You are on page 1of 19

1.

Gambaran skematik mediastinum dan kelainan yang dapat terjadi


Mediastinum berisi jantung, pembuluh darah besar, trakea, timus, kelenjar getah
bening dan jaringan ikat. Ada beberapa versi pembagian mediastinum.
Pada gambar dibawah ini dapat dilihat bahwa mediastinum dibagi atas 4 bagian :
1. Mediastinum superior, mulai pintu atas rongga dada sampai ke vertebra
torakal ke-5 dan bagian bawah sternum
2. Mediastinum anterior, dari garis batas mediastinum superior ke diafargma di
depan jantung.
3. Mediastinum posterior, dari garis batas mediastinum superior ke diafragma di
belakang jantung.
4. Mediastinum medial (tengah), dari garis batas mediastinum superior ke
diafragma di antara mediastinum anterior dan posterior.

Kelainan pada mediastinum:


Tumor mediastinum
Tumor mediastinum adalah tumor yang terdapat di dalam mediastinum yaitu
rongga di antara paru-paru kanan dan kiri yang berisi jantung, aorta, dan arteri
besar, pembuluh darah vena besar, trakea, kelenjar timus, saraf, jaringan ikat,
kelenjar getah bening dan salurannya. Karena rongga mediastinum tidak dapat
diperluas, maka pembesaran tumor dapat menekan organ penting di sekitarnya
dan dapat menganjam jiwa.
Klasifikasi tumor mediastinum didasarkan atas organ/jaringan asal tumor atau
jenis histologisnya, seperti dikemukakan oleh Rosenberg :

Radiologi
Foto toraks
Dari foto toraks PA/ lateral sudah dapat ditentukan lokasi tumor, anterior,
medial atau posterior, tetapi pada kasus dengan ukuran tumor yang besar sulit
ditentukan lokasi yang pasti.
Tomografi
Selain dapat menentukan lokasi tumor, juga dapat mendeteksi klasifikasi pada
lesi, yang sering ditemukan pada kista dermoid, tumor tiroid dan kadang-
kadang timoma. Tehnik ini semakin jarang digunakan.

CT-Scan toraks dengan kontras


Selain dapat mendeskripsi lokasi juga dapat mendeskripsi kelainan tumor
secara lebih baik dan dengan kemungkinan untuk menentukan perkiraan jenis
tumor, misalnya teratoma dan timoma. CT-Scan juga dapat menentukan stage
pada kasus timoma dengan cara mencari apakah telah terjadi invasi atau
belum. Perkembangan alat bantu ini mempermudah pelaksanaan pengambilan
bahan untuk pemeriksaan sitologi. Untuk menentukan luas radiasi. Beberapa
jenis tumor mediastinum sebaiknya dilakukan CT-Scan toraks dan CT Scan
abdomen.

Diagnosis banding tumor mediastinum anterior


Kista pericardial

Diagnosis banding tumor mediastinum posterior


Akalasia
Aneurisma aorta

2. Differensial Diagnosis bayangan opak pada foto polos abdomen dan


gambaran radiologinya
Gambaran radioopak pada foto polos abdomen merupakan tanda
adanya kalsifikasi berupa batu. Gambaran batu ini biasanya terjadi pada
kondisi nefrolithiasis, ureterolithiasis, vesicolithiasis, kolelithiasis, dan
kolelistitis. Foto polos abdomen dapat menentukan besar, macam dan lokasi
batu radioopak. Penilaian batu ginjal pada foto polos abdomen yang penting
diperhatikan adalah: jumlah, densitas, bayangan batu, lokasi, komplikasi
(obstruksi, parut ginjal, atau pembentukan striktur), terjadinya anomali, dan
nefrokalsinosis.
Berdasarkan opasitasnya batu pada traktus urinarius dibagi menjadi
tiga : batu opak (batu kalsium), batu semiopak (batu magnesium-amonium-
fosfat atau MAP), dan batu radiolusen (batu asam urat dan batu sistin). Batu
radiolusen adalah batu dengan kandungan kalsium yang minimal sehingga
tidak dapat dilihat pada foto polos abdomen yang biasanya mengandung
komponen asam urat. Dalam keadaan demikian dapat dilakukan pemeriksaan
CT scan polos tanpa media kontras untuk mengevaluasinya.
Batu pada traktus urinarius biasanya bersifat multilayer dan
permukaannya dapat kasar atau halus. Batu pada vesica urinaria lebih bulat
dengan permukaan regular sedangkan batu pada ureter atau uretra biasanya
berbentuk irregular. Kadang-kadang dijumpai batu yang mengisi dan
menyerupai pelviocalices ginjal yang disebut staghorn stone. Batu kecil dan
halus yang dijumpai pada calices minores kedua ginjal dijumpai pada kelainan
yang disebut nephrocalcinosis.

Bayangan radioopak pada nefrolithiasis dan vesicolithiasis

Batu pada kandung empedu dan salurannya biasa dijumpai pada kuadran kanan
atas dan biasanya berbentuk poligonal. Foto polos abdomen biasanya tidak
memberikan gambaran yang khas karena hanya sekitar 10-15% batu kandung
empedu yang bersifat radioopak. Kadang kandung empedu yang mengandung
cairan empedu berkadar kalsium tinggi dapat dilihat dengan foto polos. Pada
peradangan akut dengan kandung empedu yang membesar atau hidrops, kandung
empedu kadang terlihat sebagai massa jaringan lunak di kuadran kanan atas yang
menekan gambaran udara dalam usus besar, di fleksura hepatica.

Bayangan batu empedu kalsium di dalam lumen kandung empedu yang berasal
dari endapan kalsium karbonat.

Kalsifikasi Pankreas

Pankreatitis kronis merupakan proses inflamasi pankreas yang progresif dan


menyebabkan kerusakan parenkim pankreas yang irreversibel berupa fibrosis
serta mengakibatkan disfungsi eksokrin dan endokrin.Foto rontgen
memperlihatkan kalsifikasi pankreas pada 25 59 % pasien yang merupakan
patognomonik pada pankreatitis kronik. Kalsifikasi primer muncul pada
kalkuli intraduktal baik pada duktus pankreatikus mayor maupun minor.
Cholelithiasis
Foto polos abdomen biasanya tidak memberikan gambaran yang khas karena
hanya sekitar 10-15% batu kandung empedu yang bersifat radioopak. Kadang
kandung empedu yang mengandung cairan empedu berkadar kalsium tinggi
dapat dilihat dengan foto polos. Pada peradangan akut dengan kandung
empedu yang membesar atau hidrops, kandung empedu kadang terlihat
sebagai massa jaringan lunak di kuadran kanan atas yang menekan gambaran
udara dalam usus besar di fleksura hepatika. Walaupun teknik ini murah,
tetapi jarang dilakukan pada kolik bilier sebab nilai diagnostiknya rendah.

Air fluid level


Foto polos abdomen dengan posisi terlentang dan tegak (lateral dekubitus)
memperlihatkan dilatasi lengkung usus halus disertai adanya batas antara air
dan udara atau gas (air-fluid level) yang membentuk pola bagaikan tangga.
Hearing bone
Jarak valvula conniventes satu sama lain yang normal adalah 14 mm. Jarak
ini akan melebar pada keadaan distensi usus halus. Akibat distensi usus halus,
maka valvula conniventes agak teregang dan bersama-sama dengan valvula
conniventes dari loop yang bertetangga, akan tampak di foto sebagai
gambaran sirip ikan yang disebut herringbone appearance.
3. Sistema biliaris dan kelainan yang dapat terjadi (nomor5)

Anatomi
Kandung empedu adalah sebuah kantung berbentuk seperti buah pir, yang terletak
pada permukaan inferior dari hati pada garis yang memisahkan lobus kanan dan kiri,
yang disebut dengan fossa kandung empedu.Ukuran kandung empedu pada orang
dewasa adalah 7cm hingga 10 cm dengan kapasitas lebih kurang 30mL. Kandung
empedu menempel pada hati oleh jaringan ikat longgar , yang mengandung vena dan
saluran limfatik yang menghubungkan kandung empedu dengan hati. Kandung
empedu dibagi menjadi empat area anatomi: fundus, korpus, infundibulum, dan
kolum.

Saluran biliaris dimulai dari kanalikulus hepatosit, yang kemudian menuju ke duktus
biliaris. Duktus yang besar bergabung dengan duktus hepatikus kanan dan kiri, yang
akan bermuara ke duktus hepatikus komunis di porta hepatis.
Ketika duktus sistika dari kandung empedu bergabung dengan duktus hepatikus
komunis, maka terbentuklah duktus biliaris komunis.Duktus biliaris komunis secara
umum memiliki panjang 8 cm dan diameter 0.5-0.9 cm, melewati duodenum menuju
pangkal pankreas, dan kemudian menuju ampula Vateri.
Suplai darah ke kandung empedu biasanya berasal dari arteri sistika yang berasal dari
arteri hepatikus kanan.Asal arteri sistika dapat bervariasi pada tiap tiap orang, namun
95 % berasal dari arteri hepatik kanan.Aliran vena pada kandung empedu biasanya
melalui hubungan antara vena vena kecil.Vena-vena ini melalui permukaan kandung
empedu langsung ke hati dan bergabung dengan vena kolateral dari saluran empedu
bersama dan akhirnya menuju vena portal.Aliran limfatik dari kandung empedu
menyerupai aliran venanya.Cairan limfa mengalir dari kandung empedu ke hati dan
menuju duktus sistika dan masuk ke sebuah nodus atau sekelompok nodus. Dari
nodus ini cairan limfa pada akhinya akan masuk ke nodus pada vena portal. Kandung
empedu diinervasi oleh cabang dari saraf simpatetik dan parasimpatetik, yang
melewati pleksus seliaka.Saraf preganglionik simpatetik berasal dari T8 dan T9.Saraf
postganglionik simpatetik berasal dari pleksus seliaka dan berjalan bersama dengan
arteri hepatik dan vena portal menuju kandung empedu.Saraf parasimpatetik berasal
dari cabang nervus vagus.

Gambaran radiologi kelainan pada sistem biliaris


Batu pada kandung empedu dan salurannya biasa dijumpai pada kuadran kanan
atas dan biasanya berbentuk poligonal. Foto polos abdomen biasanya tidak
memberikan gambaran yang khas karena hanya sekitar 10-15% batu kandung
empedu yang bersifat radioopak. Kadang kandung empedu yang mengandung
cairan empedu berkadar kalsium tinggi dapat dilihat dengan foto polos. Pada
peradangan akut dengan kandung empedu yang membesar atau hidrops, kandung
empedu kadang terlihat sebagai massa jaringan lunak di kuadran kanan atas yang
menekan gambaran udara dalam usus besar, di fleksura hepatica.
Bayangan batu empedu kalsium di dalam lumen kandung empedu yang berasal
dari endapan kalsium karbonat.

4. Kelainan-kelainan yang biasa terjadi pada colon in loop dan IVP


(NOMOR 3 DAN 4)
A B C

D E
Gambar 1.Bowler hat signpadadivertikel (A) danpolip (B) sertaapple
coresignpadaca colon (C), Hirscprung disease (D),lead pipe appearance pada
colitis ulseratif (E).
Kelainan-kelainan yang dapat ditemukan dengan pemeriksaan IVP antara lain
hidronefrosis, pielonefritis, batu saluran kemih, keganasan,

A B C

D E
Gambar 2. Gambaran radiologis hidronefrosis (A), pielonefritis kronik (B),
nefrolitiasis (C), ureterolitiasis (D), vesicolitiasis (E)
5. Kelainan yang dapat terjadi pada vertebrae (nomor 7)
a. Kongenital
Spina bifida
Hemivertebra
Sacralisasi
Lumbalisasi
Scoliosis

b. Infeksi
Spondilitis
- Diskus intervertebralis menyempit
- Perubahan bentuk korpus vertebrae lumbal 2 berbentuk baji dengan lesi
korotik
- Pada kasus yang terlambat pembentukan tulang baru dan sklerotik
tidak sempurna

Osteomyelitis
- Pembengkakan jaringan lunak di dekat tulang yang terkena
- Stadium awal tanda destruksi tulang, terbentuk sequester karena
nekrosis tulang
- Terbentuk tulang baru tulang menjadi opak (sklerotik)
- Destruksi corpus destruksi diskus diskus menyempit abses
paravertebrae

c. Neoplasma
Tumor vertebrae
Metastasis vertebrae

Hernia nukleus pulposus

d. Trauma
Fraktur Vertebrae
Fraktur Kompresi

e. Degenerasi
Osteoporosis
Spondilosis
- Ditemukan adanya osteofit pada kolumna vertebrae yang bisa berupa
lipping, spur formation, atau bridging
- Tonjolan yang asimetris dan berbeda bentuk
- Penyempitan diskus intervertebralis
- Tulang menjadi porotik
- Korpus menjadi lebih pipih

You might also like