karena memiliki 17.508 pulau lebih dengan garis pantai lebih dari 81.000 km dan luas laut sekitar 3,1 juta km2, sehingga Indonesia juga disebut sebagai negara yang meiliki kawasan pesisir yang sangat luas. Dari luasnya wilayah tersebut terdapat banyak sekali sumber daya yang dapat dikembangkan, seperti sumber daya alam dan sumber daya energi. Selain menyediakan berbagai sumber daya tersebut, wilayah pesisir dan lautan Indonesia memiliki berbagai fungsi lain, seperti transportasi dan pelabuhan, kawasan industri, agribisnis dan agroindustri, rekreasi dan pariwisata, serta kawasan pemukiman, bahkan sebagai tempat pembuangan limbah. Dari faktanya pemanfaatan kedua sumber daya tersebut dinilai sangat tidak seimbang karena masyarakat Indonesia cenderung memanfaatkan sumber daya alamnya saja, seperti ikan, tempat pariwisata, pemukiman, pelabuhan, kegiatan industri, pertambangan, dan lain sebagainya. Namun pemanfaatan sumber daya energi pesisr sangat jauh dari kata cukup. Adapun potensi energi yang dapat dikembangkan di kawasn pesisir berupa angin dan ombak. Kedua sumber daya energi tersebut merupakan golongan energi yang dapat di perbaruhi. Sehingga sangat minim akan pencemaran dan perusakan lingkungan. Dilihat dari kedua sumber daya tersebut maka angin dinilai sangat familiar terhadap masyrakat Indonesia. Terbukti bahwa para nelayan di Indonesia telah menggunaakn energi angina untuk menggerakkan kapal serta beberapa kawasan pertanian di Indonesia telah menggunakan energi angin untuk sistem pengairan atau irigasi sawah. Namun pemanfaatan sebagai energi listrik sangat kurang sekali, hal ini terbukti masih terdapat adanya krisis listrik di beberapa daerah wilayah pesisir. Kondisi masyarakat yang ada di daerah pesisir terutama yang terdapat di pulau terpencil memungkingkan luput dari perhatian karena disebabkan berada di lokasi yang jauh dan sulit dijangkau dimana perhatian pemerintah pada wilayah tersebut sangat rendah. Padahal potensi energi yang siap dibangun lebih dari 9290 MW, dan kapasitas terpasang hingga tahun 2009 hanya mencapai 3 MW. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar wialyah pesisir memiliki kecepatan angina rata-rata lebih dari 3 m/s. dan menghasilkan energi spesifik hingga mencapai 321 kW.hr/m2. Persoalan yang dialami masyarakat tersebut harus mencari solusi yang tepat guna memenuhi kebutuhan akan listrik, mengingat Indonesia terdiri dari pulau-pulau kecil dan dihuni oleh masyarakat pesisir yang memiliki tingkat ekonomi maupun sosial budaya yang rendah akibat dari tidak adanya listrik di beberapa daerah pesisir. Maka dari itu, terdapat suatu adanya inovasi sederhana yang dapat membantu memberikan kebutuhan listrik bagi penduduk wilayah pesisir yaitu pemasangan turbin pembangkit listrik tenaga angin yang dibuat sederhana dan menarik karena menyerupai pohon. Pembangkit listrik ini tidak memerlukan tempat yang begitu luas bahkan dapat menjadi daya tarik wisata karena mempunyai daya tarik sendiri (keunikan). Inovasi sederhana ini hanya memerlukan peralatan yang mudah didapat sehingga dapat dibuat sendiri oleh masyarakat setempat. Sehingga kelebihan dari inovasi sederhana ini adalah ramah lingkungan, peralatan yang mudah didapat, pembuatan yang tidak rumit, mudah dalam mengoperasikannya. Adapun metode penelitian yang dipakai adalah metode eksperimen dengan menghasilkan data pengukuran. Hasil penelitian dibuat dalam bentuk tabel dan grafik antara kecepatan udara terhadap arus listrik yang dihasilkan.