Professional Documents
Culture Documents
I. Tujuan
Menjelaskan hubungan antar variable proses dalam pencampuran
Memahami pola sirkulasi pengadukan
Macam-macam Pengaduk :
Berbagai macam pengaduk mempunyai kegunaan berbeda, juga aliran dan pola yang ditimbulkannya,
misalnya :
Turbin
Pengaduk turbin mempunyai jangkauan viskositas dari viskositas rendah sampai sedang (1
sampai dengan 5 x 105 Centi Poise). Bentuk pengaduk turbin biasanya berdaun banyak,
putaran dengan kecepatan tinggi, bentuk daun lurus, melengkung dan tidak bersudut. Pola
aliran yang ditimbulkan berbentuk radial.
Jangkar :
Bentuk ini menimbulkan pola aliran tangensial dengan jumlah putaran rendah, daerah operasi
dekat dengan dinding tangki, efektif untuk larutan dengan viskositas tinggi (10 3-105) Centi
Poise.
Waktu Pencampuran
Pencampuran zat cair yang mampu bercampur (miscible) dalam tangki berlangsung sangat cepat
dalam turbulen. Impeller dapat menghasilkan kecepatan tinggi dan fluida bercampur dengan baik
disekitar impeller karena adanya aliran turbulen yang kuat. Bila aliran berjalan lambat mengalir
kearah dinding, maka terjadi pergolakan besar yang berubah menjadi kecil, akan terjadi sirkulasi
kearah pusat impeller sehingga terjadi pencampuran. Perhitungan atas dasar cara tersebut
menunjukkan pencampuran hamper 99% yang dapat dicapai bila tangki mengalami sirkulasi 5 kali.
Waktu pencampuran dapat diperkirakan dari korelasi aliran total yang dihasilkan dari beberapa jenis
impeller. Untuk turbin berdaun enam standar, waktu pencampuran adalah :
q = 0,92 n Da3 (Dt/da)
Tt = 5 v / = 5(n2H/4) (1/0,92 n Da2 Dt)
nTt = (Da/Dt)2 (Dt/H) = konstan = 4,3
Digunakan untuk tangki dan impeller tertentu, atau untuk berbagai system yang secara
geometri serupa. Waktu pencampuran diperkirakan berbanding terbalik dengan kecepatan
pengaduk. Digunakan untuk turbin dengan (Da/Dt) = 1/3 dan (Dt/H) = 1, dan HT t = 36
Korelasi umum untuk menentukan waktu pencampuran diberikan oleh Norwood dan Metzer
adalah :
ft = TT (nDa2)2/3 q3/6 Da1/2 = na (Da/Dt)2 (Da/Dt)1/2 (q/n2Da)1/6
H1/2 Dt3/2
Untuk propeller adalah :
ft = TT (nDa2)2/3 q1/6 = na (Da/Dt)3/2 (Da/Dt)1/2 (q/n2Da)1/6
H1/2 Dt
Untuk Da/Dt = 0,07 0,18
Table Pengamatan 1
Run Rpm Rps
1 49 0,8166
2 97 1,6166
3 128 2,1333
Table Pengamatan 2
Waktu penambahan NaoH Waktu H(m) T
(s) penambahan ( gr/ml) (0C)
H2SO4 (s)
16, 27 17,55 0,27 0,9890 30
49 8 0,27 0,9882 30
81 4 0,27 0,9866 30
VI. Perhitungan
24,94 gram
larutan kanji = = 0,9902 gram
24,781 gram
1. Run I
Berat piknometer + cairan= 61, 93 gram
Berat cairan = 24,51 gram
2. Run II
Berat piknometer + cairan= 61,88 gram
Berat cairan =24,49 gram
3. Run III
Berat piknometer + cairan = 61,84 gram
Berat cairan = 24,45 gram
berat cairan 24,45 gram
= = = 0,9866 gram
vol. pikno 24,781 gram
s 10 cm
v= = =2,7624 cm/s
t 3,625
mo= sampel x v . bola
gr
mo=0,9890
ml 1,9868 ml
mo=1,9649 gram
cm
(16,09 gram1,9644 gram ) 980 2
( m. mo ) g s gr
= = =341, 0009
6 rv cm cms
6 ( 3,14 ) ( 0,78 cm ) 2,7624
s
s 10 cm
v= = =2,9673 cm/s
t 3,37 s
mo= sampel x v . bola
gr
mo=0,9882
ml 1,9868 ml
mo=1,9633 gram
cm
(16,09 gram1,9633 gram ) 980 2
( m. mo ) g s gr
= = =317, 4898
6 rv cm cms
6 ( 3,14 ) ( 0,78 cm ) 2,9673
s
cm
(16,09 gram1,9601 gram ) 980 2
( m. mo ) g s
= =
6 rv cm
6 ( 3,14 ) ( 0,78 cm ) 2,8089
s
gr
335,4697
cms
B. Penentuan Re Run 2 :
rad m
v =1,6166 x 0,6594
s rad
m
v =1,065
s
C. Penentuan Re Run 3 :
rad m
v =2,1333 x 0,6594
s rad
m
v =1,4066
s
=335,4679 gr / cms=33,54679kg /ms
gr kg
=0,9866 3
=986,6 3
cm m
s
33,5467 kg /ms m
v= = 3
=0,03400
986,6 kg /m s
M
1,4066 X 0,305 M
vD S
= = =12,6180
V 0,03400 M 2 / S
3
K 2 N 2 Da
p=
g
gr
41,0 ( 1,522Tps )2 ( 10,5 )3 (317,4898 )
cms
p= 2
=35628,6 watt=35,6286 kw
980 cm/s
VIII. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Agitasi adaah pemberian gerakan tertentu sehingga menimbulkan gerakan reduksi pada
bahan-bahan yang biasanya terjadi pada suatu bejana sedangkan pencampuran adalah
peristiwa penyebaran bahan-bahan secara acak
2. Tujuan dari proses pencampuran dan pengadukan yaitu membuat campuran homogen dan
melarutkan partikel-partikel padat dalam cairan
3. Semakin besar kecepatan putaran, maka semakin cepat larutan berubah warna pada
proses penetralan
4. Dari hasil percobaan didipatkan waktu yang diperlukan campuran untuk berubah warna
pada proses penetralan :
Kecepatan 49 rpm : 17,55 sekon
Kecepatan 97 rpm : 8 sekon
Kecepatan 128 rpm : 4 sekon