasir, tetapi cukup mengandung tanah liat dan sidemen untuk
menyediakan beberapa struktur dan kesuburan.
Tanaman yang tumbuh di tanah lempung berpasir perlu sering irigasi dan
pemupukan untuk mempertahankan pertumbuhan yang sehat. Cara terbaik
untuk meningkatkan tanah lempung berpasir untuk berkebun adalah mencampur
bahan organik ke dalam tanah.
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
5.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Diposkan oleh Abdul Rohman| | Minggu, 13 Juni 2010. Makalah Sifat Kimia
Tanah. http://datafilecom.blogspot.co.id/2010/06/makalah-sifat-kimia-tanah.html.
31 Oktober 2015