You are on page 1of 38

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI

ANALISIS KUALITATIF ANION

Senin, 28 September 2015

Kelompok 11

Senin, Pukul 10.00 13.00 WIB

Nama NPM

Zafira Zahrah 260110150022

LABORATORIUM KIMIA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2015

Nilai TTD

(Wilda) (Shasti)
ANALISIS KUALITATIF ANION

I. TUJUAN
Mengidentifikasi ion-ion anion pada suatu larutan menggunakan analisis
kualitatif.

II. PRINSIP
II.1. Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif berkaitan dengan identifikasi zat-zat kimia.
Seperti mengenali unsur atau senyawa apa yang terdapat dalam suatu
sampel. Contoh dari analisis kualitatif itu ketika sejumlah unsure
dipisahkan dan diidentfikasi melalui pengendapan dengan hydrogen
sulfida. Produk-produk organik yang disintesis dalam laboratorium bisa
diidentifikasi dengan menggunakan teknik-teknik instrumentasi seperti
spektroskopi inframerah dan resonansi magnetik nuklir (Day dan
Underwood, 2002).
II.2. Anion
Anion adalah ion yang memiliki muatan negatif. Karena anion
bermuatan negatif partikel, maka ini berarti bahwa jumlah elektron lebih
besar dari jumlah proton. Hal ini dapat terjadi atom menerima elektron
dari atom atau molekul lain. Anion sering dikombinasikan dengan kation
untuk membuat garam, yang penting dalam tubuh manusia (Sridianti,
2014).

III. REAKSI
III.1. Identifikasi Ion Karbonat

CO32- + 2H+ CO2 + H2O

CO32- + Ba2+ BaCO3

BaCO3 + H+ Ba2+ + CO2 + H2O

2Ag+ + CO32- Ag2CO3

Ag2CO3 + 2H+ 2Ag + CO2 + H2O

3.2. Identifikasi Ion Sulfit


BaCl2 + SO32- BaSO3 + 2Cl-

BaCl2 + SO42- BaSO4 + 2Cl-

3SO2 + Cr2O7 + H+ 2Cr3+ + 3SO42- + H2O

3.3. Identifikasi Ion Tiosulfat

S2O32- + 2H+ S + SO2 + H2O

2S2O32- + Fe3+ [Fe(S2O3)2]-

[Fe(S2O3)2]- + Fe3+ 2Fe2+ + S4O62-

2S2O32- + 2Fe3+ S4O62- + 2Fe2+

3.4. Identifikasi Ion Nitrit

NO2- + H+ HNO2

2HNO2 H2O + N2O3

3HNO2 HNO3 + 2NO + H2O

2NO + O2 2NO2

3.5. Identifikasi Ion Oksalat

(COO)22- + Ca2+ (COO)2Ca

5(COO)22- + 2MnO4- + 16H+ 10CO2 + 2Mn2+ + 8H2O

3.6. Identifikasi Ion Fosfat

PO43- + 3AgNO3 Ag3PO4 + 3NO3-

2PO43- + 3BaCl2 Ba3(PO4)2 + 6Cl-

2PO43- + 3MgSO4 Mg3(PO4)2 + 3SO42-

3.7. Identifikasi Ion Sulfat

ZnSO4 + BaCl BaSO4 + ZnCl

ZnSO4 + Pb(Ac)2 PbSO4 + Zn(Ac)2

ZnSO4 + Hg(Ac)2 HgSO4 + Zn(Ac)2

3.8. Identifikasi Ion Borat


H3BO3 + 3CH3OH B(OCH3) 3 + 3H2O

B4O72- + 4Ag+ + H2O 4AgBO2 + 2H+

2AgBO2 + H2O Ag2O + 2H3BO3

B4O72- + 2Ba2+ + H2O 2Ba(BO2)2 + 2H+

3.10. Identifikasi Ion Kromat

CrO42- + Ba2+ BaCrO4

CrO42- + Pb2+ PbCrO4

3.11. Identifikasi Ion Kromat dan Bikromat

CrO42- + Ba2+ BaCrO4

Cr2O72- + 2Ba2 + H2O 2BaCrO4 + 2H+

3. 12. Identifikasi Ion Halogen

Cl- + Ag+ AgCl

AgCl + 2NH3 [Ag(NH3)2]+ + Cl-

[Ag(NH3)2]+ + Cl- AgCl +NH4+

Br-+ Ag+ AgBr

AgBr + 2NH3+ [Ag(NH3)2]+ + Br-

I- + Ag+ AgI

AgI + 2NH3+ [Ag(NH3)2]+ + I-

Cl- + H2SO4 HCl + HSO4-

KBr + H2SO4 HBr + HSO4- + K+

2 KBr + 2H2SO4 Br2 + SO2 + SO42- + 2K+ + 2H2O

2I- + 2H2SO4 I2 + SO42- + 2H2O

I- + H2SO4 HI + HSO4-

6I- + 4H2SO4 3I2 + S + 3SO42- + 4H2O

8I- + 5H2SO4 4I2 + H2S + 4SO42- + 4H2O


3.13. Identifikasi Ion Tiosianat

SCN- + Ag+ AgSCN

3SCN- + Fe3+ Fe(SCN)3

3.14. Identifikasi Ion Nitrat

4NO3- + 2H2SO4 4NO2 + O2 +2SO42- + 2H2O

2NO3- + 4H2SO4 + 6Fe2+ 6Fe3+ + 2NO + 4SO42- +

4H2O

Fe2+ + NO [Fe(NO)]2+

NO3- + 4Zn +7OH- + 6H2O NH3 + 4[Zn(OH)4]2-

3.15. Identifikasi Ion Asetat

CH3COO- + KHSO4 CH3COOH + KSO4-

IV. TEORI DASAR


Analisis kualitataif bertujuan untuk mengetahui keberadaan suatu
unsur atau senyawa kimia, baik organik maupun anorganik. Yang artinya
analisis kualitatif bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya zat tertentu dalam
contoh yang diuji. Tidak semua unsur atau senyawa yang ada dalam sampel
dapat dianalisis secara langsung, sebagian besar memerlukan proses
pemisahan terlebih dahulu dari unsur yang mengganggu. Oleh karena itu
cara-cara atau prosedur pemisahan merupakan hal penting juga untuk
dipelajari (Sahirman, 2013).
Dalam kimia analisis kualitatif dikenal sebagai suatu cara untuk
menentukan ion kation atau ion anion tertentu dengan menggunakan pereaksi
selektif dan spesifik. Pereaksi selektif yaitu pereaksi yang memberikan reaksi
tertentu untuk satu jenis kation atau anion tertentu. Dengan menggunakan
pereaksi-pereaksi ini maka akan terlihat adanya perubahan-perubahan kimia
yang terjadi, misalnya terbentuk endapan, terjadinya perubahan warna, bau,
dan timbulnya gas (Vogel, 1985).
Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji reaksi kering dan
reaksi basah. Reaksi kering untuk penerapan pada zat-zat padat dan reaksi
basah untuk zat dalam larutan. Petunjuk untuk operasi reaksi kering yaitu
pemanasan, uji pipa tiup, uji nyala, uji spektroskopi dan uji manik.
Sedangkan reaksi basah ialah uji yang dibuat dengan zat-zat dalam larutan.
Suatu reaksi diketahui berlangsung dengan terbentuknya endapan, dengan
pembebasan gas dan dengan perubahan warna. Kebanyakan reaksi analisis
kualitatif dilakukan dengan cara basah (Vogel, 1985).
Cara identifikasi anion tidak begitu sistematik seperti pada identifikasi
kation salah satu cara penggolongan anion adalah pemisahan anion
berdasarkan kelarutan garam-garam perak, garam-garam kalsium, barium,
dan seng (Sahirman, 2013).
Ada beberapa cara penggolongan anion yaitu menurut Bunsen,
Gilreath, dan Vogel. Bunsen menggolongkan anion berdasarkan sifat
kelarutan garam perak dan garam bariumnya, warna, kelarutan garam alkali
dan kemudahan menguapnya. Gilreath menggolongkan anion berdasarkan
pada kelarutan garam-garam Ca, Ba, Cd dan garam peraknya. Sedangkan
Vogel menggolongkan anion berdasarkan pada proses yang digunakan dalam
identifikasi anion yang menguap bila diolah dengan asam dan identifikasi
anion berdasarkan reaksinya dalam larutan (Tim Konsultan Kimia UPI,
2004).
Pada anion, istilah yang perlu dipakai adalah gugus lain yang terikat
pada ion logam, yang dikelompokkan sebagai berikut:
1. Anion sederhana seperti O2, F2, CN-
2. Anion okso diskret seperti NO3- dan SO42-
3. Anion polimer okso seperti silikat atau fosfat kondensi

Anion kompleks halida seperti anion kompleks berbasa banyak seperti


oksalat misal (Co(C2O4)3)3- dan anion oksa dari hidrogen.

Klorat, bromat, dan iodat merupakan ion bipiramidal yang terutama


dijumpai pada garam lokal alkali. Anion okso logam transisi jarang
digunakan, yang paling dikenal adalah kalium permanganate (KMnO4) dan
kromat (CrO4) atau dikenal sebagai pengoksida (Besari, dkk, 1982).
V. ALAT DAN BAHAN
V.1. Alat:
1. Cawan Porselen
2. Corong
3. Gelas kimia
4. Gelas ukur
5. Kawat Nikrom
6. Kertas perkamen
7. Kertas saring
8. Korek api
9. Mortar
10. Neraca
11. Pelat tetes
12. Penjepit tabung
13. Pestle
14. Pipa pengalir gas
15. Pipet tetes
16. Rak tabung reaksi
17. Spatel
18. Spatula
19. Spirtus
20. Tabung reaksi

V.2. Bahan:
1. Air Barit [Ba(OH)2]
2. Amilum
3. Amonium Karbonat
4. Aquades
5. CaCl2
6. FeCl3
7. H2SO4 4M, 6M
8. HCl 4M, 1M
9. HNO3 2M, 4M
10. Ion Borat (Dari H3BO3)
11. Ion Cr3+
12. Ion fosfat
13. KBr 0,3 M
14. KI 0,1 M, 0,01M
15. KMnO4 0,1 M, 0,002M
16. Larutan AgNO3
17. Larutan Asam asetat
18. Larutan Asam nitrat
19. Larutan BaCl2
20. Larutan BaCl2
21. Larutan berisi ion sulfat (ZnSO4)
22. Larutan CH3COOH
23. Larutan Ion oksalat (C2O4)
24. Larutan Kalium bikromat
25. Larutan Kalium kromat
26. Larutan Merkuri Asetat
27. Larutan NaHSO3 (untuk ion sulfit)
28. Larutan Timbal Asetat
29. Metanol
30. Na2S2O3
31. NaNO2
32. NaOH 2M, 4M
33. NH4OH
34. NH4SCN 0,5 M
35. Padatan KHSO4
36. Serbuk FeSO4
37. Serbuk MgSO4
38. Serbuk Zink

V.3. Gambar Alat:

1. Batang Pengaduk 2. Cawan Porselen 3.


Corong

4. Gelas Kimia 5. Gelas Ukur 6. Kawat


Nikrom
7. Kertas Perkamen 8. Kertas Saring 9. Korek
Api

10. Mortar dan Pestle 11. Neraca 12.


Penjepit Tabung

13. Pipet Tetes 14. Rak Tabung Reaksi


15. Spatel

16. Spiritus (pembakar) 17. Tabung Reaksi


VI. PROSEDUR
VI.1. Identifikasi Ion Karbonat (Acid Volatile Group)
Reaksi dengan larutan asam dan pemanasan
Pertama sediakan tabung reaksi, dimasukkan larutan ion karbonat.
Kemudian ditambahkan larutan asam (asam klorida atau asam sulfat).
Amati perubahan yang terjadi
Reaksi dengan pemanasan :
Pertama disiapkan 2 tabung reaksi untuk membedakan ion
karbonat/bikarbonat, masing-masing tabung diisi sampel. Selanjutnya
ditambahkan kedalam tiap tabung 1 ml larutan asam sulfat 4M (tabung A)
dan disiapkan tabung lainnya, yang didalamnya telah diisi oleh air barit
(kalsium hidroksida/barium hidroksida) (tabung b). Kemudian dipanaskan
tabung A dan alirkan gasnya ke tabung B. Diamati perubahan yang
terjadi.

VI.2. Identifikasi Ion Sulfit


Disiapkan tabung reaksi lalu ditambahkan larutan ion sulfit (yang
digunakan adalah NaHSO3). Ditambahkan kedalam larutan asam encer
(asam klorida, asam nitrat atau asam sulfat) (HCl 1 M). lalu gas yang
timbul diamati. Setelah gas timbul, diambil sehelai kertas saring yang
telah dibasahi oleh larutan kalium iodidat dan kanji (amilum), Kemudian
diamati perubahan yang terjadi.

VI.3. Identifikasi Ion Tiosulfat


Larutan Natrium Tiosulfat dibuat dengan melarutkan Na 2S2O3
padatan ditambah aquades. Setelah itu larutan dimasukan sebanyak 3 ml
kedalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan larutan FeCl 3 sebanyak 3
ml pula. Diamati perubahan yang terjadi pada larutan. Setelah itu larutan
didiamkan. Dan diamati kembali perubahan yang terjadi.

VI.4. Identifikasi Ion Nitrit


Disiapkan satu tabung reaksi diisi dengan larutan NaNO 2.
Kemudian ditambahkan larutan Na2S2O3 pada tabung tersebut. Setelah
dicampur, diteteskan sebanyak 3 tetes HNO3. Lalu diamati perubahan
yang terjadi.

VI.5. Identifikasi Oksalat


Alat dan bahan disiapkan , alat-alat untuk praktikum
dibersihkan dengan air bersih dan setelah itu di keringkan dengan
tisue. Dua tabung reaksi di tempatkan pada rak tabung , kemudian
pada kedua tabung reaksi dimasukan Ion Oksalat secukupnya tidak
terlalu sedikit ataupun banyak.
Setelah itu pada tabung pertama dimasukan H2SO4 4M
sebanyak 10 tetesan dengan pipet tetes, kemudian dilakukan
pengocokan . Lalu , Ditambahkan beberapa tetes larutan KmnO 4
0,002 M sampai warna larutan KmnO4 hilang atau menjadi
bewarna bening.
Pada tabung reaksi yang kedua kembali lagi dimasukan
larutan Ion Oksalat. Kemudian dimasukan larutan CaCl 2sebanyak 2
tetesan dengan pipet tetes. Kemudian tabung reaksi yang berisikan
larutan tersebut diamati, jika reaksi berhasil atau bernilai (+) maka
akan terbentuk endapat kristal.

VI.6. Identifikasi Ion Fosfat


Dilakukan uji reagensia dengan cara : dimasukkanPerak Nitrat
(AgNO3) ke dalam ion fosfat, lalu perubahan diamati. Dimasukkan
Barium Klorida (BaCl2) ke dalam ion fosfat, lalu perubahan diamati.
Dimasukkan serbukmagnesium sulfat (MgSO4) ke dalam ion fosfat, dan
perubahannya diamati.

VI.7. Identifikasi Ion Sulfat


Dilakukan empat identifikasi pada ion sulfat. Yang pertama
kedalam larutan sampel berisi ion sulfat ditambahkan larutan BaCl 2.
Perubahan yang terjadi diamati. Untuk identifikasi yang kedua larutan
sampel berisi ion sulfat ditambahkan larutan timbal asetat (Pb(Ac) 2).
Perubahan yang terjadi diamati. Kemudian setelah itu dilakukan
identifikasi larutan berisi ion sulfat dengan ditambahkan larutan natrium
rodizonat dan perubahan yang terjadi diamati. Untuk identifikasi pada ion
sulfat yang terakhir yaitu dengan menambahkan larutan merkurium (II)
nitrat, perubahan yang terjadi diamati.

VI.8. Identifikasi Borat

Larutan perak nitrat

Percobaan dimulai dengan dilarutkannya senyawa H3BO3 dengan


aquades, setelah itu didapatkan ion borat yang akan dimasukan kedalam
tabung reaksi. Ion borat yang ada ditabung reaksi selanjutkan larutan
perak nitrat (AgNO3). Mengamati perubahan yang terjadi, setelah itu
menambahkan larutan ammonia encer kedalamnya, amati perubahan yang
terjadi.

Larutan barium klorida

Percobaan dimulai dengan dilarutkannya senyawa H3BO3 dengan


aquades, setelah itu didapatkan ion borat yang akan dimasukan kedalam
tabung reaksi. Ion borat yang ada ditabung reaksi selanjutkan diisi juga
dengan larutan Barium Klorida. Perubahan yang terjadi diamati dan
dicatat. Setelah itu ditambahkan juga larutan asam encer berupa asam
asetat 2 M dan asam sulfat 6M. Lalu hasil percobaan diamati dan dicatat.

VI.9. Identifikasi Kromat


Pada pelat tetes. 3 tabung diisi dengan 2 tetes kromat dan 1 tetes
AgNO3 lalu amati perubahannya. Lubang pertama ditambah 1 tetes HCl 4
M dan diamati perubahannya. Lubang kedua ditambah 1 tetes asam HNO3
2 M dan diamati perubahannya. Lubang ketiga ditambah 1 2 tetes
NH4OH 4 M dan diamati perubahannya. Pada pelat tetes diisi tiga tabung
dengan 2 tetes kromat dan 1 tetes timbal asetat dan amati perubahannya.
Lubang ke dua ditambah 1 tetes asam HNO 3 2 M dan amati
perubahannya. Lubang ke tiga ditambah 3 tetes NaOH 2 M dan amati
perubahannya.

VI.10. Identifikasi Ion Kromat dan Ion Bikromat


Tersedia dua tabung reaksi. Masing-masing tabung diisi dengan ion
kromat (CrO42-) dan ion bikromat (Cr2O72-). Ion kromat berwarna kuning,
sedangkan ion bikromat berwarna jingga. Larutan BaCl 2 ditambahkan
pada masing-masing tabung. Kemudian, endapan harus diamati. Lalu,
pada masing-masing tabung ditambahkan asamasetat. Amati perubahan
yang terjadi. Setelah itu. Ditambahkan asam nitrat encer pada masing-
masing tabung.

VI.11. Identifikasi untuk Ion Halogen (Klorida, Bromida, Iodida)


Disediakan 3 tabung reaksi, tabung pertama diisi dengan larutan KI
0,1 M sebanyak 20 tetes, tabung kedua diisi dengan larutan KBr 0,3 M
sebanyak 20 tetes, dan larutan HCl 1 M sebanyak 20 tetes. Kemudian
ditambahkan kedalam masing-masing tabung H2SO4 encer sebanyak 2
tetes dan larutan KMnO4 sebanyak 2 tetes juga, setelah itu kocok, dan
kemudian ditambahkan larutan amilum, dan amati perubahan warna
yang terjadi.

VI.12.Identifikasi untuk Ion Tiosianat


Disiapkan 2 tabung reaksi, kemudian keduanya diisi dengan
larutan ion SCN-. Tabung 1 ditambah dengan HNO3 2M dan larutan
AgNO3. Tabung 2 ditambah dengan HNO3 2M dan larutan FeCl3.
Kemudian diamati perubahan yang terjadi pada masing-masing tabung.

VI.13. Identifikasi Ion Nitrat


- Uji cincin coklat
Ion nitrat dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian
ditambahkan H2SO4 4M dan FeSO4 padat, dikocok. Dan diamati
perubahan yang terjadi. Ditambahkan perlahan-lahan 1 ml H2SO4
pekat melalui dinding tabung (jangan digoyang dan tabung dalam
posisi miring). Diamati perubahan yang terjadi.
- Uji Pembentukan Gas Cokelat Kemerahan
Pertama, larutan asam nitrat dimasukkan ke dalam tabung
reaksi kira-kira 4 tetes, kemudian asam sulfat 4M ditambahkan ke
dalam larutan tersebut sebanyak kurang lebih 3-4 tetes dan amati
perubahan yang terjadi.
- Reduksi Asam Nitrat dalam Kondisi Basa
Larutan asam nitrat dimasukkan ke dalam tabung reaksi
kurang lebih 4-5 tetes kemudian padatan Zn dimasukkan dan
larutan NaOH ke dalam larutan dan tabung dijepit menggunakan
penjepit dan didihkan di atas api spirtus sampai mendidih dan
amati perubahannya. Setelah didihkan, kemudian ditempelkan
lakmus di pinggir mulut tabung dan amati perubahannya.

VI.14. Identifikasi Ion Asetat


Ke dalam mortar porselen dimasukkan ion asetat, ditambah KHSO4
padat digerus dan diciumlah bau yang timbul.

VII. DATA PENGAMATAN


VII.1. Identifikasi Ion Karbonat
VII.1.1. Reaksi dengan Asam

No. Perlakuan Hasil Foto


1. Dimasukkan larutan 5 tetes amonium
amonium karbonat pada karbonat ditambahkan
tabung reaksi
2. Ditambahkan larutan Muncul gelembung-
asam sulfat (H2SO4) 1 gelembung kecil
ml pada tabung reaksi
yang sudah diisi
amonium karbonat

VII.1.2. Reaksi dengan Pemanasan

No Perlakuan Hasil Foto


1. Dimasukkan larutan Masing-masing 5 tetes
amonium karbonat pada amonium karbonat
2 tabung reaksi (A dan
B).
2. Ditambahkan 1 ml asam Timbul gelembung
sulfat (H2SO4) 4 M pada
tabung reaksi A.

3. Ditambahkan 5 tetes air Tidak ada perubahan


barit [Ba(OH)2] pada
tabung B.

4. Tabung A dipanaskan dan Timbul gelembung, gas Gelembung gas


gasnya dialirkan ke mengalir dari tabung A
tabung B. ke B, dan warna menjadi
keruh.

Gas mengalir dari A


ke B, warna menjadi
keruh.
No. Ion Perlakuan Hasil Foto
1. SO32- Membuat larutan yang Dihasilkan larutan
mengandung ion ion sulfit warna
sulfit. bening.

2. SO32- Larutan ion sulfit Terbentuk sedikit


ditambahkan HCl 1M. gas.

3. SO32- Memasukkan kertas Tidak terjadi


saring yang telah perubahan warna
dibasahi dengan KI pada kertas saring
0,01M dan amilum. maupun larutan,
larutan tetap
berwarna bening.
VII.2. Identifikasi Ion Sulfit

VII.3. Identifikasi Ion Tiosulfat

N PERLAKUAN HASIL FOTO


O
1. Menimbang Na2S2O3 0,124 gr Na2S2O3
padat menggunakan padat
neraca

2. Melarutkan 0,124 Larutan Na2S2O3


gr Na2S2O3 ke dalam
5 ml aquades.

3. Memasukkan 3ml Larutan berubah


larutan Na2S2O3 ke warna dari bening
dalam tabung reaksi menjadi kuning
dan menambahkan muda disertai
3ml larutan HCl 1M dengan adanya
sambil dikocok. endapan, gas dan
bau yang
menyengat.

VII.4. Identifikasi Ion Nitrit

No. Perlakuan Hasil Foto


1. Kristal NaNO2 Larutan ion nitrit dalam
dilarutkan dalam NaNO2
aquades

2. Kristal Na2S2O3 Larutan ion tiosulfat


dilarutkan dalam dalam Na2S2O3
aquades

3. Larutan ion nitrat + Terbentuk gas dan


larutan ion tiosulfat+ larutan menjadi kuning.
larutan HNO3 6 M Setelah didiamkan
beberapa saat gas
berkurang dan larutan
menjadi berwarna
kuning pucat

VII.5. Identifikasi Ion Oksalat

No Ion Perlakuan Hasil Foto


1. C2O4 Kedalam tabung Ketika larutan
reaksi berisi larutan sampel yang berisi
sampel yang berisi ion larutan ion oksalat
oksalat ditambahkan yang berwarna
10 tetes H2SO4 4 M ungu ditambahkan
kemudian dikocok, dengan 10 tetes
setelah itu dan kemudian
ditambahkan beberapa dikocok larutan
tetes larutan KMnO4 tidak mengalami
0,002 M sampai warna perubahan warna.
larutan KMnO4 Tetapi ketika
menghilang. ditambahkan
larutan KMnO4
0,002 M perlahan
lahan warna
larutan ungu tadi
memudar dan
berubah warna
menjadi bening.
2. C2O4 Ke dalam tabung Ketika larutan
reaksi yang berisi yang berisi sampel
larutan sampel ion ion oksalat
oksalat kemudian berwarna ungu
ditambahkan 2 tetes ditambahkan 2
larutan CaCl2 sampai tetes larutan CaCl2,
terbentuk endapan larutan yang berisi
kristalin. ion oksalat
berubah warna
menjadi merah
muda dan
terbentuk endapan
berwarna putih.

VII.6. Identifikasi Ion Fosfat

No. Prosedur Hasil Foto


3-
1. Ion fosfat (PO4 ) Larutan berwarna kuning
Ditambahkan perak keruh dan mengendap
nitrat (AgNO3).
2. Ion fosfat (PO43-) Tidak terjadi perubahan
Ditambahkan barium dan larutan tetap bening
klorida (BaCl2)

3. Ion fosfat (PO43-) Larutan menjadi sedikit


Ditambahkan serbuk keruh, namun tetap
magnesium sulfat bening
(MgSO4)

VII.7. Identifikasi Ion Sulfat

No. Perlakuan Hasil Foto


1. Melarutkan ZnSO4 Larutan berwarna bening
dalam air.
2. Memasukkan larutan
ZnSO4 kedalam 3
tabung reaksi

3. Tabung 1 yang berisi Larutan menjadi keruh


larutan ZnSO4 berwarna putih dan
ditambahkan larutan terdapat endapan putih
BaCl2
4. Tabung 2 yang berisi Larutan menjadi keruh
larutan ZnSO4 berwarna putih dan
ditambahkan larutan terdapat endapan putih
timbal asetat

5. Tabung 3 yang berisi Larutan menjadi keruh


larutan ZnSO4 berwarna kuning dan
ditambahkan larutan terdapat endapan kuning
merkuri asetat

VII.8. Identifikasi Borat

No Ion Perlakuan Pengamatan Gambar


1 BO3 Memasukkan ion Tercampur dengan
3-
borat kedalam sempurna
cawa porselen,
menambahkan 4
tetes asam sulfat
dan 4 tetes
metanol
2 BO3 Membakar kawat Ada warna nyala hijau
3-
nikrom sampai
warna merah,
mencelupkan
kawat nikrom
kedalam larutan
HCl, Membakar
kawat nikrom
kembali sampai
merah lalu
mencelupkan
kawat nikrom
kedalam cawan
porselen yang
berisi campuran
senyawa tadi.
Lalu dibakar
kembali

VII.9. Identifikasi Kromat

Percobaan 1

No Ion Perlakuan Hasil Foto


1. Kromat - Ditambahkan 1 - Terjadi perubahan
tetes AgNO3 warna pada larutan,
dari kuning
- Ditambahkan 1 menjadi merah
tetes HCl 4M kecoklatan.
- Pada larutan terdapat
endapan berwarna
cokelat
2. Kromat - Ditambahkan 1 - Terjadi perubahan
tetes AgNO3 warna pada larutan,
dari kuning
- Ditambahkan 1 menjadi coklat
tetes HNO3
- Warna berubah
2M
menjadi kuning
kecoklatan
3. Kromat - Ditambahkan 1 - Terjadi perubahan
tetes AgNO3 warna pada larutan,
dari kuning
menjadi coklat
- Ditambahkan 2
- Terbentuk endapan
tetes NH4OH
berwarna coklat
2M
tetapi tidak pekat

Percobaan 2

No Ion Perlakuan Hasil Foto


1. Kromat Ditambahkan 1 Larutan tetap
tetes timbal berwarna kuning dan
asetat terbentuk endapan
berwarna kuning
2. Kromat - Ditambahkan 1 - Larutan tetap
tetes timbal berwarna kuning
asetat dan terbentuk
endapan berwarna
kuning
- Ditambahkan 1
- Larutan tetap
tetes HNO3 2
berwarna kuning
M
dan terbentuk
endapan berwarna
kuning tidak terlalu
pekat
3. Kromat - Ditambahkan 1 - Larutan tetap
tetes timbal berwarna kuning
asetat dan terbentuk
endapan berwarna
kuning

- Ditambahkan 2
- Larutan terbentuk
tetes NaOH
endapan berwarna
2M
jingga

VII.10. Identifikasi Ion Halogen (Klorida, Bromida, Iodida)


Bagian B.
No Perlakuan Hasil Foto

1. Diambil 20 tetesHCl 1 Bening


M + 2 tetes H2SO44 M

Ditambahkan KMnO4 Dari bening berubah


0,1 M menjadi ungu

Ditambahkanamilum Tidak berubah warna

2. Diambil20 tetes KI 0,1 Bening


M + 2 tetes H2SO44M
Ditambah KMnO4 0,1 Dari bening berubah
M menjadi warna coklat
dan terdapat endapan.

Ditambah amilum Endapan hilang dan


warna berubah menjadi
lebih pekat

3. Diambil 20 tetesKBr Bening


0.3 M + 2 tetes H2SO4
4M

Ditambah KMnO4 0,1 Berwarna kuning pusat


M

Ditambah Amilum Tidak berubah warna


Bagian C

No Ion Perlakuan Hasil Foto


-
1 Cl HCL 10M 10 Tidak berubah warna
tetes + H2SO44M (tetap bening)
10 tetes
Terbentuk 2 fasa dan
Ditambahkan keduanya berwarna
CHCl3 10 tetes bening

Ditambahkan Fasa atas: larutan


KMnO4 cenderung merah muda
0,1M 2 tetes Fasa bawah: larutan tetap
berwarna bening
2 Br- KBr 0,3M 10 Tidak berubah warna
tetes + H2SO44M (tetap bening)
10 tetes
Terbentuk 2 fasa dan
Ditambahkan keduanya berwarna
CHCl3 10 tetes bening

Ditambahkan Fasa atas: larutan


KMnO4 cenderung kuning
0,1M 2 tetes Fasa bawah: larutan tetap
berwarna kuning pekat

VII.11. Identifikasi Ion Tiosianat

No Ion Perlakuan Hasil Foto


1 SCN- SCN- + HNO3 + AgNO3 Terbentuk endapan
putih, seperti dadih susu
2 SCN- SCN- + HNO3 + FeCl3 Terbentuk larutan merah
darah

VII.12. Identifikasi Ion Nitrat


- Uji Cincin Coklat

No Ion Perlakuan Hasil Foto


3 NO3- NO3- + H2SO4 + FeSO4 Serbuk FeSO4 larut, dan
larutan berwarna kuning

4 NO3- Melalui dinding tabung Terbentuk cincin cokelat


tambahkan perlahan-
lahan 1 ml H2SO4
pekat (Jangan digoyang
dan tabung dalam
posisi miring)

- Uji Pembentukan Gas Cokelat Kemerahan

No Ion Perlakuan Hasil Foto


1 NO3- Larutan asam nitrat Larutan tidak berubah
ditambahkan dengan warna
larutan asam sulfat 4M

- Reduksi Asam Nitrat dalam Kondisi Basa

Percobaan 1

No Ion Perlakuan Hasil Foto


1 NO3- Larutan asam nitrat Larutan tidak berubah
ditambahkan dengan warna kemudian
logam Zn dan larutan terlebih dahulu menjadi
NaOH kuning saat
penambahan Zn
Larutan didihkan
-
2 NO3 Larutan mendidih dan
logam Zn tidak larut

3 NO3- Lakmus diletakkan di Lakmus berubah


mulut tabung menjadi biru

Percobaan 2

No Ion Perlakuan Hasil Foto


1 NO3- Larutan asam nitrat Larutan tidak berubah
ditambahkan dengan warna
logam Zn dan larutan
NaOH

Larutan mendidih dan


-
2 NO3 Larutan didihkan logam Zn tidak larut
3 NO3- Lakmus diletakkan di Lakmus tetap menjadi
mulut tabung merah

VII.13. Identifikasi Ion Asetat

No Senyawa Perlakuan Hasil Foto


1 CH3COOH Ditambah KHSO4 Padatan KHSO4 larut
dan digerus dalam larutan
CH3COOH. Larutan
tidak menunjukkan
perubahan warna tetapi
mengeluarkan bau yang
menyengat/menusuk
atau bau cuka

VII.14. Identifikasi Ion Kromat dan Bikromat

No Ion Perlakuan Hasil Foto


1. Kromat(Cr - Larutan kalium - Larutan menjadi
O42-) kromat berwarna kuning
sebanyak 7 tetes keruh dan terdapat
dan 4 tetes endapan berwarna
BaCl2 kuning
dimasukkan
kedalam tabung
reaksi 1
- Larutan tersebut - Timbulnya gas dan
ditambah larutan tetap
dengan 3 tetes berwarna kuning
asamasetat

- Keruh serta terbentuk


endapan berwarna
kuning

- Larutan menjadi
- Kemudian
berwarna jingga dan
ditambahakan
terdapat endapan
dengan 3 tetes
serta tetap
HNO3 encer
menimbulkan gas
2. Ion - Larutan kalium - Timbulnya gas, larutan
bikromat bikromat tetap berwarna jingga
(Cr2O72-) sebanyak 7 tetes serta terdapat
dan 4 tetes endapan
BaCl2
dimasukkan
kedalam tabung
reaksi 1

- Larutan tersebut - Larutan tetap berwarna


ditambah jingga dan gas timbul
dengan 3 tetes lebih banyak
asam asetat

- Kemudian - Larutan tetap berwarna


ditambahakan jingga dan timbul gas
dengan 3 tetes lebih banyak
HNO3encer

VIII. PEMBAHASAN

VIII.1. Identifikasi Ion Karbonat


Pada praktikum ini larutan yang digunakan adalah amonium karbonat.
Pada anion golongan pertama (acid volatile group) terdapat gas berupa
gelembung-gelembung karena ion karbonat. Anion golongan pertama
terdiri dari ion-ion yang dapat menghasilkan gas apabila direaksikan
dengan larutan asam.
Identifikasi amonium karbonat dengan cara pemanasan.
Pipa pengalir gas dipasang pada kedua tabung, dengan posisi bagian pipa
yang pendek berada di tabung A dan bagian yang lebih panjang dibagian
tabung B. Hal ini dilakukan agar gas dapat mengalir dari tabung A ke
tabung B ketika dilakukan pembakaran.
Pembakaran dilakukan pada tabung A. Tabung A ditaruh diatas pembakar
spirtus. Sebelum dibakar larutan berwarna putih bening, ketika dibakar
gas dari tabung A mengalir ke tabung B melalui pipa pengalir gas dan
setelah pembakaran warna larutan berubah menjadi keruh. Hal tersebut
dapat dikatakan bahwa zat atau senyawa yang diamati pada praktikum
kali ini adalah ion karbonat.

VIII.2. Identifikasi Ion Sulfit


Kenapa saat larutan ion sulfit ditambahkan HCl menghasilkan gas,
karena di dalam reaksi tersebut terbentuknya gas yang berasal dari asam
sulfit, yang menyebabkan terbentuknya gas. Kenapa kertas saringnya
harus dibasahi dengan larutan KI dan amilum, karena setelah direaksikan,
larutan tersebut tetap berwarna bening. Apa pengaruh dimasukkannya
kertas saring yang telah dibasahi ke dalam tabung reaksi, pengaruhnya
berupa tidak terjadi perubahan warna.

VIII.3. Identifikasi Ion Tiosulfat


Larutan natrium tiosulfat apabila dicampur dengan larutan HCl akan
bereaksi dan membentuk belerang (endapan dan gas). Campuran akan
menjadi berwarna kuning keruh (krem) dengan endapan dan gas yang
tidak berwarna serta bau yang menyengat. Endapan dan gas tersebut
berasal dari endapan yang diidentifikasi berupa belerang.

VIII.4. Identifikasi Ion Nitrit


Pada saat pencampuran larutan NaNO2 dan larutan Na2S2O3 tidak
terdapat perubahan apapun namun terjadi peningkatan volume. Namun
ketika ditambahkan sedikit larutan asam, dan asam yang digunakan pada
praktikum ini yaitu HNO3 6M lalu terjadi perubahan pada larutan. Pada
larutan terdapat gas dan warna larutan berubah menjadi berwarna kuning
yang berubah-ubah. Perubahan warna dari bening menjadi kuning tidak
tetap ini dikarenakan adanya asam nitrit bebas, HNO 2 atau anhidridanya,
N2O3 yang dilepaskan uap nitrogen dioksida sehingga sebagian besar
berikatan dengan oksigen di udara (Svehla, 1985).
Terdapatnya gas pada larutan dikarenakan larutan sampel yang
digunakan berupa NaNO2 yang mengandung suatu jenis anion. Anion
pada NaNO2 termasuk dalam golongan anion I yang mana akan
menimbulkan gas ketika direaksikan dengan asam.

VIII.5. Identifikasi Ion Oksalat


Larutan ditambahkan KMnO4 sehingga terjadi perubahan warna
larutan yang semula berwarna ungu menjadi hilang atau berubah warna
menjadi bening, warna larutan perlahan-lahan memudar yang semula
ungu kemudian menjadi pink muda dan selanjutnya menjadi bening,
penghilangan warna larutan ini disebabkan oleh ada banyaknya senyawa
organik.
Lalu ketika ditambahkan CaCl2 terbentuk endapan berwarna putih
karena larutan kalsium oksalat sangat sedikit larut dalam air, tetapi larut
dalam asam klorida encer dan asam nitrat encer. Warna larutan berubah
menjadi merah muda seharusnya hanya terbentuk endapan putih. Hal ini
dikarenakan adanya kesalahan dalam penetesan jumlah zat.

VIII.6. Identifikasi Ion Fosfat


Pertama-tama ion fosfat ditambahkan larutan AgNO3, kemudian
terjadi perubahan warna dari bening menjadi kuning keruh dan terdapat
endapan, adanya endapan dikarenakan terbentuknya perak fosfat
(Ag3PO4) normal. Yang kedua ion fosfat ditambahkan larutan BaCl 2,
seharusnya terdapat endapan amorf yang putih yaitu barium fosfat
[Ba3(PO4)2]. Dan ketiga ion fosfat ditambahkan larutan MgSO4, larutan
sedikit keruh, namun tetap bening, dikarenakan larutan [Mg3(PO4)2] tidak
praktis larut dalam larutan.

VIII.7. Identifikasi Ion Sulfat

Zat ZnSO4 dapat larut dalam air karena sulfat dari logam zink
termasuk dalam zat sulfat yang memiliki kemampuan untuk larut dalam
air diantara beberapa yang tidak dapat larut dalam air seperti, sulfat dari
barium, stronsium timbal.
ZnSO4 apabila direaksikan dengan BaCl2 akan menghasilkan
endapan putih karena pada reaksi tersebut terbentuk barium sulfat yang
berbentuk padatan putih.

ZnSO4 bila direaksikan dengan timbal asetat Pb(CH3COO)2 akan


menghasilkan endapan putih karena terbentuk PbSO4 yang berupa
padatan putih.

ZnSO4 bila direaksikan dengan merkurium(II) asetat


Hg(CH3COO)2 akan menghasilkan endapan kuning karena pada reaksi
membentuk HgSO4 yang berbentuk endapan kuning.

VIII.8. Identifikasi Borat


Borat adalah zat padat kristalin putih yang sedikit larut dalam air
dingin dan lebih cepat larut pada air panas. Selain itu borat cepat terlarut
dalam asam-asam ataupun ammonium. Ketika padatan borat dimasukkan
ke dalam tabung reaksi, padatan tersebut harus diencerkan dahulu
menggunakan aquades. Hal ini bertujuan padatan yang sudah diencerkan
lebih mudah untuk dilarutkan dalam larutan yang lain. Kemudian
ditambahkan dalam larutan AgNO3, larutan menjadi lebih bening dari
sebelumnya karena ion borat lebih mudah larut dalam AgNO3. Ketika
ditambahkan ammonium larutan menjadi putih leruh dan terdpat endapan
putih yaitu perak metaborat.
Pada identifikasi larutan ini dihasilkan warna nyala hijau terjadi
dikarenakan pembentukan metilborat B(OCH3) 3 atau etilborat B(OC2H5)3.
Pada praktikum ini digunakan asam sulfat yang berfungsi sebagai
katalis pada reaksi ini.

VIII.9. Identifikasi Kromat


Kromat logam biasanya adalah zat-zat padat berwarna, yang
menghasilkan larutan kuning bila dapat larut dalam air (Vogel, 1985).
Pada percobaan 1 terjadi perubahan warna pada larutan, dari
kuning menjadi merah kecoklatan. Dikarenakan ion kromat jika
dilarutkan dengan perak nitrat akan menghasilkan endapan merah-
kecoklatan perak kromat AgCr2O4. Terjadi perubahan pada larutan
tersebut dikarenakan larutan bereaksi dengan HCl dan terbentuk endapan.
Pada larutan terdapat 2 fase.
Pada percobaan kedua Kalium kromat apabila di reaksikan dengan
timbal asetat dapat menghasilkan asam kromat, pada larutan tersebut
terdapat endapan. Kemudian ketika ditambahkan NaOH endapan menjadi
larut karena terbentuk senyawa garam kompleks.

VIII.10. Identifikasi Ion Kromat dan Bikromat


Ketika dilakukan penambahan BaCl2 pada larutan yang
mengandung anion kromat dan bikromat dapat menghasilkan endapan
karena pengaruh dari hasil kali kelarutan ion-ionnya lebih besar dari
harga ksp.
Penambahan asam nitrat pada larutan yang mengandung anion
kromat terjadi perubahan pada larutan tersebut yaitu dari berwarna kuning
menjadi berwarna jingga. Hal ini sesuai dengan prinsip le chatelier yang
mengatakan bahwa penambahan hidrogen berlebih kesetimbangan
bergeser kekanan sedangkan jika ion hidroksida ditambahakan maka ion
hidroksida akan bereaksi dengan hidrogen dan kesetimbangan cenderung
kearah kiri.
Endapan yang terbentuk pada larutan anion kromat dan dikromat
dikarenakan reaksi dengan asam.

VIII.11. Identifikasi Ion Halogen


Bagian B
Ketiga larutan tersebut dilarutkan dalam asam sulfat dengan tujuan
dengan direaksikan dalam suasana asam pada ketiga larutan tersebut tidak
terjadi endapan.
Kalium permanganate digunakan sebagai indikator warna untuk
membedakan ketiga golongan ion silver grup secara organoleptic.
Pada identifikasi ini dilakukan penambahan amilum untuk
menambah kelarutan. Pada larutan KI sebelum ditambah amilum terjadi
endapan. Namun setelah ditambah amilum endapan menjadi hilang.
Sedangkan 2 larutan lainnya yaitu yang mengandung ion klorida dan
bromide dari awal memang tidak terbentuk endapan.

Bagian C
Ion klorida, ion bromide dan ion iodide merupakan golongan silver
yang dapat diidentifikasi dengan analisis kualitatif anion. Analisis
kualitatif anion tidak memiliki metode analisis standar yang sistematis.
Pada identifikasi ion klorida, ion bromide dan ion iodida dilakukan
sesuai prosedur yaitu larutan ion klorida, bromide dan iodide ditambahkan
larutan H2SO4, 1mL CHCl3, dan beberapa tetes larutan KMnO4 dan
kemudian diamati warna lapisannya. Warna awal masing-masing larutan
adalah bening. Berdasarkan teori hasil yang akan diperoleh yaitu larutan
ion klorida berwarna merah muda dan membentuk 2 fasa, larutan ion
bromide akan berwarna kuning dan membentuk 2 fasa, sedangkan larutan
ion iodide akan berwarna kuning dan membentuk 2 fasa. Ditambahkannya
H2SO4 tidak terjadi reaksi apa-apa larutan ion tersebut tetap berwarna
bening. Tetapi jika larutan ditambahkan KMnO4 larutan tersebut akan
merubah warna larutan ion tersebut. Dan akan membentuk 2 fasa
dikarenakan larutan KMnO4 yang bersifat non polar.

Ion Klorida
Ditambah larutan H2SO4 bereaksi, tetapi tidak menghasilkan endapan.
Jadi belum terlihat apakah terdapat ion klorida atau tidak.
Ditambah sama klorofom terbentuk 2 fasa, karena kbritu polar sedangkan
kloroform itu non polar, jadi terbentuk 2 fasa karena beda kepolaran.
Kalium permanganate = warna ungu
Klorofom dalam iodin = warna ungu
Ion iodin = warna kuning

VIII.12. Identifikasi Ion Tiosianat


Pada larutan SCN- yang ditambahkan AgNO3 menghasilkan
endapan putih seperti dadih susu hal tersebut karena terbentuknya suatu
garam AgSCN.
Pada larutan SCN- yang ditambahkan FeCl3 menghasilkan warna merah
darah. Hal tersebut terjadi dikarenakan dalam larutan encer asam nitrat
Fe3+ bereaksi dengan ion tiosianat membentuk kompleks merah tua.
Sebab terbentuknya warna merah darah karena adanya yaitu suatu ion
kompleks besi(III) tiosianat yang tidak terdisosiasi

VIII.13. Identifikasi Ion Nitrat


- Uji Cincin Coklat
Perlahan-lahan dimasukkan H2SO4 pekat dari dinding tabung dengan
posisi miring dan stabil (tidak goyang), Tunggu beberapa saat hingga
cincin cokelat terbentuk dengan posisi melayang. Pada penambahan
H2SO4 pekat berfungsi untuk mengubah ion nitrat menjadi gas NO.
Kemudian gas NO bereaksi dengan besi(II) sulfat dan membentuk cincin
cokelat. Cincin cokelat yang terbentuk dikarenakan terbentuknya ion
kompleks. Cincin cokelat terdapat di antarmuka antara larutan NO3 -
dengan larutan H2SO4 pekat. Larutan tersebut tidak tercampur,
dikarenakan adanya perbedaan kepolaran, H2SO4 terletak di bawah
(memiliki kemolaran yang tinggi) dan larutan NO 3- berada di atas.
Larutan nitrat dapat larut dalam air.

- Uji Pembentukan Gas Cokelat Kemerahan

Pada pengujian ion nitrat, praktik menggunakan asam nitrat 4M


sebagai bahan yang akan diuji. Pada percobaan pertama, penambahan
asam sulfat kedalam asam nitrat tidak menimbulkan perubahan warna
atau bau/gas, namun dalam literatur seharusnya timbul gas cokelat
kemerahan. Hal ini disebabkan karena asamsulfat yang digunakan tidak
pekat, dimana asam nitrat hanya akan bereaksi dengan asam sulfat pekat
dan tidak memberikan reaksi dengan asam sulfat encer.
Pada pengujian keberadaan ion nitrat, praktik menggunakan larutan
asam nitrat 4M dan dilakukan dengan metode duplo, namun
menghasilkan hasil yang sedikit berbeda. Dimana saat penambahan zink
kedalam larutan asam nitrat yang pertama larutan berubah menjadi
warna kuning, sedangkan pada percobaan kedua larutan tidak bereaksi
dengan perubahan warna. Ketika ditambahkan dengan NaOH kemudian
didihkan, percobaan pertama menunjukkan adanya warna kuning-
kecoklatan di sekitar tabung dan lakmus yang diletakkan di tabung
berubah warnanya menjadi biru, sedangkan pada percobaan kedua tidak
terjadi reaksi. Hal ini disebabkan karena perbedaan konsentrasi asam
nitrat yang lebih encer yang digunakan selama percobaan. Sementara
lakmus seharusnya berubah menjadi biru, karena saat pemanasan terjadi
pembentukan amoniak yang melepas ion OH- dalam larutan.

VIII.14. Identifikasi Ion Asetat

Pada reaksi antara CH3COOH dengan KHSO4 menghasilkan bau


yang menyengat dan menusuk yaitu bau cuka. Pada penambahan KHSO 4
berfungsi sebagai pendonor H+ untuk membentuk senyawa cuka atau
asetat yang memiliki bau khas, yaitu bau cuka.

IX. KESIMPULAN
Dalam mengidentifikasi ion anion dapat dilihat dari perubahan
suatu larutan yang direaksikan oleh suatu pereaksi. Perubahan yang terjadi
yaitu perubahan warna dan terdapatnya endapan pada suatu reaksi. Dari
perubahan warna dan terdapatnya endapan tersebut kita dapat mengetahui
termasuk golongan anion apa larutan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Besari, Ismail, dkk. 1982. Kimia Organik untuk Universitas, Edisi I. Bandung:
Armico Bandung.

Day, R.A dan Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif . Jakarta: Penerbit
Erlangga.

Sahirman. 2013. Analisis Kimia Dasar 2. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan


Kebudayaan.

Sridianti. 2013. Pengertian Anion dan Contohnya. Tersedia online di


http://www.sridianti.com/pengertian-anion-contohnya.html [ diakses pada
tanggal 26 September 2015 ]

Svehla. 1979. Analisis Anorganik Kualitatif. Jakarta: PT Kalman Media Pustaka.

Tim Konsultan Kimia FPTK UPI. 2004. Analisis Anion Kation. Tersedia online di
http://mirror.unpad.ac.id/orari/pendidikan/materi-kejuruan/kimia/analisis-
kimia/analisis_kation_dan_anion.pdf [ diakses pada tanggal 27 September
2015 ]

Vogel, G. 1985. VOGEL , Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro , Bagian 1, Edisi V, Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka.

You might also like