Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
Minyak bumi di alam semakin menipis sedangkan kebutuhan bahan bakar semakin meningkat, maka
perlu adanya bahan bakar alternatif yaitu bahan bakar diesel yang dibuat dari minyak tumbuhan yang
disebut dengan biodiesel. Proses transesterifikasi dengan kombinasi minyak jelantah dan metanol dengan
penambahan katalis kalium karbonat dapat menghasilkan gliserin dan fatty acids methyl ester atau
biodiesel. Jumlah ester yang terbentuk dipengaruhi oleh rasio umpan minyak jelantah dan metanol yang
digunakan serta kondisi operasi pada saat proses berlangsung. Pembuatan biodiesel dari minyak jelantah
secara transesterifikasi berlangsung pada suhu 70 0C dan waktu 60 menit mengikuti proses pembuatan
biodiesel dari Crude Palm Oil (CPO) sebelumnya karena karakteristiknya sama dengan minyak jelantah.
Penelitian ini dilakukan dengan variasi penambahan metanol yaitu 47 ml (15%), 79 ml (25%), dan 111
(35 %) dan variasi penambahan katalis yaitu 0,5; 0,7; 0,9; 1,1 dan 1,3%. Hasil penelitian didapatkan
volume produk biodiesel terbanyak 140 ml untuk variasi penambahan metanol 35 % dan katalis 1,1%
pada kondisi operasi suhu 70 0C dan waktu 60 menit.
Abstract
Petroleum in the earth decreases but the comsumption fuel increases, so the need of effort to get
alternative fuel is very necessary is made from vegetable oil is called biodiesel. The transesterification
process with combination of waste cooking oil and methanol in the presence of catalyst calium carbonate
may produce glicerine and fatty acids ethyl ester or biodiesel. The number of ester produce is influenced
by feed ratio of waste cooking oil and methanol is used. Transesterification process of biodiesel from
waste cooking oil recording to processing of biodiesel from Crude Palm Oil (CPO), Where the condition
operation of temperature at 70 0 C, time operation 60 minute. the composition of feeds are 47 ml (15%),
79 ml (25%), and 111 (35 %), and catalyst calium carbonate 0,5; 0,7; 0,9; 1,1 and 1,3 %. The result of this
research has product biodiesel optimum 140 ml at condition operation are temperature 70 0C, time
operation 60 minute, with feeds 35 % methanol and 1.1 % (wt) catalyst.
Keywords: biodiesel, K2CO3, methanol, waste cooking oil
1. Densitas
Berat jenis adalah suatu angka yang
menyatakan perbandingan berat dari bahan bakar
minyak pada temperatur tertentu terhadap air
pada volume dann temperatur yang sama. Grafik
pengaruh penambahan katalis K2CO3 terhadap
densitas biodiesel dapat dilihat pada gambar 4.3
berikut. Gambar 4. Grafik Pengaruh Jumlah Katalis
Terhadap Kadar Air Biodiesel
5. Titik Kabut
Titik kabut adalah temperatur suatu
minyak mulai keruh bagaikan berkabut, tidak
lagi jernih pada saat didinginkan. Jika temperatur
Gambar 5. Grafik Pengaruh Produk Biodiesel diturunkan lebih lanjut akan didapat titik tuang
Terhadap Viskositas Biodiesel (pour point). Grafik pengaruh penambahan
Semakin besar konsentrasi metanol dan katalis dan metanol terhadap viskositas biodiesel
katalis yang digunakan maka viskositas biodiesel dapat dilihat pada gambar 14 berikut.
yang dihasilkan semakin kecil. Dan dari grafik
menunjukkan hampir keseluruhan nilai viskositas
biodiesel telah memenuhi standar biodiesel
Indonesia (SNI) yaitu 2,3- 6,0.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi. E, 2004. Proses Pembuatan Biodiesel dari
Crude Palm Oil menggunakan Reaktor
Gambar 7. Grafik Pengaruh Jumlah Katalis berpengaduk, laporan penelitian dana
Terhadap Titik Kabut Biodiesel IPTEK Politeknik. P2D : Bandung.
Hambali Erliza, 2007.Teknologi Bioenergi.
Dari grafik menunjukkan bahwa titik Agromedia Pustaka : Jakarta.
kabut produk biodiesel pada penelitian ini telah Handoko Roy dan Prihandana Rian, 2007.
memenuhi standar nasional Indonesia (SNI) Kegunaan dan Manfaat Minyak Nabati..
yaitu max 18 0 C dan titik kabut optimal pada Persada Swadaya: Jakarta.
penelitian ini adalah 18 0 C. Temperatur Fauzi, Yan.dkk, 2005. Kelapa Sawit. Penebar
pengkabutan ini menunjukkan titik temperatur Swadaya : Jakarta.
terendah menunjukkan mulai terbentuknya Fessenden, 1982, Chemical Organic, Alih bahasa
kristal parafin yang dapat menyumbat saluran A, Hadyana 1999, Kimia Organik jilid 2,
bahan bakar. Semakin rendah temperatur Erlangga, Jakarta.
pengkabutan maka kualitas biodiesel tersebut Ismail. A. F, 1998. Teknologi Minyak Bumi,
semakin baik seperti pada sampel penambahan Universitas Sriwijaya, UNSRI,
metanol 111 ml (35%) dan katalis 0,5 % yang Palembang.
memiliki temperatur pengkabutan yaitu 14 0 C. Ketaren. S. 1986. Minyak dan Lemak Pangan.
Universitas Indonesia. Jakarta.
4. KESIMPULAN Manalu. L. P. 2006. Perkembanan Bahan Bakar
Biodiesel di Indonesia.Kerjasama
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
kesimpulan sebagai berikut : Dengan Politeknik Pertanian Negeri
1. Dihasilkan produk biodiesel dari proses Payakumbuh. Bukit Tinggi.
esterifikasi minyak jelantah dengan Prihandana. Rama, 2006. Menghasilkan
menggunakan metanol dan katalis K2CO3. Biodiesel Murah. Agro Media : Jakarta.
2. Variasi konsentrasi metanol dan katalis Respati, 1986. Pengantar Kimia Organik Jilid 1,
mempengaruhi spesifikasi produk biodiesel Jakarta.
yang dihasilkan. Dari data yang didapat Riawan, 1990. Kimia Organik. Binarupa Aksara
diketahui pada perlakuan B2 karena semua : Jakarta.
spesifikasi produk yang dihasilkan sesuai Subagyo, 1992, Dasar-dasar Katalisis dan
dengan spesifikasi biodiesel yang ada di katalis, Makalah Seminar Katalis, Jakarta.
pasaran, adapun nilai spesifikasi dari produk Susilo Bambang. 2006. Energi Alternatif
biodiesel B2 yaitu densitas sebesar 0,89, pH Pengganti Solar yang terbuat Ekstraksi
6,9 kadar ar 2%, viskositas 3,1, titik nyala Minyak Jarak Pagar. Trubus Agrisarana :
1010C dan bilangan asam 0,76. Surabaya.
3. Semakin banyak metanol yang digunakan Wirawan. S. S. 2006. Proses Pembuatan dan
maka volume biodiesel yang dihasilkan Rekayasa atau Rancangan Bangun Alat
semakin banyak. Begitu juga dengan Pengolahan Biodiesel. Politeknik
penggunaan katalis, semakin banyak katalis Pertanian Negeri Payakumbuh : Jakarta.