You are on page 1of 5

Mekanisme Proses Melihat

Manusia memiliki indera penglihatan sebagai alat untuk melihat. Melihat adalah suatu proses
interpretasi benda oleh indera penglihatan dengan memanfaatkan pantulan cahaya.

Setiap benda memiliki energi yang sebanding dengan panjang gelombang tertentu. Saat
suatu benda terkena radiasi cahaya pada panjang gelombang sinar tampak (visible), maka
energi yang sebanding dengan panjang gelombang yang dimiliki oleh benda tersebut akan
diteruskan, sedangkan energi yang sebanding dengan panjang gelombang yang berbeda akan
diserap. Sehingga panjang gelombang yang diteruskan tersebut akan sampai pada mata kita.

Cahaya yang masuk pertama-tama akan melewati selaput kornea sebagai lapisan
terluar dari mata. Selanjutnya cahaya akan diteruskan ke dalam rongga mata oleh
pupil. Pupil adalah lubang di tengah bola mata yang dibentuk oleh iris. Fungsi iris
sama seperti diafragma pada kamera, yaitu untuk mengatur banyak dan sedikitnya
cahaya yang masuk ke dalam rongga mata. Saat cahaya tersedia banyak, maka iris
akan membuat pupil mengecil agar cahaya yang masuk tidak berlebih. Sementara saat
cahaya yang tersedia sedikit, maka iris akan membuat pupil melebar sehingga cahaya
yang masuk akan semakin banyak.

Setelah melalui pupil, cahaya akan menuju lensa mata yang menjadikan bayangan
benda menjadi nyata, tegak dan diperkecil. Selanjutnya bayangan benda akan jatuh
pada retina tepat di bintik kuning. Bayangan benda kemudian akan diteruskan ke
pusat syaraf (otak) dan di otak, bayangan benda dikembalikan ke bentuk semula,
sehingga kita mendapat kesan melihat.

Setelah Anda mengetahui masing-masing bagian dari organ mata di atas, apakah Anda dapat
menjelaskan bagaimana proses penglihatan dapat terjadi?

Cahaya merupakan salah satu dari suatu spektrum gelombang elektromagnetik. Panjang
gelombang cahaya adalah 400-700nm yang dapat merangsang sel batang (rod cell) dan
kerucut (cone cell) sehingga dapat terlihat oleh kita. Gelombang cahaya antara 400-700nm ini
akan terlihat sebagai suatu spektrum warna, yaitu :
Apabila ada rangsang cahaya masuk ke mata maka rangsang tersebut akan diteruskan mulai
dari kornea, aqueous humor, pupil, lensa, vitreous humor dan terakhir retina. Kemudian akan
diteruskan ke bagian saraf penglihat atau saraf optik yang berlanjut dengan lobus osipital
sebagai pusat penglihatan pada otak besar. Bagian lobus osipital kanan akan menerima
rangsang dari mata kiri dan sebaliknya lobus osipital kiri akan menerima rangsang mata
kanan. Di dalam lobus osipital ini rangsang akan diolah kemudian diinterpretasikan.
Sehingga apabila seseorang mengalami kecelakaan dan mengalami kerusakan lobus osipital
ini maka dia akan mengalami buta permanen, walaupun bola matanya sehat

Proses penglihatan terjadi secara bertahap. Saat mata melihat benda, kumpulan
cahaya (foton) bergerak dari benda menuju mata. Cahaya ini menembus lensa
mata yang selanjutnya membiaskannya dan menjatuhkannya secara terbalik di
retina mata bagian belakang mata. Sinar yang jatuh di retina mata ini di ubah
menjadi sinyal-sinyal listrik dan diteruskan oleh syaraf-syaraf neuron ke sebuah
bintik kecil di bagian belakang otak yang disebut pusat penglihatan. Di dalam
pusat penglihatan inilah, sinyal listrik ini diterima sebagai sebuah bayangan
setelah mengalami sederetan proses. Dalam bintik kecil inilah sebenarnya
penglihatan terjadi, di bagian belakang otak yang sama sekali gelap dan
terlindung dari cahaya.

Saat mengatakan kita melihat, sebenarnya kita hanya melihat efek-efek impuls yang sampai
ke mata kita dan diteruskan ke otak kita setelah diubah menjadi sinyal-sinyal listrik. Jadi, saat
kita mengatakan kita melihat, sebenarnya kita hanya melihat sinyal-sinyal listrik di dalam
otak kita.

Tindakan melihat disadari adalah proses yang bertahap. Cahaya/(foton-foton) bergerak dari
benda melalui lensa di bagian depan mata,tempat citra dibiaskan dan jatuh terbalik di retina
di bagian belakang mata. Di sini,cahaya yang menerobos ini diubah menjadi sinyal-sinyal
listrik yang diteruskan oleh neuron-neuron ke bintik kecil di bagian belakang otak yang
disebut pusat penglihatan. Setelah serangkaian proses,sinyal-sinyal listrik di pusat otak ini
diubah menjadi sebuah citra. Tindakan melihat sebenarnya terjadi di bagian belakang otak
ini,di bintik kecil yang sangat gelap,tersekat sama sekali dari cahaya. Walaupun proses ini
sebagian besar dimengerti,ketika kita menyatakan,Aku melihat",sebenarnya kita menangkap
akibat denyut-denyut cahaya yang mencapai mata kita,mengubahnya menjadi sinyal-sinyal
listrik,dan menyimpulkannya di otak kita. Dan juga,ketika kita mengatakan Aku
melihat",sesungguhnya kita sedang mengamati sinyal-sinyal listrik di benak kita. Semua citra
yang kita pandang selama hidup kita dibentuk di pusat penglihatan kita,yang memerlukan
hanya beberapa sentimeter kubik saja dari otak kita. Baik buku yang kini sedang Anda
baca,maupun bentang alam tak berbatas ketika Anda memandangi cakrawala,semuanya
terjadi di ruang kecil ini. Dan ingatlah bahwa,otak itu kedap cahaya atau gelap. Bagian
dalamnya gelap gulita;dan otak sendiri tidak bersentuhan dengan si cahaya. Hal yang sama
terjadi pada semua indra kita yang lain. Suara,sentuhan,rasa,dan bau semuanya dikesani
sebagai sinyal-sinyal listrik di otak,tempat semua itu dicerna di pusat masing-masing. Indra
pendengaran bekerja dengan cara serupa. Daun telinga di telinga luar menangkap suara yang
ada dan mengarahkannya ke telinga tengah;telinga tengah meneruskan getaran-getaran suara
ke telinga dalam dengan memperkuatnya;telinga dalam menerjemahkan getaran menjadi
sinyal listrik dan lalu mengirimkannya ke otak.
Sama seperti mata,tindakan mendengar terjadi di pusat pendengaran otak. Otak kedap suara
sebagaimana ia kedap cahaya. Oleh karena itu,betapa pun bisingnya di luar,bagian dalam otak
sunyi senyap. Walau demikian,otak menangkap suara paling cermat,sehingga telinga seorang
yang sehat mendengar segala sesuatu tanpa derau atau gangguan atmosferik. Otak Anda
tersekat dari suara,namun Anda mendengar simfoni sebuah orkestra,mendengar semua
keriuhan di ruang konser yang penuh orang,dan mengesani semua suara di dalam kisaran
frekuensi yang lebar,dari kerisik daun hingga raungan pesawat jet. Akan tetapi,jika ada
peranti peka mengukur tingkat suara di otak Anda,alat ini akan menunjukkan keheningan
yang meliputi keseluruhan otak. Mustahil bagi kita menggapai dunia fisik di luar otak. Semua
benda di sekeliling yang kita temui sebenarnya sekumpulan kesan seperti
penglihatan,suara,dan sentuhan. Selama hidup kita,dengan mengola data di pusat-pusat indra
ini,otak kita menghadapi bukan materi-materi asli yang ada di luar kita,namun salinan-
salinannya yang terbentuk di dalam otak kita. Belum tentu benar jika kita menganggap
salinan-salinan ini mewakili materi sejati di luar kita. Luar Biasa Kehidupan ini.

Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2334455-penjelasan-biologi-tentang-
proses-melihat/#ixzz2DhFHXKIQ

Mekanisme Penglihatan

Mata adalah alat indra kompleks yang berevolusi dari bintik-bintik peka sinar
primitive pada permukaan golongan invertebrate. Dalam bungkus pelindungnya, mata
memilki lapisan reseptor, system lensa yang membiaskan cahaya ke reseptor tersebut, dan
system saraf yang menghantarkan impuls dari reseptor ke otak.

Sebelum kita membahas tentang mekanisme penglihatan, sebaiknya kita sudah memahami
bagian-bagian dari organ mata ini yaitu :
Struktur-struktur utama pada mata dapat dilihat pada gambar di atas. Membrane mukosa yang
transparan dan tipis yang membungkus permukaan posterior kelopak mata (konjungtiva
palpebralis) dan permukaan anterior sclera (konjungtiva bulbaris) adalah konjungtiva.
Konjuntiva bersambungan dengan kulit pada tepi kelopak (persambungan mukokutan) dan
dengan epital kornea di limbus. Lapisan pelindung luar bola mata, yaitu sclera, di modifikasi
di bagian anterior untuk membentuk kornea yang tembus pandang, dan akan dilalui berkas
sinar yang akan masuk ke mata berfungsi memfokuskan benda dengan cara refraksi dengan
tebal 0,5mm. Di bagian dalam sclera terdapat koroid, lapisan yang banyak mengandung
banyak pembuluh darah yang memberi makan struktur-struktur dalam bola mata. Lapisan di
dua pertiga posterior koroid adalah retina, jaringan saraf yang mengandung sel-sel
reseptoryang peka terhadap cahaya, yaitu sel batang dan kerucut; fungsi sel batang terutama
untuk penglihatan dalam gelap dan sel kerucut terutama untuk penglihatan warna. Di
sekitarnya terdapat daerah cekung yang berukuran 0,25 mm yaitu fovea sentralis yang
ditengah-tengahnya terdapat macula lutea (bintik kuning).

Lensa kristalina adalah suatu struktur tembus pandang yang mempunyai dua permukaan
dengan jari-jari kelengkungan 7,8mm, berfungsi memfokuskan objek pada berbagai jarak.
Lensa difiksasi oleh ligamentum sirkular lensa (zonula zinii). Zonula melekat di bagian
anterior koroid yang menebal, yang di sebut korpus siliaris. Korpus siliaris mengandung
serat-serat otot melingkar dan lungitodinal yang melekat dekat dengan batas korneosklera. Di
depan lensa terdapat iris yang berpigmen dan tidak tembus pandang, yaitu bagian mata yang
berwarna. Iris mengndung serat-serat radial yang melebarkan pupil. Perubahan garis tengah
pupil dapat mengakibatkan perubahan sampai 5 kali lipat dari jumlah cahaya yang mencapai
retina jadi fungsinya mengatur cahaya yang masuk. Apabila cahaya terang pupil menguncup
dan sebaliknya.
Ruang antara lensa dan retina sebagian besar terisi oleh zat gelatinosa jernih yang disebut
korpus vitreus ( vitreous humor ). Aqueous humor, suatu cairan jernih yang memberi makan
kornea dan lensa, dihasilkan di korpus siliaris melalui proses difusi dan transport aktif dari
plasma. Cairan ini mengalir melalui pupil untuk mengisi kamera okuli anterior (ruang
anterior mata). Dalam keadaan normal, cairan ini diserap kembali melalui jaringan trabekula
masuk kedalam kanalis schlemm, suatu saluran venosa di batas antara iris dan kornea. Mata
dalam penjalaran listrik nya ke otak disampaikan olen nervus opticus.

Setelah mengetahui struktur mata dengan baik, saya akan mencoba menjelaskan bagaimana
mekanisme penglihatan. BERSAMBUNG, sorry.. besok ada test Histologi, Belajar3X!!!!

You might also like