Professional Documents
Culture Documents
PPemasangan infus dianggap sebagai prosedur invasif yang sederhana, walau demikian
pemasangan infus dapat menyelamatkan nyawa pada saat-saat darurat. Pemasangan infus
memerlukan ketrampilan yang baik dan butuh pengalaman yang banyak.
Untuk melihat apa saja yang termasuk indikasi dan kontraindikasi dalam pemasangan infus,
silahkan klik di sini: INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI INFUS
ANATOMI
Dalam melakukan prosedur medis apapun, pemahaman anatomi sangat penting. Dalam
konteks ini, pengetahuan anatomi sistem vena dari ekstremitas atas dan bawah akan
memfasilitasi suksesnya kanulasi. Ekstremitas atas memiliki dua sistem vena utama yaitu
vena sefalika dan vena basilika. Sistem vena dari ekstremitas bawah terdiri dari vena saphena
magna dan parva.
Tujuan kanulasi.
Usia pasien.
Secara umum, vena dari ekstremitas atas lebih disukai, karena akan lebih tahan lama dan komplikasi lebih sedikit dari pada vena dari
ekstremitas bawah.
Kumpulkan peralatan dan diletakan di atas meja beroda sehingga dapat ditarik ke samping
tempat tidur. Peralatan yang perlu dipersiapkan adalah:
Sarung tangan.
Tourniquet nonlatex.
Kasa steril.
Plaster.
Kanul infus dengan ukuran yang sesuai, mulai dari nomor 14G sampai 24G.
Anestesi lokal atau topikal mungkin diperlukan jika kanul infus yang akan digunakan
besar.
Penggunaan istilah untuk alat penusuk pada pemasangan infus sangat beragam di Indonesia,
bahkan di beberapa institusi menggunakan merk dagang untuk penyebutan nama alat yang
satu ini. Penyebutan yang benar adalah KATETER KANULASI INTRAVENA .
Dikarenakan istilah kateter lebih lazim untuk penyebutan untuk kateter urin, dokudok.com
menggunakan istlah kanul infus untuk mempermudah penyebutan. Ada banyak kanul infus
yang beredar, bervariasi dalam gaya, panjang, dan mekanisme keamanan. Semua jenis
tersebut dibuat untuk menghindari tertusuk jarum tanpa sengaja, dan tentunya setelah
pemakaian, jarum harus dibuang dalam wadah benda tajam.
Gambar.2 : Kateter kanulasi intravena mempunyai banyak variasi dalam gaya dan keamanan
Ukuran kanul infus yang digunakan tergantung pada situasi klinis. Kanul infus terkecil yang
efektif untuk keadaan klinis harus digunakan, karena kanul infus kecil memungkinkan darah
tetap mengalir di sekitar kanula dan mengurangi komplikasi. Kanul infus yang besar, seperti
no 14G dan 16G, hanya digunakan dalam situasi akut untuk resusitasi cairan. Faktor lain
yang dapat mempengaruhi yaitu usia (anak/dewasa), tekanan pada bolus obat, dan viskositas
cairan.
Untuk mengetahui besar kanul infus beserta warnanya dapat dibaca di: BESAR KANUL
INFUS
Menjelaskan prosedur pada pasien dan menjawab pertanyaan atau masalah tertentu yang
menjadi kekhawatiran pasien. Diskusikan juga komplikasi yang mungkin terjadi seperti
pendarahan, memar, dan infeksi. Persiapan juga termasuk tindakan pencegahan standar.
Ketika lokasi yang dipilih adalah di ekstremitas atas, pasien diposisikan terlentang (supinasi),
dengan lengan ditopang dengan baik. Posisi pelaksana prosedur juga harus nyaman dan
pencahayaan yang baik juga penting untuk kesuksesan prosedur.
Gambar.3 : Posisi supine untuk pemasangan infus yang baik
Ikat tourniquet sekitar 8 sampai 10 cm di atas lokasi kanulasi. Dan pastikan ujung-ujung
tourniquet tidak menutupi lokasi kanulasi.
Evaluasi vena-vena dengan cara inspeksi dan palpasi. Bengkokan sedikit tangan dengan
lembut dan sesuaikan dengan sudut cahaya sehingga menampakan kontur dari pembuluh
darah. Untuk palpasi vena, tekan vena yang dipilih dengan 1 atau 2 jari, penekanan dilakukan
dengan lembut, berguna untuk menghempang vena. Selanjutnya, melepaskan tekanan itu,
sehingga terlihat vena yang rebound dan pengisian vena akan tampak.
Setelah vena telah ditentukan, bersihkan lokasi dengan larutan antiseptik, dan kemudian
tunggu sampai benar-benar kering. Dan jangan menyentuh lokasi itu lagi.
Jika kanul infus yang digunakan adalah kanul infus yang berukuran besar, lokasi dapat dibius dengan injeksi lokal, krim topikal, atau
etilena glikol cryoanesthesia
Memeriksa kondisi kanul infus, periksa jarum logam dan kanula plastik untuk setiap
kerusakan atau kontaminan. Coba putar kanula plastik dan jarum logam untuk memastikan
dapat bergerak dengan mudah. Jangan memanipulasi dalam bentuk apapun ujung kanula
dengan bevel jarum logam, karena dapat merusak ujung kanula.
Vena superfisial dapat bergeser tempat dengan mudah, untuk itu perlu distabilkan. Gunakan
tangan yang tidak dominan untuk menerapkan traksi ke distal kulit ke lokasi venipuncture.
Jika kanul infus akan ditempatkan di punggung tangan, pegang tangan pasien dengan tangan
yang tidak dominan, jari-jari di bawah telapak tangan. Tarik ke bawah untuk melenturkan
pergelangan tangan dan gunakan ibu jari untuk menjaga kulit tetap kencang. Jika pembuluh
darah lengan dipilih, gunakan tangan yang tidak dominan untuk merangkul lengan pasien,
tempatkan ibu jari pada distal kulit dari lokasi venipuncture, dan tarik ke bawah. Dan minta
pasien untuk menggenggam tangannya itu dengan keras.
Dengan tangan dominan, tusuk kanul infus dengan jarum logam bevel up, pada sudut 5- 30
derajat melalui kulit dan masuk ke pembuluh darah. Sudut yang digunakan untuk menusuk
vena bergantung pada kedalaman dari pembuluh darah. Jika vena yang dipilih lebih
superfisial, gunakan sudut yang lebih kecil.
Jangan memasukkan kanul infus terlalu dalam, karena akan berisiko menembus dinding vena.
Ketika kanul infus memasuki lumen vena, darah akan mengisi ruang di tabung kanul infus.
Setelah jarum logam dan kanula plastik berada di lumen, turunkan kanul infus sehingga
hampir sejajar dengan kulit. Pegang ujung kanul infus dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan
dominan. Tetap jaga ketegangan pada vena dan kulit yang berguna untuk menstabilkan jarum,
dan hati-hati memajukan kanul infus ke dalam vena.
Ketika kanul infus telah memasuki lumen vena sepenuhnya, lepas tourniquet. Untuk
mencegah keluarnya darah dari kanula ketika jarum logam dicabut, tekan vena pada
proksimal dari ujung kanul infus dan menempatkan kasa di bawah pangkal kanula. Lepaskan
jarum logam dari kanula plastik dan letakkan dalam wadah benda tajam.
Jangan pernah mencoba untuk memasukkan kembali jarum logam ke dalam kanula plastik.
Hal tersebut dapat merusak kanula plastik, plastik dapat terepas dan masuk ke dalam aliran
darah, sehingga menghasilkan embolus
Pastikan tourniquet telah dilepas sepenuhnya, dan lakukan konfirmasi bahwa patensi kanula
bagus dengan menyemprotkan (flushing) larutan saline. Volume yang digunakan tergantung
pada ukuran vena dan besar kanul infus. Periksa bahwa tidak ada pembengkakan, kemerahan,
kebocoran, atau ketidaknyamanan di sekitar lokasi.
Idealnya, Anda harus memfiksasi kanula dengan plaster transparan yang ditempatkan
melingkupi pangkal kanula. Dengan begitu dapat dengan mudah memantau keadaan kanula.
Setelah fiksasi kanula, lakukan looping pada infus set dan jangan menyentuh kanula.
Perlakuan looping ini mengurangi bergesernya kanula dan menurunkan risiko kontaminasi
vena atau iritasi. Disarankan untuk menulis tanggal pemasangan infus pada plester untuk
memudahkan menentukan berapa lama kanula telah terpasang. Untuk mengurangi risiko
infeksi, terus pantau perlu tidaknya infus terpasang, dan secepatnya untuk mencabut infus
jika memang tidak diperlukan lagi.
Ketika pembuluh darah sulit untuk terlihat atau terdeteksi dengan palpasi, beberapa metode
dapat digunakan untuk meningkatkan dilatasi vena. Yang dapat dilakukan, yaitu:
Ada juga penyulit, dimana darah telah masuk ke dalam ruang di pangkal kanul infus dan
ujung jarum telah memasuki lumen pembuluh tetapi kanula sendiri belum masuk lumen.
Masalah ini dapat dihindari dengan mengurangi sudut kanul infus dan terus memajukan
jarum beberapa milimeter lebih ke dalam vena.
Katup yang berada dalam vena dapat menghambat kanul infus dimasukkan lebih jauh. Jika
hal ini terjadi, tahan kanula, lepaskan tourniquet, dan hubungkan infus set ke kanula. Dengan
menjalankan cairan ke dalam vena dapat membuka katup dan memungkinkan kanula untuk
dimasukkan lebih lanjut.
Kadang-kadang, kanul infus tidak masuk ke dalam vena atau tertusuk keluar dari vena.
Kondisi ini dapat menyebabkan rasa sakit dan bengkak di tempat pemasangan infuskarena
cairan intravena masuk ke jaringan subkutan. Ketika ini terjadi, kanula harus dicabut, dan
gunakan kanul infus baru dan lokasi pemasangan juga harus di lokasi lain.
Ketika upaya kanulasi tidak berhasil, upaya berikutnya harus dilakukan pada vena dengan lokasi lebih proksimal dari lokasi tusukan awal
Komplikasi yang paling umum yang timbul dari kanulasi intravena adalah nyeri, memar,
infeksi bakteri, ekstravasasi, flebitis, trombosis, emboli, dan kerusakan saraf. Dengan
prosedur yang dilaksanakan dengan teknik steril yang tepat dan pemilihan ukuran kanul
infus yang tepat dapat mencegah komplikasi ini.
Pastikan pemberian cairan yang tepat dan memadai atau flushing dengan saline untuk
mencegah komplikasi trombosis dan emboli.
Untuk menghindari komplikasi dari pemasangan infus, infus perlu perawatan yang baik.
Bagaimana perawatan infus dapat dibaca di: PERAWATAN INFUS
REFERENSI
2. Leidel BA, Kirchhoff C, Bogner V, et al. Is the intraosseous access route fast and
efficacious compared to conventional central venous catheterization in adult patients
under resuscitation in the emergency department? A prospective observational pilot
study. Patient Saf Surg. 2009; 3: 24.