You are on page 1of 20

UNIVERSITAS JAYABAYA

MAKALAH
REAKTOR FIXED BED MULTITUBE

OLEH :
NAMA : ANISA RACHMAH FAUZIA
NIM : 201571045E049
NAMA : TISSA NOVIDA AULIA ZAHRAH
NIM : 201571045E052

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
JAKARTA
2016
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................
PRAKATA...................................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................
DAFTAR TABEL...................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR................................................................................................. vii
ABSTRAK.................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 Latarbelakang Pendirian Pabrik.......................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan Prarancangan Pabrik........................................... 2
1.3 Analisa Pasar dan Perencanaan Kapasitas Produksi........................... 3
1.3.1 Analisa Pasar.......................................................................... 3
1.3.2 Penentuan Kapasitas Produksi............................................... 4
1.4 Pemilihan Lokasi Pabrik..................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 8
2.1 Tinjauan Pustaka................................................................................. 8
2.1.1 Macam Macam Proses......................................................... 9
2.1.2 Pemilihan Proses....................................................................12
2.1.3 Kegunaan Produk...................................................................14
2.1.4 Sifat Fisika dan Kimia Bahan Baku dan Produk...................14
2.1.5 Tinjauan Proses Secara Umum..............................................17
BAB III KONSEPSI PRARANCANGAN.............................................................18
3.1 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk...................................................18
3.1.1 Spesifikasi Bahan Baku.......................................................18
3.1.2 Spesifikasi Bahan Pembantu................................................18
3.1.3 Spesifikasi Bahan Produk....................................................19
3.2 Konsep Proses.....................................................................................19
3.2.1 Dasar reaksi..........................................................................19
3.2.2 Mekanisme Reaksi ..............................................................20
3.3 Diagram Alir Proses............................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................

1
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Data Impor Paraxylene di Indonesia Tahun 2010 2015......................... 4


Tabel 1.2. Penentuan Kapasitas dengan Metode Least Square Time.........................
Tabel 1.3. Proyeksi Kebutuhan Paraxylene Tahun 2016-2025................................. 6
Tabel 2.1. Kelebihan dan Kekurangan Proses Produksi Paraxylene........................ 12

2
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Grafik Kebutuhan Paraxylene di Indonesia Setiap Tahun.................... 4


Gambar 3.1. Diagram Alir Proses.............................................................................. 22

3
BAB I

PENDAHULUAN

2.1 Kerangka Teori


Reaktor kimia adalah sebuah alat industri kimia , dimana terjadi reaksi
bahan mentah menjadi hasil jadi yang lebih berharga. Dalam industri kimia,

4
reaktor merupakan alat yang sangat vital. Bagaimana tidak, tanpa reaktor atau
reaktornya rusak maka industri tersebut tidak akan menghasilkan .Karena
proses utama untuk menghasilkan produk terjadi di dalam reaktor.

1.1.1 Jenis jenis Reaktor


1. Berdasarkan Bentuknya
a. Reaktor Tangki
Dikatakan reaktor tangki ideal bila pengadukannya sempurna,
sehingga komposisi dan suhu didalam reaktor setiap saat selalu
uniform. Dapat dipakai untuk proses batch, semi batch, dan proses
alir.
b. Reaktor Pipa
Biasanya digunakan tanpa pengaduk sehingga disebut
Reaktor Alir Pipa. Dikatakan ideal bila zat pereaksi yang berupa
gas atau cairan, mengalir didalam pipa dengan arah sejajar sumbu
pipa.

2. Berdasarkan Prosesnya
a. Reaktor Batch
Reaktor Batch merupakan raktor yang menghasilkan produk
dengan basis tiap satuan batch. Dalam satu kali proses batch,
reaktan dikonversi menjadi produk dalam waktu tertentu hingga
kesetimbangan tercapai atau reaktan habis bereaksi. Dalam reaktor
batch, konversi (X) berubah setiap saat sebagai fungsi waktu
hingga kesetimbangan tercapai atau reaktan habis bereaksi dalam
satu batch. Biasanya untuk reaksi fase cair dan untuk kapasitas
produksi yang kecil.
Reaktor batch ini memiliki keuntungan / kelebihan,
diantaranya adalah:
1. Lebih murah dibanding reaktor alir
2. Lebih mudah pengoperasiannya
3. Lebih mudah dikontrol

5
Sedangkan, untuk kerugian dari reaktor batch, diantaranya
adalah:
1. Tidak begitu baik untuk reaksi fase gas (mudah terjadi kebocoran
pada lubang pengaduk)
2. Waktu yang dibutuhkan lama, tidak produktif (untuk pengisian,
pemanasan zat pereaksi, pendinginan zat hasil, pembersihan
reactor, waktu reaksi)
b. Reaktor Semi Batch
Reaktor Semi Batch merupakan jenis reaktor yang digunakan
untuk meningkatkan selektivitas reaksi fase cair. Biasanya
berbentuk pengaduk. Sebagai contoh, 2 reaksi simultan berikut ini:
Reaksi pertama menghasilkan produk D
A+B D
Kecepatan reaksinya: rD = kC2ACB.
Reaksi kedua menghasilkan produk U
A+B U
Kecepatan reaksinya: rU = kUCAC2B
Selektivitas
(S D/U) = kD.C^2A.CB / kU.CA.C^2B = kD.CA / kU.CB
Selektivitas merupakan angka yang menunjukkan seberapa
besar reaksi membentuk produk yang kita inginkan (D)
dibandingkan produk yang tidak kita inginkan (U), yaitu dengan
menjaga konsentrasi A tetap tinggi dan konsentrasi B rendah,
dengan begitu maka dapat meningkatkan pembentukan produk D
dan menurunkan pembentukan produk U.
c. Reaktor Kontinyu
Reaktor kontinyu merupakan reaktor yang beroperasi secara
terus-menerus dimana reaktan akan terus mengalir dan diikuti
reaksi disepanjang reaktor. Semakin besar/panjang ukuran reaktor
maka kesempatan reaktan untuk bereaksi akan semakin besar
karena waktu reaksinya lebih lama. Dengan kata lain, waktu
tinggal berbanding lurus dengan volume reaktor, sehingga dapat
dikatakan konversi (X) merupakan fungsi volume reaktor.

6
Ada beberapa macam reaktor yang masuk kedalam reaktor
kontinyu, yaitu:
c.1 RATB (Reaktor Alir Tangki Berpengaduk)
Reaktor RATB yaitu reaktor yang dapat digunakan untuk
reaksi homogen dimana suhu, konsentrasi dan kecepatan reaksi
diantara zat-zat yang bereaksi sama di semua posisi reaktor atau
dapat dikatakan konsentrasi dan kecepatan reaksi bukan fungsi
waktu dan posisi dalam reaktor.
Di RATB, satu atau lebih reaktan masuk ke dalam suatu
bejana berpengaduk dan bersamaan dengan itu sejumlah yang
sama (produk) dikeluarkan dari reaktor. Pengaduk dirancang
sehingga campuran teraduk dengan sempurna dan diharapkan
reaksi berlangsung secara optimal.
Ada beberapa keuntungan dari penggunaan RATB,
diantaranya adalah:
Suhu dan komposisi campuran dalam reaktor sama
Volume reaktor besar, maka waktu tinggal juga besar, berarti
zat pereaksi lebih lama bereaksi di reactor
Tetapi juga terdapat beberapa kerugian dari penggunaan
reaktor ini, yaitu:
Tidak effisien untuk reaksi fase gas dan reaksi yang
bertekanan tinggi
Kecepatan perpindahan panas lebih rendah dibanding RAP

Untuk menghasilkan konversi yang sama, volume yang


dibutuhkan RATB lebih besar dari RAP

c.2 RAP (Reaktor Alir Pipa)


Reaktor RAP merupakan reaktor jenis kontinyu yang
berbentuk pipa, sehingga di sepanjang reaktor terjadi perubahan
konsentrasi, suhu dan kecepatan reaksi baik arah axial maupun
radial. Reaktan masuk kemudian mengalir disepanjang reaktor
dan bereaksi sehingga konversi meningkat dengan
meningkatnya panjang reaktor. Dikatakan ideal jika zat pereaksi

7
dan hasil reaksi mengalir dengan kecepatan yang sama diseluruh
penampang pipa.
Terdapat keuntungan dari reaktor RAP ini, yaitu:
Memberikan volume yang lebih kecil daripada RATB, untuk
konversi yang sama
Selain itu reaktor ini juga memiliki beberapa kerugian,
diantaranya adalah:
Harga alat dan biaya instalasi tinggi
Memerlukan waktu untuk mencapai kondisi steady state
Untuk reaksi eksotermis kadang-kadang terjadi Hot Spot
(bagian yang suhunya sangat tinggi) pada tempat pemasukan.
Dapat menyebabkan kerusakan pada dinding reaktor.

3. Berdasarkan Keadaan Operasinya


a. Reaktor Isotermal
Dikatakan isotermal jika umpan yang masuk, campuran
dalam reaktor, aliran yang keluar dari reaktor selalu seragam dan
bersuhu sama.
b. Reaktor Adiabatis
Dikatakan adiabatis jika tidak ada perpindahan panas antara
reaktor dan sekelilingnya. Jika reaksinya eksotermis, maka panas
yang terjadi karena reaksi dapat dipakai untuk menaikkan suhu
campuran di reaktor. ( k naik dan rA besar sehingga waktu reaksi
menjadi lebih pendek).
c. Reaktor Non Adiabatis
Dikatakan reaktor Non Adiabatis apabila terdapat
perpindahan panas antara reaktor dengan sekelilingnya.

4. Reaktor Gas Cair dengan Katalis Padat


a. Packed/Fixed bed reaktor (PBR)

8
Terdiri dari satu pipa/lebih berisi tumpukan katalis stasioner dan
dioperasikan vertikal. Biasanya dioperasikan secara adiabatis.
Kehilangan tekanan (Pressure drop) nya lebih tinggi.

Gambar 1.1. Fixed Bed Reaktor

Keuntungan PBR :
Dapat digunakan untuk mereaksikan dua macam gas sekaligus
Kapasitas produksi cukup tinggi
Pemakaian tidak terbatas pada kondisi reaksi tertentu (eksoterm atau
endoterm) sehingga pemakaian lebih fleksibel

9
Kerugian PBR :
Transfer massa dan transfer panas rendah
Pemindahan katalis sangat sulit dan memerlukan waktu shut down
alat yang lama
Konversi lebih rendah
Ada kemungkinan terjadi reaksi samping homogen pada liquid
Pressure drop tinggi

b. Fluidized bed reaktor (FBR)

Reakto
r dimana katalisnya terangkat oleh aliran gas reaktan. Dan prosesnya
terjadi secara isotermal. Perbedaannya dengan Fixed bed adalah pada
Fluidized bed jumlah katalis lebih sedikit dan katalis bergerak sesuai
kecepatan aliran gas yang masuk serta FBR memberikan luas
permukaan yang lebih besar dari PBR.

10
Gambar 1.2. Fluidized bed reactor

Keuntungan FBR :
Reaktor mempunyai kemampuan untuk memproses fluida dalam
jumlah yang besar
Pengendalian temperatur lebih baik
Pencampuran (mixing) yang bagus untuk katalis dan reaktan
Kerugian FBR :
Rancang-Bangun kompleks sehingga biaya mahal
Jarang digunakan di (dalam) laboratorium

5. Fluid fluid Reaktor

11
a.

Bubble Tank

Gambar 1.3. Bubble Tank Reaktor

b. Agitate Tank

Gambar 1.4. Agitate Tank Reaktor

12
c. Spray Tower

Gambar 1.5. Spray Tower Reaktor

Pertimbangan dalam pemilihan fluid-fluid reaktor.


1. Untuk gas yang sukar larut (Kl <) sehingga transfer massa kecil
maka Kl harus diperbesar. Jenis spray tower tidak sesuai karena kg
besar
2. Jika lapisan cairan yang dominan, berarti tahanan dilapisan cairan
kecil maka Kl harus diperbesar
jenis spray tower tidak sesuai.
3. Jika lapisan gas yang mengendalikan (maka Kg <)
jenis bubble tank dihindari.
4. Untuk gas yang mudah larut dalam air
jenis bubble tank dihindari.

13
1.2 Pemilihan Reaktor
1.2.1 Tujuan Pemilihan Reaktor
1 Mendapat keuntungan yang besar
2 Biaya produksi rendah
3 Modal kecil/volume reaktor minimum
4 Operasinya sederhana dan murah
5 Keselamatan kerja terjamin
6 Polusi terhadap sekelilingnya (lingkungan) dijaga sekecil-kecilnya
1.2.2 Faktor Pemilihan Jenis Reaktor
1 Fase zat pereaksi dan hasil reaksi
2 Tipe reaksi dan persamaan kecepatan reaksi, serta ada tidaknya reaksi
samping
3 Kapasitas produksi
4 Harga alat (reactor) dan biaya instalasinya
5 Kemampuan reactor untuk menyediakan luas permukaan yang cukup
untuk perpindahan panas

14
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi
Reaktor Fixed Bed dapat didefinisikan sebagai suatu tube silindrikal
yang dapat diisi dengan partikel-partikel katalis dengan menggunakan katalis
padat yang diam dan zat pereaksi berfase gas. Selama operasi, gas atau liquid
atau keduanya akan melewati tube dan partikel-partikel katalis, sehingga akan
terjadi reaksi. Butiran butiran katalisator yang biasa dipakai dalam reaktor
fixed bed adalah katalisator yang berlubang di bagian tengah, karena luas
permukaan persatuan berat lebih besar jika dibandingkan dengan butiran
katalisator berbentuk silinder, dan aliran gas lebih lancar. Fixed bed reactor
biasanya digunakan untuk umpan (pereaktan) yang mempunyai viskositas
kecil.
Bentuk dari fixed bed reaktor dapat dibagi menjadi 2 yaitu single bed
reaktor dan fixed bed multiple. Untuk reaktor single bed Sebagai penyangga
katalisator dipakai butir-butir alumunia (bersifat inert terhadap zat pereaksi)
dan pada dasar reactor disusun dari butir yang besar makin keatas makin kecil,
tetapi pada bagian atas katalisator disusun dari butir kecil makin keatas makin
besar. Sedangkan untuk reaktor multitube bed, katalisator diisi lebih dari satu
tumpuk katalisator, fixed bed dengan katalisator lebih dari satu tumpuk
banyak dipakai dalam proses adiabatic.

2.2 Teori Reaksi Katalitik Gas Liquid


A(g) + B(l) C

15
Reaktan A (gas) bereaksi dengan reaktan B yang merupakan liquid
non-volatil dengan katalis padat. Mekanisme Reaksi tiga fase:
Transfer masa komponen A dari bulk gas ke antarmuka gas-liquid
Transfer massa komponen A dari antarmuka gas-liquid ke bulk liquid
Transfer massa A dan B dari bulk liquid ke permukaan katalis
Difusi intra partikel spesies A dan B melalui pori pori katalis ke sisi aktif
Adsirpsi kedua atau salah satu reaktan pada sisi aktif katalis
Reaksi permukaan yang meliputi salah satu atau kedua spesies adsorbat
Desorpsi produk berlawanan arah

2.3 Tipe Tipe Reaktor Fixed Bed Menurut Bentuk Tumpukan Katalisator
a. Reaktor dengan satu lapis tumpukan katalisator (single bed)
Pengendalian temperatur dalam reaktor fixed bed yang besar sulit,
karena konduktivitas panas sistem rendah dengan pelepasan atau
penyerapan panas yang besar. Di dasar tumpukan katalis dilengkapi
penyangga. Butir katalisator disusun makin ke atas makin kecil.

b. Reaktor dengan beberapa lapis tumpukan katalisator (multi bed)


Umumnya digunakan pada sistem adiabatik. Jika reaksi sangat
eksotermis, pada konversi yang relatif rendah temperatur campuran
campuran sudah naik sehingga campuran harus didinginkan dulu dengan
mengalirkannya ke alat penukar panas di luar reaktor, kemudian
dikembalikan lagi ke reaktor masuk ke tumpukan katalisator yang kedua,
dan seterusnya sampai diperoleh konversi yang diinginkan. Jika reaksi
endotermis, campuran pereaksi dialirkan ke alat penukar panas untuk
dipanaskan. Tebal tumpukan katalisator pada tiap lapis berbeda.

c. Reaktor yang terdiri dari beberapa pipa pipa kecil (tube) yang berisi
katalisator di dalam sebuah tabung besar (shell), Multitube
Reaktor ini digunakan untuk tujuan memperoleh pengendalian
temperatur yang lebih baik karena perpindahan panasnya besar, sehingga
perpindahan panas ke arah radiasi diabaikan.

2.4 Pemilihan katalisator


Untuk menentukan katalisaor mana yang sebaiknya digunakan dapat dipakai
pertimbangan sebagai berikut :

16
1. Sebaiknya dipakai katalisator yang berumur panjang dengan maksud untuk
menghemat dana untuk membeli katalisator baru, untuk mengurangi waktu
produksi yang hilang guna penggantian katalisator.

2. Harga katalisator
Dipilih harga katalisator yang murah, untuk menghemat investasi dan biaya
operasi
3. Mudah atau tidaknya diregenerasi.
Jika katalisator dapat diregenerasi tanpa harus merusak aktivitasnya dapat
mengurangi biaya pembelian katalisator baru
4. Dapat diproduksi dalam jumlah yang besar
Tahan terhadap racun. Jika katalisator tahan terhadap racun akan berumur
panjang dan tidak mudah kehilangan aktivitasnya.

2.5 Gambaran Fixed Bed Multitube

Gambar 2.1. Fixed Bed Mutitube Reactor

Gambar 2.2. Penampang dalam Fixed Bed Mutitube Reactor

17
2.6 ganmabja

DAFTAR PUSTAKA

Kusmiyati, 2015."Reaktor Kimia". Muhammadiyah University Press: Surakarta.

Faith ,W.L., Keyes, D.B., and Clark, R.L., 1975, Industrial Chemicals, 4th
Edition, John Wiley Sons Inc., New York

http://www.engin.umich.edu/~CRE/01chap/html/reactors/bp.htm

18
http://www.igb.fraunhofer.de/WWW/presse/Jahr/1998/en/PI_Fixed-bed-
reactor.em

19

You might also like