You are on page 1of 25

Micro Planing

Steven Hartanto Kurniawan

10-2009-186
Mahasiswa, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

Telephone : (021) 5694-2061

Fax : (021)- 563 1731


DEFINISI PUSKESMAS

Pengertian puskesmas yang akan diketengahkan disini menunjukkan adanya


perubahan yang disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan pelayanan kesehatan dewasa
ini, diantaranya
Dr. Azrul Azwar, MPH (1980)
Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah suatu kesatuan organisasi fungsional
yang langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam
suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok.
Departemen Kesehatan RI (1981)
Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan
yang langsung memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terintegrasi
kepada masyarkat diwilayah kerja tertentu dalam usaha-usaha kesehatan pokok
Departemen Kesehatan RI (1987)
1. Puskesmas adalah sebagai pusat pembangunan kesehatan yang berfungsi
mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta menyelenggarakan
pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat dengan masyrakat dalam bentuk
kegiatan pokok yang menyeluruh dan terpadu diwilayah kerjanya
2. Puskesmas adalah suatu unit organisasi yang secara porfesional melakukan upaya
pelayanan kesehatan pokok yang menggunakan peran serta masyarakat secara
aktif untuk dapat memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyrakat di wilayah kerjanya.
Departemen Kesehatan RI (1991)
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan
pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.

FUNGSI PUSKESMAS Micro Planing


Steven Hartanto Kurniawan

10-2009-186
Mahasiswa, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

Telephone : (021) 5694-2061

Fax : (021)- 563 1731

DEFINISI PUSKESMAS
Pengertian puskesmas yang akan diketengahkan disini menunjukkan adanya
perubahan yang disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan pelayanan kesehatan dewasa
ini, diantaranya
Dr. Azrul Azwar, MPH (1980)
Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah suatu kesatuan organisasi fungsional
yang langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam
suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok.
Departemen Kesehatan RI (1981)
Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan
yang langsung memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terintegrasi
kepada masyarkat diwilayah kerja tertentu dalam usaha-usaha kesehatan pokok
Departemen Kesehatan RI (1987)
3. Puskesmas adalah sebagai pusat pembangunan kesehatan yang berfungsi
mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta menyelenggarakan
pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat dengan masyrakat dalam bentuk
kegiatan pokok yang menyeluruh dan terpadu diwilayah kerjanya
4. Puskesmas adalah suatu unit organisasi yang secara porfesional melakukan upaya
pelayanan kesehatan pokok yang menggunakan peran serta masyarakat secara
aktif untuk dapat memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyrakat di wilayah kerjanya.
Departemen Kesehatan RI (1991)
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan
pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.

FUNGSI PUSKESMAS

Ada tiga fungsi puskesmas yaitu :

a. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya


b. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan
kemampuan untuk hidup sehat
c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di
wilayah kerjanya.

Proses dalam melaksanakan fungsinya dilakukan dengan cara :


1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka
menolong dirinya sendiri
2. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien
3. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun
rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut tidak
menimbulkan ketergantungan
4. Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat
5. Bekerja sama dengan sector-sektor yang bersangkutan dalam melaksanankan program
puskesmas
WILAYAH KERJA PUSKESMAS

Puskesmas harus bertanggung jawab untuk setiap masalah yang terjadi di wilayah
kerjanya, meskipun masalah tersebut lokasinya berkilo-kilo meter dari puskesmas. Dengan
asas inilah puskesmas dituntut untuk lebih mengutamakan tindakan pencegahan penyakit,
dan bukan tindakan untuk pengobatan penyakit. Dengan demikian puskesmas harus secara
aktif terjun ke masyarakat dan bukan menantikan masyarakat datang ke puskesmas.

Wilayah kerja puskesmas, bisa kecamatan, faktor kepadatan penduduk, luas daerah,
keadaan geografik dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam
menentukan wilayah kerja puskesmas.

Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II, sehingga pembagian


wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh bupati KDH, mendengar saran teknis di Kantor
Wilayah Departemen Kesehatan Provinsi.

Untuk kota besar wilayah kerja puskesmas bisa satu kelurahan, sedangkan puskesmas
di ibukota kecamatan merupakan puskesmas rujukan, yang berfungsi sebagai pusat rujukan
dari puskesmas kelurahan yang juga mempunyai fungsi koordinasi. Sasaran penduduk yang
dilaksanakan oleh sebuah puskesmas rata-rata 30.000 penduduk.

Luas wilayah yang masih efektif untuk sebuah puskesmas di daerah pedesaan adalah
suatu area dengan jari-jari 5 km, sedangkan luas wilayah kerja yang dipandang optimal
adalah area dengan jari-jari 3 km.

Kedudukan Puskesmas
Kedudukan dalam bidang administrasi

Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II dan bertanggung


jawab langsung baik teknis maupun administrative kepada Kepala Dinas Kesehatan Dati II.

Kedudukan dalam hirarki pelayanan kesehatan

Dalam urutan hirarki pelayanan kesehatan sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional
(SKN) maka puskesmas berkedudukan pada tingkat fasilitas kesehatan pertama.

PERENCANAAN MIKRO (MICROPLANNING)

Pengertian
Perencanaan mikro tingkat puskesmas adalah penyusunan rencana tingkat puskesmas untuk 5
tahun, termasuk rincian tiap tahunnya.

Tujuan
Tujuan umum
Meningkatkan cakupan pelayanan program prioritas sesuai dengan masalah yang
dihadapi oleh puskesmas, sehingga dapat meningkatkan fungsi puskesmas.
Tujuan khusus
1. Tersusunnya rencana kerja puskesmas untuk jangka waktu 5 tahun secara tertulis
2. Tersusunnya rencana kerja tahunan puskesmas, sebagai penjabaran rencana kerja 5
tahunan.

Ruang lingkup
1. Rencana yang mencakup seluruh kegiatan pokok puskesmas
2. Dibatasi sesuai dengan masalah yang dihadapi, dengan memperhatikan prioritas,
kebijaksanaan, dan strategi yang telah ditetapkan oleh pusat, Dati I dan Dati II
Langkah-langkah penyusunan
1. Identifikasi keadaan dan masalah
Untuk menghasilkan suatu rumusan tentang keadaan dan prioritas masalah yang
dihadapi oleh puskesmas dan alternative pemecahannya.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini:
a. Mengetahui kebijakan yang telah ditetapkan baik oleh pusat maupun daerah
b. Pengumpilan data yang mencakup:
Data umum
Data wilayah
Data penduduk
Sumber daya puskesmas: sarana dan prasarana fisik,, tenaga, dana dan sumber
daya masyarakat
Data status kesehatan
Data cakupan program sesuai dengan indicator dan variabel
c. Analisa data
Meliputi analisa keadaan dan masalah dalam perencanaan, ynag meliputi:
Analisa derajat kesehatan
Menjelaskan masalah kesehatan yang dihadapi, yang menggambarkan derajat-
derajat kesehatan secara kuantitatif dan penyebaran masalah tersebut menurut
kelompok manusia, tempat dan waktu. Dengan kata lain menggunakan
pendekatan epidemiologis.
Analisa kependudukan
Adalah analisa menggunakan ukuran-ukuran demografis dalam wilayah kerja
puskesmas, diantaranya jumlah penduduk, penyenarannya berdasarkan
kelompok umur, waktu dan pertumbuhan penduduk, kematian, kesakitan,
mobilitas penduduk dan sebagainya.
Analisa upaya pelayanan kesehatan
Masukkan input, baik sarana, dana dan tenaga. Proses merupakan upaya
kesehatan yang dijalankan secara terkoordinasi, supervise, stratifikasi.
Keluaran atau output merupakan hasil upaya kesehatan yang merupakan
cakupan-cakupan pelayanan yang telah dilaksanakan.
Analisa perilaku
Analisa yang dapat menggambarkan tentang sikap dan perilaku masyarakat
terhadap kesehatan dan upaya kesehatan.
Analisa lingkungan
Merupakan analisa lingkungan fisik, biologis, social budaya dan ekonomi
masyarakat diwilayah kerja puskesmas.
d. Perumusan masalah
Adalah upaya mengidentifikasikan permasalahan yang dihadapi oleh puskesmas
berdasarkan analisa diatas dan digambarkan secara kualitatif dengan pendekatan
epidemiologis sehingga dapat menggambarkan masalah yang sebenarnya baik
dari segi tempat, waktu dan besarnya masalah.
e. Penentuan prioritas masalah
Untuk menentukan tingkat masalah dipergunakan cara:
Delbecq, dengan cara mendiskusikan masalah oleh anggota kelompok dengan
saran dari narasumber
Hanlon, adalah cara yang lebih sederhana yang sering dipergunakan dan setiap
anggota rapat puskesmas dapat ikut berpesan serta. Semua anggota rapat
diminta memberikan nilai terhadap masalah melalui system scoring
Criteria yang dipakai adalah:
Besarnya masalah meliputi:
Presentasi penduduk yang terkena
Biaya yang dikeluarkan perorang perbulan karena masalah tersebut
Kerugian yang dialami penduduk
Skor 0-10
Tingkat kegawatan atau bahaya meliputi:
Tingkat keganasan
Tingkat urgensinya
Kecenderungannya
Skor 1-10
Kemudahan penanggulangan masalah
Penentuan kemudahan penanggulangan masalah dilaksanakan dengan
memberi nilai 0,5-1,5
Factor PEARL
Adalah menentukan dapat tidaknya program tersebut dilaksanakan, meliputi
P = Appropriatness (tepat guna)
E = Economic feasibility (secara ekonomis murah)
A = A cceptability ( dapat diterima)
R = Resource availability (tersedianya sumber)
L = Legality (legalitas terjamin)
Penentuan skor melalui voting( 1 = ya, 0 = tidak)
Hasil votting untuk masing-masing factor dikalikan sehingga didapatkan hasil
akhir dari faktor PEARL tersebut. Skor dari masing-masing kriteria ditabulasi
dan dihitung hasil akhirnya dengan pembobotan, sehingga didapatkan
perioritas masalah.
2. Penyusunan rencana
Perencanaan yang disusun berdasarkan periotas masalah yang disusun secara
sistematis, dengan urutan sebagai berikut :
a. Perumusan tujuan dan sasaran
b. Perumusan kebijakan dan langkah-langkah
c. Perumusan kegiatan
d. Perumusan sumber daya
3. Penyusunan rencana pelaksana (plan of action)
Penyusunan POA yang perlu diperhatikan adalah
a. Penjadwalan, meliputi :
Penentuan waktu
Penentuan lokasi dan sasaran
Pengorganisasian
b. Pengalokasian sumber daya, meliputi :
Dana : sumberdana, besarnya, dan pemanfaatannya
Jenis dan jumlah sarana yang diperlukan
Jumlah dan tenaga yang diperlukan
c. Pelaksanaan kegiatan meliputi :
Persiapan
Penggerakan dan pelaksanaan
Pengawasan, pengendalian dan penilaian
4. Penulisan dokumen perencanaan
a. Pendahuluan
b. Keadaan dan masalah
c. Tujuan dan sasaran
d. Pokok kegiatn dan pentahapan tahunan
e. Kebutuhan sumberdaya
f. Pemantauan dan penilaian
g. Penutup
h. Lampiran-lampiran dokumen

LOKAKARYA MINI PUSKESMAS


Definisi

Adalah upaya untuk menggalang kerja sama tim untuk penggerakan dan pelaksanaan
upaya kesehtan puskesmas sesuai dengan perencanaan yang telah disusun dari tiap-tiap
upaya kesehatn pokok puskesmas, sehingga dapat dihindarkan terjadinya tumpang tindih
dalam pelaksaannya kegiatannya.

Tujuan

Tujuan Umum

Untuk meningkatakan kemampuan tenaga puskesmas bekerjasama dalam tim dan


membina kerjasama lintas program dan lintas sektoral.

Tujuan Khusus

1. Terlaksananya penggalangan kerjasama tim lintas program dalam rangka


pengembangan menejemen sederhana, terutama dalam pembagian tugas dan
pembuatan rencana keseharian
2. Terlaksananya penggalangan kerjasama lintas sektoral dalam pembinaan peran
serta masyarakat
3. Terlaksananya rapat kerja bulanan puskesmas sebgai tindak lanjut penggalangan
kerjasama tim puskesmas
4. Terlaksananya rapat kerja tribulanan lintas sektoral sebgai tindak lanjut
penggalangan kerjasama lintas sektoral

Ruang Lingkup

Ruang lingkup kegiatan loka karya mini puskesmas adalah

1. Menggalang kerjasama tim dari masing-masing anggota


2. Meningkatkan kebanggaan dan semangat membela keberhasilan tim

Komponen

1. Penggalangan kerjasama dalam tim puskesmas


2. Penggalangan kerjasama lintas sektoral
3. Rapat kerja bualanan puskesmas
4. Rapat kerja triwulan lintas sektoral

SUPERVISI
Definisi

Adalah upaya pengarahan dengan cara mendengarkan alasan dan keluhan tentang masalah
dalam pelaksanaan dan memberikan petunjuk serta saran-saran dalam mengatasi
permasalahan yang dihadapi pelaksana, sehingga meningkatkan daya guna dan hasil guna
serta kemampuan pelaksana dalam melaksanakan upaya kesehatan puskesmas.

Tujuan

Tujuan Umum

Terselenggaranya upaya kesehatan puskesmas secara berhasil guna dan berdaya guna.

Tujuan khusus

1. Terselenggaranya program upaya kesehatan puskesmas sesuai dengan pedoman


pelaksanaan.
2. Kekeliruan dan penyimpangan dalam pelaksanaan dapat diluruskan kembali.
3. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
4. Meningkatnya hasil pencapaian pelayanan kesehatan.

Ruang lingkup

1. Mencakup bimbingan di tingkat puskesmas oleh Kepala Puskesmas kepada para


pelaksana kegiatan di wilayah kerjanya. Bimbingan mencakup :
a. Masukan (input)
Sarana dan prasarana
Anggaran
Ketenagaan
Perlengkapan administrasi
b. Proses
Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan pedoman kerja
c. Keluaran (output)
Hasil kegiatan yang berupa cakupan pelayanan.
2. Supervisi dilaksanakan terhadap tenaga teknis dan tenaga masyarakat, dalam bentuk :
a. Pertemuan didalam puskesmas.
Pembimbingan yang dilakukan menyangkut kegiatan teknis maupun
administrasi dan penambahan pengetahuan.
b. Kunjungan lapangan yang dilakukan terhadap :
Petugas kesehatan termasuk bidan desa
Kader kesehatan
Sarana pelayanan (puskesmas pembantu, posyandu).
c. Pelaksanaan pembimbingan
Dokter puskesmas
Staf puskesmas
d. Sasaran pembinaan
Staf puskesmas sebagai pelaksana kegiatan lapangan
Tenaga sukarela (kader, dasa wisma)
e. Waktu pelaksanaan
Terhadap staf pelaksana puskesmas dilaksanakan minimal satu
bulan sekali, atau sewaktu-waktu jika ada masalah.
Tenaga desa (kader kesehatan, dasa wisma) minimal sebulan
sekali, atau sesuai dengan kesepakatan bersama.
Bimbingan terhadap posyandu minimal 3 bulan sekali.
Melalui laporan tertulis mengenai pelaksanaan kegiatan dari
pelaksana. Paling lambat 1 minggu setelah kegiatan.
Format bimbingan yang digunakan sesuai dengan pedoman yang
ada yang telah diterbitkan oleh Departemen Kesehatan.
SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN TERPADU PUSKESMAS (SP2TP)

Definisi
Adalah tata cara pencatatan dan pelaporan yang lengkap untuk pengelolaan puskesmas,
meliputi keadaan fisik, tenaga sarana dan kegiatan pokok yang dilakukan serta hsil yang telah
dicapai oleh puskesmas.
Tujuan
Tujuan umum
Tersedianya data dan informasi yang akurat, tepat waktu dan mutakhir secara periodik
dan teratur untuk pengelolaan program kesehatan masyarakat melalui puskesmas di
berbagai tingkat administrasi.
Tujuan khusus
1. Tersedianya data yang meliputi keadaan fisik, tenaga, sarana, dan kegiatan pokok
puskesmas yang akurat, tepat waktu dan mutakhir secara teratur.
2. Terlaksananya pelaporan data secara teratur di berbagai jenjang administrasi, sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
3. Digunakannya data tersebut untuk pengambilan keputusan dalam rangka pengelolaan
program kesehatan masyarakat melalui puskesmas di berbagai tingkat administrasi.
Ruang Lingkup
1. SP2TP dilakukan oleh semua puskesmas termasuk puskesmas pembantu dan
puskesmas keliling
2. Pencatatan dan pelaporan mencakup:
a. Data umum dan demografi wilayah kerja puskesmas
b. Data ketenagaan di puskesmas
c. Data sarana yang dimiliki puskesmas
d. Data kegiatan pokok puskesmas (18 upaya pokok) baik di dalam gedung maupun
di luar gedung
3. Pelaporan dilakukan secara periodik (bulanan, tribulanan, semester dan tahunan)
Pelaksanaan
1. Pencatatan dengan menggunakan format
a. Falmily folder
b. Buku register
Rawat jalan dan rawat inap
Penimbangan
Kohort ibu
Kohort anak
Persalinan
Labolatorium
Pengamatan penyakit menularImunisasi
PKM
c. Kartu indeks penyakit (kelompok penyakit)
d. Kartu perusahaan
e. Kartu mired
f. Sensus harian (penyakit dan kegiatan puskesmas) untuk mempermudah
pembuatan laporan
2. Pelaporan
Jenis dan periode laporan:
a. Bulanan
Data kesakitan
Data kematian
Data operasional (gizi, imunisasi, KIA, KB, dsb)
Data manajemen obat
b. Triwulan
Data kegiatan puskesmas
c. Tahunan
Umum dan fasilitas
Saranan
Tenaga

Alur Pengiriman

1. Aluran pengiriman sampai saat ini:


a. Dikirim ke dinas kesehatan tingkat II, diteruskan ke dinas kesehatan tingkat I,
kemudian diteruskan ke departemen kesehatan (c.q. Bagian Informasi Digjen
Pembinaan Kesehatan Masyarakat)
b. Umpan balik dikirim ke kanwil Depkes Provinsi
2. Alur pengiriman jangka panjang
Mengikuti alur jenjang administrasi organisasi. Departrmrn Kesehatan menerima
laporan dari kanwil Depkes Provinsi

Pengolahan, analisa dan pemanfaatan

1. Dilaksanakan pada setiap jenjang administrasi


2. Pemanfaatan disesuaikan tugas dan fungsi dalam pengambilan keputusan
3. Di puskesmas digunakan untuk pemantauan pelaksanakan program operasionalisasi
dan early warning system
4. Pada Dati TK II digunakan untuk pemantauan pengendalian dan pengambilan tindak
koreksi yang diperlukan
5. Dati TK I digunakan untuk perencanaan program dan pemberian bantuan yang
diperlukan
6. Pada tingkat pusat digunakan untuk pengambilan kebijaksanaan pada tingkat nasional

Kegiatan kegiatan yang Dilakukan

1. Mengkompilasi data dari puskesmas


2. Mentabulasi data upaya kesehatan yang dilakukan
3. Menyusun kartu indeks penyakit
4. Menyusun sensus harian untuk mengolah data kesakitan
5. Menyajikan dalam bentuk narasi, tabel, grafik sesuai kebutuhan
6. Melakukan berbagai perhitungan-perhitungan dengan menggunakan data
denominator
7. Melakukan analisa untuk kebutuhan pemantauan, intervensi, serta perencanaan di
masa mendatang
8. Membuat peta wilayah puskesmas termasuk sarana kesehatan

Pemanfaatan Data SP2TP

1. Untuk memenuhi kebutuhan administrasi pada jenjang yang lebih tinggi dalam
rangka pembinaan, perencanaan dan penetapan kebijaksanaan
2. Dimanfaatkan puskesmas untuk meningkatkan upaya kesehatan puskesmas, melalui:
a. Perencanaan (perencanaan mikro)
b. Pergerakan dan pelaksanaan (lokakarya mini puskesmas)
c. Pengawasan, pengendalian dan penilaian (stratifikasi)

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, dr. Azrul., 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Bina Rupa Aksara

Effendi,Nasrul.1998.Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat Edisi


2.Jakarta:EGC

Putu Sudayasa.2010.berbagi info tentang puskesmas, http//www.puskel.com


Ryadi, dr. A.L Slamet, 1992. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Surabaya: Usaha Nasional

Ada tiga fungsi puskesmas yaitu :

d. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya


e. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan
kemampuan untuk hidup sehat
f. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di
wilayah kerjanya.

Proses dalam melaksanakan fungsinya dilakukan dengan cara :

6. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka


menolong dirinya sendiri
7. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien
8. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun
rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut tidak
menimbulkan ketergantungan
9. Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat
10. Bekerja sama dengan sector-sektor yang bersangkutan dalam melaksanankan program
puskesmas
WILAYAH KERJA PUSKESMAS

Puskesmas harus bertanggung jawab untuk setiap masalah yang terjadi di wilayah
kerjanya, meskipun masalah tersebut lokasinya berkilo-kilo meter dari puskesmas. Dengan
asas inilah puskesmas dituntut untuk lebih mengutamakan tindakan pencegahan penyakit,
dan bukan tindakan untuk pengobatan penyakit. Dengan demikian puskesmas harus secara
aktif terjun ke masyarakat dan bukan menantikan masyarakat datang ke puskesmas.

Wilayah kerja puskesmas, bisa kecamatan, faktor kepadatan penduduk, luas daerah,
keadaan geografik dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam
menentukan wilayah kerja puskesmas.
Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II, sehingga pembagian
wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh bupati KDH, mendengar saran teknis di Kantor
Wilayah Departemen Kesehatan Provinsi.

Untuk kota besar wilayah kerja puskesmas bisa satu kelurahan, sedangkan puskesmas
di ibukota kecamatan merupakan puskesmas rujukan, yang berfungsi sebagai pusat rujukan
dari puskesmas kelurahan yang juga mempunyai fungsi koordinasi. Sasaran penduduk yang
dilaksanakan oleh sebuah puskesmas rata-rata 30.000 penduduk.

Luas wilayah yang masih efektif untuk sebuah puskesmas di daerah pedesaan adalah
suatu area dengan jari-jari 5 km, sedangkan luas wilayah kerja yang dipandang optimal
adalah area dengan jari-jari 3 km.

Kedudukan Puskesmas

Kedudukan dalam bidang administrasi

Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II dan bertanggung


jawab langsung baik teknis maupun administrative kepada Kepala Dinas Kesehatan Dati II.

Kedudukan dalam hirarki pelayanan kesehatan

Dalam urutan hirarki pelayanan kesehatan sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional
(SKN) maka puskesmas berkedudukan pada tingkat fasilitas kesehatan pertama.

PERENCANAAN MIKRO (MICROPLANNING)

Pengertian
Perencanaan mikro tingkat puskesmas adalah penyusunan rencana tingkat puskesmas untuk 5
tahun, termasuk rincian tiap tahunnya.

Tujuan
Tujuan umum
Meningkatkan cakupan pelayanan program prioritas sesuai dengan masalah yang
dihadapi oleh puskesmas, sehingga dapat meningkatkan fungsi puskesmas.
Tujuan khusus
3. Tersusunnya rencana kerja puskesmas untuk jangka waktu 5 tahun secara tertulis
4. Tersusunnya rencana kerja tahunan puskesmas, sebagai penjabaran rencana kerja 5
tahunan.
Ruang lingkup
3. Rencana yang mencakup seluruh kegiatan pokok puskesmas
4. Dibatasi sesuai dengan masalah yang dihadapi, dengan memperhatikan prioritas,
kebijaksanaan, dan strategi yang telah ditetapkan oleh pusat, Dati I dan Dati II
Langkah-langkah penyusunan
5. Identifikasi keadaan dan masalah
Untuk menghasilkan suatu rumusan tentang keadaan dan prioritas masalah yang
dihadapi oleh puskesmas dan alternative pemecahannya.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini:
f. Mengetahui kebijakan yang telah ditetapkan baik oleh pusat maupun daerah
g. Pengumpilan data yang mencakup:
Data umum
Data wilayah
Data penduduk
Sumber daya puskesmas: sarana dan prasarana fisik,, tenaga, dana dan sumber
daya masyarakat
Data status kesehatan
Data cakupan program sesuai dengan indicator dan variabel
h. Analisa data
Meliputi analisa keadaan dan masalah dalam perencanaan, ynag meliputi:
Analisa derajat kesehatan
Menjelaskan masalah kesehatan yang dihadapi, yang menggambarkan derajat-
derajat kesehatan secara kuantitatif dan penyebaran masalah tersebut menurut
kelompok manusia, tempat dan waktu. Dengan kata lain menggunakan
pendekatan epidemiologis.
Analisa kependudukan
Adalah analisa menggunakan ukuran-ukuran demografis dalam wilayah kerja
puskesmas, diantaranya jumlah penduduk, penyenarannya berdasarkan
kelompok umur, waktu dan pertumbuhan penduduk, kematian, kesakitan,
mobilitas penduduk dan sebagainya.
Analisa upaya pelayanan kesehatan
Masukkan input, baik sarana, dana dan tenaga. Proses merupakan upaya
kesehatan yang dijalankan secara terkoordinasi, supervise, stratifikasi.
Keluaran atau output merupakan hasil upaya kesehatan yang merupakan
cakupan-cakupan pelayanan yang telah dilaksanakan.
Analisa perilaku
Analisa yang dapat menggambarkan tentang sikap dan perilaku masyarakat
terhadap kesehatan dan upaya kesehatan.
Analisa lingkungan
Merupakan analisa lingkungan fisik, biologis, social budaya dan ekonomi
masyarakat diwilayah kerja puskesmas.
i. Perumusan masalah
Adalah upaya mengidentifikasikan permasalahan yang dihadapi oleh puskesmas
berdasarkan analisa diatas dan digambarkan secara kualitatif dengan pendekatan
epidemiologis sehingga dapat menggambarkan masalah yang sebenarnya baik
dari segi tempat, waktu dan besarnya masalah.
j. Penentuan prioritas masalah
Untuk menentukan tingkat masalah dipergunakan cara:
Delbecq, dengan cara mendiskusikan masalah oleh anggota kelompok dengan
saran dari narasumber
Hanlon, adalah cara yang lebih sederhana yang sering dipergunakan dan setiap
anggota rapat puskesmas dapat ikut berpesan serta. Semua anggota rapat
diminta memberikan nilai terhadap masalah melalui system scoring
Criteria yang dipakai adalah:
Besarnya masalah meliputi:
Presentasi penduduk yang terkena
Biaya yang dikeluarkan perorang perbulan karena masalah tersebut
Kerugian yang dialami penduduk
Skor 0-10
Tingkat kegawatan atau bahaya meliputi:
Tingkat keganasan
Tingkat urgensinya
Kecenderungannya
Skor 1-10
Kemudahan penanggulangan masalah
Penentuan kemudahan penanggulangan masalah dilaksanakan dengan
memberi nilai 0,5-1,5
Factor PEARL
Adalah menentukan dapat tidaknya program tersebut dilaksanakan, meliputi
P = Appropriatness (tepat guna)
E = Economic feasibility (secara ekonomis murah)
A = A cceptability ( dapat diterima)
R = Resource availability (tersedianya sumber)
L = Legality (legalitas terjamin)
Penentuan skor melalui voting( 1 = ya, 0 = tidak)
Hasil votting untuk masing-masing factor dikalikan sehingga didapatkan hasil
akhir dari faktor PEARL tersebut. Skor dari masing-masing kriteria ditabulasi
dan dihitung hasil akhirnya dengan pembobotan, sehingga didapatkan
perioritas masalah.
6. Penyusunan rencana
Perencanaan yang disusun berdasarkan periotas masalah yang disusun secara
sistematis, dengan urutan sebagai berikut :
e. Perumusan tujuan dan sasaran
f. Perumusan kebijakan dan langkah-langkah
g. Perumusan kegiatan
h. Perumusan sumber daya
7. Penyusunan rencana pelaksana (plan of action)
Penyusunan POA yang perlu diperhatikan adalah
d. Penjadwalan, meliputi :
Penentuan waktu
Penentuan lokasi dan sasaran
Pengorganisasian
e. Pengalokasian sumber daya, meliputi :
Dana : sumberdana, besarnya, dan pemanfaatannya
Jenis dan jumlah sarana yang diperlukan
Jumlah dan tenaga yang diperlukan
f. Pelaksanaan kegiatan meliputi :
Persiapan
Penggerakan dan pelaksanaan
Pengawasan, pengendalian dan penilaian
8. Penulisan dokumen perencanaan
i. Pendahuluan
j. Keadaan dan masalah
k. Tujuan dan sasaran
l. Pokok kegiatn dan pentahapan tahunan
m. Kebutuhan sumberdaya
n. Pemantauan dan penilaian
o. Penutup
p. Lampiran-lampiran dokumen

LOKAKARYA MINI PUSKESMAS


Definisi

Adalah upaya untuk menggalang kerja sama tim untuk penggerakan dan pelaksanaan
upaya kesehtan puskesmas sesuai dengan perencanaan yang telah disusun dari tiap-tiap
upaya kesehatn pokok puskesmas, sehingga dapat dihindarkan terjadinya tumpang tindih
dalam pelaksaannya kegiatannya.

Tujuan

Tujuan Umum

Untuk meningkatakan kemampuan tenaga puskesmas bekerjasama dalam tim dan


membina kerjasama lintas program dan lintas sektoral.

Tujuan Khusus

5. Terlaksananya penggalangan kerjasama tim lintas program dalam rangka


pengembangan menejemen sederhana, terutama dalam pembagian tugas dan
pembuatan rencana keseharian
6. Terlaksananya penggalangan kerjasama lintas sektoral dalam pembinaan peran
serta masyarakat
7. Terlaksananya rapat kerja bulanan puskesmas sebgai tindak lanjut penggalangan
kerjasama tim puskesmas
8. Terlaksananya rapat kerja tribulanan lintas sektoral sebgai tindak lanjut
penggalangan kerjasama lintas sektoral

Ruang Lingkup

Ruang lingkup kegiatan loka karya mini puskesmas adalah

3. Menggalang kerjasama tim dari masing-masing anggota


4. Meningkatkan kebanggaan dan semangat membela keberhasilan tim

Komponen

5. Penggalangan kerjasama dalam tim puskesmas


6. Penggalangan kerjasama lintas sektoral
7. Rapat kerja bualanan puskesmas
8. Rapat kerja triwulan lintas sektoral

SUPERVISI
Definisi
Adalah upaya pengarahan dengan cara mendengarkan alasan dan keluhan tentang masalah
dalam pelaksanaan dan memberikan petunjuk serta saran-saran dalam mengatasi
permasalahan yang dihadapi pelaksana, sehingga meningkatkan daya guna dan hasil guna
serta kemampuan pelaksana dalam melaksanakan upaya kesehatan puskesmas.

Tujuan

Tujuan Umum

Terselenggaranya upaya kesehatan puskesmas secara berhasil guna dan berdaya guna.

Tujuan khusus

5. Terselenggaranya program upaya kesehatan puskesmas sesuai dengan pedoman


pelaksanaan.
6. Kekeliruan dan penyimpangan dalam pelaksanaan dapat diluruskan kembali.
7. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
8. Meningkatnya hasil pencapaian pelayanan kesehatan.

Ruang lingkup

3. Mencakup bimbingan di tingkat puskesmas oleh Kepala Puskesmas kepada para


pelaksana kegiatan di wilayah kerjanya. Bimbingan mencakup :
d. Masukan (input)
Sarana dan prasarana
Anggaran
Ketenagaan
Perlengkapan administrasi
e. Proses
Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan pedoman kerja
f. Keluaran (output)
Hasil kegiatan yang berupa cakupan pelayanan.
4. Supervisi dilaksanakan terhadap tenaga teknis dan tenaga masyarakat, dalam bentuk :
f. Pertemuan didalam puskesmas.
Pembimbingan yang dilakukan menyangkut kegiatan teknis maupun
administrasi dan penambahan pengetahuan.
g. Kunjungan lapangan yang dilakukan terhadap :
Petugas kesehatan termasuk bidan desa
Kader kesehatan
Sarana pelayanan (puskesmas pembantu, posyandu).
h. Pelaksanaan pembimbingan
Dokter puskesmas
Staf puskesmas
i. Sasaran pembinaan
Staf puskesmas sebagai pelaksana kegiatan lapangan
Tenaga sukarela (kader, dasa wisma)
j. Waktu pelaksanaan
Terhadap staf pelaksana puskesmas dilaksanakan minimal satu
bulan sekali, atau sewaktu-waktu jika ada masalah.
Tenaga desa (kader kesehatan, dasa wisma) minimal sebulan
sekali, atau sesuai dengan kesepakatan bersama.
Bimbingan terhadap posyandu minimal 3 bulan sekali.
Melalui laporan tertulis mengenai pelaksanaan kegiatan dari
pelaksana. Paling lambat 1 minggu setelah kegiatan.
Format bimbingan yang digunakan sesuai dengan pedoman yang
ada yang telah diterbitkan oleh Departemen Kesehatan.

SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN TERPADU PUSKESMAS (SP2TP)

Definisi
Adalah tata cara pencatatan dan pelaporan yang lengkap untuk pengelolaan puskesmas,
meliputi keadaan fisik, tenaga sarana dan kegiatan pokok yang dilakukan serta hsil yang telah
dicapai oleh puskesmas.
Tujuan
Tujuan umum
Tersedianya data dan informasi yang akurat, tepat waktu dan mutakhir secara periodik
dan teratur untuk pengelolaan program kesehatan masyarakat melalui puskesmas di
berbagai tingkat administrasi.
Tujuan khusus
4. Tersedianya data yang meliputi keadaan fisik, tenaga, sarana, dan kegiatan pokok
puskesmas yang akurat, tepat waktu dan mutakhir secara teratur.
5. Terlaksananya pelaporan data secara teratur di berbagai jenjang administrasi, sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
6. Digunakannya data tersebut untuk pengambilan keputusan dalam rangka pengelolaan
program kesehatan masyarakat melalui puskesmas di berbagai tingkat administrasi.
Ruang Lingkup
4. SP2TP dilakukan oleh semua puskesmas termasuk puskesmas pembantu dan
puskesmas keliling
5. Pencatatan dan pelaporan mencakup:
e. Data umum dan demografi wilayah kerja puskesmas
f. Data ketenagaan di puskesmas
g. Data sarana yang dimiliki puskesmas
h. Data kegiatan pokok puskesmas (18 upaya pokok) baik di dalam gedung maupun
di luar gedung
6. Pelaporan dilakukan secara periodik (bulanan, tribulanan, semester dan tahunan)
Pelaksanaan
3. Pencatatan dengan menggunakan format
g. Falmily folder
h. Buku register
Rawat jalan dan rawat inap
Penimbangan
Kohort ibu
Kohort anak
Persalinan
Labolatorium
Pengamatan penyakit menularImunisasi
PKM
i. Kartu indeks penyakit (kelompok penyakit)
j. Kartu perusahaan
k. Kartu mired
l. Sensus harian (penyakit dan kegiatan puskesmas) untuk mempermudah
pembuatan laporan
4. Pelaporan
Jenis dan periode laporan:
d. Bulanan
Data kesakitan
Data kematian
Data operasional (gizi, imunisasi, KIA, KB, dsb)
Data manajemen obat
e. Triwulan
Data kegiatan puskesmas
f. Tahunan
Umum dan fasilitas
Saranan
Tenaga

Alur Pengiriman
3. Aluran pengiriman sampai saat ini:
c. Dikirim ke dinas kesehatan tingkat II, diteruskan ke dinas kesehatan tingkat I,
kemudian diteruskan ke departemen kesehatan (c.q. Bagian Informasi Digjen
Pembinaan Kesehatan Masyarakat)
d. Umpan balik dikirim ke kanwil Depkes Provinsi
4. Alur pengiriman jangka panjang
Mengikuti alur jenjang administrasi organisasi. Departrmrn Kesehatan menerima
laporan dari kanwil Depkes Provinsi

Pengolahan, analisa dan pemanfaatan

7. Dilaksanakan pada setiap jenjang administrasi


8. Pemanfaatan disesuaikan tugas dan fungsi dalam pengambilan keputusan
9. Di puskesmas digunakan untuk pemantauan pelaksanakan program operasionalisasi
dan early warning system
10. Pada Dati TK II digunakan untuk pemantauan pengendalian dan pengambilan tindak
koreksi yang diperlukan
11. Dati TK I digunakan untuk perencanaan program dan pemberian bantuan yang
diperlukan
12. Pada tingkat pusat digunakan untuk pengambilan kebijaksanaan pada tingkat nasional

Kegiatan kegiatan yang Dilakukan

9. Mengkompilasi data dari puskesmas


10. Mentabulasi data upaya kesehatan yang dilakukan
11. Menyusun kartu indeks penyakit
12. Menyusun sensus harian untuk mengolah data kesakitan
13. Menyajikan dalam bentuk narasi, tabel, grafik sesuai kebutuhan
14. Melakukan berbagai perhitungan-perhitungan dengan menggunakan data
denominator
15. Melakukan analisa untuk kebutuhan pemantauan, intervensi, serta perencanaan di
masa mendatang
16. Membuat peta wilayah puskesmas termasuk sarana kesehatan

Pemanfaatan Data SP2TP

3. Untuk memenuhi kebutuhan administrasi pada jenjang yang lebih tinggi dalam
rangka pembinaan, perencanaan dan penetapan kebijaksanaan
4. Dimanfaatkan puskesmas untuk meningkatkan upaya kesehatan puskesmas, melalui:
d. Perencanaan (perencanaan mikro)
e. Pergerakan dan pelaksanaan (lokakarya mini puskesmas)
f. Pengawasan, pengendalian dan penilaian (stratifikasi)

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, dr. Azrul., 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Bina Rupa Aksara

Effendi,Nasrul.1998.Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat Edisi


2.Jakarta:EGC

Putu Sudayasa.2010.berbagi info tentang puskesmas, http//www.puskel.com

Ryadi, dr. A.L Slamet, 1992. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Surabaya: Usaha Nasional

You might also like