You are on page 1of 11

BAB IV

KESEHATAN IBU ANAK DAN KELUARGA BERENCANA

(KIA-KB)

4.1 Kesehatan Ibu

4.1.1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar

paling sedikit 4 kali di wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu satu tahun. K4

adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan

standar, yaitu paling sedikit empat kali dengan distribusi waktu 1 kali pada trimester

ke-1, 1 kali pada trimester ke-2, dam 2 kali pada trimester ke-3 di Puskesmas Cisarua.

Sasaran : Jumlah sasaran ibu hamil dihitung berdasarkan estimasi yang ditentukan

oleh BPS Kab/ Kota

Tabel 2.19 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4


Tahun Sasaran Pencapaian Target Cakupan Kesenjangan Kesimpulan
(%) (%) (%)
Tidak
2015 906 833 94 92,18 -1,82 mencapai
target

Analisa:

Cakupan pelayanan ibu hamil (K4) pada tahun 2015 tidak mencapai target yang

ditentukan oleh Dinas Kesehatan Kota Kabupaten Bandung Barat

43
44

4.1.2 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah cakupan ibu

bersalin yang mendapatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang

memiliki kompetensi kebidanan di wilayah kerja Puskesmas Cisarua pada kurun

waktu satu tahun.

Sasaran: jumlah sasaran ibu bersalin yang dihitung melalui estimasi yang ditentukan

oleh BPS Kab/ Kota

Tabel 2.20 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (Pn)


Tahun Sasaran Pencapaian Target Cakupan Kesenjangan Kesimpulan
(%) (%) (%)
Tidak
2015 835 741 89 88,74 -0,26 mencapai
target

Analisa:

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (Pn) pada tahun 2015

belum mencapai target yang ditentukan oleh Dinas Kesehatan Kota Kabupaten

Bandung Barat.

4.1.3 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani (PK)

Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani adalah cakupan ibu dengan

komplikasi kebidanan di wilayah kerja Puskesmas Cisarua yang ditangani secara

definitif sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat

pelayanan dasar dan rujukan. Penanganan definitif adalah penanganan/pemberian


45

tindakan terakhir untuk menyelesaikan permasalahan setiap kasus komplikasi

kebidanan.

Sasaran: Jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan di wilayah kerja Puskesmas

Cisarua pada kurun waktu satu tahun, dihitung berdasarkan angka estimasi

20% dari total ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Cisarua pada kurun

waktu satu tahun.

Tabel 2.21 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani (PK)


Cakupa
Sasara Pencapaia Target Kesenjangan
Tahun n Kesimpulan
n n (%) (%)
(%)
Tidak
2015 172 84 63,3 48.8 -14,5 mencapai
target

Analisa :

Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani di Puskesmas Cisarua pada

tahun 2015 tidak mencapai target yang ditentukan oleh Dinas Kesehatan Kota

Kabupaten Bandung Barat.

4.1.4 Cakupan Pelayanan Nifas oleh Tenaga Kesehatan

Cakupan pelayanan nifas oleh tenaga kesehatan adalah cakupan pelayanan

kepada ibu pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca bersalin sesuai standar

paling sedikit 3 kali dengan distribusi waktu 6 jam 7 hari, 8-28 hari, dan 29-42 hari

setelah bersalin di wilayah kerja Puskesmas Cisarua.

Sasaran : seluruh ibu bersalin di Kecamatan Cisarua dengan pelayanan kesehatan ibu

nifas sesuai standar yang diberikan, sekurang kurangnya meliputi


46

pemeriksaan tanda vital, tinggi fundus uteri (involusi uterus), pemeriksaan

lochia dan pengeluaran per vaginam lainnya, pemeriksaan payudara dan

anjuran ASI eksklusif 6 bulan, pemberian kapsul vitamin A 200.000 IU

sebanyak dua kali (pertama segera setelah melahirkan dan setelah 24 jam

pemberian kapsul Vitamin A pertama, serta pelayanan KB pasca salin.

Tabel 2.22 Cakupan pelayanan nifas oleh tenaga kesehatan (Kf3)


Cakupa
Sasara Pencapaia Target Kesenjanga Kesimpula
Tahun n
n n (%) n (%) n
(%)
Mencapai
2015 788 675 84 85,65 1,65
target

Analisa :

Cakupan pelayanan ibu nifas oleh tenaga kesehatan (Kf3) pada tahun 2015

(Jan-Des) telah mencapai target yang ditentukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten

Bandung Barat.

4.2 Kesehatan Anak

4.2.1 Kunjungan Neonatus 1 (KN1)

Cakupan pelayanan neonatus pertama adalah cakupan neonatus yang

mendapatkan pelayanan sesuai standar pada 6-48 jam pertama setelah lahir di

wilayah kerja Puskesmas Cisarua dalam kurun waktu satu tahun.

Sasaran : seluruh bayi di Kecamatan Cisarua.


47

Tabel 2.23 Cakupan pelayanan neonatus pertama (KN1)


Tahun Sasara Pencapaia Target Cakupa Kesenjanga Kesimpula
n n (%) n n (%) n
(%)
2015 865 842 90 97,34 7,34 Mencapai
target

Analisa :

Cakupan pelayanan neonatus pertama (KN1) pada tahun 2015 (Jan-Des) telah

mencapai target yang ditentukan oleh Dinas Kesehatan Kota Kabupaten Bandung

Barat.

4.2.2 Kunjungan Neonatus Lengkap (KN Lengkap)

Cakupan kunjungan neonatus lengkap adalah cakupan neonatus yang

mendapatkan pelayanan sesuai standar paling sedikit tiga kali dengan distribusi waktu

1 kali pada 6-48 jam, 1 kali pada hari ke-3 hari ke-7, dan 1 kali pada hari ke-8

hari ke-28 setelah lahir di Puskesmas Cisarua.

Sasaran : seluruh bayi di Kecamatan Cisarua

Tabel 2.24 Cakupan kunjungan neonatus lengkap (KN lengkap)


Cakupa
Sasara Pencapaia Target Kesenjanga Kesimpula
Tahun n
n n (%) n (%) n
(%)
Mencapai
2015 761 680 86 89,4 8,7
target
48

Analisa :

Cakupan kunjungan neonatus lengkap (KN lengkap) pada tahun 2015 (Jan

Des) telah mencapai target yang ditentukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten

Bandung Barat.

4.2.3 Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani

Cakupan neonatus dengan komplikasi adalah cakupan neonatus dengan

komplikasi yang ditangani secara definitif oleh tenaga kesehatan kompeten pada

tingkat pelayanan dasar dan rujukan di wilayah kerja Puskesmas Cisarua.

Penanganan definitif adalah pemberian tindakan akhir pada setiap kasus komplikasi

neonatus yang pelaporannya dihitung 1 kali pada masa neonatal. Kasus komplikasi

yang ditangani adalah seluruh kasus yang ditangani tanpa melihat hasilnya hidup atau

mati.

Sasaran : seluruh neonatus dengan komplikasi: dihitung berdasarkan 15% dari jumlah

sasaran bayi di Kecamatan Cisarua.

Tabel 2.25 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani


Cakupa
Sasara Pencapaia Target Kesenjanga Kesimpula
Tahun n
n n (%) n (%) n
(%)
Tidak
2015 124 87 80 70,16 -9,84 mencapai
target
Analisa :
49

Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani di wilayah kerja

puskesmas Cisarua pada tahun 2015 (JanDes) tidak mencapai target yang ditentukan

oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat.

4.2.4 Akses Pelayanan Antenatal (K1)

K1 adalah jumlah semua ibu hamil yang mendapatkan pelayanan pertama kali

pada kehamilan trimester pertama oleh petugas Puskesmas (medis, paramedis) dalam

kegiatan KIA baik di dalam maupun di luar gedung di wilayah kerja Puskesmas dan

mendapatkan pelayanan 5T (timbang berat badan dan tinggi badan, tekanan darah,

tablet Fe, tetanus toksoid, dan tinggi fundus uteri).


Sasaran : jumlah sasaran ibu hamil dihitung berdasarkan estimasi yang

ditentukan oleh Badan Pusat Statistik Kota/Kabupaten.


Tabel 2.26 Cakupan K1
Cakupa
Sasara Pencapaia Target Kesenjanga
Tahun n Kesimpulan
n n (%) n (%)
(%)
Mencapai
2015 884 899 90,8 101,7 10,9
target

Analisis:
Cakupan akses pelayanan antenatal di puskesmas Cisarua pada tahun pada

tahun 2015 (Jan-Des) sudah mencapai target yang telah ditentukan oleh Dinas

Kesehatan Bandung Barat.

4.3 Keluarga Berencana (KB)

Peserta KB aktif adalah pasangan usia subur (PUS) yang salah satu

pasangannya masih menggunakan kontrasepsi dan terlindungi oleh kontrasepsi

tersebut. PUS adalah pasangan suami istri yang istrinya berusia 15-49 tahun.
50

Cakupan peserta KB aktif adalah jumlah peserta KB aktif dibandingkan dengan

jumlah PUS diwilayah kerja Puskesmas Cisarua dalam kurun waktu satu tahun.

Sasaran : seluruh PUS di wilayah kerja Puskesmas Cisarua dalam kurun waktu satu

tahun.
Tabel 2.27 Cakupan Peserta KB
Cakupa
Sasara Pencapaia Target Kesenjanga Kesimpula
Tahun n
n n (%) n (%) n
(%)
Mencapai
2015 8.278 6.686 80 80,7 0,7
target

Analisis:
Cakupan peserta KB di puskesmas Cisarua pada tahun 2015 sudah mencapai

target yang di tentukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat.

4.4 Analisis Program KIA dan KB

4.4.1 Input

1. Man : Jumlah tenaga kerja kesehatan di Puskesmas Cisarua sudah cukup

memandai, yaitu dengan adanya 7 orang bidan dan 5 orang bidan desa.

2. Money : Pencairan dana terkadang tidak sesuai waktunya sehingga

menghambat pelaksanaan program.

3. Material : Tidak ada masalah, ketersedian alat alat dan obat obat KB selalu

tersedia sesuai kebutuhan.

4. Machine : Alat pemeriksaan yang dipakai tidak ada masalah

5. Method : Pelaksanaan program tidak ada masalah


51

6. Market : Kepedulian masyarakat di wilayah kerja puskesmas Cisarua

mengenai kesehatan ibu dan anak sudah cukup baik, sehingga sebagian besar

cakupan mencapai target.

7. Minute : Program KIA dan KB dilaksanakan sesuai jam kerja.

4.4.2 Process

a. Planning : Pembuatan rencana kerja disesuaikan dengan tujuan program KIA

serta pelatihan terhadap kader-kader yang telah dipilih agar kader semakin

terampil.

b. Organizing : Dalam pelaksanaannya, program KIA memerlukan kerjasama dan

koordinasi lintas program dengan program MTBS dan Gizi, sehingga

penyampaian rencana kerja dilakukan dengan pertemuan antarara para pemegang

program.

c. Actuating : Pelaksanaan program disesuaikan dengan waktu yang telah

ditetapkan. Dilaksanakan pencatatan dan pelaporan yang baik dari kader ke

penanggungjawab program di Puskesmas. Pencatatan dan pelaporan juga

dilakukan oleh bidan swasta, kemudian data dikumpulkan oleh pemegang

program.

d. Controlling : Pengawasan yang dilaksanakan Puskesmas Cisarua untuk

pelaksanaan program ini adalah pengawasan langsung oleh koordinator program

dan pembuatan laporan bulanan.


52

e. Evaluating : Setelah dilaksanakan setiap program kemudian dilakukan

pencatatan dan pengolahan data

4.4.3 Output

a. Availability : Program KIA telah berjalan rutin, alat, tempat, dan tenaga

pelaksanaan sudah tersedia

b. Acceptability : Jenis pelayanan dapat diterima masyarakat karena ada tindak

lanjut yang berarti untuk masyarakat

c. Accessibility : Letak Puskemas masih menjadi kendala bagi masyarakat di

wilayah kelurahan Padaasih, namun untuk masyarakat kelurahan Cisarua letak

puskesmas sangat mudah dijangkau. Selain itu, terdapat posyandu yang

membantu pelaksanaan program KIA

d. Accountability : Program dapat dipertanggungjawabkan sesuai kebutuhan

masyarakat

e. Care : Perhatian penyelenggara terhadap pelaksanaan program cukup baik

f. Continuity : Program berlangsung terus menerus dan berkesinambungan.

g. Competency : Pemegang program KIA adalah seorang bidan sehingga

kemampuan dalam melaksanakan program ini tidak menjadi masalah.

h. Comprehensibility : Pemahaman mengenai pentingnya program KIA sebagian

telah dipahami oleh masyarakat, namun masih diperlukan penyampaian informasi

kepada masyarakat mengenai pentingnya tiap program pada KIA sehingga

diharapkan selanjutnya semua program dapat mencapai target.


53

4.4.4. Analisis SWOT

Faktorfaktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu program di

Puskesmas Cisarua adalah sebagai berikut:


A. Strength
1. Lokasi Puskesmas yang strategis dan mudah di jangkau bagi masyarakat di

kelurahan Cisarua
2. Tenaga kesehatan untuk melaksanakan program KIA di Puskesmas Cisarua

cukup untuk melaksanakan program


3. Program telah rutin dilakukan baik di Puskesmas maupun di Posyandu
4. Ketersediaan data, alat dan bahan yang mencukupi
B. Weakness
1. Bagi masyarakat di kelurahan Padaasih letak puskesmas masih menjadi kendala
2. Pencairan dana terkadang tidak sesuai waktunya sehingga menghambat

pelaksanaan program
C. Opportunity
Tersedianya sarana kesehatan yaitu Posyandu dan Posbindu
D. Threats
Banyaknya praktek bidan atau dokter swasta terutama di wilayah keluarahan

Padaasih, terkadang masyarakat lebih memilih melakukan pelayanan KIA di praktek

bidan atau dokter swasta.

You might also like