You are on page 1of 2

MASTITIS

No Dokumen :
No. Revisi :
SPO Tanggal Terbit : 5 Januari 2015
Halaman : 1-3

Puskesmas Dr. Eva Elvita Syofyan


Simp. Sei. Duren 197109192001122002

Pengertian Peradangan payudara yang terjadi biasanya pada masa nifas atau sampai 3
minggu setelah persalinan.
Tujuan Meningkatkan pelayanan dalam diagnosis dan tatalaksana terhadap kasus
mastitis
Kebijakan
Prosedur Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
Nyeri didaerah payudara.
Gejala klinis
a. Demam disertai menggigil
b. Mialgia
c. Nyeri didaerah payudara

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana


(Objective)
Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan tanda vital : nadi meningkat (takikardi).
b. Pemeriksaan payudara:
1. payudara membengkak
2. lebih teraba hangat
3. kemerahan dengan batas tegas
4. adanya rasa nyeri
5. unilateral
6. dapat pula ditemukan luka pada payudara
Pemeriksaan penunjang : -

Penegakan Diagnosis (Assessment)


Diagnosis klinis Mastitis Berdasarkan tempatnya, mastitis dapat dibedakan
menjadi 3 macam, antara lain :
a. Mastitis yang menyebabkan abses dibawah areola mammae.
b. Mastitis ditengah payudara yang menyebabkan abses ditempat itu.
c. Mastitis pada jaringan dibawah dorsal kelenjar-kelenjar yang menyebabkan
abses antara payudara dan otot-otot dibawahnya.
Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
a. Memberikan informasi kepada para ibu menyusui sebagai upaya
pencegahan terjadinya mastitis, dengan melakukkan perawatan payudara yang
baik, pemberian laktasi yang adekuat, dan membersihkan sisa air susu yang
ada dikulit payudara.
b. Melakukkan pencegahan terjadinya komplikasi abses dan sepsis dengan
cara :bedrest, pemberian cairan yang cukup, tetap dianjurkan untuk laktasi dan
pengosongan payudara.
c. Lakukan kompres hangat
d. Lakukkan massase pada punggung untuk merangsang pengeluaran oksitosin
agar ASI dapat menetes keluar.
e. Bila sudah terjadi abses : dapat dilakukan insisi/sayatan untuk
mengeluarkan nanah dan dilanjutkan dengan drainase dengan pipa/handscoen
drain agar nanah dapat keluar. Sayatan sebaiknya dibuat sejajardengan duktus
laktiferus untuk mencegah kerusakan pada jalannya duktus tersebut.
Memberikan farmakoterapi:
a. Obat penghilang rasa sakit
b. Obat anti inflamasi
c. Obat antibiotik
1. Amoxicilin: 875 mg, 2x sehari; atau
2. Cephalexin: 500 mg, 4x sehari; atau
3. Ciprofloxacin: 500 mg, 2x sehari; atau
4. Clindamicin: 300 mg, 4x sehari; atau
5. Trimethoprim/sulfamethoxazole: 160 mg/800 mg, 2x sehari.

Konseling dan Edukasi


a. Memberikan pengertian dan pengetahuan kepada pasien, suami, dan
keluarga mengenai pemberian laktasi dengan baik dan benar, dampak dari
pemberian laktasi yang tidak sesuai.
b. Memberikan motivasi untuk selalu mengosongkan payudara, baik dengan
melakukan laktasi langsung, maupun dengan pemompaan payudara.
c. Menjaga kebersihan payudara dan puting susu ibu.
d. Menjaga kebersihan mulut dan hidung bayi (sumber utama masuknya
kuman jika ada luka pada puting susu ibu)
Sarana dan a. Lampu
Prasarana b. Kasa steril
c. Sarung tangan steril
d. Bisturi
Kriteria Rujukan Tidak ada indikasi rujukan

Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014


Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Primer
Unit terkait Puskesmas Rawat Inap, Puskesmas Non Rawat Inap, Pustu, Poskesdes,
Polindes

Rekamhistoriperubahan
no Yang dirubah Isi perubahan Tglmulaidiberlakukan

You might also like