You are on page 1of 8

KEGAWATDARURATAN

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN


KEPATUHAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DALAM
MENJALANI HEMODIALISIS
DI RS. MUHAMMADIYAH PALEMBANG 2016

DISUSUN OLEH :

SAIDATUR RAHMA : 05.13.104

DOSEN PEMBIMBING :

Murbiah S.kep.,Ns,.M.kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKes MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2016 / 2017
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Ginjal merupakan organ yang berfungsi untuk memetabolisme zat-zat
dalam tubuh termasuk diantaranya filtrasi glomerulus, reabsorbsi, mensekresi,
pengenceran dan pengasaman urin, serta memproduksi dan memetabolisme
hormon. Dari fungsi ginjal yang ada apabila satu diantaranya mengalami
penurunan fungsi atau melebihi dari itu terjadinya progresif penyakit maka akan
berdampak bagi kesehatan ginjal itu sendiri. (Sudoyo,2007).
Ada beberapa gangguan fungsi ginjal yang ada yaitu Gagal ginjal akut
merupakan suatu sindrom klinik akibat adanya gangguan dari fungsi ginjal yang
terjadi secara mendadak (dalam beberapa jam sampai beberapa hari) yang
menyebabkan retensi sisa metabolisme nitrogen dan non-nitrogen. Sedangkan
Penyakit ginjal kronik merupakan suatu proses patofisiologis dengan etiologi
yang beragam mengakibatkan fungsi ginjal secara progresif dan ireversibel
dalam berbagai periode waktu, dari beberapa bulan hingga beberapa decade.
Penyakit ginjal kronis salah satu contoh penyakit tidak menular, tapi merupakan
kerusakan fungsi ginjal yang dapat berakibat fatal. (Chang,2009).
Penyebab utama Penyakit Ginjal Kronik adalah glomerulonefritis, diabetes
melitus, dan hipertensi, penyebab yang signifikan dimana kurangnya deteksi dini
terhadap gejala dari penyakit tersebut. Penderita yang mengalami Penyakit
ginjal kronik dapat menanggulangi penyakit yang ada dengan dilaksanakannya
terapi Hemodialisis sebagai pengobatan pengganti untuk penyakit ginjal kronik
dengan mengeluarkan sisi-sisa metabolisme atau racun tertentu dari peredaraan
darah manusia.
Menurut World Health Organization (WHO,2008) melaporkan bahwa 57
juta kematian di dunia, dimana tingkatkematian penyakit tidak menular di dunia
adalah sebesar 36 juta. kematian penyakit tidak menular di dunia adalah sebesar
36 juta. kematian penyakit tidak menular di dunia adalah sebesar 36 juta.
Di Indonesia, angka kejadian CKD pada tahun 2010 sebanyak 8.034, pada
tahun 2011 terdapat 15.353 pasien yang baru menjalani HD dan pada tahun
2012 terjadi peningkatan pasien yang menjalani HD sebanyak 4.268 orang
sehingga secara keseluruhan terdapat 19.621 pasien yang baru menjalanai HD
(Dikes, 2013).
Indonesia termasuk negara dengan tingkat penderita CKD yang cukup
tinggi. Peningkatan penderita penyakit ini di Indonesia mencapai angka 20%.
Berdasarkan PDPERSI, menyatakan jumlah penderita CKD diperkirakan sekitar 50
orang per satu juta penduduk (Suwitra, 2006).
Menurut data Yayasan Peduli Ginjal (Yadugi), saat ini di Indonesia terdapat
40.000 penderita gagal ginjal kronik (GGK). Namun dari jumlah tersebut, hanya
sekitar 3.000 penderita yang bisa menikmati pelayanan cuci darah atau
hemodialisa. Sisanya, hanya bisa pasrah menjalani hidupnya, karena pada
dasarnya penderita hemodialisa tidak bisa sembuh.
Bagi penderita gagal ginjal kronik, hemodialisa akan mencegah kematian.
Namun demikian, hemodialisa tidak menyembuhkan atau memulihkan penyakit
ginjal dan tidak mampu mengimbangi hilangnya aktifitas metabolik atau
endokrin yang dilaksanakan oleh ginjal dan dampak dari gagal ginjal serta terapi
terhadap kualitas hidup pasien. Pasien harus menjalani dialisis sepanjang
hidupnya atau sampai mendapat ginjal baru melalui operasi pencangkokan
(Smeltzer, 2002).
Hemodialisa merupakan suatu proses yang digunakan pada pasien dalam
keadaan sakit akut dan memerlukan terapi dialisis yang jangka pendek
(beberapa hari hingga beberapa minggu) atau penyakit ginjal dengan stadium
akhir atau end stage renal disease (ESRD) yang memerlukan terapi jangka
panjangf atau permanen. Diperkirakan terdapat lebih dari 100.000 pasien yang
akhir-akhir ini menjalani hemodialisa. Tujuan hemodialisa adalah untuk
mengeluarkan zat-zat nitrogen yang toksik dari dalam darah dan mengeluarkan
air yang berlebihan.
Klien hemodialisa menghadapi perubahan yang signifikan karena mereka
harus beradaptasi terhadap terapi hemodialisa, komplikasi-komplikasi yang
terjadi, perubahan peran di dalam keluarga, perubahan gaya hidup yang harus
mereka lakukan terkait dengan penyakit CKD dan terapi hemodialisa. Keadaan
ini tidak hanya dihadapi oleh klien saja, tetapi juga oleh anggota keluarga yang
lain (Friedman, 1998).
Dukungan keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
ketidakpatuhan dalam perawatan hemodialisa. Hemodialisa adalah suatu
alternatif terapi bagi penderita gagal ginjal kronik yang membutuhkan biaya
besar. Tidak cukup 1-2 bulan saja tetapi butuh waktu yang lama. Penderita tidak
bisa melakukannya sendiri, mengantar ke pusat hemodialisa dan melakukan
kontrol ke dokter. Tanpa adanya dukungan keluarga mustahil program terapi
hemodialisa bisa dilakukan sesuai jadwal.
Dukungan keluarga terhadap pasien adalah sikap keluarga terhadap
anggota keluarga yang sakit yang ditunjukkan melalui interaksi dan reaksi
keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit. Dukungan keluarga merupakan
sebuah proses yang terjadi sepanjang kehidupan dimana sifat dan jenis
dukungan keluarga berbeda-beda dalam berbagai tahap siklus kehidupan
(Friedman, 1998).
Dukungan keluarga sebagai bagian dari dukungan sosial dalam
memberikan pertolongan dan bantuan pada anggota keluarga yang memerlukan
terapi hemodialisa sangat diperlukan. Orang bisa memiliki hubungan yang
mendalam dan sering berinteraksi, namun dukungan yang diperlukan hanya
benar-benar bisa dirasakan bila ada keterlibatan dan perhatian yang mendalam
(Brunner & Suddarth, 2001).
Dukungan keluarga dapat menjadi faktor yang dapat berpengaruh dalam
menentukan keyakinan dan nilai kesehatan individu serta menentukan program
pengobatan yang akan mereka terima. Keluarga juga memberi dukungan dan
membuat keputusan mengenai perawatan anggota keluarga yang sakit. Derajat
dimana seseorang terisolasi dari pendampingan orang lain, isolasi sosial, secara
negatif berhubungan dengan kepatuhan (Carpenito, 2000).
Kepatuhan adalah ketaatan pasien dalam melaksanakan tindakan terapi.
Kepatuhan pasien berarti bahwa pasien dan keluarga harus meluangkan waktu
dalam menjalani pengobatan yang dibutuhkan (Potter & Perry, 2006).
Kepatuhan terapi pada penderita hemodialisa merupakan hal yang penting
untuk diperhatikan, karena jika pasien tidak patuh akan terjadi penumpukan zat-
zat berbahaya dari tubuh hasil metabolisme dalam darah. Sehingga penderita
merasa sakit pada seluruh tubuh dan jika hal tersebut dibiarkan dapat
menyebabkan kematian. Pada dasarnya penderita gagal ginjal baik akut maupun
kronik sangat tergantung pada terapi hemodialisa yang fungsinya menggantikan
sebagian fungsi ginjal.
Ketidakpatuhan memiliki dampak yang sangat memprihatinkan sebab
akan berpengaruh terhadap terjadinya komplikasi akut dan kronis, lamanya
perawatan dan berdampak pada produktivitas dan menurunkan sumber daya
manusia. Selain itu, dampak masalah ini bukan hanya mengenai individu dan
keluarga saja, lebih jauh akan berdampakpada sistem kesehatan suatu negara.
Negara akan mengeluarkan biaya yang banyak untuk mengobati dan merawat
pasien CKD dengan hemodialisis yang umumnya menjadi pengobatan seumur
hidup (Dochterman & Bulechek, 2004).
Naiknya jumlah penderita CKD dari tahun ke tahun, menyebabkan pasien
yang menjalani hemodialisa juga terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Peningkatan ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain tingkat
pengetahuan penderita, tingkat ekonomi, sikap pasien, usia, dukungan keluarga,
jarak dengan pusat hemodialisa, nilai dan keyakinan tentang kesehatan, derajat
penyakit, lama menjalani hemodialisa, dan faktor keterlibatan tenaga kesehatan
(Dochterman & Bulechek, 2004).
Berdasarkan penjelasan di atas, salah satu faktor yang menyababkan
ketidakpatuhan penderita menjalani hemodialisa adalah kurangnya dukungan
dari keluarga, misalnya tidak adanya keluarga yang mengantar saat tiba jadwal
terapi, keluarga tidak punya biaya.

2. Rumusan masalah
Hemodialisis merupakan pengobatan yang di lakukan oleh penderita
penyakit gagal ginjal dengan menggunakan alat sebagai pengganti untuk
mengeluarkan sisa-sisa metabolisme atau racun tertentu dari peredaran darah
manusia. Penderita gagal ginjal membutuhkan dukungan keluarga yang
berpengaruh dalam menentukan keyakinan dan nilai kesehatan individu
terhadap pengobatan yang di terima. Keluarga memberikan dukungan dan
membuat keputusan terhadap perawatan anggota keluarga yang sakit terhadap
kepatuhan dalam menjalani pengobatan.
Berdasarkan pembahasan dari uraian di atas maka penulis merumuskan
permasalahan hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan pasien gagal
ginjal kronik dalam menjalani hemodialisi di rumah sakit muhammadiyah
palembang 2016

3. Tujuan penelitian
a. Tujuan umum
Di ketahui adanya hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan
pasien gagal ginjal kronik dalam menjalani hemodialisis di rumah sakit
muhammadiyah palembang 2016
b. Tujuan khusus
1) Diketahui pentingnya dukungan keluarga terhadap pasien gagal ginjal
kronik dalam menjalani hemodialisis di rumah sakit muhammadiyah
palembang 2016
2) Diketahui tingkat kepatuhan pasien gagal ginjal kronik dalam menjalani
hemodialisis di rumah sakit muhammadiyah palembang 2016
3) Diketahui adanya hubungan dukungan keluarga terhadap tingkat
kepatuhan pasien gagal ginjal kronik dalam menjalani hemodialisis di
rumah sakit muhammadiyah palembang

4. Manfaat penelitian
a. Untuk rumah sakit muhammadiyah palembang
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau
informasi dalam upaya meningkatkan dukungan keluarga klien terahadap
tingkat kepatuhan pasien gagal ginjal kronik dalam menjalani hemodialisis di
rumah sakit muhammadiyah palembang 2016.
b. Untuk institusi pendidikan
Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi ilmiah yang
bermanfaat dalam pengembangan pembelajaran yang berhubungan dengan
dukungan keluarga terhadap tingkat kepatuhan pasien gagal ginjal kronik
dalam menjalani hemodialisis sebagai referensi bagi mahasiswa serta
sebagai bahan kajian untuk peneliti lebih lanjut.
c. Untuk peneliti
Sebagai sarana menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam
melakukan penelitian dan menambah ilmu pengetahuan dalam menganalisa
permasalahan kesehatan terutama pentingnya kepatuhan hemodialisis pada
penderita gagal ginjal kronik

5. Penelitian terkait
a. Cornelia Dede Yoshima Nekada (2012) tentang hubungan antara dukungan
keluarga dengan kepatuhan pada pasiengagal ginjal kronik dalam menjalani
hemodialisis di RSUP Dr. Soeradji tortonegoro klaten terhadap 50 responden
menunjukan hasil 86,0% mendapat dukungan dari keluarga, 14,0% kurang
mendapat dukungan dari keluarga dan 82,0% patuh dalam menjalani
hemodialisis, 18,0% kurang patuh dalam menjalani hemodialisis.
b. Diyan ajeng (2016) tentang hubungan dukungan keluarga dengan tingkat
kepatuhan pasien hemodialisis terhadap terapi gagal ginjal kronik di ruamh
sakit balmbangan banyuwangi menunjukan bahwa sebagian besar
responden mendapat dukungan keluarga 67,27% dengan dukungan
emosional 85,28%, dukungan instrumental 85,10% termasuk dalm katergori
baik terhadap dukungan pasien. Dan tingkat kepatuhan pasien yang
mendapat dukungan dari keluarga sebanyak 90,9% pasien.
c. Amri wiji faujiah (2016) tentang hubungan antara kepatuhan menjalani terapi
hemodialisa dengan kualitas hidup pasien gagal gainjal kronik di ruang
hemodialisa RSUD. Soedirman kebumen dialkukan pada 88 sampel
didapatkan hasil 70,5% pasien patuh menjalani terapi hemodialisisdengan
kualitas hidup kurang baik 63,6%.
d. Umi perbiyana parwanati (2015) tentang hubungan dukungan keluarga
dengan kualitas hidup pasien hemodialisa di RS. PKU mehammadiyah
yogyakarta unit II menunjukan bahwa terdapat hubungan antara dukungan
keluarga dengaan kualitas hidup pasien dengan hasil dukungan keluarga
dalam kategori tinggi sebanyak 17 orang 36,2%, dan kualitas hidu dalam
kategori baik sebanyak 32 orang 68,1%.
e. Lilik maslaka (2014) tentang Analisa Pemahaman Discharge Planning dengan
Tingkat Kepatuhan Pasien Gagal Ginjal Kronik (GGK) Dalam Menjalani Terapi
Hemodialisis Di Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya dari 70 responden
dan besar sample 59 responden menjunjukan hasil adanya hubungan
pemahaman discharge planning dengan tingkat kepatuhan pasien menjalani
hemodialisa di dapatkan bahwa sebagian besar 35 (59,3%) pemahaman
discharrge palnning baik, tingkat kepatuhan pasien dalam menjalani terapi
hemodialisis sebagian besar 30 (50,8).

DAFTAR PUSTAKA

Ajeng D, Dessy. 2016. hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kepatuhan


pasien hemodialisis terhadap terapi gagal ginjal kronik di ruamh sakit
balmbangan banyuwangi. http://akademifarmasijember.ac.id/wp-
content/uploads/2016/05/4.-HUBUNGAN-DUKUNGAN-KELUARGA-
DENGAN-TINGKAT-KEPATUHAN-PASIEN-edit-2.pdf. diakses pada tanggal
16 november 2016.

Dede C. Y. N. 2012. hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan


pada pasiengagal ginjal kronik dalam menjalani hemodialisis di RSUP Dr.
Soeradji tortonegoro klaten.
http://journal.respati.ac.id/index.php/ilmukeperawatan/article/download/
192/167. diakses pada tanggal 16 november 2016.

Hidayanti W. 2013. Metode perawatan pasien gangguan sistem perkemihan


kencana, jakarta

Pebriyana, U P. 2015. hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup


pasien hemodialisa di RS PKU Muhammadiyah yogyakarta unit II.
http://opac.say.ac.id/13/1/Naskah%20Publikasi.pdf. Di akses pada
tanggal 16 november 2016.
Suharyanto T dan Madjid A. 2009. Asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan sistem perkemihan. TIM, jakarta

Sunarni. 2009. hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan


menjalani hemodialisa pada penderita gagal ginjal kronik di RSUD Dr.
Moewardi Surakarta. http://eprints.ums.ac.id/6432/1/J210050082.pdf.
diakses pada tanggal 16 november 2016.

Wijaya, Amri F. 2016. hubungan antara kepatuhan menjalani terapi hemodialisa


dengan kualitas hidup pasien gagal gainjal kronik di ruang hemodialisa
RSUD. Soedirman kebumen.
http://elib.stikesmuhgombong.ac.id/403/1/AMRI%20WIJI%20FAUZIAH
%20NIM.%20A11200741.pdf. Diakses pada tanggal 16 november 2016.

TAHAPAN-TAHAPAN PEMBUATAN JUDUL

1. Departemen : kegawat daruratan

2. Pertanyaan
a. Adakah hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan pada pasien gagal
ginjal kronik dalam menjalani hemodialisis?
b. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kepatuhan pada pasien gagal
ginjal kronik alam menjalani hemodialisis?
c. Adakah hubungan pengetahuan dengan kepatuhan pada pasien gagal ginjal
kronik dalam menjalani hemodialisis?

3. Tema
Pengaruh dukungan keluarga terhadap pasien gagal ginjal kronik dalam
menjalani hemodialisis

4. Judul
Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Pada Pasien
Gagal Ginjal Kronik Dalam Menjalani Hemodialisis Di RS. Muhammadiyah
Palembang 2016

You might also like