You are on page 1of 10

BAB I

PENDAHULAN

I. Latar Belakang
Selalu ada resiko kegagalan (risk of failures) pada setiap
aktifitas pekerjaan. Dan saat kecelakaan kerja (work accident) terjadi, seberapapun
kecilnya, akan mengakibatkan efek kerugian (loss). Karena itu sebisa mungkin
dan sedini mungkin, potensi kecelakaan kerja harus dicegah atau setidak-
tidaknya dikurangi dampaknya. Penanganan masalah keselamatan kerja di dalam
sebuah perusahaan harus dilakukan secara serius oleh seluruh komponen pelaku
usaha, tidak bisa secara parsial dan diperlakukan sebagai bahasan-bahasan marginal
dalam perusahaan.
Kecelakaan ditempat kerja merupakan penyebab utama penderita
perorangan dan penurunan produktivitas. Menurut ILO (2003), setiap hari rata-
rata 6000 orang meninggal akibat sakit dan kecelakaan kerja atau 2,2 juta orang
pertahun meninggal akibat sakit atau kecelakaan kerja.
Pengetahuan keselamatan kerja sangat dibutuhkan untuk mengatasi
masalah-masalah yang muncul akibat kerja untuk mencapai keamanan yang baik
dan realistis dalam memberikan rasa tentram dan kegairahan dalam bekerja pada
tenaga kerja, agar dapat mempertinggi mutu pekerjaan, meningkatkan produksi
dan produktivitas kerja.

II. Dasar Hukum


1. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
2. UU RI No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
3. UU Uap tahun 1930.
4. Peraturan Uap tahun 1930.
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per 01/MEN/1980
tentang keselamatan dan kesehatan tenaga kerja pada konstruksi bangunan.
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per 04/MEN/1980
tentang syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan alat pemadam api ringan.
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per 01/MEN/1982
tentang bejana tekanan.
8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per 04/MEN/1985 tentang pesawat
tenaga dan produksi.
9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per 05/MEN/1985 tentang pesawat
angkat-angkut.
10. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per 02/MEN/1989 tentang
pengawasan instalasi penyalur petir.
11. Keputusan menteri tenaga kerja RI No. Kep 186/MEN/1999 tentang
penanggulangan kebakaran di tempat kerja.
12. Keputusan menteri tenaga kerja RI No. Kep 187/MEN/1999 tentang
pengendalian bahan kimia berbahaya.
13. Keputusan menteri tenaga kerja RI No. Kep 75/MEN/2002 tentang
pemberlakuan SNI No SNI 04-0225-2000 mengenai persyaratan umum
instalasi listrik 2000 (PUIL 2000) di tempat kerja.
14. Surat keputusan direktur jenderal pembinaan dan pengawasan
ketenagakerjaan nomor 113 ahun 2006 tentang pedoman dna pembinaan
teknis petugas K3 ruang terbatas
15. Surat keputusan direktur jenderal pembinaan dan pengawasan
ketenagakerjaan nomor 45/DJPPK/IX/2008 tentang pedoman keselamatan
dan kesehatan kerja bekerja pada ketinggian dengan menggunakan akses tali
(rope access).

III. Profil Perusahaan


a. Sejarah perusahaan
PT Bukaka Teknik Utama Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
Rancang Bangun Rekayasa, Konstruksi dan Manufaktur ( Bidang Energi,
Transportasi dan Telekomunikasi ). Perusahaan ini didirikan pada tanggal 25
Oktober 1978 dalam kerangka undang-undang penanaman modal dalam negeri No.6
tahun 1968 undang-undang No.12 tahun 1970 berdasarkan akta No.149 yang di
terbitkan oleh Notaris Haji Bebasa Daeng Lalo ,SH Akta pendirian ini telah di
sahkan olah Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat Keputusan
No.Y.A.5 /242 7 tanggal 21 Mei 1979,serta diumumkan dalam berita Negara
Republik Indonesia No.33 Tambahan No.251 tangagal 22 April 1980.
Anggaran dasar Perusahan telah mengalami beberapa
kali perubahan seiring dengan naik turunnya kemampuan
ekonomi perusahan, perubahan terakhir dengan akta No.35
tanggal 8 November 1994 yang di terbitkan oleh Notaris Sujipto, SH.,
mengenai modal dasar dan modal disetor perusahan sehubungan dengan rencana
penawaran saham perusahaan kepada Masyarakat. Perusahaan tersebut telah
disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan
NO. C217532.HT.01.04 HT.94 tanggal 30 November 1994. Sesuai dengan
pasal 3 anggaran dasar perusahaan, perusahaan bergerak dalam bidang
pembuatan dan penyediaan peralatan khusus dan bisnis lain yang termasuk di
dalam Industri konstruksi.
Kantor perusahaan dan fasilitas pabriknya berlokasi di Bukaka Industri 33
Estate, Jl. Raya Bekasi Narogong, Km 19,5 Cileungsi, BogorJawa Barat.
Perusahaan memulai aktivitas usaha komersialnya sejak tahun 1981. Produksi
garbarata, jembatan rangka baja, menara listrik komunikasi dan
segala pekerjaan yang berhubungan dengan power plant, 34
transmission lines, termasuk yang menyangkut kegiatan produksi
minyak dan gas bumi .Perkembangan perusahaan ini terjadi
pada tahun 2006-2007 karena perusahaan mendapatkan
pengakuan standarisasi kualifikasi manjemen berdasarkan
persyaratan ISO berturut-turut untuk Steel Tower, Boarding
Bridge Three Tunels, danOil and Gas.

b. Visi, misi dan tujuan perusahaan


Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya,akan selalu berusaha
untuk menjadi perusahaan yang terdepan. PT. Bukaka Teknik Utama yang
bergerak dalam bidang jasa konstruksi berusaha menjadi perusahaan yang
terdepan di bidangnya.Setiap perusahaan pasti mempunyai visi dan misi untuk
menjalankan usahanya tersebut. Visi dan misi inilah yang menjadi landasan bagi
PT Bukaka Teknik Utama Tbk dalam menjalan kan segala kegiatan usahanya.

Visi

Menjadi perusahaan Indonesia terkemuka dibidang Engineering,


Procurement, Construction, Energi, dan Investasi di dunia.

Misi

Merekrut sumber daya manusia yang kompeten dan profesional.


Menjadi perusahaan yang mempunyai daya saing tinggi, modern, inovatif, dan
peduli terhadap lingkungan.
Menjalankan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dalam segala
aspek.
Memberikan kepuasan dan nilai tambah kepada para pemangku kepentingan.

Tujuan Perusahaan

Profitability Growth , Market share,Social Responsive

c. Struktur Organisasi Perusahaan


PT.Bukaka dipimpin oleh seorang Presiden Direktur yang membawahi beberapa
Direktur, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.1 dibawah ini:

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT Bukaka Teknik Utama

d. Jumlah pegawai perusahaan


Jumlah Pekerja sebanyak... orang pekerja. Jam kerja pegawai dibagi menjadi

e. Sektor usaha
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1978 dan mulai beroprasi secara komersial pada
tahun 1979 Memulai usaha perbengkelan kendaraan bermotor dengan produk
pertama yang dibangun adalah Mobil Pemadam Kebakaran. Bidang Usaha Bukaka
Engineering, Procurement and Construction dan Kegiatan usaha utama yang
dijalankan Bukaka, antara lain: Steel Tower (pembangunan transmisi tegangan listik
hingga menara komunikasi), Steel Bridge (produsen jembatan rangka), Power
Generation(pembangkit listrik), Boarding Bridge(produksi garbarata), Plant
System,Road Construction Equipment(memproduksi beragam peralatan jalan,
seperti Asphalt Mixing Plant, Asphalt Patch Mixer, Tandem Vibration Roller, Slurry
Seal, Asphalt Sprayer, Road Roller dan Stone Crusher, Vibratory Roller, serta Road
Maintenance Truck), Offshore Maintenance & Services (menangani kebutuhan
konstruksi serta pemeliharaan pada industri minyak dan gas bumi), Oil & Gas
Equipment (memproduksi alat-alat minyak dan gas seperti Beam Balance,
Conventional Crank Balance, Mark II, Mud Separator Tank, High Pressure Tank, dan
Sucker Road), Special Purpose Vehicles(memproduksi di antaranya adalah Fire
Fighting Truck, Aerial Telescopic Ladder, Vacuum Road Sweeper, Aerial Platform
Articulating, Compactor Truck, Arm Roll Truck, Dump Truck, Water Tank Truck,
Vacuum Truck, Fire Jeep, Wrecker Truck, Catering Truck, Stick Boom Crane Truck,
dan Service & Recondition of Fire Fighting Truck) dan Galvanize.

f. Jam
Gambar 2.2 Sektor usaha PT. Bukaka Teknik kerja
Factory : Jam kerja
Office : Jam Kerja
..
...
g. Asuransi
...
....
h. Sertifikasi perusahaan
Sertifikat Sistem Mutu SNI ISO 9001 Tahun 1990. Pada tahun 1995,
perusahaan Mendapatkan sertifikat American Petroleum Institute
(API) untuk kegiatan bidang minyak Dan gas bumi dan Memperoleh
Sertifikat Quality Assurance & OHSAS.

i. Kelembagaan P2K3
.....

IV. Landasasan Teori


Keselamatan berasal dari bahasa Inggris yaitu kata safety dan biasanya selalu
dikaitkan dengan keadaan terbebasnya seseorang dari peristiwa celaka (accident) atau
nyaris celaka (near-miss). Jadi pada hakekatnya keselamatan sebagai suatu
pendekatan keilmuan maupun sebagai suatu pendekatan praktis mempelajari faktor-
faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dan berupaya mengembangkan
berbagai cara dan pendekatan untuk memperkecil resiko terjadinya kecelakaan.
Menurut Bennett N.B. Silalahi dan Rumondang (1991:22 dan 139) menyatakan
keselamatan merupakan suatu usaha untuk mencegah setiap perbuatan atau kondisi
tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan sedangkan kesehatan kerja yaitu
terhindarnya dari penyakit yang mungkin akan timbul setelah memulai pekerjaannya.
Sedangkan pendapat Leon C Meggison yang dikutip oleh Prabu Mangkunegara
(2000:161) bahwa istilah keselamatan mencakup kedua istilah yaitu resiko
keseamatan dan resiko kesehatan. Dalam kepegawaian, kedua istilah tersebut
dibedakan, yaitu Keselamatan kerja menunjukan kondisi yang aman atau selamat dari
penderitaan, kerusakan atau kerugian ditempat kerja. Resiko keselamatan merupakan
aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan
aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh,
penglihatan, dan pendengaran. Semua itu sering dihubungan dengan perlengkapan
perusahaan atau lingkungan fisik dan mencakup tugas-tugas kerja yang membutuhkan
pemeliharaan dan latihan.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa keselamatan adalah suatu usaha
untuk mencegah terjadinya kecelakaan sehingga manusia dapat merasakan kondisi
yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian terutama untuk
para pekerja konstruksi. Agar kondisi ini tercapai di tempat kerja maka diperlukan
adanya keselamatan kerja. Keselamatan kerja secara filosofi diartikan sebagai suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah
maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya serta
hasil budaya dan karyanya. Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan
dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan
penyakit akibat kerja.
Keselamatan kerja adalah faktor yang sangat penting agar suatu proyek dapat
berjalan dengan lancar. Dengan situasi yang aman dan selamat, para pekerja akan
bekerja secara maksimal dan semangat.Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan
yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan di tempat kerja yang mencakup
tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja.
Menurut Sumamur pada tahun 1993 keselamatan kerja adalah keselamatan yang
bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan, dan proses pengolahannya,
landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan.
Kemudian pada tahun 2001 Sumamur memperbaharui pengertian dari keselamatan
kerja yaitu rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram
bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.
Pengertian di atas hampir sama dengan pengertian yang dikemukakan oleh
Mangkunegara (2002), bahwa secara umum keselamatan kerja dapat dikatakan
sebagai ilmu dan penerapannya yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja,
bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja serta
cara melakukan pekerjaan guna menjamin keselamatan tenaga kerja dan aset
perusahaan agar terhindar dari kecelakaan dan kerugian lainnya. Keselamatan kerja
juga meliputi penyediaan Alat Pelindung Diri (APD), perawatan mesin dan
pengaturan jam kerja yang manusiawi. Slamet (2012) juga mendefinisikan tentang
keselamatan kerja. Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai keadaan terhindar dari
bahaya selama melakukan pekerjaan. Dengan kata lain keselamatan kerja merupakan
salah satu faktor yang harus dilakukan selama bekerja, karena tidak yang
menginginkan terjadinya kecelakaan di dunia ini. Keselamatan kerja sangat
bergantung .pada jenis, bentuk, dan lingkungan dimana pekerjaan itu dilaksanakan.
Unsur-unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
a) Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja
b) Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja.
c) Teliti dalam bekerja
d) Melaksanakan prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan
kesehatan kerja.
Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja
karyawan dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas
keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja seperti
pernyataan Jackson (1999) bahwa keselamatan adalah merujuk pada perlindungan
terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait dengan pekerjaan.

Dalam melaksanakan K3, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan yaitu:
1. Identifikasi potensi bahaya
Merupakan tahapan yang dapat memberikan informasi secara menyeluruh dan
mendetail mengenai risiko yang ditemukan dengan menjelaskan konsekuensi dari
yang paling ringan sampai dengan yang paling berat. Pada tahap ini harus dapat
mengidentifikasi hazard yang dapat diramalkan (foreseeable) yang timbul dari
semua kegiatan yang berpotensi membahayakan kesehatan dan keselamatan
terhadap:
1. Karyawan
2. Orang lain yg berada ditempat kerja
3. Tamu dan bahkan masyarakat sekitarnya
Pertimbangan yang perlu diambil dalam identifikasi risiko antara lain :
1. Kerugian harta benda (Property Loss)
2. Kerugian masyarakat
3. Kerugian lingkungan
Identifikasi risiko dapat dilakukan dengan melalui tahapan-tahapan sebagai
berikut:
1. Apa Yang Terjadi Hal ini dilakukan untuk mendapatkan daftar yang
komprehensif tentang kejadian yang mungkin mempengaruhi tiap-tiap elemen.
2. Bagaimana dan mengapa hal itu bisa terjadi Setelah mengidentifikasi daftar
kejadian sangatlah penting untuk mempertimbangkan penyebab-penyebab
yang mungkin ada/terjadi.
3. Alat dan Tehnik Metode yang dapat digunakan untuk identifikasi risiko
antara lain adalah: a. Inspeksi b. Check list c. Hazops (Hazard and Operability
Studies) d. What if e. FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) f. Audits g.
Critical Incident Analysis h. Fault Tree Analysis i. Event Tree Analysis j. Dll
Dalam memilih metode yang digunakan tergantung pada type dan ukuran
risiko.
2. Penilaian Risiko
Terdapat 3 ( tiga) sasaran yang akan dicapai dalam pelaksanaan penilaian risiko di
tempat kerja yaitu untuk :
a. mengetahui, memahami dan mengukur risiko yang terdapat di tempat kerja;
b. menilai dan menganalisa pengendalian yang telah dilakukan di tempat
kerja;
c. melakukan penilaian finansial dan bahaya terhadap risiko yang ada.
d. mengendalikan risiko dengan memperhitungkan semua tindakan
penanggulangan yang telah diambil;
3. Pengendalian Risiko
Pengendalian dapat dilakukan dengan hirarki pengendalian risiko sebagai berikut:
1. Eliminasi Menghilangkan suatu bahan/tahapan proses berbahaya
2. Substitusi
a. Mengganti bahan bentuk serbuk dengan bentuk pasta
b. Proses menyapu diganti dengan vakum
c. Bahan solvent diganti dengan bahan deterjen
d. Proses pengecatan spray diganti dengan pencelupan
3. Rekayasa Teknik
a. Pemasangan alat pelindung mesin (mechin guarding)
b. Pemasangan general dan local ventilation
c. Pemasangan alat sensor otomatis
4. Pengendalian Administratif
a. Pemisahan lokasi
b. Pergantian shift kerja
c. Pembentukan sistem kerja
d. Pelatihan karyawan
5. Alat Pelindung Diri
BAB II
PELAKSANAAN

I. Tanggal dan Waktu Pengamatan


Kunjungan perusahaan ke PT Bukaka Teknik Utama Tbk ini dilakukan
pada hari Jumat tanggal 15 Januari 2016 pukul 08.30-11.00 Wib.

II. Lokasi Pengamatan


Lokasi PT. Bukaka Teknik Utama Tbk Bukaka Industri 33 Estate, Jl.
Raya Bekasi Narogong, Km 19,5 Cileungsi,Bogor Jawa Barat.

You might also like