Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 10
JURUSAN BIOLOGI
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Minyak bumi merupakan salah satu energi utama dan memiliki peranan
penting dalam kehidupan. Minyak bumi mengandung senyawa hidrokarbon yang
apabila tertumpah ke lingkungan akan mengakibatkan pencemaran lingkungan yang
cukup serius (Ditjen Migas, 2004).
Tumpahan hidrokarbon ke tanah dan air dapat meracuni flora dan fauna yang
hidup di sekitar lahan tercemar, termasuk ke dalam tubuh manusia. Oleh karena itu,
tindakan penanggulangan lahan tercemar minyak bumi perlu dilakukan agar
pencemaran tidak meluas. Salah satu cara untuk melakukan pemulihan lahan
tercemar minyak bumi adalah dengan fitoremediasi. Fitoremediasi merupakan suatu
sistem dimana tumbuhan tertentu yang berasosiasi dengan mikroorganisme dapat
mengubah zat pencemar menjadi berkurang atau tidak berbahaya bahkan menjadi
bahan yang berguna secara ekonomi. Seleksi jenis tanaman yang dapat digunakan
untuk fitoremediasi suatu bahan pencemar merupakan suatu tahapan yang sangat
penting. Fitoremediasi merupakan fungsi dari akar (root function), sehingga
fitoremedian yang digunakan harus mempunyai sistem perakaran yang kuat dan
sebaran perakaran yang baik, dan pemilihan tanaman harus memiliki potensi untuk
digunakan sebagai fitoremediasi senyawa hidrokarbon. Dengan ini pentingnya suatu
penelitian untuk mengidentifikasi dan mendeteksi kemampuan tanaman yang diduga
adaptif dan mempunyai fungsi sebagai fitoremedian plant untuk bisa hidup pada
konsentrasi TPH yang bersifat toksik.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana respon tumbuhan terhadap cekaman tanah tercemar minyak (TPH)?
2. Bagaimana efek yang ditimbulkan oleh tanaman terhadap cekaman tanah
tercemar minyak (TPH)?
3. Bagaimana mekanisme respon tumbuhan terhadap cekaman tanah tercemar
minyak (TPH)?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui respon tumbuhan terhadap cekaman tanah tercemar minyak
(TPH)
2. Untuk mengetahui efek yang ditimbulkan oleh tanaman terhadap cekaman tanah
tercemar minyak (TPH)
3. Untuk mengetahui mekanisme respon tumbuhan terhadap cekaman tanah
tercemar minyak (TPH)
BAB II
ISI
Pada tanah yang mengandung TPH tinggi (>3%), kebanyakan tanaman akan mati.
Untuk menghindari hal tersebut, lahan tanam perlu dilakukan kegiatan yang disebut
fitoremediasi. Fitoremediasi adalah upaya penggunaan tanaman dan bagian-bagiannya untuk
dekontaminasi limbah dan masalah-masalah pencemaran lingkungan baik secara ex situ
menggunakan kolam buatan atau reaktor maupun secara in situ pada tanah atau daerah yang
terkontaminasi limbah (Subroto, 1996). Kegiatan fitoremediasi bertujuan untuk menurunkan
konsentrasi TPH tinggi (toksik) menjadi kadar tidak toksik dengan menggunakan tanaman
yang bersifat fitoremedian.
Permenhut nomor 18 tahun 2011 tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan
mewajibkan perusahaan-perusahaan tambang yang mempunyai lokasi di dalam kawasan
hutan untuk menghutankan kembali kawasan tersebut. Penghutanan kembali tanah yang
terkontaminasi minyak bumi tidak bisa langsung ditanami spesies pohon. Penanaman pada
kawasan hutan tidak dimungkinkan untuk menanam pohon secara langsung jika konsentrasi
TPH >3%, karena dapat menyebabkan kematian tanaman pada tingkat seedling. Oleh karena
itu, perlu dilakukan kegiatan fitoremediasi untuk menurunkan TPH di tanah sehingga dapat
ditanami pohon kembali.
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Aprill W, RC Sims. 1990. Evaluation of the use of prairie grasses for stimulating polycyclic
aromatic hydrocarbon treatment in soil. Chemosphere 20:253-265.
Eastin JD, Sillivan CY, Bennett JM, Dhopte AM, Gerik TJ, Gonzalez VA, Lee KW,
Oguniela V, Rice JR. 1984. Sorghum sensitivities to environmental stresses. ICRISAT,
editor. Sorghum Root and Stalk Rots, a Critical Review: Proceedings of the Consultative
Group Discussion on Research Needs and Strategies for Control of Sorghum Root
and Stalk Rot Diseases; 1983 Nov-Des 27-2; Brllagio, Italy. Bellagio (IT). India
ICRISAT. hlm 131-143.
Setiadi Y. 2012. Pembenahan lahan pasca tambang. Post Mining Restoration Technical Note.
Tidak diterbitkan.
Siregar UJ, Siregar CA. 2010. Fitoremediasi: Prinsip dan Prakteknya dalam Restorasi
Lahan Pasca Tambang di Indonesia. Bogor (ID): SEAMEO BIOTROP.