You are on page 1of 21

PROPOSAL PENDIRIAN APOTEK KASIH FARMA

Jl. Yos Sudarso No. 27 Kota Bitung Sulawesi Utara

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4


RIVENTY M. WALEAN 1543700105
TRY OKTAVIA 1543700132
DINA RAHMAWATI 1543700111
NUR RIZKIWATI 1543700102
ORANDA TAMPUBOLON 1543700125
NISA NURDIANTI 1543700151
ELISA SIHOMBING 1543700153
RIZQI ANTONI 1543700154
ADI MULYANA 1543700168
YOHANES K. TOKAN 1543700135

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945


FAKULTAS FARMASI
PROFESI APOTEKER ANGKATAN XXXV
2015
I. LATAR BELAKANG
Bidang Kefarmasian merupakan salah satu bagian sarana pelayanan
kesehatan, dimana pelaksanaan pelayanannya dapat melalui apotek.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian, yang dimaksud dengan apotek adalah suatu sarana pelayanan
kefarmasian tempat dilakukannya praktek kefarmasian oleh apoteker. Pekerjaan
kefarmasian yang dimaksud adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu
sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau
penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan
informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.
Pekerjaan kefarmasian juga meliputi dalam pengadaan sediaan farmasi, produksi
sediaan farmasi, distribusi atau penyaluran sediaan farmasi, dan pelayanan dalam
sediaan farmasi.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.1027/MenKes/SK/IX/2004
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, yang dimaksud dengan apotek
adalah suatu tempat tertentu dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran
sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Menurut
Undang-Undang RI No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan, yang dimaksud dengan
perbekalan kesehatan adalah semua bahan dan peralatan yang diperlukan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan. Sediaan farmasi yang dimaksud adalah obat,
bahan obat, obat tradisional dan kosmetik.
Apotek merupakan sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang wajib
menyediakan, menyimpan dan menyerahkan perbekalan farmasi yang bermutu
baik. Pelayanan kefarmasian yang dilakukan oleh apoteker di apotek merupakan
bentuk pelayanan dan tanggung jawab langsung profesi apoteker dalam
melakukan pekerjaan kefarmasiannya untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
Apotek juga merupakan suatu institusi yang di dalam pelaksanaanya
mempunyai dua fungsi yaitu sebagai unit pelayanan kesehatan (patient oriented)
dan unit bisnis (profit oriented). Dalam fungsinya sebagai unit pelayanan
kesehatan, fungsi apotik adalah menyediakan obatobatan yang dibutuhkan
masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Sedangkan fungsi
apotek sebagai institusi bisnis,apotek bertujuan untuk memperoleh keuntungan,
dan hal ini dapat dimaklumi mengingat investasi yang ditanam pada apotek dan
operasionalnya juga tidak sedikit. Pada saat ini kegiatan pelayanan kefarmasian
yang semula hanya berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi
pelayanan yang berfokus pada pasien yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
hidup pasien. Peran apoteker diharapkan dapat menyeimbangkan antara aspek
klinis dan aspek ekonomi demi kepentingan pasien.
Apotek merupakan tempat pengabdian seorang apoteker yang telah
mengucapkan sumpah jabatan apoteker dimana apoteker dapat mengaplikasikan
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki dalam memberikan pelayanan
kefarmasian yang berorientasi kepada pasien dalam pengobatan yang rasional.
Sebagai salah satu tenaga kesehatan, seorang apoteker harus mampu menempatkan
profesinya diantaranya yaitu pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan,
pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat, pelayanan atas resep dokter,
pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat.
Dalam mendirikan sebuah apotek, keberadaan apotek sangat penting. Saat
ini jumlah apotek yang berdiri di kecamatan-kecamatan masih terbatas sehingga
masyarakat sulit untuk mendapatkan obat, informasi obat serta pelayanan
kesehatan yang lebih baik untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Dengan didirikannya apotek dapat memperluas akses obat murah dan terjamin
kepada masyarakat serta bertujuan juga untuk menertibkan peredaran obat-obat
palsu dan ilegal, serta memberikan kesempatan kepada apoteker untuk
memberikan pelayanan kefarmasian.

II. TUJUAN PENDIRIAN APOTEK


1. Sebagai tempat pengabdian profesi apoteker.
2. Melayani kebutuhan obat, bahan obat, alat kesehatan serta
perbekalan farmasi lainnya sesuai dengan kebutuhan
masyrakat dengan berorientasi kepada kepentingan dan
kepuasan pasien sebagai implementasi kompetensi profesi
farmasis.
3. Memberikan dan menyediakan informasi, edukasi dan
konsultasi kesehatan kepada masyarakat sehingga dapat
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
kesehatan, khususnya obat dan cara pengobatan yang
tepat.
III. STRATEGI
Strategi dari apotek antara lain :
1. Melayani kebutuhan obat, bahan obat, alat kesehatan serta perbekalan
farmasi lainnya sesuai dengan pola kebutuhan masyarakat sehingga mampu
meningkatkan pendapatan dan mempercepat tercapainya keuntungan yang
besar.
2. Menjamin terapi obat yang diberikan kepada pasien tepat, efektif, nyaman
dan aman.
3. Membuka praktek Apoteker bagi masyarakat yang membutuhkan informasi
obat yang digunakan secara khusus.
4. Memberikan KIE kepada pasien.
5. Merancang standar operasi prosedur dan standar organisasi kerja.
6. Melakukan efisiensi biaya pengobatan.
7. Melakukan sosialisasi dan edukasi peranan apoteker kepada masyarakat
serta informasi obat.

IV. ASPEK-ASPEK APOTEK


1 Nama dan Alamat Apotek
Apotek yang akan didirikan bernama Kasih Farma terletak di Jl. Yos
Sudarso No. 27 Kota Bitung, Sulawesi Utara, lokasi apotek yang strategis dan
akan mendukung keberhasilan apotek dan kaitannya dengan profit.
2 Lay Out Apotek terlampir
3 Data-data pendukung:
a. Kepadatan Penduduk
Apotek Kasih Pharma berada di daerah dengan kepadatan penduduk
yang lumayan tinggi, dekat dengan perumahan warga, sekolah, Teminal,
Universitas, Pasar.
b. Tingkat sosial dan ekonomi
Apotek Kasih Farma berada di lingkungan yang tingkat pendidikan
masyarakatnya sedang, mengingat penduduknya sebagian besar Nelayan, Buruh
pabrik, pegawai, siswa, mahasiswa dan wiraswasta. Tingkat kesadaran akan
kesehatan masyarakat sedang. Tingkat ekonomi & konsumsi penduduk secara
umum cenderung menengah kebawah.
c. Pelayanan kesehatan lain
Sarana pelayanan kesehatan di sekitar apotek yaitu terdapat 1 Rumah
Sakit Katolik, 1 Puskesmas, 1 apotek lain dan 1 Klinik Bersalin
d. Jumlah Pesaing
Jumlah Apotek ada 1 jaraknya 8 km. Dengan melihat lokasi yang strategis
maka diharapkan apotek dapat berkembang degan cepat.
e. Situasi dan Kondisi Apotek
Lingkungan Apotek Kasih Farma relatif ramai karena berada di daerah
perumahan penduduk dan pusat perbelanjaan. Serta mudah dijangkau karena
terletak di jalur ramai yang biasa dilewati masyarakat untuk berangkat bekerja
maupun mengantar anaknya sekolah dan memiliki area parkir luas.

V. PELUANG DAN PROSPEK PEMASARAN


Melihat lokasi apotek yang strategis dan memperhatikan pola pengobatan
mandiri masyarakat (Swamedikasi), maka pendirian Apotek Kasih Farma
mempunyai prospek pemasaran yang cukup bagus karena:
1. Kepadatan penduduk yang tinggi sebab merupakan daerah pemukiman
penduduk, Komplek perumahan (Perum Girian Permai, Perum Riski, Perum
smp 12, Perum Polresta), Terminal Tangkoko, komplek pendidikan (SMP
12, SMP Negeri 1Bitung, SMA Negeri 1 Bitung, STIE Petra) serta Rumah
Sakit Katolik Budi Mulia, Pukesmas Girian, Terminal Tangkoko, Kompleks
Pasar Girian dan dekat dengan pusat perbelanjaan Girian jaya, City Mart
dan Ruko Girian
2. Letak apotek yang strategis depan jalan raya yang merupakan jalan utama
lewatnya kendaraan umum dan tempat pusat keramaian.
3. Lingkungan calon Apotek relatif aman
4. Penerapan strategi pemasaran yang mengedepankan citra apotek yang lebih
ekonomis, informatif, pelayanan ramah, lengkap dan memberikan
kenyamanan bagi konsumen yang didukung dengan sarana dan prasarana
yang ada di Apotek.
5. Menyediakan pelayanan kesehatan seperti : praktek dokter umum, spesialis,
pelayanan dan konsultasi obat dengan apoteker, menyediakan pemeriksaan
kesehatan TD, BB, TB dan gula darah, dll (Laboratoruim).
Berdasarkan data-data yang diperoleh dari survey pendahuluan terhadap
posisi strategis daerah/ peta lokasi dan keberadaan kompetitor, dapat diterangkan
beberapa hal yang penting. Hal ini dapat dilihat dari aspek kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman terhadap apotek Kasih Farma yang akan didirikan (Swot
Analisis).

1. Kekuatan/Strength
Yang menjadi kekuatan kompetitif apotek Kasih Farma yang akan
didirikan adalah sebagai berikut:
a. Ketersediaan obat, bahan obat, alkes serta perbekalan farmasi lainnya di
apotek Kasih Farma relatif lengkap sesuai kebutuhan masyarakat yang
mampu mencapai kepuasan pelanggan sehingga akan meningkatkan omset
apotek.
b. Harga ekonomis dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
c. Apotek dengan pelayanan berbasis Pharmaceutical Care dengan tepat,
cermat dan cepat.
d. Memenuhi ketersediaan palayanan kesehatan yang lain yaitu pelayanan
praktek dokter umum dan spesialis diantaranya spesialis anak, kandungan,
penyakit dalam, mata dan THT, serta Laboratorium Klinik disamping
apotek
e. Letak/lokasi apotek mudah dijangkau
f. Memiliki Apoteker yang memiliki pengetahuan tentang obat-obatan dan
pengobatan, memberikan pelayanan yang ramah dan sopan.
g. Apoteker Kasih Farma menerapkan konsep pelayanan kefarmasian No
Pharmacist No Service
2. Kelemahan/Weakness
Membutuhkan waktu untuk sosialisasi kepada masyarakat untuk
memperoleh pelanggan yang loyal dan tingkat ekonomi dan konsumsi yang
cukup rendah (menengah kebawah).
3. Peluang/Opportunity
a. Potensi daerah
1) Kepadatan penduduk yang tinggi sebab merupakan daerah pemukiman
penduduk, Komplek perumahan (Perum Girian Permai, Perum Riski,
Perum smp 12, Perum Polresta), Terminal Tangkoko, komplek
pendidikan (SMP 12, SMP Negeri 1 Bitung, SMA Negeri 1 Bitung,
STIE Petra) serta Rumah Sakit Katolik Budi Mulia, Pukesmas Girian,
Terminal Tangkoko, Kompleks Pasar Girian dan dekat dengan pusat
perbelanjaan Girian jaya, City Mart dan Ruko Girian, sehingga menjadi
sumber pelanggan apotek yang potensial.
b. Lokasi daerah
1) Calon lokasi apotek Kasih Farma strategis karena terletak di Sebelah
jalan raya yang merupakan akses utama sehingga mempermudah
masyarakat untuk mengakses obat, yang dulunya susah karena 1
apotek pesaing lainnya berada sangat jauh dari jalan raya sehingga
masyarakat tidak perlu jauh-jauh untuk memperoleh obat lagi karena
selain dekat dengan rumah sakit Budi Mulia juga dekat dengan
puskesmas Girian dan memiliki tempat praktek dokter.
4. Ancaman/Threat
Ada 1 Apotek kompetitor di daerah tersebut, dimana jarak antara Apotek
berada 8 km, serta 1 mini market yang berjarak 1 km.

VI. ASPEK PASAR DAN PEMASARAN


1. Potensi pasar
Letak/lokasi apotek strategis dan mudah dijangkau karena dekat
pemukiman Komplek perumahan Komplek perumahan (Perum Girian Permai,
Perum Riski, Perum smp 12, Perum Polresta), Terminal Tangkoko, komplek
pendidikan (SMP 12, SMP Negeri 1 Bitung, SMA Negeri 1 Bitung, STIE Petra)
serta Rumah Sakit Katolik Budi Mulia, Pukesmas Girian, Terminal Tangkoko,
Kompleks Pasar Girian dan dekat dengan pusat perbelanjaan Girian jaya, City
Mart dan Ruko Girian sehingga menjadi sumber pelanggan apotek yang
potensial.

Perkiraan konsumen:
a. Resep
b. Konsumen yang membeli OTC dan komoditi lain.

2. Market Share
a. Jumlah pesaing terdekat di sekitar apotek Kasih Farma : 1 apotek yang
berjarak 8 km.
b. Jumlah perkiraan pasien di sekitar apotek Kasih Farma setiap hari
sebanyak 100 pembelian resep,50 pembelian OWA dan 150 obat bebas

VII. RENCANA STRATEGI PENGEMBANGAN


1. Penetapan harga yang kompetitif dibandingkan dengan apotek yang ada di
sekitar.
2. Kerja sama dengan dokter praktek dalam pelayanan kesehatan guna
meningkatkan keberhasilan terapi yang rasional dan juga ketersediaan
laboratorium untuk menunjang pelayanan yang cepat
3. Sosialisasi ke warga di sekitar apotek melalui penyebaran brosur atau leaflet
kesehatan dan memberikan edukasi kemasyarakat langsung tentang obat dan
peran apoteker setiap satu minggu sekali di bulan awal apotek didirikan dan
1 bulan sekali di bulan-bulan berikutnya.
4. Memberikan pelayanan kefarmasian dengan komunikasi yang efektif dan
elegan untuk mendapatkan customer loyality sesuai dengan Branch
image yang akan apotek Kasih Farma bangun.
5. Memperbanyak produk yang ditawarkan dengan menyesuaikan pola
kebutuhan pasien.
6. Pada tahun pertama pendirian rutin melaksanakan penyuluhan tentang obat
dan penyakit kepada masyarakat.

VIII. PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA


Untuk dapat mengelola sebuah apotek diperlukan Human Capital yang
memiliki komunikasi efektif dan elegan dalam menangani setiap kegiatan baik
yang berhubungan dengan administratif maupun pelayanan di Apotek. Apotek
Kasih Pharma merekrut 6 karyawan dengan susunan sebagai berikut:
1. Apoteker Pengelola Apotek : 1 orang
2. Apoteker Pendamping : 1 orang
3. TTK : 7 orang
4. Administrasi umum : 4 orang
Dasar pertimbangan perekrutan karyawan tersebut adalah:
1. Jam kerja :08.00-22.00, dibagi menjadi 2 shift yaitu jam 08.00-15.00 dan
jam 15.00-22.00 (Hari minggu dan hari besar keagamaan libur). Shiff 1 :
APA + TTK (3 orang) + Administrasi (2 orang) masuk mulai 08.00-15.00
dan Shiff 2 : Aping + AA ( 4 orang) jam 15.00-22.00.
2. Dana yang tersedia (bagian aspek modal dan biaya dari PSA).
3. Sumber daya manusia merupakan Human Capital, oleh karena itu SDM di
Apotek Kasih Farma haruslah orang-orang yang memiliki kelebihan yang
tidak dapat ditiru oleh apotek lain yang mampu menciptakan keunggulan
yang kompetitif sehingga akan menciptakan kepuasan customer dan
meningkatnya profit apotek.

IX. ALAT DAN PERBEKALAN FARMASI YANG DIPERLUKAN


1. Bangunan
a. Bangunan apotek terdiri dari ruang pelayanan resep, ruang peracikan,
kasir, ruang kerja apoteker dan konsultasi obat, ruang administrasi, ruang
praktek dokter, ruang tunggu pasien, tempat parkir, dan toilet.
b. Bangunan dilengkapi dengan AC, penerangan, sumber air yang memenuhi
persyaratan, ventilasi dan sanitasi yang mendukung dan tempat sampah.
c. Papan nama berukuran panjang 100 cm dan lebar 60 cm dengan tulisan
hitam di atas dasar putih, tinggi huruf minimal 7 cm dengan tebal 7 mm,
dilengkapi dengan neon box. Papan nama terdiri dari papan nama apotek
dan papan nama apoteker dengan SIA terpasang jelas, serta papan praktek
dokter yang lengkap.

2. Perbekalan Farmasi
a. Obat Keras (Obat dengan Resep dan OWA)
b. Obat bebas (OTC) dan bebas terbatas
c. Kesehatan : timbangan badan, pispot, masker, termometer, perban, sarung
tangan, kateter, spuit, dll.
d. Kosmetik, Produk jamu, makanan dan minuman kesehatan, perlengkapan
bayi (bedak, botol susu bayi, sabun, susu, madu, energy drink, dll).
e. Bahan baku obat

3. Perlengkapan
a. Alat pembuatan, pengolahan, dan peracikan
- Timbangan
- Thermometer
- Mortir dan stamper
b. Alat perbekalan farmasi

- Pot plastik berbagai - Lemari dan rak penyimpanan


ukuran obat
- Lemari pendingin - Lemari penyimpanan untuk
narkotika, psikotropika, dan
bahan berbahaya lainnya
c. Wadah pembungkus dan pengemas

- Etiket - Streples
- Kertas puyer - Wadah pengemas dan
pembungkus lainnya (tas
plastik)
d. Alat administrasi

- Blanko pesanan obat - Buku penerimaan


- Blanko kartu stok obat - Buku pembukuan keuangan
- Blanko copy resep - Buku pencatatan narkotik
- Blanko faktur dan nota
dan psikotropik
penjualan - Buku pesanan narkotik dan
- Blanko kuitansi
psikotropik
- Buku defecta
- Buku laporan obat narkotik
- Buku standar
- Buku pembelian dan psikotropik
- Buku pencatatan penyerahan
resep
- Alat-alat tulis dan kertas
e. Perlengkapan lainnya
- Alat pemadam kebakaran
- Alat kasir dan kertas
- Komputer dan program online data mulai dari pendaftaran pasien
sampai resep dokter (pasien hanya tinggal mengantri)

X. TENAGA KERJA
1. Struktur Organisasi
APA
PSA

APING

TTK Administrasi

Keterangan =
Garis koordinasi =
Garis instruksi =

2. Jumlah tenaga kerja


a. Apoteker : 1 orang
b. Apoteker Pendamping: 1 orang
c. TTK : 7 orang
d. Administrasi umum : 4 orang

XII.STUDI KELAYAKAN APOTEK


Berikut adalah perkiraan modal dan gaji karyawan yang diperlukan untuk
apotek Kasih Farma.

1. MODAL
1) Bangunan
Tanah dan bangunan Rp. 150.000.000,-
2) Perlengkapan Apotek

1.600.000 ,
Etalase kaca di depan uk 1x1 : 2x @ 800.000,- Rp.
3.200.000 ,-
Etalase kaca di depan uk 2x1 : 2x@ 1.600.000,- Rp.
1.250.000,-
Meja 10 x 125.000 Rp.
12.000.000,-
Tempat tidur pasien 6 x @ 2.000.000 Rp.
1.000.000,-
Kursi 20 x @ 50.000 Rp.
400.000,-
Kursi ruang tunggu (panjang) 2x 200.000 Rp.
8.000.000,-
Komputer 2 x @ 4.000.000 Rp.
6.000.000,-
Software Rp.
750.000,-
Printer Rp.
400.000,-
Telepon Rp.
4.000.000,-
Timbangan mg dan gram Rp.
120.000,-
Timbangan badan Rp.
1.000.000,-
Lemari es Rp.
450.000,-
Lemari narkotik dan psikotropik Rp.
100.000,-
Alat peracikan obat (Stemper, Mortir) Rp.
Alat gelas (Bekerglass, Gelasukur 50 ml,100 ml,Batang 500.000,-
Rp.
pengaduk, tabung reaksi)
Perlengkapan administrasi 500.000,-
Rp.
Buku standard kefarmasian 2.000.000,-
Rp.
Stempel apotek 150.000,-
Rp.
Kalkulator 120.000,-
Rp.
Dispenser+gallon 350.000,-
Rp.
AC 4.000.000,-
Rp.
Papan nama 2.000.000,-
Rp.
Lampu 500.000,-
Rp.
Jam dinding 100.000,-
Rp.
Alat Kebersihan 100.000,-
Rp.
TV 2.000.000,-
Rp.
Alat Pemadam Kebakaran Fire Indo 2@200.000 400.000,-
Rp.
TOTAL 53. 000.000,-
Rp.

2) Biaya Lain
a. Biaya Perizinan Rp. 2.000.000,-
b. Modal Operasional (obat) Rp. 80.000.000,-
c. Cadangan Modal Rp. 15.000.000,-
Total Modal Rp 300.000.000,-
.

2. RENCANA ANGGARAN TAHUN KE 1


a. Biaya tetap perbulan tahun ke-1

1) Gaji Karyawan

APA (1 orang) Rp. 2.000.000,-

Apoteker pendamping (1 orang) Rp. 1.500.000,-

TTK (7orang) Rp. 8.400.000,-

Administrator (4 orang) Rp. 3.200.000,-

Jumlah Rp. 15.100.000,-

2) Biaya lain-lain:

Beban Listrik, air, telepon, bensin dan Rp. 500.000,-


keamanan

Lain-lain Rp. 500.000,-


1.000.000,-
Jumlah Rp.
16.100.000,-
Biaya Keseluruhan Rp.

Rp. 193.200.000,-
Rp.
15.100.000,-
Rp.
208.300.000,-

Biaya tetap tahun ke-1


Biaya tetap bulanan x 12
THR
Total

b) Perhitungan BEP tahun ke-1

a. Penjualan obat dari resep 1 tahun pada tahun pertama


diasumsikan resep yang masuk adalah 100 resep per hari
dengan harga rata-rata per resep adalah berkisar Rp
150.000,- maka untuk per tahunnya dapat dihitung:
70 lembar x 26 hari x 12 bulan x Rp. 150.000,- =
(Margin 30%) Rp. 3.276.000.000,-
b Penjualan obat bebas
. 26 hari x 12 bulan x Rp. 1.000.000,- = (Margin 10%) Rp. 312.000.000,-
c. Penjualan OWA
26 hari x 12 bulan x Rp. 1.000.000,- = (Margin 25%) Rp. 312.000.000,-
d Penjualan Produk Farmasi Lain (suplemen, produk herbal,
. kosmetik, sabun, alkes, dll.)
26 hari x 12 bulan x Rp. 1.500.000,- = (Margin 20%) Rp. 468.000.000,-
Total Pendapatan 1 Tahun Rp 4.368.000.000,-
.

c) Pengeluaran rutin tahun ke-1

a. Pembelian obat resep ( 70% X Rp. 3.276.000.000,-) Rp. 2.293.200.000,-


b. Pembelian obat bebas (90% X Rp. 312.000.000,-) Rp. 280.800.000,-
c. Pembelian OWA (75% X Rp. 312.000.000,-) Rp. 280.800.000,-
d. Produk Farmasi Lain (80% X Rp. 468.000.000,-) Rp. 374.400.000,-
e. Biaya tetap 1 tahun Rp. 208. 300.000,-
Total pengeluaran 1 tahun Rp. 3.437.500.000,-

d) Pengeluaran Laba Rugi tahun ke-1


1. Pemasukan tahun ke-1 Rp. 4.368.000.000,-
2. Pengeluaran tahun ke-1 Rp. 3.437.500.000,-
Laba kotor Rp. 930.500.000,-
Pajak final (1% x 4.368.000.000,-) Rp.
43.680.000,-
Laba bersih Rp.
886.820.000,-
e) Perhitungan BEP tahun ke-1
1. Pay Back Periode
Pay Back Periode = Total Investasi
Laba Bersih
Pay Back Periode = Rp. 300.000.000,-
Rp. 886.820.000,-
= 0,34 tahun
2. ROI (Return On Investment)
ROI =Laba bersih x 100%
Total investasi
ROI = Rp. 886.820.000,- x 100%
Rp. 300.000.000,-
= 295,6%

3. Break Event Point (BEP)


1 x Biaya Tetap
BEP =
Biaya variabel
1-
Pendapatan

BiayaVariabel = Total pengeluaran 1 tahun Biayatetap 1 tahun

BiayaVariabel = Rp. 3.437.500.000,- Rp. 208.300.000,-

= Rp. 3.229.200.000,-

BEP= 1X 208. 300.000,-

1 - Rp.3.229.500.000,-

Rp. 4.368.000.000,-

= Rp. 1.041.500.000,-/ tahun = Rp. 86.791.666,-/bulan

4. Margin
Margin = Biaya tetap X 100%

BEP
= Rp. 208.300.000,- X 100%

Rp. 1.041.500.000

= 20%

5. Prosentase BEP

% BEP= Biaya tetap X 100%

(Pendapatan-Variabel)

= Rp. 208.300.000,- X 100%

(Rp. 4.368.000.000,- Rp. 3.229.200.000,-)

=18,29%

3. RANCANGAN PENDAPATAN UNTUK 5 TAHUN KE DEPAN

Pendapatan tahun ke 1 Rp. 4.368.000.000,-


Perkiraan pendapatan tahunke 2 naik 10%= Rp. 4.804.800.000,-
Perkiraan pendapatan tahun ke 3 naik 10%= Rp. 5.285.280.000,-
Perkiraan pendapatan tahun ke 4 naik 10%= Rp. 5.813.808.000,-
Perkiraan pendapatan tahun ke 5 naik 10%= Rp. 6.395.188.800,-

XIII. Kesimpulan

Melihat dari banyak aspek studi kelayakan yang telah dilakukan seperti
aspek lokasi, aspek pasar, aspek ekonomi dan permodalan, aspek managerial dan
aspek teknis maka Apotek Kasih Farma yang akan didirikan di Jl. Yos Sudarso
No. 27 Kota Bitung Sulawesi Utara layak untuk didirikan.
LAMPIRAN

You might also like