Professional Documents
Culture Documents
MEDIKOLEGAL
1
TOPIK
3
DEFINISI KEMATIAN
UU No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
pasal 117:
4
DEFINISI KEMATIAN
1. MATI KLINIS
Berhenti bekerjanya Jantung & Paru
2. MATI SELULAR
3. MATI BATANG OTAK
Matinya sel saraf pada pusat otonom
di batang otak mengakibatkan berhenti
bekerjanya jantung dan paru
4. MATI OTAK
Matinya sel-sel saraf otak
neokorteks yang sifatnya
ireversibel
5
HAL TERKAIT
SEBAB KEMATIAN
jenis kekerasan atau penyakit yang
menyebabkan kematian
MEKANISME KEMATIAN
Perubahan biologis, kimiawi dan patologi akibat
penyebab kematian
LOKASI KEMATIAN
tempat terjadinya kematian dan atau
ditemukannya jenazah: Fasilitas Kesehatan-
Diluar Fasilitas kesehatan
CARA KEMATIAN
sifat peristiwa yang menimbulkan
penyebab kematian: Wajar Tidak Wajar
6
Penyebab Kematian
(ICD - 10)
Autopsy
Rekam Medis
Autopsy Verbal
Simpulan :
a.Penyebab Kematian langsung
b.Penyebab Kematian antara
c.
d.Penyebab Kematian Dasar
7
SEBAB KEMATIAN
(PERSPEKTIF FORENSIK)
Mengutamakan kepastian
Bila ragu2 harus di declare tidak
dapat ditentukan
If you dont see it dont say it
Purpose: pemastian hak /
kewajiban / konsekuensi yuridis
Cara berpikir: critical analisis cod
. Deduktif
8
MEDICOLEGAL CAUSATION
Causation in Fact and Law
Factual Cause: a cause in the physical world (cause and effect
through empirical observation)
Legal Cause: a cause which is sufficient to result a liability (the
person initiating the chain of events deserves to be held responsible
to the consequence)
FACTUAL CAUSE MUST BE FIRST ESTABLISHED
C.I.Phillip, Logic in Medicine, 2nd ed., BMJ Publ., London, 1995, pp.141-142
9
Kausalitas
Konsep hukum
IN JURE NON REMOTA CAUSA SED PROXYMA
SPECTATURE
DIRECT CAUSATION
PROXIMATE CAUSE
Kausalitas Medis vs Kausalitas Forensik
Medis : Induktif
Forensik : Deduktif
Teori kausalitas
1. CONDISIO SIN QUA NON
2. ADEQUAT VEROORZAKING
3. TOEREKENING NAAR REDELIJKHEID
Condisio sin Qua non
Von Buri
Hubungan sederhana
Sebab secara langsung menimbulkan akibat
A memukul B trauma kepala EDH
Tempus delictum jelas
ADEQUAT VEROORZAKING
Von Kries
Pada kasus yang kompleks
Memerlukan pertimbangan medis lebih dalam
Sebab bila berhubungan adekuat :
Relevans
Necessary
Sufficient unsur utama
ADEQUAT VEROORZAKING
A memukul kepala B, Terjadi EDH. B sebelumnya
telah mengalami penyempitan koroner dan
Hipertensi. Selama perawatan menunjukkan
gejala stroke dan keluhan angina. B Menginggal
seminggu setelah perawatan
Apa penyebab kematian ?
Apakah trauma sebagai faktor penyebab ?
Apakah waktu trauma relevan dengan kematian ?
TOEREKENING NAAR REDELIJKHEID
Koster
Faktor kausalitas :
a) Sifat kejadian
b) Sifat kerugian ( damage)
c) Kemungkinan kerugian yang diperkirakan
( predictable damage) prognosis
d) Beban yang seimbang
AUTOPSI
Berasal dari kata auto = sendiri, dan opsi = melihat
Pengertian :
Pemeriksaan medis terhadap mayat yang
meliputi Pemeriksaan Luar ( PL ) & Pemeriksaan
Dalam ( PD ), dengan membuka rongga kepala,
leher, dada, perut & panggul, atau bagian tubuh
lain yang dianggap perlu, disertai Pemeriksaan
Penunjang/Laboratorium.
Cont`..Autopsi
Terdiri dari pemeriksaan :
Pemeriksaan Luar ( PL )
Pemeriksaan Dalam ( PD )
Pemeriksaan Penunjang
1. Toksikologi
2. Patologi Anatomi
3. Laboratorium lainnya
JENIS AUTOPSI
AUTOPSI FORENSIK/MEDIKOLEGAL
AUTOPSI KLINIK
AUTOPSI VERBAL
AUTOPSI ANATOMI/PENDIDIKAN
AUTOPSI VIRTUAL
AUTOPSI FORENSIK/MEDIKOLEGAL
Taceant colloquia Effugiat risus. Hic Locus est ubi mors gaudet
succurrere vitae
30
Taceant colloquia Effugiat risus.
Hic Locus est ubi mors gaudet
succurrere vitae
31
KASUS 1 31 Agustus 2011
Seorang laki-laki, YM, 33 tahun dikeroyok oleh
tiga orang. Riwayat pingsan (+) tetapi
kemudian sadar. Setelah itu mengeluh sakit
kepala. Keesokan harinya melapor ke polisi
atas penganiayaan dirinya. Polisi menyarankan
korban ke Rumah Sakit Daerah untuk
pemeriksaan kekerasan dan pemeriksaan sakit
kepalanya. RSUD memeriksa dan membuatkan
VeR dan memberi penghilang rasa sakit dan
korban pulang.
Kasus 1
Sakit kepala terus dirasakan korban sehingga
korban datang ke RS Swasta untuk pemeriksaan.
Di RS Swasta,dokter melakukan pemeriksaan foto
kepala dan dinyatakan tidak ada kelainan. Korban
dipulangkan dengan pemberian obat oral. Pada
hari keenam, Korban datang lagi ke RS Swasta
karena sakit kepalanya tidak hilang. Oleh Rs
dipulangkan dengan diberikan obat oral. Pada
hari kesepuluh,setelah makan malam,korban
mendadak tersedak dan kejang. Kemudian tidak
berapa lama meninggal
PEMERIKSAAN LUAR
44