You are on page 1of 10

LAPORAN ORAL MEDICINE

(Untuk Kasus yang Memerlukan Perawatan)

SMOKERS MELANOSIS

A. IDENTITAS PASIEN
Nama pasien : Kms. Denny Affandi

Tempat/tanggal lahir : Palembang/ 29 Agustus 1981

Suku : Melayu

Jenis kelamin : Laki-laki

Status Perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Alamat : Jl. Madang Lr. Makmur V No. 73 Rt.21 Rw.7 Kel.


Sekip Jaya Kec. Kemuning Palembang

Pendidikan terakhir : Diploma

Pekerjaan : Tukang ojek

No. Rekam Medik : 0000.90.53.98

Peserta Asuransi :-

B. ANAMNESA
a. Keluhan Utama
Pasien mengeluhkan warna gusinya kecoklatan pada gusi bagian depan
rahang atas sejak + 2 tahun. Pasien tidak pernah merasa sakit pada bagian
tersebut.Pasien merasa tidak nyaman dan ingin agar warna gusinya kembali seperti
semula. Pasien telah memiliki kebiasaan merokok sejak +18 tahun yang lalu
tepatnya sejak di bangku SLTP. Dalam sehari pasien dapat menghabiskan 1 bungkus
rokok.
b. Riwayat Perawatan Gigi
Gigi belakang atas kanan pernah ditambal sinar 5 bulan yang lalu.
Gigi belakang bawah kanan pernah ditambal dengan tambalan logam
5 bulan yang lalu.
Gigi belakang bawah kiri pernah ditambal dengan tambalan logam 5
tahun yang lalu.
Pasien pernah melakukan pembersihan karang gigi di puskesmas 1
bulan yang lalu.
c. Kebiasaan Buruk
Bruxism
d. Riwayat Sosial
Pasien adalah seorang tukang ojek yang tinggal bersama dengan keluarganya.
Memiliki istri dan 1 orang anak.
e. Riwayat Penyakit Sistemik
Tidak ada.

C. PEMERIKSAAN EKSTRAORAL
Wajah : Simetris

Bibir : Sehat

Kelenjar getah bening submandibula:

Kanan : tidak teraba dan tidak sakit


Kiri : tidak teraba dan tidak sakit

D. PEMERIKSAAN INTRAORAL
Debris : Ada, regio a,c,e

Plak : Ada, regio a, c, d,e,f

Kalkulus : tidak ada

Gingiva : - terdapat lesi pigmentasi berupa makula berwarna


kecoklatan sepanjang gingiva bagian labial dari gigi 16-26 dan 36-46.
Permukaan ukuran bervariasi dan tidak sakit saat dipalpasi.
Mukosa : terdapat lesi pigmentasi berupa makula, warna coklat
tua, difuse sepanjang mukosa bibir atas dan bawah dengan
ukuran bervariasi.

Palatum : Sehat

Lidah : Sehat

Dasar Mulut : Sehat

Hubungan rahang : Orthognati

Kelainan gigi geligi : Tidak ada kelainan

Pemeriksaan Gigi Geligi

Lesi D4: Gigi 28 dan 45

Abrasi : Gigi 14,25.26.34.44

E. DIAGNOSA SEMENTARA
Diagnosa sementara : Smokerss Melanosis
Diagnosa banding : Physiologic pigmentation

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak diperlukan dan tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.

G. TINJAUAN PUSTAKA

a. Definisi

Smokers melanosis merupakan pigmentasi pada mukosa mulut yang


secara langsung dihubungkan dengan jumlah rokok yang dihisap per hari,
lamanya merokok dan kebiasaan merokok tembakau. Smokers melanosis
dapat mempengaruhi permukaan mukosa manapun namun pada umumnya
terjadi pada gingiva anterior labial maksila dan mandibula, khusunya pada
labial gigi anterior perokok namun dapat juga terdapat pada mukosa bukal
pada perokok pipa.1,2

b. Etiologi
Faktor penyebab dari smokers melanosis yaitu adanya rangsangan
terhadap aktivitas melanosit dari kandungan asap rokok yang mengandung
berbagai senyawa kimia yang berbahaya seperti nikotin dan
benzopyrene.Terdapat dua mekanisme untuk material pemicu dalam asap
rokok mencapai melanosit gingiva. Mekanisme yang pertama adalah melalui
mukosa dan saliva. Mekanisme kedua adalah rute sistemik yang muncul
melalui sistem sirkulasi darah sehingga mayoritas asap yang terhirup masuk
ke sirkulasi darah secara tidak langsung mempengaruhi melanosit. Melanosit
yang telah dirangsang tersebut menjadi lebih aktif dalam sintesa melanin.
Pigmentasi terjadi karena sintesa melanin dan perpindahan melanin dari
melanosom ke keratinosit.1,2

c. Gambaran Klinis
Smokers melanosis tampak sebagai makula berwarna coklat difus,
berbentuk datar, dan tidak teratur yang ukuranya beberapa sentimeter.
Biasanya terdapat pada gingiva anterior labial dan mukosa bukal, daerah-
daerah rawan lain termasuk mukosa bibir, palatum, lidah, dasar mulut dan
bibir. Pigmentasi yang dikaitkan dengan merokok pipa terjadi mukosa bukal.
Pada beberapa orang menggunakan rokok seperti rokok putih yang
ditempatkan pada rongga mulut, akan menunjukkan pigmentasi pada palatum
keras. Derajat pigmentasi berkisar dari coklat muda sampai tua. Pigmentasi
pada mukosa mulut berhubungan dengan lama merokok dan jumlah rokok
yang dihisap. 1,2

d. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan meliputi eliminasi faktor penyebab yaitu pasien
diedukasi untuk menghentikan kebiasaan merokoknya kemudian dilakukan
tindakan depigmentasi gingiva dengan tehnik abrasif menggunakan diamond
bur pada gingiva yang mengalami hiperpigmentasi dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a.
Mengoleskan Povidone Iodine 10% pada lipatan mukogingiva
bagian labial daerah yang akan diabrasi.
b.
Menginfiltrasikan PehacaineTM pada lipatan mukogingiva bagian
yang akan diabrasi.
c.
Memeriksa jalannya anestesi dengan menggunakan sonde.
d.
Memasang mouth retractor untuk membantu dalam membuka
daerah kerja.
e.
Menentukan proyeksi kerja dari tindakan depigmentasi gingiva
dengan menggunakan pocket marker atau sonde.
f.
Mengabrasif permukaan mukosa yang mengalami
hiperpigmentasi dengan gerakan menyapu hingga permukaan
yang mengalami hiperpigmentasi hilang dan tampak permukaan
mukosa yang berwarna kemerahan. Apabila terjadi perdarahan
dihentikan dengan menggunakan adrenalin. Menghindari
permukaan yang terlalu dekat dengan periosteum untuk
menghindari perforasi epitel yang akan mengakibatkan kerusakan
tulang alveolar dan perlambatan penyembuhan luka pascaoperasi.
Menghindari depigmentasi pada free gingiva dan interdental untuk
menghindari kehilangan perlekatan antara gingiva dengan gigi.
g.
Melanjutkan depigmentasi hingga seluruh mukosa yang
mengalami hiperpigmentasi.
h.
Membesihkan daerah kerja dari saliva, darah, dan sisa-sisa epitel
dengan Povidone Iodine encer.
i.
Menekan daerah luka dengan kasa steril yang dibasahi larutan
Adrenaline selama 2-3 menit untuk menghentikan perdarahan.
j.
Memasang pack periodontal dengan membasahi terlebih dahulu
tangan dengan alkohol untuk mencegah pack melekat di tangan.
Pack kemudian dibentuk membentuk silinder sepanjang dari
daerah operasi yang akan ditutup.
k.
Menempatkan pack di daerah operasi kemudian dengan bantuan
dari bibir pasien memijat bibir untuk membentuk permukaan pack
yang sesuai dengan kontur gigi.
l.
Menempatkan pack di daerah operasi kemudian dengan bantuan
dari bibir pasien memijat bibir untuk membentuk permukaan pack
yang sesuai dengan kontur gigi.3,4

H. DIAGNOSA
Smokers Melanosis

I. RENCANA PERAWATAN

FASE I (ETIOTROPIK)

Kontrol Plak dan DHE


(Edukasi, Motivasi, Instruksi)

FASE II (BEDAH)

Depigmentasi gingiva dengan tehnik


abrasif

FASE III (RESTORATIF)

Pro-konservasi:
Tumpat GIC pada gigi
28,45,14,25,26,34,44
FASE IV (KONTROL BERKALA)

Kontrol pasca depigmentasi gingiva

J. PEMBAHASAN
Berdasarkan anamnesa pasien mengeluhkan warna gusinya kecoklatan pada
gusi bagian depan rahang atas sejak + 2 tahun. Pasien tidak pernah merasa sakit
pada bagian tersebut.Pasien merasa tidak nyaman dan ingin agar warna gusinya
kembali seperti semula. Pasien telah memiliki kebiasaan merokok sejak + 18
tahun yang lalu tepatnya sejak di bangku SLTP. Maka berdasarkan anamnesa
dan pemeriksaan klinis, diagnosa dari lesi pigmentasi pada gingiva bagian
labial sepanjang gigi 15 dan 26 dan 36-46 adalah smokers melanosis.
Smokers melanosis merupakan pigmentasi pada mukosa mulut yang
secara langsung dihubungkan dengan jumlah rokok yang dihisap per hari,
lamanya merokok dan kebiasaan merokok tembakau. Smokers melanosis dapat
mempengaruhi permukaan mukosa manapun namun pada umumnya terjadi pada
gingiva anterior labial maksila dan mandibula, khusunya pada labial gigi
anterior perokok namun dapat juga terdapat pada mukosa bukal pada perokok
pipa1,2
Faktor penyebab dari smokers melanosis yaitu adanya rangsangan
terhadap aktivitas melanosit dari kandungan asap rokok yang mengandung
berbagai senyawa kimia yang berbahaya seperti nikotin dan
benzopyrene.Terdapat dua mekanisme untuk material pemicu dalam asap rokok
mencapai melanosit gingiva. Mekanisme yang pertama adalah melalui mukosa
dan saliva. Mekanisme kedua adalah rute sistemik yang muncul melalui sistem
sirkulasi darah sehingga mayoritas asap yang terhirup masuk ke sirkulasi darah
secara tidak langsung mempengaruhi melanosit. Melanosit yang telah
dirangsang tersebut menjadi lebih aktif dalam sintesa melanin. Pigmentasi
terjadi karena sintesa melanin dan perpindahan melanin dari melanosom ke
keratinosit.1,2
Smokers melanosis tampak sebagai makula berwarna coklat difus,
berbentuk datar, dan tidak teratur yang ukuranya beberapa sentimeter. Biasanya
terdapat pada gingiva anterior labial dan mukosa bukal, daerah-daerah rawan
lain termasuk mukosa bibir, palatum, lidah, dasar mulut dan bibir. Pigmentasi
yang dikaitkan dengan merokok pipa terjadi mukosa bukal. Pada beberapa orang
menggunakan rokok seperti rokok putih yang ditempatkan pada rongga mulut,
akan menunjukkan pigmentasi pada palatum keras. Derajat pigmentasi berkisar
dari coklat muda sampai tua. Pigmentasi pada mukosa mulut berhubungan
dengan lama merokok dan jumlah rokok yang dihisap. 1,2
Penatalaksanaan meliputi eliminasi faktor penyebab yaitu pasien
diedukasi untuk menghentikan kebiasaan merokoknya dengan cara perlahan-
lahan mengurangi kebiasaan merokoknya kemudian dilakukan tindakan
depigmentasi gingiva dengan tehnik abrasif menggunakan diamond bur pada
gingiva yang mengalami hiperpigmentasi. Setelah tindakan depigmentasi
gingiva dilakukan kontrol untuk melihat keberhasilan perawatan dan
penyembuhan luka.3,4,5
Pada kontrol pertama, pemeriksaan subjektif pasien tidak ada keluhan
sakit. Pemeriksaan objektif menunjukkan bahwa pasien tidak merasa nyeri saat
palpasi dan warna gingiva regio b berwarna merah terang.
Pada kontrol kedua, pemeriksaan subjektif pasien tidak ada keluhan
sakit. Pemeriksaan objektif pada kontrol kedua menunjukkan bahwa pasien
tidak meras nyeri saat palpasi dan warna gingiva regio b berwarna merah muda.
.
Foto awal

Foto kontrol I

Foto kontrol II

K. KESIMPULAN
Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan klinis, maka diagnosa lesi berupa
makula berwarna kecoklatan sepanjang gingiva bagian labial dari gigi 16-26 dan 36-
46,permukaan ukuran bervariasi dan tidak sakit saat dipalpasi adalah smokers
melanosis. Diagnosa ditegakkan berdasarkan etiologi yaitu pasien memiliki
kebiasaan merokok sejak + 18 tahun yang lalu. Dalam sehari pasien dapat
menghabiskan 1 bungkus rokok.

L. DAFTAR PUSTAKA

1. Kauzman A, Pavone M, Blanas N, Bradley G. Pigmented lesion of oral


cavity: Review, different diagnosis, and case presentation. J Can Dent Assoc
2004; 70(10):682-3.
2. Melda. PREVALENSI SMOKERS MELANOSIS PADA KALANGAN
PETANI :Studi Pada Petani Perokok Kec.Panca Rijang Kab.Sidrap. FKG
UNHAS.Skripsi. 2014: Hal. 27-30.
3. Mokeem SA. Management of gingival hyperpigmentation by sugical
abrasion report of three cases. Saudi Dental Journal 2006; 18(3)
4. Susanto A. Tehnik gingivo abrasi pada penanganan pasien hiperpigmentasi
gusi. Universitas Padjajaran
5. Humagain M, Nayak DG, UppoorAS. Gingival depigmentation: a case report
with review of literature. KathmanduUniversity Teaching Hospital

You might also like