You are on page 1of 6

MAKALAH

AKS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Ilmu Mantiq

DISUSUN OLEH :
Erry Yoga Waratmaja
07

PROGRAM BAHASA

MADRASAH ALIYAH FATTAH HASYIM

PONDOK PESANTREN BAHRUL ULUM TAMBAK BERAS JOMBANG

2016/2017
D. Aks Mustawy

Kta Aks dari segi bahasa berarti membalikkan, membelokkan,


memalingkan.Maksudnya memindahkan
posisi maudhu menjadi mahmul, dan muqoddam menjadi tali dan
sebaliknya. Sedang mustawy, berarti sama. Maksudnya dengan pergantian
tempat tersebut tidak mengubah makna atau pengertiannya. Jadi tetap
sama. karenanya dinamakan mustawy.[6]
Aks mustawi adalah membalikkan dua juz dari qodhiyyah, tetapi
kebenaran kaif-nya dan kam-nya tetap tidak berubah (kecuali qodhiyah
mujabah kulliyah, maka aksnya qadhiyah mujabah juziyah).[7]
Contoh: - Setiap orang Aceh adalah bangsa Indonesia ( Q1 )
Sebagian bangsa Indonesia adalah orang Aceh ( Q2 )
Setelah qadhiyah pertama diaks yang lantas memunculkan qadhiyah
kedua ternyata keduanya tetap benar. Dengan demikian aksnya benar.

E. Metode Pembuatan Aks Mustawy

1. Pembuatan Aks Mustawy Pada Qadhiyah Hamliyah


Aks qadhiyah hamliyah dilakukan dengan cara menukar maudhu
qadhiyah asal menjadi mahmul qadhiyah aks dan mahmul qadhiyah aks
menjadi mawdu qadhiyah asal.
a. Jika mujabah kuliyah, aks-nya mujabah juziyah. Contoh:
Semua batuan adalah benda keras (ashl)
Sebagian benda keras itu batu (aks)
b. Jika mujabah juziyah, aks-nya mujabah juziyah. Contoh:
Sebagian orang Indonesia itu dokter (ashl)
Sebagian dokter itu orang Indonesia (aks)
c. Jika salibah kuliyah, aks-nya salibah kuliyah. Contoh:
Tidak satu pun kitab itu pena (ashl)
Tidak satu pun pena itu kitab (aks)
d. Jika salibah juziyah, aks-nya tidak bisa dibuat sebab maknanya tidak
akan benar. Contoh:
Bukanlah sebagian barang tambang itu emas.
Bukanlah sebagian emas itu barang tambang (salah)
2. Pembuatan Aks Mustawy Pada Qadhiyah Syarthiyah
Muttashilah
Aks qadhiyah syarthiyah muttashilah dilakukan dengan cara
membuat muqaddam pada qadhiyah asal menjadi tali pada qadhiyah aks
dan tali pada qadhiyah aks menjadi muqaddam pada qadhiyah asal.
a. Jika mujabah juziyah, aks-nya mujabah juziyah. Contoh:
Manakala realitas itu tumbuh berkembang, mereka mesti membutuhkan
makanan (ashl)
Terkadang terjadi jika realitas itu membutuhkan makanan, maka mesti
yang tumbuh berkembang (aks)
b. Jika mujabah juziyah, aks-nya mujabah juziyah. Contoh:
Terkadang terjadi, jika orang itu berada dirumah, maka ia tidur (ashl)
Terkadang terjadi, jika orang itu tidur, maka ia berada dirumah (aks)
c. Jika salibah kuliyah, aks-nya salibah kuliyah. Contoh:
Tidaklah sama sekali, jika manusia itu beradab, ia biadab (ashl)
Tidaklah sama sekali, jika manusia itu biadab, ia beradab (aks)
d. Jika salibah juziyah, maka aks-nya tidak bisa dibuat sebab akan salah.
Contoh:
Kadang-kadang tidak, jika barang tambang maka ia emas.
3. Pembuatan Aks Mustawy Pada Qadhiyah Syarthiyah
Munfashilah
Untuk Qadhiyah Syarthiyah Munfashilah tidak ada aks-nya, sebab dalam
Qadhiyah Syarthiyah Munfashilah tidak terdapat keteraturan alamiah
(tartib thabii), yang ada padanya adalah keteraturan penempatan yang
tidak mungkin untuk dibuat aks-nya (tartib wadhi).[8]
Catatan: Tartib Tabii ialah sesuatu yang urutanya dapat membentuk
makna, dan jika tertib/urutan itu dirubah, tentu maksudnya berubah.
Qodhiyyah Syarthiyyah Munfashilah, tidak dapat diaks mustawikan
dikarenakan, kedua bagian dari qodhiyyah syarthiyyah munfashilah itu
masing-masing patut kecuali menjadi muqoddam juga, menjadi taly dan
sama sekali tidak mempengaruhi artinya. Cobalah kita perhatikan contoh
ini:
a. Kholid itu adakalnya mati dan adakalnya hidup, yang yang tersebut
(contoh) adalah syarthiyah munfashilah. Kalaupun kita katakan:
b. Kholid itu, adakalnya hidup dan adakalnya mati, akan sama saja.
c. Adakalanya mati pada contoh (a) adalah muqoddam dan adakalanya
hidup adalah taaliy. Kalau kita balik, seperti dalam contoh (b) akan tidak
ada artinya. Sama saja.
Kesimpulan
Semua qodhiyyah dapat diaks mustawikan dan dimungkinkan dapat
diaks mustawikan kecuali:
1. Saalibah juziyyah.
2. Saalibah muhmalah.
3. Syarthiyyah munfashilah.
Yang dapat dan mungkin diaks mustawikan :
1. Syarthiyyah muttashilah.
2. Mujabah muhmalah.
3. Mujabah kulliyah.
4. Saalibah kulliyah.
5. Mujabah juziyyah.
6. Hamliyyah.[9]
Bila kita lihat dari sisi qadhiyah asal, maka ada tiga qadhiyah
asal yang aksnya juziyah mujabah:
1. Kulliyah mujabah.
2. Juziyah mujabah.
3. Muhmalah mujabah.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut istilah mantiq Tanaqudh adalah berbedanya dua qodhiyyah
dipandang dari ijab(kepastian) salibah(tidak)-nya dan kebenarannya. Kalau
dua qodiyyah berbeda(tanaqudh) dengan sendirinya salah satu dari
qodhiyyah itu pasti benar.
Syarat syarat tanaqudh ada 8 yaitu : Kesamaan maudhu (subjek),
Kesamaan mahmul (predikat), Kesamaan zaman (waktu), Kesamaan
makan, Kesamaan quwwah dan fily, Kesamaan al-kulli dan
juzi, Kesamaan asy-syarat, dan Kesamaan idhafah.
Cara pembuatan tanaqudh pada qodhiyyah
syakhsiyyah atau qodhiyyah muhmalah, cukup hanya berubah kaifnya.
Pada qodhiyyah musawwaroh, cara mentanaqudhkan, yaitu dengan
mengubah ((

) soer-nya. Dalam penyusunan qadhiyah syarthiyah
muttashilah, berlaku pula syarat-syarat umum tanaqudh dan syarat-syarat
yang berlaku pada Qodhiyyah Hamliyah. Dalam penyusunan qadhiyah
syarthiyah munfashilah adalah sama seperti pada syarat-syarat qadhiyah
syarthiyah muttashilah.
Aks mustawi adalah membalikkan dua juz dari qodhiyyah, tetapi
kebenaran kaif-nya dan kam-nya tetap tidak berubah (kecuali qodhiyah
mujabah kulliyah, maka aksnya qadhiyah mujabah juziyah).
Aks qadhiyah hamliyah dilakukan dengan cara menukar maudhu
qadhiyah asal menjadi mahmul qadhiyah aks dan mahmul qadhiyah aks
menjadi mawdu qadhiyah asal. Aks qadhiyah syarthiyah
muttashilah dilakukan dengan cara membuat muqaddam pada qadhiyah
asal menjadi tali pada qadhiyah aks dan tali pada qadhiyah aks menjadi
muqaddam pada qadhiyah asal. Untuk qadhiyah syarthiyah
munfashilah tidak ada aks-nya.
DAFTAR PUSTAKA

Djalil, A. Basiq. 2010. LOGIKA (Ilmu Mantiq). Jakarta: Kencana Prenada Media
Mustofa, Cholil Bisri. 2000. Ilmu Mantiq Terjemah Assulamul
Munauroq. Bandung: PT. Almaarif
Sambas, Syukriadi. 1996. Mantik Kaidah Berpikir Islami. Bandung: Remaja
Rosdakarya Offset

You might also like