Professional Documents
Culture Documents
SALINAN
PERATURAN MENTERI PARIWISATA
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 14 TAHUN 2016
TENTANG
PEDOMAN DESTINASI PARIWISATA BERKELANJUTAN
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PARIWISATA TENTANG PEDOMAN
DESTINASI PARIWISATA BERKELANJUTAN.
Pasal 1
Destinasi Pariwisata Berkelanjutan dilaksanakan sesuai
dengan pedoman sebagaimana tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
Pasal 2
Pedoman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 merupakan
acuan bagi Pemerintah, Pemerintah Daerah dan pemangku
kepentingan lainnya dalam pembangunan destinasi pariwisata
berkelanjutan.
Pasal 3
Ruang lingkup Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan
meliputi:
a. pengelolaan destinasi pariwisata berkelanjutan;
b. pemanfaatan ekonomi untuk masyarakat lokal;
c. pelestarian budaya bagi masyarakat dan pengunjung;
dan
d. pelestarian lingkungan.
Pasal 4
(1) Menteri menetapkan destinasi pariwisata berkelanjutan
berdasarkan rekomendasi dari Tim Ahli.
(2) Tim Ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
oleh Menteri berdasarkan usulan dari Deputi yang
membidangi pengembangan destinasi pariwisata.
-4-
Pasal 5
(1) Penetapan destinasi pariwisata berkelanjutan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) dilakukan
melalui proses penilaian.
(2) Proses penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan melalui ketentuan yang ditetapkan oleh Deputi
yang membidangi pengembangan destinasi pariwisata.
Pasal 6
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
-5-
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 30 Agustus 2016
MENTERI PARIWISATA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
ARIEF YAHYA
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 1 September 2016
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
WIDODO EKATJAHJANA
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PARIWISATA
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 14 TAHUN 2016
TENTANG
PEDOMAN DESTINASI PARIWISATA
BERKELANJUTAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Budaya bangsa sebagai salah satu daya tarik wisata, memiliki nilai-nilai
luhur harus dilestarikan guna meningkatkan kualitas hidup, memperkuat
kepribadian bangsa dan kebanggaan nasional, memperkukuh persatuan
bangsa, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebagai arah
kehidupan bangsa.
Keanekaragaman hayati dan sumber daya alam perlu dijaga dan dikelola
dalam suatu sistem perlindungan dan pengelolaan yang terpadu dan
terintegrasi. Perlindungan dan pengelolaan harus dapat memberikan
manfaat ekonomi, sosial, dan budaya yang dilakukan berdasarkan prinsip
kehati-hatian.
-7-
B. Tujuan
C. Ruang Lingkup
D. Pengertian Umum
BAB II
KRITERIA DESTINASI PARIWISATA BERKELANJUTAN
Kriteria adalah ukuran yang menjadi dasar penilaian atau penetapan sesuatu
di destinasi pariwisata yang menerapkan pariwisata berkelanjutan.
Indikator adalah sesuatu yang dapat memberikan petunjuk atau keterangan
dari kriteria di destinasi pariwisata yang menerapkan pariwisata
berkelanjutan.
Bukti pendukung adalah sesuatu yang menyatakan suatu kebenaran
peristiwa, keterangan nyata atau tanda baik softcopy atau hardcopy di
destinasi pariwisata yang menerapkan pariwisata berkelanjutan.
3. Monitoring
Adanya sistem monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan dan
dilaporkan secara berkala. Sistem tersebut mencakup isu
lingkungan, ekonomi, sosial, budaya, pariwisata dan hak asasi
manusia, serta prosedur mitigasi dampak pariwisata yang berfungsi
dengan baik dan jelas pendanaannya.
7. Pengaturan Perencanaan
Adanya pedoman, peraturan, kebijakan mengenai perencanaan yang
mencakup penilaian dampak lingkungan, ekonomi, sosial, zonasi,
penggunaan lahan, desain, konstruksi dan pembongkaran, yang
disusun bersama dengan masyarakat lokal dalam rangka melindungi
sumber daya alam dan budaya. Pedoman, peraturan, kebijakan ini
- 13 -
9. Akuisisi Properti
Adanya hukum dan peraturan mengenai akuisisi properti yang
sesuai dengan hukum adat. Hukum dan peraturan ini disusun
dengan konsultasi publik, dan mempertimbangkan persetujuan dari
masyarakat lokal dan kompensasi yang wajar.
14. Promosi
Promosi destinasi, produk dan layanan pariwisata dilakukan secara
akurat, otentik bertanggungjawab dan menghormati masyarakat
lokal serta wisatawan.
3. Monitoring
1) Disusun dan
Destinasi memiliki a. Pengawasan
dikembangkannya sistem
sistem pengawasan, dan pelaporan
monitoring dan evaluasi
sistem pelaporan publik
yang terintegrasi dengan
kepada publik, dan mengenai
indikator yang jelas.
tanggap terhadap permasalahan
2) Dilaksanakannya
permasalahan lingkungan,
kegiatan monitoring dan
lingkungan, ekonomi, ekonomi, sosial,
evaluasi secara berkala.
sosial, budaya, budaya,
3) Hasil monitoring dan
pariwisata dan hak pariwisata dan
evaluasi dapat diakses
asasi manusia. hak asasi
oleh publik.
Sistem pengawasan manusia
dikaji dan dievaluasi dilaksanakan
secara berkala. secara aktif.
Memiliki konsep pelaporan
b. Sistem
serta metode monitoring dan
pengawasan
evaluasi dalam rentang
dikaji dan
waktu tertentu
dievaluasi
(triwulan/tahunan/5 tahun).
secara berkala.
1) Memiliki prosedur
c. Prosedur
mitigasi dampak
mitigasi
pariwisata.
terhadap
2) Alokasi anggaran
dampak
kegiatan disediakan
pariwisata
secara
didanai dan
berkesinambungan.
dilakukan
secara aktif.
7. Pengaturan Perencanaan
1) Memiliki Rencana Induk
Destinasi memiliki a. Panduan
Pembangunan
panduan perencanaan
Kepariwisataan Daerah
perencanaan, dan zonasi,
(RIPPARDA), Rencana
peraturan dan/atau peraturan
Strategis dan Program
kebijakan yang dan/atau
Pengembangan Destinasi.
mensyaratkan adanya kebijakan yang
2) Dilaksanakannya
penilaian dampak melindungi
penegakan hukum
lingkungan, ekonomi sumber daya
terhadap peraturan
dan sosial, serta alam dan
dampak lingkungan,
penggunaan lahan, budaya.
ekonomi dan sosial.
desain, konstruksi
dan pembongkaran Memiliki pedoman/Perda
b. Panduan,
yang terintegrasi tentang tata guna lahan,
peraturan
secara berkelanjutan. desain, konstruksi dan isu
dan/atau
Panduan, peraturan pembongkaran yang
kebijakan
dan/atau kebijakan mensyaratkan adanya
mengenai
- 21 -
9. Akuisisi Properti
1) Memiliki pedoman/Perda,
Sudah ada hukum a. Tersedianya
hukum adat atau
dan peraturan kebijakan atau
kearifan lokal yang
mengenai akuisisi peraturan,
mengatur tentang akuisi
properti, dan termasuk
properti dan penggunaan
ditegakkan, yang ketentuan
lahan adat/tradisional.
sejalan dengan hak penegakannya.
2) Memiliki agenda
ulayat dan
monitoring dan evaluasi
masyarakat adat,
secara rutin/terjadwal.
serta memastikan
adanya konsultasi Adanya pengaturan turunan
b. Kebijakan atau
publik, dan tidak dengan payung hukum
Undang-Undang
mengizinkan Peraturan Daerah atau
yang
pemukiman kembali Peraturan
mempertimbang
tanpa persetujuan Gubernur/Bupati/Walikota
kan hak ulayat
sebelumnya dan/atau terkait pengaturan hak
dan masyarakat
- 23 -
14. Promosi
1) Memiliki kalender
Promosi yang akurat a. Pesan dalam
even/kegiatan wisata.
sesuai destinasinya promosi
2) Memiliki strategi promosi
dan produknya, destinasi
yang akurat dan
jasanya, serta menggambarkan
mengandung pesan
kepastian pengakuan masyarakat lokal
bahwa destinasi sudah
keberlanjutannya. Isi dan pengunjung
menerapkan prinsip-
promosi secara otentik
prinsip destinasi yang
memperlakukan dan rasa hormat.
berkelanjutan.
masyarakat lokal dan
3) Terdapat kerjasama
wisatawan
dengan Dinas Pariwisata,
secara otentik dan
Badan Promosi
rasa hormat.
Pariwisata Daerah dan
- 28 -
1. Pemantauan Ekonomi
Adanya pemantauan dan pengumpulan data terhadap kontribusi
ekonomi secara langsung dan tidak langsung dari sektor pariwisata
yang dipublikasikan setiap tahunnya, antara lain mengenai
- 29 -
3. Partisipasi Masyarakat
Adanya sistem dan pertemuan secara rutin yang memastikan
partisipasi publik (pemangku kepentingan dari sektor pemerintah,
swasta, masyarakat lokal, dan lain-lain) dalam perencanaan dan
pengambilan keputusan untuk pengembangan destinasi pariwisata
secara berkelanjutan.
7. Pencegahan Eksploitasi
Adanya praktik, program dan perundang-undangan yang
dipublikasikan untuk mencegah komersialisasi dan eksploitasi, serta
pelecehan seksual, atau bentuk pelanggaran lainnya terhadap anak-
anak, remaja, perempuan, dan kelompok minoritas.
1. Pemantauan Ekonomi
1) Memiliki data kunjungan
Kontribusi ekonomi a. Monitoring dan
wisatawan dan kontribusi
langsung dan tidak laporan tentang
ekonomi secara langsung
langsung dari data pengeluaran
dan tidak langsung.
perekonomian pengunjung,
2) Memiliki laporan tahunan
destinasi wisata pendapatan per
tentang data pariwisata
dimonitor dan kamar yang
dengan melibatkan pihak-
diumumkan paling tersedia,
pihak yang relevan, seperti
sedikit sekali pekerjaan dan
Badan Pusat Statistik (BPS),
setahun. Apabila investasi
Dinas Pariwisata, hotel, tour
memungkinkan, dilakukan secara
operator, kantor imigrasi,
laporan termasuk teratur.
dan lain-lain.
data pengeluaran
- 31 -
3. Partisipasi Masyarakat
1) Memiliki Forum Tata Kelola
Destinasi ini memiliki a. Sistem yang
Pariwisata (FTKP), Pengelola
sistem yang melibatkan
Destinasi atau Forum
mendorong partisipasi pemangku
Rembug yang terdiri dari
publik dalam kepentingan baik
pemerintah, swasta dan
perencanaan tujuan dari pemerintah,
masyarakat.
dan pengambilan industri dan
- 33 -
7. Pencegahan Eksploitasi
1) Rencana Induk
Destinasi memiliki a. Hukum dan
Pembangunan
hukum dan tindakan program untuk
Kepariwisataan Daerah
untuk mencegah mencegah
(RIPPARDA), Rencana
praktik praktik
Strategis atau Program
komersialisasi, seks komersialisasi,
Pengembangan Destinasi
atau segala macam seks atau segala
mencakup rencana aksi
bentuk eksploitasi macam bentuk
mengenai pencegahan
dan pelecehan eksploitasi,
eksploitasi komersial,
terhadap siapapun, diskriminasi atau
seksual, atau dalam bentuk
khususnya anak- pelecehan
lainnya serta pelecehan
anak, remaja, wanita, terhadap
terhadap masyarakat
dan kaum minoritas. penduduk atau
setempat dan juga
Hukum dan tindakan wisatawan.
pengunjung.
tersebut
2) Mematuhi
dikomunikasikan
peraturan/kebijakan terkait
kepada publik.
dengan pencegahan
eksploitasi, diskriminasi
atau pelecehan.
3) Mematuhi
peraturan/kebijakan terkait
dengan ketenagakerjaan.
4) Memiliki sistem
perlindungan yang mencegah
praktik eksploitasi dan
- 36 -
2. Pengelolaan Pengunjung
Sistem yang mengatur alur kunjungan pada suatu lokasi wisata.
Didalamnya juga termasuk langkah-langkah untuk melestarikan,
melindungi, serta meningkatkan aset alam dan budaya.
- 39 -
3. Perilaku Pengunjung
Adanya suatu panduan yang jelas bagi pengunjung untuk
berperilaku yang sesuai dan tepat pada lokasi-lokasi wisata yang
sensitif. Panduan ini dirancang untuk meminimalkan dampak negatif
dari pengunjung terhadap lokasi wisata yang sensitif dan sebaliknya
dapat memperkuat perilaku positif dari pengunjung pada saat berada
di lokasi wisata tersebut.
4. Perlindungan Warisan Budaya
Adanya hukum yang mengatur penjualan, perdagangan, pameran,
atau pemberian artefak bersejarah dan/atau bernilai arkeologis
kepada pihak lain.
5. Interpretasi Tapak
Ketersediaan informasi interpretatif yang akurat pada suatu lokasi
wisata alam dan budaya. Informasi tersebut sudah sesuai dengan
budaya setempat, dikembangkan melalui kolaborasi dengan
masyarakat dan dikomunikasikan dengan bahasa yang dapat
dimengerti oleh pengunjung.
2. Pengelolaan Pengunjung
1) Destinasi memiliki sistem
Destinasi telah Mekanisme
administrasi pengelolaan
memiliki sistem administratif
pengunjung untuk situs
pengelolaan bertanggung jawab
atraksi wisata yang
pengunjung untuk untuk melaksanakan
termasuk di dalamnya
tapak wisata yang rencana dan
terdapat:
termasuk di operasional pengelolaan
a) Tindakan untuk
dalamnya tindakan- pengunjung.
mempertahankan;
tindakan untuk
b) Tindakan untuk
mempertahankan,
melindungi;
melindungi, dan
c) Tindakan untuk
memperkuat aset
memperkuat aset
alam dan budaya.
alam dan budaya.
2) Destinasi memiliki filosofi
lokal yang dianut
masyarakat setempat
seperti TRI HITA KARANA,
AWIG-AWIG dan
sebagainya. Falsafah
tersebut memiliki konsep
yang dapat memperkuat
tindakan
mempertahankan dan
melindungi aset alam dan
budaya setempat.
3) Memiliki mekanisme
administratif yang
terencana,
bertanggungjawab dalam
operasional pengelolaan
- 43 -
3. Perilaku Pengunjung
1) Destinasi menerbitkan,
Destinasi telah a. Panduan budaya
menyediakan panduan
menyediakan dan dan lingkungan
tertulis untuk perilaku
menerbitkan panduan untuk perilaku
mitra pengelola wisata
perilaku pengunjung pengunjung pada
dan pengunjung yang
yang pantas pada situs yang sensitif.
pantas di situs-situs
situs yang sensitif.
sensitif, yang didesain
Panduan ini didesain
untuk meminimalkan
untuk meminimalkan
dampak yang merugikan
dampak yang
situs tersebut dan
merugikan situs
meningkatkan perilaku
tersebut dan
pengunjung yang positif.
meningkatkan
2) Destinasi memasang
perilaku pengunjung
rambu peringatan
yang positif.
(signage) dan code of
behavior pada lokasi-
lokasi strategis untuk
mengingatkan perilaku
konsumen.
Destinasi memiliki kode
b. Tata laksana (code
praktik untuk pemandu
of practice) bagi
wisata dan tour
pemandu wisata
berkompetensi yang didesain
dan tour operator.
untuk meminimalkan dampak
negatif yang merugikan situs
tersebut dan meningkatkan
perilaku yang positif dari
pengunjung.
- 44 -
5. Interpretasi Tapak
1) Tersedia informasi
Informasi interpretatif a. Informasi
interpretatif bagi
yang akurat interpretatif
pengunjung di kantor
disediakan untuk tersedia untuk
penerangan wisata dan di
tapak alam dan pengunjung di
situs alam dan budaya.
budaya. Informasi ini Tourism
Informasi yang tersedia
harus sesuai dengan Information
dikemas dalam bentuk
budaya setempat, Center dan pada
fisik yang menarik;
dikembangkan secara tapak alam dan
barang cetakan seperti
kolaborasi bersama budaya.
poster, buku panduan,
masyarakat dan
brosur dan sebagainya
dikomunikasikan
yang bermanfaat bagi
dengan bahasa yang
pengunjung.
relevan bagi
2) Rencana Induk
pengunjung.
Pembangunan
Kepariwisataan Daerah
(RIPPARDA) dan juga
Rencana Aksinya
mencantumkan kegiatan
terkait dengan
ketersediaan informasi
interpretatif.
Informasi interpretatif yang
b. Informasi
diberikan sesuai dengan
interpretatif sesuai
budaya destinasi setempat.
dengan budaya
setempat.
Informasi yang dikembangkan
c. Informasi
melibatkan para pemangku
interpretatif ini
kepentingan dan masyarakat
dikembangkan
setempat, merupakan hasil
secara kolaborasi
kolaborasi bersama.
bersama
masyarakat.
- 46 -
D. PELESTARIAN LINGKUNGAN
8. kualitas air;
9. limbah cair;
10. mengurangi limbah padat;
11. polusi cahaya dan suara; dan
12. transportasi ramah lingkungan.
1. Risiko Lingkungan
Sistem yang dibentuk baik berupa kebijakan atau kearifan lokal yang
berbentuk lembaga resmi maupun tidak yang mampu mengurangi
potensi terjadinya hal-hal negatif yang dapat merusak lingkungan
sebagai akibat pengembangan pariwisata. Selain itu juga meliputi
pencegahan dan penanggulangan apabila terjadi kerusakan.
5. Konservasi Energi
Sistem yang mendorong perusahaan-perusahaan untuk mengukur,
memantau, mengurangi, dan mengumumkan konsumsi energi, serta
mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
- 48 -
6. Pengelolaan Air
Sistem yang mendorong perusahaan untuk mengukur, memantau,
mengurangi dan melaporkan kepada publik mengenai penggunaan
air perusahaan tersebut.
7. Keamanan Air
Sistem yang memantau sumber daya air pada destinasi untuk
memastikan bahwa penggunaan oleh perusahaan sudah seimbang
dan sesuai dengan kebutuhan air dari masyarakat setempat; atau
memastikan bahwa sumber daya air selalu tersedia bagi masyarakat
setempat maupun untuk penggunaan lainnya.
8. Kualitas Air
Sistem untuk memonitor kualitas air minum dan kualitas air untuk
kegiatan rekreasi dengan menggunakan standar kualitas yang tepat.
Hasil pemantauan tersedia untuk umum dan terdapat sistem pada
destinasi untuk merespon berbagai permasalahan terkait kualitas air
secara tepat waktu.
9. Limbah Cair
Sistem yang jelas dan dijalankan dengan konsisten terkait penentuan
lokasi, pemeliharaan dan pengujian debit dari septic tank;
pengolahan limbah cair yang memastikan limbah diproses dengan
baik dan digunakan kembali atau dikeluarkan dengan aman dan efek
samping yang minimal terhadap masyarakat dan lingkungan.
1. Risiko Lingkungan
Adanya kegiatan/program
Destinasi telah a. Penilaian
untuk menilai keberlanjutan
mengidentifikasi keberlanjutan
destinasi dalam 5 (lima) tahun
risiko lingkungan dan destinasi untuk 5
terakhir yang melibatkan para
memiliki sistem (lima) tahun
pemangku kepentingan.
penanganannya. terakhir telah
teridentifikasi
risikonya terhadap
lingkungan.
1) Dalam kegiatan tersebut
b. Sistem penanganan
terdapat identifikasi
risiko telah
terhadap risiko
tersedia.
lingkungan.
2) Terdapat organisasi yang
bertanggungjawab
terhadap pelaksanaan
penilaian berkelanjutan
secara berkala.
3) Organisasi bisa dalam
bentuk Forum Tata Kelola
Pariwisata (FTKP),
organisasi pemerintah
maupun organisasi
masyarakat setempat.
4) Terdapat sistem untuk
menangani risiko yang
- 50 -
5. Konservasi Energi
1) Destinasi memiliki
Destinasi telah a. Program untuk
program untuk
memiliki sistem mempromosikan
mempromosikan
untuk mendorong dan mengukur
konservasi energi serta
perusahaan dalam konservasi energi,
mengukur, memonitor,
mengukur, memonitor,
mengurangi dan
memonitor, mengurangi serta
melaporkan konsumsi
- 55 -
6. Pengelolaan Air
1) Destinasi memiliki
Destinasi telah a. Program
program untuk
memiliki sistem yang pendampingan
mengukur, memonitor,
mendorong untuk membantu
mengurangi dan
perusahaan untuk perusahaan
melaporkan penggunaan
mengukur, dalam mengukur,
air kepada publik.
memonitor, memonitor,
2) Terdapat sistem untuk
mengurangi serta mengurangi dan
membantu perusahaan
melaporkan melaporkan
untuk melakukan
penggunaan air penggunaan air.
mengukur, memonitor,
kepada publik.
mengurangi dan
melaporkan penggunaan
air kepada publik.
3) Terdapat peraturan yang
jelas terkait pengendalian
konsumsi air pada
destinasi.
4) Terdapat peraturan
seperti Rencana Induk
Pembangungan
Kepariwisataan Daerah
(RIPPARDA), Peraturan
Daerah, dan sebagainya.
- 57 -
7. Keamanan Air
1) Terdapat sistem untuk
Destinasi telah a. Sistem
memonitor tercapainya
memiliki sistem pengelolaan untuk
keseimbangan
untuk memonitor memastikan
penggunaan air oleh
sumber air dan bahwa air yang
perusahaan dengan
memastikan bahwa digunakan oleh
kebutuhan masyarakat
penggunaan air oleh perusahaan dan
di destinasi.
perusahaan sesuai yang dibutuhkan
2) Terdapat peraturan yang
dengan kebutuhan oleh masyarakat
jelas terkait
masyarakat di lokal telah
keseimbangan dalam
destinasi. seimbang dan
penggunaan air pada
sesuai.
destinasi diantara
kebutuhan perusahaan
dengan masyarakat.
3) Terdapat peraturan
seperti Rencana Induk
Pembangungan
Kepariwisataan Daerah
(RIPPARDA), Peraturan
Daerah, dan sebagainya.
4) Terdapat keterlibatan
masyarakat dan
- 58 -
8. Kualitas Air
Terdapat sistem pengelolaan
Destinasi telah a. Sistem pengelolaan
untuk memonitor dan
memiliki sistem untuk memonitor
melaporkan kualitas air
untuk memonitor dan melaporkan
minum dan air di tempat
kualitas air minum kualitas air minum
rekreasi kepada publik.
dan rekreasi dengan dan rekreasi
menggunakan kepada publik.
kualitas standar. Terdapat mekanisme yang
b. Hasil monitoring
Hasil monitoring jelas untuk melaporkan
tersedia untuk
disediakan untuk kualitas air minum dan air di
publik.
publik dan destinasi tempat rekreasi kepada
memiliki sistem publik.
untuk menanggapi 1) Terdapat sistem untuk
c. Sistem untuk
isu kualitas air menanggapi kualitas air
menanggapi isu
dengan tepat waktu. dengan tepat waktu.
kualitas air dengan
2) Terdapat organisasi yang
tepat.
bertanggungjawab
monitoring kualitas air
pada destinasi.
- 59 -
9. Limbah Cair
1) Terdapat peraturan
Destinasi telah a. Peraturan dalam
dalam menempatkan,
memiliki panduan penempatan,
memelihara dan menguji
yang jelas dan pemeliharaan dan
debit dari septic tank dan
dilaksanakan dalam pengujian isi septic
sistem pengolahan air,
penempatan, tank dan sistem
dan bukti tindakan
pemeliharaan dan pengolahan limbah
penegakannya.
pengujian isi septic cair, serta bukti
2) Peraturan tingkat
tank dengan sistem tindakan
nasional dan regional.
pengolahan limbah penegakannya.
cair, serta 1) Terdapat peraturan
b. Peraturan untuk
memastikan limbah untuk memastikan
memastikan
diolah dengan baik, ukuran dan jenis
ukuran dan jenis
digunakan kembali pengolahan limbah air
pengolahan limbah
atau dibuang secara yang sesuai untuk lokasi
cair yang sesuai
aman dengan efek tersebut dan bukti
untuk lokasi
kerugian yang tindakan penegakannya.
tersebut dan bukti
minimal bagi warga
tindakan
- 60 -
BAB III
KETENTUAN PENUTUP
MENTERI PARIWISATA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
ARIEF YAHYA