Professional Documents
Culture Documents
Di era otonomi saat ini, setiap daerah, sebagai unit administrasi pemerintahan,
berusaha mencari strategi yang tepat untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakatnya. Kabupaten-kabupaten daerah tertinggal1, sebagaimana telah
ditetapkan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, tentu sedang berjuang
keras mencari formula untuk menentukan strategi yang tepat mengatasi
ketertinggalannya atau mengentaskan kemiskinan2. Pembangunan daerah tertinggal
merupakan upaya terencana untuk mengubah suatu daerah yang dihuni oleh
masyarakat dengan berbagai permasalahan sosial ekonomi serta keterbatasan fisik
untuk menjadi daerah yang maju dengan masyarakat yang kualitas hidupnya sama
atau tidak jauh tertinggal dibandingkan dengan masyarakat Indonesia lainnya. Upaya
percepatan pembangunan daerah tertinggal tidak dapat dilaksanakan secara parsial,
namun harus dilaksanakan secara komprehensif. Oleh karena itu Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal harus dibangun berdasarkan komitmen bersama
antara daerah dengan seluruh sektor di pusat.
1
Dalam konteks daerah tertinggal, Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal telah
menyusun Strategi Nasional Pembangunan Daerah Tertinggal (STRANAS PDT) sesuai KEPMEN PDT
No. 001/KEP/M-PDT/II/2005, Daerah Tertinggal didefinisikan berdasarkan kondisi sosial, ekonomi,
budaya dan wilayah (fungsi inter dan intra spasial baik pada aspek alam, manusia, maupun aspek
sarana pendukungnya). Berdasarkan panduan tersebut, maka pengertian daerah tertinggal adalah
suatu daerah dan atau kabupaten yang masyarakat serta wilayahnya relatif kurang berkembang
dibandingkan daerah lain dalam skala nasional.
2
Berbagai strategi nasional telah diformulasikan dalam bentuk program nasional, dan telah
diimplementasikan untuk merobah status atau posisi yaitu dari Kabupaten tertinggal menjadi
tidak tertinggal. Hasilnya ada yang sudah berpindah status ke tidak tertinggal, tetapi yang lain
tetap tertinggal, atau malah ada Kabupaten yang dulunya berstatus tidak tertinggal, kini menjadi
tertinggal. Mengapa? Salah satu jawabannya adalah karena daerah-daerah tertinggal tidak atau
belum memiliki daya saing yang memadai. Hal tersebut merupakan kondisi umum yang ditemui
didaerah tertinggal, seperti diungkapkan Yeremian T. Keban (2009) dalam artikel Strategi
Membangun Daya Saing Daerah Tertinggal.
3
Untuk pembangunan daerah tertinggal, dalam periode RPJMN 2010-2014 telah ditetapkan
jumlah daerah tertinggal sebanyak 183 kabupaten secara lengkap terekam dalam Peraturan
Presiden Republik Indonesia No. 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) Tahu 2010-2014.
4
Sasaran percepatan pembangunan daerah tertinggal tertuang pada Strategi Pembangunan Nasional
Daerah Tertinggal 2010-2014.
1.2.2. Tujuan
1.2.3. Sasaran
1.4.2. Keluaran
Secara umum keluaran yang diharapkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah
tersusunnya Master Plan Pembangunan Infrastruktur Ekonomi Daerah Tertinggal.
Sedangkan keluaran pekerjaan untuk masing-masing tahapan pelaporan adalah
sebagai berikut :