You are on page 1of 2

ABSTRAK

LATAR BELAKANG
Dismenore merupakan masalah yang sering dihadapi oleh perempuan dengan usia reproduksi
dan dapat memberi dampak seperti menurunnya kualitas hidup dari seorang perempuan.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan seorang perempuan mengalami dismenore
diantaranya seperti mengonsumsi makanan yang berlemak dan aktivitas fisik. Untuk itu
peneliti melakukan penelitian untuk melihat apakah ada hubungan antara mengkonsumsi
makanan yang berlemak dan aktivitas fisik dengan munculnya dismenore pada mahasiswi
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti yang berusia 17-22 tahun.
METODE
Penelitian menggunakan studi observasional dengan desain potong lintang yang
mengikutsertakan 193 mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti di daerah Grogol
Jakarta Barat. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner meliputi dismenore,
konsumsi lemak diukur dengan menggunakan food intake frequency questionnaire ( M-
MHW-FQ ) dan aktivitas fisik diukur menggunakan kuesioner Baecke. Teknik pengolahan
dan analisis data menggunakan uji statistik chi-square menggunakan program komputer
SPSS for Windows versi 17.
HASIL
Terdapat 78,8 % mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti mengalami dismenore.
Persentase mahasiswi yang mengonsumsi lemak dengan kategori kurang dan cukup hampir
sama untuk mengalami dismenore yaitu sebesar 73,7 % dan 78,7%, sedangkan persentase
konsumsi lemak dengan kategori lebih untuk mengalami dismenore sebesar 100%. Persentase
mahasiswi yang beraktivitas ringan dan sedang hampir sama untuk mengalami dismenore
yaitu 82% dan 85,3%, sedangkan persentase mahasiswi yang beraktivitas berat untuk
mengalami dismenore yaitu 48 %. Pada penelitian ini tidak ada hubungan antara konsumsi
lemak dengan dismenore ( P = 0,09 ), dan terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas
fisik dan dismenore ( p=0,00).
KESIMPULAN
Penelitian ini menunjukkan tidak adanya hubungan yang bermakna antara konsumsi lemak
dengan aktivitas fisik.
Kata kunci : dismenore, konsumsi lemak, aktivitas fisik, mahasiswi Fakultas Kedokteran
usia 17-22 tahun.

1
ABSTRACT

BACKGROUND
Dysmenorrhea is a common problem faced by woman in reproductive age and can have an
impact such as decreased quality of life. Many factors can cause a woman to experience
dysmenorrhea such as eating fatty food and physical activity. To the researh conducted a
study to analyze whether there is a relationship between eating fatty food and physical
activity with dysmenorrhea on female student in Faculty of Medicine, Trisakti University
aged 17-22 years.
METHODS
This study employed an analytical survey method using cross sectional approach that
included 193 female students in Faculty of Medicine, Trisakti University in Grogol area of
West Jakarta. Data was collected using questionnaire to find out dysmenorrhea, fat
consumptiom was estimated by using food intake frequency questionnaire ( M-MHW-FQ),
and physical activity was estimated using Baecke questionnaire. Technique of processing and
analyzing data was done with chi-square statistical test using SPSS for windwos version 17.0
computer program.
RESULTS
There are 78,8 % female student in Faculty medicine, Trisakti University experienced
dysmenorrhea. percentage of students who consumption fat with less category and quite
almost same to experiencing dysmenorrhea is equal 73.7% and 78.7%, while the percentage
of fat intake with more categories to experience dysmenorrhea is equal 100%. percentage of
students with mild activity and moderate activity nearly equal to experiencing dysmenorrhea
is equal 82% and 85,3 % %, while the percentage of heavy activity to experiencing
dysmenorrhea is 48 %. There is no relation between fat consumption with dysmenorrhea
( p=0,09) and there is significant realtion between physical activity with dysmenorrha
( 0=0,00).
CONCLUSION
The study show there was no relation between fat consumption with dysmenorreha and have
significant ralation between physical activity with dysmenorrhea.
Keywords : Dysmenorrhea, fat consumption, physical activity, female student on Faculty of
medicine aged 17-22 years

You might also like