You are on page 1of 8

JURNAL PSIKOLOGI

2004, NO. 1, 55 62

BUDAYA PERUSAHAAN DAN PERSEPSI


PENGEMBANGAN KARIR PADA KARYAWAN
YANG BEKERJA
DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA
Tina Melinda dan Zulkarnain
Program Studi Psikologi Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

The purpose of this study is to investigate the relationship between


Corporate Culture and Perception of Carrier Development. The study was a
field research which data collected through Scale of Corporate Culture and
Scale of Perception of Carrier Development. The subject were employees of PT.
Telekomunikasi Indonesia Divisi Regional I Sumatera (Medan). The result show
that was a significant correlation between corporate culture and perception of
carrier development (rxy = 0.833, p < 0.01). the correlation indicated that the
strong corporate culture, the more positive perception of carrier development. In
addition, the finding also shows there was no significant difference in perception
of carrier development based on worked period (F = 2,193, p > 0.05)
Keywords: Corporate Culture, Perception of Carrier development.

Pada masa sekarang ini hanya ada satu dengan daya tahan perusahaan, perluasan
landasan sukses untuk keunggulan bersaing dan peningkatan profitabilitas mereka,
bagi perusahaanperusahaan yaitu perusahaan menyediakan keamanan kerja,
bagaimana memanajemen faktor manusia dan lebih banyak peluang karir serta upah
dalam perusahaan itu. Perusahaan yang yang tinggi (Schuler dan Jackson, 1997).
mengelola dan mengembangkan sumber Dengan demikian sumber daya manusia
daya manusianya secara efektif akan yang ada akan mengembangkan dirinya.
memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi, Mereka adalah orangorang yang
produktivitas yang tinggi, nilai pasar yang memandang kerja bukan sematamata
tinggi dan pertumbuhan laba yang tinggi, sebagai sumber penghasilan akan tetapi
dengan kata lain perusahaanperusahaan wadah untuk memberikan sesuatu yang
ini dapat memenuhi kebutuhan organisasi, berarti bagi perusahaan dan memandang
pemegang saham dan investor. kerja sebagai suatu kesempatan untuk
Sementara itu manajemen SDM yang mengembangkan diri dan karir
efektif dapat memenuhi kebutuhan (Atmosoeprapto, 2001).
karyawan dalam beberapa cara sejalan

ISSN : 0215 - 8884


56 MELINDA & ZULKARNAIN

Noe, dkk (1994) menyatakan bahwa yang memenuhi kebutuhan bisnis perusa-
pengembangan karir adalah suatu proses haan, kebutuhan karyawan dan kebutuhan
pada saat karyawan mengalami kemajuan pemegang saham (Atmosoeprapto, 2001).
melalui serangkaian tingkatantingkatan Robbins (2001) mengemukakan bahwa
yang mana masingmasing tingkatan konsep budaya perusahaan dalam beberapa
dikarakteristikan dengan sejumlah dekade ini dipercaya sebagai salah satu alat
perbedaan yaitu jenis tugas yang semaking untuk mencapai keunggulan perusahaan
berkembang, aktivitas yang berbeda dan yang dapat membedakan antara suatu
hubungan yang berbeda. Hal ini berarti perusahaan dengan perusahaan lain. Setiap
bahwa karyawan akan mendapat tanggung perusahaan mempunyai budaya yang unik
jawab, wewenang dan jenisjenis tugas dan berbeda.
yang semakin besar.
Bagi perusahaan, budaya merupakan
Program perencanaan pengembangan satu hal yang sangat penting karena
karir seringkali tidak diterima secara positif kemampuannya untuk mengarahkan
oleh karyawan. Hal ini dipengaruhi oleh perilaku para anggota perusahaan ke tujuan
unsur pengukuran diri yang dilandasi oleh yang dikehendaki. Hal ini sesuai dengan
pengalaman yang diterima selama pernyataan Atmosoprapto (2001) bahwa
karyawan bekerja atau selama perjalanan Budaya perusahaan dapat dirasakan oleh
karirnya. Apabila setiap karyawan dalam sumber daya manusia yang berada di dalam
suatu organisasi atau suatu perusahaan perusahaan tersebut. Budaya perusahaan
merasakan bahwa prinsip dan nilainilai senantiasa mempengaruhi kondisi dasar
yang mendasari tindakan dan perilaku dan perilaku individu yang ada di
perusahaan sesuai dengan pandangan dalamnya. Tingkatan pengaruh yang
hidupnya, tidak menyimpang dari prinsip dialami masingmasing orang memang
pribadinya, maka karyawan tersebut akan berbeda, namun yang jelas setiap orang
bekerja dengan baik. Apa lagi jika mereka pasti terkena dampak, mengalami atau
memahami maksud, tujuan dan ruang merasakan pengaruh tersebut (Schatz &
lingkup kegiatan perusahaan serta mereka Schatz, 1995).
merasakan bahwa pandangan hidupnya
atau citacitanya akan mendapat tempat Pengaruh budaya perusahaan tersebut
yang sesuai di perusahaan tempat mereka melebihi pengaruh faktor lain dalam
bekerja maka mereka akan selalu terdorong organisasi, seperti struktur, sistem
untuk bekerja lebih baik, karena menyadari manajemen, dan lainlain. Ini adalah suatu
apa yang bermanfaat bagi perusahaan juga keadaan yang sangat diharapkan oleh para
bermanfaat bagi dirinya (Atmosoeprapto, pimpinan sehingga tidak bersusah payah
2001). mengarahkan perilaku anggota khususnya
ketika budaya perusahaan itu telah
Oleh karenanya seringsekali timbul tertanam kuat pada karyawannya. suatu
pertanyaan bagaimana kiat perusahaan budaya kuat apabila nilai inti organisasi itu
untuk menciptakan suasana yang kondusif dipegang secara intensif dan dianut
dan berprestasi positif bagi karyawannya ?. bersama secara meluas. Makin banyak
Salah satu jawaban untuk pertanyaan itu anggota yang menerima nilainilai inti dan
adalah dengan membangun suatu budaya makin besar komitmen mereka pada nilai

ISSN : 0215 - 8884


BUDAYA PERUSAHAAN DAN PERSEPSI PENGEMBANGAN KARIR 57

nilai tersebut maka makin kuat budaya sama, menciptakan lingkungan kerja yang
tersebut (Robbins, 2001). nyaman, menciptakan tingkat motivasi
Dalam rangka memenangkan yang luar biasa pada karyawan dan
kompetisi, PT. Telekomunikasi Indonesia memberikan kebebasan berinovasi bagi
telah mencanangkan visi untuk menjadi karyawan. Kondisi ini akan mempengaruhi
dominant player di kawasan regional dan pandangan karyawan terhadap perusahaan
untuk mewujudkan visi tersebut adalah sebagai wadah formal yang memberikan
dengan membangun budaya tunggal dan kesempatan kepada individu untuk berkarir
solid. Oleh karenanya maka diluncurkanlah dan berkarya dalam perusahaan ( Kotter
budaya perusahaan The TELKOM Way 135 dan Hesket, 1997).
yang akan dijadikan sebagai landasan
berperilaku bagi seluruh insan Telkom METODE
dalam menjalankan roda organisasi
(Buletin Sumatera, 2002). Dalam model Subjek Penelitian
budaya perusahaan The Telkom Way 135,
Committed 2U adalah asumsi dasar dan Subjek penelitian adalah karyawan PT.
keyakinan yang senantiasa harus Telekomunikasi Indonesia Divisi Regional
diteguhkan oleh setiap insan Telkom di I Sumatara (Wilayah Medan). Subjek
dalam hati mereka. Dengan hati yang sudah dalam penelitian ini berjumlah 79 orang,
diteguhkan itu maka harus ditindaklanjuti dengan masa kerja antara 4 sampai dengan
32 tahun.
dengan merajut pikiran bahwa hanya
dengan Competent People yang dapat Dalam penelitian digunakan skala
memberikan Excellent service dan sebagai alat pengumpul data. Skala yang
meningkatkan Customer Value. Karena itu digunakan yaitu :
ketiganya, Competent People, Excellent
service, dan Customer Value dijadikan nilai
1. Skala Budaya Perusahaan
inti (Core Values) dari keseluruhan nilai
nilai yang dikembangkan di perusahaan PT. Skala budaya perusahaan yang diguna-
Telekomunikasi Indonesia. kan adalah skala budaya perusahaan ini
Berfungsinya budaya perusahaan akan didasarkan atas konsep Miller (1987) yang
mempunyai dampak positif yang sangat terdiri dari 8 aspek, yaitu asas tujuan, asas
kuat terhadap perilaku para anggotanya konsesus, asas keunggulan, asas kesatuan,
termasuk kerelaan untuk meningkatkan asas prestasi, asas empirik, asas keakraban
produktivitasnya, artinya, budaya perusa- dan asas integritas. Setiap butir pernyataan
haan yang kuat akan menumbuhsuburkan diberikan empat alternatif jawaban. Sangat
tanggungjawab besar dalam diri individu Sesuai (SS). Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS)
sehingga akan berupaya semaksimal dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Skala ini
mungkin untuk menampilkan kinerja yang terdiri dari 61 item, dengan korelasi item
paling memuaskan tanpa harus selalu dengan skor total item bergerak antara
didorong atau diawasi (Sondang, 2002). 0.3580 sampai dengan 0.8257. Hasil
Budaya perusahaan yang kuat akan analisis reliabilitas dengan menggunakan
membimbing setiap individu ke arah yang teknik Alpha Cronbach menunjukkan
koefisien reliabilitas sebesar 0.9715.

ISSN : 0215 - 8884


58 MELINDA & ZULKARNAIN

2. Skala Persepsi Pengembangan Karir dengan persepsi pengembangan karir.


Koefisien determinasi (r = 0,7056)
Skala persepsi pengembangan karir
memperlihatkan bahwa budaya perusahaan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
memberikan sumbangan sebesar 70,56 %
skala yang disusun peneliti berdasarkan
terhadap persepsi pengembangan karir. Hal
konsep Noe, dkk (1994). Adapun aspek
ini menunjukkan budaya perusahaan
yang akan diukur adalah: persepsi peran
memberikan kontribusi yang kuat dalam
individu, peran manajer dan peran
persepsi pengembangan karir karyawan.
perusahaan. Setiap butir pernyataan
diberikan empat alternatif jawaban. Sangat
Sesuai (SS). Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS) 2. Hasil Tambahan
dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Skala ini
terdiri dari 41 item, dengan korelasi item a. Deskripsi data penelitian
dengan skor total item bergerak antara
0,3160 sampai dengan 0,7336. Hasil Berdasarkan deskripsi data penelitian
analisis reliabilitas dengan menggunakan dilakukan pengelompokan yang mengacu
teknik Alpha Cronbach menunjukkan pada kriteria kategorisasi.
koefisien reliabilitas sebesar 0.9583. Berdasarkan tabel. 1 di bawah diperoleh
mean empirik skala budaya perusahaan
175,41 (XE = 175,41) dengan SD empirik
HASIL PENELITIAN
22,625, dan mean hipotetik sebesar 152,5
1. Hasil Analisis Data Penelitian (Xh = 152,5) dengan SD hipotetik 30,5.
Hasil perbandingan antara skor mean
Analisis data dilakukan dengan teknik empirik dengan mean hipotetik. Hal ini
korelasi Product Moment diperoleh hasil mengindikasikan bahwa subjek penelitian
korelasi sebesar rxy = 0,840 dengan p < memiliki kemampuan yang tinggi dalam
0,01. Korelasi sebesar rxy = 0,840 menerima dan menginternalisasikan nilai-
menunjukkan hubungan positif yang sangat nilai budaya perusahaan.
signifikan antara budaya perusahaan
Tabel 1. Deskripsi Data Penelitian Budaya Perusahaan

Skor Empirik Skor Hipotetik


Variabel
Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD
Budaya
108 240 175,41 22,625 61 244 152,5 30,5
Perusahaan

Tabel 2. Deskripsi Data Penelitian Persepsi Pengembangan Karir


Skor Empirik Skor Hipotetik
Variabel
Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD
Persepsi Pengem-
66 142 101,77 15,394 37 148 92,5 18,5
bangan Karir

ISSN : 0215 - 8884


BUDAYA PERUSAHAAN DAN PERSEPSI PENGEMBANGAN KARIR 59

Berdasarkan tabel 2 di atas diperoleh pengembangan karirnya yang lebih tinggi


mean empirik skala persepsi pengem- dibandingkan pada umumnya.
bangan karir sebesar 101,77 (XE = 101,77)
dengan SD empirik 15,394 dan mean b. Deskripsi Persepsi Pengembangan Karir
hipotetik sebesar 92,5 (Xh = 92,5) dengan ditinjau dari masa kerja
SD hipotetik 18,5. Hasil perbandingan
Untuk mengetahui deskripsi persepsi
antara skor mean empirik dengan mean
pengembangan karir berdasarkan masa
hipotetik menunjukkan bahwa subjek
kerja dapat dilihat pada tabel. 3.
penelitian memiliki tingkat persepsi
Tabel 3. Deskripsi persepsi pengembangan karir berdasarkan masa kerja

Masa Kerja N Mean Std.Deviasi


4 9 Tahun 9 103.00 21.184
10 15 Tahun 26 94.54 11.549
16 21 Tahun 25 105.48 15.835
22 27 Tahun 13 106.62 18.684
28 33 Tahun 6 105.33 10.708

Dari tabel. 3 di peroleh data bahwa 9 %) orang karyawan memiliki masa kerja
(11 %) orang karyawan memiliki masa antara 28 33 tahun.
kerja antara 4 9 tahun. 26 (32,9 %) orang Hasil penelitian menunjukkan bahwa
karyawan memiliki masa kerja antara 10 tidak ada perbedaan yang signifikan
15 tahun, 25 (31,6 %) orang karyawan persepsi pengembangan karir berdasarkan
memiliki masa kerja antara 16 21 tahun. masa kerja (F = 2,193 dengan p > 0,05).
13 (16,4 %) orang karyawan memiliki Hal ini menunjukkan bahwa masa kerja
masa kerja antara 22 27 tahun dan 6 (7,6 tidak memiliki pengaruh terhadap persepsi
pengembangan karir karyawan.

Tabel 4. Hasil uji F persepsi pengembangan karir berdasarkan masa kerja

Sum Squares df Mean Square F Sig.


Between Groups 2098.787 4 524.697 2.193 .078
Within Groups 17705.112 74 239.258
Total 19803.899 78

DISKUSI terhadap nilai-nilai yang berlaku dalam


perusahaan, maka akan mempengaruhi
Hasil penelitian menunjukkan adanya
persepsi karyawan terhadap pengembangan
hubungan positif antara budaya perusahaan
karirnya. Hasil ini sejalan dengan pendapat
dengan persepsi karyawan terhadap
Sondang (2002) menyatakan sebagai
pengembangan karir. Hal ini menunjukkan
konsekuensi logis dari penerimaan terhadap
bahwa semakin kuat penerimaan karyawan

ISSN : 0215 - 8884


60 MELINDA & ZULKARNAIN

budaya dan rasa memiliki organisasi adalah efektif dijalankan dengan melakukan
para anggota organisasi akan bersedia orientasi tugas dan penghargaan atas
membuat komitmen khususnya dalam prestasi kerja yang dicapai sumber daya
memberikan pengorbanan terhadap manusia, ditujukan agar seluruh sumber
perusahaan sehingga para anggota akan daya manusia yang ada di perusahaan
ikhlas bekerja dan berusaha demi mengetahui secara jelas apa nilainilai
keberhasilan perusahaan. Kesediaan yang terkandung di dalam budaya
tersebut hanya akan tumbuh dan perusahaan tersebut; Kedua, tingkat
berkembang apabila para anggota komitmen anggota organisasi terhadap inti
organisasi yakin, bahwa keberhasilan dari nilainilai yang ada (Susanto, 1997).
organisasi adalah juga keberhasilan mereka Sondang (2002) menyatakan bahwa
untuk mencapai karir yang diinginkan, cita- budaya yang kuat mempunyai dampak
cita yang diharapkan, dan kepentingan yang kuat pada persepsi dan
pribadinya. Dengan kata lain mereka yakin kecenderungan para anggotanya dalam
bahwa budaya perusahaan mendukung melakukan perilaku tertentu. Penerimaan
mereka dalam mencapai karir yang yang kuat terhadap budaya perusahaan
diinginkan (Gomej dkk, 2001). dibuktikan oleh terinternalisasinya budaya
Kotter dan Hesket (1997) menjelaskan perusahaan tersebut di dalam diri individu
bahwa budaya perusahaan yang kuat akan dan bersedianya mengaktualisasikannya
menciptakan suatu tingkat motivasi yang dalam praktek sehari-hari yang dapat
luar biasa dalam diri para karyawan yang dilihat dari pola perilakunya. Makin kuat
mampu mendorongnya untuk memberikan budaya perusahaan maka makin tampak
yang terbaik dari seluruh kemampuannya. jelas keberhasilan anggotanya dalam
Budaya perusahaan yang kuat akan melakukan penyesuaian khususnya
membantu perusahaan memberikan terhadap nilai-nilai yang ada.
kepastian bagi seluruh sumber daya Selanjutnya dari analisa tambahan dapat
manusia untuk berkembang bersama diperoleh data bahwa tidak ada perbedaan
perusahaan dan bersamasama meningkat- persepsi pengembangan karir ditinjau dari
kan kegiatan usaha dalam menghadapi masa kerja. Artinya karyawan yang sudah
persaingan, walaupun tingkat pertumbuhan lama bekerja dalam perusahaan tersebut
dari masingmasing individu bervariasi. tidaklah berarti memiliki persepsi yang
Sebaliknya budaya perusahaan yang lemah positif terhadap pengembangan karirnya.
tidak akan mampu memberikan dorongan Dalam penelitian ini masa kerja karyawan
kepada karyawan untuk memiliki keinginan minimal 3 tahun dan dari data diperoleh
maju dan berkembang bersama perusahaan, mean masa kerja adalah 16,78 tahun. Hal
karyawan tidak memiliki keyakinan yang ini berarti bahwa rata-rata subyek
jelas tentang bagaimana dapat berhasil dan penelitian memasuki tahap pemeliharaan
berkembang di dalam usaha. Oleh karena dimana mereka pada tahap ini lebih
itu untuk menjadikan budaya perusahaan berfokus pada pemeliharaan keahlian
itu menjadi kuat ada dua faktor utama yang dibandingkan pengembangan (Noe, dkk,
perlu diperhatikan, yaitu; Pertama, 1994).
penyebaran nilainilai budaya, yang lebih

ISSN : 0215 - 8884


BUDAYA PERUSAHAAN DAN PERSEPSI PENGEMBANGAN KARIR 61

Saran c. Memperhatikan kepentingan semua


pihak yang terlibat dalam kelangsungan
1. Bagi Perusahaan
perusahaan, baik itu kepentingan
Sesuai dengan hasil penelitian yang pemilik perusahaan, pemegang saham,
menunjukkan pentingnya budaya perusa- pemerintahan, konsumen, dan tidak
haan bagi persepsi karyawan terhadap kalah pentingnya adalah karyawan.
pengembangan karirnya, maka pihak Adanya keseimbangan kepentingan
manajemen perusahaan harus mampu untuk semua pihak akan membantu
membentuk budaya perusahaan yang kuat, tumbuh dan diterimanya budaya
sehingga perusahaan dapat mapan dan perusahaan oleh semua pihak tanpa
mampu menghadapi era perdagangan bebas terkecuali.
yang semakin kompetitif. d. Memperjelas pola pengembangan karir
Pembentukan budaya yang kuat ini karyawan, sehingga karyawan
dapat dicapai dengan cara: termotivasi untuk mengembangkan
a. Mensosialisasikan budaya perusahaan dirinya dalam upaya pencapaian target
secara optimal dan kontinue sehingga karir yang mungkin diperolehnya.
budaya perusahaan menjadi miliki e. Menyediakan dan mengefektifkan
semua orang dalam perusahaan tanpa sarana konseling karir. Sarana konseling
terkecuali. Langkah yang mungkin karir hendaknya terbuka untuk semua
dapat dilakukan adalah: seleksi yang karyawan dan telah disosialisasikan
efektif terhadap calon karyawan terlebih dahulu tentang keberadaan
perusahaan, penempatan yang tepat sarana tersebut.
pada karyawan, pemberian penghargaan
dan reward berupa pengakuan terhadap
KEPUSTAKAAN
kinerja, promosi dan lainnya, perluasan
cerita atau berita tentang berbagai hal Atmosoeprapto, K. (2001), Produktivitas
yang berhubungan dengan budaya Aktualisasi Budaya Perusahaan:
perusahaan, komitmen manajemen mewujudkan Organisasi yang Efektif
puncak, dimana hendaknya manajemen dan Efisien melalui SDM Berdaya.
puncak memiliki komitmen terhadap Jakarta: Elex Media Komputindo,
perkataan dengan perbuatan. Gramedia.
b. Memelihara budaya perusahaan tersebut Gomej, Mejia, L.R., Balkin, D. B., &
dengan cara-cara sebagai berikut: Cardy, R. L. (2001), Managing Human
pimpinan harus senantiasa memberikan Resources, 3th Ed, London: Prentice
dorongan kepada para manajer dan Hall International, Inc.
karyawan untuk mengimplementasikan Kotter, J.P., & Hesket, J.L. (1997),
budaya perusahaannya dalam setiap Dampak Budaya Perusahaan terhadap
event penting; perusahaan harus Kinerja. Jakarta : PT Prenhalindo.
berusaha adaptif terhadap subculture Miller, L.M. (1987), Manajemen Era Baru;
yang ada dan turut serta memperkaya Beberapa Pandangan mengenai
dominant culture
Budaya Perusahaan Modern, Alih
bahasa: Windrojo, Jakarta: Erlangga

ISSN : 0215 - 8884


62 MELINDA & ZULKARNAIN

Noe, R.A., Hollenbeck, J.R., Gerhart, B., Schuler, S. R., Jackson, S. E. (1997),
and Wright, P.M. (1994), Human Manajemen SDM menghadapi abad
Resource Management; Gaining A ke- 21, Ed 6, jilid 1, Jakarta : Erlangga
Competitive Advantage, New York Sondang, Siagiaan (2002), Kiat
:Irwin Inc. Meningkatkan Produktivitas Kerja,
Robbins, S. P. (2001), Organizational Jakarta: Rineka Cipta
Behavior, (9th Ed), Chicago: Prentice- Susanto, A.B. (1997), Manajemen dan
Hall International, Inc Persaingan Bisnis 3, Jakarta; Elex
Schatz, Kenneth dan Schatz, Linda (1995), media Komputindo, Gramedia
Keberhasilan daya pengaruh dalam Telkom buletin Sumatra (2002), buletin
manajemen. Jakarta : Spektrum utama internal divisi regional 1 sumatra,
Prentice Hall. edisi: JuliAgustus, p.18 20.

ISSN : 0215 - 8884

You might also like