Arsitektur Neoklasik lahir antara lain karena ditemukannya kembali
peninggalan arsitektur Yunani dan Romawi, serta adanya perubahan politik antara lain revolusi Perancis (1789) dan Amerika (1776) menciptakan republik, dengan anggapan mengambil seni yang diasosiasikan dengan seni Yunani (demokrasi) dan Romawi (republik). Pada abad ke-18 orang (terutama yang senang benda antik dan arsitek) banyak tertarik untuk mengadakan perjalanan dan penggalian situs-situs lama, terutama Yunani. Banyaknya penemuan tersebut membuat arsitektur Neoklasik dapat menciptakan karya yang lebih mendekati/mirip arsitektur klasik (Yunani dan Romawi) daripada arsitektur Renaissans. Kecenderungan pada gaya Yunani atau gaya Romawi atau bisa disebut juga Battle of the Styles.
Ciri-ciri arsitektur Neoklasik antara lain :
Garis-garis bersih, elegan, penampilan yang rapih (uncluttered) Bentuk dan fasad bangunan Simetris Kolom-kolom yang berdiri bebas / tiang menjulang sampai atap bangunan Pedimen segitiga dan bagian atap terkadang berkubah. Fungsi dari kolom benar-benar untuk menopang struktur bangunan, bukan hanya sekedar dekorasi dan juga menopang entablature. Pewarnaan semakin berkembang, tenang dan lembut.
Neoklasik menggunakan pendekatan intelektual dalam berkarya, dan
muncul untuk mereaksasi terhadap fenomena seni Barok/Rokoko dan menganggap bahwa seni Barok/Rokoko itu sudah menyimpang dari kaidah seni klasik, dengan sebutan jelek (ugly) dan penurunan nilai (dekaden). Maka Neoklasik berkeinginan untuk mengembalikan dan memurnikan ideal klasik, dengan mempelajari, menggali, dan mengembangkan kaidah-kaidah kuno Yunani dan Romawi klasik. Tema seni dalam Neoklasisisme bersumber pada cerita-cerita klasik yang mencerminkan kehidupan para bangsawan. Neoklasik : Hubungan dengan (mengenai) penghidupan kembali atau penyesuaian dengan yang baru hal-hal yang klasik (terutama dalam kesusastraan, musik, kesenian, dan arsitektur). Arsitektur Eklektikisme abad XIX Eklektik artinya memilih terbaik dari yang sudah ada sebelumnya. Arsitektur Eklektisme adalah aliran memilih, memadukan unsur-unsur atau gaya ke dalam bentuk tersendiri. Arsitek, pemilik bangunan atau keduanya bersama memilih secara bebas, gaya-gaya atau bentuk-bentuk paling cocok dan pantas menurut selera dan status sosial, serta ekonomi mereka. Perkembangnnya dimulai karena kejenuhan pola klasik lama, dan juga karena semakin banyak pilihan untuk digabungkan atau diulang tetapi dalam pola, konsep, bentuk baru. Pada abad XIX bentuk, langgam, konstruksi dan bahan-bahan bangunan dalam arsitektur semakin berkembang bervariasi sehingga pilihan pun semakin banyak. Dalam sejarah perkembangan arsitektur, istilah Eklektisme dipakai untuk menandai gejala pemilihan atau pencampuran gaya-gaya pada abad XIX. Eklektisme menandai perkembangan arsitektur abad XIX, dengan ketidakpastian langgam. Pencampuran bentuk menghasilkan langgam tersendiri, memperlihatkan adanya pola pikir akademis, tetapi dalam bentuk yang masih konservatif. Fungsi bangunan disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan yang lebih banyak dibandingkan dengan masa sebelumnya. Arsitektur Eklektikisme pada awal abad XIX mengandung rasa sentimen dan nostalgia pada keindahan langgam masa lampau. Mengulang keindahan unsur- unsur klasik dan dipadukan atau diterapkan secara utuh. Pengulangan kembali secara utuh kadang-kadang disebut Neo-Klasik.
Faktor- Faktor Penyebab Timbulnya Eklektisme, antara lain :
1. Masyarakat sedang cenderung mengalami kejayaan, ratio ekonomi dan imperialisme kaum lapisan tengah, yang disebut sebagai kaum borjuis. 2. Adanya mental penjiplak yang menimbulkan dualisme yang tragis bila mengingat bahwa manusia barat kreatif. Dualisme antara statika bahkan kemacetan cipta karya arsitektur dengan dinamika serta sukses luar biasa dari alam dan teknologi. 3. Ketidaktenteraman ini pada pergantian abad XIX -XX mencari obat dan gerakan gaya yang disebut art noveau. 4. Tugas arsitek terlanjur disempitkan menjadi ahli dekorasi, akhirnya karya- karya arsitektur menjadi tidak berkembang, tidak dihasilkan karya-karya lain tidak monoton.