You are on page 1of 12

Anatomi Fisiologi Organ Reproduksi Wanita "Genitalia Interna"

Organ Reproduksi Wanita

Alat reproduksi wanita terdiri dari alat/ organ eksternal dan internal, sebagian besar terletak
dalam rongga panggul. Eksternal (sampai vagina): fungsi ovulasi, internal: fungsi ovulasi,
fertilisasi ovum transportasi blastosit, implantasi, pertumbuhan fetus, kelahiran. Fungsi
sistem reproduksi wanita dipengaruhi/ dikendalikan oleh hormon-hormon gonadotropin atau
steroid dari poros hormonal thalamus-hipothalamus-hipopisis-adrenal-ovarium. Selain itu
terdapat organ/sistem ekstragonad/ ekstragenital yang juga dipengaruhi oleh siklus reproduksi
(payudara, kulit daerah tertentu, pigmen dan sebagainya).

GENITALIA INTERNA

A. Definisi
Genitalia interna adalah organ reproduksi wanita yang terletak di dalam rongga pelvis.

B. Bagian-bagian Genitalia Interna

1. Uterus

a. Merupakan jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis diantara


kandung kemih dan rektum
b. Dinding depan, belakang dan atas tertutup peritoneum,
sedangkan bagian bawahnya berhubungan dengan kandung kemih
c. Bagian uterus seperti bola lampu atau buah pir yang pipih
d. Ukuran uterus tergantung dari usia wanita dan paritas
e. Ukuran anak-anak 2-3 cm, nullipara 6-8 cm, multipara 8-9 cm

Uterus (Genitalia Interna)

Uterus terdiri dari 2 bagian :


1. Serviks Uteri
a. Bagian bawah istmus uteri
b. Berdasarkan perlekatan dengan vagina, terbagi menjadi 2 :
1. Portio
2. Supravaginal

2. Korpus Uteri
Korpus uteri terdiri dari beberapa bagian :
a. Istmus uteri : tempat dimana kanalis endoserviks membuka
ke kavum uteri
b. Kornu : tempat bermuara kedua tuba falopii yaitu dibagian
superior dan lateral
c. Fundus : bagian atas uterus yang berbentuk konveks diantara
kedua kornu
2. Tuba Falopii/ Salping
Merupakan organ tubulo muskuler, dengan panjang sekitar 12 cm
dan diameternya antara 3 sampai 8 mm.

Tuba Falopii

Tuba fallopi terbagi menjadi 4 bagian :


a. Pars Interstitialis, terletak diantara otot rahim, mulai dari
ostium internum tubae
b. Pars Istmika tubae, bagian tuba yang berada diluar uterus dan
merupakan bagian yang paling sempit
c. Pars ampularis tubae, bagian yang paling luas dan
membentuk huruf "S"
d. Pars infudibulo tubae, bagian akhir tubae yang memiliki umbai
yang disebut fimbriae tubae

3. Ovarium

ovarium terdapat 2 buah yaitu kiri dan kanan. Ovarium terdiri dari 2 bagian :
1. Kortaks Ovarii
a. Mengandung folikel
primodial
b. Berbagai fase
pertumbuhan folikel
menuju folikel de
graaf
c. Terdapat korpus luteum
dan albican
2. Modula ovarii
a. Terdapat pembuluh darah limfe
b. Terdapat serat syaraf

C. Fungsi Masing-masing Bagian Dari Genitalia Interna


1. Uterus
a. Siklus mentruasi
b. Kehamilan
c. Persalinan

2. Tuba Falopii
a. Menangkap ovum yang dilepaskan saat ovulasi
b. Sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi
c. Tempat terjadinya konsepsi
d. Tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi
sampai mencapai bentuk blastula, yang siap mengadakan
implantasi

3. Ovarium
a. Perkembangan dan pelepasan ovum
b. Sintesa dan sekresi hormon steroid
ANATOMI SISTEM REPRODUKSI WANITA

GENITALIA EKSTERNA

A. Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari mons
pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethrae
externum, kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.
B. Mons pubis / mons veneris
Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis. Pada masa pubertas daerah ini
mulai ditumbuhi rambut pubis.
C. Labia mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak mengandung
pleksus vena. Homolog embriologik dengan skrotum pada pria. Ligamentum
rotundum uteri berakhir pada batas atas labia mayora. Di bagian bawah perineum,
labia mayora menyatu (pada commisura posterior).
D. Labia minora
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut. Banyak
terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.
E. Clitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan corpus
clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina. Homolog embriologik
dengan penis pada pria. Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak
pembuluh darah dan ujung serabut saraf, sangat sensitif.
F. Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia minora.
Berasal dari sinus urogenital. Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium urethrae
externum, introitus vaginae, ductus glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene
kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis.
G. Introitus / orificium vagina
Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis
bermukosa yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa robekan. Hymen normal terdapat
lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval,
cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek
dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk
fimbriae). Bentuk himen postpartum disebut parous.
Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput dara yang robek yang tampak pada
wanita pernah melahirkan / para. Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak
berlubang (hymen imperforata) menutup total lubang vagina, dapat menyebabkan
darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna.
H. Vagina
Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di bagian
kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di sekitar cervix
disebut fornix, dibagi dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix posterior, dan fornix
lateral kanan dan kiri. Vagina memiliki dinding ventral dan dinding dorsal yang
elastis. Dilapisi epitel skuamosa berlapis, berubah mengikuti siklus haid.
Fungsi vagina : untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk jalan lahir dan
untuk kopulasi (persetubuhan).Bagian atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri,
bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam secara klinis yaitu fornices anterior,
posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri.Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan
titik daerah sensorik di sekitar 1/3 anterior dinding vagina, sangat sensitif terhadap
stimulasi orgasmus vaginal.

I. Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma
pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis
transversus profunda, m.constrictor urethra).Perineal body adalah raphe median
m.levator ani, antara anus dan vagina. Perineum meregang pada persalinan, kadang
perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.

GENITALIA INTERNA

1. Uterus

Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa). Selama
kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus. Pada
saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks
uterus, isi konsepsi dikeluarkan. Terdiri dari corpus, fundus, cornu, isthmus dan
serviks uteri.

2. Serviks uteri

Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan / menembus dinding
dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos,
jalinan jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam
rongga vagina yaitu portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri
externum (luar, arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan
ostium uteri internum (dalam, arah cavum). Sebelum melahirkan
(nullipara/primigravida) lubang ostium externum bulat kecil, setelah pernah/riwayat
melahirkan (primipara/ multigravida) berbentuk garis melintang. Posisi serviks
mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar mukosa serviks
menghasilkan lendir getah serviks yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat
(musin) dan larutan berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas
lendir serviks dipengaruhi siklus haid.
3. Corpus uteri

Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum
latum uteri di intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium berupa otot polos
tiga lapis (dari luar ke dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular),
serta dalam lapisan endometrium yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan
runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium. Posisi corpus
intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri berada di atas vesica
urinaria.
Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks uterus bervariasi selama
pertumbuhan dan perkembangan wanita.

4. Ligamenta penyangga uterus

Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale,


ligamentum ovarii, ligamentum sacrouterina propium, ligamentum
infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina, ligamentum rectouterina.

5. Vaskularisasi uterus

Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna, serta arteri
ovarica cabang aorta abdominalis.

6. Salping / Tuba Falopii

Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri-kanan,
panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai
cavum uteri. Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan
sirkular) serta mukosa dengan epitel bersilia.
Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta pars infundibulum
dengan fimbria, dengan karakteristik silia dan ketebalan dinding yang berbeda-beda
pada setiap bagiannya (gambar).

7. Pars isthmica (proksimal/isthmus)

Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba pengendali


transfer gamet.

8. Pars ampularis (medial/ampula)

Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula / infundibulum, dan pada
hamil ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini.
9. Pars infundibulum (distal)

Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada ujungnya, melekat
dengan permukaan ovarium. Fimbriae berfungsi menangkap ovum yang keluar saat
ovulasi dari permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam tuba.

10. Mesosalping

Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus).

11. Ovarium

Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang kiri-
kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan
saraf. Terdiri dari korteks dan medula.Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan
pematangan folikel menjadi ovum (dari sel epitel germinal primordial di lapisan
terluar epital ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi
hormon-hormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel, progesteron oleh korpus
luteum pascaovulasi). Berhubungan dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui
perlekatan fimbriae. Fimbriae menangkap ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi.
Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum
infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta
abdominalis inferior terhadap arteri renalis.

V. POROS HORMONAL SISTEM REPRODUKSI WANITA

A. Badan pineal

Suatu kelenjar kecil, panjang sekitar 6-8 mm, merupakan suatu penonjolan dari bagian
posterior ventrikel III di garis tengah. Terletak di tengah antara 2 hemisfer otak, di depan
serebelum pada daerah posterodorsal diensefalon. Memiliki hubungan dengan
hipotalamus melalui suatu batang penghubung yang pendek berisi serabut-serabut
saraf.Menurut kepercayaan kuno, dipercaya sebagai tempat roh.Hormon melatonin :
mengatur sirkuit foto-neuro-endokrin reproduksi. Tampaknya melatonin menghambat
produksi GnRH dari hipotalamus, sehingga menghambat juga sekresi gonadotropin dari
hipofisis dan memicu aktifasi pertumbuhan dan sekresi hormon dari gonad. Diduga
mekanisme ini yang menentukan pemicu / onset mulainya fase pubertas.
B. Hipotalamus

Kumpulan nukleus pada daerah di dasar otak, di atas hipofisis, di bawah talamus.
Tiap inti merupakan satu berkas badan saraf yang berlanjut ke hipofisis sebgai hipofisis
posterior (neurohipofisis).Menghasilkan hormon-hormon pelepas : GnRH (Gonadotropin
Releasing Hormone), TRH (Thyrotropin Releasing Hormone), CRH (Corticotropin
Releasing Hormone) , GHRH (Growth Hormone Releasing Hormone), PRF (Prolactin
Releasing Factor). Menghasilkan juga hormon-hormon penghambat : PIF (Prolactin
Inhibiting Factor).

C. Pituitari / hipofisis

Terletak di dalam sella turcica tulang sphenoid. Menghasilkan hormon-hormon


gonadotropin yang bekerja pada kelenjar reproduksi, yaitu perangsang pertumbuhan dan
pematangan folikel (FSH Follicle Stimulating Hormone) dan hormon lutein (LH
luteinizing hormone).Selain hormon-hormon gonadotropin, hipofisis menghasilkan juga
hormon-hormon metabolisme, pertumbuhan, dan lain-lain.

D. Ovarium

Berfungsi gametogenesis / oogenesis, dalam pematangan dan pengeluaran sel telur


(ovum). Selain itu juga berfungsi steroidogenesis, menghasilkan estrogen (dari teka
interna folikel) dan progesteron (dari korpus luteum), atas kendali dari hormon-hormon
gonadotropin.

E. Endometrium

Lapisan dalam dinding kavum uteri, berfungsi sebagai bakal tempat implantasi hasil
konsepsi. Selama siklus haid, jaringan endometrium berproliferasi, menebal dan
mengadakan sekresi, kemudian jika tidak ada pembuahan / implantasi, endometrium
rontok kembali dan keluar berupa darah / jaringan haid.Jika ada pembuahan / implantasi,
endometrium dipertahankan sebagai tempat konsepsi. Fisiologi endometrium juga
dipengaruhi oleh siklus hormon-hormon ovarium.
E. Pengumpulan Data a.Observasi Kegiatan awal yang dilakukan penulis dalam rangka
mengumpulkan data atau mengetahui informasi mengenai jumlah siswa SMA Negeri 1 Barru.
b. Daftar kuesioner/angket Melalui data koesioner di kumpulkan data-data yang diketahui
oleh responden dan pendapat atau sikap terhadap masalah yang diteliti. c. Teknik Analisis
Data Untuk mendapatkan data yang akurat maka digunakan metode analisis data dengan
system tabelaris akan dilanjutkan dan didajikan dengan bentuk uraian kata. 15
16. BAB IV PEMBAHASAN Berdasarkan data yang diperoleh dalam penyebaran angket
kepadaresponden maka dapat diperoleh hasil yang seperti yang dipaparkan dalam
tabelsebagai berikut : Tabel III Definisi pubertas terhadap pelajar putri. Tanggapan Siswa
Responden Persentase (%) Tahu 22 63 Sangat Tahu 10 28 Kurang Tahu 3 7 Tidak Tahu 1 2
Sangat Tidak Tahu 0 0 Jumlah 36 100 Sumber Data : Hasil Penelitian di SMA Negeri 1 Barru
2012 Dengan melihat tabel III tentang tingkat diketahuinya definisi pubertasterhadap pelajar
putri yaitu 22 pelajar yang menjawab tahu dengan presentase63%, 10 pelajar yang sangat
tahu dengan presentase 28%,3 pelajar yangmenjawab kurang tahu dengan presentase 7%,1
pelajar yang menjawab tidak tahudengan presentase 2% dan yang menjawab sangat tidak
tahu ada 0 . Dapat disimpulkan bahwa definisi pubertas sebagian besar sudah diketahuioleh
pelajar putri SMA Negeri 1 Barru. 16
17. Tabel IV Perubahan yang terjadi dalam diri pelajar putri pada masa pubertas
Tanggapan Siswa Responden Persentase (%) Mulai menyukai lawan jenis 17 46 Mulai
memperhatikan penampilan 11 31 Cara bergaul yang berbeda dari sebelumnya 6 17 Sering
Menghayal 0 0 Timbulnya rasa gengsi yang terlalu 2 tinggi 6 Jumlah 36 100 Sumber Data :
Hasil Penelitian di SMA Negeri 1 Barru 2012 Berdasarkan tabel IV mengenai perubahan
yang terjadi dalam diri pelajarputri pada masa pubertas yaitu 17 pelajar yang mulai menyukai
lawan jenispresentasenya 46%, 11 pelajar yang mulai memperhatikan
penampilanpresentasenya 31%, 6 pelajar yang cara bergaulnya berbeda dari
sebelumnyapresentasenya 17%,0 pelajar yang sering menghayal dan 2 pelajar yang
rasagengsinya terlalu tinggi presentasenya 6%. Jadi dapat disimpulkan bahwa perubahan
yang terjadi pada pelajar putripada masa pubertas adalah mulai menyukai lawan jenis dan
mulai memperhatikanpenampilan. Berdasarkan data yang diperoleh, perubahan yang paling
dominan dialamipelajar putri pada masa pubertas adalah mulai menyukai lawan jenis dan
mulaimemperhatikan penampilan. Untuk mengetahui masalah apasa saja yang timbuldari
perubahan tersebut, maka penulis hanya membahas lebih lanjut perubahanyang dominan
dialami pelajar putri. 17
18. Tabel V Sejak kapan pelajar putri menyukai lawan jenis(pacaran) dan memperhatikan
penampilan. Mulai menyukai lawan jenis Mulai meperhatikan penampilan TK 3 3 SD 8 7
SMP 15 17 SMA 10 9 Tidak Pernah 0 0 Jumlah 36 36 Sumber Data : Hasil Penelitian di SMA
Negeri 1 Barru 2012 Dengan melihat tabel V mengenai sejak kapan pelajar putri
menyukailawan jenis dan memperhatikan penampilan,3 pelajar menyukai lawan jenis
sejakTK dan 3 pelajar mulai memperhatikan penampilan , 8 orang menyukai lawanjenis sejak
SD dan 7 pelajar mulai memperhatikan penampilan, 15 pelajarmenyukai lawan jenis sejak
SMP dan 17 pelajar mulai memperhatikanpenampilan, 10 pelajar menyukai lawan jenis di
SMA dan 9 pelajar mulaimemperhatikan penampilan dan tidak seorangpun yang tidak pernah
menyukailawan jenis dan memperhatikan penampilan. Dapat disimpulkan bahwa pelajar putri
mulai menyukai lawan jenis danmemperhatikan penampilan sejak jenjang pendidikan SMP.
Maka dari itu perlupengajaran yang lebih dini mengenai pubertas dari keluarga utamanya
orang tua. 18
19. Tabel VI Apakah pacaran mempengaruhi cara belajar dan prestasi pelajar putri di
sekolah,serta bagaimana pengaruhnya. Dampak Dampak Bagaimana prestasi pelajar pacaran
pacaran setelah mengenal pacaran terhadap cara terhadap belajar prestasi Responden
Responden Berpengaruh 20 19 Baik 1 Sangat 10 11 Sangat baik 3 berpengaruh Kurang 4 2
Biasa-biasa 4 berpengaruh saja Tidak 2 3 Kurang baik 22 berpengaruh Sangat tidak 0 1
Buruk 6 berpengaruh Jumlah 36 36 36 Sumber Data : Hasil Penelitian di SMA Negeri 1
Barru 2012 Berdasarkam tabel VI mengenai pengaruh pacaran terhadap cara belajardan
prestasi disekolah serta bagaimana pengaruhnya yaitu 20 pelajar menjawabpacaran
mempengaruhi cara belajar dan 19 orang menjawab pacaranmempengaruhi prestasi, 10
pelajar menjawab pacaran sangat berpengaruhterhadap cara belajar dan 11 pelajar menjawab
pacaran sangat berpengaruhterhadap prestasi, 4 pelajar menjawab pacaran kurang
berpengaruh terhadap carabelajar dan 2 pelajar menjawab pacaran kurang berpengaruh
terhadap prestasi, 2pelajar menjawab pacaran tidak berpengaruh terhadap cara belajar dan 3
pelajarmenjawab pacaran tidak berpengaruh terhadap prestasi, serta tidak seorang pun 19
20. pelajar menjawab pacaran sangat tidak berpengaruh terhadap cara belajar dan 1pelajar
menjawab pacaran sangat tidak berpengaruh terhadap prestasi. Sedangkan 1 pelajar
menjawab prestasinya baik setelah mengenal pacaran,3 pelajar menjawab prestasinya sangat
baik setelah mengenal pacaran, 4 pelajarmenjawab prestasinya biasa-biasa saja setelah
mengenal pacaran, 22 pelajarmenjawab prestasinya kurang baik setelah mengenal pacaran
dan 6 pelajarmenjawab prestasinya buruk setelah mengenal pacaran. Jadi dapat disimpulkan
bahwa, pacaran membawa pengaruh yang kurangbaik terhadap cara belajar pelajar putri dan
prestasinya disekolah. Hal tersebutsecaran umum disebabkan karena pelajar putri pada masa
pubertas mengalamimasalah psikolog yang ditimbulkan dari perubahan fisik. Tabel VII
Apakah terlalu memperhatikan penampilan berpengaruh bagi prestasi pelajar putri dan
bagaimana prestasi pelajar putri setelah terlalu memperhatikan penampilan. Terlalu
memperhatikan penampilan Prestasi pelajar putri setelah terlalu berpengaruh bagi prestasi ?
memperhatikan penampilan Responden Responden Berpengaruh 20 Baik 6 Sangat 5 Sangat
Baik 4 berpengaruh Kurang 8 Biasa-biasa saja 7 berpengaruh Tidak 3 Kurang baik 19
berpengaruh 20
21. Sangat tidak 0 Buruk 0 berpengaruh Jumlah 36 36 Sumber Data : Hasil Penelitian di
SMA Negeri 1 Barru 2012 Tabel VII menyatakan pengaruh bagi prestasi pelajar putri setelah
terlalumemperhatikan penampilan yaitu 20 pelajar menjawab memperhatikanpenampilan
berpengaruh terhadap prestasinya, 5 pelajar menjawab setelahmemperhatikan penampilan
sangat berpengaruh terhadap prestasinya, 8 pelajarmenjawab memperhatikan penampilan
kurang berpengaruh terhadap prestasinya,3 pelajar yang menjawab memperhatikan
penampilan tidak berpengaruh terhadapprestasinya dan tidak seorang pun yang menjawab
bahwa memperhatikanpenampilan sangat tidak berpengaruh terhadap prestasinya. Sedangkan
6 pelajar menjawab prestasinya baik setelah terlalumemperhatikan penampilan, 4 pelajar
menjawab prestasinya sangat baik setelahterlalu memperhaatikan penampilan, 7 pelajar
menjawab prestasinya biasa-biasasaja setelah terlalu meperhatikan penampilan, 19 pelajar
menjawa prestasinyakurang baik setelah terlalu memperhatikan penampilan dan tidak
seorangpunpelajar yang prestasinya buruk setelah terlalu memperhatikan penampilan. Jadi
dapat disimpulkan bahwa, terlalu memperhatikan penampilanberpengaruh kurang baik
terhadap prestasi pelajar putri disekolah . Itu diakibatkankarena terlalu banyak waktu yang
tersita untuk memperhatikan penampilansehingga waktu belajarnya berkurang dari
sebelumnya. 21
22. Tabel VIII Kebiasaan pelajar putri terlambat ke sekolah ketika sering memperhatikan
penampilannya.Tanggapan Siswa Responden Persentase (%)Tidak pernah 5 14Sering 19
54Pernah 10 28Selalu 2 4Jumlah 36 100 Sumber Data : Hasil Penelitian di SMA Negeri 1
Barru 2012 Dengan melihat tabel VIII mengenai keseringan pelajar putri terlambat kesekolah
ketika sering memperhatikan penampilannya yaitu 5 pelajar tidak pernahdengan presentase
14%, 54 pelajar sering terlambat dengan presentase 54%, 10pelajar pernah terlambat dengan
presentase 28%, dan 2 pelajar selalu terlambatdengan prsesntase 2%. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa, pelajar putri yang terlalu seringmemperhatikan penampilannya akan sering terlambat
ke sekolah. Tabel IX Kepada siapa biasanya pelajar putri menceritakan masalah yang dialami
pada masa pubertasTanggapan Siswa Responden Persentase (%)Keluarga 10 27,7%Sahabat
19 53,7%Teman 4 11,1%Pacar 3 7,4%Jumlah 36 100 Sumber Data : Hasil Penelitian di SMA
Negeri 1 Barru 2012 22
23. Dari tabel IX dapat dilihat mengenai kepada siapa biasanya pelajar putrimenceritakan
masalahnya yang dialami pada masa pubertas yaitu, 10 pelajarmemilih keluarga sebagai
tempat untuk menceritakan masalahnya presentsenya27,7%, 19 pelajar memilih sahabat
sebagai tempat untuk menceritakanmasalahnya presentasenya 53,7%, 4 pelajar memilih
teman sebagai tempat untukmenceritakan masalahnya presentasenya 11,1%, 3 pelajar
memilih pacar sebgaitempet untuk menceritakan masalahnya presentase 7,4% . Jadi dapat
disimpulkan bahwa pelajar putri ketika mendapatkan masalahpada masa pubertas lebih
memilih sahabat sebagai tempat untuk menceritakanmasalahnya. Karena pelajar putri lebih
cenderung membagi berbagai hal kepadasahabatnya termasuk menceritakan masalah yang
sedang dihadapinya. Hal inikarena mereka lebih berani terbuka kepada orang yang seusia
dengannya. 23
24. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat
ditarik kesimpulansebagai berikut: 1. Tanggapan pelajar putri kelas X dan XI di SMA Negeri
1 Barru tentang perubahan yang dialami pelajar putri pada masa pubertas yaitu mulai
menyukai lawan jenis dan terlalu sering memperhatikan penampilan. 2. Tanggapan pelajar
putri kelas X dan XI di SMA Negeri 1 Barru tentang masalah yang sering timbul pada masa
pubertas adalah kurangnya minat belajar yang mempengaruhi cara belajar sehingga
berdampak kurang baik terhadap prestasinya di sekolah. 3. Tanggapan pelajar putri kelas X
dan XI di SMA Negeri 1 Barru tentang kepada siapa biasanya pelajar putri menceritakan
masalah yang dialami pada masa pubertas adalah sebagian besar memilih sahabat sebagai
tempat menceritakan masalah yang dialami 4. Secara umum, cara mengatasi masalah yang
timbul terhadap pelajar putri pada masa pubertas yaitu dengan peranan keluarga untuk
memberikan pengertian, perhatian dan bimbingan kepada pelajar putri itu sendiri. Karena
keluarga merupakan agen yang paling berpengaruh pada pembentukan kepribadian pada
masa pubertas. B. Saran Dalam penyelesaian penelitian ini, penulis menyarankan kepada
beberapapihak yaitu : 1. Kepada responden dan pembaca pelajar putri untuk memanfaatkan
masa pubertas dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat agar tidak berdampak buruk
terhadap diri sendiri khususnya dalam prestasi belajar di sekolah, 24
25. dan berbagi cerita mengenai masalah yang dihadapi kepada orang yang tepat yaitu
keluarga sendiri.2. Kepada keluarga agar lebih memperhatikan pergaulan anak putrinya sejak
SMP yang sedang berada pada masa pubertas. Selain itu keluarga perlu memberikan
bimbingan mengenai masalah pubertas dan memperdalam ilmu agama.3. Kepada guru agar
lebih pengertian kepada pelajar putri yang sedang dalam masa pubertas dan memberikan
solusi terhadap masalah yang dihadapi. Khususnya kepada guru BK untuk memberikan
perhatikan dan pendidikan mengenai pubertas. 25

You might also like