You are on page 1of 4

Journal of Research and Technologies, Vol. 2 No.

1 Juni 2016
P-ISSN No. 2460 5972
E-ISSN No. 2477 6165

UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK JAHE MERAH Zingiber officinale


var. Rubrum TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli

Prasetyo Handrianto
Akademi Farmasi Surabaya
*E-mail: prasetyo.handrianto@akfarsurabaya.ac.id

Abstract

The study of inhibition testing antibacterial extract Fresh Red Ginger Zingiber officinale var.
Rubrum Against Staphylococcus aureus, and Escherichia coliguna to determine the source of
antibacterial natural products, especially red ginger has been conducted. Anti-bacterial
inhibition test using disc diffusion method with fresh red ginger rhizome material. The study
was conducted using concentrations: 0%, 20%, 40%, 60%, 80%, and 100%. Concentration of
0% was used as a negative control. The data obtained will be tested statistically using ANOVA
with sig. 0.05. The results showed that the extraction of fresh red ginger (Zingiber officinale
var. Rubrum) at a concentration of 100% has the highest inhibitory region to S. aureus (15.83
mm) and E. coli (14:22 mm). It can be concluded that the extract of fresh red ginger Zingiber
officinale var. Rubrum at a concentration of 100% has a moderate level of inhibition to S.
aureus and weak level of inhibition to E. coli.

Keywords: Escherichia coli, Fresh red ginger extract of Zingiber officinale var. Rubrum,
Staphylococcus aureus.

Abstrak

Telah dilakukan penelitian untuk uji daya hambat antibakteri ekstrak segar jahe merah
Zingiber officinale var. Rubrum terhadap Staphylococcus aureus, dan Escherichia coli guna
untuk mengetahui sumber antibakteri dari bahan alam khususnya jahe merah. Uji daya hambat
anti bakteri ini menggunakan metode difusi cakram dengan bahan uji rimpang segar jahe
merah. Penelitian dilakukan dengan lima konsentrasi yaitu 0%, 20%, 40%, 60%, 80%, dan
100%. Konsentrasi 0% digunakan sebagai kontrol negatif. Data yang diperoleh diuji statistik
menggunakan Anova dengan signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak
segar rimpang jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum) pada konsentrasi 100%
memiliki daerah hambat tertinggi terhadap S. aureus (15.83 mm) dan E. coli (14.22 mm).
Dapat disimpulkan bahwa ekstrak segar jahe merah Zingiber officinale var. Rubrum pada
konsentrasi 100% mempunyai tingkat daya hambat sedang terhadap S. aureus dan lemah
terhadap E. coli.

Kata kunci: Escherichia coli, Ekstrak segar jahe merah Zingiber officinale var. Rubrum,
Staphylococcus aureus,.

1. PENDAHULUAN komponen penyusun berbagai ramuan obat:


Jahe merah termasuk tanaman jenis seperti ramuan untuk meningkatkan daya
rimpangan-rimpangan yang tumbuh di daerah tahan tubuh, mengatasi radang, batuk, luka,
dataran rendah sampai wilayah pegunungan dan alergi akibat gigitan serangga
dengan ketinggian 0 sampai 1.500 meter dari (Rahminiwati, 2010).
permukaan air laut. Selain sebagai bahan Rimpang jahe merah mengandung
untuk membuat bumbu masak, jahe secara gingerol yang memiliki aktivitas antioksidan,
empiris juga digunakan sebagai salah satu antibakteri, antiinflamasi, antikarsinogenik,

1
Journal of Research and Technologies, Vol. 2 No. 1 Juni 2016
P-ISSN No. 2460 5972
E-ISSN No. 2477 6165
antimutagenik, antitumor (Kim et al., 2005). sterilisasi permukaan dengan pemberian
Kandungan senyawa metabolit sekunder pada alkohol 70%. Rimpang jahe dikupas lalu cuci
tanaman jahe-jahean terutama dari golongan dengan aquadest steril, dihaluskan, diperas
flavonoid, fenol, terpenoid, dan minyak atsiri. lalu disaring. Kemudian dimasukkan kedalam
Senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan tabung eppendorf dan disentrifus dengan
tumbuhan Zingiberaceae ini umumnya dapat kecepatan 10.000 rpm selama 5 menit.
menghambat pertumbuhan patogen yang Medium yang digunakan adalah Medium
merugikan kehidupan manusia, diantaranya NA (Nutrien Agar) yang dibuat sesuai
bakteri Escherichia coli dan Bacillus komposisi yang ditetapkan. Kertas cakram
subtilis, serta beberapa mikroba lainya dibuat dari kertas saring Whatman no.42
(Nursal et al., 2006). Tujuan dari penelitian dibentuk dengan menggunakan pelubang
adalah membandingkan pengaruh ketiga kertas yang berukuran 6 mm kemudian
ekstrak segar rimpang jahe-jahean dalam disterilkan dalam autoclave pada suhu 121C
menghambat pertumbuhan mikroba uji selama 15 menit (Bonang dan
dimana kemampuan hambat ditentukan Koeswardono,1979 dalam Sari dan Nasir,
berdasarkan konsentrasi hambat minimum 2013). Biakan murni S. aureus dan E. coli
(KHM) dan konsentrasi bunuh minimum yang telah diperbaharui selama dalam waktu
(KBM). 24 jam, diambil masing-masing 1 ose dan
diinokulasi pada aquadest steril sampai
2. METODE PENELITIAN didapatkan kekeruhan yang setara dengan
2.1. Alat dan Bahan Mc. Farland0,5 (1% asam sulfur 9,95 ml dan
Bahan yang digunakan adalah jahe 1% barium chlorida 0,05 ml) (Baron dan
merah (Z. officinale var. Rubrum), aquades, Finegold, 1990 dalam Sari dan Nasir, 2013).
alkohol 96%, alkohol 70%, Nutrien Agar Konsentrasi yang dipakai adalah 0%, 20%,
(NA), biakan murni Staphylococcus aureus, 40%, 60%, 80%, dan 100%. Penentuan
Escherichia coli, diperoleh dari koleksi daerah bebas mikroba dengan Metode Difusi
Laboratorium Mikrobiologi Akademi Farmasi menurut Robert (1870) dalam Sari dan Nasir,
Surabaya. (2013). Pengamatan dan pengukuran diameter
Alat-alat yang digunakan adalah zona bening yang terbentuk di sekitar cakram
autoclave, erlenmeyer, sentrifus, cawan petri, dilakukan setelah 18-24 jam menggunakan
penggerus, pisau, test tube, beaker glass, jangka sorong.
tabung eppendorf, kapas, lidi, jarum ose,
pinset, kertas cakram (Whatman no. 42), 3. HASIL DAN DISKUSI
pelobang kertas, kertas label, incubator, 3.1 Analisa Data
vortex, object glass, cover glass, mikroskop, Data yang diperoleh pada metoda difusi
botol film, tissue, pipet tetes, batang dianalisis secara statistik dalam bentuk
pengaduk, mikro pipet 20 l, kain kasa, Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hasil akan
lampu spritus, karet, timbangan, aluminium di uji anova taraf 5%, apabila signifikan maka
foil, pipet mikro 10 ml, jangka sorong, akan dilanjutkan dengan uji Duncan pada
penggaris, dan alat tulis. taraf 5%.

2.2. Cara Kerja 3.2 Hasil Pembahasan


Jahe yang diambil adalah pada bagian Tabel besar daya hambat ekstrak jahe
rimpang yang masih segar sebanyak 100g. merah terhadap bakteri S.aureus dan E.coli
Rimpang jahe dibersihkan dan dilakukan ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Tabel Besar Daya Hambat Ekstrak Jahe Merah Terhadap Bakteri S.aureus dan E.coli
Konsentrasi (%)
Jenis Bakteri
0 20 40 60 80 100
S. aureus 0 5,10 mm 7,36 mm 10,09 mm 13,11 mm 16.90 mm
E. coli 0 3,87 mm 6,65 mm 9,67 mm 12,89 mm 14.22 mm

Ekstrak segar rimpang jahe merah uji dengan bervariasinya rata-rata diameter
mampu menghambat pertumbuhan mikroba daerah bebas mikroba yang terbentuk. Hal

2
Journal of Research and Technologies, Vol. 2 No. 1 Juni 2016
P-ISSN No. 2460 5972
E-ISSN No. 2477 6165
ini disebabkan karena ekstrak segar rimpang Aktivitas antibakteri ekstrak jahe
jahe merah mengandung senyawa anti- tergantung pada kandungan kimianya.
mikroba. Mulyani (2010) menyatakan bahwa Gingerol merupakan senyawa turunan fenol
ekstrak segar rimpang jahe-jahean yang berinteraksi dengan sel bakteri melalui
mengandung beberapa komponen minyak proses adsorbsi dengan melibatkan ikatan
atsiri yang tersusun dari -pinena, kamfena, hidrogen. Fenol pada kadar rendah
kariofilena, -pinena, -farnesena, sineol, dl- berinteraksi dengan protein membentuk
kamfor, isokariofilena, kariofilena-oksida, kompleks protein fenol. Ikatan antara protein
dan germakron yang dapat menghasilkan dan fenol adalah ikatan yang lemah dan
antimikroba untuk menghambat pertumbuhan segera mengalami peruraian. Fenol yang
mikroba. Ekstrak segar rimpang jahe-jahean bebas, akan berpenetrasi kedalam sel,
memperlihatkan pengaruh yang berbeda menyebabkan presipitasi dan denaturasi
terhadap masing-masing mikroba uji. Ekstrak protein. Pada kadar tinggi fenol menyebabkan
segarrimpang jahe merah (Z. officinale var. koagulasi protein sehingga membrane sel
Rubrum) mempunyai diameter zona hambat mengalami lisis.
paling besar terhadap dua mikroba uji, Hasil yang didapatkan dari ekstrak
masing-masing S. aureus (16,90 mm) dan E. segar rimpang jahe merah terhadap mikroba
coli (14,22 mm). uji memperlihatkan pengaruh yang berbeda.
Hal ini diduga karena adanya minyak Hal ini dapat disebabkan oleh kemampuan
atsiri dan oleoresin jahe. Aroma harum jahe pertahanan mikroba uji. Perbedaan
disebabkan oleh minyak atsiri, sedangkan konsentrasi efektif dan diameter zona hambat
oleoresin menyebabkan rasa pedas. yang dihasilkan diduga diakibatkan adanya
Komponen utama minyak atsiri jahe yang perbedaan struktur dinding sel antara kedua
menyebabkan bau harum adalah zingiberen bakteri tersebut. Dinding sel bakteri Gram
dan zingiberol (Koswara, 2006). Zingiberene positif (S. aureus) memiliki struktur yang
adalah senyawa aktif yang bersifat sebagai lebih sederhana dibanding dinding sel bakteri
antimikroba. Gram negatif (E. coli) yakni hanya tersusun
Menurut Nursal et al. (2006), rimpang atas lapisan peptidoglikan yang tebal dan
jahe-jahean mengandung senyawa asam teikoat. Lapisan-lapisan tersebut terdiri
antimikroba golongan fenol, flavonoid, dari polimer yang dapat larut air sehingga
terpenoid dan minyak atsiri yang terdapat memudahkan senyawa antibakteri yang
pada ekstrak jahe merupakan golongan bersifat polar, seperti senyawa fenolik
senyawa bioaktif yang dapat menghambat (flavonoid dan tanin) untuk berpenetrasi ke
pertumbuhan mikroba. dalam sel.
Terhambatnya pertumbuhan mikroba Dinding sel bakteri Gram negatif (E.
oleh ekstrak segar rimpang jahe (Z. coli) lebih kompleks dan terdiri dari substansi
officinale) dapat dilihat dari daerah bebas seperti lipid (non polar), yakni fosfolipid,
mikroba yang terbentuk di sekitar kertas polipeptida, dan lipopolisakarida (LPS)
cakram yang mengandung ekstrak segar sehingga mempersulit senyawa polar yang
rimpang jahe-jahean disebabkan karena terkandung didalam ekstrak untuk
adanya senyawa bioaktif yang terkandung menebusnya. Tingginya konsentrasi ekstrak
didalam ekstrak. yang diperlukan untuk dapat menghasilkan
Terjadinya penghambatan mikroba efek antibakteri terhadap E. coli dibandingkan
terhadap pertumbuhan koloni bakteri juga terhadap S. aureus diduga disebabkan oleh
disebabkan karena kerusakan yang terjadi sedikitnya senyawa non polar yang memiliki
pada komponen struktural membran sel aktivitas antibakteri, seperti terpenoid yang
bakteri. Membran sel yang tersusun atas terkandung di dalam ekstrak (Fadillah, 2014).
protein dan lipid sangat rentan terhadap zat Menurut Wulandari (2010), kandungan
kimia yang dapat menurunkan tegangan kimia jahe diantaranya adalah senyawa
permukaan. Kerusakan membran sel fenolik seperti shagaol dan gingerol,
menyebabkan tergangunya transport nutrisi seskuiterpen, zingiberen, zingiberol,
(senyawa dan ion) sehingga sel bakteri kukumen, sesquiphellandran, zingeron, 6-
mengalami kekurangan nutrisi yang dehidrogingerdion, gingerglikolipid, dan
diperlukan bagi pertumbuhannya.

3
Journal of Research and Technologies, Vol. 2 No. 1 Juni 2016
P-ISSN No. 2460 5972
E-ISSN No. 2477 6165
asam organik (asam laurat, palmitat, oleat, Salmonella typhii and Candida
linoleat, dan stearate). albicans. Jurnal Natural, 10(1): 27-
Respon daya hambat ekstrak segar 30.
rimpang jahe terhadap mikroba uji Kim et al., 2005. [6]-Gingerol, a pungent
berdasarkan kategori daya hambat menurut ingredient of Ginger, inhibits
Greenwod (1995) dalam (Fitri, 2010) adalah angiogenesis in vitro and in vivo.
sebagai berikut: diameter zona hambat 10 Biochemical and Biophysical
mm dikatakan tidak menghambat Research Communications, 335: 300
pertumbuhan mikroba uji (T), diameter 11- 308.
15 mm dikategorikan lemah (L), diameter Koswara, S. (2006). Jahe, Rimpang dengan
16-20 mm dikategorikan sedang (S), dan Sejuta Khasiat. Jakarta: Pustaka Sinar
diameter >20 mm dikategorikan kuat (K). Harapan.
Berdasarkan klasifikasi tersebut, maka Mulyani, S. (2010). Komponen dan
ekstrak segar rimpang jahe merah Antibakteri dari fraksi kristal minyak
dikategorikan sedang terhadap S. aureus, dan Zingiber zerumbet. Majalah Farmasi
lemah terhadap E. coli. Indonesia, 21(3): 178-184.
Nursal, W., Sri dan Wilda S. (2006).
4. KESIMPULAN Bioaktifitas ekstrak jahe (Zingiber
Berdasarkan penelitian yang telah officinale Roxb.) dalam menghambat
dilakukan didapatkan bahwa konsentrasi pertumbuhan koloni bakteri
ekstrak jahe merah berpengaruh signifikan Escherichia coli dan Bacillus
terhadap zona hambat bakteri. Dan dapat subtilis. Jurnal Biogenesis, 2 (2):
disimpulkan juga bahwa ekstrak segar 64-66.
rimpang jahe merah (Zingiber officinale Sari dan Nasir. (2013). Antimicrobial test of
var. Rubrum) memiliki daerah hambat ginger fresh extract (Zingiberaceae)
tertinggi terhadap S. aureus (16.90 mm) against Staphylococcus aureus,
tingkat sedang dan E. coli (14.22 mm) Escherichia coli and Candida
tingkat lemah. albicans. Jurnal Biologi Universitas
Andalas, 2(1): 20-24.
DAFTAR PUSTAKA Rahminiwati dkk. (2010). Bioprospeksi
ekstrak jahe gajah sebagai anti-Crd:
Fadillah, H. (2014). Optimasi sabun cair Kajian aktivitas antibakteri terhadap
antibakteri ekstrak etanol rimpang Mycoplasma galliseptikum dan
jahe merah (Zingiber officinale rocs. E.Coli in vitro. Jurnal llmu
Var. Rubrum) variasi virgin coconut Pertanian Indonesia, Vol.15.(1) hlm.
oil (VCO) dan kalium hidroksida 7-13.
(KOH) menggunakan simplex lattice Wulandari, Y. M. (2011). Karakteristik
design. Jurnal Mahasiswa Farmasi minyak atsiri beberapa varietas
Fakultas Kedokteran dan Ilmu jahe (Zingiber Officinale)
Kesehatan UNTAN. Teknologi Pertanian. Jurnal Kimia
Fitri, L. (2010). The Effect of Michelia alba dan Teknologi.
bark Extract to the Growth of

You might also like