Professional Documents
Culture Documents
Prosedur
4.1 Skrining Fitokimia
4.1.1 Alkaloid
Simplisia dan bahan uji ditempatkan pada tabung reaksi lalu
diasamkan dengan asam klorida 2 N, lalu disaring. Filtrat
dibasakan dengan larutan amonia 10%, kemudian ditambahkan
kloroform dan dikocok kuat-kuat. Lapisan kloroform dipipet
sambil disaring, kemudian kedalamnya ditambahkan asam klorida
2 N lalu dikocok kuat-kuat sampai terdapat 2 lapisan dan lapisan
asam dipipet dan dibagi tiga bagian: pada bagian 1 ditambahkan
pereaksi Mayer dan adanya endapan putih atau kekeruhan
menandakan positif alkaloid, pada bagain 2 ditambahkan pereaksi
Dragendorff dan adanya endapan jingga-kuning atau kekeruhan
menandakan positif alkaloid, dan bagian 3 digunakan sebagai
blangko.
- Pembuatan pereaksi Mayer : 1,36 gram HgCl2 dilarutkan
dalam 60 ml air dan 5 gram KI dilarutkan dalam 10 mL air,
kemudian dicampurkan dan digenapkan dengan air hingga 100
mL.
- Pembuatan pereaksi Dragendorff : 8 g Bi(NO3)3.H2O
dilarutkan dalam 30% b/v HNO3 dan 27,2 g KI dilarutkan
dalam 50 mL air, lalu kedua larutan tersebut dicampurkan dan
dibiarkan selama 24 jam, disaring, lalu digenapkan dengan air
hingga 100 mL.
4.1.3 Flavonoid
1 gram simplisia ditempatkan dalam gelas kimia, kemudian
ditambahkan 100 mL air panas dan dididihkan selama 10 menit.
Campuran disaring, filtrat ditampung sebagai larutan c yang
nantinya akan digunakan untuk pemeriksaan golongan senyawa
flaonoid, saponin, dan antrakuinon.
5 mL larutan C dimasukkan kedalam tabung reaksi,
kemudian ditambahkan serbuk magnesium dan 1 mL asam klorida
pekat. Kemudian ditambahkan amilalkohol, dikocok kuat lalu
dibiarkan sampai terjadi pemisahan. Terbentuknya warna dalam
lapisan amilalkohol menunjukkan adanya golongan senyawa
flavonoid
4.1.4 Saponin
5 mL larutan C dimasukkan kedalam tabung reaksi dan
dikocok secara vertikal selama 10 detik. Dibiarkan selama 10
menit. Terbentuknya busa 1 cm yang stabil didalam tabung reaksi
menunjukkan adanya golongan senyawa saponin. Dan busa
tersebut masih bertahan (tidak hilang) setelah ditambahkan
beberapa tetes asam klorida.
4.1.5 Antrakuinon
5 mL larutan C dimasukkan kedalam tabung reaksi.
Ditambahkan beberapa tetes larutan natrium hidroksida 1 N.
Terbentuknya warna kuning hingga merah menunjukkan adanya
golongan senyawa kuinon.
4.1.6 Tanin
1 gram simplisia dicampurkan dengan 100 mL air panas,
kemudian dididihkan selama 15 menit. Kemudian campuran
didinginkan dan disaring dan filtrat dibagi menjadi 3 bagian dalam
tabung reaksi.
Kedalam filtrat pertama ditambahkan larutan besi (III)
klorida 1%. Terbentuknya warna biru tua atau hitam kehijauan
menunjukkan adanya golongan senyawa tanin.
Kedalam filtrat kedua ditambahkan larutan gelatin 1%.
Terbentuknya endapan putih menunjukkan keberadaan senyawa
tannin.
Kedalam filtrat ketiga ditambahkan 15 mL pereaksi steasny,
lalu dipanaskan dengan penangas. Terbentuknya endapan merah
muda menunjukkan adanya tannin katekat.
Hasil uji filtrat ketiga disaring. Filtrat dijenuhkan dengan
penambahan natrium asetat, kemudian ditambahkan beberapa tetes
larutan besi (III) klorida 1%. Terbentuknya warna biru
menunjukkan adanya tanin galat.
- Pembuatan Pereaksi Steasny : 2 bagian formaldehid 30%
dicampurkan dengan 1 bagian asam klorida pekat
4.2.1 Soxhlet