You are on page 1of 13

LAPORAN KASUS

KEJANG DEMAM KOMPLEKS

Disusun Oleh:

Ayu Nabila Kusuma Pradana

030.10.046

Pembimbing :

dr. H. Didi Sukandi, SpA

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARAWANG

PERIODE 1 FEBRUARI 8 APRIL 2016


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

MARET 2016
BAB I

LAPORAN KASUS
BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
RSUD KARAWANG

STATUS PASIEN

Nama Mahasiswa: Ayu N. K. Pradana Pembimbing: dr. H. Didi Sukandi, SpA

NIM: 030.10.046 Tanda Tangan:

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : An. QSA


Umur : 1 tahun 11 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Perum Pesona RT 02/06, Rengasdengklok, Karawang
Agama : Islam
Orang Tua/Wali

Ayah Ibu

Nama R K

Umur 25 tahun 22 tahun

Alamat Perum Pesona RT 02/06, Perum Pesona RT 02/06,


Rengasdengklok, Karawang Rengasdengklok, Karawang

Pekerjaan Supir Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA SMA

Suku Sunda Sunda

Agama Islam Islam


II. ANAMNESIS
Dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis dengan ibu pasien di Bangsal
Rawamerta tanggal 6 Maret 2016, pukul 12.00 WIB.
A. Keluhan Utama

Kejang sebanyak 2x sejak 2 jam SMRS

B. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien seorang anak perempuan berusia 1 tahun 11 bulan datang ke IGD RSUD
Karawang dibawa orangtuanya dengan keluhan kejang sebanyak 2x sejak 2 jam yang
lalu sebelum masuk rumah sakit. Kejang terjadi tiba-tiba ketika pasien sedang
berbaring. Kejang yang pertama terjadi selama 1 menit, kejang terjadi pada seluruh
tubuh, saat kejang mata mendelik ke atas, mulut terkatup, dan tangannya terkepal.
Setelah kejang os sadar dan kemudian menangis. Setelah itu os muntah sebanyak 1x,
dengan muntahan banyak, dan berupa sisa makanan dan air. Jarak antara kejang yang
pertama dan yang kedua 15 menit, pasien sadar diantara kejang. Kejang yang kedua
terjadi selama 5 menit, kejang terjadi pada seluruh tubuh, saat kejang mata
mendelik ke atas, mulut terkatup, dan tangannya terkepal. Setelah kejang pasien sadar,
sempat menangis sebentar lalu kemudian tertidur. Pasien langsung dibawa ke RSUD
Karawang. Pasien tidur sepanjang perjalanan ke RS. Kejang didahului oleh demam,
demam sejak 1 hari SMRS, dirasakan cukup tinggi dengan perabaan tangan.
Demam dirasakan terus menerus, turun bila diberi obat, tapi kemudian demam lagi.
Pasien mengeluh terdapat batuk dan pilek, batuk berdahak dan ingus berwarna putih
sejak 1 hari SMRS. Tidak ada keluhan BAB cair. Buang air kecil di dalam popok,
warna kuning muda tanpa ada darah, ganti popok kurang lebih 4-5 kali sehari.. Tidak
terdapat sesak nafas. Tidak ada riwayat terbentur pada kepala. Tidak ada riwayat
keluar cairan dari telinga. Tidak ada bintik-bintik ataupun bercak-bercak merah pada
kulit pasien. Semenjak sakit pasien sulit makan dan minum susu. Pasien tidak pernah
kejang sebelumnya.
C. Riwayat Kehamilan/Kelahiran

Morbiditas Anemia (-), hipertensi (-), diabetes mellitus


kehamilan (-), penyakit jantung (-), penyakit paru (-),
merokok (-), infeksi (-), minum alkohol (-)
KEHAMILA Perawatan Rutin kontrol ke bidan 1 kali setiap bulan
N antenatal pada trimester pertama dan setiap 2 minggu
menjelang masa persalinan. Riwayat
imunisasi dan konsumsi suplementasi
selama kehamilan (+)
Tempat Praktik bidan
persalinan
Penolong Bidan
persalinan
Spontan per vaginam
Cara persalinan
Penyulit: (-)
KELAHIRA Masa gestasi Cukup Bulan (40 minggu)
N Berat lahir: 3100 gram
Keadaan bayi
Panjang lahir: 51 cm
Lingkar kepala: (ibu tidak ingat)
Langsung menangis: (+)
Kemerahan: (+)
Nilai APGAR: (ibu tidak tahu)
Kelainan bawaan: (-)
Kesimpulan riwayat kehamilan dan kelahiran: Pasien lahir spontan pervaginam,
tanpa penyulit selama kehamilan maupun persalinan, cukup bulan, berat badan lahir
cukup.
D. Riwayat Perkembangan

Pertumbuhan gigi pertama : 5 bulan (Normal: 5-9 bulan)


Gangguan perkembangan mental : Tidak ada
Psikomotor:

- Tengkurap : 3 bulan (Normal: 3-4 bulan)

- Duduk : 6 bulan (Normal: 6-9 bulan)

- Berdiri : umur 11 bulan (Normal: 9-12 bulan)

- Berjalan : umur 12 bulan (Normal: 12-18 bulan)

- Pengucapan kata-kata : umur 12 bulan (Normal: 9-12 bulan)

- Makan sendiri : umur 20 bulan (Normal: 18-24 bulan)


Kesimpulan riwayat pertumbuhan dan perkembangan: perkembangan pasien
baik, sesuai usia, tidak ada keterlambatan

E. Riwayat Makanan

Umur ASI/PASI Buah / Bubur Susu Nasi Tim


(bulan) Biskuit

02 ASI - - -
24 ASI - - -
46 ASI - - -
68 ASI + susu formula + + -
8 10 ASI + susu formula + + +
10 -12 ASI + susu formula + + +
12-24 Susu formula + + +
Kesimpulan riwayat makanan: pasien mendapatkan ASI eksklusif selama kurang
lebih 6 bulan. Setelah itu, pasien diberikan susu formula dan nasi tim.

F. Riwayat Imunisasi

Vaksin Dasar ( umur ) Ulangan ( umur )


Hepatitis B 0 bulan 1 bulan 6 bulan - - -
Polio 0 bulan 2 bulan 4 bulan -
BCG 2 bulan - - - - -
DPT / PT 2 bulan 4 bulan 6 bulan -
Campak 9 bulan - - -
Rotavirus - - - -
Kesimpulan riwayat imunisasi : Riwayat imunisasi dasar pasien lengkap, imunisasi
ulangan tidak dilakukan

G. Riwayat Keluarga
Riwayat Pernikahan
Ayah / Wali Ibu / Wali
Nama Tn. R Ny.K
Perkawinan ke- 1 1
Umur saat menikah 22 tahun 19 tahun
Pendidikan terakhir Tamat SMA Tamat SMA
Agama Islam Islam
Suku bangsa Sunda Sunda
Keadaan kesehatan Sehat Sehat
Kosanguinitas - -
Penyakit, bila ada - -
Riwayat Penyakit Keluarga :
Pada anggota keluarga pasien, ayah pasien pernah mengalami kejang saat masih
kecil bila demam, tapi setelah dewasa tidak pernah mengalami kejang lagi.

Kesimpulan Riwayat Keluarga: Ayah pasien memiliki riwayat kejang saat masih
kecil.

H. Riwayat Penyakit yang Pernah Diderita

Penyakit Umur Penyakit Umur Penyakit Umur


Alergi (-) Difteria (-) Penyakit jantung (-)
Cacingan (-) Diare (-) Penyakit ginjal (-)
DBD (-) Kejang (-) Radang paru (-)
Otitis (-) Morbili (-) TBC (-)
Parotitis (-) Operasi (-) Lain-lain: - -
Kesimpulan Riwayat Penyakit yang pernah diderita : Pasien belum pernah
mengalami penyakit yang sama sebelumnya

I. Riwayat Keadaan Lingkungan

Pasien tinggal bersama ibu dan ayah pasien. Menurut ibu pasien keadaan
lingkungan sekitar rumah tidak begitu padat penduduk, ventilasi dan pencahayaan
kurang baik. sumber air minum dari air sumur. Rumah cukup jauh dari tempat
pembuangan sampah, sampah rumah tangga dibuang setiap hari. Rumah berlantai 1
dengan lantai dari keramik.

Kesimpulan Keadaan Lingkungan : Lingkungan rumah padat penduduk, pertukaran


udara di dalam rumah kurang baik.

J. Riwayat Sosial Ekonomi

Ayah pasien bekerja sebagai supir dengan penghasilan tidak tetap sekitar
Rp1.500.000 - Rp. 2.000.000/bulan. Sedangkan ibu pasien merupakan ibu rumah
tangga. Menurut ibu pasien penghasilan tersebut pas-pasan untuk memenuhi
kebutuhan pokok sehari-hari.
Kesimpulan sosial ekonomi: Penghasilan ayah pasien pas-pasan untuk memenuhi
kebutuhan pokok sehari-hari.
III. PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan di Bangsal Rawamerta pada tanggal 6 Maret 2016, pukul 12.00 WIB
A. Keadaan Umum

Kesan sakit : Tampak sakit sedang

Kesadaran : E4 V5 M6

Kesan gizi : Gizi cukup

Keadaan lain : Pucat (-), Ikterik (-), Oedem (-), sesak (-)

B. Data Antropometri
Berat Badan : 11 kg
Tinggi Badan : 86 cm
C. Status Gizi (CDC)

BB / U = 11/12 x 100 % = 91,6 % (normal)

TB / U = 86/85 x 100 % = 101,1 % (normal)

BB / TB = 11/11,8 x 100 % = 93,2 % (normal)

Berdasarkan kurva CDC, status gizi pasien masuk dalam kategori gizi cukup
dengan perhitungan BB/TB 93,2 %.
D. Tanda Vital

Tekanan Darah : 110/70 mmHg

Nadi : 140 x/menit, reguler, kuat, isi cukup, ekual kanan kiri

Nafas : 32 x/menit, tipe torakoabdominal

Suhu : 38 C, aksila (diukur dengan termometer digital)

E. Status Generalis
Kepala : Normosefali
Rambut : Rambut hitam, lurus, lebat, distribusi merata, dan
tidak mudah dicabut
Wajah : Wajah simetris, edema (-), luka atau jaringan parut (-),
bercak-bercak kemerahan (+)
Mata
Visus : tidak dilakukan Ptosis : -/-
Edema palpebral : -/- Sklera ikterik : -/-
Lagofthalmus : -/- Konjungtiva anemis : -/-
Mata Cekung : -/- Exophthalmus : -/-
Kornea jernih : +/+ Endophtalmus : -/-
Strabismus : -/- Nistagmus : -/-

Lensa : jernih +/+ Pupil : bulat, isokor


Refleks cahaya : langsung +/+, tidak langsung +/+

Telinga
Bentuk : normotia Tuli : -/-
Liang telinga : lapang Membran timpani : sulit dinilai
Serumen : -/- Cairan : -/-
Nyeri tarik aurikula : tidak dilakukan pemeriksaan
Nyeri tekan tragus : tidak dilakukan pemeriksaan
Refleks cahaya : tidak dilakukan pemeriksaan

Hidung
Bentuk : simetris Napas cuping hidung : -/-
Sekret : +/+ warna putih Deviasi septum : -
Mukosa hiperemis : +/+

Bibir : mukosa berwarna merah muda, kering (-), sianosis (-),


pucat (-)
Mulut : trismus (-), oral hygiene baik, halitosis (-), mukosa
gusi berwarna merah muda, mukosa pipi berwarna
merah muda, arkus palatum berwarna merah muda.
Lidah : Normoglosia, mukosa berwarna merah muda,
hiperemis (-), atrofi papil (-), tremor (-), lidah kotor (-).
Tenggorokan : Dinding posterior faring hiperemis, uvula terletak di
tengah, ukuran tonsil T2/T3 hiperemis, kripta melebar,
detritus (+)
Leher : bentuk tidak tampak kelainan, edema (-), massa (-),
tidak tampak dan tidak teraba pembesaran tiroid
maupun KGB, trakea tampak dan teraba di tengah, kaku
kuduk (-)

Thoraks :
Jantung

- Inspeksi : ictus cordis terlihat pada ICS V linea

midklavikularis sinistra

- Palpasi : ictus cordis teraba pada ICS V linea

midklavikularis sinistra
- Perkusi :

batas kiri jantung : ICS V linea midklavikularis sinistra


batas kanan jantung : ICS III-V linea sternalis dextra
batas atas jantung : ICS III linea parasternalis sinistra

- Auskultasi : BJ I-II reguler, murmur (-) , gallop (-)

Paru
- Inspeksi : bentuk toraks simetris pada saat statis dan
dinamis, tidak ada pernafasan yang tertinggal, pernafasan
torako abdominal, pada sela iga tidak terlihat adanya retraksi,
pembesaran KGB aksila -/-.
- Palpasi : Gerak napas simetris kanan dan kiri, vocal
fremitus sama kuat kanan dan kiri.
- Perkusi : Sonor dikedua lapang paru.
Batas paru-lambung : ICS VII linea aksilaris anterior
Batas paru-hepar : ICS VI linea midklavikularis dextra
- Auskultasi : suara napas vesikuler +/+, regular, ronki -/-,
wheezing -/-
Abdomen
- Inspeksi : Abdomen datar, warna kulit sawo matang,
ruam merah (+), kulit keriput (-), gerak dinding perut saat
pernapasan simetris, shagging of the flank (-), venektasi (-),
smiling umbilicus (-)
- Auskultasi : bising usus (+), frekuensi 3x / menit
- Perkusi : timpani pada seluruh lapang perut, shifting
dullnes (-)
- Palpasi : supel, nyeri tekan (-) pada epigastrium, hepar
dan lien tidak teraba membesar

Genitalia
Jenis kelamin perempuan

Kelenjar getah bening:


Preaurikuler : tidak teraba membesar
Postaurikuler : tidak teraba membesar
Submandibula : Teraba membesar, konsistensi kenyal, 0,5 cm
x 0,5 cm, nyeri tekan (+), dextra dan sinistra.
Supraklavicula : tidak teraba membesar
Aksila : tidak teraba membesar
Inguinal : tidak teraba membesar

Ekstremitas : Simetris, tidak terdapat kelainan pada bentuk tulang,


posisi tangan dan kaki, serta sikap badan, tidak terdapat keterbatasan
gerak sendi, akral hangat pada keempat ekstremitas, sianosis (-), edema
(-), capillary refill time <2 detik, kernig sign (-), laseque sign (-),
Brudzinski I (-), brudzinski II (-)
Kulit : warna sawo matang merata, tidak ikterik, tidak
sianosis, lembab, capillary refill time < 2 detik.

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Parameter Hasil Satuan Normal


Hemoglobin 11,7 g/dL 11,5-13,5
Eritrosit 3,98 x106/uL 3,9-5,3
Leukosit 15,91 x103/uL 5,00-14,50
Trombosit 404 x103/uL 150-440
Hematokrit 34 % 34-40
Basofil 0 % 0-1
Eusinofil 0 % 1-3
Netrofil 74 % 40-70
Limfosit 22 % 20-40
Monosit 4 % 2-8
MCV 83 fL 75-95
MCH 27 pg 25-33
MCHC 32 g/dL 31-37
RDW-CV 13,7 %
Pada pemeriksaan hematologi, didapatkan peningkatan jumlah leukosit
15,91x 103/uL dan peningkatan jumlah neutrofil 74%.
V. RESUME
Seorang anak perempuan, berusia 1 tahun 11 bulan datang ke IGD RSUD
Karawang dibawa orangtuanya dengan keluhan kejang sebanyak 2x sejak 2 jam
yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Kejang terjadi tiba-tiba ketika pasien
sedang berbaring. Kejang yang pertama terjadi selama 1 menit, pada seluruh
tubuh, saat kejang mata mendelik ke atas, mulut terkatup, dan tangannya terkepal.
Setelah kejang os sadar dan menangis. Setelah itu muntah sebanyak 1x, banyak,
dan berupa sisa makanan dan air. Jarak antara kejang yang pertama dan yang
kedua 15 menit, pasien sadar diantara kejang. Kejang yang kedua terjadi selama
5 menit, seluruh tubuh, saat kejang mata mendelik ke atas, mulut terkatup, dan
tangannya terkepal. Setelah kejang pasien sadar, menangis sebentar tertidur.
Pasien langsung dibawa ke RSUD Karawang. Demam sejak 1 hari SMRS,
dirasakan cukup tinggi, terus menerus. Batuk berdahak disertai pilek dengan riak
dan ingus berwarna putih sejak 1 hari SMRS. Pasien sulit makan dan minum susu.
Pasien tidak pernah kejang sebelumnya. Ayah pasien memiliki riwayat kejang saat
masih kecil.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis dengan keadaan
umum tampak sakit sedang, gizi yang cukup dan pada tanda vital terdapat
peningkatan suhu pasien 38 C. Pada inspeksi didapatkan hidung sekret +/+
berwarna putih dan dinding posterior faring tampak hiperemis. ukuran tonsil
T2/T3 hiperemis, kripta melebar, detritus (+) Teraba pembesaran KGB
submandibula, , dextra dan sinistra, konsistensi kenyal, 0,5 cm x 0,5 cm, nyeri
tekan (+). Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan jumlah leukosit
15,91x 103/uL dan peningkatan jumlah neutrofil 74%.

VI. DIAGNOSIS KERJA


Kejang Demam Kompleks dengan tonsilofaringitis akut

VII. DIAGNOSIS BANDING


Epilepsi
Meningitis

VIII. PEMERIKSAAN ANJURAN


EEG

IX. TERAPI

Medika Mentosa

Infus 2A 14 tpm makro

Asam Valproat 2 x cth

Paracetamol drop 4 x 1 ml

Injeksi Amoksisilin 3 x 100 mg IV


Ambroxol syrup 3 x Cth
Non Medika Mentosa
Memantau keadaan umum dan tanda vital pasien.
Menjelaskan kepada orang tua informasi mengenai kejang demam dan
kemungkinan adanya kejang berulang, dan cara menangani apabila anak
kejang di rumah.
Menjelaskan kepada orang tua untuk rutin memberikan pasien obat Asam
Valproat sirup sebagai obat untuk mencegah kejang dan obat perlu diminum
sampai 1 tahun bebas kejang

X. PROGNOSIS
Ad Vitam: Ad Bonam
Ad Functionam : Ad Bonam
Ad Sanationam : dubia ad Bonam

XI. FOLLOW UP
7 Maret 2016 8 Maret 2016 9 Maret 2016 10 Maret 2016
Keluhan Kejang (-), demam (+) Kejang (-), demam (-), Kejang (-), demam (-), Kejang (-), demam (-),
masih naik turun, batuk batuk (+) berdahak, pilek batuk (+) sudah mulai batuk (+) sudah mulai
(+) berdahak, pilek (+), (+) berkurang, pilek (-) berkurang, pilek (-)

Tanda vital S : 38oC S : 37,2oC S : 37oC S : 36,8oC


R : 20 x R : 20 x/m R : 24 x/m R : 26 x/m
N : 84 x/m N : 80 x/m N : 78 x/m N : 110 x/m
Status Tampak sakit sedang Tampak sakit sedang Tampak sakit sedang Tampak sakit sedang
generalis Hidung: sekret +/+ Hidung: sekret +/+ Hidung: sekret -/- Hidung: sekret -/-
warna putih warna putih Tenggorokan : dinding Tenggorokan : dinding
Tenggorokan : dinding Tenggorokan : dinding posterior faring posterior faring
posterior faring posterior faring hiperemis, tonsil hiperemis, tonsil
hiperemis, tonsil T2/T3 hiperemis, tonsil T2/T3 T2/T3, kripta melebar, T2/T3, kripta melebar,
hiperemis, kripta hiperemis, kripta detritus (+). detritus (+).
melebar, detritus (+). melebar, detritus (+). Thorax : BJ 1-2 reg, Thorax : BJ 1-2 reg,
Pembesaran KGB Pembesaran KGB murmur (-), gallop (-) murmur (-), gallop (-)
submandibula, dextra submandibula, dextra suara nafas vesikuler suara nafas vesikuler
dan sinistra, kenyal, dan sinistra, kenyal, 0,5 +/+, ronkhi -/- +/+, ronkhi -/-
0,5 cm x 0,5 cm, nyeri cm x 0,5 cm, nyeri tekan Abdomen : Datar, Abdomen : Datar,
tekan (+) (+) supel, Bising usus (+) supel, Bising usus (+)
Thorax : BJ 1-2 reg, Thorax : BJ 1-2 reg, 2x menit, 2x menit,
murmur (-), gallop (-) murmur (-), gallop (-)
suara nafas vesikuler +/ suara nafas vesikuler +/
+, ronkhi -/- +, ronkhi -/-
Abdomen : Datar, Abdomen : Datar, supel,
supel, Bising usus (+) Bising usus (+) 2x
2x menit, menit,

Diagnosis KDK dengan KDK dengan KDK dengan KDK dengan


tonsilofaringitis akut tonsilofaringitis akut tonsilofaringitis akut tonsilofaringitis akut
Tatalaksana Infus 2A 14 tpm makro Infus 2A 14 tpm makro Infus 2A 14 tpm Pasien pulang
makro
Inj. Cefotaxime 3 x 250 Inj. Cefotaxime 3 x 250
mg I.V mg I.V Inj. Cefotaxime 3 x
Inj Pct 3 x 100 mg I.V Inj Pct 3 x 100 mg I.V 250 mg I.V
Inj Cybital 2 x 25 mg Inj Cybital 2 x 25 mg Inj Pct 3 x 100 mg I.V
I.V I.V Inj Cybital 2 x 25 mg
Ambroxol syrup, 3x1/2 Ambroxol syrup, 3x1/2 I.V
Cth Cth Ambroxol syrup,
3x1/2 Cth

You might also like