Professional Documents
Culture Documents
2004, NO. 1, 55 62
ABSTRACT
Pada masa sekarang ini hanya ada satu dengan daya tahan perusahaan, perluasan
landasan sukses untuk keunggulan bersaing dan peningkatan profitabilitas mereka,
bagi perusahaanperusahaan yaitu perusahaan menyediakan keamanan kerja,
bagaimana memanajemen faktor manusia dan lebih banyak peluang karir serta upah
dalam perusahaan itu. Perusahaan yang yang tinggi (Schuler dan Jackson, 1997).
mengelola dan mengembangkan sumber Dengan demikian sumber daya manusia
daya manusianya secara efektif akan yang ada akan mengembangkan dirinya.
memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi, Mereka adalah orangorang yang
produktivitas yang tinggi, nilai pasar yang memandang kerja bukan sematamata
tinggi dan pertumbuhan laba yang tinggi, sebagai sumber penghasilan akan tetapi
dengan kata lain perusahaanperusahaan wadah untuk memberikan sesuatu yang
ini dapat memenuhi kebutuhan organisasi, berarti bagi perusahaan dan memandang
pemegang saham dan investor. kerja sebagai suatu kesempatan untuk
Sementara itu manajemen SDM yang mengembangkan diri dan karir
efektif dapat memenuhi kebutuhan (Atmosoeprapto, 2001).
karyawan dalam beberapa cara sejalan
Noe, dkk (1994) menyatakan bahwa yang memenuhi kebutuhan bisnis perusa-
pengembangan karir adalah suatu proses haan, kebutuhan karyawan dan kebutuhan
pada saat karyawan mengalami kemajuan pemegang saham (Atmosoeprapto, 2001).
melalui serangkaian tingkatantingkatan Robbins (2001) mengemukakan bahwa
yang mana masingmasing tingkatan konsep budaya perusahaan dalam beberapa
dikarakteristikan dengan sejumlah dekade ini dipercaya sebagai salah satu alat
perbedaan yaitu jenis tugas yang semaking untuk mencapai keunggulan perusahaan
berkembang, aktivitas yang berbeda dan yang dapat membedakan antara suatu
hubungan yang berbeda. Hal ini berarti perusahaan dengan perusahaan lain. Setiap
bahwa karyawan akan mendapat tanggung perusahaan mempunyai budaya yang unik
jawab, wewenang dan jenisjenis tugas dan berbeda.
yang semakin besar.
Bagi perusahaan, budaya merupakan
Program perencanaan pengembangan satu hal yang sangat penting karena
karir seringkali tidak diterima secara positif kemampuannya untuk mengarahkan
oleh karyawan. Hal ini dipengaruhi oleh perilaku para anggota perusahaan ke tujuan
unsur pengukuran diri yang dilandasi oleh yang dikehendaki. Hal ini sesuai dengan
pengalaman yang diterima selama pernyataan Atmosoprapto (2001) bahwa
karyawan bekerja atau selama perjalanan Budaya perusahaan dapat dirasakan oleh
karirnya. Apabila setiap karyawan dalam sumber daya manusia yang berada di dalam
suatu organisasi atau suatu perusahaan perusahaan tersebut. Budaya perusahaan
merasakan bahwa prinsip dan nilainilai senantiasa mempengaruhi kondisi dasar
yang mendasari tindakan dan perilaku dan perilaku individu yang ada di
perusahaan sesuai dengan pandangan dalamnya. Tingkatan pengaruh yang
hidupnya, tidak menyimpang dari prinsip dialami masingmasing orang memang
pribadinya, maka karyawan tersebut akan berbeda, namun yang jelas setiap orang
bekerja dengan baik. Apa lagi jika mereka pasti terkena dampak, mengalami atau
memahami maksud, tujuan dan ruang merasakan pengaruh tersebut (Schatz &
lingkup kegiatan perusahaan serta mereka Schatz, 1995).
merasakan bahwa pandangan hidupnya
atau citacitanya akan mendapat tempat Pengaruh budaya perusahaan tersebut
yang sesuai di perusahaan tempat mereka melebihi pengaruh faktor lain dalam
bekerja maka mereka akan selalu terdorong organisasi, seperti struktur, sistem
untuk bekerja lebih baik, karena menyadari manajemen, dan lainlain. Ini adalah suatu
apa yang bermanfaat bagi perusahaan juga keadaan yang sangat diharapkan oleh para
bermanfaat bagi dirinya (Atmosoeprapto, pimpinan sehingga tidak bersusah payah
2001). mengarahkan perilaku anggota khususnya
ketika budaya perusahaan itu telah
Oleh karenanya seringsekali timbul tertanam kuat pada karyawannya. suatu
pertanyaan bagaimana kiat perusahaan budaya kuat apabila nilai inti organisasi itu
untuk menciptakan suasana yang kondusif dipegang secara intensif dan dianut
dan berprestasi positif bagi karyawannya ?. bersama secara meluas. Makin banyak
Salah satu jawaban untuk pertanyaan itu anggota yang menerima nilainilai inti dan
adalah dengan membangun suatu budaya makin besar komitmen mereka pada nilai
nilai tersebut maka makin kuat budaya sama, menciptakan lingkungan kerja yang
tersebut (Robbins, 2001). nyaman, menciptakan tingkat motivasi
Dalam rangka memenangkan yang luar biasa pada karyawan dan
kompetisi, PT. Telekomunikasi Indonesia memberikan kebebasan berinovasi bagi
telah mencanangkan visi untuk menjadi karyawan. Kondisi ini akan mempengaruhi
dominant player di kawasan regional dan pandangan karyawan terhadap perusahaan
untuk mewujudkan visi tersebut adalah sebagai wadah formal yang memberikan
dengan membangun budaya tunggal dan kesempatan kepada individu untuk berkarir
solid. Oleh karenanya maka diluncurkanlah dan berkarya dalam perusahaan ( Kotter
budaya perusahaan The TELKOM Way 135 dan Hesket, 1997).
yang akan dijadikan sebagai landasan
berperilaku bagi seluruh insan Telkom METODE
dalam menjalankan roda organisasi
(Buletin Sumatera, 2002). Dalam model Subjek Penelitian
budaya perusahaan The Telkom Way 135,
Committed 2U adalah asumsi dasar dan Subjek penelitian adalah karyawan PT.
keyakinan yang senantiasa harus Telekomunikasi Indonesia Divisi Regional
diteguhkan oleh setiap insan Telkom di I Sumatara (Wilayah Medan). Subjek
dalam hati mereka. Dengan hati yang sudah dalam penelitian ini berjumlah 79 orang,
diteguhkan itu maka harus ditindaklanjuti dengan masa kerja antara 4 sampai dengan
32 tahun.
dengan merajut pikiran bahwa hanya
dengan Competent People yang dapat Dalam penelitian digunakan skala
memberikan Excellent service dan sebagai alat pengumpul data. Skala yang
meningkatkan Customer Value. Karena itu digunakan yaitu :
ketiganya, Competent People, Excellent
service, dan Customer Value dijadikan nilai
1. Skala Budaya Perusahaan
inti (Core Values) dari keseluruhan nilai
nilai yang dikembangkan di perusahaan PT. Skala budaya perusahaan yang diguna-
Telekomunikasi Indonesia. kan adalah skala budaya perusahaan ini
Berfungsinya budaya perusahaan akan didasarkan atas konsep Miller (1987) yang
mempunyai dampak positif yang sangat terdiri dari 8 aspek, yaitu asas tujuan, asas
kuat terhadap perilaku para anggotanya konsesus, asas keunggulan, asas kesatuan,
termasuk kerelaan untuk meningkatkan asas prestasi, asas empirik, asas keakraban
produktivitasnya, artinya, budaya perusa- dan asas integritas. Setiap butir pernyataan
haan yang kuat akan menumbuhsuburkan diberikan empat alternatif jawaban. Sangat
tanggungjawab besar dalam diri individu Sesuai (SS). Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS)
sehingga akan berupaya semaksimal dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Skala ini
mungkin untuk menampilkan kinerja yang terdiri dari 61 item, dengan korelasi item
paling memuaskan tanpa harus selalu dengan skor total item bergerak antara
didorong atau diawasi (Sondang, 2002). 0.3580 sampai dengan 0.8257. Hasil
Budaya perusahaan yang kuat akan analisis reliabilitas dengan menggunakan
membimbing setiap individu ke arah yang teknik Alpha Cronbach menunjukkan
koefisien reliabilitas sebesar 0.9715.
Dari tabel. 3 di peroleh data bahwa 9 %) orang karyawan memiliki masa kerja
(11 %) orang karyawan memiliki masa antara 28 33 tahun.
kerja antara 4 9 tahun. 26 (32,9 %) orang Hasil penelitian menunjukkan bahwa
karyawan memiliki masa kerja antara 10 tidak ada perbedaan yang signifikan
15 tahun, 25 (31,6 %) orang karyawan persepsi pengembangan karir berdasarkan
memiliki masa kerja antara 16 21 tahun. masa kerja (F = 2,193 dengan p > 0,05).
13 (16,4 %) orang karyawan memiliki Hal ini menunjukkan bahwa masa kerja
masa kerja antara 22 27 tahun dan 6 (7,6 tidak memiliki pengaruh terhadap persepsi
pengembangan karir karyawan.
budaya dan rasa memiliki organisasi adalah efektif dijalankan dengan melakukan
para anggota organisasi akan bersedia orientasi tugas dan penghargaan atas
membuat komitmen khususnya dalam prestasi kerja yang dicapai sumber daya
memberikan pengorbanan terhadap manusia, ditujukan agar seluruh sumber
perusahaan sehingga para anggota akan daya manusia yang ada di perusahaan
ikhlas bekerja dan berusaha demi mengetahui secara jelas apa nilainilai
keberhasilan perusahaan. Kesediaan yang terkandung di dalam budaya
tersebut hanya akan tumbuh dan perusahaan tersebut; Kedua, tingkat
berkembang apabila para anggota komitmen anggota organisasi terhadap inti
organisasi yakin, bahwa keberhasilan dari nilainilai yang ada (Susanto, 1997).
organisasi adalah juga keberhasilan mereka Sondang (2002) menyatakan bahwa
untuk mencapai karir yang diinginkan, cita- budaya yang kuat mempunyai dampak
cita yang diharapkan, dan kepentingan yang kuat pada persepsi dan
pribadinya. Dengan kata lain mereka yakin kecenderungan para anggotanya dalam
bahwa budaya perusahaan mendukung melakukan perilaku tertentu. Penerimaan
mereka dalam mencapai karir yang yang kuat terhadap budaya perusahaan
diinginkan (Gomej dkk, 2001). dibuktikan oleh terinternalisasinya budaya
Kotter dan Hesket (1997) menjelaskan perusahaan tersebut di dalam diri individu
bahwa budaya perusahaan yang kuat akan dan bersedianya mengaktualisasikannya
menciptakan suatu tingkat motivasi yang dalam praktek sehari-hari yang dapat
luar biasa dalam diri para karyawan yang dilihat dari pola perilakunya. Makin kuat
mampu mendorongnya untuk memberikan budaya perusahaan maka makin tampak
yang terbaik dari seluruh kemampuannya. jelas keberhasilan anggotanya dalam
Budaya perusahaan yang kuat akan melakukan penyesuaian khususnya
membantu perusahaan memberikan terhadap nilai-nilai yang ada.
kepastian bagi seluruh sumber daya Selanjutnya dari analisa tambahan dapat
manusia untuk berkembang bersama diperoleh data bahwa tidak ada perbedaan
perusahaan dan bersamasama meningkat- persepsi pengembangan karir ditinjau dari
kan kegiatan usaha dalam menghadapi masa kerja. Artinya karyawan yang sudah
persaingan, walaupun tingkat pertumbuhan lama bekerja dalam perusahaan tersebut
dari masingmasing individu bervariasi. tidaklah berarti memiliki persepsi yang
Sebaliknya budaya perusahaan yang lemah positif terhadap pengembangan karirnya.
tidak akan mampu memberikan dorongan Dalam penelitian ini masa kerja karyawan
kepada karyawan untuk memiliki keinginan minimal 3 tahun dan dari data diperoleh
maju dan berkembang bersama perusahaan, mean masa kerja adalah 16,78 tahun. Hal
karyawan tidak memiliki keyakinan yang ini berarti bahwa rata-rata subyek
jelas tentang bagaimana dapat berhasil dan penelitian memasuki tahap pemeliharaan
berkembang di dalam usaha. Oleh karena dimana mereka pada tahap ini lebih
itu untuk menjadikan budaya perusahaan berfokus pada pemeliharaan keahlian
itu menjadi kuat ada dua faktor utama yang dibandingkan pengembangan (Noe, dkk,
perlu diperhatikan, yaitu; Pertama, 1994).
penyebaran nilainilai budaya, yang lebih
Noe, R.A., Hollenbeck, J.R., Gerhart, B., Schuler, S. R., Jackson, S. E. (1997),
and Wright, P.M. (1994), Human Manajemen SDM menghadapi abad
Resource Management; Gaining A ke- 21, Ed 6, jilid 1, Jakarta : Erlangga
Competitive Advantage, New York Sondang, Siagiaan (2002), Kiat
:Irwin Inc. Meningkatkan Produktivitas Kerja,
Robbins, S. P. (2001), Organizational Jakarta: Rineka Cipta
Behavior, (9th Ed), Chicago: Prentice- Susanto, A.B. (1997), Manajemen dan
Hall International, Inc Persaingan Bisnis 3, Jakarta; Elex
Schatz, Kenneth dan Schatz, Linda (1995), media Komputindo, Gramedia
Keberhasilan daya pengaruh dalam Telkom buletin Sumatra (2002), buletin
manajemen. Jakarta : Spektrum utama internal divisi regional 1 sumatra,
Prentice Hall. edisi: JuliAgustus, p.18 20.