Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Skizofrenia
2.1.1 Pengertian
Skizofrenia berasal dari dua kata, yaitu Skizo yang artinya retak atau
pecah (split), dan frenia yang artinya jiwa. Dengan demikian seseorang yang
mana sejak dahulu kala. Sebelum Kraepelin tidak ada kesatuan pendapat
dan Sadock, 2003). Gangguan skizofrenia adalah sekelompok reaksi psikotik yang
dan beperilaku dengan sikap yang dapat diterima secara sosial (Isaacs, 2004).
adalah gangguan jiwa yang menetap, bersifat kronis dan bisa terjadi kekambuhan
dengan gejala psikotik beranekaragam dan tidak khas, seperti: penurunan fungsi
10
11
kognitif yang disertai halusinasi dan waham, afek datar, disorganisasi perilaku dan
1. Fase prodromal
bulan ataupun lebih dari satu tahun sebelum onset psikotik menjadi jelas. Gejala
mengganggu individu serta membuat resah keluarga dan teman, mereka akan
mengatakan orang ini tidak seperti yang dulu. Semakin lama fase prodromal
2. Fase aktif
datang berobat pada fase ini, bila tidak mendapat pengobatan gejala-gejala
tersebut dapat hilang spontan suatu saat mengalami eksaserbasi atau terus
3. Fase residual
1) Gejala primer.
2) Gejala sekunder.
1) Skizofrenia simpleks
Skizofrenia simpleks, sering timbul pertama kali pada masa pubertas. Gejala
berfikir biasanya sukar ditemukan. Waham dan halusinasi jarang sekali terdapat.
Jenis ini timbul secara perlahan. Pada permulaan mungkin penderita kurang
semakin mundur dalam kerjaan atau pelajaran dan pada akhirnya menjadi
pengangguran, dan bila tidak ada orang yang menolongnya ia akan mungkin akan
2) Skizofrenia hebefrenik
(2008) permulaannya perlahan-lahan dan sering timbul pada masa remaja atau
antara 1525 tahun. Gejala yang menyolok adalah gangguan proses berfikir,
perilaku kekanak-kanakan sering terdapat pada jenis ini. Waham dan halusinasi
banyak sekali.
3) Skizofrenia katatonik
timbulnya pertama kali antara umur 15-30 tahun dan biasanya akut serta sering
didahului oleh stres emosional. Mungkin terjadi gaduh gelisah katatonik atau
stupor katatonik.
a. Stupor katatonik
atau perlahan-lahan penderita keluar dari keadaan stupor ini dan mulai
4) Skizofrenia Paranoid
(Maramis, 2008).
Gejala skizofrenia ini timbul mendadak sekali dan pasien seperti keadaan
mempunyai arti yang khusus baginya. Prognosisnya baik dalam waktu beberapa
minggu atau biasanya kurang dari enam bulan penderita sudah baik. Kadang-
kadang bila kesadaran yang berkabut tadi hilang, maka timbul gejala-gejala salah
6) Skizofrenia residual
primernya Bleuler, tetapi tidak jelas adanya gejala-gejala sekunder. Keadaan ini
7) Skizofrenia skizoafektif
Jenis ini cenderung untuk menjadi sembuh tanpa efek, tetapi mungkin juga timbul
Ada berbagai macam terapi yang bisa kita berikan pada skizofrenia. Hal ini
diberikan dengan kombinasi satu sama lain dan dengan jangka waktu yang relatif
jiwa, baik berbasis masyarakat maupun pada tatanan kebijakan seperti puskesmas
Penerapan nyata yang dilakukan oleh pihak RSJ melalui 4 level tersebut yaitu:
1) Level 4 : melakukan home visit, namun tidak ke semua pasien (hanya yang
bansos.
2.2.1 Pengertian
sosial individu-individu yang didalamnya dilihat dari interaksi yang regular dan
umum (Achjar, 2010). Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu
tempat dibawah satu atap dalam keadaaan saling ketergantungan (Ali. Z, 2008).
Fungsi keluarga secara umum menurut Friedman M. (1998) dalam Achjar, (2010)
sebagai berikut :
dirinya yang positif, peranan yang dimiliki dengan baik dan penuh rasa
kasih sayang.
Function)
1) Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah,
ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.
keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek, nenek, paman,
bibi).
Karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah
seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu mengenal
3) Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit, dan yang tidak
dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu muda.
tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi.
pertama.
2.3 Persepsi
2.3.1 Pengertian
menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan dan hal ini dipengaruhi pula oleh
Dengan demikian dapat dikatakan juga bahwa persepsi adalah hasil pikiran
yang di amati, baik yang ada diluar maupun di dalam diri individu.
Dengan demikian, rangsangan yang diterima alat indra setiap individu tiap
keluarga yang kemudian diterima oleh otak menjadi sebuah informasi dan
skizofrenia.
21
proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi
bahwa persepsi merupakan penafsiran yang unik terhadap situasi dan bukannya
Proses terjadinya persepsi pada diri individu tidak berlangsung begitu saja,
tetapi melalui suatu proses. Proses persepsi adalah peristiwa dua arah yaitu
sebagai hasil aksi dan reaksi, terjadinya persepsi melalui suatu proses, yaitu
melalui beberapa tahap sebagai berikut: 1) Suatu obyek atau sasaran menimbulkan
stimulus, selanjutnya stimulus tersebut ditangkap oleh alat indera. Proses ini
berlangsung secara alami dan berkaitan dengan segi fisik. Proses tersebut
dinamakan proses kealaman; 2) Stimulus suatu obyek yang diterima oleh alat
stimulus ke otak disebut proses psikologis, yaitu berfungsinya alat indera secara
obyek yang diterima oleh alat inderanya. Proses ini juga disebut proses psikologis.
Dalam hal ini terjadilah adanya proses persepsi yaitu suatu proses di mana
pengaruh yakni :
individu yang dapat berbentuk fisik, visual atau komunikasi verbal yang dapat
seseorang dipengaruhi oleh pikiran dan lingkungan sekitarnya, oleh karena itu
persepsi memiliki sifat subjektif, hal tersebut berarti bahwa setiap orang dapat
1) Faktor fungsional
masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk apa yang kita sebut sebagai
2) Faktor struktural
teori Gestalt bila kita ingin memahami suatu peristiwa kita tidak dapat
hubungan keseluruhan.
oleh dua faktor yaitu, faktor internal (kebiasaan, minat, emosi dan keadaan
1) Faktor eksternal
a. Gerakan, seperti organisme lain, bahwa manusia secara visual tertarik pada
c. Kebaruan, bahwa hal-hal baru, yang luar biasa, yang berbeda akan lebih
menarik perhatian.
kita kenal) berpadu dengan unsur-unsur novelty (yang baru kita kenal).
sadar kita.
2) Faktor internal
atau melihat masalah hanya dari satu sisi saja, atau kepercayaan yang
b. Minat, suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau
kebutuhannya sendiri.
emosi, walaupun emosi bukan hambatan utama. Tetapi bila emosi itu
2) Sasaran dan persepsi tersebut, sasaran itu mungkin berupa ruang benda atau
yang melihatnya.
3) Faktor situasi, persepsi dilihat dari situasi dimana persepsi itu perlu
anak
salah satu faktor yang kuat didalam mempengaruhi sikap, nilai, dan
yang berasal dari dalam diri individu. Dalam hal ini yang menjadi
anggota keluarganya yang sakit. Sikap yang baik oleh keluarga serta
dukungan sosial dapat melemahkan dampak stress dan secara langsung akan
di rumah sakit jiwa kesempatan untuk sembuh akan menjadi lebih besar
oleh unsur mitologi, sehingga sikap dan perilaku keluarga terhadap penderita
2005)
27
apabila skor yang didapatkan kurang dari rata-rata kelas, dan dikatakan
positif apabila lebih besar dari rata-rata kelas (Lestari dan Kartinah, 2002).
Emosi berasal dari bahasa Latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak
mutlak dari emosi. Daniel Goleman (2002) mengatakan bahwa emosi merujuk
pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis
28
tersebut pada umumnya disertai adanya ekspresi kejasmanian sehingga orang lain
Ekspresi emosi merupakan kesatuan dari emosi, sikap dan perilaku yang
seseorang. Ekspresi tersebut muncul secara spontan dan seringkali sulit dikontrol.
pada abad ke-19 mengatakan bahwa dasar dari ekspresi wajah dari emosi-emosi
adalah : ekspresi wajah, suara, sikap dan tingkah laku, serta ekspresi lain seperti
1) Ekspresi Wajah
Ekspresi wajah merupakan ekspresi paling umum yang tampak. Wajah pucat,
2) Ekspresi Suara
Ekspresi suara yang sering tampak dalam kehidupan sehari-hari adalah tawa,
mudah dilakukan, karena terkadang suara yang dibuat oleh seseorang tidak
dengan ekspresi wajah, kedua bentuk ekpresi ini akan lebih menunjukkan
sesuatu yang tertentu pula. Ekspresi dalam bentuk tingkah laku cakupannya
sangat luas. Ekspresi sikap dan tingkah laku dapat dibagi menjadi dua, yaitu
emosi dengan pelibatan diri adalah tingkah laku dengan upaya bergerak maju
tingkah laku dalam bentuk pelepasan diri adalah lari dan menghindar dari
4) Ekspresi Lain-lain
Pada kasus emosi berat, sering dijumpai adanya orang yang mengalami syok
berat atau bahkan sampai tidak sadarkan diri (pingsan). Emosi yang
menyebabkan pengsan ataupun syok berat ini tidak selalu emosi negatif,
Selain ekspresi tersebut, ada juga bentuk ekspresi emosi lain seperti mual
dan muntah ketika merasa jijik, bergerak tak menentu (linglung) atau perilaku-
perilaku tidak lazim pada saat keterbangkitan emosi yang intensitasnya luar biasa.
Menurut Atkinson (1995) dalam penelitian Nurtantri (2005), ekspresi emosi dapat
kritik didasari oleh intonasi suara. Kata-kata yang menyatakan kritik apabila
mengidentifikasi kritik dinilai dari nada bicara yang tinggi, berbicara cepat,
EOI didasari oleh terdapatnya respon emosi yang berlebihan terhadap penyakit
penderita, ditandai dengan pengorbanan diri yang tidak biasa dan perilaku
31
berlebihan.
3) Hostilitas/Hostility (H)
4) Kehangatan/Warmth (W)
kasih sayang secara spontan dan nada suara yang lebut sewaktu membicarakan
penderita.
2.5.1 Pengertian
antara lepas rawat dari perawatan terakhir sampai perawatan berikutnya dan
beberapa kali masuk Rumah Sakit (RS), lamanya dan perjalanan penyakit.
karakteristik hiperaktif, tidak mau minum obat dan memiliki sedikit keterampilan
cukup parah dan menganggu aktifitas sehari-hari dan memerlukan rawat inap dan
dialami pasien dalam kurun waktu tertentu. Sebuah studi yang dilakukan di
Hongkong oleh Christy (2011) menemukan bahwa dari 93 pasien psikosis, tingkat
kekambuhan adalah 21% pada tahun pertama, 33% pada tahun kedua, dan 40%
pada tahun ketiga. Penelitian lain di wilayah kerja Puskesmas Mantup Lamongan
menyatakan bahwa kekambuhan skizofrenia adalah 1-2 kali dalam satu tahun.
33
kategori rendah apabila klien tidak pernah kambuh dalam waktu satu tahun,
sedang apabila klien kambuh satu kali dalam waktu kurang dari satu tahun dan
tinggi apabila klien kambuh lebih dari dua kali dalam satu tahun.
Menurut Samsara (2010), beberapa tanda dan gejala awal kekambuhan yang
1. Mulai menarik diri dari lingkungan : tidak mau bergaul, mengurung diri di
2. Mengabaikan perawatan diri, tidak mau mandi, membiarkan rambut kotor dan
3. Perilaku aneh dan tidak biasanya seperti bicara dan tertawa sendiri
4. Mendengar suara yang tidak ada sumbernya, adanya idea tau pikiran yang
aneh-aneh
8. Mudah lupa
10. Perasaan takut kepada orang lain, barang dan tempat yang biasaanya serta
Menurut Stuart dan Sundeen (2005), relaps dibagi menjadi 4 tahap, yaitu :
1. Overextension
perasaannya terbebani. Gejala dari cemas makin intensif dan energi yang besar
2. Restricted Consciousnes
3. Disinhibition
Penampilan pertama pada tahap ini adalah adanya hipomania dan biasanya
meliputi munculnya halusinasi (Halusinasi tahap 1 dan II) dan delusi, dimana
pasien tidak lagi mengontrol defense makanisme sebelumnya telah gagal disini.
Hipomania awal ditandai dengan mood yang tinggi. Kegembiraan optimisme dan
percaya diri. Gejala lain dari hipomania ini adalah percaya diri yang berlebihan,
4. Psikotic Disorganization
Pada saat ini gejala psikotik sangat jelas dilihat. Tahap ini diuraikan sebagai
berikut :
d. Psychotic Resolution
Tahap ini terjadi di rumah sakit. pasien diobati dan masih mengalami
Ada beberapa hal yang bisa memicu kekambuhan skizofrenia, antara lain
tidak minum obat dan tidak kontrol ke dokter secara teratur, menghentikan sendiri
obat tanpa persetujuan dari dokter, kurangnya dukungan dari keluarga dan
masyarakat, serta adanya masalah kehidupan yang berat yang membuat stress
(Akbar, 2008).
meliputi faktor individu, faktor terapi dan faktor lingkungan. Faktor individu
merupakan faktor yang berasal dari dalam diri pasien, salah satunya adalah
36
merupakan satu hal yang secara tidak langsung akan mempengaruhi kekambuhan,
karena hal ini akan berdampak terhadap kepatuhan klien dalam menjalani
pengobatan (Chi Mei dalam Inneke, 2011). Faktor terapi yang dimaksud adalah
faktor yang berasal dari terapis. Dokter berperan dalam pengobatan klien,
memberikan obat dengan efek samping merugikan yang minimal. Efek samping
yang umum dan penting adalah efek samping pada ekstrapiramidal, gangguan
seksual, dan penambahan berat badan. Pasien yang tidak mengalami efek samping
hubungan terapeutik dengan pasien. Pasien dan keluarga harus diberi informasi
dari lingkungan sosial akan memicu stress pasien yang akan berujung pada
kambuhnya skizofrenia.