You are on page 1of 7

Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.

2, Juli 2013

PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP INTENSITAS NYERI PADA PASIEN


PASCA OPERASI DI RUMAH SAKIT DUSTIRA CIMAHI

Argi Virgona Bangun1, Susi Nuraeni2


1,2 Program Studi Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Jendral Achmad Yani Cimahi

ABSTRACT
Lavender as aromatherapy give effect of relaxing and sedation. Research aimed to know the
influence of lavender aromatherapy on pain intensity on major surgical post operative patient.
This research used pre-experimental design with one group pretest-posttest design form.
Sample in this research as many as 10 people by purposive sampling technique and data
analysis by paired t-test. Statistical test result obtained p value 0,001. There is seen a
significance difference of pain intensity before and after lavender aromatherapy provision.
Suggestion for Dustira Hospital Cimahi, research could become input for Hospital to applied
lavender aromatherapy provision on post operative patient. Lavender aromatherapy should be
taught before surgery, and patients can be applied in patients after surgery.

Key Words : Aromatherapy, Lavender, Post Surgery Pain, Pain Intensity

ABSTRAK
Lavender sebagai aromaterapi memberikan efek relaksasi dan sedasi. Tujuan penelitian untuk
mengetahui pengaruh aromaterapi lavender terhadap intensitas nyeri pada pasien pasca
operasi. Penelitian ini menggunakan desain pre-eksperimental dengan bentuk rancangan one
group pretest-posttest design selama Januari - April 2013 dengan sampel yang dipilih secara
purposive sampling. Analisa data dengan uji paired t-test. Hasil uji statistik didapatkan nilai p
value 0,001 berarti ada perbedaan intensitas nyeri antara sebelum dan sesudah diberikan
aromaterapi lavender. Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi Rumah Sakit untuk
menerapkan pemberian aromaterapi lavender pada pasien pasca operasi.

Kata kunci : Aromaterapi, Lavender, operasi, Intensitas Nyeri

120
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013

PENDAHULUAN elektrik transkutaneus (TENS), distraksi,


Pembedahan merupakan suatu teknik relaksasi, imajinasi terbimbing,
tindakan pengobatan yang menggunakan hipnosis (Bare G & Smelzer C, 2002).
cara invasif dengan membuka dan Salah satu fungsi independen yang
menampilkan bagian tubuh yang akan merupakan fungsi mandiri dan tidak
ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini tergantung pada petugas medis lain,
umumnya dilakukan dengan membuat dimana perawat dalam melaksanakan
sayatan. Setelah bagian yang akan tugasnya dilakukan secara mandiri dengan
ditangani ditampilkan, selanjutnya keputusannya sendiri dalam melakukan
dilakukan perbaikan yang diakhiri dengan tindakan dalam rangka pemenuhan
penutupan dan penjahitan luka. Setiap kebutuhan dasar manusia (Hidayat, 2004).
pembedahan selalu berhubungan dengan Aromaterapi adalah terapi
insisi yang merupakan trauma bagi komplementer dalam praktek keperawatan
penderita yang menimbulkan berbagai dan menggunakan minyak esensial dari
keluhan dan gejala. Salah satu keluhan bau harum tumbuhan untuk mengurangi
yang sering dikemukakan adalah nyeri masalah kesehatan dan memperbaiki
(Sjamsuhidajat & Jong, 2005). Adapun kualitas hidup. Sharma (2009) mengatakan
bentuk nyeri yang dialami oleh klien pasca bahwa bau berpengaruh secara langsung
pembedahan adalah nyeri akut. Nyeri akut terhadap otak seperti obat analgesik.
secara serius mengancam penyembuhan Misalnya, mencium lavender maka akan
klien pasca operasi sehingga menghambat meningkatkan gelombang-gelombang alfa
kemampuan klien untuk terlibat aktif dalam didalam otak dan membantu untuk merasa
mobilisasi, rehabilitasi, dan hospitalisasi rileks. Berdasarkan studi pendahuluan
menjadi lama (Perry & Potter, 2006). pada 10 orang pasien pasca operasi
Nyeri setelah pembedahan bedah mayor yang mendapatkan terapi
merupakan hal yang fisiologis, tetapi hal ini analgesik dengan dosis dan cara
menjadi salah satu keluhan yang paling pemberian yang sama didapatkan bahwa
ditakuti oleh klien setelah pembedahan. skala nyeri mereka ada pada rentang yang
Sensasi nyeri mulai terasa sebelum berbeda-beda. Selain itu diketahui bahwa
kesadaran klien kembali penuh, dan upaya lain untuk mengatasi nyeri selain
semakin meningkat seiring dengan obat adalah hanya dengan melakukan
berkurangnya pengaruh anestesi. Adapun relaksasi nafas dalam. Penelitian ini
bentuk nyeri yang dialami oleh klien pasca bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pembedahan adalah nyeri akut (Perry & aromaterapi lavender terhadap intensitas
Potter, 2006). Tujuan dari manajemen nyeri pada pasien pasca operasi bedah
nyeri pasca operasi adalah untuk mayor di Rumah Sakit Dustira Cimahi.
mengurangi atau menghilangkan rasa sakit
dan ketidaknyamanan pasien dengan efek METODE PENELITIAN
samping seminimal mungkin. Salah satu Penelitian dilaksanakan di ruang
intervensi yang efek sampingnya minimal perawatan bedah wanita RS Dustira
adalah penatalaksanaan nonfarmakologi Cimahi pada April sampai dengan Mei
seperti stimulasi dan massase kutaneus, 2013. Penelitian ini menggunakan desain
terapi es dan panas, stimulasi saraf Quasi-experimental dengan one group
121
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013

pretest posttest. Responden terdiri dari 10 pembakar minyak dan tungku selama 10
orang pasien paska operasi bedah mayor menit. Responden diminta bernafas
hari ke-2 yang tidak memiliki riwayat normal, tidak melakukan aktivitas lain
dioperasi sebelumnya, berusia 18-45 selama menghirup aroma terapi, dalam
tahun, jenis kelamin perempuan, dan kondisi ruangan yang tenang. Selanjutnya
mendapatkan jenis analgetik yang serupa. satu jam kemudian skala nyeri diukur
Responden dikaji skala nyerinya kembali. Analisis bivariat dilakukan melalui
menggunakan Verbal Descriptor Scale uji paired t-test.
(VDS) lalu diberikan aroma terapi lavender
sebanyak 3 tetes dengan menggunakan

HASIL DAN BAHASAN


Tabel 1. Rerata Intensitas Nyeri Pasien Pasca Operasi Sebelum Pemberian Aromaterapi
Lavender di Rumah Sakit Dustira Cimahi.
Variabel Mean SD Minimum 95%CI
Maksimum
Intensitas Nyeri
Sebelum 2,99
4,80 2,530 2-10
Aromaterapi 6,61
Lavender

Dari hasil analisa tabel 1 terlihat merasakan nyeri (Kozier, et al. 2009).
bahwa intensitas nyeri sebelum diberikan Berdasarkan International Association For
aromaterapi lavender 4,80, dengan Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori
intensitas nyeri terendah 2 dan tertinggi subjektif dan emosional yang tidak
10. Dari tingkat kepercayaan pasien menyenangkan yang didapat terkait
disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa dengan kerusakan jaringan aktual maupun
rata-rata intensitas nyeri antara 2,99 potensial, atau menggambarkan kondisi
sampai 6,61. Hasil penelitian ini sejalan terjadinya kerusakan (Lyndon, 2013).
dengan penelitian yang telah dilakukan Nyeri setelah pembedahan
oleh Marzouk, et al (2012) yang merupakan hal yang fisiologis, tetapi hal ini
menunjukkan bahwa kombinasi dari efek merupakan salah satu keluhan yang paling
lavender dengan analgesik, sedatif, dan ditakuti oleh klien setelah pembedahan.
antikonvulsan dapat mengurangi nyeri efek Sensasi nyeri mulai terasa sebelum
anestesi lokal serta penelitian Maryati kesadaran klien kembali penuh, dan
(2010) menunjukan bahwa aromaterapi semakin meningkat seiring dengan
lavender berpengaruh terhadap nyeri haid berkurangnya pengaruh anestesi. Adapun
primer dengan nilai p=0,000, p value < bentuk nyeri yang dialami oleh klien pasca
(=0,05). McCaffery (2009) mendefinisikan pembedahan adalah nyeri akut yang
nyeri sebagai orang yang mengalami terjadi karena adanya luka insisi bekas
nyeri dalam segala hal dan terjadi kapan pembedahan (Perry dan Potter, 2006).
saja orang tersebut mengatakan bahwa ia Pada nyeri pasca bedah rangsangan nyeri

122
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013

disebabkan oleh rangsangan mekanik merasa nyeri ringan sampai dengan nyeri
yaitu luka (insisi) dimana insisi ini akan hebat tak tertahankan. Tujuan dari
merangsang mediator-mediator kimia dari manajemen nyeri pasca operasi adalah
nyeri seperti histamin, bradikinin, untuk mengurangi atau menghilangkan
asetilkolin, dan substansi prostaglandin rasa sakit dan ketidaknyamanan pasien
dimana zat-zat ini diduga dapat dengan efek samping seminimal mungkin.
meningkatkan sensitifitas reseptor nyeri Pendekatan farmakologi merupakan
yang akan menimbulkan sensasi nyeri. tindakan kolaborasi antara perawat
Selain zat yang mampu merangsang dengan dokter, yang menekankan pada
kepekaan nyeri, tubuh juga memiliki zat pemberian obat yang mampu
yang mampu menghambat (inhibitor) nyeri menghilangkan sensasi nyeri. Sedangkan
yaitu endorfin dan enkefalin yang mampu strategi penatalaksanaan nyeri
meredakan nyeri (Bare G & Smelzer C, nonfarmakologi dapat diterapkan berbagai
2002). tindakan keperawatan holistik. Pada
Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi trapi holistik di Indonesia,
rata-rata intensitas nyeri pasien pasca strategi tindakan holistik dipandang
operasi bedah mayor sebelum pemberian sebagai tindakan komplementer (Perry &
aromaterapi lavender adalah antara 2,99 Potter, 2006).
sampai 6,61. Hal itu bermakna mereka

Tabel 2. Rerata Intensitas Nyeri Pasien Pasca Operasi Sesudah Pemberian Aromaterapi
Lavender di Rumah Sakit Dustira Kota Cimahi.
Variabel Mean SD Minimum 95%CI
Maksimum
Intensitas Nyeri
Sesudah 2,09
4,10 2,807 1-10
Aromaterapi 6,11
Lavender

Dari hasil analisa tabel 2 intensitas terhadap obat-obatan. Perawat


nyeri sesudah diberikan aromaterapi mengajarkan keperawatan mandiri atau
lavender 4,10, dengan intensitas nyeri terapi komplementer kepada pasien atau
terendah 1 dan tertinggi 10. Dari tingkat keluarga pasien. Salah satu terapi
kepercayaan pasien disimpulkan bahwa komplementer adalah aromaterapi, dimana
95% diyakini bahwa rata-rata intensitas aromaterapi ini bermanfaat mengurangi
nyeri antara 2,09 sampai 6,11. Dipandang ketegangan otot yang akan mengurangi
dari segi biaya dan manfaat, penggunaan tingkat nyeri.
manajemen nonfarmakologi lebih Hasil penelitian menunjukan
ekonomis dan tidak ada efek sampingnya penurunan bermakna dari intensitas nyeri
jika dibandingkan dengan penggunaan paska pemberian aromaterapi Lavender,
manajemen nyeri farmakologi. Selain itu yaitu 2,09 sampai 6,11. Bau yang
juga mengurangi ketergantungan pasien merupakan stimulan ingatan yang sangat

123
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013

kuat, secara spontan memberikan tanda- otak yang dikaitkan dengan suasana hati,
tanda emosi yang disebabkan karena emosi, memori, dan belajar kita. Semua
keunikan dari sistem penciuman yang bau yang mencapai sistem limbik memiliki
berhubungan langsung dengan sistem pengaruh langsung pada suasana hati kita
limbik dan emosi kita (Romantyo & Harini, (Sharma, 2009).
1999) Sistem limbik adalah bagian dari

Tabel 3. Pengaruh Aromaterapi Lavender Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Pasca
Operasi Bedah Mayor di Rumah Sakit Dustira Kota Cimahi.
Variabel Mean SD Perbedaan P Value N
Rata-rata
Intensitas Nyeri
Pre 4,80 2,530 0,700 0,001 10
Post 4,10 2,807

Dari hasil analisa tabel 3 didapatkan kreativitas seseorang. Minyak lavender


bahwa rerata intensitas nyeri sebelum adalah salah satu aromaterapi yang
pemberian aromaterapi lavender adalah terkenal memiliki efek menenangkan.
4,80 dengan standar deviasi 2,530. Menurut penelitian yang dilakukan
Intensitas nyeri sesudah pemberian terhadap tikus, minyak lavender memiliki
aromaterapi lavender 4,10 dengan standar efek sedasi yang cukup baik dan dapat
deviasi 2,807. Terlihat nilai mean menurunkan aktivitas motorik mencapai
perbedaan rata-rata sebelum dan sesudah 78%, sehingga sering digunakan untuk
adalah 0,700. Hasil uji statistik didapatkan manajemen stres. Beberapa tetes minyak
perbedaan yang signifikan karena nilai p = lavender dapat membantu menanggulangi
0,001, p value < ( = 0,05). Maka dapat insomnia, memperbaiki mood seseorang,
disimpulkan ada perbedaan yang dan memberikan efek relaksasi. Pendapat
signifikan rata-rata sebelum dan sesudah ini juga didukung oleh Sharma (2009) yang
pemberian aromaterapi lavender. menyatakan bahwa lavender bersifat
Aromaterapi lavender bermanfaat analgesik; untuk nyeri kepala, nyeri otot,
untuk relaksasi, kecemasan, mood, dan bersifat antibakterial, antifungal,
pasca pembedahan menunjukkan antiinflamasi, antiseptik, dan penenang.
terjadinya penurunan kecemasan, Sejauh ini tidak ada kontraindikasi yang
perbaikan mood, dan terjadi peningkatan diketahui dan tidak terdapat iritasi jika
kekuatan gelombang alpha dan beta yang digunakan pada kulit dan juga tidak
menunjukkan peningkatan relaksasi. mengiritasi mukosa. Bahwa mencium
Gelombang alpha sangat bermanfaat lavender maka akan meningkatkan
dalam kondisi relaks mendorong aliran gelombang-gelombang alpha didalam otak
energi kreativitas dan perasaan segar dan dan membantu untuk merasa rileks.
sehat. Kondisi gelombang alpha ideal Hasil penelitian juga
untuk perenungan, memecahkan masalah, memperlihatkan bahwa ada 3 responden
dan visualisasi, bertindak sebagai gerbang dengan skala nyeri yang tetap sesudah

124
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013

diberikan aromaterapi lavender. Menurut memenuhi kebutuhan rasa nyamannya


data yang peneliti lakukan, semua Gaffar (1999, dalam Yudistira, 2011).
responden menyukai wangi aromaterapi
lavender. Walaupun semua responden SIMPULAN DAN SARAN
menyukai wangi aromaterapi, ada 3 Aromaterapi lavender berpengaruh
responden intensitas nyerinya tetap. Hal ini dalam penurunan intensitas nyeri pada
terjadi dikarenakan perbedaan karakteristik pasien pasca operasi bedah mayor
nyeri yaitu 2 responden mengalami nyeri ditandai dengan penurunan nilai rata-rata
yang berlangsung lama sampai merintih- intensitas nyeri sebelum dan sesudah
rintih kesakitan, gelisah, dan menangis. diberikan aromaterapi lavender. Perawat
Sedangkan 1 responden hanya gelisah perlu mengintegrasikan hasil penelitian ini
saja. Diagnosa medis responden pertama sebagai salah satu intervensi dalam
yaitu HNP lumbal skala nyerinya 10, asuhan keperawatan pada pasien paska
responden kedua yaitu amputasi dengan operasi. Perawat juga perlu
DM type II skala nyerinya 3, dan mensosialisasikan penggunaan aromatrapi
responden ketiga yaitu cholelitiasis skala lavender kepada pasien, keluarga, dan
nyerinya 7. Usia dari 3 responden ini 45 masyarakat melalui pemberian pendidikan
tahun dan usia ini paling tua dibanding kesehatan. Desain penelitian dapat dicoba
dengan 7 responden yang lain. Sesuai ulang dengan melibatkan kelompok kontrol
dengan (Perry & Potter, 2006), usia dan kelompok intervensi dan menambah
merupakan variabel penting yang jumlah sampel.
mempengaruhi nyeri. Perbedaan
perkembangan dan kesensitifan terhadap DAFTAR PUSTAKA
nyeri, yang membuat hasil intensitas Baradero, M. et al. (2009). Prinsip &
nyerinya tetap berbeda dengan 7 Praktik Keperawatan
responden yang hasil intensitas nyerinya Perioperatif. Jakarta: EGC
berkurang. Bare G & Smelzer C. (2002). Buku Ajar
Responden yang mengalami skala Keperawatan Medikal-Bedah
tetap, setelah dihubungkan dengan konsep Brunner & Suddarth. Jakarta:
dari teori dalam keperawatan akan sesuai EGC
dengan pengertian nyeri adalah sebuah Budiman. (2011). Penelitian Kesehatan.
sensasi subjektif sehingga tidak ada dua Bandung: Refika Aditama
orang yang berespons dengan cara yang Dahlan, S.M. (2009). Statistik Untuk
sama. Nyeri dapat secara langsung Kedokteran dan Kesehatan.
mengganggu kesehatan dan memperlama Jakarta: Salemba Medika
penyembuhan dari pembedahan, penyakit, Dewi, 2010, Aromaterapi Lavender
dan trauma. Seseorang mendapat suatu Sebagai Media Relaksasi.
stresor, dalam hal ini nyeri maka orang http://www.jurnal.unud.ac.id//
tersebut akan berespon untuk Evidence-Based Complementary and
mempertahankan kesehatannya Alternative Medicine, 2012, The
(mengurangi nyeri). Sehingga responden Effect of Aromatherapy
akan menggunakan kopingnya untuk Abdominal Massage on
Alleviating Menstrual Pain in
125
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013

Nursing Students. tersedia Price (1997, dalam Sihotang, 2009).


http://www.dx.doi.org// Pengaruh Aromaterapi Lavender
Ermiati, et al, 2010, tersedia Terhadap Perubahan TD, HR,
http://www.unpad.ac.id// RR Ibu Kala I Persalinan.
Pengaruh Aromatherapy http://www.repository.usu.ac.id
Terhadap Nyeri Haid Primer.html Purwanto, B. (2013). Herbal dan
Gaffar (1999, dalam Yudistira, 2011). Keperawatan Komplementer
Efektivitas Teknik Relaksasi (Teori, Praktik, Hukum dalam
Napas Dalam Terhadap Asuhan Keperawatan).
Penurunan Tingkat Nyeri. Yogyakarta: Nuha Medika
Cimahi: Stikes Jenderal Achmad Riyanto, A. (2011). Pengolahan dan
Yani Cimahi Analisis Data Kesehatan.
Hidayat, A. (2004). Pengantar Konsep Yogyakarta: Nuha Medika
Dasar Keperawatan. Jakarta: Romayantyo & Harini. (2011). Pengaruh
Salemba Medika Terapi Wewangian Minyak
Indonesia Sehat. (2010). Pustaka Esensial Bunga Mawar Dengan
Kesehatan Populer. Jakarta: Cara Inhalsi Terhadap Tingkat
Ensiklopedia Kecemasan Pada Pasien Pre
Jaelani. (2009). Aroma Terapi. Jakarta: Opp
Pustaka Populer Obor http://www.repository.unand.ac.id
Kozier, B. et al. (2011). Buku Ajar Sharma, S. (2009). Aroma Terapi.
Fundamental keperawatan Tangerang: Karisma
(Konsep, Proses, dan Praktik). Sihotang, R.D. (2009). Pengaruh
Jakarta: EGC Aromaterapi Lavender Terhadap
Kunthi, D & Mauliku, N. (2011). Metodologi Perubahan TD, HR, RR Ibu Kala
Penelitian Kesehatan. Jakarta I Persalinan, Skripsi, Medan,
Lyndon, S. (2013). Panduan Praktik http://www.repository.usu.ac.id
Keperawatan Klinis. Tangerang Sjamsuhidajat, R dan Jong W.D. (2005).
Selatan: Karisma Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta:
Muttaqin, A. (2009). Asuhan Keperawatan EGC
Perioperatif (Konsep, Proses, Sugiyono. (2005). Metode Penelitian
dan Aplikasi). Jakarta: Medika Administrasi. Bandung: Alfabeta
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Tamsuri (2006, dalam Yudistira, 2011).
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Efektivitas Teknik Relaksasi
Rineka Cipta Napas Dalam Terhadap
Potter & Perry. (2006). Buku ajar Penurunan Tingkat Nyeri.
Fundamental Keperawatan Cimahi: Stikes Jenderal Achmad
(Konsep, Proses, dan Praktik). Yani Cimahi
Jakarta: EGC
Prasetyo, S. (2010). Konsep dan Proses
Keperawatan Nyeri. Yogyakarta:
Graha Ilmu

126

You might also like