You are on page 1of 13

LKMM-TD : Latihan Ketrampilan Manajemen Mahasiswa

LKMW-TD : Latihan Ketrampilan Mahasiswa Wirausaha

COFCE : Career Opportunity For Chemical Engineering

https://www.scribd.com/doc/171099215/BUKU-PANDUAN-BEM-FTI-2011-2012-pdf

pp lkmm
http://rizkypongdatu.blogspot.co.id/2012/03/fti-bersatu-its-maju.html

Fakultas Teknologi Industri (FTI) tidak diragukan lagi


merupakan fakultas andalan di ITS. Fakultas ini telah
menghasilkan ribuan lulusan yang berkarir di dalam
maupun di luar negeri. Kualitas para lulusan FTI ITS
juga sudah diakui kemampuannya. Industri-industri
mengakui kehebatan engineer lulusan FTI ITS.
Lembaga-lembaga penelitian juga banyak
mengandalkan peneliti-peneliti lulusan FTI ITS. Dan
cukup banyak juga para lulusan FTI ITS yang menjadi
entreprenuer, bahkan menjadi technoprenuer. Tren
positif ini tidak lepas dari mutu pendidikan FTI ITS
yang sangat baik.

Terlepas dari kualitas pendidikan, ada satu faktor lagi


yang mempengaruhi kualitas lulusan FTI ITS. Fakultas
ini dikenal sebagai fakultas terbaik dalam hal
pengkaderan. Entah sumber mana yang mengatakan
fakta tersebut, tetapi saya secara pribadi mengamati
dan membandingkan selama ini bahwa memang
pengkaderan di fakultas kita tercinta ini memang paling
baik. Ini bukan penilaian subjektif, tetapi penilaian
objektif yang saya lakukan dengan membandingkan
pengalaman pengkaderan kawan-kawan saya di fakultas
lain.

Lalu apa hubungannya pengkaderan dengan kualitas


lulusan? Seperti yang kita ketahui bersama bahwa
pengkaderan di ITS umumnya dan FTI khususnya
menanamkan nilai-nilai universal yang berguna untuk
masa depan kita. Kesolidan, kerjasama, bekerja dalam
tekanan, kedisplinan, daya tahan, mentalitas,
kepemimpinan dan komunikasi adalah nilai-nilai yang
ditanamakan selama pengkaderan. Sebagai calon
engineer, nilai-nilai tersebut tentu saja sangat kita
butuhkan. Hal inilah yang menjadi nilai tambah
engineer lulusan dari FTI ITS. Selama 4-5 tahun di FTI,
kita benar-benar dididik dan dikader dengan sangat baik
dan terstruktur.

Dalam pengkaderan juga, kita dididik untuk mencintai


negara, ITS, Fakultas dan jurusan kita. Seharusnya urut-
urutan seperti itulah yang dibenarkan. Tapi pada
kenyataannya di ITS, orientasi dan urut-urutan dalam
hal mencintai 4 hal tersebut justru terbalik. Kalau di
ITS, urutannya adalah mencintainya Negara, fakultas,
jurusan dan ITS. FTI justru lebih parah. Jurusan jauh
lebih dicintai ketimbang fakultas dan ITS. Faktor ini
yang menyebabkan FTI kurang solid. Kepentingan
jurusan jauh diatas fakultas. Jika dibandingkan dengan
fakultas lain, FTI kalah dalam hal kesolidan.

Sebagai contoh saja, FTK dan FTSP selalu kompak saat


mendukung tim olahraga mereka dalam acara Dies
Natalis. Saya kadang iri dan kagum melihat
kekompakan anak-anak FTSP. Mahasiswa FTK jauh
lebih solid lagi. Bahkan beberapa acara di jurusan-
jurusan di FTK justru di merger dan dikoordinasikan
dengan BEM FTK. Benar-benar solid.

Saya mencoba untuk menganalisis faktor-faktor yang


menyebabkan FTI tidak kompak. Yang pertama,
penanaman rasa cinta yang terbalik. Seperti yang saya
kemumakan diatas, anak-anak FTI cenderung lebih
mencintai jurusannya daripada fakultasnya. Bahkan ada
beberapa mahasiswa yang lebih bangga disebut sebagai
mahasiswa dari jurusannya daripada mahasiswa FTI.
Saya membandingkan dengan mahasiswa Unair dan UI.
Jika mengenalkan diri, teman saya yang jurusan Ilmu
Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP)
biasanya mereka tidak mengatakan Saya dari Ilmu
Politik Unair tetapi justru akan mengatakan Saya dari
FISIP Unair. Lalu ada juga teman saya dari jurusan
Sastra Inggris, Fakultas Sastra UI, dia mengenalkan diri
dengan mengatakan Saya dari Sastra UI.

Dari contoh diatas, kita bisa membandingkan bahwa


rata-rata mahasiswa dari kampus lain (UI dan Unair)
masih lebih bangga dengan fakultasnya daripada
jurusannya. ITB bahkan jauh lebih keren. Mahasiswanya
tidak pernah mengatakan nama fakultas atau jurusan di
awal perkenalan mereka, tetapi justru almamater
mereka terlebih dahulu. Saya dari ITB, teknik mesin.
Meskipun bukan fakultas, tapi mereka lebih
mendahulukan nama kampus. Kalau anak ITS
bagaimana? Kebanyakan dari mereka akan mengatakan
seperti ini Saya dari Mesin ITS, Saya dari Tekfis ITS,
Saya dari Sipil ITS dll. Kata jurusan disebut terlebih
dahulu, lalu diikuti oleh kata ITS. Lalu dimana kata
fakultas (FTI)? Tanya kenapa?

Ini adalah ironi yang terjadi di kampus kita dan fakultas


kita. Contoh kecil dalam penyebutan nama identitas
kampus dalam perkenalan diri bisa menunjukkan
seberapa bangga kita terhadap institut dan fakultas kita.
Ternyata kebanggaan kita terhadap institut apalagi
fakultas masih rendah! Saya secara pribadi sangat miris
dengan keadaan ini. Entah bagaimana cara untuk
mengubah ini semua.

Lalu faktor kedua yang menyebabkan FTI tidak kompak


adalah lokasi. Kenapa lokasi? Seperti yang kita ketahui
bersama, lokasi jurusan-jurusan di FTI bertebaran di
mana-mana. Dalam kompleks FTI, hanya ada empat
jurusan yaitu Teknik Fisika, Teknik Mesin, Teknik
Elektro dan Teknik Material dan Metalurgi. Jurusan lain
seperti Teknik Industri, D3 Teknik Mesin, Teknik Kimia,
D3 Teknik Kimia dan D3 Teknik Elektro tempatnya
saling berjauhan. Saya merasa perbedaan lokasi seperti
inilah yang membuat FTI susah bersatu.

Faktor ketiga adalah pengkaderan jurusan-jurusan di


FTI yang sangat keras. Saking kerasnya, penanaman
cinta jurusan lebih diutamakan ketimbang cinta fakultas
dan institut. Hal ini tentu saja menumbuhkan jiwa
arogansi yang berlebihan dalam jiwa mahasiswa FTI.
Dan ketika jiwa arogansi ini sudah berlebihan,
kadangkala disalurkan dengan cara yang kurang benar.
Contohnya sudah banyak sekali. Telah banyak kejadian
bentrokan antara mahasiswa sesama FTI, entah dalam
pertandingan olahraga ataupun Tasyakuran Wisuda.
Semuanya itu terjadi hanya karena para mahasiswa
tidak bisa mengontrol jiwa arogansi masing-masing.
Ironis dan sangat lucu!

Pertanyaannya yang kemudian muncul adalah apakah


kondisi ini tidak bisa diperbaiki? Saya pribadi masih
optimis dan percaya bahwa ke-integralistik-an FTI
masih bisa dicapai. Hanya saja, butuh usaha yang cukup
keras dan kemauan yang kuat dari setiap jurusan dan
mahasiswa FTI. Waktu yang diperlukan juga tidak
sebentar. Sekali lagi peran lintas generasi dan
penciptaan generasi baru yang lebih baik juga sangat
dibutuhkan.

Langkah yang paling mudah ditempuh adalah melalui


jalan pengkaderan. Sudah saatnya semua pemangku
jabatan di jajaran HMJ-HMJ FTI duduk bersama
dengan dipandu BEM FTI untuk memperbaiki konsep
pengkaderan. Saya yakin bahwa sebenarnya jalan ini
sudah pernah ditempuh sejak dulu. Tapi kenapa
keadaan juga tidak berubah? Sekali lagi, para pemegang
jabatan di FTI harus duduk membicarakan masalah ini.
Mereka-mereka ini diharapkan mampu melepas topeng-
topeng jurusan masing-masing dan dengan penuh
ketulusan dan keikhlasan mampu untuk saling mengisi
dalam upaya mewujudkan kader FTI yang lebih
mencintai FTI daripada jurusan masing-masing.

Selain pengkaderan, para pemangku jabatan di FTI


harus menyadari betapa banyaknya kegiatan-kegiatan
eksternal untuk siswa menengah dan umum yang
diadakan oleh HMJ. Banyak komentar yang saya dapat
dari guru-guru SMA yang heran dengan banyaknya
kegiatan dari ITS. Mereka pikir kegiatan-kegiatan
tersebut dikoordinir oleh satu kepanitiaan. Pertanyaan
mereka benar-benar membuat saya sadar. Saya saat itu
langsung sadar bahwa kekompakan FTI bisa
diwujudkan dengan adanya merger beberapa kegiatan
besar HMJ masing-masing. Jika jurusan-jurusan FTI
bersatu padu dalam membuat sebuah event besar dan
melibatkan seluruh mahasiswa FTI, efeknya tidak hanya
dirasakan oleh Fti saja, tetapi nama ITS pun semakin
terkenal. Gagasan ini perlu dipertimbangkan dengan
matang demi tercapainya FTI yang bersatu

Langkah selanjutnya adalah pembenahan lokasi.


Sebenarnya ini bukan ranah mahasiswa, tetapi jika
diberikan kesempatan untuk mengajukan aspirasi, saya
ingin menyarankan untuk memindahkan jurusan-
jurusan FTI yang lainnya di kompleks FTI. Masih
banyak lahan kosong di depan jurusan Teknik Mesin
dan Teknik Fisika. Lahan itu dapat digunakan untuk
membangun area baru untuk jurusan-jurusan FTI. Saya
sangat yakin jika seluruh jurusan FTI berada dalam satu
tempat, ke-integralistikan-an FTI bisa meningkat.

Memang pada akhirnya, semua upaya tersebut tidak


mudah untuk dijalankan. Ide dan aspirasi-aspirasi yang
ada belum tentu semuanya bisa dilakukan. Tapi bukan
berarti hal tersebut mematikan optimisme warga FTI.
Kita semua harus yakin bahwa ke-integralistik-an FTI
masih dapat dicapai dan ketika itu semua tercapai,
secara tidak langsung ITS akan mengalami peningkatan.

FTI Bersatu, ITS Maju!!!


Thursday, 02 February 2012 06:49
Pada tanggal 10 Nopember 1957, Yayasan Perguruan Tinggi Teknik (YPTT)
yang diketuai oleh dr. Angka Nitisastro mendirikan PERGURUAN TEKNIK 10 NOPEMBER
SURABAYA yang pendiriannya diresmikan oleh presiden Soekarno. Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya disingkat ITS didirikan berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Pengajaran
No. 93367/U.U tanggal 3 Nopember 1960 dan diperbarui dengan SK Menteri P&K No. 101250/U.U
tanggal 3 Desember 1960 yang merupakan realisasi dinegerikannya Perguruan Tinggi Teknik 10
Nopember pada tanggal 10 Nopember 1957.

Tahun Perkembangan ITS


1957 Perguruan Tinggi Teknik 10 Nopember memiliki 2 (dua) fakultas yaitu :
Teknik Mesin dan Teknik Sipil
1960 ITS mempunyai 5 fakultas, yaitu :
- Fakultas Teknik Sipil (FTS)
- Fakultas Teknik Mesin (FTM)
- Fakultas Teknik Elektro (FTE)
- Fakultas Teknik Kimia (FTK)
- Fakultas Teknik Perkapalan (FTP)
1965 ITS membuka dua fakultas baru yaitu :
Fakultas Ilmu Pasti Alam (FIPIA) dan Fakultas Teknik Arsitektur (FTA)
1980 Berlandaskan Peraturan Pemerintah No. 5 tahun 1980 dan Peraturan Pemerintah
No. 27 tahun 1981 yang dituangkan dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No. 0144/0/1983 tentang Organisasi dan Tata Kerja Institut
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
ITS mengadakan restrukturisasi organisasi menjadi 5 (lima) Fakultas yaitu :
- Fakultas Teknologi Industri (FTI)
- Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP)
- Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)
- Fakultas Teknologi Kelautan (FTK)
- Fakultas Non Gelar Teknologi (FNGT)
1990 Dengan adanya Peraturan Pemerintah No. 30 tahun 1990, maka semua Jurusan di
Fakultas Non Gelar Teknologi (FNGT) dilebur kedalam jurusan-jurusan terkait di
Fakultas yang menyelenggarakan program serupa tetapi dalam jenjang Sarjana
(S-1)
2001 Pada tahun 2001 dibuka Fakultas baru yang berasal dari Jurusan Teknik
Informatika FTI bernama Fakultas Teknologi Informatika (FTIf).

Sejarah FTI - ITS


Tahun Perkembangan FTI-ITS
1981 Fakultas Teknologi Industri membawahi :
- Jurusan Teknik Mesin
- Jurusan Teknik Elektro
- Jurusan Teknik Kimia
- Jurusan Teknik Fisika
1985 FTI mendirikan 2 Program Studi baru yaitu Teknik Industri dan Teknik Komputer
1991 Sesuai SK Mendikbud No.1213/O/1991 FTI mengelola 3 Jurusan jenjang D-3,
yaitu Teknik Mesin, Teknik Elektro dan Teknik Kimia
1994 Program studi Teknik Industri dan Teknik Komputer telah berubah status menjadi
Jurusan Teknik Industri dan Jurusan Teknik Komputer
1994 Program S-2 yang dikelola oleh FTI ada 5 (lima) program yaitu :
- Teknik Mesin
- Teknik Elektro
- Teknik Kimia
- Teknik Industri
- Teknik Informatika
1995 FTI membuka lagi satu program D-3 yaitu Teknik Fisika - Instrumentasi serta
merubah D-3 Teknik Elektro menjadi D-3 Teknik Elektro - Komputer Kontrol
1996 Guna meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia, khususnya para
tenaga kerja yang ada di Indonesia dan pemerataan pendidikan khususnya di
Indonesia Bagian Timur (IBT), Fakultas Teknologi Industri ITS memberikan
kesempatan bagi mereka yang bekerja untuk menempuh studi di ITS melalui jalur
Program Pendidikan Ekstensi. Dengan demikian dibawah FTI ini ada 4 (empat)
program pengelola ekstensi yaitu :
- Teknik Mesin
- Teknik Elektro
- Teknik Kimia
- Teknik Industri
1997 Fakultas Teknologi Industri ITS bekerjasama dengan Departemen Tenaga Kerja
RI menyelenggarakan program Diploma-3 dengan dua bidang studi yaitu :
Mesin Produksi dan Elektro Industri.
1999 FTI ITS membuka satu program baru di jenjang Strata-1 yaitu
Program Studi Teknik Material.
2001 Program Ekstensi untuk Teknik Fisika dan Teknik Informatika dibuka pada tahun
2000/2001, demikian pula D-3 Ekstensi Teknik Kimia dibuka pada tahun yang
sama.
VISI ITS

ITS sebagai Perguruan Tinggi dengan reputasi internasional dalam ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni terutama yang menunjang pembangunan industri dan kelautan yang berwawasan
lingkungan

MISI ITS
Menyelenggarakan Pendidikan tinggi yang efisien untuk menghasilkan lulusan bertaraf
internasional, melaksanakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni
serta melaksanakan kegiatan inovatif dan alih teknologi untuk kemaslahatan manusia,
menumbuhkan kapasitas sebagai institusi sumber dan jejaring bagi perluasan kegiatan pendidikan
dan penelitian, menumbuhkan dan menjaga moral akademik, etika dan agama untuk
pembangunan peradaban manusia, melaksanakan pengelolaan Perguruan tinggi berdasarkan
prinsip ekonomis dan akuntabilitas.

dari Visi dan Misi ITS, Fakultas Teknologi Industri menderivasinya menjadi :

VISI FTI-ITS

Fakultas Teknologi Industri ITS sebagai fakultas dengan reputasi internasional dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi industri.

MISI FTI-ITS

Mengkoordinasi, membina dan mendorong elemen-elemen fakultas dalam


penyelenggaraanpendidikan, penelitian dan pemberdayaan masyarakat dengan
kualitas internasional yang berkesinambungan, untuk meningkatkan daya saing bangsa dengan
menjunjung tinggi etikadan moral akademik.

TUJUAN

1. Menjadikan sistem pendidikan dan pengajaran pada semua elemen fakultas agar setara
dengan standard internasional.

2. Menyediakan lulusan yang memiliki skill, knowledge, kemampuan praktis sehingga


mempunyai kompetensi dan kepercayaan diri untuk bersaing dalam pasar global serta
memiliki moral dan etika yang baik.

3. Memiiki hasil riset, melalui elemen fakultas, yang bisa dipatenkan dan diaplikasikan secara
riil dalam dunia industri.

4. Menghasilkan publikasi nasional dan internasional.

5. Memberikan konsultasi dan pelatihan teknik di industri dan masyarakat, agar mampu
memecahkan persoalan teknik.

6. Memiliki jaringan kerjasama ditingkat nasional dan internasional.

STRATEGI
1. Meningkatkan kinerja FTI-ITS agar dapat beroperasi sebagai organisasi pendidikan secara
sehat, berkualitas, efisien, produktif dan akuntabel dengan menerapkan konsep-konsep
Management.

2. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam bidang manajemen, pendidikan,


penelitian dan pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan, lokakarya dan pendidikan
lanjut.

3. Mempromosikan FTI-ITS agar lebih dikenal secara Nasional maupun Internasional karena
keunggulannya sebagai institusi yang menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan
pemberdayaan masyarakat yang berkualitas melalui publikasi Nasional dan Internasional.

4. Mengembangkan jejaring dan kerjasama ditingkat nasional maupun internasional melalui


media Teknologi Informasi, alumni dan hubungan industrial.

You might also like