You are on page 1of 17

LAPORAN TETAP SATUAN OPERASI

AGITASI DAN PENCAMPURAN-1

Disusun Oleh :
KELOMPOK II
1. AYU YOLEN DILLA F (061430400317)
2. ELFRIDA OCTAVIA S (061430401247)
3. M. AFIF AZFAR (061430401253)
4. MEGAWATI FRATIWI (061430400323)
5. PALAJUNA SEPTARINA (061430400327)
6. RESTIKA ALAWIYAH (061430400330)
7. SHINTA (061430401265)

KELAS : 3KB

Dosen Instruktur : Dr. Ir. Abu Hasan, M.Si

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI SRIWIAYA
TAHUN AKADEMIK 2015

AGITASI DAN PENCAMPURAN


I. TUJUAN

Menjelaskan hubungan antar variable proses dalam


pencampuran

Memahami pola sirkulasi pengadukan

II. ALAT DAN BAHAN

2.1 Alat yang digunakan:

Stopwatch

Viscometer

Piknometer

Thermometer

Pemanas

Gelas Kimia 1000 ml, 250 ml

Gelas ukur 50 ml

Seperangkat Alat Pengaduk Tipe Turbin

Pipet ukur 25 ml

Bola karet

Spatula

Batang Pengaduk

2.2 Bahan yang digunakan:

Tepung kanji

Aquadest

NaOH 2M

H2SO4 2M

Indicator pp

III. DASAR TEORI


Pengadukan (agitation) adalah pemberian gerakan tertentu
sehingga menimbulkan reduksi gerakan pada bahan, biasanya terjadi
pada suatu tempat seperti bejana. Gerakan hasil reduksi tersebut
mempunyai pola sirkulasi. Akibat yang ditimbulkan dari operasi
pengadukan adalah terjadinya pencampuran (mixing) dari satu atau
lebih komponen yang teraduk. Ada beberapa tujuan yang ingin
diperoleh dari komponen yang dicampurkan, yaitu membuat suspensi,
blending, dispersi dan mendorong terjadinya transfer panas dari bahan
ke dinding tangki.

Pada industri kimia seperti proses katalitik dari hidrogenasi,


pengadukan mempunyai beberapa tujuan sekaligus. Pada bejana
hidrogenasi gas hidrogen disebarkan melewati fasa cair dimana
partikel padat dari katalis tersuspensi. Pengadukan juga dimaksudkan
untuk menyebarkan panas dari reaksi yang dipindahkan melalui
cooling coil dan jaket. Contoh lain pemakaian operasi pengadukan
dalam industi adalah pencampuran pulp dalam air untuk memperoleh
larutan pulp. Larutan pulp yang sudah cukup homogen disebarkan ke
mesin pembuat kertas menjadi lembaran kertas setelah proses filtrasi
vakum dan dikeringkan.

Proses pengolahan zat sangat tergantung pada pengadukan dan


pencampuran. Kedua istilah tersebut sering dianggap sama, meskipun
kenyataannya satu sama lain berbeda. Pencampuran (mixing)
merupakan peristiwa perubahan bahan-bahan secara acak bahan yang
satu menyebar kebahan yang lain dan sebaliknya. Pengadukan
(agitasi) menunjukkan gerakan yang terinduksi dengan cara tertentu
pada suatu bahan didalam bejana. Gerakan tersebut biasanya
mempunyai pola sirkulasi tertentu. Pengadukan sendiri dilakukan untuk
berbagai tujuan, antara lain :

1. Membuat campuran homogen

2. Melarutkan partikel-pertikel padat dalam cairan


3. Mempertahankan reaksi yang terjadi karena perpindahan
momentum dari pengadukan

Bagian-Bagian Alat Pencampur antara lain :

a. Tangki/vessel , merupakan wadah untuk pencampuran


berbentuk silinder dengan bagian bawah melengkung/dome atau datar

b. Penyekat/buffle, Berbentuk batang yang diletakkan dipinggir


tangki berguna untuk menghindari vortex dan digunakan untuk
mempoloakan aliran menjadi turbulen. Jumlah baffle biasanya 3, 4 atau
6 buah dengan ukuran 1/12 diameter tangki.

c. Pengaduk/impeller, digunakan untuk mengaduk campuran, jenis


dari impellerberagam disesuaikan pada sifat dari zat yang akan
dicampurkan.

Fungsi system agitasi:

1. Agar pencampuran merata.

2. Meningkatkan laju perpindahan massa menembus film


pembatas cairan dan gelembung udara.

3. Memberikan kondisi shear yang dibutuhkan untuk memecah


gelembung udara.

Macam-macam Pengaduk :

Berbagai macam pengaduk mempunyai kegunaan berbeda, juga aliran


dan pola yang ditimbulkannya, misalnya :

Turbin

Pengaduk turbin mempunyai jangkauan viskositas dari viskositas


rendah sampai sedang (1 sampai dengan 5 x 10 5 Centi Poise). Bentuk
pengaduk turbin biasanya berdaun banyak, putaran dengan kecepatan
tinggi, bentuk daun lurus, melengkung dan tidak bersudut. Pola aliran
yang ditimbulkan berbentuk radial.

Jangkar :

Bentuk ini menimbulkan pola aliran tangensial dengan jumlah putaran


rendah, daerah operasi dekat dengan dinding tangki, efektif untuk
larutan dengan viskositas tinggi (103-105) Centi Poise.

Waktu Pencampuran

Pencampuran zat cair yang mampu bercampur (miscible) dalam


tangki berlangsung sangat cepat dalam turbulen. Impeller dapat
menghasilkan kecepatan tinggi dan fluida bercampur dengan baik
disekitar impeller karena adanya aliran turbulen yang kuat. Bila aliran
berjalan lambat mengalir kearah dinding, maka terjadi pergolakan
besar yang berubah menjadi kecil, akan terjadi sirkulasi kearah pusat
impeller sehingga terjadi pencampuran. Perhitungan atas dasar cara
tersebut menunjukkan pencampuran hamper 99% yang dapat dicapai
bila tangki mengalami sirkulasi 5 kali. Waktu pencampuran dapat
diperkirakan dari korelasi aliran total yang dihasilkan dari beberapa
jenis impeller. Untuk turbin berdaun enam standar, waktu
pencampuran adalah :

q = 0,92 n Da3 (Dt/da)

Tt = 5 v / = 5(n2H/4) (1/0,92 n Da2 Dt)

nTt = (Da/Dt)2 (Dt/H) = konstan = 4,3

Digunakan untuk tangki dan impeller tertentu, atau untuk berbagai


system yang secara geometri serupa. Waktu pencampuran
diperkirakan berbanding terbalik dengan kecepatan pengaduk.
Digunakan untuk turbin dengan (Da/Dt) = 1/3 dan (Dt/H) = 1, dan
HTt = 36
Korelasi umum untuk menentukan waktu pencampuran diberikan oleh
Norwood dan Metzer adalah :

ft = Tt (nDa2)2/3 q1/6 Da1/2 =


na (Da/Dt)2 (Da/Dt)1/2 (q/n2Da)1/6

H1/2 Dt3/2

Untuk propeller adalah :

ft = Tt (nDa2)2/3 q1/6 =
na (Da/Dt)3/2 (Dt/H)1/2 (q/n2Da)1/6

H1/2 Dt

Untuk Da/Dt = 0,07 0,18

3.1 Tangki Pencampuran (Mixing)

Alat pencampur fasa padat ke fasa cair jenis ini diperuntukkan


untuk memperoleh campuran dengan viskositas rendah, biasanya
berupa tangki pencampur beserta perlengkapannya. Dimensi
tangki/vessels, jenis pengaduk/impeller, kecepatan putar pengaduk,
jenis pengaduk, jumlah penyekat/buffle, letak impeller beserta
dimensinya bergantung dari kapasitas dan jenis dari bahan yang
dicampurkan.

3.2. Bagian-Bagian Alat Pencampur

Bagian Bagian dari unit alat pencampur ini terdiri dari:

Tangki/vessel , merupakan wadah untuk pencampuran berbentuk


silinder dengan bagian bawah melengkung/dome atau datar

Penyekat/buffle, Berbentuk batang yang diletakkan dipinggir tangki


berguna untuk menghindari vortex dan digunakan untuk mempoloakan
aliran menjadi turbulen. Jumlah baffle biasanya 3, 4 atau 6 buah
dengan ukuran 1/12 diameter tangki.
Pengaduk/impeller, digunakan untuk mengaduk campuran, jenis dari
impellerberagam disesuaikan pada sifat dari zat yang akan
dicampurkan. Jenis-jenis impeller yang umumnya digunakan adalah :
Tree-blades/ marine impeller digunakan untuk pencampuran dengan
bahn dengan viscositas rendah dengan putaran yang tinggi, Turbine
with flat vertical blades impeller digunakan untuk cairan kental dengan
viscositas tinggi, horizontal plate impeller digunakan untuk zat berserat
dengan sedikit terjadinya pemotongan, Turbine with blades are inclined
impeller paling cocok digunakan untuk tangki yang dilengkapi jaket
pemanas, curve bade Turbines impeller efektif untuk bahan berserat
tanpa pemotongan dengan viskositas rendah, flate plate impeller
digunakan untuk pencampuran emulsi, cage beaters impart impeller
cocok digunakan untuk pemotongan dan penyobekan, anchore paddle
impeller digunakan campuran dengan viscositas sangat tinggi berupa
pasta.

2.3. Ukuran dan letak ( impeller)

Ukuran impeller biasanya berkisar antara 0,3-0,6 kali diameter


tangki sedangkan letak impeller tergantung pada dimensi vessel
viscositas campuran yang diaduk.

IV. PROSEDUR PERCOBAAN


1. Menimbang 500 gr tepung kanji, lalu melarutkannya dalam 2
liter air.
2. Memasukkan 15 liter air ke dalam bejana kemudian disaring.
3. Larutan kanji dipindahkan ke tangki berpengaduk (tangki
pencampuran) dan menambahkan 5 ml indicator pp.
4. Menentukan berat jenis, suhu, dan viscositas larutan.
5. Menambahkan 30 ml NaOH 2M dan mengatur kecepatan motor
bersamaan dengan pengaduk 80 rpm.
6. Mencatat waktu bila perubahan warna campuran telah merata.
7. Menetralkan campuran dengan menambahkan 30 ml larutan
H2SO4 2M bersamaan dengan menjalankan stopwatch, mencatat
waktu penetralan.
8. Menentukan harga berat jenis, viscositas, dan temperature
campuran.
9. Mengulangi percobaan 1-6 dengan kecepatan pengaduk pada
100 rpm, 120 rpm, 140 rpm dan 160 rpm.

V. DATA PENGAMATAN

Setelah penambahan Setelah penambahan


No Kecepatan 30ml NaOH 20ml H2SO4 Perubahan warna
putaran t(s) Suhu (0c) t(s) Suhu(0C)
(Rpm)
Putih menjadi
1 40 18,89 41 37,46 42 merah muda
keunguan
2 60 27,37 42 13,09 41 Merah mudah
menjadi putih
keunguaan
Sampel Penambahan 30ml NaOH
P(gr/ml) (gr/cm-s)

Tipe Pengaduk : Impeller tipe jangkar


Diameter Pengaduk (Da) : 20 cm = 0,2 m
Diameter Tangki : 35 cm = 0,35 m

Ru Rpm Rps T penetralan (s)H (m) (gr/ml) T (oC)


n
1. 70 1,167 54 0,27 0,9343 36
2. 80 1,333 36 0,27 0,9126 35,5
3. 90 1,5 23 0,275 0,8917 32
4 100 1,667 18 0,275 0,8783 31
VI. DATA GRAFIK

T.penetrala
rpm
n(s)

70 54
80 36
90 23
100 18
VII. PERHITUNGAN
6.1 Menghitung densitas
Berat Piknometer kosong (a) = 37,01 gram
Berat piknometer + aquadest (b) = 60,92 gram
Berat aquadest =ba
= 60,92 gram - 37,01 gram
= 23,91 gram
Volume aquadest : Volume piknometer = = 23,91 ml

Berat piknometer + cairan = 59,81 gram


Berat cairan = 59,81 gram 37,01
gram
= 22,8 gram
larutan kanji = = 0,9535

gr/ml
Run 1
Berat piknometer + cairan = 59,35 gram
Berat cairan = 59,35 gram 37,01
gram
= 22,34 gram
1 = =

0,9343 gr/ml
Run 2
Berat piknometer + cairan = 58,83 gram
Berat cairan = 58,83 gram 37,01
gram
= 21,82 gram
2 = = 0,9126

gr/ml
Run 3
Berat piknometer + cairan = 58,33 gram
Berat cairan = 58,33 gram 37,01
gram
= 21,32 gram
3 = =

0,8917 gr/ml
Run 4
Berat piknometer + cairan = 58,01 gram
Berat cairan = 58,01 gram 37,01
gram
= 21gram
4 = =

0,8783 gr/ml
6.2 Menghitung waktu pencampuran
Dik : Da = 20 cm = 0,2 m
Dt : 35 cm = 0,35 m
Ft = ntT 2 1/2 1/6

Run 1
Ft = ntT 2 1/2 1/6

= 2 1/2 1/6

= 63,018 (0,3265) (1,1386) (1,8173)


= 42,5741129
Run 2
Ft = ntT 2 1/2 1/6
= 2 1/2 1/6

= 47,988 (0,3265) (1,1386) (1,7385)


= 31,01428049

Run 3
Ft = ntT 2 1/2 1/6

= 2 1/2 1/6

= 34,5 (0,3265) (1,1282) (1,6714)


= 21,2406975
Run 4
Ft = ntT 2 1/2 1/6

= 2 1/2 1/6

= 30,006 (0,3265) (1,1282) (1,6136)


= 17,83500647
VIII. ANALISA PERCOBAAN
Percobaan kali ini mengenai Agitasi dan Pencampuran dimana
agitasi merupakan suatu gejala yang menunjukan gerakan yang
terinduksi dengan cara tertentu pada suatu bahan yang ada didalam
benjana. Sedangkan pencampuran (mixing) merupakan peristiwa
penyebaran bahan-bahan secara acak namun belum tentu campuran
akan homogen. Pada proses ini dibutuhkan alat pengaduk untuk
cairan-padatan yang disebut agitator. Pada percobaan ini agitator yang
digunakan yaitu agitator jangkar karena sesuai dengan tipe campuran
yang diinginkan. Agitator jangkar diopeasikan dengan kecepatan
rendah dan beroperasi dekat dengan dinding tangki.
Operasi dilakukan dengan kecepatan 70, 80, 90, dan 100 rpm.
Dengan volume larutan tepung kanji 2 liter,dan penambahan 30 ml
NaOH serta 5ml indicator pp. setelah semua dicampur perubahan
warna yang terjadi adalah dari warna putih menjadi warna merah
muda. Namun pada saat penambahan 30 ml H2SO4 terjadi perubahan
kembali dari warna merah muda menjadi warna putih. Untuk waktu
yang didapat dari masing-masing rpm berubah warna menjadi putih
(netral) adalah sebagai berikut ; 54 detik,36 detik, 23 detik, 18
detik. Penambahan H2SO4 dengan konsentrasi dan jumlah yang sama
dengan NaOH membuat viskositas dan densitas menurun karena
adanya proses penetralan antara kedua zat tersebut.
IX. KESIMPULAN
Dari percobaan yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa :
Agitasi adalah pemberian gerakan tertentu sehingga
menimbulkan reduksi gerakan pada bahan-bahan yang biasanya
terjadi pada suatu bejana.
Pencampuran atau mixing merupakan peristiwa penyebaran
bahan-bahan secara acak, bahan yang satu menyebar ke bahan yang
lain dan sebaliknya.
Pengaduk yang digunakan pada percobaan kali ini adalah
jangkar, yaitu yang menimbulkan pola aliran tangensial dengan jumlah
putaran rendah.
Penambahan H2SO4 dengan konsentrasi dan jumlah yang sama
dengan NaOH membuat viskositas dan densitas menurun karena
adanya proses penetralan antara kedua zat tersebut.
Waktu perubahan warna saat ditambahkan larutan
H2SO4 yaitu 54 detik,36 detik,23 detik, dan 18 detik untuk masing-
masing kecepatan (rpm) ; 70 rpm, 80 rpm, 90 rpm, dan 100 rpm.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun.2015.Penuntun Pratikum Satuan Operasi.


Palembang: Jurusan teknik kimia Politeknik Negeri Sriwijaya.
http://srahmayanti.blogspot.co.id/2014/10/agitasi-dan-
pencampuran.htm

You might also like