Professional Documents
Culture Documents
Yulistiana Evayanti(1)
ABSTRAK
Berdasarkan data pendahuluan di Puskesmas Wates Lampung Tengah Tahun 2014 pada
tanggal 10 Februari 2014 data tentang kunjungan K1 tahun 2011 sebesar 86,40% dan menurun ditahun
2012 menjadi 80,49%, K4 tahun 2011 sebesar 77,8% dan menurun ditahun 2012 menjadi 63,4% data
ini masih jauh dari standar pelayanan minimal (SPM) Dinas kesehatan Lampung Selatan target
kunjungan K1 dan K4 sebesar 93%.Tujuan Penelitian: Diketahui apakah ada hubungan antara
pengetahuan ibu dan dukungan suami dengan kunjungan Antenatal Care pada ibu hamil di Puskesmas
Wates Lampung Tengah Tahun 2014.
Jenis penelitian ini adalah survei analitik. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu
hamil yang melakukan kunjungan Antenatal Care di Puskesmas Wates pada saat penelitian sebesar 40
orang dengan sampel total population sebanyak 40 orang. Alat pengumpulan data menggunakan
lembar angket. Analisa data menggunakan chi square.penelitian ini dilakukan di Puskesmas Wates
Lampung Tengah pada tanggal 10 Januari 20 Juni 214.
Penelitian dengan analisa univariat terdapat 22 responden (55%) yang memiliki pengetahuan
kurang baik, 24 responden (60%) yang kurang mendapatkan dukungan dari suami dan terdapat 22
(55%) responden yang kurang teratur melakukan kunjungan Antenatal Care, dan pada analisa bivariat
didapat hasil bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu hamil dengan
keteraturan kunjungan antenatal care pada ibu hamil dimana p = 0,001< 0,05 dan dukungan suami
dengan kunjungan antenatal care pada ibu hamil dimana p = 0,000< 0,05. Saran: Bagi petugas
kesehatan di Puskesmas Wates Lampung Tengah khususnya unit program KIA untuk lebih
meningkatkan promosi kesehatan tentang pentingnya kunjungan antenatal care bagi ibu hamil dan
memberikan informasi kepada keluarga tentang bentuk dukungan yang harus diberikan kepada ibu
hamil melalui komunikasi interpersonal saat suami mengantar ibu melakukan Antenatal Care ataupun
memanfaatkan kader yang memiliki ikatan psikologis lebih dekat dengan masyarakat untuk
melakukan kunjungan rumah dalam rangka mensosialisasikan peran suami dalam mendukung
keberhasilan Antenatal Care pada ibu hamil.
Tabel 8
Hubungan Pengetahuan Ibu Terhadap Kunjungan Antenatal Care pada Ibu Hamil
di Puskesmas Wates Lampung Tengah Tahun 2014
Tabel 9
Hubungan Dukungan Suami Terhadap Kunjungan Antenatal Care Pada Ibu Hamil
di Puskesmas Wates Lampung Tengah Tahun 2014
kunjungan Antenatal Care dan waktu melakukan Antenatal Care baik dukungan
kunjungan Antenatal Care. Hal ini dapat emosional, fisik, informasi maupun
menjadi faktor predisposisi secara tidak penghargaan.
langsung ibu tidak melakukan kunjungan Begitupun sebaliknya ibu yang
Antenatal Care. Dalam penelitian ini rata-rata mendapat dukungan suami karena suami telah
pendidikan ibu dalam tingkat menengah mengetahui manfaat dari Antenatal Care yang
pertama yang artinya pendidikian juga dimanifestasikan kedalam prilaku memberikan
mempengaruhi pengetahuan seseorang. dukungan secara emosional dengan cara
Semakin tinggi pendidian ibu semakin luas memotivasi ibu melakukan kunjungan
juga pengetahuan ibu. Antenatal Care, memberikan dukungan fisik
Begitu pula sebaliknya ibu yang dengan mengantar ibu melakukan kunjungan
mengetahui tujuan, manfaat dan waktu Antenatal Care, memberikan dukungan
kunjungan Antenatal Care dimanifestasikan informasi dengan cara mencarikan ibu
kedalam tindakan ibu untuk memotivasi informasi tentang manfaat, waktu dan kerugian
dirinya melakukan kunjungan Antenatal Care jika tidak melakukan Antenatal Care serta
ke pelayanan kesehatan. memberikan dukungan penghargaan jika ibu
tertur melakukan kunjungan Antenatal Care.
b. Dukungan suami Menurut Friedman (2006) keluarga
Dukungan suami sebagian besar pada berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan
kategori kurang mendukung sebesar 24 kesehatan, yaitu mencegah terjadinya
responden tau (60%). gangguan kesehatan pada anggota
Hasil ini sejalan dengan penelitian keluarga.Kemampuan keluarga dalam
juwita pada tahun 2003 di wilayah puskesmas memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi
kasihan II bantul Yogyakarta yang menyatakan status kesehatan keluarga.
ibu yang tidak mendapat dukungan suami Begitu besarnya peran keluarga dalam
dalam pelaksanaan Antenatal Care lebih merawat dan memelihara kesehatan bayi dan
dominan (78,4%). ibu hamil peran petugas kesehatan sangat
Menurut Silvia (2008) dukungan signifikan untuk mensosialisasikan pentingnya
anggota keluarga berupa dorongan, melakukan Antenatal Care pada masa
memberikan semangat dan kehamilan terhadap keluarga terutama suami
inspirasi,memperlihatkan kepercayaan pada agar memberikan dukungan kepada istri untuk
perbaikan prilaku kesehatan. Dukungan teratur melakukan kunjungan Antenatal Care.
diberikan setelah anggota mengetahui tujuan
dari dukungan yang diberikan dan mengetahui c. Kunjungan Antenatal Care
bentuk dukungan yang akan diberikan. Bahwa kunjungan Antenatal Care
Menurut peneliti diketahui bahwa sebagian besar pada kategori kurang teratur
dukungan suami sebagian besar pada kategori sebesar 22 responden atau (55%).
kurang mendukung untuk melakukan Hal ini sejalan dengan penelitian
kunjungan ibu Antenatal Care di Puskesmas septaria di posyandu Gumukmas Kecamatan
Wates Lampung Tengah tahun 2014 Pagelaran Kabupaten Tanggamus 2009 yang
disebabkan karena suami juga tidak menyatakan ibu yang tidak teratur melakukan
mengetahui tujuan, manfaat dan waktu kunjungan Antenatal Care sebesar (81,6%).
Antenatal Care. Rendah nya pengetahuan Menurut Sibuea (2003) faktor-faktor
suami tentang tujuan Antenatal Care yang mempengaruhi kunjungan Antenatal
dimanifestasikan kedalam tindakan suami tidak Care di antara karateristik ibu meliputi
memotivasikan ibu melakukan kunjungan pendidikan, umur, dan status pekerjaan.
Antenatal Care secara teratur, tidak Menurut Depkes (2001),faktor-faktor
menganjurkan ibu melakukan kunjungan yang berpengaruh terhadap kunjungan
Antenatal Care, tidak mengantar ibu Antenatal Care pada ibu hamil diantaranya
melakukan kunjungan Antenatal Care, tidak meliputi adalah faktor pengetahuan, dukungan
mencarikan informasi manfaat Antenatal Care suami, pendidikan, setatus pekerjaan, dan
dan tidak memberikan pujian jika ibu paritas.
melakukan kunjungan secara teratur. Hal ini Berdasarkan teori di atas menurut
dapat menjadi faktor predisposisi secara tidak peneliti tinginya proporsi ibu yang tidak teratur
langsung suami tidak mendukung ibu dalam melakukan kunjungan Antenatal Care pertama
dapat disebabkan karena ada kaitan dengan mencukupi pendapatan keluarga dari pada
tingginya pengetahuan ibu tentang manfaat melakukan kunjungan Antenatal Care.
kunjungan Antenatal Care dalam kategori Kelima disebabkan karena ada kaitan
kurang baik. Pengatahuan kurang baik akan ibu sulit mengatur waktu karena habis untuk
mempengaruhi pola fikir ibu untuk memberi perhatian dan mengurus anak-
mengabaikan pentingnya Antenatal Care. anaknya dirumah. berdasarkan hasil
Sehingga diwujudkan dalam prilaku ibu untuk wawancara bebas ibu mengatakan kesibukan
tidak melakukan kunjungan Antenatal Care dirumah untuk mengurus anggota keluarga
secara teratur. menyebabkan ibu sulit untuk mengatur waktu
Kedua ada kaitannya dengan lebih untuk berkunjung melakukan Antenatal Care.
banyak ibu yang kurang mendapat dukungan Hal ini sesuai dengan teori Kishore (2008)
dari suami sehingga ibu tidak mendapatkan jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi
dorongan dari luar untuk memotivasi ibu agar kehadiran ibu untuk hadir atau berpartisipasi
melakukan kunjungan Antenatal Care secara dalam kegiatan posyandu. Semakin besar
teratur. Menurut beberapa suami meskipun keluarga maka semakin besar pula
tidak teratur melakukan Antenatal Care pada permasalahan yang akan muncul dirumah
anak-anak sebelumnya terbukti bahwa anak- terutama untuk mengurus kesehatan.
anak tersebut tidak mengalami gangguan Begitupun sebaliknya ibu yang
dalam kesehatan baik saat kehamilan ataupun melakukan kunjungan Antenatal Care
persalinan. disebabkan karena ibu telah mengetahui waktu,
Ketiga disebabkan karena rendahnya manfaat Antenatal Care dan mendapat
pendidikan responden, hasil wawancara bebas dukungan suami sehingga lebih teratur
sebagian besar ibu memiliki latar belakang melakukan kunjungan Antenatal Care.
pendidikan SMP. Pendidikan rendah akan Diperlukan dari petugas kesehatan melalui
mempengaruhi kemampuan ibu untuk sosialisasi informasi yang intensif tentang
menangkap informasi dan materi baru yag manfat Antenatal Care, bekerja sama dengan
disampaikan oleh petugas keshatan tenang anggota keluarga untuk memotivasi ibu untuk
Antenatal Care, hasil wawancara bebas melakukan kunjungan Antenatal Care.
beberapa responden dengan pendidikan rendah
susah untuk memahami materi yang d. Ada hubungan pengetahuan ibu
disampaikan oleh petugas kesehatan sehingga terhadap kunjungan antenatal care
tidak memiliki pengetahuan yang cukup baik (ANC) pada ibu hamil
tetang kunjungan Antenatal Care yang pada Bahwa dari hasil uji statistic chi square
akhirnya dapat mempengaruhi prilaku untuk di dapat nilai p value < dari (0,003<0,05).
tidak teratur melakukan Antenatal Care. Artinya Ho ditolak dapat di simpulkan ada
Menurut Muhaimin (2004) orang dengan hubungan pengetahuan ibu tantang kunjungan
pendidikan formal yang lebih rendah antenatal care terhadap keteraturan kunjungan
cenderung akan mempunyai pengetahuan yang Antenatal Care pada ibu hamil di Puskesmas
lebih rendah, karena kurang mampu dan sulit Wates Lampung Tengah Tahun 2014. Nilai
memahami arti dan pentingnya kesahatan dan OR didapat 10,7 yang berarti responden yang
ganguan-ganguan kesehatan yang mungkin berpengetahuan kurang baik memiliki peluang
terjadi sehingga berpengaruh untuk tidak teratur melakukan kunjungan Antenatal
menerapkan pengetahuan tersebut dalam Care sebesar 10,71 kali di bandingkan
praktek kesehatan personal, informasi baru dan responden yang berpengetahuan baik.
penerimaan kosep baru. Hasil penelitian ini sesuai dengan
Keempat disebabkan kerena ibu lebih penelitian yang dilakukan oleh Lailatul Iffah
banyak bekerja diluar rumah, sehingga tidak (2009) yang berjudul Hubungan Pengetahuan
banyak memiliki banyak waktu luang untuk Ibu tentang Kunjungan Antenatal Care
pergi berkunjung dan melakukan kunjungan terhadap Keteraturan Kunjungan Antenatal
Antenatal Care. Hasil wawancara bebas Care di Polindes Kemuning Tasikmadu. Hasil
menurut beberapa responden pelaksanaan penelitian Lailatul didapatkan p-Value < 0,05,
pelayanan Antenatal Care di posyandu dan di artinya ada Hubungan antara pengetahuan ibu
puskesmas pada pagi hari yang bertepatan tentang Antenatal Care dengan keteraturan
dengan jam kerja menyebabkan ibu lebih kunjungan Antenatal Care pada ibu hamil.
memilih pekerjaan di luar rumah untuk Kesimpulan dari hasil penelitiannya mayoritas
pengetahuan ibu baik dan kunjungan Antenatal kerja Puskesmas Kudus didapatkan hasil uji
Care teratur sedangkan ibu yang statistik dimana X2 hitung lebih besar dari X2
berpengetahuan kurang kebanyakan tabel (8,550 > 3,481) dapat disimpulkan bahwa
kunjungan. ada hubungan yang signifikan dukungan
Pengetahuan sangat berperan terhadap keluarga dengan kunjungan Antenatal Care.
perilaku seseorang. Untuk menghasilkan Dukungan suami mempunyai peran
derajat kesehatan yang sempurna baik fisik, yang sangat menentukan keberhasilan
mental dan sosial maka masyarakat harus Antenatal Care karena kondisi fisik maupun
mampu mengenal dan menwujudkan psikis ibu hamil akan turut menentukan
aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu keteraturan Antenatal Care. Suami dapat
mengubah atau mengatasi lingkungannya berperan aktif dalam keberhasilan Antenatal
(lingkungan fisik, sosial, budaya dan Care dengan jalan memberikan dukungan
sebagainya). secara emosional dan bantuan-bantuan praktis
Berdasarkan teori diatas menurut lainya. Seperti mengantarkan ibu Antenatal
peneliti ada hubungan pengetauan terhadap Care kepelayanan kesehatan, memberikan
keteraturan kunjuangan Antenatal Care pada motivasi, memberikan informasi pentingnya
ibu hamil di Puskesmas Wates Laampung Antenatal Care. Pengertian tentang peranannya
Tengah tahun 2014 disebabkan karena ibu yang penting ini merupakan langkah pertama
yang mengetahui tentang manfaat, tujuan, dan bagi seorang suami untuk dapat mendukung
waktu kunjungan Antenatal Care, kemudian ibu agar teratur melakuakan kunjungan
diaplikasikan kedalam tindakan melakukan Antenatal Care.
kunjungan. Serta ibu yang memiliki Berdasarkan teori diatas menurut
pengetahuan baik mereka yang memiliki peneliti ada hubungan dukungan suami dengan
pendidikan tinggi. kunjuangan Antenatal Care pada ibu hamil di
Begitu besarnya pengaruh pengetahuan Puskesmas Wates Lampung Tengah Tahun
ibu tenatang Antenatal Care untuk melakukan 2014 disebabkan karena ibu yang mendapat
kunjungan Antenatal Care, peran petugas dukungan suami baik dukungan emosional,
kesehatan sangat signifikan mensosialisasikan dukungan fisik, dukungan informasional
kepada masyarakat tentang pentingnya maupun dukungan penghargaan/komunikasi
Antenatal Care yang diberian kepada ibu saat akan menciptakan suatu hubungan yang baik
ibu melakukan pemeriksaan kehamilan ke sehingga saran-saran dari suami dapat
pelayanan kesehatan ataupun memanfaatkan diterima oleh ibu kemudian diaplikasikan
kader yang memiliki ikatan psikologis lebih kedalam tindakan melakukan kunjungan secara
dekat dengan masyarakat untuk melakukan teratur. Hal ini desebabkan dukungan suami
kunjungan rumah dalam rangka secara emosional dalam bentuk perhatian dan
mensosialisasikan pentingnya kunjungan dukungan penghargan dalam bentuk pujian
Antenatal Care dalam mendukung menyebabkan kehadiran pasien dalam keluarga
keberhasilan kunjungan Antenatal Care. sangat diperlukan keberadaannya, pemberian
informasi tentang pentingnya Antenatal Care
e. Hubungan dukungan suami terhadap akan meningkatkan pengetahuan yang dapat
keteraturan kunjungan Antenatal Care mempengaruhi prilaku ibu melakukan
Bahwa dari hasil uji statistic chi square kunjungan Antenatal Care dan melakukan
di dapat nilai p value < dari (0,000<0,05). dukungan fisik dengan mengantar ibu
Artinya Ho ditolak dapat di simpulkan ada melakukan Antenatal Care dapat
hubungan dukungan suami dengan kunjungan meningakatkan motivasi ibu untuk melakukan
Antenatal Care pada ibu hamil di Puskesmas kunjungan Antenatal Care secara teratur.
Wates Lampung Tengah Tahun 2014. OR Begitupun sebaliknya ibu yang tidak
didapat 36,42 yang berarti responden yang mendapat dukungan suami akan berprilaku
kurang mendapat dukungan suami memiliki sebaliknya dengan tidak melakukan kunjungan
peluang tidak teratur melakukan Antenatal Antenatal Care secara tertuar, hal ini
Care sebesar 36,42 kali di bandingkan disebabkan karena ibu tidak memiliki
responden yang mendapat dukungan suami. dorongan yang memotivasi, tidak mendapat
Hasil ini sejalan dengan penelitian perhatian secara emosional, tidak mendapat
Satrio (2005) hubungan dukungan suami informasi dari suami tentang manfaat
dengan kunjungan Antental Care di wilayah Antenatal Care. Hal ini menyebabkan prilaku
ibu dalam melakukan Antenatal Care lebih Tengah tahun 2014, dengan p-value =
dominan depengaruhi oleh kesadaran ibu 0,003.
sendiri dan tidak mendapat dukungan keluarga 4. Terdapat hubungan yang signifikan antara
yang menyebabkan kesadaran ibu rendah maka dukungan suami dengan kunjungan
kunjungan Antenatal Care menjadi tidak Antenatal Care pada ibu hamil di
teratur. Puskesmas Wates Lampung Tengah tahun
Menurut Priharjo (2005) rendahnya 2014, dengan p-value = 0,000
kunjungan masyarakat ke pelayanan kesehatan
seperti puskesmas, puskesmas pembantu dan SARAN
posyandu salah satunya dipengaruhi oleh Bagi petugas kesehatan di Puskesmas
dukungan keluarga. Dukungan keluarga Wates Lampung Tengah khususnya unit
merupakan proses yang terjadi di sepanjang program KIA untuk lebih meningkatkan
masa kehidupan, derajat kesehatan anggota promosi kesehatan tentang pentingnya
keluarga sangat dipengaruhi dukungan kunjungan antenatal care bagi ibu hamil dan
keluarga. Dukungan keluarga dapat memberikan informasi kepada keluarga
memberikan suatu motivasi sehingga angota tentang bentuk dukungan yang harus diberikan
keluarga dapat teratur memanfaatkan kepada ibu hamil melalui komunikasi
pelayanan kesehatan untuk berobat. interpersonal saat suami mengantar ibu
Begitu besarnya pengaruh keluarga melakukan Antenatal Care ataupun
terutama suami dalam mendukung ibu memanfaatkan kader yang memiliki ikatan
melakukan Aantenatal Care, peran petugas psikologis lebih dekat dengan masyarakat
kesehatan sangat signifikan mensosialisasikan untuk melakukan kunjungan rumah dalam
kepada keluarga tentang bentuk dukungan rangka mensosialisasikan peran suami dalam
yang harus diberikan kepada ibu hamil melalui mendukung keberhasilan Antenatal Care pada
komunikasi interpersonal saat suami ibu hamil.
mengantar istri melakukan Antenatal Care
ataupun memanfaatkan kader yang memiliki DAFTAR PUSTAKA
ikatan psikologis lebih dekat dengan 1. Arikunto, S. 2006. Prosedur penelitian
masyarakat untuk melakukan kunjungan suatu pendekatan praktek. Jakarta: Renika
rumah dalam rangka mensosialisasikan peran Cipta
suami dalam mendukung keberhasilan 2. Astuti, Haturi Puji, 2012. Buku ajar
Antenatal Care pada ibu hamil. asuhan kebidanan ibu 1 (kehamilan).
Yogyakarta. Rohima Pres
SIMPULAN 3. Bartini, Istri.2012. Asuhan kebidanan pada
Distribusi frekuensi pengetahuan ibu ibu hamil normal. Yogyakarta: Nuha
tentang kunjungan Antenatal Care di Medika
Puskesmas Wates Lampung Tengah tahun 4. Depkes RI, 2008. Penyakit obstetrik ibu
2014 berada pada kategori kurang baik yaitu hamil. Jakarta
sebanyak 22 ibu (55%). 5. Depkes RI. 2008. Faktor-faktor yang
1. Distribusi frekuensi dukungan suami mempengaruhi kontak ibu hamil dengan
terhadap ibu dalam melakukan kunjungan petugas kesehatan. Jakarta
Antenatal care di Puskesmas Wates 6. Depkes RI, 2008. Pedoman pelayanan
Lampung Tengah tahun 2014 berada pada kebidanan dasar. Jakarta dirjen Binkesma
kategori kurang mendukung yaitu 7. Dinas Kesehatan Provinsi
sebanyak 24 ibu (60%). Lampung,2012.Pencatatan dan pelaporan
2. Distribusi frekuensi kunjungan Antenatal kematian ibu
care di Puskesmas Wates Lampung 8. Hastono. 2007. Analisa Data. Jakarta:
Tengah tahun 2014 berada pada kategori Universitas Indonesia
kurang teratur yaitu sebanyak 22 orang 9. Manuaba, Ida Ayu Chandranita dkk. 2010.
(55%). Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara KB. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
pengetahuan ibu tentang Antenatal Care 10. Notoatmojo, Soekidjo. 2010. Metode
dengan kunjungan antenatal care pada ibu Penelitian Kesehatan. Jakarta. Renika
hamil di Puskesmas Wates Lampung Cipta