Professional Documents
Culture Documents
Dosen pembimbing :
KELAS A / SEMESTER 2
agung
ari
eriyandi
eva
haryati
Page | 1
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan limpahan rahmat-NYA lah maka kami dapat menyelesaikan sebuah makalah
dengan tepat waktu.
Melalui kata pengantar ini penulis mohon maaf dan memohon permakluman bila
mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat atau
menyinggung perasaan pembaca,kami tau bahwa karya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
sehingga kami dapat menyempurnakan karya tulis ini.
Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
B. LATAR BELAKANG.......................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A.
PROSES KEPERAWATAN.......................................................................................5
KONSEP DASAR KEPERAWATAN (PENGKAJIAN)...........................................6
DIAGNOSA KEPERAWATAN................................................................................15
A. KESIMPULAN ..............................................................................................................22
B. SARAN ............................................................................................................................
C. DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Ilmu keperawatan di dasarkan pada suatu teori yang sanga luas. Proses Keperawatan
Metode Dimana suatu konsep diterapkan dalam praktik Keperawatan bisa di sebut sebagai
suatu pendekatan Problem solving yang memerlukan ilmu, teknik dan ketrampilan
interpersonal dan di tujukan untuk memenuhi kebutuhan Klien dan Keluarga, Proses
Keperawatan terdiri dari ; 5 tahap yang berhubungan :
1.Pengkajian
2.Diagnosis
B.TUJUAN
Proses Keperawatan mempunyai tujuan yang jelas melalui suatu tahapan dalam
meningkatkankualitas asuhan Keperawatan kepada klien.
C..RUMUSAN MASALAH
BAB II
PEMBAHASAN
Banyak pakar telah merumuskan definisi dari proses keperawatan (Weitzel, Marriner,
Murray, Yura, Herber, dll). Secara umum dapat dikatakan bahwa proses keperawatan adalah
metode pengorganisasian yang sistematis, dalam melakuan asuhan keperawatan pada
individu, kelompok dan masyarakat yang berfokus pada identifikasi dan pemecahan masalah
dari responbn pasien terhadap penyakitnya (Tarwoto & Wartonah, 2004). Atau :
Sebelum menyusun suatu asuhan keperawatan yang baik, kita harus memahami
langkah langkah dari proses keperawatan. Proses perawatan merupakan suatu metode bagi
perawat untuk Memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Beberapa pengertian proses
keperawatan adalah sebagai berikut
Suatu metode pemberian asuhan keperawatan yang sistematis dan rasional (Kozier,
1991)Metode pemberian asuhan keperawatan yang terorganisir dan sistematis,berfokus pada
respon yang unik dari individu terhadap masalah kesehatan yang actual dan potensial
(Rosalinda,1986)Suatu aktifitas yang dinamika dan berkelanjutan yang meliputi interaksi
perawat, klien dan proses pemecahan masalah (Schultz dan Videbeck).
Proses keperawatan bukan hanya sekedar pendekatan sistematik dan terorganisir
melalui enam langkah dalam mengenali masalah-masalah klien, namun merupakan suatu
metode pemecahan masalah baik secara episodic maupun secara linier.Kemudian dapat
dirumuskan diagnosa keparawatannya, dan cara pemecahan masalah.
2.2.1. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali
masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan
lingkungan (Effendy, 1995).
5. Aspek psikososial
a. Genogram generasi- dan artinya seperti contoh di bawah ini
Data Dasar
Data Fokus
adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatan dan
masalah kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap
klien.
a. Pengumpulan data
Tujuan :
Diperoleh data dan informasi mengenai masalah kesehatan yang ada pada pasien
sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut
yang menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan spiritual serta faktor lingkungan yang
mempengaruhinya. Data tersebut harus akurat dan mudah dianalisis.
1-Data Objektif,
yaitu data yang diperoleh melalui suatu pengukuran, pemeriksaan, dan pengamatan,
misalnya suhu tubuh, tekanan darah, serta warna kulit.
2-Data subjekif,
yaitu data yang diperoleh dari keluhan yang dirasakan pasien, atau dari keluarga
pasien/saksi lain misalnya; kepala pusing, nyeri dan mual.
b. Analisa data
c. Perumusan masalah
Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa masalah kesehatan. Masalah
kesehatan tersebut ada yang dapat diintervensi dengan Asuhan Keperawatan (Masalah
Keperawatan) tetapi ada juga yang tidak dan lebih memerlukan tindakan medis. Selanjutnya
disusun Diagnosis Keperawatan sesuai dengan prioritas.
Penting mencakup kegawatan dan apabila tidak diatasi akan menimbulkan komplikasi,
sedangkan Segera mencakup waktu misalnya pada pasien stroke yang tidak sadar maka
tindakan harus segera dilakukan untuk mencegah komplikasi yang lebih parah atau kematian.
d. Identifikasi
Langkah langkah Identifikasi kebutuhan klien dg menentukan masalah kesehatan aktual / resiko
masalah klien di bagi menjadi : pasien tidak bermasalah, pasien yang kemunginan menjadi masalah,
pasien yang mempunyai masalah potensial sehingga kemungkinan besar mempuyai masalah dan
pasien yang mempunyai masalah aktual.
B.Karakteristik Data
a.Lengkap
Data yang terkumpul harus lengkap guna membantu mengatasi masalah klien yang
adekuat. Misalnya klien tidak mau makan selama 3 hari. Perawat harus mengkaji lebih dalam
mengenai masalah klien tersebut dengan menanyakan hal-hal sebagai berikut: apakan tidak
mau makan karena tidak ada nafsu makan atau disengaja? Apakah karena adanya perubahan
pola makan atau hal-hal yang patologis? Bagaimana respon klien mengapa tidak mau makan.
Untuk menghindari kesalahan, maka perawat harus berfikir secara akurat dan nyata
untuk membuktikan benar tidaknya apa yang didengar, dilihat, diamati dan diukur melalui
pemeriksaan ada tidaknya validasi terhadap semua data yang mungkin meragukan. Apabila
perawat merasa kurang jelas atau kurang mengerti terhadap data yang telah dikumpulkan,
maka perawat harus berkonsultasi dengan perawat yang lebih mengerti. Misalnya, pada
observasi : klien selalu diam dan sering menutup mukanya dengan kedua tangannya.
Perawat berusaha mengajak klien berkomunikasi, tetapi klien selalu diam dan tidak
menjawab pertanyaan perawat. Selama sehari klien tidak mau makan makanan yang
diberikan, jika keadaan klien tersebut ditulis oleh perawat bahwa klien depresi berat, maka
hal itu merupakan perkiraan dari perilaku klien dan bukan data yang aktual. Diperlukan
penyelidikan lebih lanjut untuk menetapkan kondisi klien. Dokumentasikan apa adanya
sesuai yang ditemukan pada saat pengkajian.
c.Relevan
Pencatatan data yang komprehensif biasanya menyebabkan banyak sekali data yang
harus dikumpulkan, sehingga menyita waktu dalam mengidentifikasi. Kondisi seperti ini bisa
diantisipasi dengan membuat data komprehensif tapi singkat dan jelas. Dengan mencatat data
yang relevan sesuai dengan masalah klien, yang merupakan data fokus terhadap masalah
klien dan sesuai dengan situasi khusus.
C.Sumber Data:
Klien adalah sumber utama data (primer) dan perawat dapat menggali informasi yang
sebenarnya mengenai masalah kesehatan klien.
Orang terdekat, informasi dapat diperoleh melalui orang tua, suami atau istri, anak,
teman klien, jika klien mengalami gangguan keterbatasan dalam berkomunikasi atau
kesadaran yang menurun, misalnya klien bayi atau anak-anak, atau klien dalam kondisi tidak
sadar.
1. Catatan medis dan anggota tim kesehatan lainnya. Catatan kesehatan terdahulu dapat
digunakan sebagai sumber informasi yang dapat mendukung rencana tindakan
perawatan.
5. Perawat lain Jika klien adalah rujukan dari pelayanan kesehatan lainnya, maka
perawat harus meminta informasi kepada perawat yang telah merawat klien
sebelumnya. Hal ini untuk kelanjutan tindakan keperawatan yang telah diberikan.
6 .Kepustakaan. Untuk mendapatkan data dasar klien yang komprehensif, perawat dapat
membaca literatur yang berhubungan dengan masalah klien. Memperoleh literatur
sangat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang benar dan
tepat.
a.Wawancara
4.Membantu perawat untuk menentukan investigasi lebih lanjut selama tahap pengkajian.
Tahapan Wawancara:
1. Persiapan ( Pengaturan Posisi,membaca status klien jika ada, tanpa prasangka buruk)
2. Pembukaan/Perkenalan
1. Mencari masalah
2. Pemecahan masalah
3. Pertanyaan langsung
4. Pertanyaan terbuka
b. Observasi
Adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh data tentang masalah
kesehatan dan keperawatan klien. Metode ini memerlukan suatu ketrampilan disiplin dan
praktik klinik sebagai bagian tugas perawat. Kegiatan observasi meliputi :
c. Pemeriksaan fisik
Metode pemeriksaan fisik digunakan untuk memperoleh data obyektif dari perawatan
klien, pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan bersamaan dengan melakukanwawancara.
Fokus pengkajian fisik klien yang dilakuakn perawat adalah pada kemampuan fungsional
yang bertujuan untuk menentukan status6r kesehatan klien, mengidentifikasi masalah
kesehatan dan mengambil data dasar untuk menentukan rencana tindakan perawatan.
Pengkajian fisik bertujuan untuk menentukan status kesehatan sekarang dan bagaiman
klien mampu menjalankan fungsi tubuh secara umum. Teknik pengkajian fisik
keperawatan adalah :
1. Inspeksi : Merupakan proses observasidengan menggunakan mata. Inspeksi dilakukan
untuk mendeteksi tanda-tanda fisik yang berhubungan dengan status fisik.
2. Palpasi : Dilakukan dengan menggunakan sentuhan / rabaan.
3. Perkusi : Metode pemeriksaan dengan cara mengetuk. Tujuan perkusi adalah
menentukan batas-batas organ / bagian tubuh dengan cara merasakan vibrasi yang
ditimbulkan akibat adanya gerakan yang diberikan kebawah jaringan.
4. Auskultasi : Metode pengkajian yang menggunakan steteskop untuk memperjelas
pendengaran.
d. Duplikasi data
e. Mispersepsi data
f.Tidak lengkap
d. Interpretasi Data
Pada tahap ini perawat secara kritis memilih tipe informasi yang dikumpulkan tentang
klien, mengintepretasi informasi untuk menentukan abnormalitas, melakukan pengamatan
lebih lanjut untuk mengklarifikasi informasi dan kemudian menyebutkan masalah klien
dalam format diagnose keperawatan.
e. Pengelompokan Data
Contoh kasus:
Anak Dion, 13 tahun mengatakan baru saja terjatuh dari atas pohon, menangis sambil
memegangi kaki kanan bagian bawah yang mengeluarkan darah banyak.Apa saja yang dapat
dikumpulkan /dikaji pada anak Dion tersebut?
2. Obsevasi, pengamatan yang dapat dilakukan adalah: Adanya luka, kondisi luka,
sifat aliran darah, bengkak/edema, perubahan bentuk kaki, ekspresi wajah, tanda-tanda vital,
dll.
Interpretasi data
Adanya luka pada kaki bagian bawah/cruris dextra, diameter lika 1x3x1 cm-
terbuka-kotor, darah mengucur keluar, edema disekitar luka, terdapat nyeri, tidak terdapat
perubahan bentuk, klien mengeluhbsakit/nyeri terutama jika digerakan.
Pengelompokan data
- Luka kotor
- Keluar darah
a. definisi
Diagnosa Keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia
(status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat
secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk
menjaga status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah (Carpenito,2000).
-Actual : Menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data klinik yang ditemukan.
-Resiko : Menjelaskan masalah kesehatan nyata akan terjadi jika tidak dilakukan intervensi.
-Kemungkinan : Menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan untuk memastikan masalah
keperawatan kemungkinan.
-Wellness : Kepkutusan klinik tentang keadaan individu, keluarga atau masyarakat dalam
transisi dari tingkat sejahtera tertentu ketingkat sejahtera yang lebih tinggi.
-Syndrom : diagnose yang terdiri dar kelompok diagnosa keperawatan actual dan resiko
tinggi yang diperkirakan muncul/timbul karena suatu kejadian atau situasi tertentu.
4. Maturasional
Contoh penulisan diagnosa risiko tinggi : Risiko terhadap penularan infeksi yang
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang menurunnya risiko penularan virus
AIDS.
Validasi data
Proses Diagnostik
Validasi data
Pengelompokan data
Interpretasi Data
Pengelompokan Data
Kelompok data terdiri atas batasan karakteristik. Btasan karakteristik adalah criteria
klinis yang mendukung adanya kategori diagnostic.Kriteria klinis ialah tanda dan gejala
objektik atau sukbjektif atau factor resiko (carpenito,1995). Tidak adanya batasan
karakteristik menunjukkan diagnosis harus ditolak.kategori diagnostic dan batasan
karakteristiknya memberikan struktur untuk proses kognitf dalam pengidentifikasian
kebutuhan klien dan perumusan actual dari diagnose keperawatan.
Masalah kesehatan actual adalah masalah yang dirasakan atau dialami oleh
klien,sperti gangguan pola tidur yang berhubungan dengan lingkungan yang bising. Suatu
masalah kesehatan berisiko mewaspadakan perawat pada pentingnya intervensi pencegahan
(Gordon,1994). Faktor risiko untuk diagnose keperawatan atau berisiko menunjukan situasi
yang meningkatkan kerentanan klien atau kelompok terhadap suatu penyakit atau kecelakaan
(Carpenito, 1995). Sebagai contoh, selama perjalanan pasca operatif, perokok yang kelebihan
berat badan berisiko terhadap bersihan jalan napas tidak efektif yang berhubungan dengan
nyeri insisi.
Format dua bagian ini diterima oleh sebagian besar tokoh keperawatan
( Soares,OHearn, 1990,Carlson et al,1991;Gordon,1994;Carpenito,1995).Format ini
membantu perawat dalam mengindifidualisasa diagnosa keperawatan klien dan memberikan
arahan untuk menyembuhkan etiologi atau interfensi yang sesuai. Intervensi keperawatan di
arahkan kepada mengubah atau menyembuhkan etiologi atau factor yang berhubungan
(McCloskey & Bulechek, 1992). Format ini mendukung pemberian asuhan keperawatan yang
bersifat indifidual untuk seorang klien atau kelompok klien.
Masalah adalah respons actual atau potensial klien terhadap kesehatan atau penyakit.
Faktor yang berhubungan adalah kondisi etiologis atau penunjang lainnya yang
mempengaruhi respons klien (Carpenito, 1995).
Etiologi atau penyebab diagniosa keperawatan harus terdapat dalam domain praktik
keperawatan dan kondisi yang berespons terhadap intervensi keperawatan. Dalam lingkup
yang sama,diagnose keperawatan. Ini adalah benar. Intervensi keperawatan tidak dapat
mengubah diagnose medis.Namun demikian,intervensi keperawatan dapat diarahkan pada
factor etiologi dan label diagnose.
Data pengkajian keperawatan harus mendukung label diagnostic dan factor yang
berhubungan harus mendukung etiologi. Dengan mengumpulkan data yang tepat, mungkin
akan membantu untuk identifikasi aktifitas pengkajian yang menghasilkan jenis data spesifik.
Sebagai contoh,menanyakan klien tentang kualitas dan persepsi nyeri menghasilkan data
subjektif. Namun demikian, mempalpasi area, yang dapat menimbulkan raut wajah meringis
kesakitan, memberikan informasi objektif. Sama halnya dengan meminta klien untuk
menggambarkan persepsi tentang ketidakteraturan denyut jantung menghasilkan informasi
subjektif, dan menggunakan aukultasi untuk mendapatkan denyut menghasilakan suatu
pengukuran frekuensi dan irama jantung yang objektif.
Tipe kesalahan ini terjadi selama proses pengkajian. Jika data dikumpulkan secara
tidak lengkap, dikurangi,salah interpretasi, maka diagnosis ini tidak benar. Jika pengumpulan
data terorganisasi,maka proses diagnostic akan jelas.
Setelah pengkajian perawat menelaah data dasar. Selama penelaahan ini perawat
menentukan apakah data sudah akurat dan lengkap. Perawat menelaah data untuk
memvalidasi bahwa data subjektif telah didukung oleh temuan fisik objektif jika diperlukan.
Perawat mungkin juga menelaah literature yang mendukung untuk memastikan dasar
pengetahuan yang adekuat untuk membentuk diagnose keperawatan yang tepat. Terakhir,
perawat mulai mengidentifikasi dan mengorganisasi pola pengkajian pola relevan untuk
mendukung adanya masalah klien.
Pengelompokan tidak tepat terjadi ketika perawat mencoba untuk membuat diagnose
keperawatan sesuai dengan tanda dan gejala yang didapat. Diagnose keperawatan harus
diturunkan dari data,bukan seblaiknya. Diagnose keperawatan yang tidak tepat
mempengaruhi kualitas asuhan.
Tipe kesalahan terakhir yang dapat terjadi adalah cara di mana diagnose keperawatan
di nyatakan.terdapat beberapa pedoman umum untuk mengurangi kesalahan pernyataan
diagnostic itu sendiri. Pernyataan harus dibuat dalam kata-kata yang sesuai,ringkas dan
bahasa yang tepat, yang mencakup penggunaan terminology yang tepat yang mencerminkan
respons klien terhadap penyakit atau kondisi.
Selain itu, terdapat tiga cara yang tepat untuk menyatakan label diagnostic, termasuk
diagnose keperawatan yang di nyatakan sebagai diagnosis medis, yang menggunakan t
erminologi medis untuk menggambarkan penyebab, dan pernyataan diagnosa keperawatan
sebagai suatu intervensi. Hal ini salah karena mereka memindahkan fokus pernyataan dari
keperawatan kedokteran atau memindahkan fokus dari penyebab ke intervensi.
I. Keuntungan dari Diagnosa Kepewatan
.
BAB III
Penutup
Kesimpulan
Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis untuk dikaji dan
dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang di hadapi pasien baik fisik,
mental, sosial maupun spiritual dapat ditentukan.tahap ini mencakup tiga kegiatan,yaitu
Pengumpulan Data,Analisis Data dan Penentuan Masalah kesehatan serta
keperawatan.Diagnosa keperawatan memberikan dasar intervensi yang menjadi tanggung
gugat perawat. Perumusan diagnosa keperawatan atau bagaimana diagnosa keperawatan
digunakan dalam proses pemecahan masalah. Untuk memudahkan dalam membuat diagnosa
keperawatan harus diketahui tipe diagnosa keperawatan yang meliputi, aktual, resiko tinggi /
resiko kemungkinan, sejatera dan sindrom.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J (1997) Buku pegangan dosen. Diagnosa keperawatan Aplikasi pada Praktek
Klinis. EGC, Jakarta.
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2120668-definisi-diagnosa
keperawatan/#ixzz2Nr9sFA9E.
Carpenito, L.J (2001) Buku Saku Diagnosa Keperawatan (Hnadbook of Nursing Diagnosis)
(Alih Bahasa Monica Ester). EGC. Jakarta.